1. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh komitmen organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja guru SMK swasta di Depok dengan motivasi kerja sebagai mediator.
2. Data diperoleh dari 155 guru melalui angket dan analisis regresi linier.
3. Hasilnya menunjukkan motivasi kerja berperan sebagai mediator antara komitmen organisasi, kepemimpinan dengan kinerja.
1. JURNAL
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
TERHADAP KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI MEDIATOR
PADA GURU SMK SWASTA DI DEPOK
Oleh :
TRI PANCA TITIS A
NIM 1565290005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN
2017
2. Surat Persetujuan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Nama : Tri Panca Titis A
NPM : 1565290005
Program Studi : Magister Sains Psikologi
Konsentrasi : Psikologi Industri dan Organisasi
Telah menyelesaikan penulisan jurnal karya ilmiah dengan judul “ Pengaruh
Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja dengan Motivasi
Kerja sebagai Mediator pada Guru SMK Swasta di Depok ”.
Jakarta, September 2017
Dosen Pembimbing
Dr.Ahmad Zubaidi M.Psi
3. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja dengan
Motivasi Kerja sebagai Mediator pada Guru SMK Swasta di Depok
Tri Panca Titis
arbiansyah.panca@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh komitmen organisasi dan kepemimpinan
terhadap kinerja dengan motivasi kerja sebagai mediator pada guru SMK Swasta di Depok.
Populasi penelitian adalah guru di SMK Swasta yang berada di 6 Sekolah berlokasi di Depok.
Sampel ditentukan dengan total sampling dengan responden seluruh guru sebanyak 155
orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala likert. Metode analisis data
yang digunakan adalah metode regresi linier dan sobel test. Pengaruh kepemimpinan terhadap
motivasi kerja diperoleh nilai Standardized Coefficients Beta = 0.167 dan nilai signifikansi
sebesar 0.035 < 0.05. Dapat disimpulkan ada pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi
kerja, pengaruh komitmen organisasi terhadap motivasi kerja diperoleh Standardized
Coefficients Beta = 0.228 dan nilai signifikansi sebesar 0.004 < 0.05. Disimpulkan ada
pengaruh komitmen organisasi terhadap motivasi kerja, pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja didapatkan Standardized Coefficients Beta = 0.229 dan nilai signifikansi sebesar
0.003 < 0.05. Disimpulkan ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja. Pengaruh
kepemimpinan terhadap kinerja didapatkan Standardized Coefficients Beta = 0.150 dan nilai
signifikansi sebesar 0.001 < 0.05. Disimpulkan ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja.
Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja didapatkan Standardized Coefficients Beta =
0.268 dan nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05. Disimpulkan ada pengaruh komitmen
organisasi terhadap kinerja. Dari hasil perhitungan sobel test di atas mendapatkan nilai z
sebesar 2.3142 karena nilai z yang diperoleh sebesar 2.3142 > 1.98 dengan tingkat
signifikansi 5% maka membuktikan bahwa motivasi kerja dapat memediasi komitmen
organisasi terhadap kinerja dengan signifikan dan sobel test kedua nilai z sebesar 3.0062
karena nilai z yang diperoleh sebesar 2.0062 > 1.98 dengan tingkat signifikansi 5% maka
membuktikan bahwa motivasi kerja dapat memediasi kepemimpinan terhadap kinerja dengan
signifikan.
Kata Kunci: Komitmen organisasi, Kepemimpinan, Motivasi kerja dan Kinerja.
4. The Effect of Organizational Commitment and Leadership on Performance with Job
Motivation as Mediator in SMK Swasta on Teachers in Depok
Tri Panca Titis
arbiansyah.panca@yahoo.com
Abstract
This study aims to measure the effect of organizational commitment and leadership on
performance with work motivation as a mediator in Private SMK teachers in Depok.
