2. TUJUAN
1. Mengetahui konsep dasar manajemen dan
mengapa manajemen diperlukan
dalam sebuah organisasi.
2. Mengetahui konsep manajemen secara
fungsional yang mencakup kegiatan
perencanaan, pengorganisasian,
pengimplementasian, serta pengendalian
dan pengawasan
3. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang yang
bekerjasama dalam struktur dan kordinasi
tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan
tertentu.(Griffin,2002)
Sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki
tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan
tujuannya tersebut melalui kerjasama.
(Ernie&Kurniawan,2005)
4. Pengertian Manajemen
Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang
lain (Follet,1997)
Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan
tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan
berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh
and McHugh ,1997)
Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang
terkait dengan pencapaian tujuan.
(Ernie&Kurniawan, 2005)
6. Faktor-faktor dalam Pencapaian Tujuan
Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik
sumber daya manusia, maupun faktor-faktor
produksi lainnya. Sumber daya tersebut meliputi
sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber
daya keuangan, serta informasi (Griffin,2002)
Adanya proses yang bertahap dari mulai
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengimplementasian, hingga pengendalian dan
pengawasan.
Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan.
8. Pengertian Efektif dan Efisien (Drucker)
Efektif :
mengerjakan pekerjaan yang benar atau
tepat
Efisien :
mengerjakan pekerjaan dengan benar atau
tepat
10. Fungsi Perencanaan
proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang
dan penentuan strategi dan taktik yang tepat
untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
11. Kegiatan dalam Fungsi
Perencanaan
Menetapkan tujuan dan target bisnis
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan
dan target bisnis tersebut
Menentukan sumber-sumber daya yang
diperlukan
Menetapkan standar/indikator keberhasilan
dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
12. Fungsi Pengorganisasian
proses yang menyangkut bagaimana strategi
dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan
dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi
13. Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian
Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur
yang diperlukan
Menetapkan struktur organisasi yang
menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggungjawab
Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan
dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja
Kegiatan penempatan sumber daya manusia
pada posisi yang paling tepat
14. Fungsi Pengarahan dan
Implementasi
proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktifitas yang tinggi.
15. Kegiatan dalam
Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan
Memberikan tugas dan penjelasan rutin
mengenai pekerjaan
Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
16. Fungsi Pengawasan dan
Pengendalian
proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
17. Kegiatan dalam
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan
Melakukan berbagai alternatif solusi atas
berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis
18. Kegiatan dalam Fungsi-fungsi Manajemen
Planning Organizing
Penentuan Tujuan dan Penentuan Bagaimana
Bagaimana Cara Pencapaian Penyusunan Organisasi dan
yang terbaik Aktifitas dapat dilakukan
Controlling Leading
Monitoring dan Perbaikan Proses Memotivasi Anggota
Aktifitas yang sedang berjalan Organisasi agar Planning
agar Tujuan dapat tercapai dapat dijalankan
Keterangan:
Menunjukkan Arah Tahapan dari setiap fungsi manajemen
Menunjukkan keterkaitan timbal balik antar fungsi manajemen
19. Sumber Daya Organisasi, Tujuan, dan Fungsi-
fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi Manajemen
Organizing
Planning &
Sumber Daya Organisasi decision making
• Sumber Daya Fisik/Alam Tujuan Organisasi
• Informasi Efektif
• Sumber Daya Manusia
Controlling
• Modal Efisien
Leading
20. Perbedaan pandangan dalam
Fungsi-fungsi Manajemen
Luther George James AF Koontz Nickels, Richard Ernest
Gullick Terry Stoner &O McHugh & W Griffin Dale
’Donnelly Mc Hugh
PLANNING
ORGANIZING
STAFFING STAFFING STAFFING
Actuat ing
Leading
Directing
Leading
DIRECTING DIRECTING DIRECTING
COORDINATING INNOVATING
REPORTING REPRESENTING
CONTROLLING
21. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
Pembagian kerja yang berimbang
Pemberian kewenangan dan rasa
tanggung jawab yang tegas dan
jelas
Disiplin
Kesatuan perintah
Kesatuan arah
Mendahulukan kepentingan umum
di atas kepentingan pribadi
23. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja,
seorang manajer hendaknya tidak bersifat pilih kasih atau pilih bulu,
melainkan harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang
berimbang.
Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas
dan jelas
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang
sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan
mempertanggung jawabkannya kepada atasan langsung.
MANAJEMEN DASAR 23
24. Disiplin
Disiplin ialah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan
nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana,
peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya
menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung
(mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa
orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para
karyawan/kerabat kerja tersebut.
MANAJEMEN DASAR 24
25. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama
dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta
didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu
tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).
Mendahulukan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi
Ketika seseorang sedang bekerja sebagai kerabat
kerja, maka semua kepentingan pribadi harus
dikesampingkan/diabaikan atau disimpan dalam
hati.
MANAJEMEN DASAR 25
26. Penggajian
Pemberian gaji dan cara pembayarannya
hendaknya diusahakan sedapat mungkin bisa
memuaskan.
Pemusatan wewenang (sentralisasi)
Wewenang atau kewenangan untuk
menentukan kebijaksanaan umum
hendaknya dipegang oleh administrator
(sentralisasi/dari pusat).
MANAJEMEN DASAR 26
27. Jenjang jabatan (hirarki)
Para karyawan harus tunduk dan taat kepada mandor, para
mandor harus tunduk dan taat kepada kepala seksi
(manajemen tingkat rendah), para kepala seksi harus tunduk
dan taat kepada kepala bagian (manajemen tingkat
menengah) dan para kepala bagian harus tunduk dan taat
kepada
administrator (manajemen tingkat atas).
Tata tertib
Di dalam tata tertib terdapat perintah dan larangan, perizinan
dan berbagai peraturan lainnya yang menjamin kelancaran
pekerjaan segenap kerabat kerja tanpa kecuali.
MANAJEMEN DASAR 27
28. Keadilan
Segenap karyawan harus dianggap sama
pentingnya dan sama baiknya serta kalau terjadi
perselisihan antar mereka tidak boleh ada yang
dibela, melainkan harus dilerai melalui
musyawarah dan mufakat berdasarkan rasa
kekeluargaan.
Pemantapan jabatan
Setiap pejabat atau karyawan hendaknya
tidak sering diubah-ubah tugas dan
jabatannya.
MANAJEMEN DASAR 28
29. Prakarsa
Prakarsa atau inisiatif yang timbul di kalangan
kerabat kerja hendaknya mendapat
penghargaan/sambutan yang layak.
Solidaritas atau rasa setia kawan
Rasa setia kawan biasanya muncul berkat kerja
sama dan hubungan baik antar kawan. Hal ini
hendaknya dimanfaatkan untuk kepentingan-
kepentingan yang positif, konstruktif dan rasional.
MANAJEMEN DASAR 29
31. PRINSIP MINIMAL
1. ada tujuan yang hendak dicapai,
2. ada pemimpin (atasan),
3. ada yang dipimpin (bawahan),
4. ada kerja sama
MANAJEMEN DASAR 31
33. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
Manajemen asuhan keperawatan merupakan
suatu proses keperawatan yang menggunakan
konsep – konsep manajemen didalamnya
seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
33
34. Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP
a. Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.
b. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah
tempat tidur yang ada.
c. Memiliki perawat pendidikan yang telah
terspesialisasi
d. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi
dalam perawatan primer.
34
35. MANAJEMEN OPERASIONAL
Pelayanan keperawatan di rumah sakit
dikelola oleh bidang keperawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
35
36. 1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
MAMPU
37.
38. PENDAHULUAN
Pemimpin mempunyai fungsi kardinal &
sentral dalam organisasi, manajemen &
administrasi, shg perlu mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Kepala ruangan sebagai pemimpin
keperawatan digaris depan bertanggung
jawab mempengaruhi semua staf agar dapat
mencapai tujuan dan sasaran di ruangannya
( Swansburg, 1999 )
39. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Adl. Proses mempengaruhi sekelompok orang dalam
usaha menyusun tujuan dan mencapai tujuan ( Stogdill
dalam Swansburg, 1999 ).
Adl proses mempengaruhi dan memberi contoh kepada
tim yang menyebabkan kelompok mengambil tindakan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan ( Garner ).
Adl Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
tujuan dapat dicapai.
40. SYARAT PEMIMPIN
Menurut Kartini Kartono, 1984 :
Kekuasaan merupakan legalitas yg memberikan
wewenang kepada pemimpin untuk memimpin suatu
kelompok.
