SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Pengertian Berbicara Menurut Para Ahli Bahasa 
Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa dalam bentuk lisan. Keterampilan ini 
melatih siswa untuk mengeluarkan ide/pendapat melalui alat ucapnya. 
H. G. Tarigan (Resmini, Novi dkk, 2006: 18) mengemukakan bahwa berbicara adalah: 
Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan 
serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. 
Bentuk kegiatan berbicara, yaitu: memperkenalkan diri, menyapa orang lain, menceritakan pengalaman, 
mendeskripsikan benda atau seseorang, bercakap-cakap, menanyakan sesuatu, menceritakan kegiatan 
sehari-hari, melaporkan peristiwa, menceritakan kesukaan atau ketidaksukaan, bermain telepon, 
memberikan tanggapan atau saran, berdiskusi, pidato dan lain-lain. Mengapresiasi dan berekspresi 
sastra melalui kegiatan melisankan hasil karya sastra berupa dongeng, cerita rakyat, fabel, puisi anak, 
drama, pantun dan karya sastra lainnya. 
Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli Bahasa 
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang melibatkan indera pendengaran. Selain itu dalam 
kegiatan menyimak diperlukan konsentrasi yang baik agar bahan simakan dapat seluruhnya dipahami. 
Djago Tarigan (1993: 4) mengemukakan bahwa: 
Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.
Secara garis besar hubungan ini dapat dikemukakan berikut ini. 
a. Berbicara dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat langsung dan resiprokal. 
b. Berbicara dipelajari melalui keterampilan menyimak. 
c. Peningkatan keterampilan menyimak akan meningkatkan keterampilan berbicara. 
d. Bunyi dan suara merupakan faktor penting dalam keterampilan berbicara dan menyimak. 
e. Berbicara diperoleh sebelum pemerolehan keterampilan membaca. 
f. Pembelajaran keterampilan membaca pada tingkat lanjut akan membantu keterampilan berbicara. 
g. Keterampilan berbicara diperoleh sebelum pembelajaran keterampilan menulis. 
h. Berbicara cenderung kurang terstruktur dibandingkan dengan menulis. 
i. Pembuatan catatan, bagan, dan sejenisnya dapat membntu keterampilan berbicara. 
j. Performasi menulis dan berbicara berbeda, meskipun keduanya sama-sama bersifat produktif
Langkah-Langkah Pembelajaran Timbal Balik (Resiprokal) 
Adapun langkah-langkah pembelajaran resiprokal untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan 
bacaan adalah sebagai berikut: 
1. Memilih bahan bacaan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar. 
2. Setelah siswa siap dalam sebuah kelompok kecil, guru memberi sedikit ulasan tentang bahan 
bacaan berupa garis besar saja. 
3. Guru menyebutkan bahwa ia akan mencoba menebak atau merumuskan pertanyaan terkait 
judul bahan bacaan. Cukup satu buah pertanyaan saja, sebagai contoh bahwa pertanyaan bisa 
dirumuskan dari bahan bacaan, bahkan hanya dengan melihat judulnya saja. 
4. Guru meminta seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkannya terkait 
judul. 
5. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan 
tersebut, tapi dengan menebak saja, tanpa membaca terlebih dahulu. 
6. Guru meminta mungkin dari siswa ada yang ingin mengajukan pertanyaan lain mengenai bahan 
bacaan itu, alinea per alinea lalu mencari tahu dengan membaca apakah tebakan mereka 
tentang jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah dilontarkan tersebut tepat atau salah. 
Demikian seterusnya hingga disepanjang kegiatan membaca, pemikiran siswa selalu bekerja 
merumuskan pertanyaan lalu mencari jawabannya.
pengertian menyimak menurut para pakar 
Defenisi Menyimak Menurut Para Pakar 
Anderson (1972) dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) 
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang 
lisan (Anderson, 1972 : 68) 
Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) 
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell 
& Russell, 1959; Anderson, 1972 : 69) 
Guntur Tarigan (1985 : 19) 
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh 
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, 
serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa 
lisan. 
Djago Tarigan (1986) 
Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada 
peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan 
minat. 
Kamus Umum Bahasa Indonesi (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847) 
Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak adalah 
latihan mendengarkan baik-baik. 
Kesimpulan : 
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa 
dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas 
telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi 
yang disampaikan bunyi tersebut. 
Bagaimana menyimak ? 
Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh mendengarkannya dan memahami isi pesan, penuh 
perhatian, dengan baik, dengan minat yang tinggi, dan pemahaman yang mendalam tentang isi pesan 
yang disampaikan. 
Bila atau kapan menyimak ? 
Menyimak pada saat ada pembicara atau bunyi lain yang sedang menyampaikan pesan baik dengan 
bunyi bahasa atau non bahasa, pendengar harus menyimak pesan atau bunyi bahasa tersebut. 
Tujuan menyimak ? 
Menyimak memiliki tujuan yaitu menerima pesan dari bunyi bahasa dan memahaminya.
Apa yang disimak ? 
Adapun yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti lisan dari alat ucap manusia atau 
bunyi dari benda lain seperti sirine mobil pemadam kebakaran, mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain 
yang disebut bunyi non bahasa. 
Jenis Menyimak 
Jenis menyimak menurut H. G. Tarigan : 
1. Menyimak Ekstensif 
Digunakan untuk memperkenalkan kembali bahan yang telah pernah dipelajari dalam suatu lingkungan 
baru dengan cara yang baru. 
2. Menyimak Intensif 
Menyimak Intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secraa lebih bebas dan lebih umum serta 
tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru. 
3. Menyimak Sosial 
a. Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam 
situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. 
b. Mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi 
tersebut (Tarigan 1985 : 27) 
