1. Higher-Order Thinking Skills
(HOTS)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Pengembangan butir soal
5. 1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
13. Terkait dengan dunia kerja.
14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
PRINSIP KHUSUS PENILAIAN AUTENTIK
77
8. 8
Matematika Membaca
Source: Rodrigo, World Bank, Extracted from OECD. Pisa 2012 Results in Focus: What Students Know and What They Can Do
With What They Know.
75% siswa di bawah kompetensi minimum 56% siswa di bawah kompetensi minimum
Hasil PISA 2012: mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi
dasar (membaca, matematika, sains)
Anak-anak kita tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tak dilatih kecakapan hidup abad 21,
misalnya: untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan,
memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada
situasi yang masih asing
10. o Transfer satu konsep ke konsep
lainnya
o Memproses dan menerapkan
informasi
o Mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda-beda
o Menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah
o Menelaah ide dan informasi secara
kritis
Apakah Higher-Order Thinking?
11. Apakah Higher-Order Thinking?
• Higher-order thinking termasuk menunjukkan
pemahaman akan informasi dan bernalar bukan
sekedar mengingat kembali/recall informasi.
• Higher order thinking tidak berarti soal yang lebih sulit
daripada soal recall.
• Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh
para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut
berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan
ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah
kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan
mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar
pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan
berpikir kritis.
14. KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
o BERPIKIR KRITIS
o BERPIKIR KREATIF
o PEMECAHAN MASALAH
o PEMBUATAN
KEPUTUSAN
HOT
15. KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Berfikir Kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya
mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi.
Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan
mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.
Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan
dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam
sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis.
Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Berfikir Kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan
berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di
antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan
efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik
kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.
17. Proses Kognitif Bloom
(Anderson & Krathwohl, 2001)
Proses Kognitif Definisi
Ingatan Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka-panjang
Pemahaman Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi
lisan, tertulis, dan gambar
Aplikasi Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak
biasa
Analisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan
bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke
struktur atau tujuan keseluruhan
Evaluasi Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
Kreasi Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk
keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali
unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru
19. Menganalisis
Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi
yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan
keterhubungan antara satu kelompok/informasi atau menguraikan suatu materi
menjadi komponen-komponen yang lebih jelas.
Contoh
Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan persamaan dan perbedaan
ciri- cirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut, menentukan apakah satu
kelompok sejajar/lebih tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan mana yang
lebih dulu dan mana yang belakangan muncul, menentukan mana yang
memberikan pengaruh dan mana yang menerima pengaruh, menemukan
keterkaitan antara fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi antara apa
yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian berikutnya, menemukan pikiran
pokok penulis/pembicara/ nara sumber, menemukan kesamaan dalam alur
berpikir antara satu karya dengan karya lainnya, dan sebagainya
Higher-Order Thinking Skills
20. Mengevaluasi
Kemampuan menilai suatu benda atau informasi
berdasarkan suatu kriteria(menilai suatu ide, kreasi, cara,
atau metode).
Contoh
Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan
berguna, apakah suatu informasi/benda menarik/
menyenangkan bagi dirinya, adakah penyimpangan dari
kriteria suatu pekerjaan/keputusan/peraturan, memberikan
pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih
berdasarkan kriteria, menilai benar/salah/bagus/jelek dan
sebagainya suatu hasil kerja berdasarkan kriteria.
Higher-Order Thinking Skills
21. Mencipta
Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada
sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan
berbeda dari komponen yang digunakan untuk
membentuknya
Contoh
Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari berbagai
sumber yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan
yang tersedia, mengembangkan fungsi baru dari suatu
benda, mengembangkan berbagai bentuk kreativitas
lainnya.
Higher-Order Thinking Skills
22. Cotton, K (1991), berpikir kreatif memiliki
karakteristik sebagai berikut: fluency
(membangun banyak ide), flexibility (dapat
merubah-ubah pandangan dengan mudah),
originality (menghasilkan sesuatu yang
baru), dan elaboration (membangun ide-ide
berdasarkan ide-ide yang lain)
Robert W. Bailey (1989), pemecahan
masalah merupakan suatu kegiatan yang
kompleks dan tingkat tinggi dari proses
mental seseorang yang mengombinasikan
gagasan cemerlang untuk membentuk
kombinasi gagasan yang baru berdasarkan
penalara.
