2. REFERENSI
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
519/MENKES/SK/VI/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PASAR SEHAT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
424/MENKES/SK/IV/2007 TENTANG PEDOMAN UPAYA KESEHATAN
PELABUHAN DALAM RANGKA KARANTINA KESEHATAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
432/MENKES/SK/IV/2007 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI RS.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA
DAN BANGUNAN UMUM
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE
SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:
1204/MENKES/SK/X/2004 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 14
TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM
ADIPURA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
3. PENGERTIAN
Sanitasi berasal dari bahasa latin sanus yang
berarti sound and healthy atau bersih secara
menyeluruh.
Sanitasi memiliki arti yaitu suatu perilaku
pembudidayaan hidup bersih yang disengaja
agar manusia tidak bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan lain yang
berbahaya untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia
4. PENGERTIAN NEXT
Fasilitas sanitasi merupakan suatu bangunan
atau sarana fisik yang berfungsi untuk
memelihara kualitas fisik lingkungan dan
mengendalikan bahaya fisik yang dapat
menganggu atau bahkan merugikan kesehatan
manusia dan lingkungan
Tempat umum merupakan suatu tempat yang
biasa digunakan banyak orang untuk berkumpul
dan melakukan berbagai kegiatan baik secara
sementara insidentil atau terus-menerus, baik
untuk tujuan ekonomi seperti membayar,
maupun tidak
5. PENGERTIAN NEXT
Sarana tempat umum adalah sumber daya
pendukung, yang terdiri dari segala bentuk jenis
bangunan atau tanpa bangunan beserta dengan
perlengkapannya dan memenuhi persyaratan untuk
mencegah kerugian yang dapat ditimbulkan oleh
kegiatan tempat-tempat umum yang erat
hubungannya dengan kesehatan, seperti timbulnya
atau menularnya suatu penyakit.
Penyehatan sarana dan bangunan umum adalah
upaya kesehatan lingkungan dalam pengendalian
factor risiko penyakit pada sarana dan bangunan
umum.
Faktor risiko penyakit adalah hal-hal yang memiliki
potensi terhadap timbulnya penyakit.
6. SASARAN KESLING TTU
Lingkungan Pemukiman antara lain perumahan,
asrama, pondok pesantren, condominium /
apartemen, rumah susun dan sejenisnya.
Tempat umum antara lain hotel, penginapan,
pasar, bioskop, tempat rekreasi, kolam renang,
terminal, Bandar udara, pelabuhan laut, pusat
perbelanjaan dan usaha-usaha yang sejenis.
Lingkungan kerja antara lain kawasan
perkantoran, kawasan industri,atau yang
sejenisnya.
7. SASARAN KESLING TTU NEXT
Angkutan umum antara lain bus umum, pesawat
udara komersial, kapal penumpang, kapal ferry
penumpang, kereta api dan sejenis.
Lingkungan lainnya antara lain tempat
pengungsian, daerah transmigrasi, lembaga
permasyarakatan, sekolah dan sejenis.
Sarana Pelayanan Umum antara lain samsat,
bank, kantor pos dan tempat ibadah yang
sejenis.
Sarana Kesehatan antara lain rumah sakit,
puskesmas, laboratorium, pabrik obat, apotik
dan yang sejenis.
8. UPAYA KESLING TTU
1. Perencanaan
1) Membuat program kegiatan upaya penyehatan sarana dan
bangunan umum.
2) Mengumpulkan data, menetapkan prioritas dan implementasi
/pelaksanaan program serta melakukan evaluasi.
2. Pengawasan kualitas
Pengawasan kualitas yang dilakukan, meliputi :
1) Inspeksi sanitasi berkala minimal 2 x/tahun.
2) Pengambilan sample dan pemeriksaan sample
3) Analisa data dan rumusan pemecahan masalah, serta memberi
rekomendasi untuk tindak lanjut.
3. Investigasi
Invstigasi dilakukan bila ditemukan adanya adanya Kejadian Luar
Biasa dan atau keluhan dari masyarakat.
4. Tindak lanjut
Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan
investigasi melalui penyuluhan, pelatihan, perbaikan dan
pemeliharaan.
