Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN
“Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”
Disusun oleh: Kelompok 1
1. Aji Ramadhan
2. Dedi Firmanto
3. Dwi Iswahyudi
4. Nurlitasari Ningsih
5. Ristiana
6. Umi Yuli Astuti
7. Zakaria Akhmad
Semester III A
Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran
Dosen : Drs. Mugiadi, M. Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
1
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia mengalami pergantian beberapa kurikulum.
Kurikulum yang saat ini dianut Indonesia adalah KTSP atau yang lebih
dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi. Perubahan kurikulum KBK
menjadi KTSP adalah salah satu inovasi dalam bidang pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Peningkatan kualitas
ini dapat dilihat dari bentuk penguasaan kompetensi sebagai target dan
indikator keberhasilan belajar siswa di sekolah. Namun, dengan penerapan
KTSP pada tahun pelajaran 2006/2007 banyak sekolah yang belum siap untuk
mengimplementasikan KTSP.
Salah satu karakteristik KTSP yang mempunyai ciri-ciri proses
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi serta
sumber belajar tidak terbatas pada guru tetapi dapat dilengkapi dengan
berbagai sumber lain yang relevan, menuntut setiap guru untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran yang bervariatif dapat menunjang keberhasilan belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
dibahas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang yang telah disampaikan, ditemukan
beberapa permasalahan diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif?
2. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3. Apakah ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2
3. 5. Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam proses belajar mengajar?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam proses belajar mengajar.
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Muslimin, dkk (2000) dalam Widyantini (2008)
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama antarsiswa dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Wina (2006) dalam Widyantini (2008)
mengemukakan bahwa model pembelajaran kelompok adalah rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu, dimana siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar. Ada empat unsur
penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu adanya peserta
dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap
anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.
Sementara menurut Anita (2007) dalam Widyantini (2008), model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya
menekankan kerjasama. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
yang menekankan pada kerjasama antarsiswa dalam menyelesaikan
masalah-masalah belajar, saling bertukar pikiran dalam belajar yang
dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga siswa bertangung
jawab secara individu maupun kelompok untuk mencapai hasil belajar.
4
5. 2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Widyantini (2008) tujuan pembelajaran kooperatif yaitu,
pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keberagaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.
1. Pencapaian hasil belajar
Belajar kooperatif membantu siswa dalam memahami konsep-
konsep yang sulit serta dapat meningkatkan penilaian siswa pada
belajar akademik dan perubahan normal yang berhubungan dengan
hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya
anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerim prestasi
menonjol dalam berbagai tugas pembelajaran akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah dengan
penerimaan terhadap perbedaan individu. Perbedaan meliputi
perbedaan ras, agama, tingkat sosial, dan tingkat kecerdasan.
Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerjasama, saling
tergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui
struktur penghargaan kooperatif serta belajar menghargai satu sama
lain.
Dalam mewujudkan tujuan di atas dilakukan dengan
pembentukan kelompok secara heterogen baik dalam tingkat
kecerdasan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain, dengan begitu siswa
akan terlatih menerima kenyataan yang ada bahwa di dalam setiap
individu terdapat perbedaan.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa
ketreampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah kerjasama, menghargai
pendapat orang lain, melaksanakan tugas dalam kelompok,
berpartisipasi dalam kelompok, menerima tanggung jawab, dan
menerima perbedaan.
5
6. 3. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif
Johnson dan Johnson (1994) dalam Trianto (2010) mengemukakan
bahwa ada lima unsur penting yang harus diterapkan dalam pembelajaran
kooperatif, yakni:
1) Saling ketergantungan positif (positif interpendence)
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang
bekerjasama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.
Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya
juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
Artinya lewat pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat
tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Saling ketergantungan positif bertentangan dengan
ketergantungan negatif. Dalam ketergantungan negatif siswa berada
dalam situasi saling bersaing, dimana kemajuan, kemampuan, dan
kecerdasan masing-masing anggota kelompok tidak digunakan untuk
saling membantu antarsiswa. Karena itu, untuk menciptakan
kelompok kerja yang efektif guru perlu menyusun tugas sedemikian
rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2) Interaksi langsung antarsiswa (face to face interaction student)
Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antarsiswa. Hal
ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk
sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini
akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam
kelompok akan mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi
masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan
dari teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar
kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah
yang sedang dipelajari bersama.
6
7. Kegiatan interaksi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bersinergi demi keuntungan semua
anggota. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih baik disbanding
pemikiran seorang diri. Inti dari sinergi itu adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-
masing.
3) Tanggung jawab individu (individual accountability)
Tanggung jawab individual dalambelajar kelompok dapat
berupa tanggung jawab siswa dalam hal: a) membantu siswa yang
membutuhkan bantuan, b) siswa tidak dapat hanya sekedar
“membonceng” pada hasil kerja teman sekelompoknya.
Artinya setiap anggota kelompok dalam pembelajaran
kooperatif perlu menyadari tanggung jawab pribadi dalam
kelompoknya. Secara individu seseorang menentukan keberhasilan
kelompok dalam menyelesaikan tugasnya. Karena itu, kunci utama
keberhasilan mendorong tanggung jawab individu dalam kelompok
terletak pada tugas yang dirancang guru untuk dikerjakan setiap
kelompok.
4) Keterampilan interpersonal (interpersonal skill)
Dalam pembelajaran kooperatif selain dituntut untuk
mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa juga dituntut untuk
belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lai dalam kelompoknya.
Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan
menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan
khusus.
Keterampilan ini berperan mengarahkan seorang siswa
berinteraksi dan membangun kerjasama dengan siswa yang lain.
Keterampilan interpersonal yang dimiliki akan menuntun siswa lebih
peka menghargai berbagai perbedaan diantara teman belajar, sehingga
ia mampu menempatkan diri diantara berbagai keragaman baik
7