The research population is teachers in private SMK located in 6 schools located in
Depok. The sample is determined by total sampling with the respondents of all teachers
as many as 155 people. Data collection method used is Likert scale. Data analysis
method used is linear regression and sobel test. The influence of leadership on work
motivation was obtained by Standardized Coefficients Beta = 0.167 and significance
value of 0.035 <0.05. It can be concluded that there is influence of leadership to work
motivation, influence of organizational commitment to work motivation obtained
Standardized Coefficients Beta = 0,228 and significance value equal to 0.004 <0.05. It
is concluded that there is influence of organizational commitment to work motivation,
work motivation influence to performance got Standardized Coefficients Beta = 0,229
and significance value equal to 0.003 <0.05. It is concluded that there is an influence of
work motivation on performance. The influence of leadership on performance was
obtained Standardized Coefficients Beta = 0.150 and significance value of 0.001 <0.05.
It is concluded that there is a leadership influence on performance. The influence of
organizational commitment to performance was obtained Standardized Coefficients
Beta = 0.268 and significance value of 0.001 <0.05. It is concluded that there is an
influence of organizational commitment to performance. From the result of the test the
above test get the value of z for 2.3142 because the value of z obtained by 2.3142> 1.98
with 5% significance level then proves that the work motivation can mediate
organizational commitment to the performance with significant and second test of z
value of 3.0062 because the value of z obtained at 2.0062> 1.98 with a significance
level of 5% then proves that work motivation can mediate leadership to performance
significantly.
Keywords: Organizational Commitment, Leadership, Work Motivation and
Performance.
5. 1
Pendahuluan
Setiap sekolah swasta harus mampu
menghadapi tantangan global bagaimana
menganalisis, memanfaatkan dan
mengembangkan keterampilan dan
kemampuan individu untuk menjamin
bahwa tujuan dapat tercapai, di sisi lain
sekolah juga harus menjamin bahwa
individu yang terlibat di dalamnya (guru
dan staf) dapat memperoleh kepuasan
terhadap pekerjaannya sekaligus dan
membuat kontribusi aktif di sekolah.
Hasibuan (2011) mengungkapkan, guru
merupakan aset yang berharga dalam jasa
pendidikan yang menjadi perencana dan
pelaku aktif dari setiap aktivitas sekolah
serta penentu tujuan visi dan misi sekolah.
Mangkunegara (2005) berpendapat
kinerja guru merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Menurut Sulistiyani (2003) kinerja
merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha dan kesempatan yang dapat dinilai
dari hasil kerjanya.
Di sisi lain Witmore (1997)
mengatakan kinerja adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi yang dituntut dari guru atau
perbuatan, prestasi, keterampilan dalam
melaksanakan tugas kesehariannya.
Winardi (2007) menjelaskan motivasi
adalah hasil sejumlah proses yang bersifat
internal atau eksternal bagi guru, yang
menyebabkan timbulnya sikap entutiasme
dan persistensi dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan
motivasi kerja adalah kekuatan potensial
yang ada dalam diri guru tersebut, yang
dapat dikembangkan sendiri atau
dikembangkan oleh kekuatan dari luar dan
pada intinya berkisar sekitar imbalan
moneter atau nonmoneter, yang dapat
mempengaruhi hasil kinerja secara positif
atau secara negatif, hal ini tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapi para guru
yang bersangkutan.
Luthans (1998), mendefinisikan
motivasi kerja adalah proses yang muncul
akibat defisiensi atau sebagai kebutuhan
untuk mengaktifkan perilaku atau
dorongan yang mengarahkan pada
pencapaian tujuan atau intensif. Kebutuhan
terbentuk jika ada keseimbangan dalam
kondisi fisik atau fisiologis. Sedangkan
dorongan berkaitan dengan arah atau
orientasi individu untuk memilih perilaku
tertentu. Dorongan tersebut menyediakan
energi untuk mencapai tujuan.
Menurut Mathis dan Jackson (2001)
dari hasil penelitian didapatkan “Ada
pengaruh yang positif antara motivasi kerja
dengan kinerja”. Motivasi kerja merupakan
dorongan dalam diri guru untuk melakukan
kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya
agar mampu mencapai kinerja dengan
predikat yang baik.