Edward Glaser (1941:5) mengembangkan
gagasan Dewey dan mendefinisikan berpikir
kritis sebagai: (1) suatu sikap yang mau
berpikir secara mendalam tentang masalah-
masalah dan hal-hal yang berada dalam
jangkauan pengalaman seseorang; (2)
pengetahuan tentang metode-metode
pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan
(3) semacam suatu keterampilan untuk
menerapkan metode-metode tersebut.
Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk
memeriksa setiap keyakinan atau
pengetahuan asumtif berdasarkan bukti
pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan
lanjutan yang diakibatkannya.
Horold dan Cyril O’Donnell, pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif
mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat
dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.
Higher-Order Thinking Skillss
23. • Menilai atau mengukur bukan sekadar untuk menghafal sejumlah informasi,
namun lebih kepada bagaimana memproses sejumlah informasi untuk mendapatkan
solusi dari permasalahan yang diajukkan
• Menilai atau mengukur keterampilan yang lebih kompleks seperti berpikir kritis
dan merangsang siswa untuk mengintrepretasikan, menganalisa atau bahkan
mampu memanipulasi informasi sebelumnya sehingga tidak monoton.
• Higher-order thinking menunjukkan pemahaman terhadap informasi dan
bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi.
• Kita tidak menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk
menyediakan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan siswa
menunjukkan pemahaman terhadap gagasan dan informasi dan/atau
memanipulasi atau menggunakan informasi tersebut.
• Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan berfikir
kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif:
– Adakah Cara lain? (What’s another way?),
– Bagaimana jika…? (What if …?),
– Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan
– Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?) (Krulik & Rudnick, 1999).
Higher-Order Thinking Skillss
24. Bagaimana Butir Soal yang dapat
menuntut HOTS...?
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut
berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal
selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus)
berbentuk sumber/bahan bacaan seperti:
teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan
novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar,
grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol,
contoh, peta, film, atau suara yang direkam
dianalisis, dievaluasi, dan dikreasikan
25. Teknik Penulisan Butir HOTS
Perhatikan cakupan materi yang diharuskan untuk level
pendidikan
Perhatikan beberapa kompetensi yang diharapkan pada tiap
level pendidikan yang kemudian diturunkan menjadi
beberapa indikator dan tujuan dari pembelajaran
berdasarkan anjuran yang tertuang pada kurikulum
Penggunaan pengetahuan dasar untuk suatu cakupan materi
sangat mungkin berbeda sesuai dengan level pendidikan
Menggunakan pengetahuan atau kemampuan dasar nya
untuk menyesaikan permasalahan yang ada
Dalam taksonomi Bloom tingkatan yang paling rendah dapat
menjadi pengetahuan dasar untuk menjawab pertanyaan ke
tingkatan selanjutnya
26. Dianjurkan untuk menyediakan berbagai macam data
(pernyataan, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang
dilakukan, laporan, bahan bacaan, hasil observasi, dll)
sebagai stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS
Berbagai macam data yang disediakan seharusnya
memberikan informasi kepada siswa merujuk kepada
pengetahuan atau kemampuan dasar sehingga dapat
diolah lebih lanjut
Data yang diajukkan sebagai stimulus kepada siswa
sedapat mungkin dibuat dengan situasi yang “autentik”
atau nyata
Menulis soal tertulis HOTS dapat berupa soal
Teknik Penulisan Butir HOTS
27. Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C1, C2
Mengingat (C1): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori
jangka panjang.
Larutan Asam adalah jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+
.
Pernyataan ini diungkapkan oleh…
A.Arrhenius C. Lewis
B.Bronsted-lowry D. Dalton
Memahami (C2): mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang
baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa
Apakah yang terjadi menurut Arrhenius jika suatu asam dilarutkan dalam air...
A.mengikat H+
C. terurai sempurna mengasilkan ion H+
B.menghasilkan ion H+ D. terjadi reaksi dengan air
28. Aplikasi (C3): melibatkan penggunaan prosedur-prosedur
tertentu untuk menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas
Jika konsentrasi suatu larutan H2SO4 0,1M maka konsentrasi ion H+
adalah....
A.dua kali konsentrasi H2SO4
B.setengah kali konsentrasi H2SO4
C.sama dengan Konsentrasi H2SO4
D.tergantung jumlah H2SO4 yang ada
Berapakah pH larutan HCl dengan konsentrasi 0,01 M
•1 C. 13
•2 D. 12
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C3
29. Analisis (C4): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke
unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan
antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya
Jika Larutan HCl dan H2SO4 mempunyai konsentarsi yang sama
maka perbandingan konsentrasi H+
pada kedua larutan tersebut
adalah...
