Bagi Pengunjung Slideshare yang Membutuhkan Pelatihan MANAJEMEN KONFLIK ataupun PELATIHAN LAINNYA, dapat Menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response)
3. I. Kemampuan Intrapersonal
A. Emotional Self-Awareness
Kemampuan untuk mengenali dan membedakan
perasaan-perasaan diri serta hal-hal yang
menimbulkan perasaan tersebut
B. Assertiveness
Adalah kemampuan untuk :
1. Mengekspresikan perasaan-perasaan
2. Mengekspresikan pikiran dan keyakinan secara
terbuka
3. Mempertahankan hak-hak pribadi
Ketiga kemampuan ini dapat diekspresikan dengan
cara yang tidak agresif ataupun menghukum.
3
4. C. Independence
Kemampuan untuk memimpin, mengontrol diri
sendiri dalam hal berpikir dan bertindak serta
merasakan kebebasan emosional.
D. Self-Regard
Kemampuan untuk menghargai dan menerima
diri sendiri sebagai seseorang yang berkualitas.
Dalam hal ini menerima aspek-aspek positif,
negatif maupun keterbatasan diri dengan tetap
merasa baik secara pribadi. Pribadi dengan
kemampuan Self Regard yang baik akan merasa
bermakna dan bahagia dengan dirinya dan
sebaliknya. 4
5. E. Self-Actualization
Kemampuan untuk merealisir kapasitas potensi
diri. Pencapaian kemampuan ini bisa dilihat dari
hidup yang penuh arti, dan bermakna bagi orang
lain.
Segala kegiatan dilakukan dengan hati, antusias
dan berkomitmen untuk jangka panjang.
Aktualisasi diri adalah proses yang terus
menerus untuk mengembangkan bakat &
kemampuan secara maksimal dan
mengembangkan kepribadian secara
keseluruhan.
5
6. II. KemampuanInterpersonal
A. Empati
Kemampuan untuk peka, memahami dan menghargai
perasaan-perasaan maupun pikiran-pikiran orang lain.
Dengan kemampuan ini seseorang bisa mempunyai
kemampuan untuk membaca emosi orang lain. Seseorang
yang empatik menunjukkan minat serta kepedulian terhadap
orang lain.
B. Social Responsibility
Kemampuan untuk terlibat didalam suatu group sosial secara
kooperatif, memberikan kontribusi dan konstruktif. Sanggup
untuk bertanggung jawab demi tujuan kelompok daripada
tujuan pribadi. Orang yang tidak memiliki kemampuan ini
mempunyai sikap-sikap anti sosial, kasar terhadap orang lain
dan mengambil keuntungan dari orang lain.
6
7. C. Interpersonal Relationships
Kemampuan untuk mempertahankan hubungan
interpersonal dengan cara saling menjaga
kesenangan bersama yang ditandai dengan
kedekatan dan ‘take & give’.
Seseorang dengan kemampuan ini akan merasa
nyaman dan hangat dikala berhubungan dengan
orang lain.
7
8. III. Kemampuan Beradaptasi
Dengan kemampuan ini Anda bisa menghadapi berbagai
macam situasi yang menyulitkan. Sukses dalam kemampuan
ini berarti Anda bisa mengatasi masalah, mengambil
keputusan yang efektif, berhubungan dan menyelesaikan
masalah-masalah keluarga serta dapat mengatasi konflik-
konflik didalam bersosialisasi.
A. Problem Solving
• Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah dengan solusi yang efektif.
• Kemampuan ini berhubungan dengan disiplin, kesadaran
diri dan pendekatan masalah secara sistimatik. Seseorang
dengan kemampuan ini berkeinginan untuk
menyelesaikan masalah daripada menghindarinya.
8
9. B. Reality Testing
Kemampuan untuk menyelaraskan apa yang dialami
dengan hal-hal yang diketahui sebelumnya. Seseorang
dengan kemampuan ini dapat mengakomodir dirinya
dengan situasi yang tidak sesuai dengan keinginannya.