9. MONITORING KESLING TTU
FASILITAS PENUNJANG YANG DIPERLUKAN :
1. FORMULIR PENGAMATAN
2. Peralatan pengukuran kualitas lingkungan antara lain :
a. Pengukur pencahayaan (Lightmeter)
b. Pengukur kelembaban (Hygrometer)
c. Pengukur mikroba dalam ruangan (Microbiological Test
Kit)
d. Pengukur kebisingan (Integrating Sound Level Meter)
e. Pengukur kualitas air
f. Pengukur kualitas udara (Air Polution Test Kit)
g. Sanitarian Kit
h. Vektor Kit
i. Peralatan lain yang dipergunakan untuk mengukur
kualitas lingkungan pada penyehatan sarana dan
bangunan umum.
10. CONTOH KESLING TTU : RUMAH
SAKIT
Langkah I : Membuat Rumusan Masalah :
Bagaimana keadaan lingkungan bangunan dan halaman Rumah
Sakit ?
Bagaimanakah kondisi kamar rawat inap Rumah Sakit ?
Apakah toilet dan kamar mandi di Rumah Sakit sudah memenuhi
syarat?
Bagaimana kondisi instalasi dapur di Rumah Sakit ?
Bagaimana keadaan instalasi limbah di Rumah Sakit ?
Bagaimana keadaan instalasi tempat pencucian linen atau laundry di
Rumah Sakit ?
Bagaimana kondisi kantin di Rumah Sakit ?
Bagaimana keadaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Rumah Sakit ?
Bagaimana keadaan tempat pembuangan sampah sementara di
Rumah Sakit ?
Bagaimana kondisi alat pemadam kebakaran di Rumah Sakit ?
Bagaimana hasil penilaian kondisi Rumah Sakit Islam secara
keseluruhan?
11. CONTOH KESLING TTU : RUMAH
SAKIT NEXT
LANGKAH 2 :
MEMPERSIAPKAN STANDAR KEPMENKES
TENTANG PERSYARATAN KESLING RS :
1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR: 1204/MENKES/SK/X/2004
TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
2. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR : 432/MENKES/SK/IV/2007
TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI RS.
3. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
HIDUP NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
12. CONTOH KESLING TTU : RUMAH
SAKIT NEXT
LANGKAH 3 :
MEMPERSIAPKAN FASILITAS PENUNJANG :
1. FORMULIR PENGAMATAN
2. LEMBAR WAWANCARA
3. ALAT-ALAT PENGAMATAN DI LAPANGAN
(CTH : KAMERA, PENGUKUR VEKTOR,
SOUND LEVEL METER, LIGHT METER DLL)
13. CONTOH KESLING TTU : RUMAH
SAKIT NEXT
LANGKAH 4 :
MELAKUKAN OBSERVASI DAN WAWANCARA :
Melakukan observasi secara bersama-sama
seluruh anggota tim, sehingga penilaian
terhadap suatu titik pantau didasarkan atas
persepsi yang sama seluruh anggota tim.
Pengambilan foto dibeberapa titik pantau.
Pengukuran dengan alat-alat pengukuran
lingkungan
14. CONTOH KESLING TTU : RUMAH
SAKIT NEXT
LANGKAH 5 :
MELAKUKAN DISKUSI HASIL PENGAMATAN
1. Penghitungan hasil penilaian lembar instrument
A. NILAI = BOBOT X SKOR
B. Persentase nilai sanitasi RS hasil observasi
skor per variabel x 100 % (bobot x 100)
C. Persentase total = Total persentase skor per variabel
10
2. Menarik kesimpulan berdasarkan criteria sebagai berikut :
Penilaian lembar observasi dilakukan dengan menjumlahkan semua nilai yang sudah
diberikan pada masing-masing variabel yang dinilai kemudian di bagi dengan total
nilai maksimum dan di kalikan 100%.
Kriteria :
≤ 30 % = SANITASI BURUK
31%– 60 % = SANITASI CUKUP BAIK
>60 % = SANITASI BAIK
15. CONTOH KESLING TTU : RUMAH
SAKIT NEXT
LANGKAH 6 :
MEMBERIKAN KESIMPULAN HASIL
OBSERVASI & MEMBERIKAN SARAN TINDAK
LANJUT KEPADA PENGELOLA TTU
CONTOH PENGAMATAN KESLING TTU RS.docx