SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Penulisan Paragraf Karya Tulis
Ilmiah
Ciri-ciri, Kepaduan, dan
Pengembangan
Paragraf
Apa itu Paragraf
 Alinea adalah suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas
dari kalimat (Keraf 1997, 62).
 Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik
(Arifin 2004,113).
 Paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan (Akhadiah
1988, 144).
Kegunaan paragraf
1. menandai pembukaan topik baru;
2. menambah hal-hal yang penting atau;
3. untuk memerinci apa yang sudah diutarakan
dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang
terdahulu
Unsur-unsur Pembentuk Paragraf
Karya Ilmiah
 Paragraf merupakan sebuah unit informasi yang memiliki topik
atau pokok pikiran sebagai dasarnya dan disatukan oleh ide
pengontrol atau pengendali ide
 Sebuah paragraf karya ilmiah biasanya terdiri atas beberapa
kalimat yang mengandung satu ide. Ide itu disebut topik
 Sebuah paragraf karya ilmiah biasanya dimulai dengan sebuah
kalimat berisi topik atau kalimat topik dan ditutup dengan
sebuah kalimat penutup.
 Kalimat topik berisi gagasan/ide pokok paragraf. Kalimat topik
memberi tahu pembaca apa isi paragraf tersebut dan memberi
fokus pada paragraf.
 Kalimat topik dilengkapi dan diperjelas oleh kalimat(-kalimat)
penjelas
Kalimat Penutup Paragraf
 Jika kalimat topik berfungsi mengontrol isi paragraf, kalimat lain
dalam paragraf berfungsi memperinci gagasan/ide dalam
paragraf
 Kalimat yang mengakhiri paragraf disebut kalimat penyimpul
 Bentuk kalimat penyimpul:
1. meringkas isi paragraf
2. menawarkan solusi
3. memprediksi situasi yang terjadi dari pernyataan yang ada
di dalam paragraf
4. memberi rekomendasi
5. menyatakan konklusi/kesimpulan
Kesatuan Paragraf: Kalimat Topik
 Ciri-ciri kalimat topik:
– kalimat lengkap, bersifat umum (luas) dan paling penting dalam sebuah
paragraf.
– berisi topik paragraf,
– menyatakan topik masalah atau gagasan utama yang dibahas dalam
paragraf,
– memfokuskan (mengarahkan, mengontrol) pembahasan dalam paragraf
Ide Pengontrol
 Dalam kalimat topik terdapat kata (-kata) yang harus
dijelaskan, dideskripsikan, dan harus didukung oleh
kalimat-kalimat lain dalam paragraf.
 Kata (-kata) ini disebut controlling idea atau ide
pengontrol (pengendali ide) karena kata-kata
tersebut mengontrol informasi di dalam paragraf.
 Ide pengontrol merupakan pusat ide atau/dan
ringkasan dari semua informasi yang terkandung
dalam paragraf.
 Ide pengontrol ini juga membatasi ide-ide yang
dapat masuk ke dalam satu paragraf
Contoh: topik dan ide pengontrol
 Merokok dapat menjadi kebiasaan mahal
- topik ide pengontrol
 Informasi pendukung sesuai ide pengontrolnya:
- Harga rokok sekitar Rp9.000,00/bungkus.
- Rata-rata pecandu menghabiskan dua bungkus
sehari.
- Itu berarti setahun sekitar Rp6.570.000,00.
- Belum lagi uang tambahan untuk mengganti baju
yang berlubang karena api rokok.
Syarat kalimat topik
 Kalimat topik tidak boleh terlalu umum
 Misalnya:
– Minum kopi tidak baik
-Topik Ide pengontrol
Seharusnya:
Minum kopi lebih dari empat gelas sehari
Topik
membahayakan kehamilan
Ide pengontrol
Kepaduan Paragraf: repetisi
Sepatu olahraga merek Nike telah membawa kebanggaan tersendiri
bagi para pemakainya. Seorang anak SMA yang hobi bermain bola
basket akan merasa bangga ketika ia bisa memakai sepatu basket
bermerk Nike tipe “Air Jordan.” Sepatu basket bermerk Nike yang
dipromosikan oleh seorang mega bintang Michael Jordan telah
menjadi simbol kebanggaan bagi orang-orang yang memakainya. Di
dalam bidang olahraga lainnya, sepatu olahraga Nike juga
menimbulkan kesan sebagai sepatu olahraga terbaik. Seorang pemain
tenis kelas dunia bernama Andre Agassi adalah seorang pemain tenis
yang memakai produk sepatu tenis merk Nike. Tingginya harga
sepasang sepatu tenis merk Nike yang biasa dijual di atas US$100
terlihat wajar bagi para konsumennya. Orang kan menganggap bahwa
dengan sepatu tenis merk Nike seorang Andre Agassi mencapai
prestasi luar biasa dalam dunia tenis.
Kata sepatu dan bangga diulang-ulang untuk memperkuat kepaduan
paragraf tersebut.
Kepaduan Paragraf: konjungsi
 Konjungsi pembentuk kepaduan sebuah paragraf:
- tambahan:
di samping itu, seperti halnya …, lagi pula,
berikutnya, akhirnya
- pertentangan:
akan tetapi, bagaimanapun, walau demikian,
sebaliknya,
- perbandingan:
seperti halnya…, dalam hal yang sama
- akibat atau hasil:
jadi, oleh karena itu, oleh sebab itu,
Konjungsi
– tujuan:
 agar, untuk
– singkatan:
 pada umumnya, secara singkat, ringkasnya, pendeknya
– tempat:
 berdampingan dengan, berdekatan dengan
– waktu:
 Sesudah itu, beberapa saat kemudian
Teknik Pengembangan Paragraf:
Kalimat Penjelas
 Kalimat penjelas sebuah paragraf dapat
dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain
dengan
- deskripsi,
- contoh,
- definisi,
- klasifikasi,
- perbandingan dan pertentangan,
- sebab-akibat,
- proses.
Contoh: Paragraf Deskripsi
 Kesan sempit pada ruangan juga terasa dengan adanya papan tulis di
depan. Di sepanjang dinding yang memanjang tertempel tiga papan
untuk menorehkan untaian pikiran sang pengajar. Papan yang di
tengah putih bersih berseri, sedang dua bidang yang mengapitnya
gelap sehitam arang. Aku tidak bisa membayangkan apa saja yang
dapat ditulis oleh dosen di papan seluas itu. Di tempat khusus yang
melekat papan itu berserakan alat tulis baik yang bekas atau pun yang
masih bisa digunakan. Tutup spidol berpisah dengan batang spidol,
kapur yang pendek dan panjang tergeletak menanti untuk diambil dan
