Dokumen tersebut membahas tentang pengertian berbicara dan menyimak menurut para ahli bahasa. Terdapat definisi berbicara sebagai kemampuan mengucapkan kata-kata untuk menyampaikan ide, dan menyimak sebagai proses mendengarkan dengan pemahaman untuk memahami pesan. Dibahas pula jenis-jenis menyimak, faktor yang mempengaruhinya, serta tujuan utama menyimak yaitu memahami pesan
1. Pengertian Berbicara Menurut Para Ahli Bahasa
Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa dalam bentuk lisan. Keterampilan ini
melatih siswa untuk mengeluarkan ide/pendapat melalui alat ucapnya.
H. G. Tarigan (Resmini, Novi dkk, 2006: 18) mengemukakan bahwa berbicara adalah:
Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Bentuk kegiatan berbicara, yaitu: memperkenalkan diri, menyapa orang lain, menceritakan pengalaman,
mendeskripsikan benda atau seseorang, bercakap-cakap, menanyakan sesuatu, menceritakan kegiatan
sehari-hari, melaporkan peristiwa, menceritakan kesukaan atau ketidaksukaan, bermain telepon,
memberikan tanggapan atau saran, berdiskusi, pidato dan lain-lain. Mengapresiasi dan berekspresi
sastra melalui kegiatan melisankan hasil karya sastra berupa dongeng, cerita rakyat, fabel, puisi anak,
drama, pantun dan karya sastra lainnya.
Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli Bahasa
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang melibatkan indera pendengaran. Selain itu dalam
kegiatan menyimak diperlukan konsentrasi yang baik agar bahan simakan dapat seluruhnya dipahami.
Djago Tarigan (1993: 4) mengemukakan bahwa:
Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.
2. Secara garis besar hubungan ini dapat dikemukakan berikut ini.
a. Berbicara dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat langsung dan resiprokal.
b. Berbicara dipelajari melalui keterampilan menyimak.
c. Peningkatan keterampilan menyimak akan meningkatkan keterampilan berbicara.
d. Bunyi dan suara merupakan faktor penting dalam keterampilan berbicara dan menyimak.
e. Berbicara diperoleh sebelum pemerolehan keterampilan membaca.
f. Pembelajaran keterampilan membaca pada tingkat lanjut akan membantu keterampilan berbicara.
g. Keterampilan berbicara diperoleh sebelum pembelajaran keterampilan menulis.
h. Berbicara cenderung kurang terstruktur dibandingkan dengan menulis.
i. Pembuatan catatan, bagan, dan sejenisnya dapat membntu keterampilan berbicara.
j. Performasi menulis dan berbicara berbeda, meskipun keduanya sama-sama bersifat produktif
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Timbal Balik (Resiprokal)
Adapun langkah-langkah pembelajaran resiprokal untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan
bacaan adalah sebagai berikut:
1. Memilih bahan bacaan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar.
2. Setelah siswa siap dalam sebuah kelompok kecil, guru memberi sedikit ulasan tentang bahan
bacaan berupa garis besar saja.
3. Guru menyebutkan bahwa ia akan mencoba menebak atau merumuskan pertanyaan terkait
judul bahan bacaan. Cukup satu buah pertanyaan saja, sebagai contoh bahwa pertanyaan bisa
dirumuskan dari bahan bacaan, bahkan hanya dengan melihat judulnya saja.
4. Guru meminta seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkannya terkait
judul.
5. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan
tersebut, tapi dengan menebak saja, tanpa membaca terlebih dahulu.
6. Guru meminta mungkin dari siswa ada yang ingin mengajukan pertanyaan lain mengenai bahan
bacaan itu, alinea per alinea lalu mencari tahu dengan membaca apakah tebakan mereka
tentang jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah dilontarkan tersebut tepat atau salah.
Demikian seterusnya hingga disepanjang kegiatan membaca, pemikiran siswa selalu bekerja
merumuskan pertanyaan lalu mencari jawabannya.
4. pengertian menyimak menurut para pakar
Defenisi Menyimak Menurut Para Pakar
Anderson (1972) dalam Guntur Tarigan (1986 : 19)
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang
lisan (Anderson, 1972 : 68)
Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 dalam Guntur Tarigan (1986 : 19)
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell
& Russell, 1959; Anderson, 1972 : 69)
Guntur Tarigan (1985 : 19)
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi,
serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan.
Djago Tarigan (1986)
Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada
peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan
minat.
Kamus Umum Bahasa Indonesi (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847)
Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak adalah
latihan mendengarkan baik-baik.
Kesimpulan :
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa
dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas
telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi
yang disampaikan bunyi tersebut.
Bagaimana menyimak ?
Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh mendengarkannya dan memahami isi pesan, penuh
perhatian, dengan baik, dengan minat yang tinggi, dan pemahaman yang mendalam tentang isi pesan
yang disampaikan.
Bila atau kapan menyimak ?
Menyimak pada saat ada pembicara atau bunyi lain yang sedang menyampaikan pesan baik dengan
bunyi bahasa atau non bahasa, pendengar harus menyimak pesan atau bunyi bahasa tersebut.
Tujuan menyimak ?
Menyimak memiliki tujuan yaitu menerima pesan dari bunyi bahasa dan memahaminya.
