SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BAGIAN : SPEKTROSKOPI
ANALISIS SPEKTROMETRI Spektroskopi  adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik.  Metode pengukuran yang didasarkan pada pengetahuan tentang spektroskopi disebut spektrometri. ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
MATERI ,[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],Untuk Na ( e = 11, muatan = 0) maka gaya tarik elektron dengan inti kurang efektif. Untuk Na+ (e = 10, muatan = +1) maka gaya tarik elektron dengan inti lebih efektif.  Sehingga dapat dikatakan bahwa atom atau ion memiliki tingkat energi yang karakteristik. Hal ini mengakibatkan  spektroskopi atom juga karakteristik . Contoh :
SIFAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK   ,[object Object],[object Object],[object Object]
Radiasi elektromagnetik mempunyai dua sifat : sebagai gelombang dan materi ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Terjadi pelepasan elektron logam, bila energi radiasi yang diberikan sesuai.  Energi elektron yang dipancarkan ternyata sebanding dengan frekwensi radiasi yang diberikan. E elektron = h    - W Efek fotolistrik mudah terjadi pada logam yang mempunyai potensial ionisasi rendah seperti logam-logam alkali. Efek fotolistrik penting dalam spektroskopi khususnya pada rancangan suatu detektor. h   e logam
Interaksi Radiasi elektromagnetik dengan Materi I G I = Intensitas radiasi V yang dihasilkan sebanding dengan I V    I ada beda potensial (V)
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
HUBUNGAN KUANTITATIF RADIASI DENGAN MATERI Beberapa istilah dalam spektroskopi absorpsi adalah transmitansi, absorbansi dan absorptivitas.  Istilah tersebut digunakan dalam spektroskopi UV-Vis, spektroskopi absorpsi atom dan spektroskopi IR. Transmitansi Apabila suatu berkas sinar radiasi dengan intensitas Io dilewatkan melalui suatu larutan dalam wadah transparan maka sebagian radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang diteruskan It menjadi lebih kecil dari Io.  Transmitansi dengan simbol T dari larutan merupakan fraksi dari radiasi yang diteruskan atau ditansmisikan oleh larutan, yaitu : T = It/Io. Transmitansi biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Absorbansi Absorbansi dengan simbol A dari suatu larutan merupakan logaritma dari 1/T atau logaritma Io/It. A = log (1/T) = log (Io/It) = - log (T) Contoh : Bila A = 0 artinya radiasi diteruskan 100%, bila A = 1  artinya radiasi diteruskan 10%. Nama lain dari absorbansi adalah Optical Density (OD) Absortivitas dan Absortivitas Molar Absorbansi berbanding langsung dengan tebal larutan dan konsentrasi larutan (hukum Beer), yaitu : A = a b c dimana: A = absorbansi a = konstanta disebut absortivitas b = tebal larutan c = konsentrasi larutan
Jika konsentrasi c dinyatakan dalam mol/liter (Molar) dan tebal larutan dalam cm maka absortivitas disebut absortivitas molar (  ), sehingga A =    b c Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi berbanding langsung dengan tebal larutan dan konsentrasi seperti telah dikemukakan sebelumnya. Rumus ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Radiasi dengan intensitas Io yang dilewatkan bahan setebal b berisi sejumlah n partikel (atom, ion atau molekul) akan mengakibatkan intensitas berkurang menjadi It
Io > It Berkurangnya intensitas radiasi tergantung dari luas penampang (S) yang menyerap partikel, dimana luas penampang ini sebanding dengan jumlah partikel (n). Sehingga:  sehingga  X Y I - dI b I t I o db
Bila diintegralkan Luas penampang S dapat dinyatakan dalam volume V dan  ketebalan b : sehingga : atau
n/V menunjukkan banyaknya partikel/cm3, jadi besaran ini dapat  dikonversi ke dalam konsentrasi dalam mol/l, yaitu : atau Sehingga: atau  Jadi atau
PENGGOLONGAN SPEKTROSKOPI Dikenal dua kelompok utama spektroskopi, yaitu spektroskopi atom dan spektroskopi molekul.  Dasar dari spektroskopi atom adalah tingkat energi elektron terluar suatu atom atau unsur, sedang dasar dari spektroskopi molekul adalah tingkat energi molekul yang melibatkan energi elektronik, vibrasi dan rotasi. ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
INSTRUMENTASI Instrumen untuk spektroskopi umumnya terdiri dari 5 komponen pokok, yaitu  1. sumber radiasi,  2. wadah sampel,  3. monokromator,  4. detektor, dan  5. rekorder.  Komponen instrumen untuk spektroskopi emisi berbeda dengan ketiga spektroskopi lainnya, dalam hal ini tidak diperlukan sumber radiasi.  Jadi sampel itu sendiri yang memancarkan emisi.
Gambar. Komponen Instrumen untuk spektroskopi  (a) Spektroskopi Absorpsi, (b) Spektroskopi Emisi, (c) Spektroskopi Fluoresensi   dan Scattering 1 3 2 4 5 2 3 4 5 2 1 3 4 5 1 a. b. c.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Wadah Sampel Wadah sampel diperlukan untuk semua teknik spektroskopi kecuali spektroskopi emisi.  Umumnya wadah sampel disebut kuvet atau sel.  Kuvet yang terbuat dari kuarsa baik untuk spektroskopi ultra violet dan juga untuk spektroskopi sinar tampak.  Kuvet plastik dapat digunakan untuk spektroskopi sinar tampak.  Panjang sel untuk spektroskopi UV-Vis biasanya 1 cm, ada juga sel dengan panjang 0,1 cm.  Sel untuk spektroskopi infra merah dengan sampel padatan atau cairan umumnya mempunyai tebal sel kurang dari 1 mm. Yang paling banyak dipakai untuk spektroskopi infra merah adalah kristal NaCl, KBr, LiF dan sebagainya.
Monokromator Monokromator adalah alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu panjang gelombang. Monokromator untuk radiasi ultra violet, sinat tampak dan infra merah adalah serupa, yaitu mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan prisma atau grating.  Terdapat 2 macam monokromator yaitu monokromator prisma Bunsen dan monokromator grating Czerney-Turney. Detektor Dikenal 2 macam detektor, yaitu detektor foton dan detektor panas. Detektor foton termasuk (1) sel photovoltaic, (2) phototube, (3) photomultiplier tube, (4) detektor semi konduktor, dan (5) detektor diode silikon. Detektor panas biasa dipakai untuk mengukur radiasi infra merah, termasuk thermocouple dan bolometer.
