Dokumen tersebut membahas tentang garis imajiner dalam perspektif satu muka yang memisahkan bidang depan dan belakang, serta aturan 180 derajat yang menjadi acuan posisi kamera agar tetap konsisten dengan arah kanan kiri tokoh dalam adegan untuk menjaga kesinambungan naratif, meski terkadang dapat dilanggar asalkan tidak mengganggu alur cerita.
2. Harus ada kesadaran bahwa ruang Visual kita berada
berhadapan dengan penonton, dan penonton tidak
mungkin dipaksa untuk berseberangan dengan ruang
visual kita. Seterusnya juga difahami bahwa ruang visual
berada pada satu muka, sehingga Ruang perspektif di
dalam ruang visual dalam satu arah pandangan.
3. Ini mengakibatkan bahwa ketika kita akan memecah gagasan
visual bagaimanapun harus disadari terdapat bidang perspektif
satu muka sehingga seolah ada garis yang memisahkan bidang
muka dan bidang belakang,.Hal ini penting di fahami sebagai
dasar fungsi perspektif satu muka menjadi acuan
kesinambungan. Inilah yang disebut garis Imajiner.
4. Sudut 180 derajat atau garis lurus menjadi acuan bidang muka,
dimana frame berada di depan penonton.
5. ATURAN 180°
Blocking / pergerakkan kamera tidak boleh
Melewati area aksi dari obyek.apabila kamera
Melanggar aturan ini shot yang terjadi tidak
Berkesinambungan.
7. - Menjaga kesinambungan
- matching action, look,position,movement
arah kanan dan kiri tokoh dalam adegan (aksi,
pandangan karakter, posisi, pergerakan )
8. BOLEH DILAKUKAN ASAL TIDAK MENGGANGU
KONTINUITAS NARATIF, DENGAN CARA :
- KAMERA BERGERAK
- OBYEK BERGERAK
- CUT AWAY