digunakan. Bubuk putih dari kapur juga malas menempel seperti
hendak kabur tapi tak punya tenaga. Tepat kira-kira satu setengah
meter di depan papan tulis putih berdiri mimbar yang biasanya menjadi
tempat orang untuk berkoar-koar. Seperti di masjid, di gereja atau di
kantor kelurahan saja, pikirku sepintas.
Contoh: Paragraf Contoh
 Apabila sekarang kita melihat situasi sekolah-sekolah di
Indonesia barangkali kita akan menggelengkan kepala dan
binggung. Syukur kalau hati kita masih tergerak untuk prihatin.
Seperti yang diberitakan di surat kabar, banyak murid yang
belajar dengan atap terbuka, dengan meja yang berlobang-
lobang, dengan pensil atau ballpoint yang sering macet
sehingga konsentrasi murid terkuras untuk mengurusi hal-hal
sepele tersebut. Masih beruntung juga sekolah mereka tidak
roboh seperti yang terjadi di salah satu SMA di Bogor baru-
baru ini. Selain itu, tanpa menutup mata akan realitas pahit,
dengan lapang dada kita mesti menerima kenyataan bahwa
beberapa anak sudah bunuh diri karena malu tidak bisa
bersekolah atau karena orang tua mereka sudah beberapa
bulan tidak bisa membayar uang sekolah untuk mereka.
Paragraf Perbandingan dan
Pertentangan
 Paragraf perbandingan berfungsi
mengidentifikasi dan menganalisis
persamaan-persamaan
 Paragraf pertentangan berfungsi
mengidentifikasi dan menganalisis
perbedaan-perbedaan
 Di dalam paragraf perbandingan dan
pertentangan digunakan sebuah “kriteria”
Contoh “Kriteria”
 Ada dua pola ragangan paragraf ini: ragangan
dasar/pokok dan ragangan alternatif
Kalimat topik Kalimat topik
-> kriteria 1 X lalu Y 1. x kriteria 1, 2, 3
-> kriteria 2 X lalu Y 2. Y kriteria 1,2,3,
-> kriteria 3 X lalu Y Kalimat penutup
Kalimat penutup
Contoh: Paragraf Perbandingan
 Kriteria dasar
– Kalimat topik “UI sama dengan UGM”
– Kriteria 1 “UI merupakan sebuah universitas
negeri, UGM juga demikian”
– Kriteria 2 “UI ikut dalam SNMPTN, UGM juga ikut”
– Kriteria 3 “UI membuka program undangan
SNMPTN, UGM juga demikian”
– Kalimat penutup “Jadi, UI dan UGM mempunyai
kesamaan dalam bidang tertentu”
Contoh: Paragraf Pertentangan
 Kriteria Alternatif
 Kalimat topik “Meskipun sama-sama PTN, UI berbeda
dengan UGM dalam beberapa hal.”
 UI terletak di dekat Ibukota RI. Sebagian besar
mahasiswa UI berasal dari sekitar Ibu kota. Dosen-
dosennya juga sebagian besar bukan orang bersuku
Jawa.
 Sebaliknya, UGM terletak jauh dari Ibu kota RI.
Sebagian besar mahasiswa UGM berasal dari
Yogyakarta. Dosen-dosennya juga sebagian besar
bersuku Jawa.
 Kalimat penutup “Jadi, UI dan UGM memilik perbedaan
dalam beberapa hal meskipun keduanya PTN.”
Contoh: Paragraf Proses
 Dari Yogya, Athonk pindah ke Jakarta. Selama 2 tahun di kota ini, dia
mencari uang dengan menjadi seniman tato. Karena ketidakberesan
manajemen, tempatnya itu bubar. Enam bulan kemudian, ia menyusul
Leine, istrinya, yang mendapat tawaran mengajar di Melbourne,
Australia. Melbourne ternyata tempat yang sangat cocok bagi Athonk
karena di sana terdapat komunitas komik independen. Komik-
komiknya—saat itu Bad Time Stories 2 sudah selesai dibuat dalam 3
bulan—mendapat sambutan hangat. Athonk pun mulai mendapat
penggemar. Athonk biasa menitipkan komiknya untuk dijual di toko
buku untuk dikirim ke penyalur-penyalur komik independen di Amerika
dan Eropa. Athonk menjadi bagian dari komunitas pembuat komik itu,
dan mereka membuat pertemuan secara berkala.
 (Antropologi Indonesia 69, 2002:53)
Paragraf Proses
 Paragraf proses berisi uraian mengenai
bagaimana melakukan/membuat sesuatu
 Sebagian besar ditemukan dalam laporan-
laporan laboratorium
 Paragraf proses umumnya disusun dengan
urutan kronologis
Paragraf Definisi atau Klarifikasi
 Mendefinisikan kata atau ide sehingga kata
atau ide tersebut menjadi lebih jelas bagi
pembaca
 Paragraf ini digunakan dalam menjelaskan
konsep
 Tidak disusun secara kronologis seperti
paragraf proses meskipun menggunakan
kata penghubung (connectors) pertama,
kedua, dst atau sesudah itu, kemudian, dll.
Contoh: Paragraf Definisi
 Pemerataan bahasa merupakan pengembangan
bahasa yang direncanakan. Kebanyakan
pemerataan bahasa ini menyangkut aturan bahasa
tulis, pengucapan, fonologi sampai gramatika,
leksikon dan gaya bahasa, yang mengacu kepada
pembaruan bahasa atau pembentukan standar
bahasa (Haugen, 1972: 287). Pemerataan bahasa
yang dilakukan ini cenderung untuk perencanaan
sosial, penetapan tujuan, kebijakan, dan prosedur
untuk kehidupan sosial ataupun ekonomi. Dalam
pemerataan bahasa, tidak jarang latar belakangnya
merupakan latar belakang politik dan latar belakang
etnik.
Paragraf Sebab-Akibat
 Bisa berupa paragraf sebab saja, atau paragraf akibat saja, atau
paragraf sebab-akibat
 Paragraf sebab berisi uraian mengenai sebab-sebab dari akibat
tertentu. Biasanya menjawab pertanyaan “Mengapa …?” Misalnya:
Mengapa harga beras naik? Mengapa Indonesia perlu mengimpor
beras?
 Paragraf sebab biasanya dimulai dengan akibat tertentu kemudian
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai sebab-sebab dari akibat itu.
 Paragraf akibat berisi uraian mengenai akibat dari aksi (kegiatan),
hasil, kejadian. Paragraf ini biasanya menjawab pertanyaan “Apa …?”
Misalnya, “Apa akibat dari kenaikan harga beras?”
 Paragraf akibat biasanya dimulai dengan kalimat topik yang
mendeskripsikan peristiwa tertentu,
 Kadang-kadang dalam satu paragraf terdapat sebab dan akibat
sekaligus.
Contoh: Paragraf Sebab-akibat
 Pasca-Mao, pergolakan politik Cina pun terus berlanjut (S). Hal ini