Kewibawaan kelebihan, keunggulan yg dimiliki
seseorang yg membuat orang lain bersedia melakukan
perbuatan tertentu.
Kemampuan segala kesanggupan, kecakapan yg
dianggap melebihi kemampuan anggota kelompok
lainnya.
41. PERAN PEMIMPIN
Peranan hubungan antar pribadi ( interpersonal role )
Peranan yg berhubungan dengan informasi
( Informational role )
Peranan membuat keputusan ( Desicional role )
Peranan pembuat keputusan peranan yg tidak boleh
tidak harus dijalankan membedakan antara pimpinan
dengan pelaksana
42. KEMAMPUAN ( SKILLS) PEMIMPIN
Managerial skills (entrepreneurial) , yaitu
kemampuan untuk mempergunakan kesempatan
secara efektif serta kecakapan untuk memimpin
usaha-usaha yang penting.
Techological skills , yaitu keahlian khusus yang
bersifat ekonomis teknis yang diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ekonomis.
Organisational skills , yaitu kecerdasan untuk
mengatur berbagai usaha.
MANAJEMEN DASAR 42
44. KENYATAAN KEMAMPUAN
( SKILLS) PEMIMPIN
Tidak setiap pemimpin harus memiliki
seluruh kemampuan dengan tingkat intensitas
yang sama. Sebab pemimpin itu sendiri dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tingkatan.
Sehingga kemampuan yang harus dimilikinya
pun tentu berbeda
MANAJEMEN DASAR 44
46. Manajemen Puncak bertanggung jawab :
Bertanggung jawab terhadap organisasi
secara keseluruhan
Menentukan tujuan, strategi, dan kebijakan
secara umum
Menentukan keputusan-keputusan strategis
46
47. Manajemen Menengah bertanggung jawab :
Melaksanakan tujuan, strategi, dan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh manajer puncak
serta mengkkordinasikan dan mengarahkan
aktivitas manajer tingkat bawah dan juga
karyawan operasional
47
48. Manajemen Bawah bertanggung jawab :
Mengawasi karyawan secara langsung
Mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan
operasional yang dilakukan oleh karyawan
48
49. Faktor yang perlu dimiliki agar
penatalaksanaannya berhasil.
Faktor – faktor tersebut adalah
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai
pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi
manajemen 49
52. ASAS KEPEMIMPINAN
Asas Kemanusiaan memperhatikan bawahan &
memandang mereka sebagai manusia, tidak hanya
dipandang sebagai mesin.
Asas Efisiensi dengan sdm yg terbatas bgm pemimpin
dpt mengefisiensikan sdm tsb untuk kepentingan
kelompoknya.
Asas Kesejahteraan yg lebih merata perlu
diperhatikan pemimpin untuk mengurangi kesenjangan
& konflik yg dapat mengganggu jalannya organisasi.
53. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Memandu, menuntun, membimbing,
memotivasi, menjalin komunikasi yg baik,
mengorganisasi, mengawasi dan membawa
organisasinya pada tujuan yg telah
ditetapkan.
55. TEORI BAKAT
Keyakinan bahwa kemampuan
kepemimpinan hanya dimiliki orang yg
dilahirkan dengan bakat tidak sepenuhnya
benar krn setiap orang bisa jadi pemimpin
bila mengembangkan pengetahuan &
ketrampilan yang diperlukan.
56. TEORI BAKAT
Bakat Intelegensi pengetahuan & kemampuan
memutuskan shg semua kegiatan dr sekelompok orang yg
dipimpinnya dapat berjalan sesuai dengan rencana, karena
pemimpin harus memberi tahu, menjelaskan dan
mengingatkan kegiatan yang harus dilakukan staf.
Bakat Kepribadian kemampuan menyesuaikan diri,
percaya diri, kreatif dan kewaspadaan. Pemimpin juga garus
memiliki keseimbangan emosi & kendali integritas pribadi
serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Bakat Kemampuan Pemimpin mempunyai kemampuan
menciptakan kerja sama & mempunyai ketrampilan
interpersonal, bijaksana & pandai berdiplomasi. Harus
berpartisipasi dengan masyarakat, popularitas & prestise
57. TEORI PERILAKU
Dikembangkan oleh Mc. Gregor teori X &
Y. Ada hub dgn teori motivasi Maslow.
Teori perilaku menurut Kurt Lewin gaya
kepemimpinan.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
pengalaman shg kepribadian seseorang akan
mempengaruhi gaya kepemimpinan yg
digunakannya.
