1. OUTLINE BUSINESS PLAN KEWIRAUSAHAAN IKM
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Metode Pengumpulan Data
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II. ANALISIS MAKRO
2.1. Perkembangan dan Proyeksi Permintaan Produk
2.2. Perkembangan dan Proyeksi Penawaran Produk
BAB III. ASPEK PEMASARAN
3.1. Segmenting, Targeting dan Positioning
3.2. Bauran Pemasaran
BAB IV. ASPEK PRODUKSI
4.1. Spesifikasi Produk
4.2. Penentuan Kapasitas dan Rencana Produksi
4.3 Proses Produksi
4.4 Bangunan, Mesin, Peralatan dan Harta Tetap Lainnya
4.5 Kebutuhan Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya
4.6 Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung
4.7 Penentuan Lokasi dan Tata Letak Usaha/Pabrik
BAB V. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI
5.1 Rencana Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi
5.2. Pengurusan Perijinan
5.3. Kebutuhan SDM dan Sistem Kompensasi
5.4. Kebutuhan Inventaris dan Alat Tulis Kantor
5.5. Kegiatan Praoperasi dan Jadwal Pelaksanaan
BAB VI. ASPEK KEUANGAN DAN KELAYAKAN USAHA
6.1. Jumlah dan Struktur Permodalan
6.2. Analisis Proyeksi Keuangan
6.2.1. Proyeksi Arus Kas
6.2.2. Proyeksi Rugi Laba
6.2.3. Proyeksi Neraca
6.3. Analisis Titik Impas
2. 6.4. Analisis Kelayakan Usaha
6.5. Analisis Sensitivitas
BAB VII. ANALISIS SWOT DAN KESIMPULAN
7.1 Analisis SWOT
7.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3. PENJELASAN BAGIAN PER BAGIAN
Judul
Rencana usaha yang dijadikan judul untuk karya akhir harus merupakan suatu bentuk
peningkatan nilai tambah dari komoditas unggulan yang ada di daerah masing -masing
dalam suatu kegiatan industri berskala mikro. Menurut Un dang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Usaha Kecil adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan
bersih mulai dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp
500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau memiliki hasil penjualan tahunan mulai dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp 2.500.000.000 (dua setengah miliar rupiah). Sumber pembiayaan
untuk investasi dapat berasal dari modal sendiri dan kredit dari lembaga -lembaga
keuangan. Jumlah kredit dari lembaga-lembaga keuangan maksimal sebesar 30 (tiga
puluh) persen dari total biaya proyek (tanah, bangunan, investasi awal dan modal
kerja).
Contoh Judul :
“Rencana Usaha Pengolahan Kelapa Terpadu (Minyak Goreng Tradisional, Nata
de Coco dan Arang Tempurung) di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat”
Ringkasan
Bagian ini menyajikan hal-hal pokok mengenai usaha yang direncanakan serta
kesimpulan dan saran secara keseluruhan. Ringkasan dibuat secara singkat dan padat
maksimal satu halaman dengan spasi tunggal. Pada bagian ringkasan ini tidak
diperbolehkan ada tabel dan gambar. Semua disajikan dalam bentuk kalimat.
4. Kata Pengantar
Bagian pengantar ini menguraikan pentingnya rencana usaha yang telah dibuat. Bagian
ini juga untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak -pihak yang telah membantu
dalam penyusunan rencana usaha. Ucapan terima kasih he ndaknya disampaikan
dengan bahasa formal pada pihak-pihak yang terlibat secara langsung.
Daftar Isi
Daftar isi mengikuti format yang telah ditetapkan.
Daftar Tabel
Daftar Tabel menggunakan nomor yang berurutan mulai dari nomor 1 dan seterusnya
sesuai dengan bab dimana tabel tersebut berada. Contoh Daftar Tabel seperti dapat
dilihat di bawah ini.
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Jabatan, Jumlah Staf, Uraian Tugas dan Penggajian di CV
HEROES COCONUT ............................................................... 6
2.2 Jenis dan Biaya Perijinan untuk Pendirian CV HEROES
COCONUT ................................................................... ............ 6
3.1 Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan CV HEROES
COCONUT ................................................................ .............. 7
Dst...................................................................... ......................
Daftar Gambar
Daftar Gambar menggunakan nomor yang berurutan mulai dari nomor 1 dan
seterusnya sesuai dengan bab dimana gambar tersebut berada. Contoh Daftar Gambar
seperti dapat dilihat di bawah ini.
5. DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Berbagai Produk yang Dihasilkan dari Buah Kelapa .................... 2
3.2 Struktur Organisasi CV HEROES COCONUT .............................. 5
4.1 Mesin Pemarut Kelapa ................................................................. 20
4.2 Mesin Pemeras Santan ................................................................. 21
Dst............
Daftar Lampiran
Daftar Lampiran menggunakan nomor yang berurutan mulai dari nomor 1 dan
seterusnya. Bagian yang dibuat lampiran adalah bagian yang terlalu besar jika
ditampilkan di dokumen inti, jadi sepenuhnya diserahkan kepada masing -masing
penulis. Contoh Daftar Lampiran seperti dapat dilihat di bawah ini.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Proyeksi Laporan Laba/Rugi ................................................... 120
2 Proyeksi Neraca ...................................... ................................ 121
3 Perhitungan Analisis Kelayakan Usaha .................................. 122
4 Dst........
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada bagian ini, diuraikan mengenai latar belakang penyusunan rencana usaha.
Keberhasilan rencana usaha tidak dapat terlepas dari kedudukan usaha tersebut dalam
struktur industri atau usaha di sekitar lokasi usaha. Oleh karena itu diuraikan mengenai
latar belakang pemrakarsa, kedudukan usaha dalam struktur ekonomi daerah serta
peranannya dalam pembangunan industri/usaha di daerah tersebut.
6. 1.2. Tujuan
Pada bagian ini, diuraikan mengenai tujuan penyusunan rencana usaha. Tujuan
rencana usaha lebih diarahkan pada aplikasi di lapangan dan bukan merupakan tujuan
yang bersifat akademis misalnya untuk memenuhi persyaratan menem puh ujian akhir
program diploma dan lain-lain.
1.3. Metode Pengumpulan Data
Pada bagian ini, diuraikan mengenai bagaimana data yang berhubungan dengan
rencana usaha diperoleh. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan melakukan
survey langsung (data primer) atau dengan melalui studi dokumentasi/pustaka (data
sekunder).
1.4. Sistematika
Pada bagian ini, diuraikan mengenai sistematika penulisan rencana usaha.
BAB II. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
2.1. Perkembangan dan Proyeksi Permintaan Produk
Pada bagian ini, diuraikan mengenai perkembangan permintaan produk sejenis
(jika data memungkinkan) dan proyeksi permintaan produk sejenis di daerah yang akan
menjadi lokasi pemasaran produk tersebut. Proyeksi permintaan dapat didasarkan atas
konsumsi per kapita atau proyeksi berdasarkan data masa lalu yang sudah ada
misalnya dengan menggunakan metode regresi sederhana.
2.2. Perkembangan dan Proyeksi Penawaran Produk
Pada bagian ini, diuraikan mengenai perkembangan penawaran produk sejenis
(jika data memungkinkan) dari perusahaan-perusahaan yang memasarkan produknya
di daerah tertentu dan proyeksi penawaran produk sejenis di daerah yang akan menjadi
lokasi pemasaran produk tersebut. Proyeksi penawaran dapat didasarkan atas
perkembangan ekonomi regional atau proyeksi berdasar kan data masa lalu yang sudah
ada misalnya dengan menggunakan metode regresi sederhana.
7. BAB III. ASPEK PEMASARAN
Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan segmentasi pasar, target pasar, posisi pasar dan bauran pemasaran yang
meliputi produk, harga, jalur distribusi, lokasi dan promosi untuk bauran pemasaran
yang berupa produk barang. Untuk produk jasa ditambahkan dengan people, physical
evidence dan process.
3.1 Segmenting, Targeting dan Positioning
Segmentasi merupakan aktivitas perencanaan usaha berkenaan dengan
pengelompokan konsumen berdasarkan beberapa karakteristik. Pemilahan ini bisa
berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara
mereka mengkonsumsi produk.
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah
mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang
menjadi target market. Dengan kata lain, targeting adalah membidik kelompok
konsumen mana yang akan kita sasar.
Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan
kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka
perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan
kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak
konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
3.2 Bauran Pemasaran
Dalam proses marketing, 4P ada pada tahap menyalurkan customer value dan
mengkomunikasikannya kepada pasar, dan bermain di level eksekusi. Marketing mix
merupakan klasifikasi untuk membangun strategi pemasaran yang efektif meliputi
product, price, place, dan promotion.