4. Menyimak Kritis 
Sejenis kegiatan menyimak, yang di dalam sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran 
prasangka serta ketidak telitian yang diamati. 
5. Menyimak Kreatif 
Menyimak kreatif berhubungan dengan kegiatan imajinatif yang menyenangkan. 
6. Menyimak Konsentratif 
Menyimak konsentratif sering disebut juga menyimak untuk menelaah sesuatu. 
7. Menyimak Penyelidikan 
Adalah menyimak intensif dengan maksud tujuan yang agak lebih sempit. 
8. Menyimak Interigatif 
Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan 
perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 
9. Menyimak Pasif 
Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya memadai uapaya-upaya kita pada 
saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai sesuatu 
bahasa. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak 
1. Faktor Psikologi 
a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara. 
b. Keegosentrisan dan kewajiban terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi. 
c. Kepicikan kurang luas pandangan 
d. Kebosanan atau tidak ada perhatian pada subjek
e. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, subjek. 
2. Faktor Fisik 
a. Sangat lelah 
b. Ukuran gizi rendah 
c. Ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin 
d. Suara bising dari jalan atau kamar sebelah. 
e. Berada dalam keadaan bingung. 
f. Berada dalam keadaan tergesa-gesa dan lain-lain. 
3. Faktor Pengalaman 
Faktor pengalaman mempengaruhi dalam menyimak seperti penguasaan kosa kata. 
4. Faktor Sikap 
Faktor sikap terdiiri dari 2 yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang yang bersikap menerima akan 
menerima hal-hal yang menraik saja. Sedangkan orang yang bersikap menolak akan menolak hal-hal 
yang tidak menarik dan tidak menguntungkan. 
5. Faktor Motivasi 
Kalau motivasi kuat maka untuk mengerjakan sesuatu yang diharapkan akan berhasil. Motivasi ini erat 
juga berkaitan dengan pribadi seseorang. 
6. Faktor Jenis Kelamin 
Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya 
mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun 
berbeda pula. 
7. Faktor Lingkungan 
Lingkungan Fisik yaitu agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan 
gangguan. Lingkungan Sosial yaitu agar siswa dapat mengekpresikan ide-ide mereka. 
8. Peranan dalam masyarakat yaitu sangat penting dalam menyampaikan informasi kita harus 
mendengarkan ceramah/pidato yang disampaikan. 
Kebisaan-kebiasaan jelek dalam menyimak 
1. Menyimak Lompat Tiga 
Yang dimaksud menyimak lompat tiga adalah perhatian penyimak melompat-lompat karena kecepatan 
berfikr menyimak + 400 kata permenit sedangkan kecepatan berbicara hanya + 200 kata permenit. 
2. Menyimak daku dapat fakta 
Menyimak daku dapat fakta maksudnya penyimak berusaha menangkap satu dua fakta, dan kehilangan 
fakta lainnya, sehingga penyimak tidak dapat bernalar dengan baik. 
3. Menyimak Ketulian emosional 
4. Menyimak superintensif 
5. Menyimak penjelasan-penjelasan yang sulit 
6. Penolakan secara gegabah terhadap sesuatu subjek sebagian yang tidak menarik perhatian 
7. Mengkritik cara berpidato dan penampilan fisik seseorang pembicara 
8. Perhatian pura-pura 
9. Menyimak dengan pensil dan kertas di tangan.
Hakikat Menyimak 
Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menuimak. 
Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses 
kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja. 
Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan senagaja tetapi 
belum ada unsur pemahaman. 
Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh 
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau 
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran 
atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28) 
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan 
tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan 
menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena 
itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati 
pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. 
Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek 
tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak 
yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu 
menyimak untuk tujuan : 
1. mendapatkan fakta 
2. menganalisis fakta 
3. mengevaluasi fakta 
4. mendapatkan inspirasi 
5. menghibur diri 
6. meningkatkan kemampuan berbicara 
Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar bahasa 
ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu 
dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah 
disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak, 
mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai 
akhirnya yang bersangkutan lancar berbicara. 
Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai: 
1. landasan belajar berbahasa 
2. penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis 
3. pelancar komunikasi lisan penambah informasi 
Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam 
pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan 
televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat 
mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah 
disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi.
Hakikat Menyimak 
- Sebagai sarana atau alat 
- Sebagai pengalaman kreatif 
- Sebagai seni 
- Sebagai proses 
- Sebagai keterampilan berkomunikasi 
- Sebagai responsi
pengertian kata mendengar, mendengarkan, menyimak Minggu, 
Mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada 
bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi -bunyi tersebut. Proses mendengar 
terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin 
menarik perhatian, mungkin juga tidak. 
Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi secara disengaja. Memperhatikan dengan baik 
apa yang dikatakan oleh orang lain yang sudah mulai melibatkan unsur kejiwaan yang berarti aktivitas 
mental sudah muncul, hanya belum setinggi aktivitas menyimak. 
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh 
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta 
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan.