Rekorder Signal listrik dari detektor bisanya diperkuat dengan amplifier kemudian direkam sebagai spektrum yang berbentuk puncak-puncak.  Plot antara panjang gelombang dan absorban akan dihasilkan spektrum.
SPEKTROSKOPI ATOM Teknik spektroskopi atom didasarkan pada  absorpsi ,  emisi  atau  fluoresensi  dari radiasi elektromagnetik oleh partikel-partikel atom.  Ketiga teknik analisis tersebut menghasilkan data spektrum atom pada daerah UV-Vis dan daerah sinar x. Untuk mendapatkan spektrum UV-Vis, sampel perlu diatomisasi. Dalam hal ini molekul (sampel) diuraikan dan diubah menjadi partikel atom berbentuk gas.  Spektrum absorpsi, emisi dan fluoresensi dari atom suatu unsur terdiri dari sejumlah garis dengan panjang gelombang tertentu yang merupakan sifat khas dari unsur.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Tabel berikut menunjukkan berbagai metode analisis berdasarkan spektroskopi atom Sampel (dieksitasi dengan radiasi dari lampu) Sampel (dieksitasi dengan radiasi dari lampu) Sampel (dieksitasi dengan radiasi sinar x) Diaspirasikan ke dalam nyala Dievaporasi dan dinyalakan di atas permukaan panas Tidak diperlukan Fluoresensi atom (nyala) Fluoresensi atom (tanpa nyala) Fluoresensi  sinar x Fluoresensi Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Dipanaskan dalam busur (arc) listrik Dieksitasi dalam percikan api (spark) tegangan tinggi Dipanaskan dalam plasma argon Diaspirasikan ke dalam nyala Tidak diperlukan, sampel ditembak dengan elektron Arc Spark Plasma argon Emisi atom atau emisi nyala Emisi sinar x  Emisi Lampu katoda cekung Lampu katoda cekung Lampu sinar x Diaspirasikan ke dalam nyala Dievaporasi dan dinyalakan di atas permukaan panas Tidak diperlukan absorpsi atom (nyala) Absorpsi atom (tanpa nyala) Absorpsi sinar x Absorpsi Sumber Radiasi Metode Analisis Tipe Spektroskopi
Gambar. Prinsip Spektroskopi Nyala: (a) Absoprsi Atom,  (b) Emisi Atom dan (c) Fluoresensi Atom Sumber Radiasi Monokromator Detektor Radiasi  Transmisi Sampel Monokromator Detektor Radiasi  Emisi Sampel Sumber radiasi Monokromator Detektor Radiasi  Fluoresensi Sampel 90 o
Bila suatu sampel larutan garam anorganik diaspirasikan ke dalam nyala api maka dalam nyala api akan terbentuk suatu larutan berbentuk gas yang disebut plasma.  Plasma ini berisi partikel-partikel atom.  Jadi dalam nyala api terdapat sampel yang telah teratomisasi atau direduksi menjadi atom-atomnya.
Spektroskopi Absorpsi Atom.   Pada metode ini suatu sumber radiasi yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator.  Untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api.  Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak balik (signal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel.  Konsentrasi unsur diukur berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada waktu ada atau tidaknya unsur yang diukur (sampel) di dalam nyala api.
Spektroskopi Emisi Atom.   Pada metode ini atom-atom unsur dalam nyala api akan tereksitasi. Pada waktu atom-atom kembali ke tingkat dasar akan memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut radiasi emisi dimana energi radiasi emisi ini sama dengan energi radiasi eksitasi.  Jadi sumber radiasi disini berasal dari sampel. Intensitas radiasi emisi ini kemudian dideteksi oleh detektor setelah melalui monokromator. Dalam hal ini konsentrasi unsur sebanding dengan intensitas radiasi, artinya terdapat hubungan linear antara intensitas radiasi dengan konsentrasi unsur.
Spektroskopi Fluoresensi Atom.   Pada metode ini seperti pada spektroskopi absorpsi atom untuk membentuk partikel-partikel atom diperlukan nyala api.  Energi radiasi yang diserap oleh partikel atom akan dipancarkan kembali ke segala arah sebagai radiasi fluoresensi dengan panjang gelombang yang karakteristik.  Sumber radiasi ditempatkan tegak lurus terhadap nyala api sehingga hanya radiasi fluoresensi yang dideteksi oleh detektor setelah melalui monokromator. Intensitas radiasi fluoresensi ini berbanding lurus dengan konsentrasi unsur.
KOMPONEN SPEKTROSKOPI   Atomizer Piranti (device) untuk merubah materi menjadi atom-atom bebas. Karena umumnya atom-atom berada dalam keadaan berikatan pada suhu rendah, maka umumnya melibatkan suhu tinggi.  Ada dua jenis atomizer : Atomizer untuk spektroskopi emisi  : Terjadi perubahan dari materi menjadi atom bebas dalam keadaan excited state. Hukum Distribusi Boltzman :
Ni  = banyaknya atom dalam keadaan tereksitasi No  = banyaknya atom dalam keadaan dasar Ei  = energi excited state Eo  = energi ground state gi & go  = faktor statistik yang ditentukan oleh banyaknya  tingkat energi yang mempunyai energi sama pada setiap tingkat energi Tujuan atomizer adalah untuk membuat Ni/No sebesar mungkin, agar dimungkinkan terjadinya atom pada excited state sebesar mungkin.  Temperatur yang diperlukan untuk atomisasi dapat dihitung dengan persamaan Boltzman diatas.
Beberapa type atomizer yang dapat dipakai : ,[object Object],[object Object]
Daftar bahan bakar dan oksidan yang banyak dipakai 1725 2900 1577 2045 2677 2300 3060 2955 4500 Udara Oksigen Argon Udara Oksigen Udara Oksigen N 2 O Oksigen Propana Propana Hidrogen Hidrogen Hidrogen Asetilen Asetilen Asetilen Sianogen Suhu Maksimum ( o C) Oksidan BahanBakar
[object Object],[object Object],Biasanya dipakai dalam Spectrograph V elektrode elektrode Tempat sampel V = Tegangan tinggi
[object Object],[object Object],Ar  Ar* Ar* + M  M* + Ar M*  M + h   (emisai dari M)   Jadi plasma tersebut terdiri dari sistem campuran atom ground state, atom excited state dan ion. Argon Sampel M Kumparan/koil yang memancarkan energi pada daerah microwave