Pada bagian harga, diuraikan mengenai perkembangan harga produk sejenis (jika
data memungkinkan) dan proyeksi harga produk sejenis di daerah yang akan menjadi
lokasi pemasaran produk tersebut. Proyeksi harga dapat didasarkan pada data masa
lalu yang sudah ada misalnya dengan menggunakan metode regresi sederhana. Atau
dapat didasarkan pada strategi penentuan harga ( Pricing).
8. BAB IV. ASPEK PRODUKSI
Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan spesifikasi produk, kapasitas produksi, teknologi proses produksi yang dipilih,
kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu, tenaga kerja langsung, bangunan,
peralatan dan mesin yang digunakan, lokasi dan tata letak pabrik serta kegiatan umum
yang dilakukan.
4.1. Spesifikasi Produk
Pada bagian ini, diuraikan mengenai spesifikasi produk yang akan dihasilkan.
Spesifikasi produk meliputi ukuran/dimensi, sifat -sifat produk dan kemasan yang
digunakan. Prototipe produk ditampilkan dalam bentuk gambar supaya memberikan
pemahaman yang lebih baik. Pada bagian ini juga dapat disajikan tinjauan -tinjauan
pustaka secara singkat mengenai pohon industri dari bahan baku yang dikembangkan,
kandungan-kandungan gizi (untuk produk pertanian) dan lain -lain.
4.2. Penentuan Kapasitas dan Rencana Pro duksi
Pada bagian ini, diuraikan mengenai kapasitas yang direncanakan. Penentukan
kapasitas hendaknya disesuaikan dengan rencana produksi dan rencana penjualan.
Jangan sampai terjadi rencana produksi dan rencana penjualan yang jumlahnya
melebihi kapasitas terpasang dari mesin/peralatan atau kemampuan tenaga kerja yang
ada. Biasanya, kapasitas produksi ini tidak terpakai seluruhnya. Oleh karena itu,
dalam perencanaan ke depan perlu ditetapkan berapa persen kapasitas itu dapat
digunakan.
4.3. Proses Produksi
Pada bagian ini, diuraikan mengenai jenis teknologi yang dipilih dari berbagai
teknologi yang ada. Pada bagian ini diuraikan pula mengenai proses produksi yang
dilakukan lengkap dengan neraca massanya. Neraca massa menunjukkan berapa
banyak dari bahan baku yang digunakan akan menghasilkan produk akhir. Untuk
produk-produk berbasis pertanian biasanya dikenal dengan istilah rendemen atau yield.
Misalnya dalam 1 kg bahan baku (singkong), berapa banyak bagian yang terbuat
berupa kulit, ampas, air dan tepungnya.
9. 4.4. Bangunan, Mesin, Peralatan dan Harta Tetap Lainnya
Pada bagian ini, diuraikan mengenai kebutuhan bangunan, mesin, peralatan dan
harta tetap lainnya. Diuraikan pula berapa investasi yang dibutuhkan untuk bangunan,
mesin, peralatan dan harta tetap lainnya.
4.5. Kebutuhan Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya
Pada bagian ini, diuraikan mengenai kebutuhan bahan baku, bahan pembantu dan
bahan pendukung lainnya sesuai dengan rencana produksi yang sudah ditetapkan.
Diuraikan pula berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan baku,
bahan pembantu dan bahan pendukung tersebut.
4.6. Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung
Pada bagian ini, diuraikan mengenai kebutuhan tenaga kerja langsung dan berapa
biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung tersebut. Tenaga kerja
langsung dapat berupa tenaga kerja harian atau tenaga kerja borongan. Kebutuhan
tenaga kerja langsung harus selalu disesuikan dengan rencanan produksi dan rencana
penjualan yang telah ditetapkan.
4.7. Penentuan Lokasi dan Tata Letak Usaha/Pabrik
Pada bagian ini, diuraikan mengenai penentuan lokasi usaha/usaha yang dipilih.
Pemilihan harus diuraikan dengan berbagai macam pertimbangan seperti kemudahan
akses berbagai sarana dan prasarana, kedekatan dengan sumber bahan baku,
kedekatan dengan pasar dan lain-lain. Pada bagian ini diuraikan pula mengenai tata
letak usaha/pabrik berdasarkan identifikasi kebutuhan bangunan yang sudah
ditetapkan.
4.8. Kegiatan Umum Usaha
Pada bagian ini, diuraikan mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan dan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan bangunan/mesin, penerangan dan
penanganan limbah.