C. Flexibility
Kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran dan perilaku
terhadap situasi-situasi yang berubah. Seseorang yang
lemah dalam kemampuan ini beradaptai secara
menyedihkan dan memiliki sedikit kemampuan untuk
mengambil keuntungan dari suatu peluang yang baru.
9
11. Self-Concept
Values – refers to your relatively permanent
ideas of what is good or bad, worthwhile or
not.
Beliefs – what you think is true based on
logic.
Attitudes – refer to more specific application
of your values. How you act.
Feeling – emotional responses to things such
as events, people, places or situations
12. Differences
Why do people not have the same
perception of the same thing, event or
person?
We are all different and therefore we live
diffeent experiences which shape our life
13. - Kebutuhan manusia pada umumnya
sangat banyak, beragam dan bertingkat
- Setiap manusia mempunyai kebutuhan &
harapan yang berbeda-beda
- Dalam memenuhi kebutuhannya manusia
berinteraksi dengan orang lain
- Tidak semua kebutuhan manusia dapat
terpenuhi sesuai dengan harapannya
Kebutuhan Manusia
14. Diri dan Harapan VS Kebutuhan
Keadaan
saat ini Jarak/beda
Keadaan
yang akan
datang
17. Memahami Sumber Konflik
Perbedaan Persepsi
Perbedaan Kepentingan
Perasaan Ingin Selalu Menang
Pendirian Yang Kaku
Perbedaan Mengenai Prioritas
Perbedaan Mengenai Cara Dan Sistem
Perasaan Mudah Tersinggung
Keterbatasan Sumber Daya
Salah Faham
Berharap Terlalu Banyak
18. Sumber Konflik Utama :
1.Beda Tujuan (Objectives)
2.Beda Nilai (Values)
3.Beda Metode (Methodes)
4.Beda Fakta (Facts/Perception)
19. Pentingnya konflik dalam organisasi
bermanfaat untuk mengadakan perubahan
atau inovasi dan menghasilkan pemecahan
persoalan yang lebih baik. Konflik juga
menunjukkan dinamika organisasi.
Pentingnya mengetahui adanya konflik
Konflik yang timbul dapat segera dicegah,
diarahkan bahkan dihilangkan.
Pentingnya Konflik
20. Cara mengetahui konflik seawal mungkin
1. Ciptakan komunikasi timbal balik
2. Manfaatkan pihak yang memiliki informasi
3. Mintalah penjelasan pihak ketiga
Pendekatan baru dalam manajemen konflik :
1.Penyangga atau penengah diletakkan ditengah-tengah
pihak yang berkonflik
2.Membantu pihak yang berkonflik mengembangkan
pandangan yang lebih baik
3.Merancang kembali struktur organisasi agar konflik
berkurang
Pendekatan terhadap Konflik
21. Dampak Konflik yang positif :
1. Kemampuan koreksi diri sendiri
2. Meningkatkan prestasi & motivasi
3. Pendekatan yang lebih baik
4. Mengembangkan alternatif lebih baik
23. 1. Konflik dalam diri individu
2. Konflik antar individu
3. Konflik antara individu dan kelompok
4. Konflik antar kelompok dalam
organisasi
5. Konflik sosial
Tingkatan Konflik :
24. Jenis Konflik dalam organisasi
Konflik dibedakanberdasarkan
dampaknya, pada organisasi
• Konflik fungsional
• Konflik disfungsional
25. Konflik Fungsional
• Konfrontasi antar kelompok yang akan
meningkatkan kinerja organisasi
• Mengarah pada kesadaran yang
meningkat tentang masalah yang perlu
