SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal
dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut,
kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
Pengertian lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang
yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi,
2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut
usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia
digolongkan menjadi 4, yaitu:
1. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
4. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides,
1994).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,
aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya
tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan
fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari
pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua
tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan
bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban
keluarga dan masyarakat.
Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial
sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah
kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi,
pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang
semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas
sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara Pembaharuan 14
Maret 1997).
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua
adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua
dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial
sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa
kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen. Usia tua dialami
dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti
penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang
memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad
berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap- sikap yang
berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan
keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan
demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri.
Disamping itu untuk mendefinisikan lanjut usia dapat ditinjau dari pendekatan
kronologis. Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia seseorang
ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek pengelompokan lanjut
usia yang paling mudah digunakan adalah usia kronologis, karena batasan usia ini
mudah untuk diimplementasikan, karena informasi tentang usia hampir selalu
tersedia pada berbagai sumber data kependudukan.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap
orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke
atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah ( 1983) berpendapat
bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai
tahap praenisium pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan
tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul
perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Makalah Perkembangan Lansia
Posted on March 12, 2012 by yuliakusumadewi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock,
1996 : 439).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ?
3. Bagaimana perkembangan lansia ?
4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia
3. Untuk mengetahui perkembangan lansia
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau
informasi dari buku – buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari lansia
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut
usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very
old) diatas 90 tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang
yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan
pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
Lanjut Usia adalah berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok
umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan
daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan
timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di
mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah
menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai
dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang
sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas
dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah
kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.
B. Ciri – ciri lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi
yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama
terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang
jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang
mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
C. Perkembangan lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia
tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah
tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan
dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap
usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah,
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia
ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom.
Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis
tertentu.
D. Perubahan yang terjadi pada lansia
Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut perkembangan atau
perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu :
1. Perkembangan jasmani
Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary
aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah.
Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor
eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat dapat
mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang
dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api
sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah
disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses
penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ pernapasan.
Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat
berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi
telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang
sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para
lansia.
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan
kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga
merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi
menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini
menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit
mejadi tampak biru dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit
mengasilkan minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan
kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya lapisan
lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera
kulit.
Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan atropy
pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki lebih sedikit
cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah
saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tiidak
dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan
produksi buangan dari sel saraf yang mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan
lapisan plak atau noda.
Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya berbagai jenis
infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun
perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan
perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes.
Fluktuasi tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam
ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika
terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau
hilang.
Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat
indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan
sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran
maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat
bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang
besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi,
aktifitas, atau bahkan interaksi sosial.
Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan,
sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga
menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh.
Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubhan saraf audiotorik. Kerusakan
indara pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa
terjadi seiring bertambahnya usia.
Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata,
sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60
tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat
bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi
kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan
lemak pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata
menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat
berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk
mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas.
Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf
mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan
keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai
menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia
juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun
wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa
minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock,
2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik
lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2)
kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang
mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada
seorang lansia.
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran
tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang
yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian
intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit
menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas
akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080
penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya
memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan
kekuatan memori pada lansia tersebut.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat
dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi
kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor
untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan
lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta
dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa
tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan
memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak
kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan
yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan dalam
melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan penyesuaian diri yang
buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi
dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung
menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang
berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun dikatakan
memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang sehat, memiliki
pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk
diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya
sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang – orang dewasa lanjut dengan penghasilan
tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya
yang terjadi seiring dengan pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak
kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984).
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi
emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang
berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan,
menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat
menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin
yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran
yang jernih.
Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem
emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan
terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan
terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal
tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap
menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu
memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah
“perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan
yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga
mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri
sendiri.
Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik, kurang
bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang muda. Bukan hal
yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda-tanda kemunduran
dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif, mudah marah, serta sifat-sifat
buruk yang biasa terdapat pada anak-anak.
Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kehangatan
dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir dalam kasih sayang.
Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada orang lain karena melalui
pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan positif yang dilontarkan
jarang memperoleh respon yang memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif
itu. Akibatnya mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin
orang berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka.
4. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan
tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan
spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para
Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga
religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik
maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari
(1997), bahwa :
1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang
religius.
2. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non
religius.
3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup
lainnya.
4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius,
sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian)
daripada yang nonreligius.
5. Perubahan Sosial
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu
dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia
sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory.
Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan
sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239).
6. Perubahan Kehidupan Keluarga
Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh
berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap
orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa
terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia
tersebut berusia 50 sampai 55 tahun.
Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka
secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya
ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki
kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua
dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi.
7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia
Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada
individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun
ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua.
Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang
akan datang.
Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan
kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya
jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau
ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan
hidup lansia.
E. Masalah yang dihadapi oleh lansia
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :
1. Masalah fisik
Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang mulai
melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang
cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang
berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami
sakit (masuk angin, flu)
2. Masalah kognitif ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif,
ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu
hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar
3. Masalah emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional,
adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau
menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan
pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan
kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai
dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
4. Perkembangan Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual,
adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa
kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan
merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
F. Solusi Permasalahan
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di
tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) :
• Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya
tergantung dari penyakit yang diderita.
• Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan
gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah,
sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
• Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur
• Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
• Istirahat, tidur yang cukup
• Minum suplemen gizi yang diperlukan
• Memeriksa kesehatan secara teratur
2. Berhubungan dengan masalah intelektual
Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu
dengan cara :
• Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.
• Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
• Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.
• Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.
• Segera obati depresi Anda.
• Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
• Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat.
• Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak
• Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.
• Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda.
3. Berhubungan dengan Emosi :
• Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya.
Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
• Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan
wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai
penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
• Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara
alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa
membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga
untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
• Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta
kemampuan.
• Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus
sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat
membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati
kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
4. Berhubungan dengan Spiritual
• Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya.
Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
• Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah
• Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang
terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia
tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut
merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas,
menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia
3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di
mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya.
4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial,
perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa
masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan
spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit
untuk mengingat.
6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami
masa – masa ini.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana
fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita
persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan
yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
Usia lanjut adalah periode penutup
dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai
meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua :
- Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi
usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut
yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda
atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun
atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun
atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
- Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang
yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih
dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai
sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
- Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah
suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
- Badan kesehatandunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut
lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74
tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan
dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun
- ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
- Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan
kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai
penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan
demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
- Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).
- Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-
lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
(Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi
metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan
mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :
a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

