SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Memasuki Agustus, sejumlah wilayah di
Indonesia mengalami kebakaran hutan yang
cukup parah. Hal ini diiringi dengan bencana
kekeringan lantaran fenomena El-Nino yang
ikut menaikkan suhu udara di sejumlah
daerah pada musim kemarau. Menteri
Lingkungan Hidup memprediksi, kebakaran
hutan pada tahun ini bisa separah pada tahun
1997. Sebab, intensitas El-Nino dikalkulasi lebih
tinggi dibandingkan pada tahun tersebut
(Minggu, 02 Agustus 2015, 16:30 WIB)
KEBAKARAN HUTAN DIIRINGI EL-NINO
Suhu permukaan pasifik barat lebih
hangat daripada tengah dan timur
Air dingin dan angin pasat bergerak
dari Timur-Barat
 Tekanan di pasifik barat lebih rendah
daripada pasifik tengah dan timur,
sehingga arus laut bergerak dari Timur-
Barat
 Suhu permukaan pasifik tengah dan
timur mengalami kenaikan
 Air dingin berkurang bahkan
menghilang dan angit pasat melemah
 Tekanan di pasifik barat lebih tinggi
daripada pasifik tengah dan timur,
sehingga arus laut bergerak dari Barat-
Timur
 Daerah yang berpotensi tumbuh awan
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di
Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban
pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini
mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan
meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut.
Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat
sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas
lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah
Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari
normal
Lemah
(0,5-1,0 Celcius)
Minimal selama 3 bulan
Moderate
(1,1-1,5 Celcius)
Minimal selama 3 bulan
Kuat
(>1,5 Celcius)
Minimal selama 3 bulan
 Suhu permukaan air laut diukur
menggunakan pelampung yang dilengkapi
dengan sensor di dasar laut dan di atmosfer
pada ekuator pasifik
 Sensor di dasar laut dilengkapi dengan
sensor arus dan sensor suhu, sehingga bisa
diketahui arah pergerakan air laut dan juga
suhu air laut
 Sensor di atmosfer dilengkapi dengan
sensor suhu, tekanan, hujan dan radiasi
matahari
Dengan parameter-parameter tersebut
dapat ditentukan intensitas El-Nino
Tetapi kekuatan El Nino umumnya diukur
berdasarkan parameter fisis berupa suhu muka
laut (SST), terutama di wilayah Samudera
Pasifik Tengah-Timur. Bila SST di wilayah ini
lebih hangat dibandingkan Pasifik Barat, maka
tekanan udara akan lebih rendah dan massa uap
air akan 'tertarik' ke Pasifik Timur,
meninggalkan Pasifik Barat dalam keadaan
kering. Tingginya SST juga akan menyebabkan
penguapan lebih mudah terjadi. Analoginya
sama dengan panci berisi air yang dipanaskan.
Tentunya lebih mudah mendidihkan/menguapkan
air yang sudah hangat dibandingkan air dingin.
Pada saat penguapan meningkat inilah, Pasifik
Timur menjadi lebih basah, hujan dan badai pun
lebih sering terjadi, yang berpotensi
menyebabkan banjir dan longsor di wilayah
Amerika Tengah dan Selatan. Sementara
kondisi sebaliknya terjadi di wilayah Pasifik
Barat, kering kerontang yang berpotensi
memicu kemarau panjang.
Selain itu, adapula indikator berupa SOI yang
dijadikan sebagai parameter untuk menentukan
intensitas El-Nino. SOI diukur dari fluktuasi
bulanan perbedaan tekanan udara antara Tahiti
dan Darwin. Semakin negatif nilai SOI, maka
intensitas El-Nino semakin kuat. Formulanya
ialah sebagai berikut :
Cuaca / Iklim IndonesiaCuaca / Iklim Global
Angin pasat timur melemah
Sirkulasi monsoon melemah
Akumulasi curah hujan berkurang di
wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di
daerah ini cenderung lebih dingin dan
kering
Potensi hujan terdapat disepanjang
Pasifik Ekuator Tengah dan Timur.
Cuaca cenderung hangat dan lembab
Curah hujan di sebagian besar wilayah
Indonesia berkurang
Menurunnya debit air sungai irigasi
Mendinginnya suhu permukaan air laut
di perairan Indonesia karena seluruh
massa air hangat tertarik ke Samudera
Pasifik Tengah dan Timur
Musim kemarau yang panjang, dan musim
hujan yang singkat serta terlambat
El-Nino diketahui memiliki dampak negatif berupa kekeringan dan minimnya curah hujan
hingga berimplikasi pada kebakaran hutan , namun tidak banyak orang tahu terhadap
dampak positifnya. Salah satu dampak positif adanya El-Nino di perairan Indonesia ialah
meningkatnya klorofil di perairan Indonesia yang merupakan nutrisi bagi ikan-ikan
sehingga banyak ikan yang bermigrasi ke perairan Indonesia. Hal ini tentu sangat
menguntungkan para nelayan.
Membangun embung sebagai tempat
penampungan air
Memperbaiki saluran dan sarana irigasi
Menyelamatkan waduk dari pendangkalan
dengan melakukan penghijauan, serta
mengurangi konversi lahan di area hulu
Menyediakan air untuk pengairan
tanaman di musim kemarau
Meningkatkan produktivitas lahan,
intensitas tanam, dan pendapatan
petani di lahan tadah hujan
Mencegah luapan air di musim hujan,
menekan resiko banjir
IKLIMCUACA
Ialah kondisi rata-rata keadaan cuaca
pada daerah yang lebih luas dan dalam