diatasi
• Menimbulkan pencarian solusi-solusi
yang lebih luas dan lebih produktif
• Pada umumnya memfasilitasi
perubahan positif, adaptasi, dan inovasi
27. Konsekuensi Konflik Antarkelompok
yang Disfungsional
Perubahan dalam
Kelompok
• Peningkatan kohesivitas
kelompok
• Penekanan kesetiaan
• Meningkatnya
kepemimpinan otokratis
• Fokus pada aktivitas
Perubahan Antar
Kelompok
• Persepsi terdistorsi
• Pembentukan stereotip
negatif
• Komunikasi yang
menurun
28. Tingkat
Konflik
Kemungkinan
Dampak pada
Organisasi
Organisasi yang Memiliki
Karakter
Tingkat
Kinerja
Organisasi
Rendah
atau tidak
ada
•Adaptasi lambat terhadap Perubahan
•Sedikit Perubahan
•Stimulasi gagasan yang minim
•Apatis
•Stagnasi
RendahDisfungsionalSituasi I
Situasi II Optimal Fungsional •Gerakan Positif ke Perubahan dan
inovasi perubahan
•Mencari solusi perubahan
•Kreativitas dan adaptasi yang cepat
terhadap perubahan lingkungan
Tinggi
•Gangguan berat
•Mengganggu aktivitas
•Sulit berkoordinasi
•Kekacauan
RendahDisfungsionalTinggiSituasi
III
Hubungan antara Konflik
Antarkelompok dan Kinerja Organisasi
29. Level of conflict & Unit Performance
Level of conflict
Low High
High
Unit
Performance
A B
C
Optimal
34. 34
Hambatan Interaksi yang Efektif
1. Perbedaan tujuan berkomunikasi
2. Ketidak percayaan (Lack of trust)
3. Penarikan diri (Withdrawl) dalam
interaksi dan komunikasi
4. Ketiadaan empati
5. Stereotip (stereotypes)
6. Jarak kekuasaan
35. 35
Hambatan Interaksi juga terjadi
karena hambatan komunikasi yang
disebabkan oleh :
1. Hambatan mental/psikis
2. Hambatan fisik
3. Hambatan semantik (bahasa)
36. Membangun Interaksi Yang Efektif
1. Pahamilah diri sendiri
2. Penggunaan bahasa yang sama
3. Sediakan waktu
4. Tingkatkan kemampuan berkomunikasi
5. Manfaatkan umpan balik
6. Berempati
7. Perhatikan kultur
8. Mendengarkan aktif
37. Active Vs. Passive Listening
Mendengarkan secara pasif, menempatkan
diri kita seperti mesin perekam (recorder).
Semua kata dimasukan ke alam memori
(yang penting dan yang tidak)
Mendengarkan secara aktif menuntut kita
agar mampu menempatkan diri sebagai pihak
yang menyampaikan pesan (empati). Kita
harus berkonsentrasi dan mau memahami
sepenuhnya isi yang dikemukakan
pembicara.
38. Empat tuntutan “active listening”
Intensitas
Kemauan
memperoleh
informasi
lengkap
Menerima
Empati
Active Listening
(Rogers & Farson, 1976)
40. Pendengar yang efektif
1. Make eye contact
2. Exhibit affirmative head nods and
appropriate facial expression
3. Avoid distraction actions or gestures
4. Ask questions
5. Paraphrase
6. Avoid interrupting the speaker
7. Don’t over-talk
40
41. BAHASA TUBUH
Gerakan anggota badan yang
mengandung arti, disampaikan
oleh komunikator, seperti;
melambaikan tangan,
menganggukkan kepala,
gerakan kaki
Pendengar
yang efektif
Tingkatan Kualitas Pendengar
a. Tidak peduli
b. Pura-pura
c. Memilih
d. Atentif
e. Empati
42. Pendengar Yang
Efektif
• Mendengarkan adalah kegiatan menganalisis,
menghargai, dan memberikan pendapat terhadap
si pembicara.