More Related Content

What's hot

Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Okta-Shi Sama
 
teori proses menua
teori proses menuateori proses menua
teori proses menuaunik12
 
Manajemen icu
Manajemen icuManajemen icu
Manajemen icuMaf ID
 
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptxCRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptxsakadoctors
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresf' yagami
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakArnas Pamungkas
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriArya Ningrat
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015Bunga AnanDjuean
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Phiea Elizabeth
 
Konsep profesi keperawatan
Konsep profesi keperawatanKonsep profesi keperawatan
Konsep profesi keperawatanAmalia Senja
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020rickygunawan84
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 

What's hot (20)

Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
 
teori proses menua
teori proses menuateori proses menua
teori proses menua
 
Manajemen icu
Manajemen icuManajemen icu
Manajemen icu
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptxCRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
CRITICAL APPRAISAL (Dra. Endang Lestari,Mpd,Mpd.Ked).pptx
 
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutup
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutupNurwanti tempat tidur terbukan tertutup
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutup
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
 
penyuluhan kesehatan SD
penyuluhan kesehatan SDpenyuluhan kesehatan SD
penyuluhan kesehatan SD
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diri
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
 
Konsep profesi keperawatan
Konsep profesi keperawatanKonsep profesi keperawatan
Konsep profesi keperawatan
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020
 
Tugas kepala ruang
Tugas kepala ruangTugas kepala ruang
Tugas kepala ruang
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 

Similar to Makalah lansia yani

Pengertian
PengertianPengertian
PengertianAIC
 
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usiamakalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaROSIDAKUSFAJARINI
 
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptxKELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptxMargaReta33
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaAstri Firdasannah
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan dhiancahyani1
 
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptxPokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptxssuserfc224a
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaNuranisah D.
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakHartanto Dwi
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Nika Meiliana
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAinul Mukarrob
 
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxDiandr
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikKhairulAnwar237
 

Similar to Makalah lansia yani (20)

