SlideShare a Scribd company logo
1 of 135
PENGANTAR EKONOMI
MIKRO
Dosen Pengampu: Dr. Sigit Sardjono, Ms.
Nama Kelompok:
Octavia Dwi Sagita Sari (1222100035)
Alinda Dwi Jofanka (1222100036)
Putri Nadiya Puspitasari (1222100037)
BAB 1
PENTINGNYA TEORI EKONOMI
• Teori Ekonomi Mikro
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk pengambilan
keputusan seorang konsumen maupun produsen. Teori
ekonomi memberikan manfaat sehingga dapat
menjelaskan permasalahan yang ada.
Masalah pokok Ilmu Ekonomi adalah “Kelangkaan”.
Kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sementara
alat pemenuhnya yang ada jumlahnya terbatas.
• Struktur Teori Ekonomi
1. Definisi-definisi
Menjelaskan variable (suatu besaran yang nialinya dapat berubah)
Sebagai contoh “harga suatu barang berubah, maka jumlah barang yang
diminta akan berubah”
Variable dalam hukum permintaan adalah variabel harga & variabel jumlah.
Variable terdiri atas:
Variabel Endogenus, adalah sifatnya diterangkan dalam teori
Variabel Aksogenus, adalah mempengaruhi variabel endogenus dan
ditentukan oleh faktor-faktor yang ada di luar teori.
2. Pemisalan (Asumsi)
Kegiatan dan kehidupan perekonomian sangat kompleks sehingga dibuat
gambaran yang lebih sederhana seperti pemisalan. Pemisalan dikenal sebagai
Caterius Paribus yang artinya hal-hal lainnya tidak mengalami penambahan.
3. Hipotesis
Suatu pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan variabel.
Hipotesis merupakan hubungan “jika-maka”
Contoh menggunakan jika-maka
Hipotesa Positif : Jika pendapatan naik, maka permintaan barang
akan naik
Hipotesa Negatif : Jika suatu harga barang naik, maka permintaan
akan turun.
4. Seperangkat ramalan atau sebuah prediksi untuk keadaan yang
akan datang
Dengan teori kita dapat meramalkan waktu keadaan. Sehingga
peramalan dalam ekonomi sangatlah penting dan sangat berguna
utuk dijadikan dalam merumuskan langkah perbaikan ekonomi.
Definisi Ilmu Ekonomi menurut para ahli
Ilmu ekonomi merupakan ilmu bagaimana
orang memilih menggunakan sumber
produksi yang langkah atau terbatas untuk
memproduksi berbagai komoditi dan
menyalurkan ke berbagai anggota
masyarakat untuk segera dikonsumsi.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia
untuk mengalokasikan sumber
daya yang terbatas guna
mencapai tujuan tertentu.
Ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuannya mempelajari usaha
manusia ke arah kemakmuran.
Prof. Dr. J.L May JR
Paul A Samulson
Adam Smith
Lionel Robbins
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku
manusia dalam hubungannya.
Dalam pemerintahan
kebutuhannya yang langkah.
• Membuat manusia lebih menguasai cara memanfaatkan
ekonomi sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup.
• Bisa mengetahui wujud perilaku ekonomi dalam
kehidupan nyata
• Timbul pemahaman dan kesadaran akan kebutuhan
potensi yang dimiliki oleh manusia dan lingkungan.
Beberapa manfaat mempelajari Ilmu Ekonomi
BAB 2
TEORI DEMAND, SUPPLY, DAN EQUILIBRIUM
2.1. HARGA SUATU BARANG DAN JASA
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan
jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai
harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan guna. Di
samping berguna dan bernilai, barang tersebut juga terbatas
adanya (langka).
Terbentuknya harga dikarenakan ada dua pihak, yaitu:
• Pihak yang memiliki dan bersedia untuk menawarkannya
• Pihak yang memerlukan dan bersedia untuk memintanya
Harga berfungsi sebagai:
• Mengadakan keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemuas
yang diminta.
• Dengan adanya harga maka manusia mau tidak mau akan membatasi
kebutuhannya sesuai dengan kemampuannya dalam membayar
harga barang dan jasa tersebut. Jadi, harga akan bertugas “to cut off
demand” (Cassel).
• Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan
pemakaian. Alat- alat produksi akan dipakai pada sektor yang betul-
betul dapat menguntungkan dibandingkan dengan pengorbanan yang
diberikan untuk mendapatkan alat-alat tersebut.
• Harga juga merupakan pembentuk pendapatan berupa upah, bunga
modal,serta pendapatan pengusaha dan pemilik sumber.
2.2 Teori Permintaan
Permintaan ialah keinginan konsumen untuk memiliki dan
menguasai barang & jasa terebut. Yang dimaksud dalam
“barang yang diminta” adalah keinginan untuk membeli
dengan uang yang cukup untuk membayar barang yang di
inginkan.
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi permintaan
 Harga barang
 Kegunaan barang
 Selera
 Income
Bila Dirumuskan dalam fungsi Permintaan
DX=f(Px;Py…P₂, I, S)
Keterangan:
DX: Permintaan barang
Px: Harga barang
P₂: Harga barang yang lain
I: Pendapatan
S: Selera
2.2.1 Hukum Permintaan
Hukum permintaan ialah jika harga suatu barang turun
maka permintaan akan barang tersebut bertambah, Jika
harga barang naik maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang.
Lebih jelasnya naiknya harga akan mengakibatkan
berkurangnya pembeli dan turunnya harga mendorong
konsumen memperbesar pembeliannya.
2.2.2 Kurva Demand
Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang atau jasa yang diminta dengan harga dimana harga sebagai variable
independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variable dependen.
Naiknya nilai suatu variable diikuti oleh turunnya nilai variable lainnya,
sehingga kurva permintaan berbagai jenis barang pada umunya menurun
dari kiri atas ke kanan bawah.
Secara umum hubungan antara harga dan
jumlah barang yang diminta mempunyai
sifat yag terbalik (negatif) sehingga
permintaan suatu barang bersudut negatif
terhadap sumbu horizontal
2.2.3 Pengecualian Demand
1. Berhubungan dengan barang gengsi
Jika harga barang naik, maka permintaan akan bertambah
karena barang ini menarik bagi orang yang jarang menonjolkan
kemewahan.
2. Pengaruh harapan yang dinamis
Jika harga barang turun maka jumlah permintaan akan turun
apabila orang memperkirakan bahwa harga akan terus-menerus
turun. Jika kurva permintaan akan miring positif.
2.2.4 Menggambar Kurva Demand dengan Matematis
Fungsi hubungan harga dan barang yang diminta :
Q=F(P)
Fungsi persamaan permintaan :
Q=a-bP
Q : Jumlah barang yang diminta
P : Harga
A : Konstanta
B : Slope dari garis
- : Persamaan fungsi demand selalu bersifat positif
Slope negatif menggambarkan antara Q dan P selalu
berbanding terbalik. Maka bentuk kurva permintaan miring dari
kiri atas ke kanan bawah
2.2.5 Pergeseran Kurva Demand
Perubahan di sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva permintaan
1. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergeseran di sepanjang
kurva itu sendiri. Hal itu terjadi bila harga komoditi yang diminta berubah
(naik/turun)
2. Perubahan faktor lain selain berubahnya harga itu sendiri mengakibatkan
pergeseran kurva permintaan.Pergeseran kurva permintaan ke kanan atau
ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh
faktor-faktor selain harga komoditi tersebut.Berbagai faktor yang
mengalami perubahan permintaan.
3. Pendapatan konsumen.
4. Harga barang terkait subtitusi dan komplementer .
2.2.6 Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Kurva pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan
berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat
harga.
2.3 TEORI PENAWARAN
Teori penawaran mempunyai arti berbagai jumlah barang yang
ditawarkan pada tingkat harga dalam periode tertentu.
Penawaran dapat diartikan dengan “Berbagai kuantitas barang
yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai
kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap
tetap tak berubah”
2.3.1 HUKUM PENAWARAN
“Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang
ditawarkanakan bertambah dan sebaliknya jika harga turun
maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan
anggapan ceteris paribus.”
2.3.2 bentuk penawaran kurva
1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk
dengan hukum penawaran.Kurva
penawaran memperlihatkan kuantitas
maksimal dalam satu unit waktu yang
akan dijual oleh penjual dengan
berbagai pilihan harga di pasar.
2. Bentuk kurva yang tidak tunduk dengan hukum penawaran
Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu
yang sangat pendek, di mana produsen tidak dapat
menambah/tidak sempat menambah jumlah produksinya.
Kurva S1 dan kurva S2 kedua-duanya
dapat merupakan kurva penawaran
jangka panjang. Jangka panjangnya di
sini dalam artian bahwa jangka waktu
tersebut cukup panjang untuk
memungkinkan produsen menyesuaikan
pemakaian semua faktor produksi
terhadap perubahan permintaan.
2.3.3 PERUBAHAN PENAWARAN
Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi untuk suatu
kuantitas tertentu, tetapi mereka tidak akan mau menawarkan
kuantitas tersebut dengan harga yang lebih rendah.
Jika terjadi perubahan faktor yang memengaruhi jumlah barang
yang ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka
kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sebaliknya jika
berakibat berkurangnya penawaran maka kurva penawaran
akan bergeser ke kiri.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan penawaran
1. Berubahnya harga Input Variabel
Kalau harga satu faktor produksi atau beberapa faktor produksi
yang digunakan menurun, kurva penawaran akan bergeser ke
kanan bawah (bertambah). Sebaliknya kalau harga faktor
produksi meningkat maka kurva penawaran akan bergeser ke
kiri atas (berkurang).
2. Perubahan Teknonogi
Perubahan teknologi cenderung mengurangi biaya produksi
dalam jangka pendek, maka kurva penawaran akan bergeser ke
kanan bawah (bertambah).
3. Perubahan Iklim
Musim kering yang keras misalnya, dapat menggeserkan kurva
penawaran itu ke kiri. Pada tahun-tahun panenan berhasil baik
kurva penawaran bergeser ke kanan dan pada tahun-tahun
panenan mengalami kegagalan menggeser ke kiri.
4. Harga Komoditas Lain
Hubungan suatu komoditas dengan berbagai jenis komoditas
lainnya,seperti komoditas pengganti.Jika keberadaan barang
pengganti semakin banyak, berarti jumlah penawaran semakin
banyak. Akibatnya akan menggeser kurva penawaran ke kanan
yang akan mengakibatkan tingkat harga akan berkurang.
5. Biaya Untuk Memperoleh Faktor Produksi
Jika tidak ada peningkatan produktivitas dan efisiensi,
kenalikan harga faktor produksi akan meningkatkan biaya
produksi.
6. Pajak Subsidi
Pajak penjualan mengakibatkan tambahan pada biaya produksi
dan mengurangi penawaran. Subsidi akan mengurangi biaya
produksi dan menambah penawaran.
7. Harapan Harga
Pengharapan akan adanya perubahan harga relatif atas
suatu produk akan menyebabkan kemauan produsen untuk
menambah atau mengurangi penawarannya sebagaimana
pengharapan konsumen.
8. Tujuan Perusahaan
Pada umumnya perusahaan berusaha memaksimalkan
keuntungan sehingga mereka akan memanfaatkan
kapasitas produksinya pada tingkat kapasitas yang
memaksimalkan keuntungannya.
BAB 3
TEORI ELASTISITAS
TEORI ELASTISITAS
Elastis adalah mengukur respon atau reaksi dalam teori
ekonomi. Semakin elastis sifat permintaannya semakin besar
responnya, sebaliknya semakin tidak elastis sifat
permintaannya semakin kecil responnya. Tingkat elastisitas ini
ialah tingkat terpengaruhnya jumlah barang yang maupun yang
ditawarkan karena adanya perubahan harga. Jika jumlah
barang yang diminta atau yang ditawarkan relative besar tingkat
terpengaruhnya karena ada perubahan harga tersebut, mka
permintaan dan penawaran ini dikatakan permintaan dan
penawaran yang elastic. Sebaliknya jika perubahan harga ini
relatif tidak ada pengaruhnya maka permintaan dan penawaran
ini dikatakan permintaan dan penawaran inelastis.
o Elastistas harga permintaan (Price elasticity) merupakan Jika yang
berubah harga barang itu sendiri maka ukuran responnya.
o Elastitas silang merupakan jika yang berubah harga barang lain yang
mempunyai hubungan (komplemen/substitusi) maka ukuran responnya.
o Elastitas income (income elasticity) Merupakan jika yang berubah
pendapatan maka ukuran responnya.
o Elastitas iklan (advertising elasticity) merupakan jika yang berubah iklan
dari barang itu maka ukuran responnya.
Dari uraian diatas yang diartikan elastisitas harga permintaan ialah besar
kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang diminta yang disebabkan
oleh persentase tertentu dari perubahan harga
3.2. ELASTISITAS PERMINTAAN
SIFAT
ELASTISITAS
DARI SUATU
PERMINTAAN
Perfect elastic Elastis Unitaryelastis Inelastis
Perfect
inelastic.
Melihat Besarnya Koefisien ElasƟsitasnya:
1. Jika koefisien elastisitas tak terhingga (ω ) maka
elastisitasnya disebut perfect elastis (sangat elastis).
2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya
disebut elastis.
3. jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut
inelastis.
4. jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut
unitary elastis.
5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya
disebut perfect inelastis (inelastis sempurna).
3.2.2. Cara Mengukur Tingkat ElasƟsitas
Mengukur tingkat elastisitas permintaan maupun penawaran
diukur dengan cara yang sama. Ada beberapa cara untuk
mengukur tingkat elastisitas tersebut, yaitu:
1. Arc ElasƟcity (ElasƟsitas Busur)
Cara ini untuk mengukur respons
(kepekaan) perubahan jumlah barang yang
diminta karena adanya perubahan harga.
Perubahan harga dan perubahan jumlah
yang diminta mempunyai rentang jarak.
2. Point ElasƟcity
Konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya
perubahan harga sehingga seakan-akan tidak terjadi
perubahan.
3.3. Elastisitas Silang (Cross Elastisity)
Elastisitas permintaan silang mengukur sampai jauh
berbagai barang berhubungan satu sama lain. Jika kita
lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X terhadap
barang Y sama dengan persentasi perubahan barang Y
yang dibeli dibangi dengan persentasi p harga barang Y.
1. Elastisitas Silang Barang Subtitusi
Karena harga teh turun
mengakibatkan jumlah yang diminta
kopi berkurang walaupun harga kopi
tidak berubah. Teh dan kopi adalah
barang subtitusi.
2. Elastisitas Silang Barang Komplementer
Karena harga gula turun, selain
berakibat naiknya jumlah yang diminta
juga mengakibatkan jumlah yang diminta
kopi bertambah wlaupun harga kopi tidak
berubah. Kejadian ini diakibatkan karena
kopi dan gula adalah barang subtitusi.
Hubungan Barang Subtitusi, Komplemen, dan Elastisitas Silang
3.4. Elastisitas Penawaran
Rumus:
Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah
yang sama bila kurva penawaran miring kearah kanan atas; jadi X dan P
adalah positif keduanya atau negative keduanya. Oleh sebab itu koefisien
elastis selalu positif
Menentukan sifat penawaran:
• Jika nilai Es tak terhingga (∞) disebut perfect elastis (sangat elastis)
• Jika nilai Es > 1 disebut elastis.
• Jika nilai Es < disebut inelastis.
• Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis.
• Jikai Es = 0 disebut perfect elastis (inelastis sempurna)
2. Melihat Kecondongan kurva permintaan
• S1 sifat penawarannya disebut
perfect inelastis.
• S2 sifat penawarannya disebut
inelastis.
• S3 sifat penawarannya disebut
unitary elastis.
• S4 sifat penawarannya disebut
elastis.
• S1 sifat penawarannya disebut
perfect elastis
3.5. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity; Ei; φ)
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan
tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta
dengan perubahan pendapatan.
Maka rumusnya
sebagai berikut:
Ada 2 kemungkinan dalam elastisitas pendapatan:
• Jika Ei >1 ; barang yang diminta adalah barang superior
• Jika 0 < Ei < 1; barang yang diminta adalah barang
kebutuhan pokok
3.5.1. Perubahan Permintaan Barang lux karena adanya
Kenaikan In-come
Barang luxury adalah barang yang dibeli
dalam jumlah lebih banyak jika pendapatan
konsumen bertambah.
3.5.2 perubahan Permintaan Barang
Interior karena adanya Kenaikan
Income
Barang interior adalah barang yang dibeli
dalam jumlah lebih sedikit atau dikurangi
jika pendapatan konsumen bertambah.
BAB 4
TEORI BIAYA
4.1.1 Pengertian Produksi
Secara sederhana biaya produksi dapat dicerminkan oleh
jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah
input, yaitu secara akuntasi sama dengan jumlah uang keluar
yang tercatat. Di dalam ekonomi, biaya produksi mempunyai
pengertian yang lebih luas. Biaya dan input diartikan sebagai
balas jasa dan input tersebut pada pemakaian terbaiknya.
Ongkos produksi merupakan faktor utama dalam
menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual di pasar.
Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang
ditawarkan harus mengetahui ongkos-ongkos yang dikeluarkan,
di mana berakar dan prinsip produksi.
Biaya dalam pengertian ilmu ekonomi adalah semua
beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan
suatu barang sampai barang tersebut siap dikonsumsikan
oleh konsumen. Oleh karena itu, besar kecilnya biaya yang
dikeluarkan tergantung pada besar kecilnya barang yang
diproduksikan.
6.1.2 Periode Waktu Pembebanan Biaya
Dalam periode pembebanan biaya terdapat:
Konsep Jangka Pendek
Jangka pendek ialah suatu periode produksi di mana salah satu faktor produksi
tetap, sedangkan faktor produksi lain berubah-ubah. Dalam waktu jangka
pendek ini, hanya ada satu atau lebih faktor produksi yang jumlahnya tidak
dapat diubah (ditambah atau dikurangi) oleh produsen, berapa pun output
dihasilkan. Dalam proses produksi jangka pendek ini, ada beberapa jenis faktor
produksi lain yang jumlahnya dapat diubah-ubah sesuai dengan jumlah output
yang ingin dihasilkan. Faktor produksi jenis ini disebut faktor produksi variabel.
Konsep Jangka Panjang
Jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor
produksi bersifat variabel. Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya sehingga dalam jangka panjang produsen mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling
efisien.
6.1.3. BIAYA IMPLISIT, ALTERNATIF, DAN EKSPLISIT
1. BIAYA IMPLISIT
Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah pendapatan seharusnya
diperoleh apabila sumber daya yang digunakan tersebut dalam usaha
terbaik lainnya. Adapun ide dasar konsep ongkos dalam analisis
berdasarkan pada prinsip ongkos alternative (the alternative cost principle).
2. BIAYA ALTERNATIF
Para ekonomi mendeifinisikan ongkos produksi untuk suatu output tertentu
sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang) dan altematif produksi yang
menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk memproduksi
ouput tertentu. Prinsip ini dikenal sebagai alternaθve cost principle atau
opportunity cost principle. Biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan
bagi pemilik merupakan kewajiban eksplisit maupun kewajiban implisit
3. BIAYA EKSPLISIT
Biaya eksplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum
dibebankan pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini
berasal dari transaksi yang dilakukan perusahaan atas
pemberian faktor-faktor produksi dalam rangka usahanya. Dari
segi pandangan ilmu ekonomi, sebenarnya produsen tersebut
masih harus mengadakan perhitungan yang lebih terperinci lagi.
Dalam hal ini,sebenarnya produsen tersebut telah
menginvestasikan baik waktu maupun uangnya dalam
menghasilkan barang X. Kalau produsen tidak melibatkan waktu
dan uangnya dalam bisnis tersebut sebenarnya ia dapat
menginvestasikannya dalam bisnis lain.
4. KONSEP BIAYA LAINNYA
Biaya eksternal adalah biaya/kerugian yang diderita oleh pihak
lain sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan.
Sedangkan konsep biaya akuntansi, mengartikan biaya
sebagai biaya eksplisit saja,yang merupakan jumlah pembelian
faktor-faktor produksi dalam rangka perusahaan. Biaya
produksi menurut konsep ini terdiri dan biaya eksplisit dan
biaya implisit. Lain halnya pengertian biaya dari sisi sosial,
yang diartikan konsep biaya sosial merupakan keseluruhan
biaya yang menjadi beban perusahaan maupun yang diderita
masyarakat sebagai akibat penggunaan sumber daya untuk
menghasilkan produksi tertentu.
5. TEORI BIAYA TRADISIONAL DAN MODERN
- Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang sampai
sekarang ini dianut secara luas, yaitu teori biaya dengan
kurva biaya total, biaya variabel, dan biaya marginal yang
berbentuk U.
- Teori biaya modern adalah menurut Stigler, perusahaan
biasanya memelihara kapasitas cadangan. Cadangan ini
dimaksudkan sebagai strategi perusahaan menghadapi
perubahan perubahan atau pun gangguan atas usahanya
sehingga dalam jangka pendek,kurva biaya rata-rata
bervariabel berbentuk seperti cawan,tidak lagi berbentuk
U.Untuk jangka panjang,kurva biaya rata-rata berbentuk
huruf L.
TEORI BIAYA TRADISIONAL JANGKA PENDEK DAN
JANGKA PANJANG
Sebagaimana dikemukakan pada uraian terdahulu,salah satu atau beberapa
faktor produksi dalam jangka pendek adalah tetap.Sesuai dengan
terminologinya, biaya tetap konstan sampai dengan tingkat skala
perusahaan tertentu sedangkan biaya variabel merupakan fungsi dan
produksi.
Analisis Biaya Jangka Pendek
Untuk menganalisis biaya produksi jangka pendek sebaiknya menggunakan
pendekatan secaratotalcost, dan dibagi dalam dua unsur cost,yaitu:
1. Biaya tetap atau fixed cost(FC).
2. Biaya variabel atau variable cost(VC).
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost(AVC) Biaya variabel
rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah produk yang
dihasilkan:
AVC = TVC/Q
Berikut adalah Contoh grafiktotal variabel cost dalam bentuk umum.
3. Biaya rata-rata atau Average Cost (AC) biaya rata-rata ialah biaya total
produksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan AC =
Bentuk dan sifat dari A ini relatif sama dengan AVC.
Gambar kurva SATC berasal dari TC dibagi Q
o
e
B
.
p
l
e
T
F
Gambar kurva SMC
(ShortMarginalCost)berasal dari
pertambahan TC dibagi dengan
pertambah Q. SMC adalah tambahan
biaya apabila kita menambah satu
satuan produksi.
6.2 Kurva Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal Jangka
Pendek dan Panjang
6.2.1. Kurva Rata-Rata Jangka Pendek
Suatu tingkat produksi tertentu, adanya biaya produksi
rata-rata jangka pendek yang sama besarnya dengan biaya
rata-rata jangka panjang. Pada saat kurva marjinal jangka
pendek (SMC) harus berpotongan dengan kurva biaya marjinal
jangka panjang. Maka artinya biaya marjinal jangka panjang.
Pada saat produksi lebih kecil daripada X misalnya pada
X akan tampak bahwa biaya rata-rata jangka pendek lebih tinggi
daripada biaya rata-rata jangka panjang. Itu berarti STC lebih
tinggi daripada LTC.
PERILAKU PRODUSEN
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor
produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana
masukan (input) diubah menjadi output.
Perilaku produsen atau Producer’s Behaviour adalah itu
suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan
keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan
beberapa input yang dimilikinya.
Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaan
keseimbangan Produsen atau “ekuilibrium produsen”.
Proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital,
proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi
Kurva proses produksi
BAB 5
PERILAKU PRODUSEN
5.1 KONSEP JANGKA WAKTU
DALAM PROSES PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan
“jangka pendek” dan “jangka panjang”. Teori ekonomi acuan jangka pendek
dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen dapat
mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak.
1. JANGKA PENDEK
Adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan
tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya
input saja yang bervariabel. Dengan memperpanjang jangka waktu
maka semakin banyak sumber yang menjadi variabel sehingga akhirnya
semua sumber menjadi variabel. Periode jangka pendek yaitu suatu
jangka waktu proses produksi tertentu dimana hanya ada satu faktor
produksi yang bervariabel. Sedang faktor lain tidak dapat ditambah atau
dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun output dihasilkan.
2. JANGKA PANJANG
Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan
dimana semua faktor produksi bersifat variabel, artinya jumlahnya dapat
diubah-ubah. Semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya
sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi
faktor-faktor produksi yang paling efisien.
Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang
secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu tertentu. Dalam arti,
mungkin saja bagi suatu proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun
termasuk Jangka pendek, tetapi untuk proses produksi lain kurun waktu
tersebut termasuk jangka panjang. Jangka panjang tak menimbulkan
kesulitan pembatasan (defensi).
Jangka waktu ini cukup panjang sehingga perusahaan dapat
mengubah jumlah semua sumber yang digunakannya per unit waktu. Jadi
dalam jangka waktu panjang semua sumber adalah variabel
5.2 FUNGSI PRODUKSI
• Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output yang
dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis
antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses
produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber
masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga.
• Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis dengan
memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan suatu
barang tertentu
• Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah
input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi
output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan.
Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan
bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor
produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan
variabel tidak bebas dan faktor produksi merupakan variabel
bebas.
Rumus Fungsi Produksi Secara Matematis
Q = F(C,L,B,S) Dimana :
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah udang
yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya
makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya.
Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier atau pun tidak
linier.
Bentuk Fungsi Linier :
Q= a+bX
Bentuk Kurva :
Bentuk Fungsi Quadratik:
Q= a+bX
Bentuk Kurva :
Bentuk Fungsi Cubic
Q = a+b1+ b2X2+ b3X3
Bentuk Kurva :
5.3 ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori
ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average
product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang
dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang
dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi
apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP = ∂ TP/∂ L
5.3.1 HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG
(THE LAW OF DIMINISHING RETURNS)
• Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu faktor
produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya
tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila
menambah faktor produksi variabel secara terus-menerus.
• Produksi total akan bertambah terus-menerus dengan
tambahan yang semakin kecil, dan setelah suaatu jumlah
tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
5.3.2 HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP
Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk dipahami karena
posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan
usahanya.
1. Hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada
saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik
menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva MP mencapai titik
maksimumnya. Kemudian pada saat kurva TP mencapai titik
maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP
sama dengan nol.
2. Hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP).
Pada saat AP meningkat, MP lebih tinggi daripada AP, dan pada saat AP
menurun MP lebih rendah daripada AP. Hal ini menunjukkan bahwa
pada saat AP mencapai titik maksimum produksi MP sama dengan AP,
atau AP berpotongan dengan kurva MP.
• Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah:
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP.
2. Jika AP maximum maka MPP = AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
5.3.3 TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI
• Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-
rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan
produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah.
Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor.
Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
• Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai
pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi
marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP
masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih
meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam
suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan
tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
• Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif
karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi
ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total
(TP) menurun terus.
5.4 PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu pross produksi dimana
semua faktro produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau
semua faktor produksi bersifat variabel.
5.4.1 ISOQUANT
1. Pengertian kurva Isoquant adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis dua
input variabel yang menghasilkan suatu tingkat output
tertentu.
2. Sifat dari Kurva Isoquant
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan
jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain
semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan
semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling
berpotongan atau saling bersinggungan.
a. Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini dikarenakan
jika faktor produksi yang satu dikurangi maka faktor produksi lainnya harus
ditambah.
b. Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan berbagai
kombinasi kapital dan labor. Bisa dengan kombinasi A, B, C, atau D.
Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan labor sebanyak OL1
atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital sebanyak OK2 dan
labor sebanyak OL2.
c. Perhatikan dari kombinasi B beralih ke
kombinasi C. Kapital dikurangi tetapi
konsekuensinya jumlah labor harus ditambah.
d. Titik A adalah titik minimum labor yang harus
ada guna memproduksi 100 unit.
Sedang titik D adalah titik minimum kapital
yang harus ada guna memproduksi 100 unit.
e. Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi dibicarakan.
Apabila dua isoquant berpotongan maka titik potong itu berarti ada dua
jumlah produk yang berbeda dapat dihasilkan dengan kombinasi faktor
produksi yang sama.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Subtitution)
Adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor
Y sehingga output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus
MRTS di C = -
jika terjadi subtitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan
L-nya:
• K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif
• K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk Isoquant yang linier
Bentuk isoquant yang linier menunjukkan adanya
subtitusi input capital dan labor adalah sempurna.
Subtitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam
dunia nyata tidak pernah terjadi. Dalam suatu produksi
ada minimal kapital dan ada minimal labor.
Bentuk Isoquant yang Input Output
Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di
atas menunjukkan tidak adanya substitusi input
kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor
hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja
tidak terjadi subtitusi.
5.4.2 Iso-biaya (Iscost)
1. Pengertian Isocost
Adalah kurva yang menunjukkan kedudukan titik-titik
yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor
produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah
anggaran tertentu.
Letak iso-biaya tergantung pada besarnya anggaran
belanja perusahaan serta harga faktor produksi yang
digunakan. Semakin besar anggaran perusahaan engan
harga faktor produksi tetap, maka letak garis iso-biaya akan
semakin menjauhi titik nol
2. Gambar Kurva Isocost
Jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga
labor adalah PI dan besarnya dana yang tersedia
adalah M. kalau semua dana yang dibelikan kapital
maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk
unit. Jika semua dana dibelikan labor maka akan
didapat labor sebanyak M/PI unit. Jika kedua titik
dihubungkan akan mendapat sebuah garis disebut
garis “Isocost”.
=M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M = Pl/Pk
Sedang Fungsi TC = Pl L + Pk K
3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Produksi Labor Turun atau
Naik sedangkan lainnya Tetap
Jika harga labor bertambah
murah maka kurva isocost
bergeser ke kanan dari KL2
menjadi KL3. jika harga labor
bertambah mahal maka kurva
isocost bergeser ke kiri dari
KL2 ke KL 3
b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor
Prouksi Kapital Turun atau Naik sedangkan
Lainnya Tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan
jika harga kapital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi
C. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal
(Dana) Berubah Berkurang atau Bertambah
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva
isocost bergesar keatas dari K2L2 menjadi K3L3.
Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1
5.4.3 EKUILIBRIUM PRODUSEN
Ekuillbrium produsen (Titik keseimbangan produsen) bisa diartikan sebagai
“suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum
dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam
penggunaan faktor-faktor produksinya”. Artinya, apabiia produsen mengurangi
atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan
berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi
maka keuntungan akan menjadi lebih kecil.
Titik singgung antara garis isocost dan isoquant
inilah merupakan titik terbaik bagi produsen
atau titik yang memberikan tingkat produksi,
yang memberikan keuntungan yang paling
besar dengan biaya yang paling kecil.
5.4.4 JALUR EKSPANSI (EXPANSION PATH)
 Expantion path atau jalur perluasan
adalah suatu garis yang menunjukkan
titik- titik least cost combination
(LCC) di berbagai isoquant.
 Least cost combination adalah suatu
titik yang menunjukkan ongkos
terkecil untuk menghasilkan sejumlah
produk tertentu.
5.4.7 HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA
(RETURN OF SCALE)
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa
dalam keadaan
(1) b > a, Keadaan ini disebut dengan increasing return to scale.
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan
meningkat sebesar 30%.
(2) b = a, Keadaan ini disebut dengan cosntant return to scale.
Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output
meningkat sebesar 20%.
(3) b < a, disebut dengan decreasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan
meningkat
sebesar 10%.
 Increasing return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output
bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari
gambar diatas jika input ditingkatkan dua
kali lipat output seharusnya meningkat
menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih
dari 200unit.Pada gambar diatas
diperlihatkan dengan isoquant yang titik-
titik.
 Cosntant Return to Scale
Jika input ditambah duakali
lipat,output bertambah lebih dari
2kali lipat.Dari gambar di atas jika
input ditingkatkan dua kali lipat
output meningkat menjadi 200
unit.Pada gambar diatas
diperlihatkan dengan isoquant yang
titik-titik.
 Decreasing Return to Scale
Jika input ditambah duakali
lipat,output bertambah lebih
dari 2kali lipat.Dari gambar di
atas jika input ditingkatkan
dua kali lipat output
meningkat tidak menjadi 200
unit tetapi meningkat kurang
dari 200 unit.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses
produksi lebih efisien,yaitu:
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin
banyak terlibat dalam proses produksi tenaga
kerjanya semakin terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan
bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakinefisien.
Isoquant yang titik.
5.4.8 MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG EFISIEN (RIDGE
LINE)
Garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan
daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line. Ada dua
macam ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line
bawah.
5.4.9 KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST
COMBINATION)
Jika terjadi perubahan dalam ongkos
(dana perusahaan) sedang lainnya
tetap akan menyebabkan pergeseran
kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis
yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik
singgung antara isoquant dan isocost
dinamakan jalur perluasan (expansion
path)
BAB 6
PERSAINGAN SEMPURNA DAN MONOPOLISTIK
BAB 8
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
8.1.1. Pengertian Pasar
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat
berkumpulnya para penjual. Pengertian pasar pengertian
berdasarkan teori ekonomi adalah tempat terjadinya dalam
transaksi jual beli suatu barang. Persaingan adalah jika sesama
produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya
dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan
barang/jasa yang dibutuhkan.
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar. Berapa pun jumlah yang di perjualbelikan dalam
pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis
lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang.
Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut
harga pasar atau disebut price taker.
8.2.1. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
MURNI/SEMPURNA
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak
2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik
3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah
4. Informasi terhadap Pasar Sempurna
Harga (P) Jumlah (Q) TR = PQ AR =TR/Q MR=TR2-TR1
$ 10 50 $ 500 $ 10 -
$ 10 60 $ 600 $ 10 $ 10
$ 10 70 $ 700 $ 10 $ 10
$ 10 80 $ 800 $ 10 $ 10
$ 10 90 $ 900 $ 10 $ 10
$ 10 100 $1000 $ 10 $ 10
Pada tabel diatas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen
tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan
total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena
harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang
sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika di ambarkan ke tiga
kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
8.2.2. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi
minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan
ditetapkan dengan kaidah MC=MR. Kaidah menetapkan harga
dan jumlah produk dengan MR=MC dengan syarat informasi
pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty
(bisa diperhitungkan). Sedang kaidah MC=MR dikarenakan MR
adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan
pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan
pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba
Harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang
besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR – TC) adalah
sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit
P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugianyang
minimum
Harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang
besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR – TC) adalah
sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit
P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi
manimal adalah sebesar
P = OP2 dan Q = OQ1
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal
Profit (Break Even Income)
Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba
normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah
sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk
mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang
paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah.
Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang
berada pada persaingan yang lain. Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
8.2.3. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG
DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
Adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila
terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk
menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi
perusahaanperusahaan untuk menambah perusahaan- perusahaanyang
baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami tiga hal,yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian, meskipun
menderita rugi. Akan tetapi, posisi equilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang
minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun
AFC tidak bisa tertutup. Saat ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC, dan di atas
SAVC. Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh
kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup.
Pada harga P=AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan
melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown
point. Berikut adalah gambar kurvanya :
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka
Panjang
Jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat
mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi
kenaikan permintaan barang.
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang
berada dalam pasar persaingan sempurna dapat
mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan
kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan
hanya mendapatkan normal profit saja (impas
/breakeven).
Masuknya perusahaan baru akan menambah
jumlah produksi (supply meningkat).Bertambahnya jumlah
produksi (suply lebih besar dari demand) akan
menyebabkan harga jual turun.
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk
yang diperjualbelikan identic dan perusahaan harus bekerja yang paling
efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang
diperjualbelikan tidak ada inovasi. Produk yang homogen ini berakibat
membatasi pilihan konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena
masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya
kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam
persaingan sempurna sangat ketat.Oleh karena itu,agar tidak mengalami
kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa
efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal
ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat
turunnya harga.
8.2.4. Keburukan Dan Kebaikan Perusahaan Yang Berada Dalam
Pasar Persaingan Sempurna
BAB 9
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
9.1 BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak
penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli.
1.terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu
macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah,
meskipun mendekati horizontal.
2.terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga
tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti
terhadap penjual lainnya.
Dalam pasar dengan persaingan monopoli terdapat banyak penjual
untuk suatu jenis produk tertentu, dan produk masing-masing penjual dapat
dibedakan dari produk penjual lainnya.
Bila jumlah penjual cukup banyak sehingga kegiatan masing-
masing penjual tidak mempunyai pengaruh yang nyata pada penjual yang
lain dan begitu juga sebaliknya, maka industri yang seperti ini dinamakan
industri dengan monopoli persaingan.
Persaingan monopoli memberikan gambaran perbedaan produk
pengolahan suatu produk. Perbedaan produk menyebabkan sebagian
konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan
produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang
penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit
banyak dapat mengendalikan harga produknya.
Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada
pasaryang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan
menerirna keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima
keuntungan normal saja. Pada pasar persaingan monopoli barang
heterogen sehingga semua produsen juga tidak akan menetapkan harga
yang sama. Berbeda dengan Pasar persaingan sempurna, barang adalah
homogen, maka semua produsen akan menetapkan harga pasar yang
sama.
Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan
masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka
dan satunya tertutup. Perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini
mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya
perusahaan-perusahaan lain.
Kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke kiri apabila
semua barang merupakan barang substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi-
bagikan di antara perusahaan yang ada.
increasing cost industry adalah adanya produk deferensiasi yang semakin
besar berarti akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser
ke atas.
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik
berada diantara perusahaan monopoli dan persaingan
sempurna.
1.persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal
atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat
inelastis.
2.demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan
persaingan sempurna.
Di samping Bentuk kurva demand dan MR dari perusahaan
persaingan monopolistik
9.2 TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
mendapat Laba Supernormal
Perusahaan dalam persaingan monopolis
mendapatkan laba
Harga dan output yang menjamin laba
maksimal dengan menggunakan kaidah MR
= MC. Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
2. Perusahaan dalam persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
Perusahaan dalam persaingan monopolis
mendapatkan laba normal
MR = MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR
= MC harga jual produk sebesar OP1 dan
output yang dijual sebanyak OQ1 dan
besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
3. Perusahaan dalam persaingan Monopolistik yang Mendapat Kerugian
MR = MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output yang
menjamin kalau laba, laba yang maksimal
tetapi kalau rugi kerugian yang minimal.
Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya
OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari
penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang
minimal ini output/jumlah produksi yang dijual
harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
9.3 AKIBAT PERSAINGAN
MONOPOLISTIK TERHADAP OUTPUT
DAN HARGA
1.Perubahan Harga Berakibat
Perubahan Permintaan yang Besar
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
3. Promosi Penjualan
4. Jenis Produk yang Tersedia
BAB 7
MENENTUKAN HARGA PASAR PADA MONOPOLI
DAN OLIGOPOLI
10.1 ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
ciri-ciri pasar monopoli
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri.
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Ada 3 faktor yang menyebabkan munculnya pasar monopoli
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi
(economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang
10.2 HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN
MEMASUKI PASAR
Berikut adalah beberapa penyebab perusahaan monopoli itu bisa
timbul :
1.Penguasaan Bahan Mentah
2.Hak Paten
3.Terbatasnya Pasar
4.Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah.
10.4 PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang
monopolistik menyamakan
MR dengan MC-nya, maka
pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat
output dan tingkat harga
pasar untuk produknya.
Berikut adalah gambar
Penentuan harga/output
dalam monopoli.
10.5 POSISI KESEIMBANGAN
Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke
kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit
atau lebih banyak barang produksinya.
Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan
perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan
monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output
yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga
jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya.
10.5.1 Hubungan P,TR, dan MR
Penentuan harga dan output
dalam keadaan monopoli murni
adalah mencapai laba yang
maksimal dicapai pada saat MR =
MC. Perbedaan kurva permintaan
monopolis dengan persaingan lain
adalah jika persaingan sempurna
kecondongan kurva permintaannya
horizontal, kurva permintaan
persaingan monopolis
kecondongannya bersifat elastis
yang cukup besar dengan
t
r
y
g
o
Y
10.5.2. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis
1.Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam
mencapai posisi equilibrium, yaitu posisi
keuntungan maksimum akan dicapai pada
saat MR=MC. Kurva D dan MR apabila
digabungkan dengan kurva ongkos,maka
dapat diperoleh “equilibrium perusahaan”
yang sekaligus sama dengan “equal pasar”.
Equal pasar yang menjamin diperolehnya
keuntungan maksimum pada saat MR MC,
yaitu pada produksi sebesar Q.
F
Y
og
2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami Impas
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka
besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya
kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka
pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga
TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi
apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus
menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar
daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam
jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar
P1P2KL karena TR =0P1LQ danTC = OP2KQ.
10.6.KERUGIANDAN PENGATURAN MONOPOLI
1. Output yang Lebih Kecil
Jika industri adalah suatu industri dengan persaingan bebas, masing-masing
perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar untuk
dapat mengambil keuntungan dan skala. Artinya, mereka akan bekerja dengan
skala optimum perusahaan.
2. Halangan bagiPerusahaan Lainyang Hendak Masuk Pasar
Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut
dari biaya produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk
produk tersebut dari yang diperlukan.
3. Efisiensi Ekonomi
Monopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan dengan
efisiensi sebaik-baiknya.Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni,
dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala optimum perusahaan
pada tingkat output optimum.
10.6.2 Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
1. Pengaturan Harga
Untuk itu pemerintah dapat menentukan harga
tertinggi di bawah harga keseimbangan MR=MC,
misalkan bahwa harga maksimum adalah
pada tingkat mana kurva biaya marginal.
Penentuan harga maksimum ini
menguntungkan konsumen dengan harga per
unit yang lebih murah dan jumlah barang yang
lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi Sang
Monopolis mengambil semua keuntungan dari
kedudukan monopoli dan juga memaksa
Sang Monopolis untuk memperluas output
sampai titik di mana biaya marginalnya sama
dengan harga produknya.
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan
Decrasing Cost
kasus Decreasing Cost yaitu kasus
di mana luas pasar terbatas
sehingga untuk memenuhi
permintaan yang ada di pasar,
perusahaan monopoli hanya
beroperasi pada bagian kurva di
mana AC menurun.
10.7. DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi harga yaitu biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang
berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar
dicapai keuntungan yang lebih dengan usaha untuk memperluas pasar dengan
cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda.
Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:
1)Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang
berbeda-beda secara tajam.
2)Para penjual mengetahui perbedaan dan dapat menggolongkan
pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang
berbeda- beda.
3)Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali
4)barang-barang yang dibeli.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di
mana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya
mengambil surplus konsumen. Diskriminasi derajat pertama ini
juga bisa disebut dengan “diskriminasi pribadi”. Tawar-
menawar terjadi setiap kali transaksi perorangan,
menyesuaikan pada pendapatan pembeli, dan menyesuaikan
harga pada konsumen. Contohnya adalah dokter yang
berpraktik di kota-kota kecil yang memungkinkan biaya sesuai
dengan kemampuan pasiennya.
2. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap
kelompok jumlah pembelian yang berbeda. Penjual hanya
dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-
kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif
air minum, listrik secara progresif bagi kelompok yang
berbeda.
3. Diskriminasi Harga Derajat KeƟga
Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-
betul menjual barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan
elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi tingkat tiga
adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti
pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
10.7.3. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan
Numerik
Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua
kelompok pembeli. Kelompok A mempunyai
permintaan yang relatif inelastis, sementara
permintaan kelompok B lebih tinggi
elastisitasnya. Setiap kurva permintaan
mempunyai kurva pendapatan marginal,
yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha
memaksimumkan keuntungan total dengan
menawarkan output kepada setiap kelompok
harga di mana MC = MR. Kurva permintaan
yang kurang elastis harganya lebih tinggi.
11.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli yaitu keadaan yang hanya sedikit penjual
sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain
untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak
penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar.
Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahan
(duopoli). Akan tetapi, ada beberapa ahli yang memberikan batasan
pasar oligopoli atau bukan dilihat dari rasio konsentrasi dasar yang
dikuasai sejumlah perusahaan. Jika oligopoli rasio konsentrasi
empat perusahaan besar mampu mengusai lebih dari 40% maka
pasar persaingan.
Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah:
No. Asumsi Keterangan
1. Jumlah penjual Lebih dari satu bisa 2, 4, atau 10. Penelitian dari Herfindal
jika ada 4 (empat) perusahaan besar (CR Four) di pasar
itu yang mampu menguasai lebih dari 40 persen pangsa
pasar.
2. Kondisi biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan,
konstan, dan meningkat.
3. Jumlah pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli
yang sangat banyak.
4. Kondisi demand Close subsƟtute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi.
No. Asumsi Keterangan
5. Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang
maksimal.
Sedang jangka panjang menginginkan menguasai pasar.
6. Strategi
penjualan
Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong
promosi,
desain produk, dan distribusi channel.
7. Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis,
dan
kuantitas akan mendapat reaksi dari pesaing.
Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah:
Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari
beberapa produsen (dua sampai dengan lima
produsen), sedangkan apabila terdiri dua perusahaan
disebut duopoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan
penentuan harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di
mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya
industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit
sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu
wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang
sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa
dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari
oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli,
di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk
tertentu.
11.2. DEMAND OLIGOPOLI
1. Model Cournot
Model ini beranggapan bahwa barang yang
dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan
bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos
produksi per unit sama. Dimisalkan ada dua
sumber air mineral yang sama dan dimiliki oleh
dua perusahaan yang berbeda. Anggaplah bahwa
tidak diperlukan biaya untuk mengoperasikan
sumber-sumber tersebut (operaƟng with zero cost),
serta mereka menjual output di pasar yang
mempunyai kurva permintaan linier dengan slope
negatif. Masing-masing perusahaan
mengasumsikan output yang lain tetap (tidak
berubah) dan masing-masing berusaha
memaksimalkan laba dalam bagian pasar.
11.2.1. Model Oligopoli
2. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reacƟon
curved)
Jika perusahaan pertama memproduksi setengah
maka perusahaan kedua akan memproduksi
seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi
1, maka perusahaan kedua akan memproduksi 0.
Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka
perusahaan kedua akan memaksimumkan laba
dengan memproduksi setengah. Jika sekarang kita
mendapatkan perusahaan pertama bereaksi
terhadap perusahaan kedua, maka akan saling
berpotongan pada titik Cournot, di mana kita
dapatkan masing-masing akan memproduksi
sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan
equilibrium yang stabil.
Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
a) Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-
masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman
dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada
masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output
secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun
dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna.
c) Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.
d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
2.Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand
yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J.
Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan
dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya
untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun
yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan
dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan
berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi
bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama
dengan model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk
menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar.
3. Model Chamberlin (Model Untuk Pasar Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di
pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat
harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan
keuntungannya. Model Chamberlin beranggapan bahwa
masing-masing perusahaan tidak bebas terhadap pesaingnya
yang ada di pasar. Chamberlin berpendapat bahwa
keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa adanya
penggabungan di antara perusahaan yang ada di
pasar. Masing-masing perusahaan dianggap cukup terampil
untuk mengantisipasi tindakan pesaingnya, yaitu dengan
belajar dari pengalaman yang dimilikinya sehingga tidak
melakukan kesalahan dari masa lalu.
4. Model Kurva Permintaa (The Kinked-Demand
Model)
Ada 3 asumsi dasar bagi kurva permintaan yang
patah menurut P.Sweezy tahun 1939:
1)Terdapat industri yang dewasa bagi
berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi
produk.
2)Apabila suatu perusahaan menurunkan harga
maka perusahaan-perusahaan lainnya akan
mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
3)Apabila perusahaan menaikkan harga, maka
perusahaan-perusahaan lainnya dalaam industry
tidak akan mengikutinya.
Ciri-Ciri Pasar Oligopoli:
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang
berbeda. Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan
baja, aluminium.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat.
Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan
harga sangat terbatas.
3. Promosi masih diperlukan . Kegiatan promosi bertujuan
untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli
lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang
yang berbeda.
Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah
kinked demand curve atau kurva permintaan yang
patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah
penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini
mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan
datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut.
Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti
antarpenjual saling bertindak untukmenurunkan harga. Hal ini
disebut «perang harga». Penjual telah mengadakan
persetujuan harga yang telah ditaati bersama karena
dianggap dapat memberikan keuntungan yang cukup
besar. Harga ini sering dipertahankan secara kaku. Kekakuan
harga ini mengakibatkan kurva permintaannya menjadi tidak
lurus, tetapi patah dan disebut kinked demand.
11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI
11.3.1. Pasar dengan Ketegaran harga (Kinked Demand Curve Model)
Harga dari Pasar Oligopoli yang Rigid
harga tidak berubah selama MC memotong MR pada bagian
yang patah (tegak lurus) LN walaupun biaya naik atau turun.
Inilah yang bisa menghantarkan mengapa harga pada pasar
oligopoli adalah rigid (tegar).
11.4. Pengaruh Oligopoli Terhadap Kesejahteraan
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih
sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek
yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen
tidak beroperasi pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen
maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi
yang dapat merugikan masyarakat makro.
Kebijaksanaan umum yang mungkin untuk mengurangi efek-efek
negatif tersebut.
1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi
perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar oligopoki tersebut
ditekan sampai sekecil-kecilnya.
2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat:
AnƟtrust Law) yang melarang adanya kerja sama di antara para
pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka.
3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba
merombak truktur pasar yang oligopolistis tersebut, antara lain
dengan menentukan batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha
dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara
perusahaan-perusahaan yang telah ada.
Ada 3 faktor memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu:
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka
mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan
mereka bertindak seperti monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat
mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti
tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas
jika mereka mengadakan kerja sama.
3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan
masuknya produsen baru dalam industri.

More Related Content

What's hot

Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)FaizaMasudiyah
 
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13NandaKarisma
 
Kelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikroKelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikroPuri handayani
 
Kelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareKelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareDebyShinta5
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7ImelTiana
 
Kelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareKelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareDebyShinta5
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makroteuku1234567
 
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMakalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMarobo United
 
Pengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikroPengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikrojevka
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikroRPKSD
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikroYulia Dwijayanti
 
Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)FaizaMasudiyah
 
Makalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranMakalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranRiva Anggraeni
 
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARMAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARBiyah Djauhar
 
teori permintaan
teori permintaanteori permintaan
teori permintaanmas karebet
 
Makalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomiMakalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomizaenuri123
 

What's hot (19)

Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)
 
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
 
Kelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikroKelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikro
 
Kelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareKelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshare
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
 
Kelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareKelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshare
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makro
 
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMakalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
 
Pengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikroPengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikro
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro
 
Makalah permintaan dan penawaran
Makalah permintaan dan penawaranMakalah permintaan dan penawaran
Makalah permintaan dan penawaran
 
Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)
 
Makalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranMakalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan Penawaran
 
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARMAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
 
teori permintaan
teori permintaanteori permintaan
teori permintaan
 
Makalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomiMakalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomi
 

Similar to TEORI EKONOMI MIKRO

KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)SofinatusSolikhah
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 Radhika ayu Maulidia
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxMarcellWillardS
 
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptxTUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptxMarcellWillardS
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptxAnggunPratiwi31
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfRadhika ayu Maulidia
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4SalsabilaAlyaMaharan
 
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13SausanNadaSalsabila
 
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JPengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JMuhammad Nur Rohman Syah
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1alvinprasetya1
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdfalvinprasetya1
 
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdftugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdfFahmiAzzaqiFahmiAzza
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Yasri Purwani II
 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxtrendaardianti
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxdiann43
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxgatauhehe
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfBellaMonica12
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxAllysiaPalvy
 

Similar to TEORI EKONOMI MIKRO (20)

KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
 
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptxTUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
 
Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaanElastisitas permintaan
Elastisitas permintaan
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
 
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13
 
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JPengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
 
TUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptx
TUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptxTUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptx
TUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptx
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
 
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdftugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )
 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

TEORI EKONOMI MIKRO

  • 1. PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen Pengampu: Dr. Sigit Sardjono, Ms.
  • 2. Nama Kelompok: Octavia Dwi Sagita Sari (1222100035) Alinda Dwi Jofanka (1222100036) Putri Nadiya Puspitasari (1222100037)
  • 4. • Teori Ekonomi Mikro Prinsip-prinsip yang digunakan untuk pengambilan keputusan seorang konsumen maupun produsen. Teori ekonomi memberikan manfaat sehingga dapat menjelaskan permasalahan yang ada. Masalah pokok Ilmu Ekonomi adalah “Kelangkaan”. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sementara alat pemenuhnya yang ada jumlahnya terbatas.
  • 5. • Struktur Teori Ekonomi 1. Definisi-definisi Menjelaskan variable (suatu besaran yang nialinya dapat berubah) Sebagai contoh “harga suatu barang berubah, maka jumlah barang yang diminta akan berubah” Variable dalam hukum permintaan adalah variabel harga & variabel jumlah. Variable terdiri atas: Variabel Endogenus, adalah sifatnya diterangkan dalam teori Variabel Aksogenus, adalah mempengaruhi variabel endogenus dan ditentukan oleh faktor-faktor yang ada di luar teori. 2. Pemisalan (Asumsi) Kegiatan dan kehidupan perekonomian sangat kompleks sehingga dibuat gambaran yang lebih sederhana seperti pemisalan. Pemisalan dikenal sebagai Caterius Paribus yang artinya hal-hal lainnya tidak mengalami penambahan.
  • 6. 3. Hipotesis Suatu pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan variabel. Hipotesis merupakan hubungan “jika-maka” Contoh menggunakan jika-maka Hipotesa Positif : Jika pendapatan naik, maka permintaan barang akan naik Hipotesa Negatif : Jika suatu harga barang naik, maka permintaan akan turun. 4. Seperangkat ramalan atau sebuah prediksi untuk keadaan yang akan datang Dengan teori kita dapat meramalkan waktu keadaan. Sehingga peramalan dalam ekonomi sangatlah penting dan sangat berguna utuk dijadikan dalam merumuskan langkah perbaikan ekonomi.
  • 7. Definisi Ilmu Ekonomi menurut para ahli Ilmu ekonomi merupakan ilmu bagaimana orang memilih menggunakan sumber produksi yang langkah atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkan ke berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu. Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuannya mempelajari usaha manusia ke arah kemakmuran. Prof. Dr. J.L May JR Paul A Samulson Adam Smith Lionel Robbins Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya. Dalam pemerintahan kebutuhannya yang langkah.
  • 8. • Membuat manusia lebih menguasai cara memanfaatkan ekonomi sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup. • Bisa mengetahui wujud perilaku ekonomi dalam kehidupan nyata • Timbul pemahaman dan kesadaran akan kebutuhan potensi yang dimiliki oleh manusia dan lingkungan. Beberapa manfaat mempelajari Ilmu Ekonomi
  • 9. BAB 2 TEORI DEMAND, SUPPLY, DAN EQUILIBRIUM
  • 10. 2.1. HARGA SUATU BARANG DAN JASA Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan guna. Di samping berguna dan bernilai, barang tersebut juga terbatas adanya (langka). Terbentuknya harga dikarenakan ada dua pihak, yaitu: • Pihak yang memiliki dan bersedia untuk menawarkannya • Pihak yang memerlukan dan bersedia untuk memintanya
  • 11. Harga berfungsi sebagai: • Mengadakan keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemuas yang diminta. • Dengan adanya harga maka manusia mau tidak mau akan membatasi kebutuhannya sesuai dengan kemampuannya dalam membayar harga barang dan jasa tersebut. Jadi, harga akan bertugas “to cut off demand” (Cassel). • Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan pemakaian. Alat- alat produksi akan dipakai pada sektor yang betul- betul dapat menguntungkan dibandingkan dengan pengorbanan yang diberikan untuk mendapatkan alat-alat tersebut. • Harga juga merupakan pembentuk pendapatan berupa upah, bunga modal,serta pendapatan pengusaha dan pemilik sumber.
  • 12. 2.2 Teori Permintaan Permintaan ialah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang & jasa terebut. Yang dimaksud dalam “barang yang diminta” adalah keinginan untuk membeli dengan uang yang cukup untuk membayar barang yang di inginkan. Faktor-faktor umum yang mempengaruhi permintaan  Harga barang  Kegunaan barang  Selera  Income
  • 13. Bila Dirumuskan dalam fungsi Permintaan DX=f(Px;Py…P₂, I, S) Keterangan: DX: Permintaan barang Px: Harga barang P₂: Harga barang yang lain I: Pendapatan S: Selera
  • 14. 2.2.1 Hukum Permintaan Hukum permintaan ialah jika harga suatu barang turun maka permintaan akan barang tersebut bertambah, Jika harga barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang. Lebih jelasnya naiknya harga akan mengakibatkan berkurangnya pembeli dan turunnya harga mendorong konsumen memperbesar pembeliannya.
  • 15. 2.2.2 Kurva Demand Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga dimana harga sebagai variable independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variable dependen. Naiknya nilai suatu variable diikuti oleh turunnya nilai variable lainnya, sehingga kurva permintaan berbagai jenis barang pada umunya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Secara umum hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta mempunyai sifat yag terbalik (negatif) sehingga permintaan suatu barang bersudut negatif terhadap sumbu horizontal
  • 16. 2.2.3 Pengecualian Demand 1. Berhubungan dengan barang gengsi Jika harga barang naik, maka permintaan akan bertambah karena barang ini menarik bagi orang yang jarang menonjolkan kemewahan. 2. Pengaruh harapan yang dinamis Jika harga barang turun maka jumlah permintaan akan turun apabila orang memperkirakan bahwa harga akan terus-menerus turun. Jika kurva permintaan akan miring positif.
  • 17. 2.2.4 Menggambar Kurva Demand dengan Matematis Fungsi hubungan harga dan barang yang diminta : Q=F(P) Fungsi persamaan permintaan : Q=a-bP Q : Jumlah barang yang diminta P : Harga A : Konstanta B : Slope dari garis - : Persamaan fungsi demand selalu bersifat positif Slope negatif menggambarkan antara Q dan P selalu berbanding terbalik. Maka bentuk kurva permintaan miring dari kiri atas ke kanan bawah
  • 18. 2.2.5 Pergeseran Kurva Demand Perubahan di sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva permintaan 1. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergeseran di sepanjang kurva itu sendiri. Hal itu terjadi bila harga komoditi yang diminta berubah (naik/turun) 2. Perubahan faktor lain selain berubahnya harga itu sendiri mengakibatkan pergeseran kurva permintaan.Pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor selain harga komoditi tersebut.Berbagai faktor yang mengalami perubahan permintaan. 3. Pendapatan konsumen. 4. Harga barang terkait subtitusi dan komplementer .
  • 19. 2.2.6 Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Kurva pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga. 2.3 TEORI PENAWARAN Teori penawaran mempunyai arti berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga dalam periode tertentu. Penawaran dapat diartikan dengan “Berbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah”
  • 20. 2.3.1 HUKUM PENAWARAN “Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkanakan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus.” 2.3.2 bentuk penawaran kurva 1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran.Kurva penawaran memperlihatkan kuantitas maksimal dalam satu unit waktu yang akan dijual oleh penjual dengan berbagai pilihan harga di pasar.
  • 21. 2. Bentuk kurva yang tidak tunduk dengan hukum penawaran Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek, di mana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambah jumlah produksinya. Kurva S1 dan kurva S2 kedua-duanya dapat merupakan kurva penawaran jangka panjang. Jangka panjangnya di sini dalam artian bahwa jangka waktu tersebut cukup panjang untuk memungkinkan produsen menyesuaikan pemakaian semua faktor produksi terhadap perubahan permintaan.
  • 22. 2.3.3 PERUBAHAN PENAWARAN Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi untuk suatu kuantitas tertentu, tetapi mereka tidak akan mau menawarkan kuantitas tersebut dengan harga yang lebih rendah. Jika terjadi perubahan faktor yang memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sebaliknya jika berakibat berkurangnya penawaran maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri.
  • 23. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penawaran 1. Berubahnya harga Input Variabel Kalau harga satu faktor produksi atau beberapa faktor produksi yang digunakan menurun, kurva penawaran akan bergeser ke kanan bawah (bertambah). Sebaliknya kalau harga faktor produksi meningkat maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri atas (berkurang). 2. Perubahan Teknonogi Perubahan teknologi cenderung mengurangi biaya produksi dalam jangka pendek, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan bawah (bertambah).
  • 24. 3. Perubahan Iklim Musim kering yang keras misalnya, dapat menggeserkan kurva penawaran itu ke kiri. Pada tahun-tahun panenan berhasil baik kurva penawaran bergeser ke kanan dan pada tahun-tahun panenan mengalami kegagalan menggeser ke kiri. 4. Harga Komoditas Lain Hubungan suatu komoditas dengan berbagai jenis komoditas lainnya,seperti komoditas pengganti.Jika keberadaan barang pengganti semakin banyak, berarti jumlah penawaran semakin banyak. Akibatnya akan menggeser kurva penawaran ke kanan yang akan mengakibatkan tingkat harga akan berkurang.
  • 25. 5. Biaya Untuk Memperoleh Faktor Produksi Jika tidak ada peningkatan produktivitas dan efisiensi, kenalikan harga faktor produksi akan meningkatkan biaya produksi. 6. Pajak Subsidi Pajak penjualan mengakibatkan tambahan pada biaya produksi dan mengurangi penawaran. Subsidi akan mengurangi biaya produksi dan menambah penawaran.
  • 26. 7. Harapan Harga Pengharapan akan adanya perubahan harga relatif atas suatu produk akan menyebabkan kemauan produsen untuk menambah atau mengurangi penawarannya sebagaimana pengharapan konsumen. 8. Tujuan Perusahaan Pada umumnya perusahaan berusaha memaksimalkan keuntungan sehingga mereka akan memanfaatkan kapasitas produksinya pada tingkat kapasitas yang memaksimalkan keuntungannya.
  • 28. TEORI ELASTISITAS Elastis adalah mengukur respon atau reaksi dalam teori ekonomi. Semakin elastis sifat permintaannya semakin besar responnya, sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya semakin kecil responnya. Tingkat elastisitas ini ialah tingkat terpengaruhnya jumlah barang yang maupun yang ditawarkan karena adanya perubahan harga. Jika jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan relative besar tingkat terpengaruhnya karena ada perubahan harga tersebut, mka permintaan dan penawaran ini dikatakan permintaan dan penawaran yang elastic. Sebaliknya jika perubahan harga ini relatif tidak ada pengaruhnya maka permintaan dan penawaran ini dikatakan permintaan dan penawaran inelastis.
  • 29. o Elastistas harga permintaan (Price elasticity) merupakan Jika yang berubah harga barang itu sendiri maka ukuran responnya. o Elastitas silang merupakan jika yang berubah harga barang lain yang mempunyai hubungan (komplemen/substitusi) maka ukuran responnya. o Elastitas income (income elasticity) Merupakan jika yang berubah pendapatan maka ukuran responnya. o Elastitas iklan (advertising elasticity) merupakan jika yang berubah iklan dari barang itu maka ukuran responnya. Dari uraian diatas yang diartikan elastisitas harga permintaan ialah besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang diminta yang disebabkan oleh persentase tertentu dari perubahan harga
  • 30. 3.2. ELASTISITAS PERMINTAAN SIFAT ELASTISITAS DARI SUATU PERMINTAAN Perfect elastic Elastis Unitaryelastis Inelastis Perfect inelastic.
  • 31. Melihat Besarnya Koefisien ElasƟsitasnya: 1. Jika koefisien elastisitas tak terhingga (ω ) maka elastisitasnya disebut perfect elastis (sangat elastis). 2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut elastis. 3. jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis. 4. jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastis. 5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastis (inelastis sempurna).
  • 32. 3.2.2. Cara Mengukur Tingkat ElasƟsitas Mengukur tingkat elastisitas permintaan maupun penawaran diukur dengan cara yang sama. Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat elastisitas tersebut, yaitu: 1. Arc ElasƟcity (ElasƟsitas Busur) Cara ini untuk mengukur respons (kepekaan) perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga. Perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta mempunyai rentang jarak.
  • 33. 2. Point ElasƟcity Konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan harga sehingga seakan-akan tidak terjadi perubahan.
  • 34. 3.3. Elastisitas Silang (Cross Elastisity) Elastisitas permintaan silang mengukur sampai jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X terhadap barang Y sama dengan persentasi perubahan barang Y yang dibeli dibangi dengan persentasi p harga barang Y.
  • 35. 1. Elastisitas Silang Barang Subtitusi Karena harga teh turun mengakibatkan jumlah yang diminta kopi berkurang walaupun harga kopi tidak berubah. Teh dan kopi adalah barang subtitusi. 2. Elastisitas Silang Barang Komplementer Karena harga gula turun, selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi bertambah wlaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan gula adalah barang subtitusi.
  • 36. Hubungan Barang Subtitusi, Komplemen, dan Elastisitas Silang
  • 37. 3.4. Elastisitas Penawaran Rumus: Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah yang sama bila kurva penawaran miring kearah kanan atas; jadi X dan P adalah positif keduanya atau negative keduanya. Oleh sebab itu koefisien elastis selalu positif Menentukan sifat penawaran: • Jika nilai Es tak terhingga (∞) disebut perfect elastis (sangat elastis) • Jika nilai Es > 1 disebut elastis. • Jika nilai Es < disebut inelastis. • Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis. • Jikai Es = 0 disebut perfect elastis (inelastis sempurna)
  • 38. 2. Melihat Kecondongan kurva permintaan • S1 sifat penawarannya disebut perfect inelastis. • S2 sifat penawarannya disebut inelastis. • S3 sifat penawarannya disebut unitary elastis. • S4 sifat penawarannya disebut elastis. • S1 sifat penawarannya disebut perfect elastis
  • 39. 3.5. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity; Ei; φ) Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Maka rumusnya sebagai berikut: Ada 2 kemungkinan dalam elastisitas pendapatan: • Jika Ei >1 ; barang yang diminta adalah barang superior • Jika 0 < Ei < 1; barang yang diminta adalah barang kebutuhan pokok
  • 40. 3.5.1. Perubahan Permintaan Barang lux karena adanya Kenaikan In-come Barang luxury adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih banyak jika pendapatan konsumen bertambah. 3.5.2 perubahan Permintaan Barang Interior karena adanya Kenaikan Income Barang interior adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih sedikit atau dikurangi jika pendapatan konsumen bertambah.
  • 42. 4.1.1 Pengertian Produksi Secara sederhana biaya produksi dapat dicerminkan oleh jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input, yaitu secara akuntasi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat. Di dalam ekonomi, biaya produksi mempunyai pengertian yang lebih luas. Biaya dan input diartikan sebagai balas jasa dan input tersebut pada pemakaian terbaiknya. Ongkos produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual di pasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan harus mengetahui ongkos-ongkos yang dikeluarkan, di mana berakar dan prinsip produksi.
  • 43. Biaya dalam pengertian ilmu ekonomi adalah semua beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan suatu barang sampai barang tersebut siap dikonsumsikan oleh konsumen. Oleh karena itu, besar kecilnya biaya yang dikeluarkan tergantung pada besar kecilnya barang yang diproduksikan.