BAB V. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI
5.1. Rencana Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi
Pada bagian diuraikan mengenai bentuk usaha yang dipilih, pertimbangan -
pertimbangan pemilihan badan usaha tersebut (kelebihan dan keterbatasannya). Jika
10. badan usahanya berbadan hukum, harus dijelaskan bagaimana mekanisme dan
tahapan-tahapan pendirian usaha tersebut. Diuraikan pula mengenai struktur organisasi
perusahaan dan uraian kerja untuk masing-masing jabatan.
5.2. Pengurusan Perijinan
Pada bagian ini diuraikan mengenai perijinan-perijinan yang harus diurus dan
dimiliki oleh perusahaan baru, bagaimana prosedur perijinan-perijinan itu diperoleh dan
berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengurusan perijinan tersebut.
5.3. Kebutuhan SDM dan Sistem Kompensasi
Pada bagian ini diuraikan mengenai kebutuhan SDM untuk menjalankan usaha,
darimana dan tingkat keahlian yang harus dimiliki oleh SDM tersebut. Pada bagian ini
juga diuraikan mengenai bagaimana dan berapa kompensasi yang harus dibayarkan
untuk seluruh SDM yang ada.
5.4. Kebutuhan Inventaris dan Alat Tulis Kantor
Pada bagian ini diuraikan mengenai kebutuhan inventaris dan alat tulis kantor
serta besarnya investasi dan biaya untuk keduanya.
5.5. Kegiatan Praoperasi dan Jadwal Pelaksanaan
Pada bagian ini diuraikan menengai tahapan -tahapan yang harus dilakukan dan
jadwal pelaksanaan kegiatan serta kapan rencana usaha ini akan mulai diterapkan.
BAB VI. ASPEK KEUANGAN DAN KELAYAKAN USAHA
6.1. Jumlah dan Struktur Permodalan
Pada bagian ini diuraikan mengenai proyeksi kebutuhan dana modal tetap
keseluruhan beserta perincian tiap jenis harta tetap satu demi satu. Kebutuhan dana
modal tetap secara keseluruhan meliputi biaya pra -investasi, pengadaan tanah,
bangunan, mesin/peralatan, kendaraaan, inventaris kantor, bunga pinjaman selama
masa pembangunan, pengurusan perijinan serta biaya produksi percobaan. Kebutuhan
dana juga meliputi dana modal kerja awal untuk kebutuhan pembelian bahan baku,
bahan pembantu, dan biaya administrasi.
Diuraikan pula tentang struktur pembiayaan proyek yang diusulkan atau yang
diharapkan, serta dasar-dasar pertimbangan usulan tersebut, keuntungan serta
kerugian bagi usaha yang direncanakan. Disebutkan secara rinci mengenai sumber
11. pembiayaan yang diharapkan serta syarat minimal yang ditetapkan oleh setiap jenis
sumber. Sebagai contoh, apabila salah satu sumber pembiayaan yang diharapkan
adalah pinjaman dari bank, hendaknya diuraikan suku bunga pinjaman yang berlaku,
jangka waktu tenggang pembayaran kembali kredit, jumlah angsuran tiap masa
tertentu, cara pembayaran angsuran, jaminan kredit yang diminta dan sebagainya.
6.2. Analisis Proyeksi Keuangan
Untuk mengevaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial dan
mendatangkan keuntungan hendaknya disusun proyeksi tiga macam daftar keuangan
yaitu proyeksi arus kas, proyeksi rugi laba dan proyeksi neraca. Jangka waktu tahun
analisis disesuaikan dengan umur ekonomis mesin/peralatan produksi. Karena rencana
usaha ini akan dijalankan setelah lulus dari APP, maka tahun awal dari proyeksi
keuangan dihitung 3 (tiga tahun) setelah mahasiswa lulus dari APP. Sebagai contoh,
jika mahasiswa lulus tahun 2013, maka rencana usaha baru dapat dilaksanakan pada
tahun 2015.
6.2.1. Proyeksi Arus Kas
Proyeksi arus kas disusun dalam basis tahunan dengan memperhatikan seluruh
aspek kas masuk dan kas keluar. Proyeksi arus kas selanjutnya ditampilkan secara
garis besar pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan.
Sementara itu, perhitungan lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran.