58. TEORI PERILAKU
Gaya Kepemimpinan :
Gaya Otokratikkontrol maksimal pd staff, membuat keputusan
sendiri & menentukan tujuan kelompok, lebih menekankan
penyelesaian tugas dr pd hub antar manusia. cenderung
menyebabkan permusuhan & agresif atau apatis sampai menurunnya
inisiatif.
Gaya Demokratik mengikutsertakan bawahan dlm proses
pengambilan keputusan. Lebih menekankan hub antar manusia dan
kerja kelompok. Pemimpin menggunakan posisinya untuk
mendapatkan pandangan & pemikiran bawahan serta memotivasi
untuk menentukan tujuan & mengembangkan rencana
meningkatkan produktifitas & kepuasan kerja.
Gaya Laissez Faire memberikan kebebasan bertindak, menyerahkan
perannya sbg pemimpin pd bawahan tanpa memberi
petunjuk/bimbingan serta pengawasan. Pemimpin sangat sedikit
merencanakan & membuat keputusan, produktifitas rendah. tgt
kemampuan bawahan
59. TEORI PERILAKU
Gaya dapat diterapkan efektif bila pada situasi ttt tapi tidak efektif
pd situasi lain.
Dalam mengembangkan gaya ada beberapa faktor yg perlu
dipertimbangkan ( Gillies, 1984 ) yaitu :
Tingkat kesulitan & kompleksitas tugas
Jumlah waktu yg tersedia untuk menyelesaikan tugas
Pola komunikasi dalam kelompok
Besarnya kelompok kerja
Pendidikan & pengalaman karyawan
Kebutuhan karyawan untuk kebebasan & informasi
Kepribadian pemimpin & pelatihan yg diikutinya
60. TEORI SITUASI
Menurut teori situasional, pemimpin berubah dari satu
gaya ke gaya lainnya sesuai dengan perubahan situasi yg
terjadi. Seorang pemimpin yg efektif pd situasi tertentu
belum tentu mampu bersikap & bertindak efektif pd
situasi yang lain. pemimpin perlu memahami
karakteristik dirinya & bawahannya, agar dlm
menyelesaikan masalah pemimpin dpt mengambil
keputusan yg tepat.
61. PEMIMPIN YG EFEKTIF
Pemimpin yg efektif orang yg dapat
mengilhami orang lain untuk bekerja sama
mencapai tujuan.
62. CIRI PERILAKU PEMIMPIN EFEKTIF
Berfikir kritis selalu bertanya & menganalisa ide, saran,
kebiasaan yg dilakukan & kebijakan sebelum memutuskan
untuk menolak atau menerimanya.
Menyelesaikan masalah hrs membantu staf mengidentifikasi
masalah & menyelesaikannya menurut proses pemecahan
masalah.
Menghormati individu org punya perbedaan keinginan,
kebutuhan & pengalaman hidup pemimpin kenal perbedaan
agar penghargaan yg diberikan bermakna.
Mendengarkan orang lain & punya ketrampilan berkomunikasi
beri umpan balik & mendorong pertukaran info.
Menyusun tujuan & mempunyai pandangan jauh ke depan.
Mengembangkan diri & membimbing senantiasa belajar
mendorong bawahan untuk belajar/berfungsi sbg guru & role
model bagi bawahannya.
63. PERTIMBANGAN PEMIMPIN EFEKTIF
Kewaspadaan diri ( self awarness ) harus memvalidasi
kewaspadaan dirinya dg orla untuk mengetahui bgm
persepsi bawahan terhadap tindakan yg dilakukan.
Karakteristik kelompok tidak bertentangan dgn pola,
kebiasaan & nilai-nilai yg ada.
Karakteristik individu memahami keunikan &
kontribusi yg berbeda dr individu, memungkinkan saran
& pengarahan yg berbeda kpd individu dlm mencapai
tujuan yg sama.
Motivasi penghargaan, pujian & dorongan untuk
meningkatkan penampilan kerja bawahannya.
65. DEFINISI
Komunikasi adalah proses yang
digunakan oleh manusia untuk mencari
kesamaan arti melalui transmisi pesan
simbolik.