5. Apa yang disimak ?
Adapun yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti lisan dari alat ucap manusia atau
bunyi dari benda lain seperti sirine mobil pemadam kebakaran, mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain
yang disebut bunyi non bahasa.
Jenis Menyimak
Jenis menyimak menurut H. G. Tarigan :
1. Menyimak Ekstensif
Digunakan untuk memperkenalkan kembali bahan yang telah pernah dipelajari dalam suatu lingkungan
baru dengan cara yang baru.
2. Menyimak Intensif
Menyimak Intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secraa lebih bebas dan lebih umum serta
tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru.
3. Menyimak Sosial
a. Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam
situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.
b. Mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi
tersebut (Tarigan 1985 : 27)
4. Menyimak Kritis
Sejenis kegiatan menyimak, yang di dalam sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran
prasangka serta ketidak telitian yang diamati.
5. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif berhubungan dengan kegiatan imajinatif yang menyenangkan.
6. Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif sering disebut juga menyimak untuk menelaah sesuatu.
7. Menyimak Penyelidikan
Adalah menyimak intensif dengan maksud tujuan yang agak lebih sempit.
8. Menyimak Interigatif
Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan
perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
9. Menyimak Pasif
Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya memadai uapaya-upaya kita pada
saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai sesuatu
bahasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak
1. Faktor Psikologi
a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara.
b. Keegosentrisan dan kewajiban terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi.
c. Kepicikan kurang luas pandangan
d. Kebosanan atau tidak ada perhatian pada subjek
6. e. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, subjek.
2. Faktor Fisik
a. Sangat lelah
b. Ukuran gizi rendah
c. Ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin
d. Suara bising dari jalan atau kamar sebelah.
e. Berada dalam keadaan bingung.
f. Berada dalam keadaan tergesa-gesa dan lain-lain.
3. Faktor Pengalaman
Faktor pengalaman mempengaruhi dalam menyimak seperti penguasaan kosa kata.
4. Faktor Sikap
Faktor sikap terdiiri dari 2 yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang yang bersikap menerima akan
menerima hal-hal yang menraik saja. Sedangkan orang yang bersikap menolak akan menolak hal-hal
yang tidak menarik dan tidak menguntungkan.
5. Faktor Motivasi
Kalau motivasi kuat maka untuk mengerjakan sesuatu yang diharapkan akan berhasil. Motivasi ini erat
juga berkaitan dengan pribadi seseorang.
6. Faktor Jenis Kelamin
Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya
mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun
berbeda pula.
7. Faktor Lingkungan
Lingkungan Fisik yaitu agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan
gangguan. Lingkungan Sosial yaitu agar siswa dapat mengekpresikan ide-ide mereka.
8. Peranan dalam masyarakat yaitu sangat penting dalam menyampaikan informasi kita harus
mendengarkan ceramah/pidato yang disampaikan.
Kebisaan-kebiasaan jelek dalam menyimak
1. Menyimak Lompat Tiga
Yang dimaksud menyimak lompat tiga adalah perhatian penyimak melompat-lompat karena kecepatan
berfikr menyimak + 400 kata permenit sedangkan kecepatan berbicara hanya + 200 kata permenit.
2. Menyimak daku dapat fakta
Menyimak daku dapat fakta maksudnya penyimak berusaha menangkap satu dua fakta, dan kehilangan
fakta lainnya, sehingga penyimak tidak dapat bernalar dengan baik.
3. Menyimak Ketulian emosional
4. Menyimak superintensif
5. Menyimak penjelasan-penjelasan yang sulit
6. Penolakan secara gegabah terhadap sesuatu subjek sebagian yang tidak menarik perhatian
7. Mengkritik cara berpidato dan penampilan fisik seseorang pembicara
8. Perhatian pura-pura
9. Menyimak dengan pensil dan kertas di tangan.
7. Hakikat Menyimak
Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menuimak.
Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses
kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.
Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan senagaja tetapi
belum ada unsur pemahaman.
Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28)
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan
tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan
menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena
itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati
pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek
tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak
yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu
menyimak untuk tujuan :
1. mendapatkan fakta
2. menganalisis fakta
3. mengevaluasi fakta
4. mendapatkan inspirasi
5. menghibur diri
6. meningkatkan kemampuan berbicara
Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar bahasa
ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu
dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah
disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak,
mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai
akhirnya yang bersangkutan lancar berbicara.
Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai:
1. landasan belajar berbahasa
2. penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis
3. pelancar komunikasi lisan penambah informasi
Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam
pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan
televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat
mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah
disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi.
8. Hakikat Menyimak
- Sebagai sarana atau alat
- Sebagai pengalaman kreatif
- Sebagai seni
- Sebagai proses
- Sebagai keterampilan berkomunikasi
- Sebagai responsi
9. pengertian kata mendengar, mendengarkan, menyimak Minggu,
Mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada
bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi -bunyi tersebut. Proses mendengar
terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin
menarik perhatian, mungkin juga tidak.
Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi secara disengaja. Memperhatikan dengan baik
apa yang dikatakan oleh orang lain yang sudah mulai melibatkan unsur kejiwaan yang berarti aktivitas
mental sudah muncul, hanya belum setinggi aktivitas menyimak.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan.