Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
1. Dokumen tersebut membahas tentang dosa riba yang jauh lebih besar dari dosa zina berdasarkan dalil-dalil Alquran dan hadits. 2. Riba dijelaskan sebagai tambahan atau keuntungan yang diambil dari pinjaman uang dan dilarang oleh syariat Islam. 3. Fatwa MUI dan ulama besar menyatakan bahwa bunga bank adalah bentuk riba yang haram.
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
14 RIBA, Besar Dosanya Ngeri Siksanya - Nasihat Ustadz.docx
1. 1
RIBA, BESAR DOSANYA NGERI SIKSANYA
NO MATERI KONTEN MATERI
1 Ngerinya dosa zina Rasulullah saw bersabda: “Di dalam neraka jahanam ada satu
lembah yang bernama Jubbul Huzni. Ia dipenuhi ular dan
kalajengking. Ukuran kalajengkingnya sebesar anak kuda. Ia
memiliki 70 sengat. Masing-masingnya memiliki kantung bisa. Ia
akan menyengat pezina dan memasukkan isi kantung bisanya ke
dalam tubuh pezina itu. Dan pezina itu akan merasakan pedih
sakitnya selama 1.000 tahun. Lalu terkelupaslah daging-dagingnya
dan akan mengalir dari kemaluannya nanah dan darah busuk.”
(HR. Ahmad dan Al-Haitsami)
Apa artinya? Artinya dosa zina itu sangat besar. Pelakunya akan
mendapatkan kemurkaan dari Allah dan siksa yang sangat pedih di
dalam neraka.
Pada pertemuan ini kita akan membahas satu dosa yang ternyata
nilainya jauh lebih besar dibandingkan dosa zina.
Bayangkan, dosa zina saja bisa membuat Allah murka dan
memberikan hukuman yang sangat keras kepada pelakunya, lantas
bagaimana dengan dosa yang jauh lebih besar dari dosa zina? Tentu
kemurkaan dan hukuman Allah akan jauh lebih besar lagi.
Dosa apa itu? Jawabnya dosa riba.
Apa dalillnya?
2 Dosa riba yang
paling ringan
Rasulullah saw bersabda:
اً
باَ
ب َ
نْ
وُ
عْ
بَ
سَ
و ٌ
ةَ
ث
َ
الَ
ث اَ
بِ
رال
ُ
لْ
ِث
م اَ
هُ
رَ
سْ
يأ
ُ
هَّ
مُ
أ ُ
لُ
جُّ
الر َ
حِ
كْ
نَ
ي ْ
نَ
أ
“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal
dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Al
Hakim dan al-Baihaqi)
Bayangkan, orang berzina saja dosanya sangat besar, apalagi
berzina dengan ibu kandungnya sendiri.
Dan dalam riba, dosa yang paling ringan itu semisal orang yang
berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Naudzubillah…
Rasulullah saw juga bersabda:
َ
وُ
هَ
و ُ
لُ
جَّ
الر ُ
هُ
لُ
كْ
أَ
ي اً
بِ
ر ُ
مَ
هْ
رِ
د
َْ
نِ
ث
َ
الَ
ثَ
و ِ
ةَّ
ِت
س ِْ
م ُّ
دَ
شَ
أ ُ
مَ
لْ
عَ
ي
ً
ةَ
نْ
نَ
ز
“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba
sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada
melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al-
Baihaqi)
Menurut data di geraidinar.com pada hari Jumat 24 Juli 2020, 1
dirham nilainya sama dengan 65rb rupiah.
Jadi jika kita mempunyai uang riba sebesar 65rb rupiah, dosanya
lebih besar dibanding 36x berzina. Jika kita mempunyai uang riba
6.500 rupiah, dosanya itu lebih besar dibanding 3,6x berzina. Jika
kita mempunyai uang riba 650rb rupiah, dosanya itu lebih besar
dibanding 360x berzina. Jika kita mempunyai uang riba 6,5juta
2. 2
rupiah, dosanya itu lebih besar dibanding 3.600x berzina. Dan jika
kita mempunyai uang riba 65juta rupiah, dosanya itu lebih besar
dibanding 36.000x berzina. Ngeri tidak?