waktu yang cukup lama
Ialah keadaan udara pada suatu daerah
yang sempit dalam waktu yang relatif
singkat, unsur cuaca selalu berubah-
ubah
UNSUR IKLIMUNSUR CUACA
Sinar Matahari
Awan
Hujan
Angin
Kelembapan Udara
Suhu Udara
Tekanan Udara
A. Sinar Matahari
Bumi menerima energi matahari dalam bentuk pancaran radiasi sinar
matahari. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi tersebut hanya
sedikit diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagian besar sinar matahari
langsung diterima permukaan bumi, baru kemudian dipantulkan
kembali sebagian ke atmosfer. Sebagian sinar matahari yang diterima
permukaan bumi juga ditransfer secara horizontal ke arah kutub-kutub
bumi melalui angin dan arus laut. Hal ini yang menjaga agar bagian
ekuator tidak terlampau panas dan bagian kutub juga tidak terlampau
dingin. Banyaknya panas matahari yang yang diterima permukaan
bumi terutama dipengaruhi oleh :
 Lamanya penyinaran matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya di suatu daerah,
semakin banyak panas yang diterima bagian bumi ini. Keadaan udara
yang cerah sepanjang hari akanteras lebih panas dari pada jika hari itu
berawan sejak pagi. Di daerah lintang pertengahan, panjang siang hari
pada musim panas lebih panjang daripada musim dingin, sehingga
penyinaran matahari lebih lama saat musim panas. Hal ini yang
menyebabkan lahirnya pambagina musim-musin tersebut.
 Kemiringan sinar matahari
Jika datangnya cahaya matahari memancarkan di suatu daerah
lebih tegak, panas di daerah itu akan lebih tinggi dari pada jika cahaya
yang datang lebih miring. Hal ini desebabkan luas area yang terkena
cahaya miring lebih besar dari cahaya tegak sehingga panasnya lebih
tersebar.
 Keadaan permukaan bumi
Yang dimaksud dengan keadaan permukaan bumi ialah
perbedaan batuan dan perbedaan sifat daratan dan laut. Batuan yang
berwarna cerah lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula
melepaskan panas daripada batuan yang berwarna gelap. Permukaan
darat lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada
permukaan laut.
 Keadaan awan
Awan menyerap sebagian kecil radiasi sinar matahari.
Keberadaan awan mengurangi sinar matahari yang mencapai
permukaan bumi maupun yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
Semakin tebal awan, semakin banyak sinar matahari yang diserap.
Awan dapat mengurangi panas saat siang hari, tapi juga dapat
berperan seperti selimut yang menahan panas saat malam hari. Hal ini
berarti, daerah yang memiliki langit cerah (hanya tertutup awan tipis)
akan lebih panas pada siang hari dan lebih dingindi malam hari
dibandingkan daerah yang tertutupi awan tebal.
B. Awan
Awan adalah uap air yang terkondensasi dan di dalam atmosfer
membentuk titik-titik air atau kristal es. Proses kondensasi uap air
pada umunya terjadi apabila udara yang mengandung uap bergerak ke
lapisan atmosfer yang lebih tinggi sehingga uap air mengalami
pendinginan akibat penurunan suhu. Titik-titik air yang terbentuk
begitu kecil dan ringan sihingga tetap berada di langit dalam bentuk
awan dan terbawa arus udara.
Klasifikasi awan berdasarkan bentuk :
 Cumulus
 Stratus
 Cirrus
Klasifikasi awan berdasarkan
ketinggiannya :
 Awan tinggi (>6000m), terdiri
atas awan cirrus (Ci); awan
cirrocumulus (Cc); dan awan
cirrostratus (Cs) yang merupakan
pertanda datangnya hujan.
Awan sedang (2000-6000m),
terdiri atas awan altocumulus (Ac);
awan altostratus (As).
Awan rendah (0-2000m), terdiri
atas awan stratocumulus (Sc) yang
merupakan pertanda datangnya
hujan salju; awan stratus (St).
Awan dengan susunan vertikal
(batas bawahnya 500-2000 m dan
puncak sampai 10.000 m), terdiri
atas awan nimbostratus (Ns) yang
merupakan awan gerimis; awan
cumulus (Cu); awan
C. Hujan
Apabila kondensasi uap air di udara terus berlangsung, titik-titik air
yang membentuk awan akan bertambah banyak dan bergulung
menjadi lebih besar. Titik air yang besar akan menjadi labih berat
sehingga kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Titik-titik
air hujan pada umumnya berjari-jari 0,3-3 mm, sedangkan pada hujan
rintik-rintik berjari-jari antara 0,04-0,3 mm.
Selain hujanyang berupa cairan, ada pula hujan yang berupa padatan,
yaitu hujan salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air langsung
menjadi padat berbentuk kristal, apabila terjadi penurunan suhu antara
-15oC sampai -20oC. Proses itu dinamakan sublimasi.
Macam-macam hujan :
 Hujan orografis
Terjadi karena
udara yang membawa
uap air bergerak
menaiki gunung
kemudian jatuh sebagai
hujan
Hujan Orografis
 Hujan frontal
Terjadi karena
adanya pertemuan
massa udara panas dan
massa udara dingin.
Massa udara panas
membumbung naik
mengalami kondensasi
dan jatuh sebagai hujan
frontal.
Hujan Frontal
Udara Dingin
Udara Panas
 Hujan zenithal
Udara naik karena
terjadi pemanasan
tinggi. Arus konveksi
menyebabkan uap air di
ekuator naik secara
vertikal sebagai akibat
pemanasan air laut