66. ARTI KOMUNIKASI
Komunikasi melibatkan orang lain dan
memahami komunikasi termasuk mencoba
mamahami cara manusia saling berhubungan.
Komunikasi termasuk kesamaan arti agar
dapat berkomunikasi harus menyetujui definisi
istilah yang digunakan.
Komunikasi termasuk symbol, gerakan badan,
suara, huruf, angka dan kata hanya dapat
mewakili ide dimaksudkan untuk
dikomunikasikan.
67. PROSES KOMUNIKASI
Pengirim penyandiansaluranp’artianp’terimaan
gangguan
Pengirim : seseorang dng informasi, kebutuhan atau
keinginan dan dgn tujuan mengkomunikasikannya kepada
orang lain.
Penerima : orang yang menerima pesan dari pengirim.
Penyandian : ketika pengirim menterjemahkan info untuk
dikirimkan menjadi serangkaian simbol.
Pengartian : proses yang dilakukan oleh penerima untuk
menginterprestasikan pesan dan menterjemahkan ke dalam
info yang mempunyai arti.
Gangguan : faktor yang mengganggu, membingungkan atau
mencampuri komunikasi.
68. PENTINGNYA KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi menyediakan saluran umum
untuk proses manajemen POAC.
Ketrampilan komunikasi yg efektif dapat
membuat manajemen menggunakan
berbagai bakat yg tersedia dalam dunia
multibudaya dari organisasi.
Manajer menghabiskan waktunya untuk
berkomunikasi.
69. Komunikasi dalam keperawatan merupakan
pendekatan terencana dan dipakai secara
sadar untuk mempengaruhi orang lain. Cont:
staf, pasien , dll.
Kemampuan melakukan komunikasi yg efektif
dan terapautik tidak terjadi secara otomatis
tetapi ketrampilan tsb harus direncanakan,
dipelajari dan dipraktekan scr berulang baik
pada diri sendiri atau pada lingkungan.
Jika tidak menghambat kematangan pribadi
shg akan cenderung bergumul dgn konflik
internal dan dapat terlibat konflik eksternal.
70. KOMUNIKASI ASERTIF
Adalah kemampuan menyampaikan scr
tepat baik pikiran & perasaan seseorang
dgn tetap menghormati & menghargai
hak-hak & martabat orang lain.
Cara komunikasi asertif : kehangatan,
menghargai, tulus, mendengar asertif,
sikap asertif.
71. Sikap asertif adalah ketrampilan untuk
menyatakan diri secara nyata, sungguh-
sungguh untuk mendapatkan sesuatu
dgn tetap respek & menghargai orang
lain.
72. Tingkah laku asertif :
Mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan, pendapat pada orang lain
tanpa menyinggung perasaan orang
lain.
Berbicara dengan volume yang sesuai.
Menempatkan diri dng tk yang sesuai.
Kehidupan emosinya relatif stabil
Mempunyai percaya diri yg sesuai
integritas diri yg jelas.
73. HAMBATAN PROSES KOMUNIKASI
Perbedaan persepsi.
Reaksi emosional.
Ketidakkonsistenan komunkasi verbal &
non verbal.
Curiga atau tidak percaya.
74. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Semua faktor dalam hubungan
komunikasi antar pribadi berlaku untuk
komunikasi organisasi.
Ada beberapa faktor yg unik : cont.
struktur, wewenang.
75. FAKTOR YG MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI ORGANISASI
Saluran komunikasi formal
Adl cara komunikasi yg didukung & dikendalikan
oleh manajer.Dapat mempengaruhi kefektifan :
1. Saluran bertambah panjang krn
pengemnbangan & pertumbuhan org.
2. Dapat memahami arus bebas informasi antar tk
dlm organisasi.
Struktur wewenang
Perbedaan status & kekuasaan menentukan siapa
yg bisa berkomunikasi.
Spesialisasi pekerjaan
Kepemilikan informasi
76. PESAN YG DISAMPAIKAN
Komunikasi verbal
Agar efektif :
Jelas, sederhana, nyata, tepat, singkat.
Konsisten, kesatuan yg bulat tidak
bertentangan.
Cukup, info hendaknya memadai
kebutuhan & dapat langsung dikerjakan.
Tepat waktu & bersangkut paut.