Menurut Mottaz (1988), komitmen
organisasi adalah respon afektif (sikap)
yang dihasilkan dari evaluasi situasi kerja
yang menghubungkan atau menempel pada
individu melalui organisasi.
Di sisi lain Darwish (2000)
mengatakan, komitmen organisasi sebagai
perasaan kewajiban guru untuk tinggal
dengan organisasi, perasaan ini dihasilkan
dari tekanan internalisasi normatif yang
diberikan pada guru tersebut.
Komitmen organisasi menjadi hal yang
penting bagi sekolah swasta. Menurut
penelitian Darwish (2000), komitmen
organisasi merupakan perasaan individu
untuk tetap tinggal dengan organisasi,
perasaan yang direfleksikan dari
internalisasi aspek afektif, berkelanjutan
dan normatif para guru. Sebelum masuk
dan setelah masuk sekolah dimana guru
tersebut bekerja sesuai dengan kemampuan
dan bakat yang dimilikinya.
Menurut penelitian Allen dan Meyer
(2003) “ada pengaruh tidak langsung
komitmen organisasi terhadap kinerja
tetapi melalui mediator motivasi kerja,
karena guru cenderung lebih menyukai
pekerjaan-pekerjaan yang memberi
kesempatan menggunakan keterampilan
atau kemampuan dan menawarkan
beragam tugas, kebebasan, dan umpan
balik mengenai kopetensi dan kemampuan
6. 2
dalam bekerja”. Adanya umpan balik atas
pekerjaan guru yang sesuai dengan
keterampilan dan kemampuan diharapkan
mampu mendorong untuk mengembangkan
karir dan kinerja guru dalam mencapai
tujuan sekolah.
Hasil penilaian kinerja, pada tahun
2014 hasil kumulatif penilaian kinerja guru
yaitu 59,7% dalam kategori sedang, pada
tahun 2015 hasil penilaian kumulatif
kinerja guru yaitu 60,9% dalam kategori
sedang dan pada tahun 2016 hasil
kumulatif penilaian kinerja guru 59,5%
dalam kategori sedang. Ketidakstabilan ini
disebabkan oleh ketidaksesuaian tingkat
kesejahteraan para guru dan jenjang karir
yang kurang menguntungkan bagi guru
serta pengupahan yang tidak sesuai dengan
beban kerja. Hal ini akan berdampak pada
motivasi kerja guru kurang baik serta
kepemimpinan, yaitu kepala sekolah yang
kurang baik dalam memutuskan
permasalahan dan pengambil keputusan
yang kurang sesuai dengan masalah
menyebabkan adanya pertentangan, hal ini
dapat mengganggu kinerja para guru
sehingga tidak stabil. Dari hasil fenomena
di lapangan maka penulis tertarik meneliti
fenomena tersebut di Sekolah Menegah
Kejuruan Swasta/ SMK Swasta yang
berada di Depok yaitu SMK Setia Negara,
SMK Wisata Kharisma, SMK YKS, SMK
Multikom, SMK Ekonomika dan SMK
Nasional yang bergerak di bidang jasa
pendidikan dengan jumlah guru masing-
masing sekolah mencapai 50 guru per
sekolah swasta dengan total keseluruhan
mencapai 220 responden. Maka penulis
tertarik untuk mengangkat topik penelitian
dengan judul “Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap
Kinerja dengan Variabel Mediator
Motivasi Kerja pada Guru SMK Swasta di
Depok.
Metode
Dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kuantitatif
yaitu suatu metode penelitian yang
digunakan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran, distribusi atau grafik
tentang suatu keadaan secara objektif.