terus menerus.
Terjadilah kondensasi
dan turun hujan
Hujan Zenithal
Udara DinginUdara Dingin
Macam-macam
angin :
 Angin darat
Pada malam
hari suhu udara di
darat lebih dingin
daripada lautan.
Suhu yang
demikian
menyebabkan
tekanan udara yang
tinggi di daratanm
maka udara akan
mengalir dari darat
menuju laut
Angin Darat
Suhu daratan
lebih dingin
Suhu lautan
Lebih panas
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
D. Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi diatas permukaan bumi. Pada
umumnya angin bergerak horizontal, namun dalam meteorologi
ditemukan juga angin yang bergerak vertikal atau miring mengikuti
lereng. Penyebab terjadinya angin adalah perbedaan tekanan udara di
dua wilayah yang berdekatan. Angin bersifat
meratakan/menyeimbangkan tekanan udara. Semakin besar
perbedaaan tekanan udara, semakin kencang aliran angin.
 Angin laut
Pada siang hari
suhu udara di laut lebih
dingin daripada
daratan. Suhu yang
demikian menyebabkan
tekanan udara yang
tinggi di lautan, maka
itu udara akan mengalir
dari laut menuju ke
darat
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Angin Laut
Suhu daratan
lebih panas
Suhu lautan
Lebih dingin
 Angin lembah
Pada siang hari
suhu udara di lembah
lebih dingin daripada
puncak gunung. Suhu
yang demikian
menyebabkan tekanan
udara yang tinggi di
lembah, maka itu udara
akan mengalir dari
lembah menuju ke
puncak gunung
Angin Lembah
Suhu lembah
Lebih dingin
Suhu puncak
lebih panas
 Angin gunung
Pada malam hari
suhu udara di gunung
lebih dingin daripada
lembah. Suhu yang
demikian menyebabkan
tekanan udara yang
tinggi di lembah, maka
itu udara akan mengalir
dari gunung menuju ke
lembah
Angin Gunung
Suhu lembah
Lebih panas
Suhu puncak
lebih dingin
 Angin fohn
Angin Fohn adalah
angin yang terjadi akibat
gerakan udara yang
menaiki pegunungan.
Udara tersebut kemudian
mengalami kondensasi
dan membentuk awan,
lalu terjadi hujan di salah
satu sisi lereng gunung.
Pada daerah lereng yang
lain tidak terjadi hujan
karena terhalang oleh
tinggi gunung
Angin Fohn
E. Kelembapan Udara
Kelembaban udara merupakan jumlah kandungan air yang terdapat di
udara. Kelembaban udara dibagi menjadi dua, yakni kelembaban
absolut dan kelembaban relatif. Kelembaban absolut adalah bilangan
yang menunjukan berapa gram uap air yang tertampung dalam satu
meter kubik udara. Sedangkan kelembaban relatif adalah bilangan
yang menunjukan berapa persen jumlah uap air yang ada dalam udara
saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung
oleh udara tersebut.
F. Suhu Udara
Suhu udara di bumi tergantung dari keadaan awan, relief muka bumi,
sudut datang matahari dan jarak suatu tempat dari laut
G. Tekanan Udara
Udara memberikan tekanan yang cukup besar pada permukaan bumi,
yaitu sekitar 1kg untuk setiap luas bidang 1cm2. Tekanan ini berasal
dari berat partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer sampai
ketinggian beratus-ratus kilometer dari permukaan bumi. Tekanan
udara standar besarnya adalah 1 atm atau sama dengan 1,013 bar.
Seiring dengan bertambahnya ketinggian, tekanan udara akan
menurun. Oleh karena itu, tekanan udara di permukaan laut akan lebih
besar dari di puncak gunung. Alat pengukur tekanan udara adalah
barometer yang terdiri atas dua jenis, yaitu barometer raksa dan
barometer kotak.
Tidak ada suatu pemisahan yang jelas untuk membedakan iklim dengan
cuaca. Iklim dapat dikatakan sebagai cuaca yang dialami sepanjang satu
masa di suatu tempat. Iklim dapat juga diartikan sebagai susunan atau
keadaan umum kondisi cuaca dari hari ke hari. Iklim merupakan kelanjutan
darihasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama,
sehingga merupakan rata-rata dari unsur cuaca secara umum. Iklim
bersifat stabil bila dibandingkan dengan cuaca. Perubahan iklim
berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi areal yang sangat
luas.
Klasifikasi iklim berdasarkan suhu dan hujan rata-rata tahunan :
 Iklim Hujan Tropis
Daerah beriklim hujan tropis memiliki suhu rata-rata tiap bulan di
atas 18oC. Iklim ini tidak memiliki musim dingin. Curah hujan tahunan
tinggi dan melebihi tingkat penguapan rata-rata tahunan. Wilayah
Indonesia memiliki iklim ini.
 Iklim Kering
Daerah beriklim kering memiliki tingkat penguapan yang melebihi
curah hujan rata-rata tahunan. Pada daerah ini tidak ada air yang berlebih
dan tidak ada sungai (aliran air) yang permanan.
 Iklim Suhu Sedang
Daerah beriklim suhu sedang memiliki suhu rata-rata pada bulan
terdingin dibawah 18oC tapi di atas -3oC. Suhu rata-rata pada bulan
terhangat di atas 10oC. Iklim ini memiliki musim dingin dan musim panas.
 Iklim Hujan Salju
Daerah beriklim hutan salju memiliki suhu rata-rata bulan terdingin
di bawah -3oC. Suhu rata-rata pada bulan terhangat di atas 10oC.
 Iklim Kutub
Daerah beriklim kutub memiliki suhu rata-rata pada bulan
terhangat di bawah 10oC. Iklim ini tidak memiliki musim panas.
KEBAKARAN HUTAN DIINDONESIA

