Dokumen tersebut membahas tentang bisnis ritel yang merupakan Business to Consumer (B2C) dimana barang atau jasa dijual kepada konsumen akhir. Dibahas strategi pemasaran B2C meliputi pengidentifikasian target pasar, analisis alasan mereka membeli, serta desain tampilan yang menarik perhatian konsumen. Ritel berfokus pada kebutuhan konsumen dan memaksimalkan nilai transaksi dengan memperhatikan harga, kualitas, merek dan layanan
4. Entrepreneur Way #214
ENTREPRENEURWAY itel adalah sebuah bisnis B2C
(Business to Consumer), dimana
bisnis ini dapat berkembang dengan
pesat tergantung bagaimana strategi
promosi dan penjualan yang dilakukan.
Ritel memiliki berbagai macam klasifikasi
yaitu seperti wholesales, consumer goods, telecom, dan
lain sebagainya. Banyak orang telah mencoba menjalankan
bisnis ritel, namun bukan berarti menjalankan bisnis ini
akan berlangsung lancar tanpa kendala. Sebuah usaha
tentu memiliki resiko usaha, dan bisnis ritel juga tidak dapat
terhindar dari resiko tersebut. Ritel ini berbeda dengan
bisnis pada umumnya karena berorientasi pada product-
driven. Penjualan ritel menitikberatkan pada kebutuhan-
kebutuhan pokok konsumen. Kebutuhan-kebutuhan ini akan
terus dicari oleh konsumen, maka dari itu bisnis ritel tetap
akan dicari dan diminati oleh mayoritas konsumen.
Pada edisi ke-21 Agustus 2016, e-magz Entrepreneur
Way menampilkan tema mengenai Ritel yang menjabarkan
mengenai bisnis B2C, strategi bagaimana mengubah
penampilan layout toko supaya konsumen akhirnya
membeli barang yang bahkan tidak mereka perlukan,
serta memahami berbagai perilaku konsumen sebelum
memutuskan untuk membeli barang. Ternyata, perilaku
konsumen ini memiliki sebuah pola khusu yang dapat
dipelajari. Tidak hanya itu, masih terdapat ulasan mengenai
tips tentang hal-hal penting yang terdapat dalam bisnis ritel.
Redaksi berharap Majalah Entrepreneur Way, mampu
memberi manfaat dan menginspirasi para pembaca, baik
pemula maupun pelaku bisnis.
Salam Entrepreneur !
Reny Pebriasari
Editor-in-Chief
EDITOR’s NOTE
R
5. Entrepreneur Way #21 5
Executive Editor
Eric Pramono
Art & Desain Editor
Rachmat Wijanarko
Photography
Samuel Leksono
• Redaksi menerima kritik, saran, dan komentar dari pembaca. Silahkan kirim via
e-mail ke
reny.pebriasari@ciputra.ac.id
• Anda dapat berkontribusi melalui tulisan, artikel dan opini yang dapat dikirimkan
melalui email reny.pebriasari@ciputra.ac.id
• Untuk pemasangan iklan dapat menghubungi kami melalui email :
• reny.pebriasari@ciputra.ac.id
• Dilarang mengutip, memproduksi sebagian atau keseluruhan isi majalah ini dalam
segala bentuk tanpa izin tertulis dari redaksi.
HOW TO REACH US
Design Cover
Rachmat Wijanarko
Contributing Writers
Dyah Arum Narwastu,
Layout
Rachmat Wijanarko
Editor-in-Chief
Reny Pebriasari
6. Entrepreneur Way #216
21 ENTREPRENEUR ALERTNESS :
BisAKAH Bisnis Ritel Berinovasi?
24 TIPS :
3 HAL Paling Penting Dalam Bisnis Ritel
MAIN TOPIC :
Business to Consumer
MAIN TOPIC :
Strategi Mengubah Layout Toko
MAIN TOPIC :
Perilaku Konsumen
TABLE OF CONTENTS
TABLEofcontents
08
14
18
Entrepreneur Way #216
8. Entrepreneur Way #218
main topic
itel merupakan cakupan bisnis yang cukup luas. Dalam dunia
marketing, ritel merupakan B2C atau Business to Consumer.