Atomizer untuk spektroskopi absorbsi   Tujuan : untuk membuat Ni/No sekecil mungkin, agar atom pada ground state jauh lebih besar (No >>> Ni) Makin rendah temperatur maka untuk memproduksi atom dalam gground state makin baik. Beberapa type atomizer yang dapat dipakai  : Nyala Digunakan secara luas. Arc dan Spark tidak dapat digunkan karena suhunya terlalu tinggi.
Elektrotermal Temperatur yang dihasilkan dapat diatur, sehingga dapat disesuaikan dengan atom yang akan dianalisis. Sering juga dipakai tabung kwarsa. Dari alasan praktis, atomisasi nyala lebih banyak dipakai (mudah dibuat dan dioperasikan). V Batang karbon Temp : kamar – 3500  o C
[object Object],Spektroskopi emisi Atomizer berfungsi ganda, selain untuk atomisasi unsur juga berfungsi sebagai sumber radiasi. Spektroskopi absorbsi Diperlukan sumber radiasi. Ada dua macam sumber radiasi, yaitu : ,[object Object]
[object Object],Jadi HCL itu juga memancarkan radiasi pada berbagai panjang gelombang, tidak satu panjang gelombang. I  kontinu I  diskontinu
Bagaimana jika dalam spektroskopi absorbsi dipakai sumber radiasi kontinu ? Sumber radiasi kontinu m = Lebar celah monokromator Sebelum absorbsi = I o Pola absorbsi radiasi oleh atom (merupakansuatu garis) Sesudah absorbsi = I o Terlihat bahwa I    Io Karena absorbsi atom relatif dapat diabaikan terhadap Io Jadi (Io – I) tidak akan terukur. Oleh karena itu sumber radiasi kontinu tidak dapat dipakai dalam spektroskopi atom. m  o     
Bagaimana jika dalam spektroskopi absorbsi dipakai sumber radiasi diskontinu ? I o Pola absorbsi radiasi I Io > I dan (Io – I) terukur, sehingga sumber radiasi diskontinu dapat dipakai pada spektroskopi absorbsi. m  o     
[object Object],Ada perbedaan nyata antara AES/AAS dengan spektroskopi molekul, yaitu pada letak monokromatornya.  Pada spektroskopi molekul , sumer radiasi dilewatkan melalui monokromator baru kemudian melewati sampel, sedang pada AES/AAS, sumber radiasi melewati sampel baru kemudian masuk ke monokromator. Peranan monokromator dalam spektroskopi atom adalah untuk mengisolasi garis spektra dari garsi-garis spektra yang lain, tidak untuk membuat sinar polikromatis menjadi monokromatis.  Oleh karena itu monokromator dalam spektroskopi atom lebih sederhana daripada dalam spektroskopi molekul yang menggunakan kombinasi prisma, grating dan cermin atau lensa. Bahkan ada yang hanya memakai filter saja (untuk beberapa spektrometer).
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM Teknik analisis spektroskopi absorpsi atom, emisi atom dan fluoresensi atom mempunyai dasar yang sama yaitu absorpsi, emisi atau fluoresensi radiasi elektromagnetik oleh partikel-partikel atom pada daerah UV-Vis. Dalam spektroskopi absorpsi atom yang diukur adalah radiasi yang diserap oleh atom-atom yang tidak tereksitasi, sedangkan dalam spektroskopi emisi atom yang diukur adalah radiasi yang dipancarkan dengan panjang gelombang tertentu oleh atom-atom yang tereksitasi. Pemakaian teknik spektroskopi absorpsi atom jauh lebih luas dibandingkan dengan kedua teknik lainnya, yaitu spektroskopi ifluoresensi atom dan emisi atom. Dewasa ini teknik spektrokopi absorpsi atom adalah terbaik dan paling sesuai dalam analisis dari unsur-unsur secara rutin dimana waktu yang diperlukan cepat dan mudah.
Teknik spektroskopi yang didasarkan pada absorpsi atom adalah paling spesifik karena garis spektrum absorpsi atom sangat sempit dan juga karena energi transisi elektron sangat karakteristik untuk setiap unsur. Pada spektroskopi absorpsi molekul tidak dijumpai adanya masalah garis spektrum yang sempit. Hukum Lambert-Beer hanya dapat diterapkan untuk radiasi monokromatik yaitu hubungan linier antara absorbansi dan konsentrasi jika lebar pita (bandwidth) dari sumber radiasi lebih sempit dari lebar puncak absorpsi.
SENSITIVITAS DAN LIMIT DETEKSI Dalam spektroskopi absorpsi atom terdapat dua istilah yang perlu diperhatikan yaitu sensitivitas dan limit deteksi. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi maka sensitivitasnya menurun karena atom-atom akan terionisasi lebih lanjut. Ionisasi lebih lanjut ini pada suhu tinggi dapat diatasi dengan penambahan senyawa yang lebih mudah terionisasi (senyawa golongan alkali) dalam sampel. Sensitivitas ditentukan sebagai konsentrasi dari suatu unsur dalam ng/mL atau ppm yang menghasilkan signal transmitansi sebesar 0,99 atau signal absorbansi sebesar 0,0044 sedangkan limit deteksi ditentukan sebagai konsentrasi terendah dari suatu yang menghasilkan signal sama dengan dua kali standar deviasi signal background atau dua kali ari baseline noise.Baik sensitivitas maupun limit deteksi nilainya bervariasi dankeduanya tergantung pada suhu nyala, tipe instrumen, dan metode analisis.
PEMILIHAN NYALA Dalam analisis spektroskopi absorpsi atom, jenis nyala yang sering digunakan adalah udara-asetilena, N2O-asetilena, udara-hidrogen dan argon-hidrogen. Pemilihan nyala yang sesuai terutama didasarkan pada sifat-sifat unsur. Dari keempat jenis nyala selain berbeda dalam suhu nyala juga berbeda dalam daya pereduksi dan transmitansnya.
LAMPU KATODA CEKUNG Sumber radiasi yang paling banyak digunaakan untuk pengukuran secara spektroskopi absorpsi atom adalah lampu katoda cekung (hollow cathode lamp/HCL). HCL terdiri dari anoda tungsten (bermuatan positif) dan katoda silindris (bermuatan negatif) dimana kedua elektroda tersebut bberada di dalam sebuah tabung gelas yang diisi dengan gas neon (Ne) atau argon (Ar) dengan tekanan 1-5 torr. Umumnya ga syang digunakan adalah argon karena massanya lebih besar untuk memungkinkan terjadinya  sputtering  dan potensial eksitasinya lebih besar untuk memungkinkan terjadinya garis resonansi.
Katoda tersebut dari logam atau dilapisi logam dari unsur yang dianalisis. Umumnya HCL dibuat hanya untuk analisis satu unsur saja. Akan tetapi saat ini terdapat katoda yang terbuat dari campuran beberapa logam sehingga sebuah HCL dapat digunakan untuk analisis lebih dari satu unsur. Anoda Kanoda Silica  Window