More Related Content

What's hot

Unsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas X
Unsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas XUnsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas X
Unsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas Xsofiana S
 
Bab15 kerpasan
Bab15 kerpasanBab15 kerpasan
Bab15 kerpasanNe Qiela
 
Elnino la nina
Elnino la ninaElnino la nina
Elnino la ninaMneerv
 
Karakteristik bioma di dunia
Karakteristik bioma di duniaKarakteristik bioma di dunia
Karakteristik bioma di duniaalvina listiani
 
Geografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & EndogenGeografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & EndogenIchi Debbora
 
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisaATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisaFirdyannisa Iskandar
 
Faktor yang mempengaruhi cuaca & iklim Malaysia
Faktor yang mempengaruhi cuaca & iklim MalaysiaFaktor yang mempengaruhi cuaca & iklim Malaysia
Faktor yang mempengaruhi cuaca & iklim Malaysiaannisa ulhusna
 
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptxPOWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptxdidi772968
 
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Muhamad Dzaki Albiruni
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraDhiah Febri
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaSwastika Nugraheni,S.Pd
 
1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesiaAdi Rachmanto
 
Pembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanPembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanharalhaj
 
Angin siklon dan antisiklon
Angin siklon dan antisiklonAngin siklon dan antisiklon
Angin siklon dan antisiklonLutfia Fitri
 
Kuliah 9:- Proses Pembangunan Ekonomi
   Kuliah 9:-Proses Pembangunan Ekonomi   Kuliah 9:-Proses Pembangunan Ekonomi
Kuliah 9:- Proses Pembangunan EkonomiHilmi Ahmad
 

What's hot (20)

LITOSFER - Kelas X.pptx
LITOSFER - Kelas X.pptxLITOSFER - Kelas X.pptx
LITOSFER - Kelas X.pptx
 
Unsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas X
Unsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas XUnsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas X
Unsur unsur cuaca dan iklim geografi kelas X
 
Bab15 kerpasan
Bab15 kerpasanBab15 kerpasan
Bab15 kerpasan
 
Elnino la nina
Elnino la ninaElnino la nina
Elnino la nina
 
El Nino Pengertian dan Dampaknya
El Nino Pengertian dan DampaknyaEl Nino Pengertian dan Dampaknya
El Nino Pengertian dan Dampaknya
 
Karakteristik bioma di dunia
Karakteristik bioma di duniaKarakteristik bioma di dunia
Karakteristik bioma di dunia
 
Geografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & EndogenGeografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & Endogen
 
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisaATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
 
Faktor yang mempengaruhi cuaca & iklim Malaysia
Faktor yang mempengaruhi cuaca & iklim MalaysiaFaktor yang mempengaruhi cuaca & iklim Malaysia
Faktor yang mempengaruhi cuaca & iklim Malaysia
 
Klasifikasi iklim
Klasifikasi iklimKlasifikasi iklim
Klasifikasi iklim
 
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptxPOWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
 
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udara
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
 
1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia
 
Persebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di duniaPersebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di dunia
 
Gempa bumi
Gempa bumiGempa bumi
Gempa bumi
 
Pembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanPembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasan
 
Angin siklon dan antisiklon
Angin siklon dan antisiklonAngin siklon dan antisiklon
Angin siklon dan antisiklon
 
Kuliah 9:- Proses Pembangunan Ekonomi
   Kuliah 9:-Proses Pembangunan Ekonomi   Kuliah 9:-Proses Pembangunan Ekonomi
Kuliah 9:- Proses Pembangunan Ekonomi
 

Viewers also liked

Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009ferosiscaa
 
Pemanasan global
Pemanasan global Pemanasan global
Pemanasan global khaihay
 
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaPengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaYesica Adicondro
 
Perubahan iklim Global 2
Perubahan iklim Global 2 Perubahan iklim Global 2
Perubahan iklim Global 2 putriwijayani
 
Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)
Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)
Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)taufan wahyu
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Globalnindya rizqianti
 
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaPerubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaDicky Edwin Hindarto
 
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)Vivian Andhika
 
Rpp vii 3.9 perubahan iklim
Rpp vii 3.9 perubahan iklimRpp vii 3.9 perubahan iklim
Rpp vii 3.9 perubahan iklimannisaa hamasah
 
Presentation El Nino
Presentation  El  NinoPresentation  El  Nino
Presentation El NinoMatt Beat
 
