SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)
PENGERTIAN PERNIKAHAN 
• Pernikahan merupakan jalan terbentuknya institusi keluarga. 
Melalui keluarga terwujud pilar kokoh kehidupan. Dalam 
menempuh kehidupan, seseorang memerlukan pendamping 
sebagai tempat mencurahkan suka maupun duka. Hidup 
berpasangan (nikah) adalah kebijaksanaan Allah SWT terhadap 
seluruh makhluknya. 
• Ada empat pengertian yang disebut dalam al-Qur’an berkaitan 
dengan pernikahan: 
UQDATUN NIKAHI = Bentuk perjanjian yang kuat dalam 
ikatan pernikahan (surat ke 2 : 237) 
ZAOJUN = Pasangan (surat ke 2 : 230) 
MITSAAQON GHOLIIZHON = Ikatan yang kokoh (surat ke 4 : 
21) 
MAWADDTAN WAROHMATAN = Bentuk kasih sayang yang 
dirahmati (surat ke 30: 21)
Berikut dinyatakan beberapa ayat Al-Quran Al- 
Karim mengenai perkawinan dan tujuan-tujuan di 
syariatkannya. 
Allah berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 3, 
وَإِنْ خَِفْتُمْ أَ الَّ تَُقْسِطُوا فَِي اَلْي ت ا مىٰ فَ انْكِحُوا ما طَا ب لَ كُمْ مَِ ن اَلن ساءِ مثْن ىٰ وثُ لَ ث وَرُب ا عََۖ 
ف إِنْ خَِفْتُمْ أَ الَّ تَ عْدِلُوا فَ واحِد ةً أَ وْ ما مل كتْ أَ يْ ما لِ ك أَ دْن ىٰ أَ الَّ تَ عُولُوا 
نُكُمْ ذََۚ 
Artinya : 
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil 
terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu 
mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang 
kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu 
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) 
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang 
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”
TUJUAN MENIKAH 
1. Tercapainya ketentraman hati dan ketenangan pikiran karena 
kehidupan yang diliputi cinta, mawaddah warahmah lahir dan batin 
antara suami-istri 
2. Untuk memperoleh keturunan yang sah 
3. Sebagai alat kendali bagi manusia agar tidak terjerumus ke dalam 
jurang kemaksiatan 
4. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera (keluarga 
sakinah) 
“Hai para pemuda barangsiapa yang sudah mampu nikah, hendaklah 
ia nikah karena sesungguhnya pernikahan itu akan mampu 
mengendalikan mata dan menjaga syahwat, namun bila ada yang 
belum mampu menikah, maka berpuasalah, karena dengan puasa 
dapat dijadikan benteng terhadap godaan nafsu.” (HR. Jama’ah). 
5. Memenuhi kebutuhan seksual yang sah dan suci
HUKUM MENIKAH 
1. Mubah/jaiz; dibolehkan menikah asal terpenuhi syaratnya. 
2. Sunnah; siapa saja yang mampu memenuhi syarat nikah, 
namun tidak khawatir berbuat zina, maka ia disunnahkan 
menikah. 
3.Wajib; hukum ini dikenakan bagi yang sudah memenuhi syarat 
sehingga dikhawatirkan terjadi perzinaan maka ia wajib 
menikah. 
4. Makruh; mempunyai keinginan menikah, tetapi belum mampu 
memberi nafkah (sandang, pangan dan papan). 
5. Haram; hukum ini dikenakan bagi siapa saja yang menikah 
namun mempunyai maksud yang buruk/jahat, baik untuk 
pasangannya maupun diri sendiri.
RUKUN NIKAH 
Ada calon suami, dengan syarat: laki-laki yang sudah dewasa 
(19 tahun), islam, tidak dipaksa/terpaksa, tidak dalam ihram 
haji atau umroh, dan bukan mahram calon istrinya. 
Ada calon istri, dengan syarat: sudah cukup umur (16 tahun), 
islam, tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain, 
bukan mahram calon suami dan tidak dalam ihram 
haji/umrah. 
Ada wali nikah, dengan syarat: laki-laki beragama islam, 
baligh, dan berakal, merdeka, adil, tidak fasik, dan tidak 
ihram haji atau umrah. 
Wali nikah ada 2 macam: 
A) wali nasab : wali yang mempunyai pertalian darah dengan 