berdampak pada aspek ekonomi (A). Ekonomi di Cina mengalami fase
kejatuhannya pada tahun 1978 karena Deng Xiaoping menjalankan
reformasi ekonomi (S). Reformasi ekonomi itu berdampak buruk bagi
kondisi-sosial kehidupan di Cina (A) karena reformasi ekonomi
tersebut hanya menguntungkan kaum elite saja (S). Reformasi yang
dilakukan oleh Deng Xiaoping ini bertujuan memperkuat kedudukan
PKC sebagai pemegang kekuasaan tunggal yang mengatur seluruh
aspek kehidupan masyarakat Cina. Dalam konsep reformasi ekonomi
Deng ini ditegaskan bahwa negara memberi kebebasan terhadap
individu untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dan saling berlomba
untuk menjadi kaya. Hal yang dilarang adalah menentang pemerintah
dan mempertanyakan hak PKC untuk berkuasa di negeri 1,5 miliar
manusia itu tanpa ada kekuatan politik lain sebagai penyeimbang.
Contoh: Paragraf Sebab-Akibat
 Kalangan LSM mengkritik pemberlakuan RUU ini karena tiga
alasan. Pertama, pelaksanaan RUU ini mematikan demokrasi
dan kebebasan individu untuk berekspresi. Kedua, RUU ini
dinilai mengindikasikan adanya kekacauan batas antara ruang
pribadi dan ruang publik, antara urusan negara dan urusan
pribadi. Ketiga, RUU ini juga terlalu menyederhanakan
persoalan moral hanya pada perilaku individual. Substansi
RUU ini juga masih bersifat kontroversial, seperti definisi porno
dan sensual serta efektivitas perlindungan masyarakat
terutama kaum perempuan dan anak terhadap eksploitasi dan
perlakuan buruk (abused) berkaitan dengan seksualitas. Jadi,
kalangan LSM menilai RUU ini tidak bisa dilaksanakan
sebelum diperbaiki terlebih dahulu.
Paragraf Argumentatif
 Penulis menyusun sebuah paragraf argumentatif
bertujuan meyakinkan pembaca untuk:
o menerima atau menolak sebuah gagasan,
o menyadari bahwa suatu tindakan harus dilakukan untuk
mengatasi masalah, atau
o mencoba suatu cara untuk melakukan sesuatu.
 Penulis harus menyatakan pendapatnya tentang
sesuatu yang diyakininya benar
Contoh: Paragraf Argumentatif
 Deklarasi antikorupsi yang dicanangkan oleh Muhammadiyah
dan NU beberapa waktu lalu patut disambut bukan saja
dengan gembira, tetapi juga dengan rasa takjub. Takjub karena
kedua organisasi ini mewakili mayoritas umat Islam. Mudah-
mudahan begitulah sikap umat Islam pada umumnya terhadap
musuh klasik itu. Takjub juga karena, dari sudut waktu, ini bak
pucuk dicinta ulam tiba. Dasar hukum pemberantasan korupsi
sudah diperbarui, lembaga baru pun sudah terbentuk.
Sekarang, kita tinggal melaksanakan saja. Din Syamsuddin,
Sekjen Muhammadiyah, misalnya, mengatakan bahwa tujuan
deklarasi adalah memberikan rasa berani ke masyarakat dan
penegak hukum guna memberantas korupsi.
Latihan: tentukan kalimat topik, topik
paragraf, dan ide pengontrolnya
1. Kejahatan narkotika adalah salah satu kejahatan yang bersifat
destruktif dan tidak dapat ditangani hanya dengan cara-cara
konvensional. Selain itu, kejahatan narkotika umumnya
dibarengi oleh terbangunnya sindikat yang tertanam kuat bagi
peredaran narkotika ilegal. Sebagaimana yang kita lihat dan
dengar dari media massa, tindak pidana narkotika hampir
terjadi di seluruh tingkat sosial kehidupan masyarakat
Indonesia, dari orang-orang yang berekonomi kurang mampu
sampai dengan mereka yang mempunyai taraf ekonomi yang
mapan.
2. Tanggal 12 Oktober 2009 Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang
Narkotika disahkan. Dalam undang-undang tersebut, Badan Narkotika
Nasional (BNN) menjadi lembaga negara yang memiliki kewenangan
penyidikan mandiri namun tetap berkoordinasi dengan Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Jadi, bertambah satu lagi penegak hukum
di bidang narkotika di Indonesia yang memiliki kewenangan khusus
dalam penanganan pencegahan dan pemberantasan narkotika ilegal.
Kewenangan penyidikan yang diberikan oleh negara melalui undang-
undang tersebut tidak dapat disambut oleh BNN dengan eforia begitu
saja. Kewenangan yang besar menimbulkan tanggung jawab yang
lebih besar pula. Tanggung jawab yang dimaksud di sini berkaitan
dengan kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang dimaksud
adalah manusia sebagai individu yang melakukan tindak pidana
narkotika maupun sebagai korban penyayanglahgunaan narkotika.
(Perhatikan: apakah kalimat terakhir dalam paragraf di atas relevan?)
3. Dari aspek pemidanaan, Undang-Undang No.35 Tahun 2009
tentang narkotika memliki tingkat deterence yang sangat tinggi
dalam hal pemberantasan narkotika. Hal tersebut dapat dilihat
dari tingginya ancaman hukuman yang dikenakan bagi para
pelaku tindak pidana narkotika. Jika dalam penyidikan BNN
tidak berhati-hati dan kritis dalam pembuktian seseorang
melakukan tindak pidana atau tidak, orang yang melakukan
tindak pidana narkotika dapat saja tidak terjerat hukum;
sebaliknya, orang yang tidak melakukan tindak pidana
narkotika akan terjerat hukum dan bahkan terjerat hukuman
mati. Dengan sendirinya orang-orang yang seharusnya
dihukum karena melakukan tindak pidana narkotika akan
semakin bertambah. Jaringan sindikat narkotika penyokongnya
pun semakin besar dan semakin sulit diberantas.
Latihan
 Tulislah sebuah paragraf dengan kalimat-
kalimat topik berikut!
– Peredaran narkoba dan psikotropika telah
berkembang menjadi jaringan Internasional yang
meretas batas-batas negara maupun kawasan. …
 Tulislah sebuah paragraf perbandingan
mengenai fakultas-fakultas di Universitas
Indonesia.
 Tulislah/carilah contoh paragraf
– argumentatif,
– contoh,
– deskriptif,
– proses, dan
– naratif ilmiah.