Kesan kepada manusia dan alam sekitar
Kesan kepada manusia dan alam sekitarKesan kepada manusia dan alam sekitar
Kesan kepada manusia dan alam sekitarNurul Shazliana
 

Viewers also liked (14)

Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009
 
El nino
El ninoEl nino
El nino
 
El nino
El ninoEl nino
El nino
 
Pemanasan global
Pemanasan global Pemanasan global
Pemanasan global
 
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaPengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
 
Perubahan iklim Global 2
Perubahan iklim Global 2 Perubahan iklim Global 2
Perubahan iklim Global 2
 
Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)
Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)
Pptfisikap 150430031410-conversion-gate02 (1)
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaPerubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
 
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Rpp vii 3.9 perubahan iklim
Rpp vii 3.9 perubahan iklimRpp vii 3.9 perubahan iklim
Rpp vii 3.9 perubahan iklim
 
Presentation El Nino
Presentation  El  NinoPresentation  El  Nino
Presentation El Nino
 
Kesan kepada manusia dan alam sekitar
Kesan kepada manusia dan alam sekitarKesan kepada manusia dan alam sekitar
Kesan kepada manusia dan alam sekitar
 

Similar to KEBAKARAN HUTAN DIINDONESIA

Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6isanuri
 
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiGroup 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiFeni Malviowita
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8isanuri
 
Tekanan udara dan sistem angin
Tekanan udara dan sistem anginTekanan udara dan sistem angin
Tekanan udara dan sistem anginAsmawi Abdullah
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliFerli Dian SAputra
 
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMarnitaGracyaSiagian
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa NaibahoShinta R Naibaho
 
FENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASAFENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASAAsmawi Abdullah
 
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)10mipa7
 
Newton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana MeteorologiNewton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana MeteorologiNewtonXu1
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 

Similar to KEBAKARAN HUTAN DIINDONESIA (20)

Hidrologi 2. iklim
Hidrologi 2. iklimHidrologi 2. iklim
Hidrologi 2. iklim
 
Fenomena El Nino
Fenomena El NinoFenomena El Nino
Fenomena El Nino
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6
 
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomiGroup 1 angin dan badai fk ekonomi
Group 1 angin dan badai fk ekonomi
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8
 
Tekanan udara dan sistem angin
Tekanan udara dan sistem anginTekanan udara dan sistem angin
Tekanan udara dan sistem angin
 
Angin
AnginAngin
Angin
 
Angin
AnginAngin
Angin
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
 
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
 
FENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASAFENOMENA IKLIM LUAR BIASA
FENOMENA IKLIM LUAR BIASA
 
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
 
Iklim dan ilmu medan
Iklim dan ilmu medanIklim dan ilmu medan
Iklim dan ilmu medan
 
Iklim dan ilmu medan
Iklim dan ilmu medanIklim dan ilmu medan
Iklim dan ilmu medan
 
Newton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana MeteorologiNewton - Bencana Meteorologi
Newton - Bencana Meteorologi
 
Nusriatul hidayah
Nusriatul hidayahNusriatul hidayah
Nusriatul hidayah
 
Nusriatul hidayah
Nusriatul hidayahNusriatul hidayah
Nusriatul hidayah
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 

More from Nurfaizatul Jannah

Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Nurfaizatul Jannah
 
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"Nurfaizatul Jannah
 
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"Nurfaizatul Jannah
 
Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"
Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"
Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"Nurfaizatul Jannah
 
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Nurfaizatul Jannah
 
Presentasi Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Presentasi Laporan Eksperimen Efek FotolistrikPresentasi Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Presentasi Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Laporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst PotensialLaporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst PotensialNurfaizatul Jannah
 
Perspektif Islam terhadap Lingkungan
Perspektif Islam terhadap LingkunganPerspektif Islam terhadap Lingkungan
Perspektif Islam terhadap LingkunganNurfaizatul Jannah
 
REVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBA
REVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBAREVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBA
REVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBANurfaizatul Jannah
 
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMIMENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMINurfaizatul Jannah
 
Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"
Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"
Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"Nurfaizatul Jannah
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...Nurfaizatul Jannah
 
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...Nurfaizatul Jannah
 
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi MatlabAnalisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi MatlabNurfaizatul Jannah
 
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...Nurfaizatul Jannah
 
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Nurfaizatul Jannah
 

More from Nurfaizatul Jannah (20)

Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
 
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
 
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
 
Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"
Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"
Eksperimen Fisika "Interferometer Michelson"
 
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
 
Presentasi Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Presentasi Laporan Eksperimen Efek FotolistrikPresentasi Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Presentasi Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Laporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst PotensialLaporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst Potensial
 
Percobaan Nernst Potensial
Percobaan Nernst PotensialPercobaan Nernst Potensial
Percobaan Nernst Potensial
 
Perspektif Islam terhadap Lingkungan
Perspektif Islam terhadap LingkunganPerspektif Islam terhadap Lingkungan
Perspektif Islam terhadap Lingkungan
 
REVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBA
REVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBAREVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBA
REVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN NARKOBA
 
Bonus Demografi
Bonus DemografiBonus Demografi
Bonus Demografi
 
Tugas "Analisa Statistika"
Tugas "Analisa Statistika"Tugas "Analisa Statistika"
Tugas "Analisa Statistika"
 
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMIMENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
 
Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"
Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"
Laporan Praktikum Fisika Komputasi "Persamaan Linier"
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
 
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA  KEHIDUPAN  DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEG...
 