Prinsip Kerja Lampu Katoda Cekung Karena pengaruh tegangan yang tinggi antar elektroda (katoda dan anoda) maka akan terjadi eksitasi gas pengisi (ada juga yang terionisassi). Ar  Ar  Ar*  serta ada juga yang terionisasi Ar+ + 1e       Ion Ar+ akan mempunyai energi kinetik yangg tinggi sehingga sebagian dari Ar+ akan menuju katoda dengan energi kinetik yang besar yang berakibat lepasnya atom-atom logam pada permukaan katoda di dalam rongga. Pada proses ini dihasilkan suatu kabut atom yang disebut  sputtering . Sebagian dari kabut atom berada dalam keadaan tereksitasi dan memancarkan radiasi emisi pada waktu atom-atom logam kembali ke permukaan katoda (keadaan dasar). M*     M + h 
Interferensi Dalam teknik analisis dengan spektroskopi absorpsi atom dijumpai dua jenis interferensi yaitu, interfrensi spektra dan interferensi kimia. Interferensi spektra terjadi bila spektra absorpsi bahan pengganggu bertumpang tindih (overlap) atau terletak dekat sekali dengan spektra analat yang tidak mungkin dipisahkan dengan monokromator. Interferensi kimia disebab-kan dari terbentuknya berbagai proses kimia. Interferensi Spektra Dalam Spektrokopi absorpsi atom sangat jarang  terjadi interferensi yang disebabkan  tumpang tindihnya garis emisi spektra karena garis emisi dari HCL sangat sempit. Interferensi spektra akan terjadi jika selisih dua garis emisi kurang dari 0,1 A. Misal V pada 3082,11 A dengan Al pada 3082,15 A.
Interferensi ini dapat diatas dengan menggunakan panjang gelombang yang lain seperti 3092,7 A untuk Al atau dengan menghilangkan V terlebih dahulu. Interferensi spektra juga dihasilkan oleh adanya produk pembakaran yang mempunyai spektra absorpsi lebar atau produk yang radiasi terpencar.  ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah   Kemungkinan terjadinya interferensi yang paling umum adalah disebabkan oleh terbentuknya senyawa (dari anion dan analat) dengan volatilitas rendah sehingga laju atomisasi menjadi berkurang. Berkurangnya laju atomisasi menyebabkan hasil yang diperoleh menjadi rendah. Sebagai contoh : penurunan absorbanssi dalam analisis Ca karena kenaikan konsentrasi sulfat atau pospat. Penurunan absorbansi ini sekitar 30-50% sampai rasio anion (sulfat/pospat) terhadap Ca 1 : 2. Interferensi karena kationadalah Al dalam analisis Mg, karena terbentuknya Al/Mg oksida yang stabil terhadap panas yang mengakibatkan hasil analisis Mg menjadi rendah.
Interferensi ini dapat diatasi dengan menggunakan nyala dengan suhu yang lebih tinggi.  Cara lain dengan penambahan  releasing agent  yaitu suatu kation yang mudah bereaksi dengan interferen sehingga dapat mencegah interaksi dengan analat.  Contoh : penambahan ion Sr atau La akan memperkecil interferensi pospat dalam analisis Ca, juga ion Sr atau La sebagai  releasing agent  pada analisis Mg dengan adanya Al. Penambahan  protective agent  yaitu suatu pereaksi yang dapat mencegah pembentukan senyawa stabil tapi volatil seperti EDTA, APDC dan 8-hidroquinolin. Dengan penambahan EDTA, maka interferensi Al, Si, pospat dan sulfat dalam analisis Ca dapat dikurangi.
Kesetimbangan Disosiasi Dalam nyala, reaksi disosiasi menyebabkan senyawa logam diubah menjadi unsur-unsurnya berbentuk gas. Reaksi ini dalam keadaan setimbang : MO  ⇄  M + O M(OH) 2   ⇄  M + 2 OH  atau lebih umum MA  ⇄  M + A Reaksi disosiasi oksida dan hidroksida logam sangat mempengaruhi spektra absorpsi dan emisi. Oksida logam dan hidroksida logam dari logam alkali lebih mudah terdisosiasi sehingga intensitas garis spektra tinggi (absorbansi tinggi) sekalipun pada suhu yang relatif rendah.
Ionisasi Dalam Nyala Ionisasi atom dalam nyala dengan udara sebagai oksidan dapat diabaikan. Akan tetapi jika menggunakan oksigen atau N 2 O sebagai oksidan maka kemungkinan terjadi ionisasi sangat besar.  Apabila banyak atom yang terionisasi dalam nyala maka absorbansi yang teramati akan berkurang.  Untuk mengatasi interferensi ionisasi dapat dilakukan dengan menggunakan suhu nyala yang lebih rendah serta penambahan logam alkali dengan potensial ionisasi yang rendah.
TEKNIK ANALISIS Salah satu keuntungan analisis dengan spektroskopi absorpsi atom adalah tidak perlu dilakukan pemisahan unsur yang atu dari lainnya, artinya larutan sampel dapat langsung dianalisis kandungan unsurnya. Teknik analisis yang banyak digunakan adalah metode kurva kalibrasi dan metode adisi standar. Metode Kurva Kalibrasi Dengan membuat sederetan larutan standar dengan konsentrasi yang telah diketahui secara pasti diukur absorbansinya, kemudian dibuat kurva antara absorbansi versus konsentrasi yang akan diperoleh garis linier. Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan cara mengeplotkan absorbansi yang terukur dalam kurva.
Menurut hukum Beer absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi, namun demikian pada kenyataannya penyim-pangan sering terjadi. Untuk menghindarkan hal ini maka kurva kalibrasi harus dibuat setiap kali analisis. A b s o r b a n s i Konsentrasi standar
Metode Adisi Standar Dalam teknik ini larutan sampel dengan volume yang sama dimasukkan ke dalam masing-masing labu takar, kemudian ditambah larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda. Absorbansi dari masing-masing labu takar diukur setelah diencerkan sampai volume tertentu (tanda tera). Kemudian dibuat kurva hubungan antara absorbansi total dengan konsentrasi standar. Diperoleh hubungan : AX = k CX AT = k (CS + CX) dimana  CX = konsentrasi unsur dalam larutan sampel CS = konsentrasi unsur dalam larutan standar yang ditambahkan AX = absorbansi larutan sampel AT = absorbansi larutan sampel dan standar
Kombinasi dari dua persamaan diperoleh : atau Konsentrasi unsur dalam larutan sampel dapat dihitung dengan cara ekstrapolasi sampai AT = 0, sehingga : C X  = - C S
A b s o r b a n s i Konsentrasi standar