Tidak mengherankan apabila bisnis ritel sangat menjamur di
masyarakat. Siapa saja bisa menjalankan bisnis ritel karena
macamnya yang sangat heterogen. Sebelum memilih bisnis
ritel yang ingin dijalankan, akan lebih baik apabila Anda lebih
memahami tentang ritel terlebih dahulu. Ritel adalah segala
jenis bentuk penjualan barang dan jasa dari penjual kepada pembeli terakhir yang
akan menggunakannya untuk keperluan pribadi, dan bukan untuk keperluan bisnis.
Retail dapat pula diartikan sebagai sebuah eceran (retailing) yang dapat terjadi
tidak hanya di toko melainkan juga dapat dilakukan melalui pengantaran (delivery
services). Hal ini membuktikan bahwa dalam ritel, pelayanan dan jasa / service juga
tidak kalah penting.
R
Business to Consumer
(B2C)
9. Entrepreneur Way #21 9
main topic
Marketing dalam ritel mengenal
Segmenting, Targeting, dan Positioning,
yang tentunya telah diketahui dengan
sangat baik di dunia marketing oleh
para pelaku bisnis. Selain itu, dalam
strategi marketing ritel tentu juga
meliputi product, price, place, dan
promotion yang harus diperhatikan dan
direncanakan dengan matang. Sangat
penting untuk memahami bahwa ritel
merupakan B2C, dimana konsumen
tersebut akan menggunakan produk
barang / jasa yang dibelinya untuk
keperluan konsumsi pribadi maupun
kelompok tanpa tujuan bisnis lainnya.
Misalnya Anda seorang konsumen
membeli makanan
untuk dia konsumsi
pribadi, dan bukan
untuk dijual kembali
kepada orang
lain. Maka dari itu
cakupan ritel memang
snagat luas, semua
pelaku bisnis yang
menjual produk
barang dan jasa
kepada konsumen
termasuk kedalam ritel. Ritel memiliki
perbedaan dengan wholesales (ritel
besar), dimana wholeshales ini bertujuan
untuk transaksi menjual barang dalam
kuantitas yang sangat besar kepada
distributor-distributor kecil dibawahnya.
Orang biasa menyebutnya sebagai
pedagang partai besar atau grosir. Yang
termasuk kedalam wholeshales misalnya
saja adalah IKEA, LotteMart, dan lain
sebagainya.
Agar mendapat benefit yang
besar dalam bisnis ritel, tentu seorang
pelaku bisnis harus memperhatikan dan
menyesuaikan barang dagangannya
dengan pedoman strategi marketing.
Contohnya yaitu menjual barang / jasa
dengan kualitas yang diharapkan,
dengan harga yang tepat, ditempat yang
tepat, waktu yang tepat, serta dengan
promosi yang tepat pula. Maka dari
itu, sebelum menjalankan bisnis ritel,
tentunya perlu dilakukan sebuah analisis
pasar dengan cara survey, sehingga
akan mendapatkan pangsa pasar yang
tepat. Anda akan dapat mengetahui
barang-barang yang sedang dibutuhkan
oleh para konsumen,
sehingga Anda dapat
menjual barang /
jasa dengan tepat
sasaran. Pengetahuan
tentang karakteristik
target pasar memang
sangat menentukan,
bagaimana tidak
apabila Anda tidak
mengetahui tentang
komponen penting
tersebut, maka Anda tidak akan dapat
menjual barang yang tepat kepada
konsumen yang tepat, dengan waktu,
harga, dan promosi yang tepat pula.
Bisnis ritel tidak hanya dapat
berkembang melalui penjualan langsung
dengan cara offline. Seperti yang kita
ketahui bahwa bisnis e-commerce
saat ini juga telah berkembang dengan
sangat pesat. Penjualan ritel melalui
online saat ini memang paling diminati
“ “Langkah pertama untuk
mengembangkan strategi
B2C yaitu mengidentifikasi
target konsumen, kemudian
menganalisa alasan
mengapa mereka harus
melihat promosi serta harus
membeli produk yang Anda
tawarkan.
