Dokumen tersebut membahas tentang pemecahan masalah, dimulai dari definisi masalah dan pentingnya kemampuan memecahan masalah. Dibahas pula langkah-langkah pemecahan masalah meliputi menganalisis masalah, membuat alternatif solusi, mengevaluasi alternatif, dan merencanakan tindak lanjut. Terakhir dibahas pula pendekatan manajemen pemecahan masalah seperti terobosan, memecahan masalah berulang, dan
2. PENDAHULUAN
Irama hidup manusia itu adalah masalah (problem) . Seseorang tidak
dapat dikatakan hidup, bila tidak pernah menghadapi masalah.
Siapa pun orangnya, tidak akan bisa luput dari masalah. Dari Nabi
Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, timpa-bertimpa masalah
yang harus diselesaikannya. Namun, dengan kiat-kiat khusus, para
utusan Allah itu berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah
yang dihadapi.
Dengan demikian, kita haruslah menyadari bahwa hidup dan
kehidupan kita berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari
diri kita sendiri mau-pun masalah yang datang dari luar kita.
Hidup adalah masalah. Masalah adalah jarak antara
keinginan dan kenyataan yang dihadapi saat ini. Masalah
adalah suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita
inginkan. Kemam-puan kita mempertemukan keinginan dan
kenyataan, itulah yang dinamakan dengan memecahkan
masalah .
3. Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu proses
penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh
dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses peme-cahan masalah adalah
pengambilan keputusan (decision making) yang didefe-nisikan sebagai memilih solusi
terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak
tepat akan mempengaruhi kualitas hasil pemecahan masalah yang dilakukan.
Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keteram-pilan yang
dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam aspek kehidupannya. Akan tetapi,
keterampilan ini menjadi lebih penting lagi perannya, bila dikait-kan dengan posisi
seorang pemimpin yang melaksanakan tugas-tugas kepemim-pinannya dalam suatu
organisasi. Pimpinan yang mampu menyelesaikan masa-lah organisasinya dengan
tepat dan benar, dipastikan akan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
memperlancar kepemimpinannya.
Beragam teori tentang pemecahan masalah telah dihasilkan oleh banyak pakar dan
ahli manajemen. Akan tetapi, dari sederetan teori tersebut, metode pemecahan
masalah secara analitis dipandang sebagai teori yang ‘mempan’ untuk beragam
kondisi dan suasana organisasi. Metode ini adalah salah satu pendekatan pemecahan
masalah yang sering dilakukan, serta bisa meningkat-kan kualitas individu. Dengan
menggunakan metode ini, seseorang dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam
menganalisa sebuah permasalahan. Kendatipun demikian, keberhasilan metode ini
sangat bergantung kepada kepiawaian indi-vidu atau pemimpin yang terlibat dalam
masalah yang hendak diselesaikan itu.
4. LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN
MASALAH
Dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, terutama dalam kepe-
mimpinan sebuah organisasi, ada beberapa langkah yang harus dilalui,
yaitu :
Menganalisa Masalah
Pada bagian ini, kita dituntut untuk bisa menganalisa atau melakukan
diagnosa terhadap sebuah masalah, kejadian, peristiwa atau situasi supaya
kita bisa fokus pada masalah yang sebenarnya. Seringkali orang dalam
mela-kukan pemecahan masalah terjebak pada gejala-gejala yang timbul
dari masalah tersebut.
Agar kita bisa memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan
bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefenisi-
kan suatu masalah, diperlukan upaya mencari informasi yang diperlukan
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian diharapkan, kita bisa
mendefensi-kan masalahnya dengan tepat dan benar.
5. Berikut ini adalah beberapa karakteristik
dari pendefenisian masalah yang baik :
Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif harus
dipisah-kan dari persepsi.
Semua pihak yang terlibat diperlukan sebagai sumber informasi.
Masalah harus dinyatakan secara tegas. Hal ini seringkali dapat
meng-hindarkan kita dari pembuatan defenisi yang tidak jelas.
Defenisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya
ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
Defenisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas pihak-pihak
yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah itu.
6. Membuat Alternatif Pemecahan
Masalah
Setelah kita berhasil mendiagnosa masalah tersebut dengan
tepat dan benar, langkah berikutnya yang harus dilakukan
adalah membuat sejumlah alternatif pemecahan masalah.
Pada tahap ini, kita diharapkan dapat memi-lih hanya satu
solusi, sebelum alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan.
Dengan memilih satu solusi masalah yang ditawarkan akan
menjadikan kualitas pemecahan masalah lebih efektif dan
efesien.
7. Ada beberapa karakteristik pembuatan
masalah yang harus diperha-tikan, yakni :
a. Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terle-bih dahulu
sebelum kemudian dilakukan evaluasi.
b. Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam
penyelesaian masalah. Semakin banyak orang yang mengusulkan alternatif, semakin
bagus pula untuk meningkatkan kualitas solusi dan penerimaan kelompok.
c. Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan
organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat, baik terhadap proses organisasi maupun
proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.
d. Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konse-kuensi yang
muncul dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan yang lain. Gagasan yang
kurang menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan
gagasan-gagasan lainnya.
f. Alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefenisikan
dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat
diabaikan bila tidak secara langsung mempenga-ruhi pemecahan masalah utama yang
sedang terjadi.