More Related Content

What's hot

Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visiblenoerarifinyusuf
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiHensen Tobing
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Munaw2802
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
Interpretasi spektra inframerah
Interpretasi spektra inframerahInterpretasi spektra inframerah
Interpretasi spektra inframerahyusbarina
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikIrma Rahmawati
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptDaniel Marison
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikDwi Karyani
 
Analisis Kimia Dasar
Analisis Kimia DasarAnalisis Kimia Dasar
Analisis Kimia DasarlombkTBK
 

What's hot (20)

Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Analisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIRAnalisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIR
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
Interpretasi spektra inframerah
Interpretasi spektra inframerahInterpretasi spektra inframerah
Interpretasi spektra inframerah
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik
 
Analisis Kimia Dasar
Analisis Kimia DasarAnalisis Kimia Dasar
Analisis Kimia Dasar
 

Similar to Analisis Kimia

Similar to Analisis Kimia (20)

Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
Ppt kimia kelompok 1
Ppt kimia kelompok 1Ppt kimia kelompok 1
Ppt kimia kelompok 1
 
Radioaktivitas
RadioaktivitasRadioaktivitas
Radioaktivitas
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Presentasi spektroskopi uv vis
Presentasi spektroskopi uv visPresentasi spektroskopi uv vis
Presentasi spektroskopi uv vis
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
Spektrofotometri.pptx
Spektrofotometri.pptxSpektrofotometri.pptx
Spektrofotometri.pptx
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation system
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
 
SPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptxSPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptx
 
efek fotolistrik.pptx
efek fotolistrik.pptxefek fotolistrik.pptx
efek fotolistrik.pptx
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
Aas
AasAas
Aas
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .pptkuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
 