10. Entrepreneur Way #2110
main topic
oleh konsumen. Pilihan praktis, mudah,
dan dengan cara bertransaksi yang
mudah pula merupakan godaan besar
bagi konsumen. Bahkan barang yang
dipesan juga bisa diantar hingga sampai
di depan rumah. Jenis pelayanan
yang memudahkan ini akan membuat
konsumen tidak bisa mengatakan
tidak terhadap produk-produk yang
ditawarkan. Strategi marketing yang
dilakukan pun sudah cukup tepat apalagi
dengan beragam pilihan promo yang
ditawarkan.
Langkah pertama untuk
mengembangkan strategi marketing
B2C yaitu mengidentifikasi siapa target
konsumen, kemudian menganalisa
alasan mengapa mereka harus melihat
promosi yang Anda lakukan serta
mengapa mereka harus membeli
produk yang Anda tawarkan. Darisitulah
Anda dapat mengevaluasi serta
memperbaiki kekurangan strategi
marketing yang Anda jalankan. Tujuan
utama dari marketing B2C adalah untuk
mengubah calon pembeli menjadi
pembeli yang dapat segera membeli
produk, bahkan menjadi pelanggan
tetap. Dalam marketing B2C, penting
untuk menjalankan program-program
promo dan mendesain display tampilan
utama baik offline maupun online
menjadi semenarik mungkin. Misalnya
saja memberikan voucher-voucher
diskon atas beberapa produk yang
hanya berjalan selama beberapa jam
atau hari, memberikan benefit dan
tambahan khusus kepada pemegang
kartu member, dan lain sebagainya.
Hal ini tidak lain dilakukan agar menarik
perhatian pembeli. Konsumen yang
mengetahui terdapat sebuah diskon
yang hanya berlangsung selama
beberapa hari, maka akan dengan cepat
mendatangi toko atau membuka website
tersebut untuk kemudian membeli
barang-barang yang sedang promo.
Strategi ini akan mengurangi perilaku
konsumen sebelum membeli barang
yang selalu memikirkan terlebih dahulu
dengan rentang waktu yang relatif
lama. Selain itu, secara online, seorang
11. Entrepreneur Way #21 11
konsumen tentu akan tertarik dengan tampilan sebuah e-commerce
dengan transaksi yang lengkap, mudah, cepat, dan terpercaya. Mereka
dengan segera akan beralih kepada check out atau pembelian dari
keranjang belanja jika produk yang diinginkan telah sesuai. Pemegang
kartu member pun akan mendapat diskon-diskon khusus tertentu
untuk berbagai jenis produk yang sedang dipromosikan. Tujuan lain
dari memiliki kartu member tidak lain adalah agar konsumen tersebut
menjadi pelanggan tetap.
Bisnis yang dijual dalam bisnis ritel B2C diantaranya adalah sebagai
berikut :
• Product-driven. Jika teknik marketing yang ideal adalah Market-
driven, yaitu memikirkan target pasar, hal apa yang paling diinginkan
pasar baru kemudian menjual barang / jasa yang diinginkan
dan dibutuhkan konsumen. Atau dengan kata lain merancang /
melakukan inovasi produk dengan fokus pada minat dan kebutuhan
pasar sehingga dapat menjadi solusi konsumen pada waktu dan
tempat yang tepat. Berbeda dengan ritel yang menggunakan produk
sebagai market utamanya. Pengusaha ritel tidak perlu melakukan
rancangan atau inovasi produk, melainkan hanya perlu menjual
produk yang pasti selalu diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen.
• Memaksimalkan nilai transaksi penjualan.
• Target pasar yang besar.
• Proses pembelian dan pembayaran yang mudah dan cepat.