Makalah lansia yani
Makalah lansia yaniMakalah lansia yani
Makalah lansia yani
 
Askep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yaniAskep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yani
 
Pengertian
PengertianPengertian
Pengertian
 
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usiamakalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
makalah perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptxKELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasa
 
makalah Askep lansia
makalah Askep lansiamakalah Askep lansia
makalah Askep lansia
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Ol 1 ti makalah lansia
Ol 1   ti makalah lansiaOl 1   ti makalah lansia
Ol 1 ti makalah lansia
 
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptxPokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
 
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarak
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 
Perkembangan dewasa dan lansia
Perkembangan dewasa dan lansiaPerkembangan dewasa dan lansia
Perkembangan dewasa dan lansia
 
Perkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUN
Perkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUNPerkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUN
Perkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUN
 
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
Kel 13 stroke
Kel 13 strokeKel 13 stroke
Kel 13 stroke
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 

Recently uploaded (20)

PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 

Makalah lansia yani

  • 1. Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). Pengertian lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005). Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, yaitu: 1. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun 2. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun 4. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
  • 2. Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara Pembaharuan 14 Maret 1997). Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen. Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap- sikap yang berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan
  • 3. keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri. Disamping itu untuk mendefinisikan lanjut usia dapat ditinjau dari pendekatan kronologis. Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek pengelompokan lanjut usia yang paling mudah digunakan adalah usia kronologis, karena batasan usia ini mudah untuk diimplementasikan, karena informasi tentang usia hampir selalu tersedia pada berbagai sumber data kependudukan. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah ( 1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap praenisium pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
  • 4. Makalah Perkembangan Lansia Posted on March 12, 2012 by yuliakusumadewi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan lansia ? 2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ? 3. Bagaimana perkembangan lansia ? 4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ? 5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia? 6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia 2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia 3. Untuk mengetahui perkembangan lansia 4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia 5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia. 6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia D. Metode Penelitian Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau informasi dari buku – buku dan internet.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dari lansia Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Lanjut Usia adalah berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. B. Ciri – ciri lansia Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu : 1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi. 2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain. 3. Menua membutuhkan perubahan peran Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. 4. Penyesuaian yang buruk pada lansia Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
  • 6. C. Perkembangan lansia Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu. D. Perubahan yang terjadi pada lansia Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut perkembangan atau perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu : 1. Perkembangan jasmani Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ pernapasan. Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia. Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan atropy
  • 7. pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tiidak dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan produksi buangan dari sel saraf yang mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan lapisan plak atau noda. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubhan saraf audiotorik. Kerusakan indara pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas. Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang. 2. Perkembangan Intelektual Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
  • 8. menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan. 3. Perkembangan Emosional Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru. Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang – orang dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984). Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin
  • 9. yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih. Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah “perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri sendiri. Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik, kurang bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang muda. Bukan hal yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda-tanda kemunduran dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif, mudah marah, serta sifat-sifat buruk yang biasa terdapat pada anak-anak. Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kehangatan dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir dalam kasih sayang. Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada orang lain karena melalui pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan positif yang dilontarkan jarang memperoleh respon yang memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin orang berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka. 4. Perkembangan Spiritual Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa : 1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang religius. 2. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non religius. 3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup lainnya. 4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil. 5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius. 5. Perubahan Sosial Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239). 6. Perubahan Kehidupan Keluarga
  • 10. Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi. 7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang. Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia. E. Masalah yang dihadapi oleh lansia Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu : 1. Masalah fisik Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu) 2. Masalah kognitif ( Intelektual ) Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar 3. Masalah emosional Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi 4. Perkembangan Spiritual Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius. F. Solusi Permasalahan Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :
  • 11. 1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) : • Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. • Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. • Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur • Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya • Istirahat, tidur yang cukup • Minum suplemen gizi yang diperlukan • Memeriksa kesehatan secara teratur 2. Berhubungan dengan masalah intelektual Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara : • Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda. • Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup. • Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat. • Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda. • Segera obati depresi Anda. • Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi. • Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat. • Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak • Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran. • Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda. 3. Berhubungan dengan Emosi : • Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. • Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. • Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. • Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta kemampuan. • Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi. 4. Berhubungan dengan Spiritual • Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. • Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah • Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. 2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia 3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. 4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia. 5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat. 6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami masa – masa ini. B. Saran Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
  • 13. Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua : - Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin). - Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. - Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. - Badan kesehatandunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun
  • 14. - ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. - Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. - Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). - Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan- lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.