More Related Content

What's hot

Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Paragraf dan pengembangannya
Paragraf dan pengembangannyaParagraf dan pengembangannya
Paragraf dan pengembangannyaLia Destiani
 
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianMitha Ye Es
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraFebby HusbiramiÅldo
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismeRajabul Gufron
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiMaghfira Ganivy
 
penalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris IIpenalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris IIRhea Prasetya
 
Formulasi Bahasa dalam Proposal
Formulasi Bahasa dalam ProposalFormulasi Bahasa dalam Proposal
Formulasi Bahasa dalam ProposalUwes Chaeruman
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafPutri Sanuria
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganRahmatdi Black
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat Hardiyan Wijayanto
 
6. teks cerita inspiratif
6. teks cerita inspiratif6. teks cerita inspiratif
6. teks cerita inspiratifhoesnaeni
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikUwes Chaeruman
 

What's hot (20)

Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Paragraf dan pengembangannya
Paragraf dan pengembangannyaParagraf dan pengembangannya
Paragraf dan pengembangannya
 
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasi
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
penalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris IIpenalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris II
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Formulasi Bahasa dalam Proposal
Formulasi Bahasa dalam ProposalFormulasi Bahasa dalam Proposal
Formulasi Bahasa dalam Proposal
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragraf
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karangan
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
6. teks cerita inspiratif
6. teks cerita inspiratif6. teks cerita inspiratif
6. teks cerita inspiratif
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 

Similar to Paragraf Bahasa Indonesia

B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAFB. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAFEuisKomaracilvi
 
Paragraf makalah
Paragraf makalahParagraf makalah
Paragraf makalahAhmad S
 
Pedoman penulisan essay
Pedoman penulisan essayPedoman penulisan essay
Pedoman penulisan essaypjj_kemenkes
 
Pengertian kalimat
Pengertian kalimatPengertian kalimat
Pengertian kalimatImron Hamami
 
Teknik Menulis ( Strong paragraf )
Teknik Menulis ( Strong paragraf )Teknik Menulis ( Strong paragraf )
Teknik Menulis ( Strong paragraf )Idrus Dama
 
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptxMODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptxindro14
 
Aditya hadi s
Aditya hadi sAditya hadi s
Aditya hadi staufiq99
 
Paragraf dan Pengembangannya
Paragraf dan PengembangannyaParagraf dan Pengembangannya
Paragraf dan Pengembangannyapjj_kemenkes
 
Panduan membuat karya tulis ilmiah remaja
Panduan membuat karya tulis ilmiah remajaPanduan membuat karya tulis ilmiah remaja
Panduan membuat karya tulis ilmiah remajaAri Setiawan
 
Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-Ari Stia
 

Similar to Paragraf Bahasa Indonesia (20)

Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAFB. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Paragraf makalah
Paragraf makalahParagraf makalah
Paragraf makalah
 
PARAGRAF
PARAGRAFPARAGRAF
PARAGRAF
 
45589890 menulis ilmiah
45589890 menulis ilmiah45589890 menulis ilmiah
45589890 menulis ilmiah
 
Pedoman penulisan essay
Pedoman penulisan essayPedoman penulisan essay
Pedoman penulisan essay
 
Pengertian kalimat
Pengertian kalimatPengertian kalimat
Pengertian kalimat
 
Teknik Menulis ( Strong paragraf )
Teknik Menulis ( Strong paragraf )Teknik Menulis ( Strong paragraf )
Teknik Menulis ( Strong paragraf )
 
Palagraf
PalagrafPalagraf
Palagraf
 
B.indo kel 7
B.indo kel 7B.indo kel 7
B.indo kel 7
 
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptxMODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
MODUL 3 - PARAGRAF (KET. MENULIS) (1).pptx
 