• Merchandising atau ketersediaan barang dan tampilan etalase
produk yang sedemikian rupa sehingga menarik minat konsumen
untuk melakukan pembelian. Maka dari itu, desain, kemasan, harga,
ketersediaan barang, dan tampilan sangat penting.
• Keputusan pembelian konsumen yang berdasarkan nilai, keingingan,
dan harga. Hal ini sangat terkait dengan perilaku konsumen sebelum
melakukan pembelian.
Konsumen B2C pada umumnya akan membeli barang / jasa
dengan melakukan pertimbangan harga dan kualitas produk terlebih
dahulu. Pelanggan akan mencari harga yang kompetitif dan terbaik
kemudian menilainya dengan value dan kualitas. Namun hal ini bukan
jaminan dengan harga termurah maka konsumen lantas pasti akan
membeli produk tersebut. Konsumen akan membeli barang dengan
melihat kepercayaan terhadap tempat penjualan tersebut (trusted seller)
walaupun dengan harga yang lebih tinggi dengan produk yang sama.
main topic
12. Entrepreneur Way #2112
main topic
Kepercayaan ini menjadi faktor penentu
sekaligus tantangan bagi pemilik bisnis
ritel untuk mendapatkan pelanggan
tetap. Maka dari itu dibutuhkan strategi
agar dapat meyakinkan konsumen untuk
membeli serta tantangannya adalah
membangun kepercayaan dan kesetiaan
pelanggan terhadap produk dan bisnis
Anda.
Melalui B2C, pengaruh merek
sangatlah mendukung. Konsumen
hanya akan membeli produk dan jasa
yang mereka percaya, bukan dengan
menduga-duga atau mencoba-coba.
Maka dari itu, merek yang kuat dapat
membantu mendorong konsumen
untuk membeli produk tersebut. Seperti
yang kita ketahui bahwa merek yang
kuat adalah merek yang jauh tertanam
dengan baik di benak konsumen.
Konsumen tidak akan berpikir dua kali
untuk membeli produk dengan merek
yang telah mereka percayai. Konsumen
akan menjadi konsumen yang setia dan
loyal serta tidak ragu untuk membayar
dengan harga yang lebih tinggi.
Konsumen pada umumnya lebih
condong kepada kepentingan
pemenuhan kebutuhan tentang
keinginan dan prestise. Seseorang akan
lebih rela untuk membeli “status” yang
dinilai akan menguntungkan dirinya
dimata masyarakat. Misalnya saja
seseorang akan lebih memilih membeli
merek-merek mobil seperti BMW, jam
tangan Rolex, sepatu Nike, dan lain
sebagainya. Merek-merek tersebut
tentu telah memiliki “nama” yang cukup
terkenal dimata masyarakat, dan
dianggap dapat meningkatkan status
sosial seseorang. Maka dari itu, dalam
menjalankan ritel yang merupakan B2C,
akan lebih baik apabila pelaku bisnis
hanya menjual barang / jasa dengan
merek-merek yang telah memiliki
kepercayaan dan nilai dimata para
konsumennya.
Dalam menjalankan marketing
B2C di bisnis ritel, sangat penting
untuk memahami alasan apa yang
membuat pembeli akhirnya mau atau
ingin membeli sebuah produk. Anda
harus dapat menemukan motivasi
dan aspek emosional tertentu yang
dapat mendasari konsumen dalam
memutuskan sebuah produk untuk
dibeli. Selain itu, untuk meningkatkan
penjualan, penjual dapat meningkatkan
kenyamanan konsumen dalam tahap
pembelian, meningkatkan pelayanan dan
service, memberikan harga yang terbaik,
memastikan ketersediaan barang,
memperhatikan kualitas produk-produk
yang dijual (tidak ada yang expired,
rusak), dan lain sebagainya. Selain itu,
perlu untuk membuat rencana target
audiens dan program promosi yang tepat
untuk disampaikan kepada konsumen di
tahun-tahun mendatang.
14. Entrepreneur Way #2114
Strategi Mengubah
Layout Toko
i industri ritel, bahkan hal-hal kecil sekalipun sangat penting.