mempelai wanita 
b) Wali Hakim. Yaitu jika wali nasab tidak ada semua atau 
ada tetapi berhalangan hadir atau ada tetapi menyerahkan 
kepada hakim.
Dua orang saksi, dengan syarat: laki-laki, islam, baligh, 
berakal sehat,dapat mendengar, dapat melihat, dapat 
berbicara, adil dan tidak dalam ihram haji atau umrah. 
Ijab Kabul, adalah perjanjian yang berupa perkataan dari 
pihak wali (ijab) dan diterima oleh mempelai laki-laki 
(Kabul), suami wajib memberikan mas kawin ( mahar) 
kepada istrinya, karena merupakn syarat nikah, tetapi 
mengucapkan dalam akad nikah hukumnya sunah. 
Suruhan memberikan mas kawin terdapat dalam Al-Qur’an 
وآتُوا اَلن سا ء صدُق اتِهِان نَِحْل ةًَ 
Artinya “Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita 
(yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh 
kerelaan.” (Q.S. An Nisaa:4)
MUHRIM 
• Muhrim adalah wanita yang haram dinikahi 
• Penyebab seorang wanita haram dinikahi ada 
empat macam, yaitu: 
• wanita yang haram dinikahi karena keturunan 
• wanita yang haram dinikahi karena hubungan 
sesusuan 
• wanita yang haram dinikahi karena perkawinan 
• wanita yang haram dinikahi karena punya 
pertalian muhrim dengan istri
KEWAJIBAN SUAMI 
• Menjadi pemimpin, memelihara dan membimbing keluarga 
lahir dan batin serta menjaga dan bertanggungjawab atas 
kesejahteraan keluarganya. 
• Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri 
dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang 
diusahakan secara maksimal 
• Bergaul dengan istri secara ma’ruf dan memperlakukan 
keluarganya dengan cara terbaik. 
• Masing-masing anggota keluarganya, terutama suami dan 
istri bertanggung jawab sesuai dengan fungsi dan 
peranannya. 
• Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri 
sepanjang sesuai norma Islam, membantu tugas-tugas istri 
serta tidak mempersulit kegiatan istri.
KEWAJIBAN ISTRI 
• Taat kepada suami dalam batas sesuai ajaran 
Islam 
• Memelihara diri serta kehormatan dan harta 
benda suami 
• Membantu suami dalam memimpin 
kesejahteraan dan keselamatan keluarga 
• Menerima dan menghormati pemberian suami 
• Hormat dan sopan kepada suami dan 
keluarganya 
• Memelihara, mengasuh dan mendidik anak agar 
menjadi anak yang soleh
PENYEBAB RUSAKNYA 
PERNIKAHAN 
Talak 
Pelepasan ikatan perkawinan dengan pengucapan secara sukarela ucapan 
talak dari pihak suami ke istri. Hukumnya makruh. 
Sabda Rasul SAW :“Sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah ialah 
talak.” (H.R. Abu Dawud dan Ibnu Majah ) 
Macam-macam talak : 
a. Talak Roj’i ; yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya 
kurang dari tiga kali. Pada talak ini seorang suami masih diperbolehkan 
rujuk kembali tidak melalui akad nikah dan mahar baru selama masih 
dalam masa iddah. 
b. Talak Ba’in ; yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya tiga 
kali atau lebih. Pada talak ini suami tidak boleh rujuk kembali kecuali 
adanya muhallil.
Ila’ 
Yaitu sumpah seorang suami yang menyatakan bahwa dia 
tidak akan meniduri istrinya selama empat bulan atau lebih. 
Akibat dari ila’ adalah suami tidak boleh meniduri istrinya, 
kecuali setelah membayar kafarat. 
Li’an 
Tuduhan seorang suami dengan disertai bersumpah atas 
nama Allah, bahwa istrinya telah berbuat zina, sumpah 
tersebut diucapkan sekurang-kurangnya empat kali, 
kemudian pihak istri membela dengan mengangkat sumpah 
bahwa dirinya tidak pernah melakukan seperti yang 
dituduhkan suaminya. Akibat li’an suami tidak boleh 