Alinea
AlineaAlinea
Alinea
 
Aditya hadi s
Aditya hadi sAditya hadi s
Aditya hadi s
 
paragraf
paragrafparagraf
paragraf
 
Deby r
Deby rDeby r
Deby r
 
Paragraf dan Pengembangannya
Paragraf dan PengembangannyaParagraf dan Pengembangannya
Paragraf dan Pengembangannya
 
Kb 4
Kb 4Kb 4
Kb 4
 
Panduan membuat karya tulis ilmiah remaja
Panduan membuat karya tulis ilmiah remajaPanduan membuat karya tulis ilmiah remaja
Panduan membuat karya tulis ilmiah remaja
 
Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-
 

More from Primiputri Soerjaatmadja,CH.t

NAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date file
NAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date fileNAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date file
NAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date filePrimiputri Soerjaatmadja,CH.t
 

More from Primiputri Soerjaatmadja,CH.t (20)

Situational leadership
Situational leadershipSituational leadership
Situational leadership
 
My cv
My cvMy cv
My cv
 
Reproduksi Tulisan; Ringkasan dan Sintesis
Reproduksi Tulisan; Ringkasan dan SintesisReproduksi Tulisan; Ringkasan dan Sintesis
Reproduksi Tulisan; Ringkasan dan Sintesis
 
Kalimat pelatihan mpkt (untung)
Kalimat pelatihan mpkt (untung)Kalimat pelatihan mpkt (untung)
Kalimat pelatihan mpkt (untung)
 
EXTRAORDINARY SALES IS ME V1
EXTRAORDINARY SALES IS ME V1EXTRAORDINARY SALES IS ME V1
EXTRAORDINARY SALES IS ME V1
 
CONTOH TUGAS PRAKTIKUM
CONTOH TUGAS PRAKTIKUMCONTOH TUGAS PRAKTIKUM
CONTOH TUGAS PRAKTIKUM
 
BRP KOMIK HASIL WORKSHOP BUMI WIYATA(putri)
BRP KOMIK HASIL WORKSHOP BUMI WIYATA(putri)BRP KOMIK HASIL WORKSHOP BUMI WIYATA(putri)
BRP KOMIK HASIL WORKSHOP BUMI WIYATA(putri)
 
Proposal Pelatihan Guru Unggul abad 21
Proposal Pelatihan Guru Unggul abad 21Proposal Pelatihan Guru Unggul abad 21
Proposal Pelatihan Guru Unggul abad 21
 
EXECUTIONAL LEADERSHIP
EXECUTIONAL LEADERSHIPEXECUTIONAL LEADERSHIP
EXECUTIONAL LEADERSHIP
 
EXTRAORDINARY SALES CLUB
EXTRAORDINARY SALES CLUBEXTRAORDINARY SALES CLUB
EXTRAORDINARY SALES CLUB
 
GREAT SIM FOR SALES CHAMPION
GREAT SIM FOR SALES CHAMPIONGREAT SIM FOR SALES CHAMPION
GREAT SIM FOR SALES CHAMPION
 
GREAT SIM slide share published
GREAT SIM slide share publishedGREAT SIM slide share published
GREAT SIM slide share published
 
COMMUNICATION TRAINING
COMMUNICATION TRAININGCOMMUNICATION TRAINING
COMMUNICATION TRAINING
 
NAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date file
NAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date fileNAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date file
NAWACITA for PTBA The Power Of Communication for leaders up date file
 
Presentasi JOB Medco rev 1 - A
Presentasi JOB Medco rev 1 - APresentasi JOB Medco rev 1 - A
Presentasi JOB Medco rev 1 - A
 
LEADERSHIP FUNDAMENTAL
LEADERSHIP FUNDAMENTALLEADERSHIP FUNDAMENTAL
LEADERSHIP FUNDAMENTAL
 
COMPRO[SMI_ENG_VER_NEW]
COMPRO[SMI_ENG_VER_NEW]COMPRO[SMI_ENG_VER_NEW]
COMPRO[SMI_ENG_VER_NEW]
 
Contoh presentasi komik indonesia
Contoh presentasi komik indonesiaContoh presentasi komik indonesia
Contoh presentasi komik indonesia
 
Contoh presentasi komik eropa
Contoh  presentasi komik eropaContoh  presentasi komik eropa
Contoh presentasi komik eropa
 
Memahami komik
Memahami komikMemahami komik
Memahami komik
 

Recently uploaded

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 

Recently uploaded (20)