3 Anehnya… Data simpanan nasabah
o Data Himpunan Bank-bank Negara (Himbara) mencatat pada
Maret 2020 jumlah simpanan mencapai Rp2.611,45 triliun.
o Nominal itu meningkat 10,23 persen secara tahunan dari
Maret 2019.
Penyaluran kredit
o Penyaluran kredit BRI naik 9,38 persen menjadi Rp884,27
triliun dan Bank Mandiri melesat 14,84 persen menjadi
Rp786,11 triliun.
o Sementara kredit BNI meningkat 11,2 persen menjadi Rp545,69
triliun dan BTN tumbuh 4,59 persen menjadi Rp253,25 triliun.
Pembiayaan kendaraan
o Total aset perusahaan pembiayaan meningkat 1,03 persen dari
Rp.504,8 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp516,7 triliun di
tahun 2019.
o Pertumbuhan piutang yang juga naik dari Rp.435,7 triliun
menjadi Rp.451,1 triliun atau meningkat 3,35 persen.
4 Benarkah? Menyimpan uang di bank tidak masalah.
Bunga bank/denda keterlambatan cicilan hutang/bagi hasil di bank
bukan riba. Tidak haram.
Kalau pun dosa, dosanya kecil.
Kalaupun dosanya besar, itu berlaku untuk yang memakan, bukan
yang memberi.
5 Akad antara
nasabah dan bank
Akad antara nasabah dengan bank sebenarnya adalah akad qardh
(pinjaman), bukan akad syirkah mudhorobah. Jadi hubungan antara
bank dan nasabah adalah hubungan nasabah sebagai pihak pemberi
pinjaman (muqridh) dengan bank sebagai pihak yang meminjam
(muqtaridh). (Umar bin Abdil Aziz Al Matrak, Ar Riba wa Al Mu’amalat
Al Mashrifiyyah fi Nazhar As Syari’ah Al Islamiyah, Madinah : Darul
‘Ashimah, 1415, hlm. 345-350)
6 Definisi bunga dan
riba
Bunga (interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam
transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang diperhitungkan dari pokok
pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok
tersebut, berdasarkan tempo waktu, diperhitungkan secara pasti di
muka, dan pada umumnya berdasarkan persentase.
Riba adalah setiap tambahan atau keuntungan yang diambil
terhadap suatu pinjaman sebagai imbalan karena masa menunggu.
Inilah yang disebut riba nasi’ah.
7 Fatwa MUI dan
ulama tentang
bunga
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Bunga (Interest/Fa’idah)
Praktek pembungaan uang termasuk salah satu bentuk riba, dan
riba haram hukumnya.
Yusuf al-Qardhawy dalam fawa’id al-bunuk
“Bunga bank adalah riba yang diharamkan.”
Wahbah Al-Zuhaily Dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuh
“Bunga bank adalah haram, haram, haram. Riba atau bunga bank
adalah riba nasi’ah, baik bunga tersebut rendah maupun berganda.
(Hal itu) karena kegiatan utama bank adalah memberikan utang
(pinjaman) dan menerima utang (pinjaman)… Bahaya (madharat)
riba terwujud sempurna (terdapat secara penuh) dalam bunga bank.
3. 3
Bunga bank hukumnya haram, haram, haram, sebagaimana riba.
Dosa (karena bertransaksi) bunga sama dengan dosa riba.”
Bunga Bank = Riba = Haram
8 Riba = dosa besar Ijma’ ulama tentang keharaman riba dan bahwa riba adalah salah satu
dosa besar (kaba’ir) (al-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab,[t.t.:
Dar al-Fikr], juz 9, h. 391).
9 Tambahan
penundaan
pembayaran dan
denda
keterlambatan
cicilan hutang
Tambahan penundaan pembayaran = riba
Imam Ahmad rahimahullah ditanya tentang riba, beliau menjawab:
Riba itu adalah seseorang memiliki piutang, lalu dia berkata kepada
orang yang berhutang, “Engkau bayar (sekarang) atau
(pembayarannya ditunda tapi dengan) memberi tambahan (riba)?”
Jika dia tidak membayar, maka orang yang berhutang memberikan
tambahan harta (saat pembayaran), dan pemilik piutang
memberikan tambahan tempo. [I’lâmul Muwaqqi’in]
Denda keterlambatan cicilan hutang = riba
“Apabila pembeli (barang secara kredit) terlambat membayar
angsuran pada tempo yang telah ditentukan maka tidak boleh
memberikan sanksi berupa penambahan utang; baik hal ini
disyaratkan sebelumnya pada akad maupun tidak, karena ini
merupakan riba yang diharamkan.” (Majma’ Al Fiqh Al Islami (divisi
fiqih OKI) no: 51 (2/6) tahun 1990)
10 Prinsip bagi hasil
Bank Syariah
Prinsip bagi hasil dalam mudhorobah
1. Pembagian keuntungan harus didasarkan pada persentase yang
disepakati dari keuntungan (laba), bukan didasarkan pada suatu
jumlah tertentu atau persentase tertentu dari modal.
2. Bagi hasil hanya diberikan kepada pemodal jika pengelola modal
mendapatkan keuntungan. Jika pengelola modal mengalami
kerugian, tidak ada bagi hasil yang diberikan kepada pemodal.
3. Jika pengelola modal mengalami kerugian, maka kerugian itu
hanya ditanggung oleh pemodal saja, sedangkan pengelola
modal pada dasarnya tidak menanggung kerugian sedikitpun,
kecuali kalau kerugian itu terjadi karena kelalaian pihak
pengelola modal.
Apakah 3 ketentuan itu berlaku pada bank yang menerapkan prinsip
bagi hasil?
1. Melanggar prinsip bagi hasil
2. Tidak ada bedanya dengan bank konvensional
11 Ancaman untuk
pelaku riba
Pemakan riba seperti orang gila
Allah SWT berfirman:
َ
َل ۟
اٰ
وَ
بِ
ٱلر َ
نوُ
لُ
كْ
أَ
ي َِي
ذَّ
ٱل
ِى
ذَّ
ٱل ُ
موُ
قَ
ي اَ
مَ
ك َّ
َلِ
إ َ
نوُ
موُ
قَ
ي
ِ
سَ
مْ
ٱل َِ
م ُٰ
َ
طْ
نَّ
ٱلش ُ
هُ
طَّ
بَ
خَ
تَ
ي
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS. Al-Baqoroh, 2: 275)
Dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila
Rasulullah SAW bersabda:
َ
مْ
وَ
ي َ
ثِ
عُ
ب اَ
بِ
الر َ
لَ
كَ
أ َْ
مَ
ف
َّ
مُ
ث ،ُ
طَّ
بَ
خَ
تَ
ي اً
ونُ
نْ
جَ
م ِ
ةَ
ماَ
نِ
قْ
ال
4. 4
َل اَ
بِ
الر َ
نوُ
لُ
كْ
أَ
ي َِي
ذَّ
ال :َ
أَ
رَ
ق
ِي
ذَّ
ال ُ
موُ
قَ
ي اَ
مَ
ك َلِ
إ َ
نوُ
موُ
قَ
ي
ِ
سَ
مْ
ال َِ
م ُ
ناَ
طْ
نَّ
الش ُ
هُ
طَّ
بَ
خَ
تَ
ي
“Barangsiapa memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat
dalam keadaan gila, berjalan sempoyongan.” Kemudian Beliau saw
membaca (ayat yang artinya), “Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila”.
(al-Baqarah/2:275) [HR. Thabrani di dalam Mu’jamul Kabîr, no.