menikah kembali terhadap mantan istrinya untuk selama-lamanya.
• Khulu’ 
Gugatan seorang istri untuk minta diceraikan oleh 
suaminya, dengan cara pihak istri memberikan tebusan 
(iwadh) kepada suaminya. Akibat dari khuluk adalah 
menjadi talak ba’in jika seluruh ganti rugi terpenuhi, dan 
jika ganti rugi tidak terpenuhi maka menjadi talak biasa. 
• Fasakh 
pembatalan pernikahan karena sebab- sebab tertentu. 
Akibat perceraian dengan fasakh, suami tida boleh rujuk 
kepada bekas istrinya. Jika ingin kembali, harus melalui 
akad nikah baru. 
• Zihar 
Ucapan suami yang menyerupakan istrinya 
dengan ibunya.Jika tidak dilanjutkan dengan 
menalak istrinya, suami wajib bayar kafarat.
IDDAH 
Ikatan pernikahan antara suami-istri dinyatakan habis baik di waktu 
hidupnya (yakni bercerai) maupun meninggal salah satu diantara 
keduanya. Disetiap keadaan ini terdapat kewajiban masa iddah yaitu 
waktu terbatas (menunggu untuk menikah lagi) secara syar’i. 
Masa iddah ini terbagi atas 4 macam, yaitu : 
• Iddah masa kehamilan, yaitu waktunya sampai masa kelahiran 
kandungan yang dikarenakan thalaq ba’in (perceraian yang 
mengakibatkan tidak kembali kepada suaminya) atau talaq 
raj’i (perceraian yang dapat kembali kepada suaminya) dalam 
keadaan hidup atau wafat. 
• Iddah muthlaqah (masa perceraian), yaitu masa iddah yang 
terhitung masa haidh, maka wanita menunggu tiga quru’ (3 kali masa 
suci)
• Perempuan yang tidak terkena haidh, yakni ada dua jenis 
perempuan yaitu perempuan usia dini yang tidak/belum 
terkena haidh dan perempuan usia tua yang telah berhenti 
masa haidhnya (menopause) 
• Istri yang ditinggal suaminya karena wafat, Allah 
menjelaskan masa iddahnya sebagai berikut : 
“Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan 
meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) 
menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.” 
QS. Al-Baqarah ; 234
RUJUK 
Rujuk adalah kembalinya suami istri pada ikatan pernikahan setelah 
terjadi talak roj’i dan masih dalam masa iddah. Rujuk itu tidak 
memerlukan akad nikah lagi, cukup suami menyatakan niatnya untuk 
kembali kepada istrinya yang telah diceraikan. 
Pada dasarnya hukum rujuk adalah jaiz (boleh). Tetapi jika dilihat 
dari kondisi dan niat seseorang maka hukum rujuk dibedakan sebagai 
berikut : 
a. Sunah, Jika suami bermaksud memperbaiki keluarganya dan rujuk 
dipandang lebih menguntungkan kedua belah pihak. 
b. Wajib, bagi suami yang menceraikan istrinya sebelum dia 
menyempurnakan pembagian waktunya terhadap istri yang 
ditalaknya. 
c. Makruh, apabila perceraian itu dianggap lebih baik dan bermanfaat 
bagi keduanya. 
d. Haram, Jika suami memiliki maksud menyakiti istrinya setelah ia 
rujuk.
PERKAWINAN MENURUT PERUNDANG - 
UNDANGAN DI INDONES IA 
• Pasal 2 dan 3 : Pernikahan adalah akad yang sangat kuat 
untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya 
merupakan ibadah 
• Pasal 4 : menerangkan sahnya suatu pernikahan 
• Pasal 5 dan 6 : menerangkan tentang pencatatan perkawinan 
• Pasal 7 ayat 1 : menerangkan akta nikah yaitu surat 
keterangan yang dibuat Pegawai Pencatat Nikah yang 
menerangkan tentang pelaksanaan perkawinan dan data 
suami serta istri 
• Pasal 53 ayat 1, 2, dan 3 tentang kawin hamil menerangkan 
perkawinan seorang wanita hamil di luar nikah dengan pria 
yang menghamilinya tidak dapat menghapus dosa zina yang 
mereka lakukan.
Nurafni Anggraeny 
Mutmainnah 
Novita Sati 
Nur Aisyah 
Muh. Aryo 
Muh Arham Ilham
TERIMAKASIH 
WASSALAM