Metode penelitian deskriptif kuntitatif
digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang dihadapi
pada situasi sekarang.9
Dalam penelitian ini data didapatkan
berdasarkan pengambilan angket dengan
variabel Pengaruh Komitmen Organisasi
dan Kepemimpinan terhadap Kinerja
sebagai mediator Motivasi Kerja pada
Guru SMK Swasta di Depok. Dalam
penelitian ini, merupakan jenis penelitian
deskriptif kuantiatif dan pendekatan
dengan rancangan cross sectional, yaitu
penelitian yang pengumpulan datanya
dilakukan pada satu titik. Adapun metode
dalam penelitian ini menggunakan lembar
pengisian angket.10
Populasi adalah keseluruhan dari obyek
yang akan diteliti. Populasi dari penelitian
ini adalah seluruh guru yang berada di 6
sekolah teknik pengambilan data dengan
menggunakan sensus dengan mengambil
seluruh populasi pada 6 sekolah.
Pengumpulan data penelitian ini
menggunakan data primer yang
menggunakan angket yang berisi
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
variabel-variabel yang diteliti tentang
variabel Pengaruh Komitmen Organisasi
dan Kepemimpinan terhadap Kinerja
dengan Motivasi Kerja sebagai Mediator
Pada Guru SMK Swasta di Depok. Angket
disebarkan untuk diisi langsung oleh
responden yang diambil menjadi sampel
untuk menggali informasi variabel bebas
dan terikat. Pengisian data dilakukan oleh
responden sendiri.
Pengumpulan data dilakukan dengan
cara pengumpulan data primer, instrumen
pengumpulan data berupa lembar angket
untuk mengukur seberapa besar variabel
Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan
terhadap Kinerja dengan Motivasi Kerja
sebagai Mediator Pada Guru SMK Swasta
di Depok. Skala pengukuran yang
digunakan untuk angket kinerja
menggunakan dokumen sekolah,
pengukuran komitmen organisasi
7. 3
berjumlah 24 item, pengukuran motivasi
kerja berjumlah 28 item dan
kepemimpinan berjumlah 23 item. dengan
jawaban dengan pilihan sangat setuju = 5,
setuju = 4, netral = 3, tidak setuju = 2 dan
sangat tidak setuju =1.
Pengolahan data merupakan salah satu
bagian rangkaian kegiatan penelitian
setelah pengumpulan data, agar analisa
penelitian menghasilkan informasi yang
benar, pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program komputerisasi.
Analisa data meliputi analisa univariat
dan analisis regresi linier dengan stepwish.
Analisis univariat adalah analisis yang
dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis
ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
Hasil dari analisis univariat tersebut
disajikan dalam bentuk tabel dengan
mendeskripsikan besarnya presentasi yang
bertujuan untuk melihat distribusi
frekuensi dari semua variabel yang diteliti.
Analisa regresi liner dengan metode
stepwish merupakan analisis yang
dilakukan terhadap lebih dari 3 variabel
yang diduga berkolerasi. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas (dependen) dan
variabel terikat (independen) dengan
mediator.
Analisa univariat untuk menjelaskan
dan menganalisa distribusi frekuensi
seluruh faktor yang berpengaruh komitmen
organisasi dan kepemimpinan terhadap
kinerja dengan motivasi kerja sebagai
mediator pada guru SMK Swasta di
Depok. Maka peneliti membuat tabel
distribusi frekuensi dari semua sebaran
variasi yang terdapat dalam penelitian ini.
Analisa ini merupakan sebagai bahan dasar
untuk analisa selanjutnya dan mempunyai
fungsi, yaitu melihat data yang ada.
Uji statistik yang digunakan adalah
regresi linier dengan metode stepwish.
Dengan menggunakan derajat kepercayaan
95% dengan α 0,05. Jika p < 0,05, maka
diartikan ada pengaruh antara variabel-
variabel bebas dan terikat. Tetapi jika p ≥
0,05, maka diartikan tidak ada pengaruh
antara faktor-faktor yang berhubungan
dengan kinerja di Sekolah Swasta di
Depok. Teknik penyajian data merupakan
cara bagaimana untuk menyajikan data
sebaik-baiknya agar mudah dipahami oleh
pembaca. Penyajian data hasil penelitian
harus dapat disajikan dalam tiga cara
diantaranya melalui penyajian verbal
merupakan cara untuk mengkonsumsi hasil
penelitian dalam bentuk uraian kalimat
yang mudah dipahami pembaca. Penyajian
matematis merupakan penyajian hasil
penelitian dengan menggunakan angka-
angka dalam bentuk tabel-tabel dalam
simbol-simbol bilangan matematis.