Seperti yang kita ketahui, ritel memiliki cakupan yang cukup luas.
Keuntungan terbesar dari bisnis ritel diperoleh melalui selisih
harga beli dan harga penjualan serta biaya operasional. Ritel tidak
berorientasi pada partnership atau networking, berbeda dengan
business to business (B2B). Maka dari itu, penting untuk mengetahui
kalkulasi harga masing-masing produk yang dijual serta kuantitas barang yang
dijual.
Kendala yang biasa dihadapi bisnis ritel adalah adanya barang yang rusak, expired,
kerugian karena bencana alam misalnya kebakaran, hilang / dicuri, perampokan,
D
main topic
15. Entrepreneur Way #21 15
main topic
bangkrut, ditipu, dagangan yang sepi, dan lain sebagainya. Maka dari
itu, penting untuk mengetahui bagaimana mengatur bisnis ritel dengan
tepat agar tidak mengalami kerugian.
Ritel dibagi menjadi beberapa macam jenis, diantaranya adalah
consumer goods yaitu barang-barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat secara pokok seperti makanan, baju, perlengkapan
mandi, dan lain sebagainya. Kemudian terdapat ritel yang bergerak
di bidang telekomuniaksi yang menjual pulsa atau counter-counter
handphone. Ritel yang bergerak di bidang horeka (hotel, restoran, dan
cafe), ritel yang menjual produk berupa emas, toko elektronik, toko
kelontong, dan lain sebagainya.
Melaksanakan strategi bisnis yang efektif harus dijalankan dengan
rencana yang matang. Misalnya saja Anda memiliki bisnis ritel berupa
toko grosir. Hal yang terpenting adalah penjualan barang. Strategi
marketing yang dilakukan biasanya adalah promo dan diskon untuk
menarik sebanyak mungkin pelanggan untuk datang ke toko Anda.
Namun hal yangs ering terlupakan adalah strategi bagaimana Anda
dapat mendesain layout / tampilan toko Anda bukan hanya menjadi
semenarik mungkin namun menjadi sebuah strategi yang membuat
pelanggan Anda membeli barang-barang yang bahkan tidak mereka
perlukan.
Misalnya saja adalah Anda harus menempatkan sayur dan buah-
buahan di dekat pintu masuk. Dimana kedua barang ini memang
paling banyak dicari oleh sebagian besar pelanggan. Kemudian Anda
meletakkan daging di bagian belakang untuk dilewati. Disebelah
daging, Anda dapat menempatkan susu dan roti. Dimana kedua
barang ini biasanya paling sering dicari oleh pelanggan. Secara
tidak langsung, toko akan “memaksa” pelanggan untuk melihat dan
melewati bagian daging jika ingin membeli susu dan roti.
Teknik marketing melalui tampilan toko ini merupakan teknik promosi
yang mampu memberikan dampak positif. Anda harus menempatkan
produk-produk yang paling mungkin akan memberikan dampak yang
paling besar pada penjualan Anda sedemikian rupa di bagian yang
paling sering pengunjung akan melihatnya. Karena seperti yang
kita ketahui, konsumen yang datang ke toko grosir biasanya selalu
membeli barang-barang yang bahkan sebenarnya tidak mereka
butuhkan atau tidak ada dalam daftar belanjaan mereka.
Namun penempatan layout ini harus Anda sesuaikan dengan pola
16. Entrepreneur Way #2116
main topic
kehidupan dan budaya masyarakat di sekitar tempat tersebut. Misalnya
tempat Anda adalah sebuah desa pertanian, maka akan lebih baik apabila
Anda menempatkan pupuk dan alat-alat pertanian ditempat-tempat
strategis yang sebelumnya banyak dilalui pengunjung.
Hal ini telah diterapkan oleh penjual ritel besar / wholeshale IKEA. IKEA
memandang hal ini sebagai sebuah strategi bisnis sehingga IKEA selalu
menempatkan semua produk-produk kualitas unggulannya di sepanjang
perjalanan sebelum Anda meninggalkan tempat tersebut. IKEA tidak akan
melepaskan Anda begitu saja ke kasir tanpa Anda harus melihat barang-
barang dijual olehnya.