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi MatlabAnalisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
 
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...
Analisis Pengisian dan Pengosongan Kapasitor pada Rangkaian RC dengan Menggun...
 
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
 

KEBAKARAN HUTAN DIINDONESIA

  • 1.
  • 2.
  • 3. Memasuki Agustus, sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kebakaran hutan yang cukup parah. Hal ini diiringi dengan bencana kekeringan lantaran fenomena El-Nino yang ikut menaikkan suhu udara di sejumlah daerah pada musim kemarau. Menteri Lingkungan Hidup memprediksi, kebakaran hutan pada tahun ini bisa separah pada tahun 1997. Sebab, intensitas El-Nino dikalkulasi lebih tinggi dibandingkan pada tahun tersebut (Minggu, 02 Agustus 2015, 16:30 WIB) KEBAKARAN HUTAN DIIRINGI EL-NINO
  • 4.
  • 5.
  • 6. Suhu permukaan pasifik barat lebih hangat daripada tengah dan timur Air dingin dan angin pasat bergerak dari Timur-Barat  Tekanan di pasifik barat lebih rendah daripada pasifik tengah dan timur, sehingga arus laut bergerak dari Timur- Barat  Suhu permukaan pasifik tengah dan timur mengalami kenaikan  Air dingin berkurang bahkan menghilang dan angit pasat melemah  Tekanan di pasifik barat lebih tinggi daripada pasifik tengah dan timur, sehingga arus laut bergerak dari Barat- Timur  Daerah yang berpotensi tumbuh awan
  • 7.
  • 8. El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal
  • 9. Lemah (0,5-1,0 Celcius) Minimal selama 3 bulan Moderate (1,1-1,5 Celcius) Minimal selama 3 bulan Kuat (>1,5 Celcius) Minimal selama 3 bulan  Suhu permukaan air laut diukur menggunakan pelampung yang dilengkapi dengan sensor di dasar laut dan di atmosfer pada ekuator pasifik  Sensor di dasar laut dilengkapi dengan sensor arus dan sensor suhu, sehingga bisa diketahui arah pergerakan air laut dan juga suhu air laut  Sensor di atmosfer dilengkapi dengan sensor suhu, tekanan, hujan dan radiasi matahari Dengan parameter-parameter tersebut dapat ditentukan intensitas El-Nino
  • 10. Tetapi kekuatan El Nino umumnya diukur berdasarkan parameter fisis berupa suhu muka laut (SST), terutama di wilayah Samudera Pasifik Tengah-Timur. Bila SST di wilayah ini lebih hangat dibandingkan Pasifik Barat, maka tekanan udara akan lebih rendah dan massa uap air akan 'tertarik' ke Pasifik Timur, meninggalkan Pasifik Barat dalam keadaan kering. Tingginya SST juga akan menyebabkan penguapan lebih mudah terjadi. Analoginya sama dengan panci berisi air yang dipanaskan. Tentunya lebih mudah mendidihkan/menguapkan air yang sudah hangat dibandingkan air dingin. Pada saat penguapan meningkat inilah, Pasifik Timur menjadi lebih basah, hujan dan badai pun lebih sering terjadi, yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor di wilayah Amerika Tengah dan Selatan. Sementara kondisi sebaliknya terjadi di wilayah Pasifik Barat, kering kerontang yang berpotensi memicu kemarau panjang. Selain itu, adapula indikator berupa SOI yang dijadikan sebagai parameter untuk menentukan intensitas El-Nino. SOI diukur dari fluktuasi bulanan perbedaan tekanan udara antara Tahiti dan Darwin. Semakin negatif nilai SOI, maka intensitas El-Nino semakin kuat. Formulanya ialah sebagai berikut :
  • 11. Cuaca / Iklim IndonesiaCuaca / Iklim Global Angin pasat timur melemah Sirkulasi monsoon melemah Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering Potensi hujan terdapat disepanjang Pasifik Ekuator Tengah dan Timur. Cuaca cenderung hangat dan lembab Curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang Menurunnya debit air sungai irigasi Mendinginnya suhu permukaan air laut di perairan Indonesia karena seluruh massa air hangat tertarik ke Samudera Pasifik Tengah dan Timur Musim kemarau yang panjang, dan musim hujan yang singkat serta terlambat El-Nino diketahui memiliki dampak negatif berupa kekeringan dan minimnya curah hujan hingga berimplikasi pada kebakaran hutan , namun tidak banyak orang tahu terhadap dampak positifnya. Salah satu dampak positif adanya El-Nino di perairan Indonesia ialah meningkatnya klorofil di perairan Indonesia yang merupakan nutrisi bagi ikan-ikan sehingga banyak ikan yang bermigrasi ke perairan Indonesia. Hal ini tentu sangat menguntungkan para nelayan.
  • 12. Membangun embung sebagai tempat penampungan air Memperbaiki saluran dan sarana irigasi Menyelamatkan waduk dari pendangkalan dengan melakukan penghijauan, serta mengurangi konversi lahan di area hulu Menyediakan air untuk pengairan tanaman di musim kemarau Meningkatkan produktivitas lahan, intensitas tanam, dan pendapatan petani di lahan tadah hujan Mencegah luapan air di musim hujan, menekan resiko banjir
  • 13.
  • 14. IKLIMCUACA Ialah kondisi rata-rata keadaan cuaca pada daerah yang lebih luas dan dalam waktu yang cukup lama Ialah keadaan udara pada suatu daerah yang sempit dalam waktu yang relatif singkat, unsur cuaca selalu berubah- ubah UNSUR IKLIMUNSUR CUACA Sinar Matahari Awan Hujan Angin Kelembapan Udara Suhu Udara Tekanan Udara