More Related Content

What's hot

Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Siti Khoirunika
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Andi Saputro
 
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
Faris Rusli
 
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPTPengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Andhika Pratama
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
TyasMommy Cozy Azalea
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
komisariatimmbpp
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Lilis indah Kurniawati
 

What's hot (20)

Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
 
Model pembelajaran integratif
Model pembelajaran integratifModel pembelajaran integratif
Model pembelajaran integratif
 
CP-TP BAHASA INGGRIS.pptx
CP-TP BAHASA INGGRIS.pptxCP-TP BAHASA INGGRIS.pptx
CP-TP BAHASA INGGRIS.pptx
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Rubrik Penilaian
Rubrik PenilaianRubrik Penilaian
Rubrik Penilaian
 
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
 
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG ILAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
 
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran pptHakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPTPengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
Pengantar Perkembangan Peserta Didik PPT
 
Powerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetakPowerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetak
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
00 kata-kerja-operasional-kko-edisi-revisi-teori-bloom
 
RPP Bahasa Indonesia KD 3.3 Teks Eksplanasi
RPP Bahasa Indonesia KD 3.3 Teks EksplanasiRPP Bahasa Indonesia KD 3.3 Teks Eksplanasi
RPP Bahasa Indonesia KD 3.3 Teks Eksplanasi
 