More Related Content

What's hot (20)

Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
 
HUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHANHUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHAN
 
PPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 MazhabPPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 Mazhab
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 
Fiqih nikah dan talaq
Fiqih nikah dan talaqFiqih nikah dan talaq
Fiqih nikah dan talaq
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
PPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHANPPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHAN
 
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Munakahat - Agama
Munakahat - AgamaMunakahat - Agama
Munakahat - Agama
 
Bab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatBab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahat
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
Fiqh munakahat
Fiqh munakahatFiqh munakahat
Fiqh munakahat
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Fiqih Nikah
Fiqih NikahFiqih Nikah
Fiqih Nikah
 
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
 

Similar to Munakahat (pernikahan)

Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01sugino_stain
 
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahfikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahTohirQolby1
 
Andi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahanAndi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahanIntanPrawisti
 
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptxindahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptxalanakbar3
 
225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.ppt
225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.ppt225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.ppt
225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.pptssuser6de0f4
 
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan RujukFikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan RujukHaafizha Kiromi
 
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaIndahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaAdeShoffafurqan
 
Pernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamPernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamRani Jambak
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxahmadsamsularifin
 

Similar to Munakahat (pernikahan) (20)

Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
 
Fiqh Munakahat
Fiqh MunakahatFiqh Munakahat
Fiqh Munakahat
 
6-munakahat (1).ppt
6-munakahat (1).ppt6-munakahat (1).ppt
6-munakahat (1).ppt
 
Fiqih III
Fiqih IIIFiqih III
Fiqih III
 
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahfikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
 
Andi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahanAndi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahan
 
Fiqih - perceraian
Fiqih - perceraianFiqih - perceraian
Fiqih - perceraian
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptxindahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
 
225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.ppt
225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.ppt225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.ppt
225017942-10-MODULPEMBUBARAN-PERKAHWINAN.ppt
 
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan RujukFikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
Fikih - Talaq, Khuluk, Fasakh, Iddah dan Rujuk
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaIndahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
 
Pernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamPernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut Islam
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 

Munakahat (pernikahan)