Penyajian visual merupakan penyajian
hasil penelitian dengan menggunakan
grafik, peta, gambar dan sebagainya.
Penyajian secara visual biasanya
merupakan kombinasi pelengkap sajian
matematis atau sajian verbal.
Hasil
Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebar 220 angket. Angket yang telah
diisi dan dikembalikan sebanyak 185
angket, dengan di uji validitas sebanyak 30
sisanya adalah 155 angket yang dapat diuji
pengaruhnya berikut ini karakteristik
responden yang ditemukan dilapangan.
Berdasarkan tabel 1 komitmen
organisasi dan kepemimpinan terhadap
kinerja dengan motivasi kerja sebagai
mediator pada guru SMK Swasta di
Depok, didapatkan hasil univariat berupa
usia responden, jenis kelamin dan tingkat
pendidikan.
8. 4
Variabel Frekuensi Persentasi (%)
Usia responden
Usia < 30 tahun
Usia 31-50 tahun
Usia lebih dari 51 tahun
Tingkat pendidikan responden
SMA/SMK
Strata 1
Strata 2
Gender
Pria
Wanita
43
79
33
8
133
14
49
109
27.7
51.0
21.3
5.2
85.8
9
29.7
70.3
Tabel 1 Analisis Univariat
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2017
Tabel 1 didapatkan usia responden < 30
tahun sebanyak 43 responden (27.7%), Usia 31
sampai dengan 50 tahun sebanyak 79
responden (51.0%) dan Usia lebih dari 51
tahun keatas sebanyak 33 responden (21.3%).
Tabel 1 didapatkan tingkat pendidikan
responden SMK/SMA sebanyak 8 responden
(5.2%), Starta 1 sebanyak 133 responden
(85.8%) dan Starta 2 sebanyak 14 responden
(9%).
Tabel 1 didapatkan gender dari
responden pria sebanyak 49 responden (29.7%)
dan wanita sebanyak 109 responden (70.3%).
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig
B Std. Error Beta
1 (Constant)
Kepemimpinan
Komitmen Organisasi
44.048
.158
.173
5.582
.074
.060
.167
.228
7.891
2.123
2.898
.000
.035
.004
2 (Constant)
Kepemimpinan
Komitmen organisasi
Motivasi kerja
24.284
.092
.132
.149
4.042
.046
.037
.049
.150
.268
.229
6.007
2.000
3.540
3.016
.000
.047
.001
.003
Tabel 2 Analisis Legresi linier dengan Metode Enter
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 2 pada model 1
analisis pengaruh kepemimpinan terhadap
motivasi kerja, dari analisis di atas
diperoleh Standardized Coefficients Beta
= 0.167 dan nilai signifikansi
kepemimpinan sebesar 0.035 < 0.05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara langsung terdapat pengaruh
signifikan kepemimpinan terhadap
motivasi kerja.
Berdasarkan tabel 2 pada model 1
analisis pengaruh komitmen organisasi
terhadap motivasi kerja, dari analisis di
atas diperoleh Standardized Coefficients
Beta = 0.228 dan nilai signifikansi
komitmen organisasi sebesar 0.004 <
9. 5
0.228
0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara langsung terdapat pengaruh
signifikan komitmen organisasi terhadap
motivasi kerja.
Berdasarkan tabel 2 pada model 2
analisis pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja, dari analisis di atas diperoleh
Standardized Coefficients Beta = 0.229
dan nilai signifikansi motivasi kerja
sebesar 0.003 < 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara langsung
terdapat pengaruh signifikan motivasi
kerja terhadap kinerja.