A.sama besar
B.konsentrasi H+
pada HCl lebih besar daripada konsentrasi H+
pada H2SO4
C.konsentrasi H+
pada H2SO4 lebih besar daripada konsentrasi H+
pada HCl
D.konsentrasi H+
pada HCl ½ kali lebih besar daripada
konsentrasi H+
pada H2SO4
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C4
30. Evaluasi (C5): membuat suatu pertimbangan atau keputusan
berdasarkan kriteria dan standar yang ada
4 orang siswa ingin mereaksikan logam Mg dengan 2 buah asam, yaitu
HCl dan H2SO4. Reaksi yang dilakukan haruslah menghasilkan jumlah
gas H2 yang sama. Berikut hal yang dilakukan ke-4 siswa tersebut:
Siswa A: mereaksikan sejumlah Mg dengan sejumlah H2SO4 dan HCl yang sama
Siswa B: mereaksikan sejumlah Mg dengan sejumlah H2SO4 2 kali dari HCl
Siswa C: mereaksikan sejumlah Mg dengan sejumlah HCl 2 kali dari H2SO4
Siswa D: mereaksikan sejumlah 2 kali Mg dengan dengan sejumlah H2SO4 dan HCl
yang sama
Dari percobaan yang dilakukkan oleh ke-4 siswa tersebut, siswa
manakah benar melakukannya...
•Siswa A C. Siswa C
•Siswa B D. Siswa D
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C5
31. Kreasi (C6) memadukan bagian-bagian untuk membuat
sesuatu yang baru dan saling berhubungan yang masuk akal
atau dapat juga untuk menghasilkan suatu produk yang orisinil
Jika anda akan membuat suatu larutan HCl dan H2SO4 dengan pH
yang sama besar maka yang akan anda lakukan adalah......
A.Mengencerkan kedua larutan itu hingga mendapatkan pH yang
sama dengan menggunakan pengukuran indikator universal
B.Membuat Konsentrasi larutan HCl menjadi 2 kali larutan H2SO4
C.Menuliskan reaksi keduanya dan memeriksa jumlah H+
yang
terlibat dari kedua reaksi tersebut
D.Membandingkan langsung antara Konsentrasi HCl dan H2SO4
karena keduanya akan mempunyai konsentarsi H+
yang sama
Contoh Soal Ranah Kognitif Bloom C6
32. Bersifat divergen, memungkinkan munculnya
beberapa alternatif respons atau jawaban
Tidak hanya mengukur kompetensi pengetahuan,
tetapi juga keterampilan proses, dan sikap
Stem soal menggunakan stimulus berupa konteks
kehidupan nyata atau fenomena yang dekat
dengan kehidupan siswa
Tidak hanya mengukur pengetahuan tentang
IPA, tetapi juga mengukur sikap dan bagaimana
menggunakan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan nyata
Tidak cukup hanya berbentuk pilihan ganda
33. Asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari;
Ruang lingkup stimulus/konteks: personal, sosial,
dan global, seperti:
kesehatan
Pendidikan
Pekerjaan
sumbar daya alam
lingkungan hidup
bencana alam
pemanfaatan sains dan teknologi
34. Karakteristik asesmen kontekstual (REACT):
1.Relating: terkait langsung dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
2.Experiencing: ditekankan kepada penggalian (eksplorasi),
penemuan (discovery), dan penciptaan (invention).
3.Applying: menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
4.Communication: menuntut kemampuan peserta didik untuk
mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada
kesimpulan konteks masalah.
5.Transfering: menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke
dalam situasi atau konteks baru.
35. Ciri-ciri asesmen kontekstual:
Siswa mengkonstruksi responnya sendiri, bukan
sekadar memilih jawaban yang tersedia.
Tugas-tugas merupakan tantangan yang
dihadapkan dalam dunia nyata.
Tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu
yang benar, tetapi memungkinkan banyak
jawaban benar atau semua jawaban benar.
36. Asesmen Tradisional Asesmen Kontekstual
Peserta didik cenderung memilih
respons yang diberikan.
Peserta didik mengekspresikan
respons
Konteks dunia kelas (buatan) Konteks dunia nyata (realistis)
Umumnya mengukur aspek
ingatan (recalling)
Mengukur performansi tugas
(berpikir tingkat tinggi)
Terpisah dengan pembelajaran Terintegrasi dengan pembelajaran
Pembuktian tidak langsung,
cenderung teoretis.
Pembuktian langsung melalui
penerapan pengetahuan dan
keterampilan dengan konteks
nyata.
Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual
37. PISA: studi internasional tentang penilaian prestasi
literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik
berusia 15 tahun.
Dikoordinasikan oleh OECD (Organisation for
Economic Cooperation and Development),
berkedudukan di Paris, Prancis.
Konsorsium internasional: Educational Testing Service
(ETS), the Australian Council for Educational Research
(ACER), the Netherlands National Institute for
Educational Measurement (Citogroep), the National
Institute for Educational Policy Research in Japan
(NIER), dan WESTAT United States.
38. Definisi
Literasi Membaca: kemampuan seseorang
untuk memahami, menggunakan, merefleksi
serta terlibat pada wacana teks dalam rangka
mencapai tujuan membaca, mengembangkan
pengetahuan dan potensi diri serta
berpartisipasi dalam masyarakat.
41. Tabel berikut menyajikan waktu lari dalam menit dan detik untuk
pemenang medali Emas pada Olimpiade tahun 2008 dalam lomba
lari 100 m, 200 m, 400 m dan 800 m.
Lomba Pria Wanita
100 m 9,69 10,78
200 m 19,30 21,74
400 m 43,75 49,62
800 m 1:44,65 ?
Manakah berikut ini yang paling mungkin merupakan waktu lari
bagi pemenang medali emas untuk lomba lari wanita 800 m?
A.1:00,18
B.1:20,43
C.1:48,02
D.1:54,87
Contoh Soal Matematika
43. Pengujian sifat larutan asam atau basa dapat digunakan bahan alam sekitar sebagai
pengganti kertas lakmus. Berikut ini Beberapa kelompok siswa akan menguji sifat asam
dan basa suatu larutan dengan menggunakan berbagai bahan yang ada dirumahnya.
Mereka terlebih dahulu membuat beberapa indikator alam untuk mengujinya. Data
yang diperoleh dari berbagai tanaman tertera pada tabel.
Bahan indikator mana seharusnya dipilih mereka untuk menguji bahan-bahan lain
yang mempunyai sifat asam basa yang belum diketahui?
A. Tomat dan daun pandan
B. Kembang sepatu dan tomat
C. Kol ungu dan kembang sepatu
D. Daun pandan dan kembang sepatu
Contoh Soal Kimia
44. Empat orang siswa yang bernama Juli, Poppy, Parmin dan Anang menyelidiki apakah
tanaman membutuhkan cahaya untuk bertahan hidup. Mereka masing-masing menanam
tanaman yang sama dalam kondisi yang berbeda seperti yang tertera pada gambar berikut
Dari ke-empat siswa tersebut, siapakah melakukan percobaan dengan menggunakan
variabel kontrol yang tepat...
A.Anang C. Poppy
B.Parmin D. Juli
1) Ditulis oleh Poppy,P4TK IPA
Contoh Soal Biologi1
46. Sempurna
Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan selalu memujamu
Di setiap langkahku
ku kan selalu merindukan dirimu
Tapi satu bayangkan hidup tanpa cintamu
Janganlah kau tinggal diriku
Ku tak akan mampu semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Engkau di diriku, oh sayangku
Engkau begitu sempurna
Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa
Mengkreasi :
Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang
kamu kirimi surat!
Mengevaluasi :
Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu
lakukan kepada seseorang yang kamu
kirimi surat?
Menganalisis :
Bandingkan perasaanmu antara kepada
temanmu dengan kepada seseorang
yang kamu kirimi surat!
Contoh Soal Bhs Indonesia
47. Kancil and Crocodile
Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies.
One of them was Crocodile. Crocodile lived in a river in
the forest.
Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day,
and he wanted to have a bath. Kancil bathed and
splashed about in the water.
Crocodile saw Kancil. "A nice meal," he thought. Then, he
crawled behind Kancil and grabbed him. He caught one
of Kancil's legs.
Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig
floating near him. He picked it up and said, "You stupid
fool! So you think you've got me. You're biting a twig -
not my leg. Here, this is my leg."
And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could
not see well. He was a very stupid creature, too. He
believed the cunning mousedeer. He freed the
mousedeer's leg and snapped upon the twig. Kancil ran
out of the water immediately.
"Ha! Ha!" he laughed. "I tricked you!".
Mengkreasi :
Compose a letter of apology
from Kancil to Crocodile.
Mengevaluasi :
Do you think Kancil has
done the right thing?
Why?
Menganalisis :
In what ways are Kancil and
Crocodile different?
Contoh Soal Bhs Inggris