  • 2. PENGERTIAN PERNIKAHAN • Pernikahan merupakan jalan terbentuknya institusi keluarga. Melalui keluarga terwujud pilar kokoh kehidupan. Dalam menempuh kehidupan, seseorang memerlukan pendamping sebagai tempat mencurahkan suka maupun duka. Hidup berpasangan (nikah) adalah kebijaksanaan Allah SWT terhadap seluruh makhluknya. • Ada empat pengertian yang disebut dalam al-Qur’an berkaitan dengan pernikahan: UQDATUN NIKAHI = Bentuk perjanjian yang kuat dalam ikatan pernikahan (surat ke 2 : 237) ZAOJUN = Pasangan (surat ke 2 : 230) MITSAAQON GHOLIIZHON = Ikatan yang kokoh (surat ke 4 : 21) MAWADDTAN WAROHMATAN = Bentuk kasih sayang yang dirahmati (surat ke 30: 21)
  • 3. Berikut dinyatakan beberapa ayat Al-Quran Al- Karim mengenai perkawinan dan tujuan-tujuan di syariatkannya. Allah berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 3, وَإِنْ خَِفْتُمْ أَ الَّ تَُقْسِطُوا فَِي اَلْي ت ا مىٰ فَ انْكِحُوا ما طَا ب لَ كُمْ مَِ ن اَلن ساءِ مثْن ىٰ وثُ لَ ث وَرُب ا عََۖ ف إِنْ خَِفْتُمْ أَ الَّ تَ عْدِلُوا فَ واحِد ةً أَ وْ ما مل كتْ أَ يْ ما لِ ك أَ دْن ىٰ أَ الَّ تَ عُولُوا نُكُمْ ذََۚ Artinya : “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”
  • 4. TUJUAN MENIKAH 1. Tercapainya ketentraman hati dan ketenangan pikiran karena kehidupan yang diliputi cinta, mawaddah warahmah lahir dan batin antara suami-istri 2. Untuk memperoleh keturunan yang sah 3. Sebagai alat kendali bagi manusia agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan 4. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera (keluarga sakinah) “Hai para pemuda barangsiapa yang sudah mampu nikah, hendaklah ia nikah karena sesungguhnya pernikahan itu akan mampu mengendalikan mata dan menjaga syahwat, namun bila ada yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, karena dengan puasa dapat dijadikan benteng terhadap godaan nafsu.” (HR. Jama’ah). 5. Memenuhi kebutuhan seksual yang sah dan suci
  • 5. HUKUM MENIKAH 1. Mubah/jaiz; dibolehkan menikah asal terpenuhi syaratnya. 2. Sunnah; siapa saja yang mampu memenuhi syarat nikah, namun tidak khawatir berbuat zina, maka ia disunnahkan menikah. 3.Wajib; hukum ini dikenakan bagi yang sudah memenuhi syarat sehingga dikhawatirkan terjadi perzinaan maka ia wajib menikah. 4. Makruh; mempunyai keinginan menikah, tetapi belum mampu memberi nafkah (sandang, pangan dan papan). 5. Haram; hukum ini dikenakan bagi siapa saja yang menikah namun mempunyai maksud yang buruk/jahat, baik untuk pasangannya maupun diri sendiri.
  • 6. RUKUN NIKAH Ada calon suami, dengan syarat: laki-laki yang sudah dewasa (19 tahun), islam, tidak dipaksa/terpaksa, tidak dalam ihram haji atau umroh, dan bukan mahram calon istrinya. Ada calon istri, dengan syarat: sudah cukup umur (16 tahun), islam, tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain, bukan mahram calon suami dan tidak dalam ihram haji/umrah. Ada wali nikah, dengan syarat: laki-laki beragama islam, baligh, dan berakal, merdeka, adil, tidak fasik, dan tidak ihram haji atau umrah. Wali nikah ada 2 macam: A) wali nasab : wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita b) Wali Hakim. Yaitu jika wali nasab tidak ada semua atau ada tetapi berhalangan hadir atau ada tetapi menyerahkan kepada hakim.
  • 7. Dua orang saksi, dengan syarat: laki-laki, islam, baligh, berakal sehat,dapat mendengar, dapat melihat, dapat berbicara, adil dan tidak dalam ihram haji atau umrah. Ijab Kabul, adalah perjanjian yang berupa perkataan dari pihak wali (ijab) dan diterima oleh mempelai laki-laki (Kabul), suami wajib memberikan mas kawin ( mahar) kepada istrinya, karena merupakn syarat nikah, tetapi mengucapkan dalam akad nikah hukumnya sunah. Suruhan memberikan mas kawin terdapat dalam Al-Qur’an وآتُوا اَلن سا ء صدُق اتِهِان نَِحْل ةًَ Artinya “Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.” (Q.S. An Nisaa:4)
  • 8. MUHRIM • Muhrim adalah wanita yang haram dinikahi • Penyebab seorang wanita haram dinikahi ada empat macam, yaitu: • wanita yang haram dinikahi karena keturunan • wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan • wanita yang haram dinikahi karena perkawinan • wanita yang haram dinikahi karena punya pertalian muhrim dengan istri
  • 9. KEWAJIBAN SUAMI • Menjadi pemimpin, memelihara dan membimbing keluarga lahir dan batin serta menjaga dan bertanggungjawab atas kesejahteraan keluarganya. • Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang diusahakan secara maksimal • Bergaul dengan istri secara ma’ruf dan memperlakukan keluarganya dengan cara terbaik. • Masing-masing anggota keluarganya, terutama suami dan istri bertanggung jawab sesuai dengan fungsi dan peranannya. • Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sepanjang sesuai norma Islam, membantu tugas-tugas istri serta tidak mempersulit kegiatan istri.