Untuk penjualan secara e-commerce, strategi penempatan layout juga
dapat dilakukan. Website Tokopedia dan Bukalapak misalnya. Kedua
website ini pasti akan menawarkan daftar barang-barang dibawah
sebuah barang yang Anda beli. Misalnya dengan keterangan, “orang
yang membeli barang tersebut juga membeli”, “barang sejenis”, atau
website akan menampilkan history pencarian barang Anda. Hal ini
dilakukan supaya Anda dapat dengan lebih mudah menemukan barang
yang sebelumnya Anda cancel atau tidak jadi beli. Dalam industri ritel,
apabila Anda mempertimbangkan tentang detail, maka Anda akan
memahami bahwa konsumen adalah bagian dari proses bisnis yang
Anda jalani. Mengetahui pola dan perilaku konsumen ketika berbelanja
akan membantu memutuskan bagaimana Anda akan menata tampilan
layout bisnis ritel tersebut. Dengan hal tersebut, konsumen akan merasa
senang, dan nyaman berbelanja ditempat Anda.
18. Entrepreneur Way #2118
main topic
Salah satu tujuan dalam dunia bisnis adalah memiliki konsumen-
konsumen yang loyal terhadap produk-produk bisnis yang ditawarkan.
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan konsumen adalah melalui
strategi marketing yang tepat. Dalam strategi marketing, mendapatkan
konsumen saja tidak cukup, hal tidak kalah penting lainnya yang perlu
dilakukan dalam marketing adalah mempertahankan konsumen. Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh konsumen yang loyal. Mulai
dari merencanakan strategi marketing yang tepat, meningkatkan kualitas produk,
pelayanan dan service, menerapkan dan mengatur after sales, dan lain sebagainya.
Keuntungan dari memiliki konsumen-konsumen yang loyal adalah peluang dan
kemungkinan konsumen-konsumen tersebut untuk melakukan repeat order dan
menjadi pelanggan tetap.
Namun kendala yang sering muncul untuk memiliki loyal konsumen adalah
Anda tidak dapat memprediksi perilaku konsumen. Sebelum memutuskan membeli
sebuah produk atau jasa, tentu seorang buyer akan menerapkan beberapa
pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli barang tersebut. Pertimbangan-
pertimbangan yang sering diperhatikan misalnya mengenai kualitas, fungsi dan
value barang tersebut, harga, garansi, pelayanan after sales, dan lain sebagainya.
Maka dari itu sangat penting bagi seorang penjual untuk mengetahui apa yang
dipikirkan, diharapkan, dan diinginkan konsumen tentang produknya.
Memahami perilaku konsumen tidak sulit dilakukan, namun memerlukan
perhatian yang khusus. Semakin Anda memahami proses penjualan serta perilaku
konsumen terhadap barang yang diinginkannya, maka peluang promosi dan
penjualan yang lebih besar juga semakin terbuka lebar.
Sebenarnya seorang konsumen memiliki sebuah pola yang kurang lebih selalu
sama dalam setiap pembelian. Pola-pola ini biasanya dapat diprediksi walaupun
Perilaku Konsumen
S
19. Entrepreneur Way #21 19
main topic
konsumen tersebut pastilah tidak sadar
akan tindakan dan perilakunya sebelum
membeli barang tersebut. Dalam tahap
pembelian tersebut, seorang konsumen
pasti akan melalui 3 tahapan sebelum
memutuskan untuk membeli sebuah
barang. Ketiga tahap pembelian tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Pengakuan tentang kebutuhan.
Pengakuan ini dapat dipengaruhi
dari faktor internal maupun eksternal.
Yang dimaksud faktor internal adalah
misalnya ketika Anda membutuhkan
makanan karena memang tubuh
Anda merasakan lapar. Sedangkan
faktor dari eksternal adalah faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi
Anda supaya membeli makanan.