6.2.2. Proyeksi Rugi Laba
Proyeksi rugi laba disusun dalam basis tahunan dengan memperhatikan seluruh
penerimaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Pada bagian-bagian tertentu, item-item
proyeksi arus kas dan rugi laba ada yang sama nilainya. Hal ini harus diperhatikan
betul konsistensinya sehingga pada penyusunan proyeksi neraca diperoleh neraca
yang seimbang (balance). Proyeksi rugi laba selanjutnya ditampilkan secara garis besar
pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan. Sementara itu,
perhitungan lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran.
6.2.3. Proyeksi Neraca
Proyeksi neraca disusun dalam basis tahunan dengan memperhatikan seluruh
aktiva dan pasiva yang dimiliki perusahaan. Proyeksi neraca selanju tnya ditampilkan
secara garis besar pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan.
12. Sementara itu, perhitungan lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran. Di samping
itu, evaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial baik untuk jan gka
pendek maupun jangka dapat dilakukan dengan melakukan analisis rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas dari proyeksi laporan rugi laba dan proyeksi neraca.
6.3. Analisis Titik Impas
Di dalam laporan evaluasi aspek keuangan hendaknya dihitung jumlah h asil
penjualan minimal produk yang harus dicapai tiap tahun agar dapat melampaui titik
break even atau impas. Hasil analisis titik impas selanjutnya ditampilkan secara garis
besar pada bagian ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan. Sementara itu ,
perhitungan lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran.
6.4. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha diukur dengan melakukan perhitungan -perhitungan
untuk mendapatkan nilai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C
Ratio (Benefit Cost Ratio) atau PI (Profitability Index) dan PBP (Pay Back Period). NPV
merupakan manfaat yang diperoleh proyek dalam jangka waktu analisis yang ditarik
pada nilai uang saat ini, jika NPV lebih dari nol maka proyek yang bersangkutan layak.
IRR merupakan suatu ukuran yang mencerminkan manfaat proyek dibandingkan
dengan tingkat suku bunga diskonto. Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga
diskonto maka proyek yang bersangkutan layak. B/C ratio merupakan ukuran
perbandingan antara manfaat dengan biaya yang dikeluarkan. Jika B/C ratio lebih dari
satu maka proyek yang bersangkutan layak. Sementara itu PBP merupakan ukuran
untuk melihat jangka waktu yang dibutuhkan agar dana yang diinvestasikan kembali.
Untuk keseragaman, tingkat suku bunga diskonto ditetapkan sebesar 12 persen.
Hasil analisis kelayakan usaha selanjutnya ditampilkan secara garis besar pada bagian
ini dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasan. Sementara itu, perhitungan
lengkapnya ditampilkan pada bagian lampiran.
6.5. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh faktor -faktor
tertentu terhadap kelayakan usaha secara keseluruhan. Dilakukan perhitungan untuk
melihat beberapa macam kemungkinan pengaruh positif atau negatif terhadap operas i
proyek bilamana terjadi perubahan pada faktor penentu tersebut. Analisis sensitivitas
13. biasanya dilakukan pada peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya produksi,
penurunan harga jual produk, penurunan jumlah penjualan dan kombinasi di antara
variabel-variabel tersebut. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan nilai 5
persen dan 10 persen perubahan pada variabel -variabel yang dianalisis.
BAB VII. ANALISIS SWOT DAN KESIMPULAN
7.1. Analisis SWOT
Pada bagian ini, diuraikan mengenai strategi pengembangan secara keseluruhan
yang harus dilakukan agar rencana bisnis yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Penyusunan strategi didahului dengan melakukan analisis SWOT, untuk kemudian
memilih strategi yang tepat menggunakan metode-metode tertentu.
7.2 Kesimpulan
Pada bagian ini diuraikan mengenai hasil evaluasi terhadap aspek demi aspek
rencana usaha dan kesimpulan hasil evaluasi secara keseluruhan.
1. Bagaimana kira-kira kemampuan pemrakarsa dalam pembiayaan p royek, maupun
dalam menangani kegiatan pembangunan dan operasi usaha yang direncanakan.
Dimana letak kekuatan dan kelemahan mereka, apakah diperlukan bantuan dari
luar, kalau diperlukan dalam hal atau bidang apa.
2. Bagaimana prospek masa depan usaha ditinjau dari segi pemasaran, teknis,
teknologis, manajemen operasional, ekonomi dan keuangan.
3. Bagaimana prospek masa depan usaha ditinjau dari semua aspek secara
keseluruhan.
4. Manfaat keuangan dan nonkeuangan apa yang dapat diperoleh dari usaha, berapa
jumlahnya bila diukur secara kuantitatif.