1. “Usaha Perunggasan Yang Terintegrasi
Hulu-Hilir”
Oleh
Kelompok 1
Ryan Aprianto (E 202 15 005)
Mohamad Akib (E 202 15 012)
Kahar (E 202 15 014)
Husen (E 202 15 017)
Sri Wahyuni (E 202 15 004)
PROGRAM STUDI ILMU-ILMU PERTANIAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2. A. Pengertian Agribisnis Peternakan
Agribisnis pada mulanya diartikan secara sempit,
yaitu menyangkut subsektor masukan (input) dan
subsektor produksi (on farm). Pada perkembangan
selanjutnya agribisnis didefinisikan secara luas dan
tidak hanya menyangkut subsektor masukan dan
produksi tetapi juga menyangkut subsektor
pascaproduksi, meliputi pemrosesan, penyebaran, dan
penjualan produk.
3. Lanjut..
Agribisnis Peternakan mencakup paling sedikit empat
subsistem, yaitu
1. Subsistem hulu meliputi industri bibit ternak, pakan ternak, obat-
obatan dan vaksin ternak, serta alat-alat dan mesin peternakan
(alsinnak).
2. Subsistem usahatani (Budidaya) dapat digolongkan menjadi usaha
ternak perah, usaha ternak potong/pedaging, usaha ayam petelur,
dan lain-lain.
3. Subsistem agribisnis hilir meliputi usaha pemotongan hewan,
industry susu, industry pengalengan daging, industri telur asin,
industri kulit, restaurant dan lain sebagainya.
4. Subsistem institusi penunjang meliputi lembaga penelitian
pemerintah, penyuluhan, lembaga keuangan, kesehatan hewan dan
lain-lain.
4. Apakah Industri Peternakan Unggas (Ayam Ras)
Terintegrasi dari Hulu Hingga Hilir,
Menguntungan atau Merugikan ??
5. B. Karakteristik dan Tuntutan Integrasi
Bisnis Dari Hulu Hingga Hilir
Terdapat beberapa karakteristik dasar dari bisnis ayam ras yang berimplikasi
pada pengelolaan bisnis ayam ras dari hulu hingga ke hilir, diantaranya adalah
(1) Bisnis ayam ras didasarkan pada pemanfaatan pertumbuhan dan produksi
ayam ras yang memiliki sifat pertumbuhan yang tergolong cepat
(2) Produktivitas ayam ras sangat tergantung pada pakan baik secara teknis
maupun ekonomi.
(3) Produk akhir (final product) dari agribisnis ayam ras merupakan produk
yang dihasilkan melalui tahapan-tahapan produksi mulai dari hulu hingga ke
hilir, dimana produk antara merupakan makhluk biologis bernilai ekonomi
tinggi.
Dengan karakteristik dasar yang demikian menuntut pengelolaan bisnis
ayam rasa yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir (integrasi vertikal). Untuk
menghindari resiko ekonomi, proses produksi mulai dari industri pembibitan
yang paling hulu sampai pada proses produksi yang paling hilir harus berada
pada satu komando keputusan manajemen
6. C. Visi Integrasi Hulu-Hilir Perunggasan
Integrasi vertikal bisnis ayam ras perlu ditempatkan sebagai usaha
untuk membangun dan memperkuat daya saing sektor perunggasan nasional
bukan hanya di pasar domestik tapi hendaknya juga di pasar internasional,
tanpa harus mengorbankan kepentingan-kepentingan ekonomi domestik. Oleh
sebab itu pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi vertikal dari hulu
hingga ke hilir perlu mengakomodir hal-hal berikut.
1. Pengelolaan integrasi vertikal bisnis ayam ras harus mampu mencapai
efisiensi tertinggi dan stabilitas yang dinamis.
2. pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi vertikal harus mampu
menjamin harmonisasi proses dan harmonisasi produk.
3. pengelolaan bisnis ayam ras yang terintegrasi vertikal harus dapat
mengakomodir kepentingan-kepentingan ekonomi peternak rakyat,
Pembangunan perunggasan sebagai bagian dari pembangunan sektor
pertanian, ditujukan untuk meningkatkan pendapatan peternak rakyat.
7. D. Membangun Daya Saing
Untuk membangun daya saing yang berkesinambungan, diperlukan
inovasi yang terus-menerus, Dalam agribisnis ayam ras, terdapat empat
ranah inovasi yang diperlukan untuk membangun daya saing yang
berkesinambungan.
1. Inovasi di bidang rekayasa genetik Sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, bahwa teknologi pembibitan unggas yang menjadi
pendorong pertumbuhan sektor perunggasan selama ini masih bersumber
dari impor.
2. Inovasi di bidang bioteknologi nutrisi dan makanan ternak. Bisnis ayam
ras sangat tergantung pada penyediaan pakan yang bermutu.
8. Lanjutan
3. Inovasi di bidang teknologi pengolahan daging/telur ayam ras.
Dimasa yang akan datang daya absorbs! pasar akan produk ayam
ras juga ditentukan oleh keragaman daging olahan dan telur ayam
ras selain pendapatan konsumen
4. Inovasi di bidang bisnis dan manajemen. Disamping ketiga ranah
inovasi tersebut, inovasi di bidang bisnis manajerial sangat
menentukan keunggulan bersaing dimasa yang akan datang.
Keempat ranah tersebut hendaknya terintegrasi dengan industri
ayam ras, dalam arti bahwa pengelolaan bisnis ayam ras harus dapat
mengakomodasikan upaya-upaya inovasi tersebut. Persoalan yang
muncul mungkin adalah masalah kelengkapan dan kehandalan
sumberdaya manusia dan sumberdaya penelitian lainnya.