• Mendengar secara efektif merupakan kegiatan aktif
dari pikiran kita, bukan kegiatan pasif
Tingkatan kualitas
pendengar
Tidak peduli
Berpura-pura Memilih
Empati
Atentif/Penuh
perhatian
45. Matriks Penyelesaian-Konflik
Mengakomodasi atau
Memperlancar
Menyelesaikan Masalah atau
Berkolaborasi
Menghindar Mendominasi
Membiarkan
kelompok lain
menang
Bekerja sama
menyelesaikan
masalah
Mengabaikan atau
menghindari kelompok lain
Berupaya untuk mendominasi
dan mengontrol
Berkompromi
Mencari solusi yang
dapat diterima semua
orang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Fokus
Eksternal
Fokus Internal
Rendah
46. Kapan Menggunakan Berbagai
Pendekatan Resolusi-Konflik
Pendekatan mendominasi – digunakan pada
hal-hal penting
• Ketika Anda yakin Anda pasti benar, dan
• Ketika keuntungan resolusi melebihi kerugian
perasaan negatif dari kelompok yang terdominasi
Pendekatan mengakomodasi – digunakan
pada perselisihan yang lebih penting bagi
kelompok lain daripada bagi kelompok Anda
47. Kapan Menggunakan Berbagai
Pendekatan Resolusi-Konflik
Pendekatan menyelesaikan-masalah –
digunkan bila kedua kelompok bersedia
meluangkan waktu dan usaha untuk mencapai
resolusi yang memaksimalkan hasil semua
orang
Pendekatan menghindar – digunakan
terutama untuk mendapatkan lebih banyak
waktu
48. Kapan Menggunakan Berbagai
Pendekatan Resolusi-Konflik
Pendekatan berkompromi – digunakan sebagai
jalan tengah
• Pendekatan jalan-tengah ketika pendekatan lain gagal
menyelesaikan masalah
51. Konflik Produktif Jika :
Fokus konflik itu adalah kepentingan, kebutuhan,
atau pencapaian (prestasi).
Menggunakan cara-cara atau pendekatan yang
terbuka (open)
Masing-masing pihak masih tetap menjaga
hubungan kemanusiaan atau masih punya
perspektif positif terhadap Lawannya
Dapat mendorong keduanya untuk memacu diri
dalam mencapai sasaran-sasaran yang diinginkan.
Dapat mendorong pihak untuk mengasah kreativita
dalam menemukan cara yang lebih baik atau hasil
yang lebih bagus
52. Konflik Destruktif
Isu utama yang kita konflikkan atau fokus konfliknya
adalah orang.
Konflik yang dikonflikan sudah merupakan bentuk
penyerangan terhadap kepribadian, gaya, atau diri
seseorang, bukan pada tingkah laku atau tindakan
yang spesifik.
Alasan konflik adalah dorongan untuk
mempertahankan egoisme-kebenaran-sendiri (posisi),
bukan kepentingan bersama atau kemanfaatan (misi).
Konflik itu sudah menghancurkan sendi-sendi
hubungan antarmanusia atau bermusuhan, baik
permusuhan lahir atau permusuhan batin.
Ketika yang kita konflikkan adalah solusi jangka
pendek atau sesaat untuk menyelesaikan problem yang
berjangka lama atau problem abadi.
53. Mengetahui Cara
Menghindari Konflik
Memahami bahwa setiap,orang itu berbeda
Tidak terlalu berharap dari orang lain
Jangan merasa paling benar
Memahami kesulitan oranglain
Tidak memandang oranglain sebagai pesaing
Bersikap fleksibel untuk kepentingan bersama
Berusaha untuk menghargai pendapat oranglain
Berusaha untuk menyamakan persepsi
Tidak mengedepankan kepentingan pribadi
Meyakinkan bahwa pendapatnya untuk
kepentingan bersama.
54. Mampu Menjernihkan Konflik Yang
Destruktif
Memahami bahwa manusia tidak selalu benar
Memahami bahwa tidak seorangpun senang
dipersalahkan
Memahami tentang tujuan bersama organisasi
Mencari alasan dibalik perilaku orang lain
Saling memahami bahwa konflik berkepanjangan akan
merugikan semua pihak
Jangan mempertahankan salah-benar tetapi cari
kesepakatan bersama.
Jangan meladeni orang marah dengan kemarahan
pula.
Cari penyelesaian masalah bukan mencari kesalahan.