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 

Paragraf Bahasa Indonesia

  • 1. Penulisan Paragraf Karya Tulis Ilmiah Ciri-ciri, Kepaduan, dan Pengembangan Paragraf
  • 2. Apa itu Paragraf  Alinea adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat (Keraf 1997, 62).  Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik (Arifin 2004,113).  Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan (Akhadiah 1988, 144).
  • 3. Kegunaan paragraf 1. menandai pembukaan topik baru; 2. menambah hal-hal yang penting atau; 3. untuk memerinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu
  • 4. Unsur-unsur Pembentuk Paragraf Karya Ilmiah  Paragraf merupakan sebuah unit informasi yang memiliki topik atau pokok pikiran sebagai dasarnya dan disatukan oleh ide pengontrol atau pengendali ide  Sebuah paragraf karya ilmiah biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang mengandung satu ide. Ide itu disebut topik  Sebuah paragraf karya ilmiah biasanya dimulai dengan sebuah kalimat berisi topik atau kalimat topik dan ditutup dengan sebuah kalimat penutup.  Kalimat topik berisi gagasan/ide pokok paragraf. Kalimat topik memberi tahu pembaca apa isi paragraf tersebut dan memberi fokus pada paragraf.  Kalimat topik dilengkapi dan diperjelas oleh kalimat(-kalimat) penjelas
  • 5. Kalimat Penutup Paragraf  Jika kalimat topik berfungsi mengontrol isi paragraf, kalimat lain dalam paragraf berfungsi memperinci gagasan/ide dalam paragraf  Kalimat yang mengakhiri paragraf disebut kalimat penyimpul  Bentuk kalimat penyimpul: 1. meringkas isi paragraf 2. menawarkan solusi 3. memprediksi situasi yang terjadi dari pernyataan yang ada di dalam paragraf 4. memberi rekomendasi 5. menyatakan konklusi/kesimpulan
  • 6. Kesatuan Paragraf: Kalimat Topik  Ciri-ciri kalimat topik: – kalimat lengkap, bersifat umum (luas) dan paling penting dalam sebuah paragraf. – berisi topik paragraf, – menyatakan topik masalah atau gagasan utama yang dibahas dalam paragraf, – memfokuskan (mengarahkan, mengontrol) pembahasan dalam paragraf
  • 7. Ide Pengontrol  Dalam kalimat topik terdapat kata (-kata) yang harus dijelaskan, dideskripsikan, dan harus didukung oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf.  Kata (-kata) ini disebut controlling idea atau ide pengontrol (pengendali ide) karena kata-kata tersebut mengontrol informasi di dalam paragraf.  Ide pengontrol merupakan pusat ide atau/dan ringkasan dari semua informasi yang terkandung dalam paragraf.  Ide pengontrol ini juga membatasi ide-ide yang dapat masuk ke dalam satu paragraf
  • 8. Contoh: topik dan ide pengontrol  Merokok dapat menjadi kebiasaan mahal - topik ide pengontrol  Informasi pendukung sesuai ide pengontrolnya: - Harga rokok sekitar Rp9.000,00/bungkus. - Rata-rata pecandu menghabiskan dua bungkus sehari. - Itu berarti setahun sekitar Rp6.570.000,00. - Belum lagi uang tambahan untuk mengganti baju yang berlubang karena api rokok.
  • 9. Syarat kalimat topik  Kalimat topik tidak boleh terlalu umum  Misalnya: – Minum kopi tidak baik -Topik Ide pengontrol Seharusnya: Minum kopi lebih dari empat gelas sehari Topik membahayakan kehamilan Ide pengontrol
  • 10. Kepaduan Paragraf: repetisi Sepatu olahraga merek Nike telah membawa kebanggaan tersendiri bagi para pemakainya. Seorang anak SMA yang hobi bermain bola basket akan merasa bangga ketika ia bisa memakai sepatu basket bermerk Nike tipe “Air Jordan.” Sepatu basket bermerk Nike yang dipromosikan oleh seorang mega bintang Michael Jordan telah menjadi simbol kebanggaan bagi orang-orang yang memakainya. Di dalam bidang olahraga lainnya, sepatu olahraga Nike juga menimbulkan kesan sebagai sepatu olahraga terbaik. Seorang pemain tenis kelas dunia bernama Andre Agassi adalah seorang pemain tenis yang memakai produk sepatu tenis merk Nike. Tingginya harga sepasang sepatu tenis merk Nike yang biasa dijual di atas US$100 terlihat wajar bagi para konsumennya. Orang kan menganggap bahwa dengan sepatu tenis merk Nike seorang Andre Agassi mencapai prestasi luar biasa dalam dunia tenis. Kata sepatu dan bangga diulang-ulang untuk memperkuat kepaduan paragraf tersebut.
  • 11. Kepaduan Paragraf: konjungsi  Konjungsi pembentuk kepaduan sebuah paragraf: - tambahan: di samping itu, seperti halnya …, lagi pula, berikutnya, akhirnya - pertentangan: akan tetapi, bagaimanapun, walau demikian, sebaliknya, - perbandingan: seperti halnya…, dalam hal yang sama - akibat atau hasil: jadi, oleh karena itu, oleh sebab itu,
  • 12. Konjungsi – tujuan:  agar, untuk – singkatan:  pada umumnya, secara singkat, ringkasnya, pendeknya – tempat:  berdampingan dengan, berdekatan dengan – waktu:  Sesudah itu, beberapa saat kemudian
  • 13. Teknik Pengembangan Paragraf: Kalimat Penjelas  Kalimat penjelas sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain dengan - deskripsi, - contoh, - definisi, - klasifikasi, - perbandingan dan pertentangan, - sebab-akibat, - proses.
  • 14. Contoh: Paragraf Deskripsi  Kesan sempit pada ruangan juga terasa dengan adanya papan tulis di depan. Di sepanjang dinding yang memanjang tertempel tiga papan untuk menorehkan untaian pikiran sang pengajar. Papan yang di tengah putih bersih berseri, sedang dua bidang yang mengapitnya gelap sehitam arang. Aku tidak bisa membayangkan apa saja yang dapat ditulis oleh dosen di papan seluas itu. Di tempat khusus yang melekat papan itu berserakan alat tulis baik yang bekas atau pun yang masih bisa digunakan. Tutup spidol berpisah dengan batang spidol, kapur yang pendek dan panjang tergeletak menanti untuk diambil dan digunakan. Bubuk putih dari kapur juga malas menempel seperti hendak kabur tapi tak punya tenaga. Tepat kira-kira satu setengah meter di depan papan tulis putih berdiri mimbar yang biasanya menjadi tempat orang untuk berkoar-koar. Seperti di masjid, di gereja atau di kantor kelurahan saja, pikirku sepintas.