Analisis Kimia

  • 1. KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BAGIAN : SPEKTROSKOPI
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9. Terjadi pelepasan elektron logam, bila energi radiasi yang diberikan sesuai. Energi elektron yang dipancarkan ternyata sebanding dengan frekwensi radiasi yang diberikan. E elektron = h  - W Efek fotolistrik mudah terjadi pada logam yang mempunyai potensial ionisasi rendah seperti logam-logam alkali. Efek fotolistrik penting dalam spektroskopi khususnya pada rancangan suatu detektor. h  e logam
  • 10. Interaksi Radiasi elektromagnetik dengan Materi I G I = Intensitas radiasi V yang dihasilkan sebanding dengan I V  I ada beda potensial (V)
  • 11.
  • 12. HUBUNGAN KUANTITATIF RADIASI DENGAN MATERI Beberapa istilah dalam spektroskopi absorpsi adalah transmitansi, absorbansi dan absorptivitas. Istilah tersebut digunakan dalam spektroskopi UV-Vis, spektroskopi absorpsi atom dan spektroskopi IR. Transmitansi Apabila suatu berkas sinar radiasi dengan intensitas Io dilewatkan melalui suatu larutan dalam wadah transparan maka sebagian radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang diteruskan It menjadi lebih kecil dari Io. Transmitansi dengan simbol T dari larutan merupakan fraksi dari radiasi yang diteruskan atau ditansmisikan oleh larutan, yaitu : T = It/Io. Transmitansi biasanya dinyatakan dalam persen (%).
  • 13. Absorbansi Absorbansi dengan simbol A dari suatu larutan merupakan logaritma dari 1/T atau logaritma Io/It. A = log (1/T) = log (Io/It) = - log (T) Contoh : Bila A = 0 artinya radiasi diteruskan 100%, bila A = 1 artinya radiasi diteruskan 10%. Nama lain dari absorbansi adalah Optical Density (OD) Absortivitas dan Absortivitas Molar Absorbansi berbanding langsung dengan tebal larutan dan konsentrasi larutan (hukum Beer), yaitu : A = a b c dimana: A = absorbansi a = konstanta disebut absortivitas b = tebal larutan c = konsentrasi larutan
  • 14. Jika konsentrasi c dinyatakan dalam mol/liter (Molar) dan tebal larutan dalam cm maka absortivitas disebut absortivitas molar (  ), sehingga A =  b c Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi berbanding langsung dengan tebal larutan dan konsentrasi seperti telah dikemukakan sebelumnya. Rumus ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Radiasi dengan intensitas Io yang dilewatkan bahan setebal b berisi sejumlah n partikel (atom, ion atau molekul) akan mengakibatkan intensitas berkurang menjadi It
  • 15. Io > It Berkurangnya intensitas radiasi tergantung dari luas penampang (S) yang menyerap partikel, dimana luas penampang ini sebanding dengan jumlah partikel (n). Sehingga: sehingga X Y I - dI b I t I o db
  • 16. Bila diintegralkan Luas penampang S dapat dinyatakan dalam volume V dan ketebalan b : sehingga : atau
  • 17. n/V menunjukkan banyaknya partikel/cm3, jadi besaran ini dapat dikonversi ke dalam konsentrasi dalam mol/l, yaitu : atau Sehingga: atau Jadi atau
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. INSTRUMENTASI Instrumen untuk spektroskopi umumnya terdiri dari 5 komponen pokok, yaitu 1. sumber radiasi, 2. wadah sampel, 3. monokromator, 4. detektor, dan 5. rekorder. Komponen instrumen untuk spektroskopi emisi berbeda dengan ketiga spektroskopi lainnya, dalam hal ini tidak diperlukan sumber radiasi. Jadi sampel itu sendiri yang memancarkan emisi.
  • 22. Gambar. Komponen Instrumen untuk spektroskopi (a) Spektroskopi Absorpsi, (b) Spektroskopi Emisi, (c) Spektroskopi Fluoresensi dan Scattering 1 3 2 4 5 2 3 4 5 2 1 3 4 5 1 a. b. c.
  • 23.
  • 24. Wadah Sampel Wadah sampel diperlukan untuk semua teknik spektroskopi kecuali spektroskopi emisi. Umumnya wadah sampel disebut kuvet atau sel. Kuvet yang terbuat dari kuarsa baik untuk spektroskopi ultra violet dan juga untuk spektroskopi sinar tampak. Kuvet plastik dapat digunakan untuk spektroskopi sinar tampak. Panjang sel untuk spektroskopi UV-Vis biasanya 1 cm, ada juga sel dengan panjang 0,1 cm. Sel untuk spektroskopi infra merah dengan sampel padatan atau cairan umumnya mempunyai tebal sel kurang dari 1 mm. Yang paling banyak dipakai untuk spektroskopi infra merah adalah kristal NaCl, KBr, LiF dan sebagainya.
  • 25. Monokromator Monokromator adalah alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu panjang gelombang. Monokromator untuk radiasi ultra violet, sinat tampak dan infra merah adalah serupa, yaitu mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan prisma atau grating. Terdapat 2 macam monokromator yaitu monokromator prisma Bunsen dan monokromator grating Czerney-Turney. Detektor Dikenal 2 macam detektor, yaitu detektor foton dan detektor panas. Detektor foton termasuk (1) sel photovoltaic, (2) phototube, (3) photomultiplier tube, (4) detektor semi konduktor, dan (5) detektor diode silikon. Detektor panas biasa dipakai untuk mengukur radiasi infra merah, termasuk thermocouple dan bolometer.
  • 26. Rekorder Signal listrik dari detektor bisanya diperkuat dengan amplifier kemudian direkam sebagai spektrum yang berbentuk puncak-puncak. Plot antara panjang gelombang dan absorban akan dihasilkan spektrum.
  • 27. SPEKTROSKOPI ATOM Teknik spektroskopi atom didasarkan pada absorpsi , emisi atau fluoresensi dari radiasi elektromagnetik oleh partikel-partikel atom. Ketiga teknik analisis tersebut menghasilkan data spektrum atom pada daerah UV-Vis dan daerah sinar x. Untuk mendapatkan spektrum UV-Vis, sampel perlu diatomisasi. Dalam hal ini molekul (sampel) diuraikan dan diubah menjadi partikel atom berbentuk gas. Spektrum absorpsi, emisi dan fluoresensi dari atom suatu unsur terdiri dari sejumlah garis dengan panjang gelombang tertentu yang merupakan sifat khas dari unsur.
  • 28.
  • 29. Tabel berikut menunjukkan berbagai metode analisis berdasarkan spektroskopi atom Sampel (dieksitasi dengan radiasi dari lampu) Sampel (dieksitasi dengan radiasi dari lampu) Sampel (dieksitasi dengan radiasi sinar x) Diaspirasikan ke dalam nyala Dievaporasi dan dinyalakan di atas permukaan panas Tidak diperlukan Fluoresensi atom (nyala) Fluoresensi atom (tanpa nyala) Fluoresensi sinar x Fluoresensi Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Dipanaskan dalam busur (arc) listrik Dieksitasi dalam percikan api (spark) tegangan tinggi Dipanaskan dalam plasma argon Diaspirasikan ke dalam nyala Tidak diperlukan, sampel ditembak dengan elektron Arc Spark Plasma argon Emisi atom atau emisi nyala Emisi sinar x Emisi Lampu katoda cekung Lampu katoda cekung Lampu sinar x Diaspirasikan ke dalam nyala Dievaporasi dan dinyalakan di atas permukaan panas Tidak diperlukan absorpsi atom (nyala) Absorpsi atom (tanpa nyala) Absorpsi sinar x Absorpsi Sumber Radiasi Metode Analisis Tipe Spektroskopi