Misalnya saja ketika berjalan-jalan,
Anda melihat sebuah iklan tentang
makanan di sebuah poster atau iklan
TV, atau melihat orang lain yang
sedang makan, maka secara tidak
langsung Anda akan dipengaruhi
untuk membeli makanan tersebut.
2. Pencarian informasi. Setelah memiliki
keinginan terhadap suatu barang,
tahap selanjutnya yang biasanya
dilakukan oleh konsumen adalah
mencari informasi, dimana mereka
akan berusaha mendapatkan sumber-
sumber informasi demi barang atau
jasa yang diinginkan. Informasi
yang dibutuhkan konsumen adalah
informasi tentang hal-hal yang dapat
memberikan solusi bagi kebutuhan
mereka. Selain dari sumber informasi
melalui iklan, hal yang tidak kalah
penting adalah informasi dari sesama
konsumen lainnya.
3. Mengevaluasi alternatif. Pada tahap
ini, konsumen akan mengevaluasi
keputusan pemilihan yang dilakukan.
Konsumen akan membandingkan
produk Anda dengan kompetitor.
Konsumen biasanya akan
membandingkan mengenai fitur
apa yang lebih unggul serta merek
apa yang secara lebih baik dapat
mendeliver fitur tersebut. Konsumen
akan menilai manakah yang
lebih bisa memberikan nilai dan
memenuhi hal yang dibutuhkan.
4. Pembelian. Tahap pembelian bisa
terjadi dengan singkat pada saat
itu juga. Namun juga ada yang
memerlukan waktu berhari-hari
bahkan berbulan-bulan. Waktu
tersebut biasanya digunakan untuk
memperhitungkan tentang negosiasi,
keuangan, waktu percobaan, dan
bahkan waktu pemasangan. Barang
yang lebih kompleks dan mahal
biasanya membutuhkan waktu lama
dalam proses purchasing.
5. Perilaku pasca pembelian.
Setelah membeli, konsumen akan
membandingkan barang yang
dibeli dengan ekspektasi atau
harapan mereka terhadap barang
tersebut. Jika tidak sesuai harapan
dan mengecewakan, mereka akan
merasa menyesal. Hal yang penting
disini adalah konsumen yang
kecewa tersebut dapat menyebarkan
keburukan dari barang tersebut
kepada calon pembeli lainnya. Hal ini
yang harus segera dihindari dengan
menggunakan strategi dan program
pemasaran yang efektif.
21. Entrepreneur Way #21 21
ENTREPRENEUR ALERTNESS
novasi adalah suatu hal yang sangat penting untuk
dilakukan pada setiap bidang bisnis. Tanpa inovasi,
sebuah perusahaan akan mudah dikalahkan oleh para
pesaing baru yang selalu muncul setiap hari. Sama
seperti bentuk bisnis lainnya, bisnis dalam bidang ritel pun
membutuhkan inovasi.
I
Bisnis Ritel
Berinovasi?
Bisakah
22. Entrepreneur Way #2122
ENTREPRENEUR ALERTNESS
Kisah inovasi dalam bisnis ritel yang paling terkenal adalah inovasi
yang dilakukan oleh Walmart, sebuah toko ritel terbesar di Amerika.
Pada awalnya, Walmart muncul dengan bentuk toko ritel biasa
yang tersebar di berbagai daerah di Amerika. Setelah sekian lama,
muncul berbagai toko ritel lain yang menjadi saingan Walmart.
Tidak ingin kalah, Walmart pun akhirnya melakukan inovasi dengan
mengubah model ritelnya menjadi toko grosir dan diskon.
Dari dalam negeri, kita bisa melihat bentuk inovasi bisnis ritel
dari toko 7-Eleven. Di awal kemunculannya, 7-Eleven sangat
terkenal karena gebrakannya yang menjadikan minimarket tidak
hanya sekadar tempat berbelanja, namun juga tempat nongkrong.
7-Eleven sangat mengetahui kebutuhan anak muda di kota
besar yang membutuhkan tempat untuk berkumpul dan membeli
makanan yang terjangkau.