  • 15. Contoh: Paragraf Contoh  Apabila sekarang kita melihat situasi sekolah-sekolah di Indonesia barangkali kita akan menggelengkan kepala dan binggung. Syukur kalau hati kita masih tergerak untuk prihatin. Seperti yang diberitakan di surat kabar, banyak murid yang belajar dengan atap terbuka, dengan meja yang berlobang- lobang, dengan pensil atau ballpoint yang sering macet sehingga konsentrasi murid terkuras untuk mengurusi hal-hal sepele tersebut. Masih beruntung juga sekolah mereka tidak roboh seperti yang terjadi di salah satu SMA di Bogor baru- baru ini. Selain itu, tanpa menutup mata akan realitas pahit, dengan lapang dada kita mesti menerima kenyataan bahwa beberapa anak sudah bunuh diri karena malu tidak bisa bersekolah atau karena orang tua mereka sudah beberapa bulan tidak bisa membayar uang sekolah untuk mereka.
  • 16. Paragraf Perbandingan dan Pertentangan  Paragraf perbandingan berfungsi mengidentifikasi dan menganalisis persamaan-persamaan  Paragraf pertentangan berfungsi mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan-perbedaan  Di dalam paragraf perbandingan dan pertentangan digunakan sebuah “kriteria”
  • 17. Contoh “Kriteria”  Ada dua pola ragangan paragraf ini: ragangan dasar/pokok dan ragangan alternatif Kalimat topik Kalimat topik -> kriteria 1 X lalu Y 1. x kriteria 1, 2, 3 -> kriteria 2 X lalu Y 2. Y kriteria 1,2,3, -> kriteria 3 X lalu Y Kalimat penutup Kalimat penutup
  • 18. Contoh: Paragraf Perbandingan  Kriteria dasar – Kalimat topik “UI sama dengan UGM” – Kriteria 1 “UI merupakan sebuah universitas negeri, UGM juga demikian” – Kriteria 2 “UI ikut dalam SNMPTN, UGM juga ikut” – Kriteria 3 “UI membuka program undangan SNMPTN, UGM juga demikian” – Kalimat penutup “Jadi, UI dan UGM mempunyai kesamaan dalam bidang tertentu”
  • 19. Contoh: Paragraf Pertentangan  Kriteria Alternatif  Kalimat topik “Meskipun sama-sama PTN, UI berbeda dengan UGM dalam beberapa hal.”  UI terletak di dekat Ibukota RI. Sebagian besar mahasiswa UI berasal dari sekitar Ibu kota. Dosen- dosennya juga sebagian besar bukan orang bersuku Jawa.  Sebaliknya, UGM terletak jauh dari Ibu kota RI. Sebagian besar mahasiswa UGM berasal dari Yogyakarta. Dosen-dosennya juga sebagian besar bersuku Jawa.  Kalimat penutup “Jadi, UI dan UGM memilik perbedaan dalam beberapa hal meskipun keduanya PTN.”
  • 20. Contoh: Paragraf Proses  Dari Yogya, Athonk pindah ke Jakarta. Selama 2 tahun di kota ini, dia mencari uang dengan menjadi seniman tato. Karena ketidakberesan manajemen, tempatnya itu bubar. Enam bulan kemudian, ia menyusul Leine, istrinya, yang mendapat tawaran mengajar di Melbourne, Australia. Melbourne ternyata tempat yang sangat cocok bagi Athonk karena di sana terdapat komunitas komik independen. Komik- komiknya—saat itu Bad Time Stories 2 sudah selesai dibuat dalam 3 bulan—mendapat sambutan hangat. Athonk pun mulai mendapat penggemar. Athonk biasa menitipkan komiknya untuk dijual di toko buku untuk dikirim ke penyalur-penyalur komik independen di Amerika dan Eropa. Athonk menjadi bagian dari komunitas pembuat komik itu, dan mereka membuat pertemuan secara berkala.  (Antropologi Indonesia 69, 2002:53)
  • 21. Paragraf Proses  Paragraf proses berisi uraian mengenai bagaimana melakukan/membuat sesuatu  Sebagian besar ditemukan dalam laporan- laporan laboratorium  Paragraf proses umumnya disusun dengan urutan kronologis
  • 22. Paragraf Definisi atau Klarifikasi  Mendefinisikan kata atau ide sehingga kata atau ide tersebut menjadi lebih jelas bagi pembaca  Paragraf ini digunakan dalam menjelaskan konsep  Tidak disusun secara kronologis seperti paragraf proses meskipun menggunakan kata penghubung (connectors) pertama, kedua, dst atau sesudah itu, kemudian, dll.
  • 23. Contoh: Paragraf Definisi  Pemerataan bahasa merupakan pengembangan bahasa yang direncanakan. Kebanyakan pemerataan bahasa ini menyangkut aturan bahasa tulis, pengucapan, fonologi sampai gramatika, leksikon dan gaya bahasa, yang mengacu kepada pembaruan bahasa atau pembentukan standar bahasa (Haugen, 1972: 287). Pemerataan bahasa yang dilakukan ini cenderung untuk perencanaan sosial, penetapan tujuan, kebijakan, dan prosedur untuk kehidupan sosial ataupun ekonomi. Dalam pemerataan bahasa, tidak jarang latar belakangnya merupakan latar belakang politik dan latar belakang etnik.
  • 24. Paragraf Sebab-Akibat  Bisa berupa paragraf sebab saja, atau paragraf akibat saja, atau paragraf sebab-akibat  Paragraf sebab berisi uraian mengenai sebab-sebab dari akibat tertentu. Biasanya menjawab pertanyaan “Mengapa …?” Misalnya: Mengapa harga beras naik? Mengapa Indonesia perlu mengimpor beras?  Paragraf sebab biasanya dimulai dengan akibat tertentu kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai sebab-sebab dari akibat itu.  Paragraf akibat berisi uraian mengenai akibat dari aksi (kegiatan), hasil, kejadian. Paragraf ini biasanya menjawab pertanyaan “Apa …?” Misalnya, “Apa akibat dari kenaikan harga beras?”  Paragraf akibat biasanya dimulai dengan kalimat topik yang mendeskripsikan peristiwa tertentu,  Kadang-kadang dalam satu paragraf terdapat sebab dan akibat sekaligus.