Berdasarkan tabel 2 pada model 2
analisis pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja, dari analisis di atas diperoleh
Standardized Coefficients Beta = 0.150
dan nilai signifikansi kepemimpinan
sebesar 0.001 < 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara langsung
terdapat pengaruh signifikan
kepemimpinan terhadap kinerja.
Berdasarkan tabel 2 pada model 2
analisis pengaruh komitmen organisasi
terhadap kinerja, dari analisis di atas
diperoleh Standardized Coefficients Beta
= 0.268 dan nilai signifikansi komitmen
organisasi sebesar 0.001 < 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara langsung
terdapat pengaruh signifikan komitmen
organisasi terhadap kinerja.
Gambar 1
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2017
Pada gambar 1 pengaruh
kepemimpinan terhadap kinerja dengan
mediator motivasi kerja. Diketahui
pengaruh langsung yang diberikan
kepemimpinan terhadap motivasi kerja
yaitu 0.228. sedangkan pengaruh tidak
langsung kepemimpinan melalui motivasi
kerja terhadap kinerja adalah perkalian
antara nilai beta kepemimpinan terhadap
motivasi kerja dengan nilai beta motivasi
kerja terhadap kinerja yaitu : 0.228 x
0.229 = 0.0522. Maka pengaruh total
yang diberikan kepemimpinan terhadap
kinerja adalah pengaruh langsung
ditambah dengan pengaruh tidak
langsung yaitu 0.0522 + 0.268 = 0.320.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
diketahui bahwa nilai pengaruh langsung
sebesar 0.268 dan pengaruh tidak
langsung sebesar 0.320 yang berarti
bahwa pengaruh tidak langsung lebih
besar dibandingkan dengan nilai
pengaruh langsung. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara tidak
langsung kepemimpinan melalui motivasi
kerja mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Komitmen
Organisasi
0.150
0.229
0.167
KinerjaMotivasi Kerja
0.268Kepemimpinan
e1 = 0.9513 E2 = 0.8888
10. 6
Maka pengaruh total yang diberikan
komitmen organisasi terhadap kinerja
adalah pengaruh langsung ditambah
dengan pengaruh tidak langsung yaitu
0.0382 + 0.150 = 0.188. Berdasarkan
hasil perhitungan di atas diketahui bahwa
nilai pengaruh langsung sebesar 0.150
dan pengaruh tidak langsung sebesar
0.188 yang berarti bahwa pengaruh tidak
langsung lebih besar dibandingkan
dengan nilai pengaruh langsung. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara tidak
langsung komitmen organisasi melalui
motivasi kerja mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics Sig. F
ChangeR Square
Change
F Change
1 .309a .095 .083 7.04019 .095 8.008 .000
2 .458 a .210 .194 4.29398 .210 13.387 .000
Tabel 3 Sumbangan Antar Variabel
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2017
Pada tabel 3 besarnya nilai R2 atau R
Square yang terdapat pada tabel Model
Summary adalah sebesar 0.095, hal ini
menunjukkan bahwa kontribusi atau
sumbangan pengaruh komitmen organisasi
dan kepemimpinan terhadap motivasi kerja
sebesar 9.5% sementara sisanya 90.5%
merupakan kontribusi dari variabel lain
yang tidak termasuk dalam penelitian.
Sementara itu untuk nilai e1 dapat dicari
dengan rumus e1 = √(1 − 0.095) = 0.951.
Dengan demikian diperoleh diagram jalur
model struktur I.
Pada tabel 2 besarnya nilai R2 atau R
Square yang terdapat pada tabel Model
Summary adalah sebesar 0.210, hal ini
menunjukkan bahwa kontribusi atau
sumbangan pengaruh komitmen organisasi,
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap
kinerja sebesar 21% sementara sisanya
79% merupakan kontribusi dari variabel
lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
Sementara itu untuk nilai e2 dapat dicari
dengan rumus e1 = √(1 − 0.210) =
0.8888. Dengan demikian diperoleh
diagram jalur model struktur II.