Viewers also liked

Speaking skills
Speaking skillsSpeaking skills
Speaking skills
hina amir
 
Makalah rambu rambu berbicara
Makalah rambu   rambu berbicaraMakalah rambu   rambu berbicara
Makalah rambu rambu berbicara
Yogie Antony
 
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
apriliasnasution
 
Summary buku gorys keraf
Summary buku gorys kerafSummary buku gorys keraf
Summary buku gorys keraf
Alia Putri
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
Pak Bos
 
Terampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika BerbicaraTerampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika Berbicara
Arief Kurniatama
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Ijal Mustofa
 
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosialMakalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
Agoesdwybima Salim
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asing
Oktari Aneliya
 

Viewers also liked (20)

Speaking
SpeakingSpeaking
Speaking
 
Speaking skills
Speaking skillsSpeaking skills
Speaking skills
 
Pengertian keterampilan-berbicara
Pengertian keterampilan-berbicaraPengertian keterampilan-berbicara
Pengertian keterampilan-berbicara
 
Makalah rambu rambu berbicara
Makalah rambu   rambu berbicaraMakalah rambu   rambu berbicara
Makalah rambu rambu berbicara
 
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
 
listening, mendengarkan
listening, mendengarkanlistening, mendengarkan
listening, mendengarkan
 
Summary buku gorys keraf
Summary buku gorys kerafSummary buku gorys keraf
Summary buku gorys keraf
 
Berbicara untuk keperluan akademik
Berbicara untuk keperluan akademikBerbicara untuk keperluan akademik
Berbicara untuk keperluan akademik
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
kajian pustaka _ penelitian pendidikan
kajian pustaka _ penelitian pendidikankajian pustaka _ penelitian pendidikan
kajian pustaka _ penelitian pendidikan
 
Terampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika BerbicaraTerampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika Berbicara
 
Filsafat budaya Rancangan Perkulihan
Filsafat budaya Rancangan PerkulihanFilsafat budaya Rancangan Perkulihan
Filsafat budaya Rancangan Perkulihan
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosialMakalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
 
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asing
 
Pembelajaran Menulis
Pembelajaran MenulisPembelajaran Menulis
Pembelajaran Menulis
 
Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasa
 
Pembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran MendengarkanPembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran Mendengarkan
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang Berbicara
 

Similar to Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa

Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Mitha Ye Es
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.
Faris Rusli
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
rizkysantika
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
fara dillah
 

Similar to Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa (20)

Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
 
presentasi menyimak kritis
presentasi menyimak kritispresentasi menyimak kritis
presentasi menyimak kritis
 
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa BaliKeterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalam
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Makalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
Makalah kelompok 2 tentang Gaya BelajarMakalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
Makalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
 
Ery noviyani
Ery noviyaniEry noviyani
Ery noviyani
 
PELAJARAN
PELAJARANPELAJARAN
PELAJARAN
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyat
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
 menyimak kreatif - kemampuan berbahasa menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
 
Bmp mendengar tutur
Bmp mendengar tuturBmp mendengar tutur
Bmp mendengar tutur
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
 

Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa

  • 1. Pengertian Berbicara Menurut Para Ahli Bahasa Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa dalam bentuk lisan. Keterampilan ini melatih siswa untuk mengeluarkan ide/pendapat melalui alat ucapnya. H. G. Tarigan (Resmini, Novi dkk, 2006: 18) mengemukakan bahwa berbicara adalah: Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Bentuk kegiatan berbicara, yaitu: memperkenalkan diri, menyapa orang lain, menceritakan pengalaman, mendeskripsikan benda atau seseorang, bercakap-cakap, menanyakan sesuatu, menceritakan kegiatan sehari-hari, melaporkan peristiwa, menceritakan kesukaan atau ketidaksukaan, bermain telepon, memberikan tanggapan atau saran, berdiskusi, pidato dan lain-lain. Mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil karya sastra berupa dongeng, cerita rakyat, fabel, puisi anak, drama, pantun dan karya sastra lainnya. Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli Bahasa Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang melibatkan indera pendengaran. Selain itu dalam kegiatan menyimak diperlukan konsentrasi yang baik agar bahan simakan dapat seluruhnya dipahami. Djago Tarigan (1993: 4) mengemukakan bahwa: Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.
  • 2. Secara garis besar hubungan ini dapat dikemukakan berikut ini. a. Berbicara dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat langsung dan resiprokal. b. Berbicara dipelajari melalui keterampilan menyimak. c. Peningkatan keterampilan menyimak akan meningkatkan keterampilan berbicara. d. Bunyi dan suara merupakan faktor penting dalam keterampilan berbicara dan menyimak. e. Berbicara diperoleh sebelum pemerolehan keterampilan membaca. f. Pembelajaran keterampilan membaca pada tingkat lanjut akan membantu keterampilan berbicara. g. Keterampilan berbicara diperoleh sebelum pembelajaran keterampilan menulis. h. Berbicara cenderung kurang terstruktur dibandingkan dengan menulis. i. Pembuatan catatan, bagan, dan sejenisnya dapat membntu keterampilan berbicara. j. Performasi menulis dan berbicara berbeda, meskipun keduanya sama-sama bersifat produktif
  • 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Timbal Balik (Resiprokal) Adapun langkah-langkah pembelajaran resiprokal untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan bacaan adalah sebagai berikut: 1. Memilih bahan bacaan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar. 2. Setelah siswa siap dalam sebuah kelompok kecil, guru memberi sedikit ulasan tentang bahan bacaan berupa garis besar saja. 3. Guru menyebutkan bahwa ia akan mencoba menebak atau merumuskan pertanyaan terkait judul bahan bacaan. Cukup satu buah pertanyaan saja, sebagai contoh bahwa pertanyaan bisa dirumuskan dari bahan bacaan, bahkan hanya dengan melihat judulnya saja. 4. Guru meminta seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkannya terkait judul. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan tersebut, tapi dengan menebak saja, tanpa membaca terlebih dahulu. 6. Guru meminta mungkin dari siswa ada yang ingin mengajukan pertanyaan lain mengenai bahan bacaan itu, alinea per alinea lalu mencari tahu dengan membaca apakah tebakan mereka tentang jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah dilontarkan tersebut tepat atau salah. Demikian seterusnya hingga disepanjang kegiatan membaca, pemikiran siswa selalu bekerja merumuskan pertanyaan lalu mencari jawabannya.
  • 4. pengertian menyimak menurut para pakar Defenisi Menyimak Menurut Para Pakar Anderson (1972) dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang lisan (Anderson, 1972 : 68) Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 : 69) Guntur Tarigan (1985 : 19) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Djago Tarigan (1986) Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat. Kamus Umum Bahasa Indonesi (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847) Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak adalah latihan mendengarkan baik-baik. Kesimpulan : Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut. Bagaimana menyimak ? Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh mendengarkannya dan memahami isi pesan, penuh perhatian, dengan baik, dengan minat yang tinggi, dan pemahaman yang mendalam tentang isi pesan yang disampaikan. Bila atau kapan menyimak ? Menyimak pada saat ada pembicara atau bunyi lain yang sedang menyampaikan pesan baik dengan bunyi bahasa atau non bahasa, pendengar harus menyimak pesan atau bunyi bahasa tersebut. Tujuan menyimak ? Menyimak memiliki tujuan yaitu menerima pesan dari bunyi bahasa dan memahaminya.