  • 25. Contoh: Paragraf Sebab-akibat  Pasca-Mao, pergolakan politik Cina pun terus berlanjut (S). Hal ini berdampak pada aspek ekonomi (A). Ekonomi di Cina mengalami fase kejatuhannya pada tahun 1978 karena Deng Xiaoping menjalankan reformasi ekonomi (S). Reformasi ekonomi itu berdampak buruk bagi kondisi-sosial kehidupan di Cina (A) karena reformasi ekonomi tersebut hanya menguntungkan kaum elite saja (S). Reformasi yang dilakukan oleh Deng Xiaoping ini bertujuan memperkuat kedudukan PKC sebagai pemegang kekuasaan tunggal yang mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat Cina. Dalam konsep reformasi ekonomi Deng ini ditegaskan bahwa negara memberi kebebasan terhadap individu untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dan saling berlomba untuk menjadi kaya. Hal yang dilarang adalah menentang pemerintah dan mempertanyakan hak PKC untuk berkuasa di negeri 1,5 miliar manusia itu tanpa ada kekuatan politik lain sebagai penyeimbang.
  • 26. Contoh: Paragraf Sebab-Akibat  Kalangan LSM mengkritik pemberlakuan RUU ini karena tiga alasan. Pertama, pelaksanaan RUU ini mematikan demokrasi dan kebebasan individu untuk berekspresi. Kedua, RUU ini dinilai mengindikasikan adanya kekacauan batas antara ruang pribadi dan ruang publik, antara urusan negara dan urusan pribadi. Ketiga, RUU ini juga terlalu menyederhanakan persoalan moral hanya pada perilaku individual. Substansi RUU ini juga masih bersifat kontroversial, seperti definisi porno dan sensual serta efektivitas perlindungan masyarakat terutama kaum perempuan dan anak terhadap eksploitasi dan perlakuan buruk (abused) berkaitan dengan seksualitas. Jadi, kalangan LSM menilai RUU ini tidak bisa dilaksanakan sebelum diperbaiki terlebih dahulu.
  • 27. Paragraf Argumentatif  Penulis menyusun sebuah paragraf argumentatif bertujuan meyakinkan pembaca untuk: o menerima atau menolak sebuah gagasan, o menyadari bahwa suatu tindakan harus dilakukan untuk mengatasi masalah, atau o mencoba suatu cara untuk melakukan sesuatu.  Penulis harus menyatakan pendapatnya tentang sesuatu yang diyakininya benar
  • 28. Contoh: Paragraf Argumentatif  Deklarasi antikorupsi yang dicanangkan oleh Muhammadiyah dan NU beberapa waktu lalu patut disambut bukan saja dengan gembira, tetapi juga dengan rasa takjub. Takjub karena kedua organisasi ini mewakili mayoritas umat Islam. Mudah- mudahan begitulah sikap umat Islam pada umumnya terhadap musuh klasik itu. Takjub juga karena, dari sudut waktu, ini bak pucuk dicinta ulam tiba. Dasar hukum pemberantasan korupsi sudah diperbarui, lembaga baru pun sudah terbentuk. Sekarang, kita tinggal melaksanakan saja. Din Syamsuddin, Sekjen Muhammadiyah, misalnya, mengatakan bahwa tujuan deklarasi adalah memberikan rasa berani ke masyarakat dan penegak hukum guna memberantas korupsi.
  • 29. Latihan: tentukan kalimat topik, topik paragraf, dan ide pengontrolnya 1. Kejahatan narkotika adalah salah satu kejahatan yang bersifat destruktif dan tidak dapat ditangani hanya dengan cara-cara konvensional. Selain itu, kejahatan narkotika umumnya dibarengi oleh terbangunnya sindikat yang tertanam kuat bagi peredaran narkotika ilegal. Sebagaimana yang kita lihat dan dengar dari media massa, tindak pidana narkotika hampir terjadi di seluruh tingkat sosial kehidupan masyarakat Indonesia, dari orang-orang yang berekonomi kurang mampu sampai dengan mereka yang mempunyai taraf ekonomi yang mapan.
  • 30. 2. Tanggal 12 Oktober 2009 Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika disahkan. Dalam undang-undang tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN) menjadi lembaga negara yang memiliki kewenangan penyidikan mandiri namun tetap berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jadi, bertambah satu lagi penegak hukum di bidang narkotika di Indonesia yang memiliki kewenangan khusus dalam penanganan pencegahan dan pemberantasan narkotika ilegal. Kewenangan penyidikan yang diberikan oleh negara melalui undang- undang tersebut tidak dapat disambut oleh BNN dengan eforia begitu saja. Kewenangan yang besar menimbulkan tanggung jawab yang lebih besar pula. Tanggung jawab yang dimaksud di sini berkaitan dengan kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang dimaksud adalah manusia sebagai individu yang melakukan tindak pidana narkotika maupun sebagai korban penyayanglahgunaan narkotika. (Perhatikan: apakah kalimat terakhir dalam paragraf di atas relevan?)
  • 31. 3. Dari aspek pemidanaan, Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang narkotika memliki tingkat deterence yang sangat tinggi dalam hal pemberantasan narkotika. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya ancaman hukuman yang dikenakan bagi para pelaku tindak pidana narkotika. Jika dalam penyidikan BNN tidak berhati-hati dan kritis dalam pembuktian seseorang melakukan tindak pidana atau tidak, orang yang melakukan tindak pidana narkotika dapat saja tidak terjerat hukum; sebaliknya, orang yang tidak melakukan tindak pidana narkotika akan terjerat hukum dan bahkan terjerat hukuman mati. Dengan sendirinya orang-orang yang seharusnya dihukum karena melakukan tindak pidana narkotika akan semakin bertambah. Jaringan sindikat narkotika penyokongnya pun semakin besar dan semakin sulit diberantas.
  • 32. Latihan  Tulislah sebuah paragraf dengan kalimat- kalimat topik berikut! – Peredaran narkoba dan psikotropika telah berkembang menjadi jaringan Internasional yang meretas batas-batas negara maupun kawasan. …  Tulislah sebuah paragraf perbandingan mengenai fakultas-fakultas di Universitas Indonesia.
  • 33.  Tulislah/carilah contoh paragraf – argumentatif, – contoh, – deskriptif, – proses, dan – naratif ilmiah.