  • 30. Gambar. Prinsip Spektroskopi Nyala: (a) Absoprsi Atom, (b) Emisi Atom dan (c) Fluoresensi Atom Sumber Radiasi Monokromator Detektor Radiasi Transmisi Sampel Monokromator Detektor Radiasi Emisi Sampel Sumber radiasi Monokromator Detektor Radiasi Fluoresensi Sampel 90 o
  • 31. Bila suatu sampel larutan garam anorganik diaspirasikan ke dalam nyala api maka dalam nyala api akan terbentuk suatu larutan berbentuk gas yang disebut plasma. Plasma ini berisi partikel-partikel atom. Jadi dalam nyala api terdapat sampel yang telah teratomisasi atau direduksi menjadi atom-atomnya.
  • 32. Spektroskopi Absorpsi Atom. Pada metode ini suatu sumber radiasi yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api. Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak balik (signal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur diukur berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada waktu ada atau tidaknya unsur yang diukur (sampel) di dalam nyala api.
  • 33. Spektroskopi Emisi Atom. Pada metode ini atom-atom unsur dalam nyala api akan tereksitasi. Pada waktu atom-atom kembali ke tingkat dasar akan memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut radiasi emisi dimana energi radiasi emisi ini sama dengan energi radiasi eksitasi. Jadi sumber radiasi disini berasal dari sampel. Intensitas radiasi emisi ini kemudian dideteksi oleh detektor setelah melalui monokromator. Dalam hal ini konsentrasi unsur sebanding dengan intensitas radiasi, artinya terdapat hubungan linear antara intensitas radiasi dengan konsentrasi unsur.
  • 34. Spektroskopi Fluoresensi Atom. Pada metode ini seperti pada spektroskopi absorpsi atom untuk membentuk partikel-partikel atom diperlukan nyala api. Energi radiasi yang diserap oleh partikel atom akan dipancarkan kembali ke segala arah sebagai radiasi fluoresensi dengan panjang gelombang yang karakteristik. Sumber radiasi ditempatkan tegak lurus terhadap nyala api sehingga hanya radiasi fluoresensi yang dideteksi oleh detektor setelah melalui monokromator. Intensitas radiasi fluoresensi ini berbanding lurus dengan konsentrasi unsur.
  • 35. KOMPONEN SPEKTROSKOPI Atomizer Piranti (device) untuk merubah materi menjadi atom-atom bebas. Karena umumnya atom-atom berada dalam keadaan berikatan pada suhu rendah, maka umumnya melibatkan suhu tinggi. Ada dua jenis atomizer : Atomizer untuk spektroskopi emisi : Terjadi perubahan dari materi menjadi atom bebas dalam keadaan excited state. Hukum Distribusi Boltzman :
  • 36. Ni = banyaknya atom dalam keadaan tereksitasi No = banyaknya atom dalam keadaan dasar Ei = energi excited state Eo = energi ground state gi & go = faktor statistik yang ditentukan oleh banyaknya tingkat energi yang mempunyai energi sama pada setiap tingkat energi Tujuan atomizer adalah untuk membuat Ni/No sebesar mungkin, agar dimungkinkan terjadinya atom pada excited state sebesar mungkin. Temperatur yang diperlukan untuk atomisasi dapat dihitung dengan persamaan Boltzman diatas.
  • 37.
  • 38. Daftar bahan bakar dan oksidan yang banyak dipakai 1725 2900 1577 2045 2677 2300 3060 2955 4500 Udara Oksigen Argon Udara Oksigen Udara Oksigen N 2 O Oksigen Propana Propana Hidrogen Hidrogen Hidrogen Asetilen Asetilen Asetilen Sianogen Suhu Maksimum ( o C) Oksidan BahanBakar
  • 39.
  • 40.
  • 41. Atomizer untuk spektroskopi absorbsi Tujuan : untuk membuat Ni/No sekecil mungkin, agar atom pada ground state jauh lebih besar (No >>> Ni) Makin rendah temperatur maka untuk memproduksi atom dalam gground state makin baik. Beberapa type atomizer yang dapat dipakai : Nyala Digunakan secara luas. Arc dan Spark tidak dapat digunkan karena suhunya terlalu tinggi.
  • 42. Elektrotermal Temperatur yang dihasilkan dapat diatur, sehingga dapat disesuaikan dengan atom yang akan dianalisis. Sering juga dipakai tabung kwarsa. Dari alasan praktis, atomisasi nyala lebih banyak dipakai (mudah dibuat dan dioperasikan). V Batang karbon Temp : kamar – 3500 o C
  • 43.
  • 44.
  • 45. Bagaimana jika dalam spektroskopi absorbsi dipakai sumber radiasi kontinu ? Sumber radiasi kontinu m = Lebar celah monokromator Sebelum absorbsi = I o Pola absorbsi radiasi oleh atom (merupakansuatu garis) Sesudah absorbsi = I o Terlihat bahwa I  Io Karena absorbsi atom relatif dapat diabaikan terhadap Io Jadi (Io – I) tidak akan terukur. Oleh karena itu sumber radiasi kontinu tidak dapat dipakai dalam spektroskopi atom. m  o   
  • 46. Bagaimana jika dalam spektroskopi absorbsi dipakai sumber radiasi diskontinu ? I o Pola absorbsi radiasi I Io > I dan (Io – I) terukur, sehingga sumber radiasi diskontinu dapat dipakai pada spektroskopi absorbsi. m  o   
  • 47.
  • 48. SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM Teknik analisis spektroskopi absorpsi atom, emisi atom dan fluoresensi atom mempunyai dasar yang sama yaitu absorpsi, emisi atau fluoresensi radiasi elektromagnetik oleh partikel-partikel atom pada daerah UV-Vis. Dalam spektroskopi absorpsi atom yang diukur adalah radiasi yang diserap oleh atom-atom yang tidak tereksitasi, sedangkan dalam spektroskopi emisi atom yang diukur adalah radiasi yang dipancarkan dengan panjang gelombang tertentu oleh atom-atom yang tereksitasi. Pemakaian teknik spektroskopi absorpsi atom jauh lebih luas dibandingkan dengan kedua teknik lainnya, yaitu spektroskopi ifluoresensi atom dan emisi atom. Dewasa ini teknik spektrokopi absorpsi atom adalah terbaik dan paling sesuai dalam analisis dari unsur-unsur secara rutin dimana waktu yang diperlukan cepat dan mudah.
  • 49. Teknik spektroskopi yang didasarkan pada absorpsi atom adalah paling spesifik karena garis spektrum absorpsi atom sangat sempit dan juga karena energi transisi elektron sangat karakteristik untuk setiap unsur. Pada spektroskopi absorpsi molekul tidak dijumpai adanya masalah garis spektrum yang sempit. Hukum Lambert-Beer hanya dapat diterapkan untuk radiasi monokromatik yaitu hubungan linier antara absorbansi dan konsentrasi jika lebar pita (bandwidth) dari sumber radiasi lebih sempit dari lebar puncak absorpsi.
  • 50. SENSITIVITAS DAN LIMIT DETEKSI Dalam spektroskopi absorpsi atom terdapat dua istilah yang perlu diperhatikan yaitu sensitivitas dan limit deteksi. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi maka sensitivitasnya menurun karena atom-atom akan terionisasi lebih lanjut. Ionisasi lebih lanjut ini pada suhu tinggi dapat diatasi dengan penambahan senyawa yang lebih mudah terionisasi (senyawa golongan alkali) dalam sampel. Sensitivitas ditentukan sebagai konsentrasi dari suatu unsur dalam ng/mL atau ppm yang menghasilkan signal transmitansi sebesar 0,99 atau signal absorbansi sebesar 0,0044 sedangkan limit deteksi ditentukan sebagai konsentrasi terendah dari suatu yang menghasilkan signal sama dengan dua kali standar deviasi signal background atau dua kali ari baseline noise.Baik sensitivitas maupun limit deteksi nilainya bervariasi dankeduanya tergantung pada suhu nyala, tipe instrumen, dan metode analisis.