  • 10. KEWAJIBAN ISTRI • Taat kepada suami dalam batas sesuai ajaran Islam • Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami • Membantu suami dalam memimpin kesejahteraan dan keselamatan keluarga • Menerima dan menghormati pemberian suami • Hormat dan sopan kepada suami dan keluarganya • Memelihara, mengasuh dan mendidik anak agar menjadi anak yang soleh
  • 11. PENYEBAB RUSAKNYA PERNIKAHAN Talak Pelepasan ikatan perkawinan dengan pengucapan secara sukarela ucapan talak dari pihak suami ke istri. Hukumnya makruh. Sabda Rasul SAW :“Sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah ialah talak.” (H.R. Abu Dawud dan Ibnu Majah ) Macam-macam talak : a. Talak Roj’i ; yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya kurang dari tiga kali. Pada talak ini seorang suami masih diperbolehkan rujuk kembali tidak melalui akad nikah dan mahar baru selama masih dalam masa iddah. b. Talak Ba’in ; yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya tiga kali atau lebih. Pada talak ini suami tidak boleh rujuk kembali kecuali adanya muhallil.
  • 12. Ila’ Yaitu sumpah seorang suami yang menyatakan bahwa dia tidak akan meniduri istrinya selama empat bulan atau lebih. Akibat dari ila’ adalah suami tidak boleh meniduri istrinya, kecuali setelah membayar kafarat. Li’an Tuduhan seorang suami dengan disertai bersumpah atas nama Allah, bahwa istrinya telah berbuat zina, sumpah tersebut diucapkan sekurang-kurangnya empat kali, kemudian pihak istri membela dengan mengangkat sumpah bahwa dirinya tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan suaminya. Akibat li’an suami tidak boleh menikah kembali terhadap mantan istrinya untuk selama-lamanya.
  • 13. • Khulu’ Gugatan seorang istri untuk minta diceraikan oleh suaminya, dengan cara pihak istri memberikan tebusan (iwadh) kepada suaminya. Akibat dari khuluk adalah menjadi talak ba’in jika seluruh ganti rugi terpenuhi, dan jika ganti rugi tidak terpenuhi maka menjadi talak biasa. • Fasakh pembatalan pernikahan karena sebab- sebab tertentu. Akibat perceraian dengan fasakh, suami tida boleh rujuk kepada bekas istrinya. Jika ingin kembali, harus melalui akad nikah baru. • Zihar Ucapan suami yang menyerupakan istrinya dengan ibunya.Jika tidak dilanjutkan dengan menalak istrinya, suami wajib bayar kafarat.
  • 14. IDDAH Ikatan pernikahan antara suami-istri dinyatakan habis baik di waktu hidupnya (yakni bercerai) maupun meninggal salah satu diantara keduanya. Disetiap keadaan ini terdapat kewajiban masa iddah yaitu waktu terbatas (menunggu untuk menikah lagi) secara syar’i. Masa iddah ini terbagi atas 4 macam, yaitu : • Iddah masa kehamilan, yaitu waktunya sampai masa kelahiran kandungan yang dikarenakan thalaq ba’in (perceraian yang mengakibatkan tidak kembali kepada suaminya) atau talaq raj’i (perceraian yang dapat kembali kepada suaminya) dalam keadaan hidup atau wafat. • Iddah muthlaqah (masa perceraian), yaitu masa iddah yang terhitung masa haidh, maka wanita menunggu tiga quru’ (3 kali masa suci)
  • 15. • Perempuan yang tidak terkena haidh, yakni ada dua jenis perempuan yaitu perempuan usia dini yang tidak/belum terkena haidh dan perempuan usia tua yang telah berhenti masa haidhnya (menopause) • Istri yang ditinggal suaminya karena wafat, Allah menjelaskan masa iddahnya sebagai berikut : “Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.” QS. Al-Baqarah ; 234
  • 16. RUJUK Rujuk adalah kembalinya suami istri pada ikatan pernikahan setelah terjadi talak roj’i dan masih dalam masa iddah. Rujuk itu tidak memerlukan akad nikah lagi, cukup suami menyatakan niatnya untuk kembali kepada istrinya yang telah diceraikan. Pada dasarnya hukum rujuk adalah jaiz (boleh). Tetapi jika dilihat dari kondisi dan niat seseorang maka hukum rujuk dibedakan sebagai berikut : a. Sunah, Jika suami bermaksud memperbaiki keluarganya dan rujuk dipandang lebih menguntungkan kedua belah pihak. b. Wajib, bagi suami yang menceraikan istrinya sebelum dia menyempurnakan pembagian waktunya terhadap istri yang ditalaknya. c. Makruh, apabila perceraian itu dianggap lebih baik dan bermanfaat bagi keduanya. d. Haram, Jika suami memiliki maksud menyakiti istrinya setelah ia rujuk.
  • 17. PERKAWINAN MENURUT PERUNDANG - UNDANGAN DI INDONES IA • Pasal 2 dan 3 : Pernikahan adalah akad yang sangat kuat untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah • Pasal 4 : menerangkan sahnya suatu pernikahan • Pasal 5 dan 6 : menerangkan tentang pencatatan perkawinan • Pasal 7 ayat 1 : menerangkan akta nikah yaitu surat keterangan yang dibuat Pegawai Pencatat Nikah yang menerangkan tentang pelaksanaan perkawinan dan data suami serta istri • Pasal 53 ayat 1, 2, dan 3 tentang kawin hamil menerangkan perkawinan seorang wanita hamil di luar nikah dengan pria yang menghamilinya tidak dapat menghapus dosa zina yang mereka lakukan.
  • 18. Nurafni Anggraeny Mutmainnah Novita Sati Nur Aisyah Muh. Aryo Muh Arham Ilham