Baru-baru ini, muncul pula sebuah toko ritel online bernama Black
Garlic di Jakarta. Black Garlic menawarkan konsep unik yang
sangat berbeda dari toko ritel lain. Black Garlic memudahkan
konsumen yang ingin memasak di rumah, namun tidak ingin
ribet memilih dan membeli bahan-bahannya. Black Garlic
memberikan pelayanan yang lengkap. Mulai dari membuatkan
resep, membelikan berbagai bahan masakan, hingga memberikan
langkah-langkah untuk membuat masakan tersebut. Bentuk ritel
Black Garlic yang unik ini banyak dilirik oleh keluarga muda di
Jakarta, karena bisa membantu mereka menghemat waktu dan
juga biaya.
Berbagai contoh di atas menggambarkan jika toko ritel yang
awalnya terkesan monoton, nyatanya bisa memiliki inovasi yang
beraneka macam. Jika Anda saat ini berencana membuka usaha
ritel, atau justru saat ini Anda sedang menggeluti bidang bisnis
ini, maka Anda harus mempertimbangkan berbagai inovasi untuk
membuat bisnis ritel Anda terus berkembang. Salam Entrepreneur!
24. Entrepreneur Way #2124
isnis ritel atau consumer goods merupakan bentuk bisnis yang
sudah akrab di kalangan masyarakat Indonesia. Toserba (toko
serba ada) atau warung kelontong adalah bentuk sederhana dari
bisnis ritel yang sudah ada sejak zaman dahulu. Baru-baru ini,
berbagai minimarket seperti alfamart dan indomaret juga muncul
sebagai bentuk modern dari bisnis ritel.
Untuk memulai usaha di bidang ritel, tentunya ada beberapa hal yang harus Anda
pertimbangan, mengingat tingginya tingkat persaingan usaha ritel saat ini. Berikut
adalah hal-hal yang harus Anda pertimbangkan sebelum memulai usaha ritel.
B
Hal Paling
Penting Dalam
Bisnis Ritel
TIPS
3
25. Entrepreneur Way #21 25
TIPS
1. Lokasi
Hal terbesar yang memengaruhi konsumen memilih toko Anda
adalah letak toko yang strategis. Posisi strategis ini tentunya dapat
dinilai dari beberapa hal, seperti jarak toko yang dekat dengan
pemukiman atau pusat keramaian, mudahnya akses menuju ke
lokasi, serta kesediaan lahan parkir.
Kemudahan dalam menjangkau lokasi membuat pelanggan tidak
ragu untuk datang ke toko Anda. Jangan pernah abaikan pemilihan
lokasi usaha karena hal ini memiliki dampak yang sangat besar bagi
usaha Anda.
2. Harga
Faktor kedua yang tidak kalah penting dari lokasi adalah
keterjangkauan harga di toko ritel Anda. Semudah apapun toko
Anda untuk dijangkau, tetapi jika toko Anda menjual dengan harga
yang mahal, maka konsumen akan berpaling ke toko lain yang lebih
murah. Dalam berbisnis di bidang ritel, akan lebih baik jika Anda
hanya mendapatkan laba yang kecil namun dengan perputaran
yang cepat dibandingkan Anda mengejar laba yang besar namun
memperlambat perputaran bisnis Anda.
3. Kelengkapan Barang
Apakah Anda pernah merasa kesal ketika Anda berbelanja di
toserba namun ternyata apa yang hendak Anda cari serba tidak
ada? Kelengkapan produk merupakan kunci dari kesuksesan
sebuah toko ritel. Ketika Anda menjual barang dengan lengkap,
maka konsumen akan memprioritaskan untuk berbelanja di toko
Anda dibandingkan ke tempat lain.
Tiga hal di atas merupakan faktor-faktor yang penting untuk
dipertimbangkan sebelum Anda membuka usaha di bidang ritel atau
consumer goods. Semoga dengan mempertimbangkan tiga hal di atas,
Anda dapat memulai usaha ritel yang diminati oleh para pelanggan.