14537; al-Khatib dalam at-Târîkh. Dihasankan oleh syaikh al-Albani
dalam Silsilah ash-Shahîhah, no. 3313 dan Shahîh at-Targhîb, no.
1862]
Perutnya besar seperti rumah dan dipenuhi dengan ular-ular
Rasulullah saw bersabda:
ٍ
مْ
وَ
ق ىَ
لَ
ع ِى
ب َ
ىِ
رْ
سُ
أ َ
ةَ
لْ
نَ
ل ُ
تْ
نَ
تَ
أ
اَ
هِن
ف ِ
وتُ
نُ
بْ
الَ
ك ْ
مُ
هُ
ونُ
طُ
ب
ْ
مِ
هِ
نوُ
طُ
ب ِ
جِ
راَ
خ ِْ
م ىَ
رُ
ت ُ
تاَّ
نَ
حْ
ال
ُ
لِن
ئاَ
رْ
بِ
ج اَ
ي ِ
ء
َ
َلُ
ؤَ
ه َْ
م ُ
تْ
لُ
قَ
ف
اَ
بِ
رال ُ
ةَ
لَ
كَ
أ ِ
ء
َ
َلُ
ؤَ
ه َ
لاَ
ق
“Pada malam Isra’, aku mendatangi suatu kaum yang perutnya
sebesar rumah dan dipenuhi dengan ular-ular. Ular tersebut
terlihat dari luar. Akupun bertanya, “Siapakah mereka wahai
Jibril?” “Mereka adalah para pemakan riba,” jawab beliau.” (HR.
Ibnu Majah, no. 2273; Ahmad, 2: 353, 363)
Berenang di sungai darah
Dari Samurah bin Jundub, dia berkata: Nabi saw bersabda, “Tadi
malam aku bermimpi ada dua laki-laki yang mendatangiku,
keduanya membawaku ke kota yang disucikan. Kami berangkat
sehingga kami mendatangi sungai darah. Di dalam sungai itu ada
seorang laki-laki yang berdiri. Dan di pinggir sungai ada seorang
laki-laki yang di depannya terdapat batu-batu. Laki-laki yang di
sungai itu mendekat, jika dia hendak keluar, laki-laki yang di pinggir
sungai itu melemparkan batu ke dalam mulutnya sehingga dia
kembali ke tempat semula. Setiap kali laki-laki yang di sungai itu
datang hendak keluar, laki-laki yang di pinggir sungai itu
melemparkan batu ke dalam mulutnya sehingga dia kembali ke
tempat semula. Aku bertanya, “Apa ini?” Dia menjawab, “Orang
yang engkau lihat di dalam sungai itu adalah pemakan riba’”. [HR.
al-Bukhâri]
12 Ancaman kekal di
dalam neraka
Allah SWT berfirman:
ِ
هِ
بَ
ر ِْ
م ٌ
ةَ
ِظ
عْ
وَ
م ُ
هَ
ءاَ
ج َْ
مَ
ف
ُ
هُ
رْ
مَ
أَ
و َ
فَ
لَ
س اَ
م ُ
هَ
لَ
ف ٰ
ىَ
هَ
تْ
انَ
ف
َ
ِك
ئٰ
َ
ولُ
أَ
ف َ
داَ
ع َْ
مَ
و ۖ
ِ
هللا ىَ
لِ
إ
اَ
هِن
ف ْ
مُ
ه ۖ
ِ
راَّ
الن ُ
باَ
حْ
صَ
أ
َ
نوُ
دِ
لاَ
خ
5. 5
“Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allâh. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah, 2:275)
Jika kembali mengambil riba:
Tahu hukum riba, meyakini riba itu haram, tapi tetap
mengambil riba, akan disiksa di dalam neraka untuk waktu
yang sangaaat lama.
Tahu hukum riba, menolak keharaman riba dan terus
mengambil riba, akan disiksa di dalam neraka untuk selama-
lamanya.
Apa artinya? Shalat 5 waktu, berpuasa di bulan ramadhan,
bersedekah kepada faqir miskin, membangun masjid dan rumah
yatim, umrah dan haji ke baitullah dan amal-amal sholeh lainnya,
jika ternyata hanya gara-gara memakan riba, semua itu seolah tidak
ada nilainya dan malah dimasukkan ke dalam neraka, disiksa
dengan siksaan yang sangat pedih untuk waktu yang sangat lama,
bahkan selama-lamanya… Naudzubillah…
13 Kami kan nasabah,
bukan pemakan
riba!
Rasulullah saw bersabda:
ِ
هْ
نَ
لَ
ع ُ
هللا ىَّ
لَ
ص ِ
هللا ُ
لوُ
سَ
ر ََ
عَ
ل
ُ
هَ
ِل
كوُ
مَ
و اَ
بِ
الر َ
لِ
كآ َ
مَّ
لَ
سَ
و
ْ
مُ
ه َ
لاَ
قَ
و ِ
هْ
يَ
دِ
هاَ
شَ
و ُ
هَ
بِ
تاَ
كَ
و
ٌ
ءاَ
وَ
س
“Rasûlullâh saw melaknat pemakan riba (yang mengambil riba), yang
membayar riba, yang menjadi pencatat, dan dua orang yang menjadi
saksi”, dan beliau bersabda, “Mereka itu sama (dosanya).” [HR.
Muslim, no. 4177]
14 Bersegera dan
menyayangi diri
1. Bersegera menuju ampunan allah
Allah SWT berfirman:
ْ
مُ
كِ
بَ
ر ِْ
م ٍ
ةَ
رِ
فْ
غَ
م ىَ
لِ
إ واُ
عِ
راَ
سَ
و
ُ
ضْ
ر
َ
ْ
ْلاَ
و ُ
تاَ
واَ
مَّ
الس اَ
هُ
ضْ
رَ
ع ٍ
ةَّ
نَ
جَ
و
َِن
قَّ
تُ
مْ
ِل
ل ْ
تَّ
ِد
عُ
أ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS.Ali Imron:133)
2. Sayangi diri kita sekalian
Dunia ini hanya sementara, dan akhirat itu selamanya.
Apakah kita rela hidup kita nanti di akhirat penuh dengan siksa
yang sangat menyakitkan dan disiksa dalam waktu yang sangat
lama, gara-gara di dunia yang sementara ini mengambil riba?
Tidak ada pilihan bagi kita selain menjauhkan dan
membebaskan diri kita dari riba.
15 Yang harus kita
lakukan
1. Nol kan bunga tabungan di bank
6. 6
واُ
قَّ
ات واُ
نَ
مآ َِي
ذَّ
ال اَ
هُّ
يَ
أ اَ
ي
اَ
بِ
الر َِ
م َ
ِي
قَ
ب اَ
م واُ
رَ
ذَ
و َ
هللا
َِن
نِ
مْ
ؤُ
م ْ
مُ
تْ
نُ
ك ْ
نِ
إ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.” (QS. Al-Baqarah, 2:278)
2. Stop hutang riba (bayar pokoknya, tinggalkan ribanya)
ُ
وسُ
ءُ
ر ْ
مُ
كَ
لَ
ف ْ
مُ
تْ
بُ
ت ْ
نِ
إَ
و
ْ
مُ
كِ
لاَ
وْ
مَ
أ
“Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu;” (QS. Al-Baqarah, 2:279)
3. Bereskan akadnya atau kembalikan kendaraanya
“Seorang hamba yang mencari harta dari yang haram kemudian
dia menginfakkannya, maka tidak akan mendapatkan
keberkahan, dan kalau dia sedekahkan tidak akan diterima
sedekahnya, dan kalau dia tinggalkan di belakangnya (meninggal
dunia) pasti harta yang haram itu akan menjadi bekalnya ke
neraka.” (HR. Ahmad)