Sampai pada orang yg dituju.
Komunikasi non verbal
77. CARA MEMBINA HUB YG EFEKTIF &
TERAPEUTIK
Sullivan : hubungan intim yg sehat ditandai
dgn peka akan kebutuhan orang lain dan
saling menghargai.
Rogers : hubungan yg sehat ditandai
dengan komunikasi saling terbuka,
menerima orang lain sebagai individu yg
berharga & empoati yg mendalam.
Pemimpin harus mempunyai kebiasaan
mempersiapkan diri untuk berhubungan
dgn orang lain untuk memperlancar
berkembanganyta kematangan pribadi.
78. MACAM KOMUNIKASI
Vertikal
Tdr komunikasi keatas & kebawah lewat rantai
komando organisasi.
Kebawah biasanya disaring, dimodifikasi atau
dihentikan kesetiap tingkat.
Keatas disaring, dopadatkan atau diubah oleh
manajer menengah yg melihatnya sbg bagian dr
pekerjaan mereka untuk melindungi manajer tk atas
dr data yg tidak penting yg berasal dr tk bawah.
Lateral & informal
Teknik komunikasi terapeutik : mendengarkan dgn
penuh perhatian, menunjukkan penerimaan,
bertanya, mengulang ucapan, menbgklarifikasi,
memfokuskan dll.
80. PENDAHULUAN
Askep merupakan titik sentral dalam
pelayanan keperawatan askep yg
benar mutu pelayanan askep
meningkat.
Tujuan askep memandirikan
pasien perlu pengelolaan yg
profesional salah satu cara
model askep yg diberikan.
81. MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
Merupakan model yg beri
kesempatan pd perawat
untuk menerapkan otonominya
dlm mendesign, melaksanakan
dan mengevaluasi askep.
83. MODEL KASUS
Perawat memberikan askep scr
komprehensif tahu yg harus
dilakukan thd pasien pasien
puas & merasa lebih aman krn
mengetahui perawat bertj atas
dirinya.
Menuntut seluruh tenaga perawat
mempunyai kualitas profesional &
membutuhkan jumlah tenaga
perawat lebih banyak.
Sesuai digunakan diruangan rawat
khusus ; ICU, ICCU, Haemodialisa
84. MODEL KASUS
Kepala Ruangan
Perawat penanggung jawab
Perawat
Pasien
85. MODEL FUNGSIONAL
Pemberian askep ditekankan pada
penyelesaian tugas & prosedur
keperawatan 1 perawat diberi satu /
beberapa tugas untuk dilaksanakan pd
seluruh pasien yg dirawat.
Prioritas utama pemenuhan kebutuhan
fisik.
Tidak menekanakan perawatn yg holistik
kualitas askep sering terabaikan, krn askep
terfragmentasi.
Komunikasi antar perawat terbatas tidak
ada yg tahu ttg pasien scr komprehensif
pasien kurang puas thd askep, krn sering
tdk mendapat jawaban yg tepat pada hal2
yg ditanyakan, kurang ada hub saling
percaya dengan perawat.
86. MODEL FUNGSIONAL
Karu bertj mengarahkan &
mensupervisi.
Karu menentukan apa yg jd
tugas setiap perawat & perawat
melaporkan tugas yg telah
dikerjakan. karu berth
membuat laporan pasien.
Koord antar perawat kurang
pasien sering mengulang
pertanyaan pada perawat.
Karu yg mikir semua keb.
Pasien. Info yg disampaikan scr
verbal sering lupa krn tdk
terdokumentasi & tidak diketahui
staf lain yg beri askep.
87. MODEL FUNGSIONAL
Karu kurang punya waktu untuk
bantu staf belajar cara terbaik dlm
memenuhi kebutuhan pasien atau
dalam mengevaluasi kondisi pasien
dan hasil askep kcl ada perub yg
mencolok.
Orientasi pada penyelesaian tugas.
Efisien dalam menyelesaikan tugas
bila jumlah staf sedikit tp pasien
tidak puas dr askep yg diberikan.
88. KEUNTUNGAN MODEL FUNGSIONAL
Perawat trampil u/ tugas &
pekerjaan ttt.
Menyelesaikan banyak pekerjaan
dlm waktu singkat.
Metoda tepat pd ruang yg
memiliki tenaga terbatas.