  • 5. Apa yang disimak ? Adapun yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti lisan dari alat ucap manusia atau bunyi dari benda lain seperti sirine mobil pemadam kebakaran, mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain yang disebut bunyi non bahasa. Jenis Menyimak Jenis menyimak menurut H. G. Tarigan : 1. Menyimak Ekstensif Digunakan untuk memperkenalkan kembali bahan yang telah pernah dipelajari dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. 2. Menyimak Intensif Menyimak Intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secraa lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru. 3. Menyimak Sosial a. Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. b. Mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut (Tarigan 1985 : 27) 4. Menyimak Kritis Sejenis kegiatan menyimak, yang di dalam sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang diamati. 5. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif berhubungan dengan kegiatan imajinatif yang menyenangkan. 6. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif sering disebut juga menyimak untuk menelaah sesuatu. 7. Menyimak Penyelidikan Adalah menyimak intensif dengan maksud tujuan yang agak lebih sempit. 8. Menyimak Interigatif Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 9. Menyimak Pasif Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya memadai uapaya-upaya kita pada saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai sesuatu bahasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak 1. Faktor Psikologi a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara. b. Keegosentrisan dan kewajiban terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi. c. Kepicikan kurang luas pandangan d. Kebosanan atau tidak ada perhatian pada subjek
  • 6. e. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, subjek. 2. Faktor Fisik a. Sangat lelah b. Ukuran gizi rendah c. Ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin d. Suara bising dari jalan atau kamar sebelah. e. Berada dalam keadaan bingung. f. Berada dalam keadaan tergesa-gesa dan lain-lain. 3. Faktor Pengalaman Faktor pengalaman mempengaruhi dalam menyimak seperti penguasaan kosa kata. 4. Faktor Sikap Faktor sikap terdiiri dari 2 yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang yang bersikap menerima akan menerima hal-hal yang menraik saja. Sedangkan orang yang bersikap menolak akan menolak hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan. 5. Faktor Motivasi Kalau motivasi kuat maka untuk mengerjakan sesuatu yang diharapkan akan berhasil. Motivasi ini erat juga berkaitan dengan pribadi seseorang. 6. Faktor Jenis Kelamin Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. 7. Faktor Lingkungan Lingkungan Fisik yaitu agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Lingkungan Sosial yaitu agar siswa dapat mengekpresikan ide-ide mereka. 8. Peranan dalam masyarakat yaitu sangat penting dalam menyampaikan informasi kita harus mendengarkan ceramah/pidato yang disampaikan. Kebisaan-kebiasaan jelek dalam menyimak 1. Menyimak Lompat Tiga Yang dimaksud menyimak lompat tiga adalah perhatian penyimak melompat-lompat karena kecepatan berfikr menyimak + 400 kata permenit sedangkan kecepatan berbicara hanya + 200 kata permenit. 2. Menyimak daku dapat fakta Menyimak daku dapat fakta maksudnya penyimak berusaha menangkap satu dua fakta, dan kehilangan fakta lainnya, sehingga penyimak tidak dapat bernalar dengan baik. 3. Menyimak Ketulian emosional 4. Menyimak superintensif 5. Menyimak penjelasan-penjelasan yang sulit 6. Penolakan secara gegabah terhadap sesuatu subjek sebagian yang tidak menarik perhatian 7. Mengkritik cara berpidato dan penampilan fisik seseorang pembicara 8. Perhatian pura-pura 9. Menyimak dengan pensil dan kertas di tangan.
  • 7. Hakikat Menyimak Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menuimak. Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan senagaja tetapi belum ada unsur pemahaman. Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28) Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan : 1. mendapatkan fakta 2. menganalisis fakta 3. mengevaluasi fakta 4. mendapatkan inspirasi 5. menghibur diri 6. meningkatkan kemampuan berbicara Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak, mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai akhirnya yang bersangkutan lancar berbicara. Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai: 1. landasan belajar berbahasa 2. penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis 3. pelancar komunikasi lisan penambah informasi Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi.
  • 8. Hakikat Menyimak - Sebagai sarana atau alat - Sebagai pengalaman kreatif - Sebagai seni - Sebagai proses - Sebagai keterampilan berkomunikasi - Sebagai responsi
  • 9. pengertian kata mendengar, mendengarkan, menyimak Minggu, Mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi -bunyi tersebut. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi secara disengaja. Memperhatikan dengan baik apa yang dikatakan oleh orang lain yang sudah mulai melibatkan unsur kejiwaan yang berarti aktivitas mental sudah muncul, hanya belum setinggi aktivitas menyimak. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan.