Penelitian sensitif adalah penelitian yang memasuki ruang privat atau menelisik pengalaman pribadi yang mendalam, penelitian tentang perilaku menyimpang dan pengendalian sosial, serta penelitian yang berhubungan dengan kepentingan orang-orang berkuasa. Peneliti harus memperhatikan etika dengan memperoleh persetujuan subyek, melindungi kerahasiaan dan kepentingan subyek, serta menjamin ketidaknyamanan subyek selama penel
2. Referensi
V. Dickson-Swift, E.L. James, P. Liamputtong (2008), “What is
sensitive research?”, dalam Undetaking Sensitive Research
un the Health and Social Sciences: Managing Boundaries,
Emotions and Risks. Cambridge: Cambridge University Press
(www.cambridge.org) [D-SJL]
M.W. Eysenck (2004), “Ethical Issues”, dalam Psychology: An
International Perspective. Psychology Press. Ltd.
3. Pengertian Umum Sensitif
Sensitif secara umum berarti keadaan mudah
terpengaruh oleh sesuatu unsur dari luar
Dalam penelitian ilmiah, isu sensitif berhubungan
dengan etika dalam melaksanakan penelitian
Pertanyaan utama yg perlu diajukan adl apa dampak
(merugikan) yang dapat ditimbulkan dalam
pelaksanaan suatu penelitian?
Atau dengan kata lain, apa yang dimaksud
dengan penelitian sensitif?
4. Penelitian Sensitif
Pendefinisian penelitian sensitif tidaklah mudah,
karena mencakup keseluruhan kegiatan
penelitian, termasuk implikasi praktis bagi
komunitas riset secara luas (D-SJL: 1).
Joan Sieber dan Liz Stanley (1989) mendefinisikan
penelitian sosial sensitif sebagai:
• “penelitian-penelitian yang dapat menimbulkan atau
mempunyai implikasi, baik secara langsung kepada
pemeranserta penelitian maupun kepada kelompok orang
yang diwakili dalam penelitian”
5. Definisi tersebut terlalu umum, karena dengan demikian semua
penelitian sosial adalah sensitif.
Isu sensitif harus dibatasi pada adanya dampak yang merugikan
namun tidak terbatas hanya pada persoalan etika.
Raymond Lee (1993) meskipun setuju dengan definisi Sieber dan
Stanley, namun lebih cenderung menonjolkan isu teknis dan
metodologis yang melekat dalam penelitian sensitif.
Oleh karena itu perlu menelaah isu metodologis baik dalam
perspektif peneliti maupun yang diteliti.
6. Penelitian terhadap topik sensitif pernah juga dikaitkan dengan
penelitian isu taboo, yaitu isu yang bermuatan emosi atau yang
menimbulkan perasaan takut atau ketakutan (Lee, 1993).
Renzetti dan Lee (1993) mendefinisikan topik penelitian sensitif
sebagai topik-topik yang intim, dapat mendeskreditkan, dan
mengkriminalisasi.
Lee (1993), sendiri, menambahkan bahwa pengertian
penelitian sensitif meliputi topik, konsekuensi, situasi dan
berbagai hal yang mempunyai potensi merugikan orang-orang
yang terlibat di dalamnya.
7. Menurut Lee (1993) terdapat tiga wilayah yang dapat
berdampak merugikan dalam penelitian sensitif:
Instrusive threat. Penelitian-penelitian sensitif yang
berhubungan dengan masalah pribadi, menyebabkan stres atau
rahasia. Misal praktik seksualitas dan keberagamaan.
Threat of sanction. Penelitian-penelitian yang berhubungan
dengan perilaku menyimpang yang dapat mengungkap
informasi yang menstigmatisasi atau mengkriminalisasi.
Political threat. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan
vested interests pihak yang berkuasa dalam masyarakat. Ia
dapat merupakan penelitian yang dapat menghasilkan konflik
sosial.
8. • Penelitian yang memasuki ruang privat
atau menelisik pengalaman pribadi yang
sangat mendalam
• Penelitian tentang perilaku menyimpang
dan pengendalian sosial
• Penelitian yang berhubungan dengan
kepentingan orang-orang yang berkuasa
atau mempunyai posisi dominan dalam
melakukan koersi
• Penelitian tentang hal yang dianggap
suci oleh pihak yang diteliti yang tidak
boleh dinodai
Lee dan
Renzetti
(1993)
menguraikan
wilayah-
wilayah yang
dapat
merugikan,
yaitu:
9. Membatasi ruang privat bukanlah mudah, karena masalah privat sangat
berbeda-beda dari orang yang satu ke orang yang lain, dari budaya yang satu
ke budaya yang lain.