Kepuasan mudah dicapai
perawat pelaksana.
Karu mudah mengawasi staf dlm
melaksanakan tugas.
89. KERUGIAN MODEL FUNGSIONAL
Keperawatan
terfragmentasi, Tugas
monoton, Tj & Tg
rendah, hub P-K sulit
terbentuk, tidak
profesional, perlu
banyak penyelia u/
memantau askep
90. MODEL FUNGSIONAL
Kepala Ruangan
Perawat penanggung Jawab
Menyuntik Memberi makan Mengganti balutan Lain2
Pasien
91. MODEL TIM
Model pemberian askep
dimana seorang perawat
profesional memimpin
sekelompok tenaga
keperawatan dalam
memberikan askep pada
sekelompok klien melalui
upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984 )
92. MODEL TIM
Konsep utama model tim :
1. Kepemimpinan
Ketua tim harus bertj pd sekelompok pasien dalam
merencanakan askep, penugasan pd anggota tim,
supervisi dan evaluasi askep yg diberikan.
2. Komunikasi yg efektif
Proses komunikasi harus dilakukan secara terbuka
& aktif mll laporan, pre atau post konference atau
pembahasan dalam penugasan, pembahasan
perencanaan dan menuliskan askep dan
mengevaluasi hasil yg telah dicapai.
93. MODEL TIM
Pengajaran & bimbingan scr insidentil tj ketua tim.
Ketua menetapkan perawat terbaik membantu
semua anggota tim untuk belajar apa yg terbaik
untuk pasien berdasar kebutuhan & permasalahan yg
dihadapi pasien.
Ketua tim memperoleh pengalaman melakukan
kepemimpinan yg demokratik dlm mengarahkan,
membina & bagaimana mengkoordinasi berbagai
kegiatan. Untuk capai pemimpin yg efektif ketua tim
harus tahu prinsip dasar administrasi, supervisi,
bimbingan & teknik mengajar. Ketua harus
mengimplementasikan prinsip dasar kepemimpinan.
94. MODEL TIM
Tanggung jawab kepala ruangan
1. Menetapkan standar kinerja yg diharapkan sesuai dengan
standar askep.
2. Membantu staf dalam menetapkan sasaran askep.
3. Memberi kesempatan pada ketua tim untuk
mengembangkan kepemimpinan.
4. Mengorientasikan tenaga keperawatan yg baru ttg fungsi
model tim dalam system pemberian askep.
5. Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
6. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui
riset keperawatan.
7. Menciptakan iklim komunikasi yg terbuka dengan semua
staf.
95. MODEL TIM
Tanggung jawab ketua tim
1. Mengkaji setiap pasien & menetapkan rencana
keperawatan.
2. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan
tindakan medik.
3. Membagi tugas yg harus dilaksanakan oleh setiap
anggota tim & memberikan bimbingan mel;alui pre
atau post konference.
4. Mengevaluasi askep baik proses ataupun hasil yg
diharapkan serta mendokumentasikannya.
96. MODEL TIM
Tanggung jawab anggota tim :
1. Melaksanakan tugas berdasar rencana
askep yg telah disusun.
2. Mencatat dg jelas & tepat askep yg telah
diberikan berdasarkan respon pasien.
3. Berpartisipasi dalam setiap memberikan
masukan untuk meningkatkan askep.
4. Menghargari bantuan & bimbingan dari
ketua
97. KEUNTUNGAN MODEL TIM
Pre & post conference
m’tambah pengeth. &
k’trampilan staf, hub P-K
berkualitas, m’mungkinkan
p’terapan proses
keperawatan, konflik antar
anggota dpt diminimalkan,
anggota puas dlm hub.
Interpersonal, spirit klp tinggi,
efisiensi dpt dipertahankan,
m’berdayakan tenaga prof.
98. KERUGIAN MODEL TIM
Butuh tenaga banyak, perlu S1
kep, banyak waktu,
akontabilitas kurang
99. MODEL TIM
Kepala Ruangan
Ketua Tim Ketua Tim
Perawat2 Perawat2
Pasien2 Pasien2
100. MODEL PRIMER
Metoda askep yg ber t.j. &
t.g. thd askep selama 24 jam.
Tj mll pengkajian – evaluasi
dr klien masuk-pulang
101. KEUNTUNGAN
Otonomi perawat, askep berkualitas
& holistik, k’puasan kerja perawat, klien &
klg tinggi, akontabilitas perawat tinggi, hub
P-K sangat baik.