  • 44. 6.1.2 Periode Waktu Pembebanan Biaya Dalam periode pembebanan biaya terdapat: Konsep Jangka Pendek Jangka pendek ialah suatu periode produksi di mana salah satu faktor produksi tetap, sedangkan faktor produksi lain berubah-ubah. Dalam waktu jangka pendek ini, hanya ada satu atau lebih faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah (ditambah atau dikurangi) oleh produsen, berapa pun output dihasilkan. Dalam proses produksi jangka pendek ini, ada beberapa jenis faktor produksi lain yang jumlahnya dapat diubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang ingin dihasilkan. Faktor produksi jenis ini disebut faktor produksi variabel. Konsep Jangka Panjang Jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga dalam jangka panjang produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien.
  • 45. 6.1.3. BIAYA IMPLISIT, ALTERNATIF, DAN EKSPLISIT 1. BIAYA IMPLISIT Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah pendapatan seharusnya diperoleh apabila sumber daya yang digunakan tersebut dalam usaha terbaik lainnya. Adapun ide dasar konsep ongkos dalam analisis berdasarkan pada prinsip ongkos alternative (the alternative cost principle). 2. BIAYA ALTERNATIF Para ekonomi mendeifinisikan ongkos produksi untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang) dan altematif produksi yang menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk memproduksi ouput tertentu. Prinsip ini dikenal sebagai alternaθve cost principle atau opportunity cost principle. Biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan bagi pemilik merupakan kewajiban eksplisit maupun kewajiban implisit
  • 46. 3. BIAYA EKSPLISIT Biaya eksplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum dibebankan pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini berasal dari transaksi yang dilakukan perusahaan atas pemberian faktor-faktor produksi dalam rangka usahanya. Dari segi pandangan ilmu ekonomi, sebenarnya produsen tersebut masih harus mengadakan perhitungan yang lebih terperinci lagi. Dalam hal ini,sebenarnya produsen tersebut telah menginvestasikan baik waktu maupun uangnya dalam menghasilkan barang X. Kalau produsen tidak melibatkan waktu dan uangnya dalam bisnis tersebut sebenarnya ia dapat menginvestasikannya dalam bisnis lain.
  • 47. 4. KONSEP BIAYA LAINNYA Biaya eksternal adalah biaya/kerugian yang diderita oleh pihak lain sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan. Sedangkan konsep biaya akuntansi, mengartikan biaya sebagai biaya eksplisit saja,yang merupakan jumlah pembelian faktor-faktor produksi dalam rangka perusahaan. Biaya produksi menurut konsep ini terdiri dan biaya eksplisit dan biaya implisit. Lain halnya pengertian biaya dari sisi sosial, yang diartikan konsep biaya sosial merupakan keseluruhan biaya yang menjadi beban perusahaan maupun yang diderita masyarakat sebagai akibat penggunaan sumber daya untuk menghasilkan produksi tertentu.
  • 48. 5. TEORI BIAYA TRADISIONAL DAN MODERN - Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang sampai sekarang ini dianut secara luas, yaitu teori biaya dengan kurva biaya total, biaya variabel, dan biaya marginal yang berbentuk U. - Teori biaya modern adalah menurut Stigler, perusahaan biasanya memelihara kapasitas cadangan. Cadangan ini dimaksudkan sebagai strategi perusahaan menghadapi perubahan perubahan atau pun gangguan atas usahanya sehingga dalam jangka pendek,kurva biaya rata-rata bervariabel berbentuk seperti cawan,tidak lagi berbentuk U.Untuk jangka panjang,kurva biaya rata-rata berbentuk huruf L.
  • 49. TEORI BIAYA TRADISIONAL JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG Sebagaimana dikemukakan pada uraian terdahulu,salah satu atau beberapa faktor produksi dalam jangka pendek adalah tetap.Sesuai dengan terminologinya, biaya tetap konstan sampai dengan tingkat skala perusahaan tertentu sedangkan biaya variabel merupakan fungsi dan produksi. Analisis Biaya Jangka Pendek Untuk menganalisis biaya produksi jangka pendek sebaiknya menggunakan pendekatan secaratotalcost, dan dibagi dalam dua unsur cost,yaitu: 1. Biaya tetap atau fixed cost(FC). 2. Biaya variabel atau variable cost(VC).
  • 50. 2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost(AVC) Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan: AVC = TVC/Q Berikut adalah Contoh grafiktotal variabel cost dalam bentuk umum. 3. Biaya rata-rata atau Average Cost (AC) biaya rata-rata ialah biaya total produksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan AC = Bentuk dan sifat dari A ini relatif sama dengan AVC.
  • 51. Gambar kurva SATC berasal dari TC dibagi Q o e B . p l e T F Gambar kurva SMC (ShortMarginalCost)berasal dari pertambahan TC dibagi dengan pertambah Q. SMC adalah tambahan biaya apabila kita menambah satu satuan produksi.
  • 52. 6.2 Kurva Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal Jangka Pendek dan Panjang 6.2.1. Kurva Rata-Rata Jangka Pendek Suatu tingkat produksi tertentu, adanya biaya produksi rata-rata jangka pendek yang sama besarnya dengan biaya rata-rata jangka panjang. Pada saat kurva marjinal jangka pendek (SMC) harus berpotongan dengan kurva biaya marjinal jangka panjang. Maka artinya biaya marjinal jangka panjang. Pada saat produksi lebih kecil daripada X misalnya pada X akan tampak bahwa biaya rata-rata jangka pendek lebih tinggi daripada biaya rata-rata jangka panjang. Itu berarti STC lebih tinggi daripada LTC.
  • 53. PERILAKU PRODUSEN Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input) diubah menjadi output. Perilaku produsen atau Producer’s Behaviour adalah itu suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar- besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaan keseimbangan Produsen atau “ekuilibrium produsen”.
  • 54. Proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi Kurva proses produksi
  • 56. 5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan “jangka pendek” dan “jangka panjang”. Teori ekonomi acuan jangka pendek dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen dapat mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak. 1. JANGKA PENDEK Adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya input saja yang bervariabel. Dengan memperpanjang jangka waktu maka semakin banyak sumber yang menjadi variabel sehingga akhirnya semua sumber menjadi variabel. Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu dimana hanya ada satu faktor produksi yang bervariabel. Sedang faktor lain tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun output dihasilkan.
  • 57. 2. JANGKA PANJANG Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan dimana semua faktor produksi bersifat variabel, artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. Semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien. Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu tertentu. Dalam arti, mungkin saja bagi suatu proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun termasuk Jangka pendek, tetapi untuk proses produksi lain kurun waktu tersebut termasuk jangka panjang. Jangka panjang tak menimbulkan kesulitan pembatasan (defensi). Jangka waktu ini cukup panjang sehingga perusahaan dapat mengubah jumlah semua sumber yang digunakannya per unit waktu. Jadi dalam jangka waktu panjang semua sumber adalah variabel
  • 58. 5.2 FUNGSI PRODUKSI • Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output yang dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. • Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis dengan memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan suatu barang tertentu • Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan.
  • 59. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak bebas dan faktor produksi merupakan variabel bebas. Rumus Fungsi Produksi Secara Matematis Q = F(C,L,B,S) Dimana : Q = Output C = Capital L = Labor B = Bahan Baku S = Skill
  • 60. Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya. Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier atau pun tidak linier. Bentuk Fungsi Linier : Q= a+bX Bentuk Kurva : Bentuk Fungsi Quadratik: Q= a+bX Bentuk Kurva : Bentuk Fungsi Cubic Q = a+b1+ b2X2+ b3X3 Bentuk Kurva :
  • 61. 5.3 ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). • AP = TP/Labor • MP = TP2 – TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP • MP = ∂ TP/∂ L
  • 62. 5.3.1 HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG (THE LAW OF DIMINISHING RETURNS) • Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila menambah faktor produksi variabel secara terus-menerus. • Produksi total akan bertambah terus-menerus dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suaatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
  • 63. 5.3.2 HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. 1. Hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva MP mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP sama dengan nol. 2. Hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat AP meningkat, MP lebih tinggi daripada AP, dan pada saat AP menurun MP lebih rendah daripada AP. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat AP mencapai titik maksimum produksi MP sama dengan AP, atau AP berpotongan dengan kurva MP.
  • 64. • Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP. 2. Jika AP maximum maka MPP = AP. 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP. 5.3.3 TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI • Tahap I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata- rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
  • 65. • Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang. • Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
  • 66. 5.4 PRODUKSI JANGKA PANJANG Produksi jangka panjang adalah suatu pross produksi dimana semua faktro produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. 5.4.1 ISOQUANT 1. Pengertian kurva Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis dua input variabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
  • 67. 2. Sifat dari Kurva Isoquant a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 68. a. Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini dikarenakan jika faktor produksi yang satu dikurangi maka faktor produksi lainnya harus ditambah. b. Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan berbagai kombinasi kapital dan labor. Bisa dengan kombinasi A, B, C, atau D. Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan labor sebanyak OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital sebanyak OK2 dan labor sebanyak OL2. c. Perhatikan dari kombinasi B beralih ke kombinasi C. Kapital dikurangi tetapi konsekuensinya jumlah labor harus ditambah. d. Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada guna memproduksi 100 unit. Sedang titik D adalah titik minimum kapital yang harus ada guna memproduksi 100 unit.
  • 69. e. Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi dibicarakan. Apabila dua isoquant berpotongan maka titik potong itu berarti ada dua jumlah produk yang berbeda dapat dihasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang sama. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Subtitution) Adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS adalah kemiringan isoquant pada titik khusus MRTS di C = - jika terjadi subtitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya: • K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif • K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif
  • 70. 4. Bentuk Isoquant Lain Bentuk Isoquant yang linier Bentuk isoquant yang linier menunjukkan adanya subtitusi input capital dan labor adalah sempurna. Subtitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam dunia nyata tidak pernah terjadi. Dalam suatu produksi ada minimal kapital dan ada minimal labor. Bentuk Isoquant yang Input Output Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja tidak terjadi subtitusi.
  • 71. 5.4.2 Iso-biaya (Iscost) 1. Pengertian Isocost Adalah kurva yang menunjukkan kedudukan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Letak iso-biaya tergantung pada besarnya anggaran belanja perusahaan serta harga faktor produksi yang digunakan. Semakin besar anggaran perusahaan engan harga faktor produksi tetap, maka letak garis iso-biaya akan semakin menjauhi titik nol
  • 72. 2. Gambar Kurva Isocost Jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah PI dan besarnya dana yang tersedia adalah M. kalau semua dana yang dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit. Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak M/PI unit. Jika kedua titik dihubungkan akan mendapat sebuah garis disebut garis “Isocost”. =M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M = Pl/Pk Sedang Fungsi TC = Pl L + Pk K
  • 73. 3. Perubahan Isocost Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan: a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Produksi Labor Turun atau Naik sedangkan lainnya Tetap Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke kanan dari KL2 menjadi KL3. jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost bergeser ke kiri dari KL2 ke KL 3
  • 74. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Prouksi Kapital Turun atau Naik sedangkan Lainnya Tetap Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi C. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana) Berubah Berkurang atau Bertambah Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergesar keatas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1
  • 75. 5.4.3 EKUILIBRIUM PRODUSEN Ekuillbrium produsen (Titik keseimbangan produsen) bisa diartikan sebagai “suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya”. Artinya, apabiia produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil. Titik singgung antara garis isocost dan isoquant inilah merupakan titik terbaik bagi produsen atau titik yang memberikan tingkat produksi, yang memberikan keuntungan yang paling besar dengan biaya yang paling kecil.
  • 76. 5.4.4 JALUR EKSPANSI (EXPANSION PATH)  Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant.  Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu.
  • 77. 5.4.7 HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA (RETURN OF SCALE) Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b > a, Keadaan ini disebut dengan increasing return to scale. Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%. (2) b = a, Keadaan ini disebut dengan cosntant return to scale. Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20%. (3) b < a, disebut dengan decreasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%.
  • 78.  Increasing return to scale Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar diatas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200unit.Pada gambar diatas diperlihatkan dengan isoquant yang titik- titik.
  • 79.  Cosntant Return to Scale Jika input ditambah duakali lipat,output bertambah lebih dari 2kali lipat.Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit.Pada gambar diatas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 80.  Decreasing Return to Scale Jika input ditambah duakali lipat,output bertambah lebih dari 2kali lipat.Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit.
  • 81. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien,yaitu: 1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam proses produksi tenaga kerjanya semakin terampil. 2. Penggunaan teknologi. 3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama. 4. Semakin besar skala produksinya, semakinefisien. Isoquant yang titik.
  • 82. 5.4.8 MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG EFISIEN (RIDGE LINE) Garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line. Ada dua macam ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line bawah.
  • 83. 5.4.9 KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST COMBINATION) Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path)
  • 84. BAB 6 PERSAINGAN SEMPURNA DAN MONOPOLISTIK
  • 85. BAB 8 PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN 8.1.1. Pengertian Pasar Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Pengertian pasar pengertian berdasarkan teori ekonomi adalah tempat terjadinya dalam transaksi jual beli suatu barang. Persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