  • 15. A. Sinar Matahari Bumi menerima energi matahari dalam bentuk pancaran radiasi sinar matahari. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi tersebut hanya sedikit diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagian besar sinar matahari langsung diterima permukaan bumi, baru kemudian dipantulkan kembali sebagian ke atmosfer. Sebagian sinar matahari yang diterima permukaan bumi juga ditransfer secara horizontal ke arah kutub-kutub bumi melalui angin dan arus laut. Hal ini yang menjaga agar bagian ekuator tidak terlampau panas dan bagian kutub juga tidak terlampau dingin. Banyaknya panas matahari yang yang diterima permukaan bumi terutama dipengaruhi oleh :  Lamanya penyinaran matahari Semakin lama matahari memancarkan sinarnya di suatu daerah, semakin banyak panas yang diterima bagian bumi ini. Keadaan udara yang cerah sepanjang hari akanteras lebih panas dari pada jika hari itu berawan sejak pagi. Di daerah lintang pertengahan, panjang siang hari pada musim panas lebih panjang daripada musim dingin, sehingga penyinaran matahari lebih lama saat musim panas. Hal ini yang menyebabkan lahirnya pambagina musim-musin tersebut.
  • 16.  Kemiringan sinar matahari Jika datangnya cahaya matahari memancarkan di suatu daerah lebih tegak, panas di daerah itu akan lebih tinggi dari pada jika cahaya yang datang lebih miring. Hal ini desebabkan luas area yang terkena cahaya miring lebih besar dari cahaya tegak sehingga panasnya lebih tersebar.  Keadaan permukaan bumi Yang dimaksud dengan keadaan permukaan bumi ialah perbedaan batuan dan perbedaan sifat daratan dan laut. Batuan yang berwarna cerah lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan panas daripada batuan yang berwarna gelap. Permukaan darat lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada permukaan laut.  Keadaan awan Awan menyerap sebagian kecil radiasi sinar matahari. Keberadaan awan mengurangi sinar matahari yang mencapai permukaan bumi maupun yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Semakin tebal awan, semakin banyak sinar matahari yang diserap. Awan dapat mengurangi panas saat siang hari, tapi juga dapat berperan seperti selimut yang menahan panas saat malam hari. Hal ini berarti, daerah yang memiliki langit cerah (hanya tertutup awan tipis) akan lebih panas pada siang hari dan lebih dingindi malam hari dibandingkan daerah yang tertutupi awan tebal.
  • 17. B. Awan Awan adalah uap air yang terkondensasi dan di dalam atmosfer membentuk titik-titik air atau kristal es. Proses kondensasi uap air pada umunya terjadi apabila udara yang mengandung uap bergerak ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi sehingga uap air mengalami pendinginan akibat penurunan suhu. Titik-titik air yang terbentuk begitu kecil dan ringan sihingga tetap berada di langit dalam bentuk awan dan terbawa arus udara. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk :  Cumulus  Stratus  Cirrus
  • 18. Klasifikasi awan berdasarkan ketinggiannya :  Awan tinggi (>6000m), terdiri atas awan cirrus (Ci); awan cirrocumulus (Cc); dan awan cirrostratus (Cs) yang merupakan pertanda datangnya hujan. Awan sedang (2000-6000m), terdiri atas awan altocumulus (Ac); awan altostratus (As). Awan rendah (0-2000m), terdiri atas awan stratocumulus (Sc) yang merupakan pertanda datangnya hujan salju; awan stratus (St). Awan dengan susunan vertikal (batas bawahnya 500-2000 m dan puncak sampai 10.000 m), terdiri atas awan nimbostratus (Ns) yang merupakan awan gerimis; awan cumulus (Cu); awan
  • 19. C. Hujan Apabila kondensasi uap air di udara terus berlangsung, titik-titik air yang membentuk awan akan bertambah banyak dan bergulung menjadi lebih besar. Titik air yang besar akan menjadi labih berat sehingga kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Titik-titik air hujan pada umumnya berjari-jari 0,3-3 mm, sedangkan pada hujan rintik-rintik berjari-jari antara 0,04-0,3 mm. Selain hujanyang berupa cairan, ada pula hujan yang berupa padatan, yaitu hujan salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air langsung menjadi padat berbentuk kristal, apabila terjadi penurunan suhu antara -15oC sampai -20oC. Proses itu dinamakan sublimasi. Macam-macam hujan :  Hujan orografis Terjadi karena udara yang membawa uap air bergerak menaiki gunung kemudian jatuh sebagai hujan Hujan Orografis
  • 20.  Hujan frontal Terjadi karena adanya pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin. Massa udara panas membumbung naik mengalami kondensasi dan jatuh sebagai hujan frontal. Hujan Frontal Udara Dingin Udara Panas  Hujan zenithal Udara naik karena terjadi pemanasan tinggi. Arus konveksi menyebabkan uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akibat pemanasan air laut terus menerus. Terjadilah kondensasi dan turun hujan Hujan Zenithal Udara DinginUdara Dingin