Komitmen
Organisasi
KinerjaMotivasi Kerja
Kepemimpinan A = 0.92
(SEA) = 0.046
A = 0.132
(SEA) = 0.037
B = 0.149
(SEB) = 0.049
Gambar 2
Sumber: Kalkulatorsobel,2017
11. 7
Gambar 2 dari nilai t hitung ini
dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika
nilai r hitung lebih besar dari nilai t tabel
maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh
mediasi Ghozali (2009). Nilai t dikatakan
signifikan jika lebih tinggi dari t tabel
yakni 1,98. Dari hasil perhitungan sobel
test di atas mendapatkan nilai z sebesar
2.3142 karena nilai z yang diperoleh
sebesar 2.314 > 1.98 dengan tingkat
signifikansi 5% maka membuktikan
bahwa motivasi kerja dapat memediasi
komitmen organisasi terhadap kinerja
dengan signifikan.
Gambar 2 dari nilai t hitung ini
dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika
nilai r hitung lebih besar dari nilai t tabel
maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh
mediasi Ghozali (2009). Nilai t dikatakan
signifikan jika lebih tinggi dari t tabel
yakni 1,98. Dari hasil perhitungan sobel
test di atas mendapatkan nilai z sebesar
3.0062 karena nilai z yang diperoleh
sebesar 3.0062 > 1.98 dengan tingkat
signifikansi 5% maka membuktikan
bahwa motivasi kerja dapat memediasi
kepemimpinan terhadap kinerja dengan
signifikan.
Pembahasan
Penelitian ini signifikan dengan arah
korelasi positif yang berarti semakin baik
komitmen organisasi dan kepemimpinan
yang diberikan maka akan semakin tinggi
motivasi kerja guru serta menghasilkan
kinerja yang tinggi.
Dari hasil penelitian ada pengaruh
komitmen organisasi terhadap kinerja
dengan motivasi kerja sebagai mediator
pada guru di SMK Swasta. Hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat
(Basuki dkk, 2017) mengatakan apabila
karyawan memiliki komitmen yang tinggi
maka individu akan menaikkan motivasi
kerjannya sehingga menghasilkan kinerja
yang tinggi.
Guru yang memiliki komitmen
organisasi yang tinggi biasanya memiliki
motivasi kerja yang tinggi dan akan
meningkatkan kinerjanya. Sedangkan
guru yang memiliki komitmen organisasi
yang rendah, biasanya motivasi kerja
akan rendah sehingga seringkali tidak
berusaha untuk melakukan yang terbaik
bagi dirinya dan sekolahnya.
Penelitian ini juga menghasilkan ada
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
dengan mediator motivasi kerja pada guru
swasta di Depok. Hasil penelitian ini
sesuai dengan pendapat Nurjanah (2013),
kepemimpinan secara tidak langsung
mempengaruhi kinerja. Salah satu aspek
yang memediasi yaitu motivasi kerja.
Motivasi kerja dapat menumbuhkan
kekuatan identitas dengan keterlibatan
guru dalam organisasi maka akan timbul
kinerja yang besar dalam mencapai tujuan
organisasi. Dengan kepemimpinan yang
sesuai maka secara tidak langsung kinerja
guru akan meningkat melalui motivasi
kerja individu.
Pengaruh antara keempat variabel
dapat digambarkan sebagai dinamika
psikologis sebagai berikut: Komitmen
organisasi dan kepemimpinan merupakan
proses yang merujuk pada munculnya
dorongan/motivasi untuk melakukan
aktivitas pekerjaan, sedangkan kinerja
merujuk pada hasil akhir pekerjaan. Saat
individu termotivasi dan puas, maka
individu akan berusaha untuk melakukan
aktivitas pekerjaan yang lebih baik lagi,
bahkan pekerjaan yang bukan menjadi
tugas utamanya. Motivasi kerja
bergantung kepada persepsi guru dan
pengalaman pekerjaan mereka. Para guru
dimotivasi untuk memenuhi standar
pribadi dan mengejar pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan khusus,
individu akan mengejar tujuan dari
organisasi, kemudian akan
memperlihatkan perilaku good citizenship
dalam sekolahnya. Guru yang memiliki
kinerja tinggi akan memiliki sikap tenang
dalam bekerja, mempunyai motivasi yang
tinggi dalam menghadapi pekerjaan yang
banyak dan memiliki kondisi mental dan
fisik yang menunjang dalam bekerja.