55. Mampu Menciptakan Konflik Yang
Konstruktif
Upayakan untuk selalu terjadi perubahan kearah
menang-menang
Ciptakan suasana setiap orang mempunyai pendapat
yang berbeda atau ide baru
Buat ‘sharing’, sehingga mendapat banyak ide
Beri tempat untuk ide-ide yang tidak lazim
Berikan kesempatan untuk masing-masing memberikan
argumentasi atas ide dan gagasannya
Jika konflik sangat memanas segera ambil langkah
untuk menengahi
Berusahalah untuk memperjelas masing-masing
argumentasi.
Ambillah kata sepakat yang menguntungkan semua
pihak.
56. Mampu Menjadi Penengah
Dalam Konflik
Berfikir secara objektif
Tidak pilih kasih
Mampu memperjelas persoalan
Mampu mengarahkan pada tujuan dan sasaran
Mampu menyimpulkan intisari dari diskusi
Mampu mengambil keputusan yang bisa
diterima oleh semua pihak
Mampu meredam emosi pihak yang marah
Mampu mendamaikan pihak-pihak yang konflik
dengan penuh kesadaran
59. Gaya menghadapi konflik
1. Kronfontatif/agresif
I win, you lose
2. Asertif/persuasif/kolaborasi
I win, you win
3. Koperatif/konsiliasi
I lose , you lose
4. Menghindar/akomodasi
I lose, you win
60. The Dual Concerns Model
1. Contending/Competing/Dominating
By : Threats, Punishment, Intimidation
2. Yielding/Accommodating/Obliging
By : Let the other win & give what he/she wants
3. Inaction/Avoiding
By : Retreat, Silent or do nothing
4. Problem Solving/Collaborating/Integrating
By : Attaining own outcomes & his/her outcomes
5. Compromising
By : Satisfying the two parties’ interests
61. Tahapan Penyelesaian Konflik
1. Membiasakan menyelesaikan masalah yang sudah
muncul atau yang masih terpendam (problem
solving).
2. Membiasakan melihat masalah secara proporsional:
tidak membesar-besarkan, tidak mengada-ngada,
tidak meremehkan (smoothing).
3. Meminta orang yang sudah punya otoritas lebih
tinggi (Refering to higher authority) sebagai
penengah, peredam atau pemberi solusi.
4. Mengantisipasi hal-hal yang bisa menimbulkan
konflik dalam praktek hubungan kita.
5. Berkompromi (Compromise).
62. Not all conflict can be resolved, but
some can be managed more effectively
1. Identify & clarify the specific problems
2. Consider your relationship to those involved
3. Think before speak and react
4. Allow others involved to explain how they
see the problem
5. Discuss the issues, but don’t attack the
person
6. If you can not resolve it, try to manage it
63. Memecahkan Jalan Buntu
Menerima bahwa jalan buntu seringkali
merupakan bagian dari proses
Kecemasan dan ketakutan bukan hal yang
membantu
Menganalisa mengapa jalan buntu terjadi
Mengkaji ulang orang-orang yang terlibat dan
kerangka waktu
Mengupayakan langkah ke depan yang konstruktif
– menciptakan alternatif-alternatif pemecahan
konflik
64. Pendekatan dalam Manajemen
Konflik
Pendekatan dalam
Manajemen Konflik
Program Yang dijalankan
Stimulasi Konflik • Peningkatan persaingan antar individu dan kelompok
Pelibatan pihak eksternal ke dalam bagian dimana konflik
terjadi
Perubahan aturan main atau prosedur yang ada
Pengendalian Konflik • Perluasan penggunaan sumber daya organisasi
Peningkatan Kordinasi dalam organisasi
Penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan berbagai
pihak yang terlibat dalam konflik
Mempertemukan perilaku dan kebiasaan kerja dari para
pegawai
Penyelesaian
Dan
Penghilangan Konflik
• Penghindaran Konflik dengan jalan penghindaran sumber-
sumber konflik
Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk
melakukan kompromi
Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik
dalam suatu forum penyelesaian konflik.