  • 21. Macam-macam angin :  Angin darat Pada malam hari suhu udara di darat lebih dingin daripada lautan. Suhu yang demikian menyebabkan tekanan udara yang tinggi di daratanm maka udara akan mengalir dari darat menuju laut Angin Darat Suhu daratan lebih dingin Suhu lautan Lebih panas ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ D. Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi diatas permukaan bumi. Pada umumnya angin bergerak horizontal, namun dalam meteorologi ditemukan juga angin yang bergerak vertikal atau miring mengikuti lereng. Penyebab terjadinya angin adalah perbedaan tekanan udara di dua wilayah yang berdekatan. Angin bersifat meratakan/menyeimbangkan tekanan udara. Semakin besar perbedaaan tekanan udara, semakin kencang aliran angin.
  • 22.  Angin laut Pada siang hari suhu udara di laut lebih dingin daripada daratan. Suhu yang demikian menyebabkan tekanan udara yang tinggi di lautan, maka itu udara akan mengalir dari laut menuju ke darat ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ Angin Laut Suhu daratan lebih panas Suhu lautan Lebih dingin  Angin lembah Pada siang hari suhu udara di lembah lebih dingin daripada puncak gunung. Suhu yang demikian menyebabkan tekanan udara yang tinggi di lembah, maka itu udara akan mengalir dari lembah menuju ke puncak gunung Angin Lembah Suhu lembah Lebih dingin Suhu puncak lebih panas
  • 23.  Angin gunung Pada malam hari suhu udara di gunung lebih dingin daripada lembah. Suhu yang demikian menyebabkan tekanan udara yang tinggi di lembah, maka itu udara akan mengalir dari gunung menuju ke lembah Angin Gunung Suhu lembah Lebih panas Suhu puncak lebih dingin  Angin fohn Angin Fohn adalah angin yang terjadi akibat gerakan udara yang menaiki pegunungan. Udara tersebut kemudian mengalami kondensasi dan membentuk awan, lalu terjadi hujan di salah satu sisi lereng gunung. Pada daerah lereng yang lain tidak terjadi hujan karena terhalang oleh tinggi gunung Angin Fohn
  • 24. E. Kelembapan Udara Kelembaban udara merupakan jumlah kandungan air yang terdapat di udara. Kelembaban udara dibagi menjadi dua, yakni kelembaban absolut dan kelembaban relatif. Kelembaban absolut adalah bilangan yang menunjukan berapa gram uap air yang tertampung dalam satu meter kubik udara. Sedangkan kelembaban relatif adalah bilangan yang menunjukan berapa persen jumlah uap air yang ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. F. Suhu Udara Suhu udara di bumi tergantung dari keadaan awan, relief muka bumi, sudut datang matahari dan jarak suatu tempat dari laut G. Tekanan Udara Udara memberikan tekanan yang cukup besar pada permukaan bumi, yaitu sekitar 1kg untuk setiap luas bidang 1cm2. Tekanan ini berasal dari berat partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer sampai ketinggian beratus-ratus kilometer dari permukaan bumi. Tekanan udara standar besarnya adalah 1 atm atau sama dengan 1,013 bar. Seiring dengan bertambahnya ketinggian, tekanan udara akan menurun. Oleh karena itu, tekanan udara di permukaan laut akan lebih besar dari di puncak gunung. Alat pengukur tekanan udara adalah barometer yang terdiri atas dua jenis, yaitu barometer raksa dan barometer kotak.
  • 25. Tidak ada suatu pemisahan yang jelas untuk membedakan iklim dengan cuaca. Iklim dapat dikatakan sebagai cuaca yang dialami sepanjang satu masa di suatu tempat. Iklim dapat juga diartikan sebagai susunan atau keadaan umum kondisi cuaca dari hari ke hari. Iklim merupakan kelanjutan darihasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama, sehingga merupakan rata-rata dari unsur cuaca secara umum. Iklim bersifat stabil bila dibandingkan dengan cuaca. Perubahan iklim berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi areal yang sangat luas. Klasifikasi iklim berdasarkan suhu dan hujan rata-rata tahunan :  Iklim Hujan Tropis Daerah beriklim hujan tropis memiliki suhu rata-rata tiap bulan di atas 18oC. Iklim ini tidak memiliki musim dingin. Curah hujan tahunan tinggi dan melebihi tingkat penguapan rata-rata tahunan. Wilayah Indonesia memiliki iklim ini.  Iklim Kering Daerah beriklim kering memiliki tingkat penguapan yang melebihi curah hujan rata-rata tahunan. Pada daerah ini tidak ada air yang berlebih dan tidak ada sungai (aliran air) yang permanan.
  • 26.  Iklim Suhu Sedang Daerah beriklim suhu sedang memiliki suhu rata-rata pada bulan terdingin dibawah 18oC tapi di atas -3oC. Suhu rata-rata pada bulan terhangat di atas 10oC. Iklim ini memiliki musim dingin dan musim panas.  Iklim Hujan Salju Daerah beriklim hutan salju memiliki suhu rata-rata bulan terdingin di bawah -3oC. Suhu rata-rata pada bulan terhangat di atas 10oC.  Iklim Kutub Daerah beriklim kutub memiliki suhu rata-rata pada bulan terhangat di bawah 10oC. Iklim ini tidak memiliki musim panas.