12. 8
Kesimpulan
Ada pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi kerja pada guru SMK
Swasta di Depok.
Ada pengaruh komitmen organisasi
terhadap motivasi kerja pada guru SMK
Swasta di Depok.
Ada pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja pada guru SMK Swasta di Depok.
Ada pengaruh langsung
kepemimpinan terhadap kinerja pada guru
SMK Swasta di Depok.
Ada pengaruh langsung komitmen
organisasi terhadap kinerja pada guru
SMK Swasta di Depok.
Ada pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja dengan mediator
motivasi kerja pada guru SMK Swasta di
Depok.
Ada pengaruh komitmen organisasi
terhadap kinerja dengan mediator
motivasi kerja pada guru SMK Swasta di
Depok.
Saran
Dari hasil penelitian ini, diajukan
saran sebagai berikut :
1. Teoritis
Sebagai sumbangan yang berguna
bagi bidang ilmu psikologi dan untuk
memperkaya instrument penelitian-
penelitian sebelumnya. Maksudnya
adalah penelitian selanjutnya
disarankan untuk meneliti faktor-
faktor lainnya yang berpengaruh
dengan motivasi kerja individu,
seperti motivasi intrinsik guru dan
faktor ekstrinsik guru.
2. Praktis
a) Untuk guru
Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan guru yang telah
memiliki motivasi baik agar
mempertahankan motivasi
kerjanya dengan cara disiplin
dalam bekerja dan bekerjasama
dalam bekerja dengan rekan guru
lain, meningkatkan kemampuan
individu dalam menyesuaikan diri
dalam tugas serta peningkatan
rutinitas pekerjaan dan kegigihan
dalam menghadapi masalah dalam
tugas seperti keteguhan dalam
berpendapat dan konsisten dalam
berusaha.
b) Untuk sekolah
Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan sekolah dapat
membantu guru dalam
mempertahankan motivasi yang
sudah baik. Dari segi pengupahan
atau gaji yang sesuai dengan
kebutuhan biaya pokok guru dan
kesejahteraan yang terpenuhi.
Disamping itu juga sekolah harus
mengadakan pelatihan dan
pengembangan motivasi guru agar
kinerja yang dihasilkan tercapai
dan sejalan dengan visi dan misi
sekolah.
Daftar Pustaka
Hasibuan, S. (2011). Manajemen sumber
daya manusia. BP. STIE
YKPN:Yogyakarta.
Mangkunegara, P.A. (2005). Evaluasi
kinerja sumber daya manusia.
Jakarta: Refika Aditama.
Sulistiyani, A.T & Rosidah, (2003).
Manajemen sumber daya manusia,
Graha ilmu: Yogyakarta.
Witmore. J. (1997). Coaching for
performance (seni mengarahkan
untuk mendongkrak kinerja). PT
Gramedia pustaka utama. Jakarta.
Winardi, (2007), Manajemen perilaku
organisasi edisi revisi, Jakarta,
Kencana prenada media group.
Luthans, F. (1998). Organizatinal
behavior eight edition. Irwin/
McGraw-Hill. New York. United
Stated of America.
Mathis, R. L. dan Jackson, J. H. (2001).
Manajemen sumber daya manusia.
Salemba empat : Jakarta.
Mottaz, C.J. (1988). Determinants of
organizational commitment. Human
relations, 41 (6), pp. 467-482.
13. 9
Darwis, D. (2000) Strategi belajar
mengajar. Semarang: Pustaka pelajar
Allen, N.J. Meyer P.J. And Smith,
C.A. (1993). “Commitment to
organizations and motivation work
mediator: extension and test of a three-
component conceptualization”, Journal of
Applied Psychology, Vol. 78, No. 4.