  • 51. PEMILIHAN NYALA Dalam analisis spektroskopi absorpsi atom, jenis nyala yang sering digunakan adalah udara-asetilena, N2O-asetilena, udara-hidrogen dan argon-hidrogen. Pemilihan nyala yang sesuai terutama didasarkan pada sifat-sifat unsur. Dari keempat jenis nyala selain berbeda dalam suhu nyala juga berbeda dalam daya pereduksi dan transmitansnya.
  • 52. LAMPU KATODA CEKUNG Sumber radiasi yang paling banyak digunaakan untuk pengukuran secara spektroskopi absorpsi atom adalah lampu katoda cekung (hollow cathode lamp/HCL). HCL terdiri dari anoda tungsten (bermuatan positif) dan katoda silindris (bermuatan negatif) dimana kedua elektroda tersebut bberada di dalam sebuah tabung gelas yang diisi dengan gas neon (Ne) atau argon (Ar) dengan tekanan 1-5 torr. Umumnya ga syang digunakan adalah argon karena massanya lebih besar untuk memungkinkan terjadinya sputtering dan potensial eksitasinya lebih besar untuk memungkinkan terjadinya garis resonansi.
  • 53. Katoda tersebut dari logam atau dilapisi logam dari unsur yang dianalisis. Umumnya HCL dibuat hanya untuk analisis satu unsur saja. Akan tetapi saat ini terdapat katoda yang terbuat dari campuran beberapa logam sehingga sebuah HCL dapat digunakan untuk analisis lebih dari satu unsur. Anoda Kanoda Silica Window
  • 54. Prinsip Kerja Lampu Katoda Cekung Karena pengaruh tegangan yang tinggi antar elektroda (katoda dan anoda) maka akan terjadi eksitasi gas pengisi (ada juga yang terionisassi). Ar Ar Ar* serta ada juga yang terionisasi Ar+ + 1e   Ion Ar+ akan mempunyai energi kinetik yangg tinggi sehingga sebagian dari Ar+ akan menuju katoda dengan energi kinetik yang besar yang berakibat lepasnya atom-atom logam pada permukaan katoda di dalam rongga. Pada proses ini dihasilkan suatu kabut atom yang disebut sputtering . Sebagian dari kabut atom berada dalam keadaan tereksitasi dan memancarkan radiasi emisi pada waktu atom-atom logam kembali ke permukaan katoda (keadaan dasar). M*  M + h 
  • 55. Interferensi Dalam teknik analisis dengan spektroskopi absorpsi atom dijumpai dua jenis interferensi yaitu, interfrensi spektra dan interferensi kimia. Interferensi spektra terjadi bila spektra absorpsi bahan pengganggu bertumpang tindih (overlap) atau terletak dekat sekali dengan spektra analat yang tidak mungkin dipisahkan dengan monokromator. Interferensi kimia disebab-kan dari terbentuknya berbagai proses kimia. Interferensi Spektra Dalam Spektrokopi absorpsi atom sangat jarang terjadi interferensi yang disebabkan tumpang tindihnya garis emisi spektra karena garis emisi dari HCL sangat sempit. Interferensi spektra akan terjadi jika selisih dua garis emisi kurang dari 0,1 A. Misal V pada 3082,11 A dengan Al pada 3082,15 A.
  • 56.
  • 57. Pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah Kemungkinan terjadinya interferensi yang paling umum adalah disebabkan oleh terbentuknya senyawa (dari anion dan analat) dengan volatilitas rendah sehingga laju atomisasi menjadi berkurang. Berkurangnya laju atomisasi menyebabkan hasil yang diperoleh menjadi rendah. Sebagai contoh : penurunan absorbanssi dalam analisis Ca karena kenaikan konsentrasi sulfat atau pospat. Penurunan absorbansi ini sekitar 30-50% sampai rasio anion (sulfat/pospat) terhadap Ca 1 : 2. Interferensi karena kationadalah Al dalam analisis Mg, karena terbentuknya Al/Mg oksida yang stabil terhadap panas yang mengakibatkan hasil analisis Mg menjadi rendah.
  • 58. Interferensi ini dapat diatasi dengan menggunakan nyala dengan suhu yang lebih tinggi. Cara lain dengan penambahan releasing agent yaitu suatu kation yang mudah bereaksi dengan interferen sehingga dapat mencegah interaksi dengan analat. Contoh : penambahan ion Sr atau La akan memperkecil interferensi pospat dalam analisis Ca, juga ion Sr atau La sebagai releasing agent pada analisis Mg dengan adanya Al. Penambahan protective agent yaitu suatu pereaksi yang dapat mencegah pembentukan senyawa stabil tapi volatil seperti EDTA, APDC dan 8-hidroquinolin. Dengan penambahan EDTA, maka interferensi Al, Si, pospat dan sulfat dalam analisis Ca dapat dikurangi.
  • 59. Kesetimbangan Disosiasi Dalam nyala, reaksi disosiasi menyebabkan senyawa logam diubah menjadi unsur-unsurnya berbentuk gas. Reaksi ini dalam keadaan setimbang : MO ⇄ M + O M(OH) 2 ⇄ M + 2 OH atau lebih umum MA ⇄ M + A Reaksi disosiasi oksida dan hidroksida logam sangat mempengaruhi spektra absorpsi dan emisi. Oksida logam dan hidroksida logam dari logam alkali lebih mudah terdisosiasi sehingga intensitas garis spektra tinggi (absorbansi tinggi) sekalipun pada suhu yang relatif rendah.
  • 60. Ionisasi Dalam Nyala Ionisasi atom dalam nyala dengan udara sebagai oksidan dapat diabaikan. Akan tetapi jika menggunakan oksigen atau N 2 O sebagai oksidan maka kemungkinan terjadi ionisasi sangat besar. Apabila banyak atom yang terionisasi dalam nyala maka absorbansi yang teramati akan berkurang. Untuk mengatasi interferensi ionisasi dapat dilakukan dengan menggunakan suhu nyala yang lebih rendah serta penambahan logam alkali dengan potensial ionisasi yang rendah.
  • 61. TEKNIK ANALISIS Salah satu keuntungan analisis dengan spektroskopi absorpsi atom adalah tidak perlu dilakukan pemisahan unsur yang atu dari lainnya, artinya larutan sampel dapat langsung dianalisis kandungan unsurnya. Teknik analisis yang banyak digunakan adalah metode kurva kalibrasi dan metode adisi standar. Metode Kurva Kalibrasi Dengan membuat sederetan larutan standar dengan konsentrasi yang telah diketahui secara pasti diukur absorbansinya, kemudian dibuat kurva antara absorbansi versus konsentrasi yang akan diperoleh garis linier. Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan cara mengeplotkan absorbansi yang terukur dalam kurva.
  • 62. Menurut hukum Beer absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi, namun demikian pada kenyataannya penyim-pangan sering terjadi. Untuk menghindarkan hal ini maka kurva kalibrasi harus dibuat setiap kali analisis. A b s o r b a n s i Konsentrasi standar
  • 63. Metode Adisi Standar Dalam teknik ini larutan sampel dengan volume yang sama dimasukkan ke dalam masing-masing labu takar, kemudian ditambah larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda. Absorbansi dari masing-masing labu takar diukur setelah diencerkan sampai volume tertentu (tanda tera). Kemudian dibuat kurva hubungan antara absorbansi total dengan konsentrasi standar. Diperoleh hubungan : AX = k CX AT = k (CS + CX) dimana CX = konsentrasi unsur dalam larutan sampel CS = konsentrasi unsur dalam larutan standar yang ditambahkan AX = absorbansi larutan sampel AT = absorbansi larutan sampel dan standar
  • 64. Kombinasi dari dua persamaan diperoleh : atau Konsentrasi unsur dalam larutan sampel dapat dihitung dengan cara ekstrapolasi sampai AT = 0, sehingga : C X = - C S
  • 65. A b s o r b a n s i Konsentrasi standar