Ancaman pidana adalah masalah sensitif, karena orang-orang yang diteliti
dalam kerangka tingkah laku menyimpang atau kejahatan, mungkin terancam
terkena sanksi pidana bila datanya diketahui oleh aparat penegak hukum.
Oleh karena itu dalam merancang penelitian perlu mempertimbangkan
resiko yang mungkin dihadapi oleh subyek-subyek yang diteliti.
Selain itu perlu membangun hubungan yang khusus dengan subyek yang
diteliti, karena masalahnya berhubungan dengan interaksi antar manusia.
10. Contoh-contoh topik penelitian sensitif antara lain isu tingkah laku
seks, penyimpangan, penyalahgunaan obat, kematian, kemiskinan,
kekerasan dan lain-lain yang diketegorikan sebagai taboo.
Indonesia dalam masa orde baru amat sangat membatasi penelitian
yang dianggap berbau sara (suku, agama, ras, adat). Namun demikian
isu ini sensitifitasnya berbeda-beda secara lintas budaya.
Setiap pihak yang terkait dengan isu sensitif dalam penelitian juga
mempunyai perbedaan tingkat sensitifitasnya.
Topik kematian, atau pengalaman traumatis sangat sensitif bagi
terkuaknya kembali ingatan pengalaman yang tidak menyenangkan
tersebut.
11. Bagaimana Menyikapi Isu Sensitif
Adanya isu sensitif tidak berarti bahwa isu tersebut harus dihindari untuk diteliti.
Menurut Lee dan Renzetti (1993), peneliti harus menghadapi isu tersebut secara serius dan
hati-hati. Peneliti harus mempunyai dokumentasi yang lengkap tentang aspek-aspek
sensitifitas tersebut.
Bila ditarik ke isu etika, perlu adanya persetujuan dari subyek yang diteliti bahwa isu
penelitiannya bersifat sensitif dan dapat merugikan kepentingan subyek.
Sifat kesukarelaan keterlibatan dalam penelitian harus diutamakan.
Meskipun sudah mempertimbangkan dimensi etika, namun perlu juga mengembangkan
teknik pengumpulan data yang tidak membuat subyek menutup-nutupi informasi yang
sensitif.
12. Julia Brannen (1988) dalam rangka menyikapi isu sensitif dalam penelitian
menyarankan pertimbangan teoretis dan metodologis agar supaya topik penelitian
yang sensitif tersebut secara pelahan-lahan muncul sesuai dengan terminologinya.
Ditambahkan agar tidak melakukan prasangka terlebih dahulu terhadap isu sensitif
dengan secara dangkal mendefinisikan isu tersebut sebagai sensitif.
Persilahkan subyek sendirilah yang mengkategorisasikan apakah isu yang dibicarakan
merupakan isu sensitif atau tidak.
Secara metodologis, pendekatan kualitatif lebih potensial diterapkan dalam meneliti
isu sensitif daripada pendekatan kuantitatif.
Meskipun demikian, kedekatan antara peneliti dan yang diteliti justru dapat membuat
yang diteliti sungkan memeberikan informasi yang sensitif.
13. Etika Penelitian Sensitif
Secara umum peneliti harus mampu menengarai potensi merugikan dari penelitian yang akan dilakukan
Penelitian isu sensitif harus didasarkan pada adanya persetujuan subyek yang diteliti
Subyek yang diteliti harus memperoleh informasi yang jujur dan lengkap tentang tema dan tujuan
penelitian
Peneliti harus mampu “mengembalikan” subyek ke keadaan sebelum penelitian dilakukan (debriefing)
Subyek yang diteliti harus diberi kesempatan terbuka untuk mengundurkan diri dari peransertanya
dalam penelitian
Subyek harus dilindungi kepentingannya
Kerahasiaan sumber informasi (subyek) harus dijamin.
Subyek harus dijaga ketidaknyamanannya ketika menjadi obyek pengamatan oleh orang asing