  • 86. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Berapa pun jumlah yang di perjualbelikan dalam pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
  • 87. 8.2.1. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MURNI/SEMPURNA Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut: 1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak 2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik 3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah 4. Informasi terhadap Pasar Sempurna
  • 88. Harga (P) Jumlah (Q) TR = PQ AR =TR/Q MR=TR2-TR1 $ 10 50 $ 500 $ 10 - $ 10 60 $ 600 $ 10 $ 10 $ 10 70 $ 700 $ 10 $ 10 $ 10 80 $ 800 $ 10 $ 10 $ 10 90 $ 900 $ 10 $ 10 $ 10 100 $1000 $ 10 $ 10 Pada tabel diatas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika di ambarkan ke tiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
  • 89. 8.2.2. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC=MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR=MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah MC=MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
  • 90. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR – TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugianyang minimum Harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR – TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah sebesar P = OP2 dan Q = OQ1
  • 91. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah
  • 92. 8.2.3. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaanperusahaan untuk menambah perusahaan- perusahaanyang baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal,yaitu: a. Mendapat laba super normal. b. Mendapat laba normal. c. Menderita kerugian.
  • 93. Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi equilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. Saat ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC, dan di atas SAVC. Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup. Pada harga P=AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. Berikut adalah gambar kurvanya :
  • 94. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas /breakeven). Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply meningkat).Bertambahnya jumlah produksi (suply lebih besar dari demand) akan menyebabkan harga jual turun.
  • 95. • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identic dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar. • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat.Oleh karena itu,agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga. 8.2.4. Keburukan Dan Kebaikan Perusahaan Yang Berada Dalam Pasar Persaingan Sempurna
  • 96. BAB 9 PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK 9.1 BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. 1.terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. 2.terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 97. Dalam pasar dengan persaingan monopoli terdapat banyak penjual untuk suatu jenis produk tertentu, dan produk masing-masing penjual dapat dibedakan dari produk penjual lainnya. Bila jumlah penjual cukup banyak sehingga kegiatan masing- masing penjual tidak mempunyai pengaruh yang nyata pada penjual yang lain dan begitu juga sebaliknya, maka industri yang seperti ini dinamakan industri dengan monopoli persaingan. Persaingan monopoli memberikan gambaran perbedaan produk pengolahan suatu produk. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya.
  • 98. Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada pasaryang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerirna keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan normal saja. Pada pasar persaingan monopoli barang heterogen sehingga semua produsen juga tidak akan menetapkan harga yang sama. Berbeda dengan Pasar persaingan sempurna, barang adalah homogen, maka semua produsen akan menetapkan harga pasar yang sama. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup. Perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya perusahaan-perusahaan lain.
  • 99. Kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke kiri apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi- bagikan di antara perusahaan yang ada. increasing cost industry adalah adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser ke atas. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada diantara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. 1.persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. 2.demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna. Di samping Bentuk kurva demand dan MR dari perusahaan persaingan monopolistik
  • 100. 9.2 TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang mendapat Laba Supernormal Perusahaan dalam persaingan monopolis mendapatkan laba Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
  • 101. 2. Perusahaan dalam persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal Perusahaan dalam persaingan monopolis mendapatkan laba normal MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
  • 102. 3. Perusahaan dalam persaingan Monopolistik yang Mendapat Kerugian MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
  • 103. 9.3 AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLISTIK TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 1.Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan 3. Promosi Penjualan 4. Jenis Produk yang Tersedia
  • 104. BAB 7 MENENTUKAN HARGA PASAR PADA MONOPOLI DAN OLIGOPOLI
  • 105. 10.1 ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. ciri-ciri pasar monopoli 1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan. 2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip 3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri. 4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga. 5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan Ada 3 faktor yang menyebabkan munculnya pasar monopoli 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang
  • 106. 10.2 HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Berikut adalah beberapa penyebab perusahaan monopoli itu bisa timbul : 1.Penguasaan Bahan Mentah 2.Hak Paten 3.Terbatasnya Pasar 4.Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah.
  • 107. 10.4 PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Berikut adalah gambar Penentuan harga/output dalam monopoli.
  • 108. 10.5 POSISI KESEIMBANGAN Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya.
  • 109. 10.5.1 Hubungan P,TR, dan MR Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan t r y g o Y
  • 110. 10.5.2. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis 1.Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi equilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR=MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan dengan kurva ongkos,maka dapat diperoleh “equilibrium perusahaan” yang sekaligus sama dengan “equal pasar”. Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q. F Y og
  • 111. 2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami Impas Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1. 3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian Besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR =0P1LQ danTC = OP2KQ.
  • 112. 10.6.KERUGIANDAN PENGATURAN MONOPOLI 1. Output yang Lebih Kecil Jika industri adalah suatu industri dengan persaingan bebas, masing-masing perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar untuk dapat mengambil keuntungan dan skala. Artinya, mereka akan bekerja dengan skala optimum perusahaan. 2. Halangan bagiPerusahaan Lainyang Hendak Masuk Pasar Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk produk tersebut dari yang diperlukan. 3. Efisiensi Ekonomi Monopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik-baiknya.Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output optimum.
  • 113. 10.6.2 Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah 1. Pengaturan Harga Untuk itu pemerintah dapat menentukan harga tertinggi di bawah harga keseimbangan MR=MC, misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva biaya marginal. Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga produknya.
  • 114. 2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost kasus Decreasing Cost yaitu kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun.
  • 115. 10.7. DISKRIMINASI HARGA Diskriminasi harga yaitu biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih dengan usaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga: 1)Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam. 2)Para penjual mengetahui perbedaan dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda- beda. 3)Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali 4)barang-barang yang dibeli.
  • 116. Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Diskriminasi harga derajat pertama Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Diskriminasi derajat pertama ini juga bisa disebut dengan “diskriminasi pribadi”. Tawar- menawar terjadi setiap kali transaksi perorangan, menyesuaikan pada pendapatan pembeli, dan menyesuaikan harga pada konsumen. Contohnya adalah dokter yang berpraktik di kota-kota kecil yang memungkinkan biaya sesuai dengan kemampuan pasiennya.
  • 117. 2. Diskriminasi Harga Derajat Kedua Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlah pembelian yang berbeda. Penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok- kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum, listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda. 3. Diskriminasi Harga Derajat KeƟga Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul- betul menjual barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
  • 118. 10.7.3. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Kelompok A mempunyai permintaan yang relatif inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih tinggi elastisitasnya. Setiap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga di mana MC = MR. Kurva permintaan yang kurang elastis harganya lebih tinggi.
  • 119. 11.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli yaitu keadaan yang hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahan (duopoli). Akan tetapi, ada beberapa ahli yang memberikan batasan pasar oligopoli atau bukan dilihat dari rasio konsentrasi dasar yang dikuasai sejumlah perusahaan. Jika oligopoli rasio konsentrasi empat perusahaan besar mampu mengusai lebih dari 40% maka pasar persaingan.
  • 120. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah: No. Asumsi Keterangan 1. Jumlah penjual Lebih dari satu bisa 2, 4, atau 10. Penelitian dari Herfindal jika ada 4 (empat) perusahaan besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari 40 persen pangsa pasar. 2. Kondisi biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat. 3. Jumlah pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. 4. Kondisi demand Close subsƟtute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi.
  • 121. No. Asumsi Keterangan 5. Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal. Sedang jangka panjang menginginkan menguasai pasar. 6. Strategi penjualan Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan distribusi channel. 7. Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis, dan kuantitas akan mendapat reaksi dari pesaing. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah:
  • 122. Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua perusahaan disebut duopoli. Karakter pasar oligopoli yaitu: 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
  • 123. Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu. 11.2. DEMAND OLIGOPOLI
  • 124. 1. Model Cournot Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. Dimisalkan ada dua sumber air mineral yang sama dan dimiliki oleh dua perusahaan yang berbeda. Anggaplah bahwa tidak diperlukan biaya untuk mengoperasikan sumber-sumber tersebut (operaƟng with zero cost), serta mereka menjual output di pasar yang mempunyai kurva permintaan linier dengan slope negatif. Masing-masing perusahaan mengasumsikan output yang lain tetap (tidak berubah) dan masing-masing berusaha memaksimalkan laba dalam bagian pasar. 11.2.1. Model Oligopoli
  • 125. 2. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reacƟon curved) Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka perusahaan kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi setengah. Jika sekarang kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap perusahaan kedua, maka akan saling berpotongan pada titik Cournot, di mana kita dapatkan masing-masing akan memproduksi sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil.
  • 126. Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu: a) Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing- masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis. b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. c) Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
  • 127. 2.Model Bertrand Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap. Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar.
  • 128. 3. Model Chamberlin (Model Untuk Pasar Kelompok Kecil) Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Chamberlin berpendapat bahwa keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa adanya penggabungan di antara perusahaan yang ada di pasar. Masing-masing perusahaan dianggap cukup terampil untuk mengantisipasi tindakan pesaingnya, yaitu dengan belajar dari pengalaman yang dimilikinya sehingga tidak melakukan kesalahan dari masa lalu.
  • 129. 4. Model Kurva Permintaa (The Kinked-Demand Model) Ada 3 asumsi dasar bagi kurva permintaan yang patah menurut P.Sweezy tahun 1939: 1)Terdapat industri yang dewasa bagi berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. 2)Apabila suatu perusahaan menurunkan harga maka perusahaan-perusahaan lainnya akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. 3)Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalaam industry tidak akan mengikutinya.
  • 130. Ciri-Ciri Pasar Oligopoli: 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda. Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat. Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. 3. Promosi masih diperlukan . Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
  • 131. Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antarpenjual saling bertindak untukmenurunkan harga. Hal ini disebut «perang harga». Penjual telah mengadakan persetujuan harga yang telah ditaati bersama karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Harga ini sering dipertahankan secara kaku. Kekakuan harga ini mengakibatkan kurva permintaannya menjadi tidak lurus, tetapi patah dan disebut kinked demand. 11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI 11.3.1. Pasar dengan Ketegaran harga (Kinked Demand Curve Model)
  • 132. Harga dari Pasar Oligopoli yang Rigid harga tidak berubah selama MC memotong MR pada bagian yang patah (tegak lurus) LN walaupun biaya naik atau turun. Inilah yang bisa menghantarkan mengapa harga pada pasar oligopoli adalah rigid (tegar).
  • 133. 11.4. Pengaruh Oligopoli Terhadap Kesejahteraan Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk: 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli). 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
  • 134. Kebijaksanaan umum yang mungkin untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut. 1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar oligopoki tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya. 2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat: AnƟtrust Law) yang melarang adanya kerja sama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka. 3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak truktur pasar yang oligopolistis tersebut, antara lain dengan menentukan batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang telah ada.
  • 135. Ada 3 faktor memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu: 1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis. 2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama. 3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.