8. Mengevaluasi Alternatif-
alternatif
Setelah kita berhasil mengenali karakteristik pembuatan alternatif
tersebut di atas, kita perlu pula untuk mengevaluasi alternatif-
alternatif pemecahan masalah yang telah diambil. Pada tahap ini,
kita dituntut untuk berhati-hati memberikan penilaian keuntungan
dan kerugian terhadap alternatif-alternatif yang diambil. Agar kita
tidak terjebak pada kesalahan dalam penentuan solusian atau
pemecahan masalah, maka pada tahap evaluasi ini kita harus
memperhatikan :
Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah
tanpa menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak
diperkirakan sebelum-nya.
Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya.
Tingkat kemungkinan penerapannya.
9. Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik dari
evaluasi alternatif pemecahan masalah yang
baik :Alternatif-alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan
suatu standar yang optimal, bukan sekadar standar yang
memuaskan.
b. Penilaian terhadap alternatif-alternatif yang ada dilakukan secara
siste-matis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan
dipertimbangkan.
c. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya
dengan tujuan organisasi dan mempertimbangan pandangan-
pandangan dari orang lain yang terlibat di dalamnya.
d. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang
mung-kin ditimbulkannya, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
e. Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara tegas.
10. Rencana Tindak Lanjut
Yang harus dilakukan selanjutnya adalah penerapan solusi yang telah kita
pilih pada bagian pencarian alternatif pemecahan masalah. Pada bagian
ini, seorang penentu kebijakan harus peka pada keadaan yang mungkin
timbul terhadap solusi yang dijalankan, karena bagaimana pun, setiap
solusi yang ditawarkan selalu ada titik balik yang kemungkinan ada reaksi
negatif.
Berikut ini adalah karakteristik dari penerapan dan rencana tindak lanjut
yang efektif :
Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang
benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan
tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan
masalah dilakukan.
Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi “sedikit demi
sedikit” dengan tujuan meminimalkan terjadinya perlawanan dan me-
ningkatkan dukungan.
11. Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan
balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, haris dikomunikasikan,
sehingga terhadi proses pertukaran informasi.
Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari
penera-pan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun
dukungan dan komitmen.
Adanya sistem monitoring yang dapat memantau penerapan solusi
secara berkesinambungan.
Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi berdasarkan atas
terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena adanya
manfaat lain yang diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini.
Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yang
menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan dengan baik,
walaupun mungkin muncul dampak positif lainnya.
12. MEMANAJEMEN PEMECAHAN
MASALAH
Menghadapi masalah dan memecahkannya secara berulang-ulang, dapat
menjadikan kita dewasa dan memiliki filosofis hidup. Kekuatan filosofis kehi-
dupan adalah sejauhmana kita bisa mene-mukan tujuan hakiki hidup ini.
Salah satu pendekatan yang kerap digunakan dalam memanajemen peme-cahan
masalah adalah dengan menggunakan kiat terobosan (breaktrough oriented).
Keahlian dalam terobosan ini tidak dalam bentuk proses bertahap, tetapi lebih
kepada penggunaan Tujuh Kerangka Berpikir, sebagai berikut :
1. Originalitas dan Kemandirian
Pendekatan originalitas dan kemandirian ini menjadi dasar agar tidak selalu
bertitik tolak pada permasalah biasa, tetapi masuk pada kondisi untuk mencari
sesuatu yang baru dalam pemecahan masalah.
2. Menentukan Target
Menentukan target yang tepat dan berkonsentrasi kepadanya dengan menyortir
kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan target tersebut.
13. Memecahkan Masalah
Berulang-ulang
Membuat model permasalahan yang terjadi, melakukan
simulasi terhadapnya, dan mencoba model tersebut kepada
permasalahan yang lain, lalu mensimulasinya kembali secara
berulang-ulang, sehingga jawaban dari permasalahan yang
terjadi memiliki sifat stabil.
14. Memiliki Sistem Khusus
Keberhasilan memecahkan suatu masalah akan memunculkan
masa-lah lain. Hal ini karena satu masalah yang kita hadapi
adalah bagian dari sistem permasalahan yang integeral,
sehingga diperlukan sistem pemecahan masalah yang
mencakup keleluasaan elemen dan dimensi permasalahan
yang sedang dihadapi.
15. Mengumpulkan Informasi yang
Akurat
Informasi yang akurat menentukan keberhasilan pemecahan
masa-lah. Ini termasuk keahlian dalam mencari sumber
informasi dan meracik berbagai informasi yang didapatkan.
16. Orientasi kepada Orang Lain
Pemecahan suatu masalah harus bersifat universal, sehingga
setiap orang yang memiliki permasalahan yang sama bisa
memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan yang
pernah dilakukan pendahulunya.
17. Memperbaiki Jadwal dan
Program Kerja
Kunci dalam memecahkan masalah yaitu menentukan tujuan
atau target yang lebih besar, lalu menentukan pembaharuan
sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya masalah baru, lalu
melakukan semua itu dengan keyakinan dan manajemen yang
baik.
18. PENUTUP
Demikianlah penyajian materi Problem Solving yang bisa
dikemukakan pada kesempatan, semoga mendatangkan
manfaat dan dapat dipraktek-kan dalam kehidupan sehari-
hari, terutama dalam memajukan organi-sasi Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah di Tanah Datar. Selamat bekerja,