KERUGIAN
Biaya tinggi, perawat tdk terlalu
senang b’fungsi sbg PP, tergantung
komunikasi & koord. PP, hanya dpt dilakukan
perawat prof.
102. MODEL PRIMER
Kepala Ruangan
PP PP
Perawat2 Perawat2
Pasien2 Pasien2
103. BERBAGAI JENIS MODEL PRAKTEK
KEPERAWATAN PROFESIONAL DI INDONESIA
1. MODEL PRAKTEK KEP. PROF. III
Tdp perawat dgn kemamp. Doktor dlm kep. Klinik riset &
m’bimbing perawat m’lakukan riset serta m’manfaatkan hasil riset
dlm memberikan askep.
2. MODEL PRAKTEK KEP. PROF. II
Tdp perawat spesialis yg spesifik untuk cabang ilmu ttt.
3. MODEL PRAKTEK KEP. PROF. I
Perlu 3 komponen : k’tenagaan, model pemberian askep,
dokumentasi kep.
104. Model Praktek Keperawatan Profesional
MPKP memberi peluang untuk
meningkatkan profesionalisme pelayanan
keperawatan.
Peserta didik dimungkinkan mendapat
pengalaman dan situasi kondusif untuk
belajar di RS.
Memberi peluang bagi perawat untuk
menjadi peneliti & pengembang ilmu
keperawatan.
106. PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG MPKP
Merupakan tuntutan profesional value.
Terdiri dari proses :
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengendalian
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 106
108. PENGORGANISASIAN
Menggunakan modifikasi Tim Primer
Alasan :
Askep komprehensif
Otonomi perawat dihargai
Pendekatan terapeutik yg intens oleh Ka Tim
sebagai PP.
Aktualisasi kompetensi PA dengan bimbingan PP.
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 108
109. MEKANISME PENGORGANISASIAN
Ka Ru membagi perawat menjadi 3 tim.
Tim membagi jadual dinas.
Ka Ru membagi klien kepada masing-masing Tim
PP mengkaji, menyusun NCP, membagi tugas pelaksanaan pada
PA.
PA menerapkan tindakan keperawatan
Bila tim kurang anggota, KaRu menarik PA dari Tim yang lain.
Bila tim tidak terwakili dalam satu shift, kliennya “ dititipkan “
Kolaborasi dilakukan PP.
Buku laporan Tim.
Penanggung jawab shift ditunjuk Ka Ru
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 109
110. URAIAN TUGAS KA RU MPKP
Menyusun rencana
Mengorganisasikan tim & anggotanya
Mengarahkan pelaksanaan tugas
Fasilitasi kolaborasi
Pengawasan pelaksanaan tugas
Audit
Wakil ruang MPKP
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 110
111. URAIAN TUGAS PP
Menyusun rencana Tim.
Mengatur jadual dinas PA.
Proses Keperawatan.
Bagi tugas kepada PA.
Pengarahan pelaksanaan Askep.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Audit askep di timnya.
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 111
112. URAIAN TUGAS PA
Buat rencana harian
Melaksanakan tindakan keperawatan
Memberi informasi dan umpan balik
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 112
113. PENGARAHAN
Memberi motivasi
Manajemen konflik
Pendelegasin
Komunikasi
Koordinasi dan kolaborasi
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 113
114. PENGAWASAN
Langsung dan tidak langsung
Pengawasan langsung dari atasan kepada
bawahan
Tidak langsung : audit
Harus obyektif dengan memakai instrumen baku
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 114
115. KESIMPULAN
Pendekatan manajemen di ruang MPKP
merupakan profesional value yang harus ada.
Pelayanan profesional harus berbasis ilmu
keperawatan.
MPKP langkah awal implementasi teori dalam
bentuk praktek
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 115
116. ORGANOGRAM RUANG MPKP
Tim Kesehatan Kepala Ruang Konsultan Kep
Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim
PP PP PP
Perawat Assosiate Perawat Assosiate Perawat Assosiate
Perawat Assosiate Perawat Assosiate Perawat Assosiate
Perawat Assosiate Perawat Assosiate Perawat Assosiate
PENDEKATAN MANAJEMEN DI RUANG
MPKP 116