1. @yosunoku 0812 900 55 444 yosuno@yahoo.com
Isu-isu Strategis
bidang
Administrasi Publik
Yogi Suwarno, MA. Ph.D.
Medan, 15 Juni 2017
2. Yogi Suwarno
Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIA LAN Jakarta
• 19750609 200002 1 001
• Pembina, IV/a
• FISIP, Universitas Padjadjaran, Bandung 1993-1998
• MA in Public Administration, International Christian
University, Tokyo 2003-2005
• PhD in International Development, University of
Birmingham, 2011-2016
@yosunoku 0812 900 55 444
yosuno@yahoo.com
3. Agenda
• Berangkat dari permasalahan
• Pertanyaan mendasar
• Apa yang dimaksud dengan isu strategis
• Evolusi Administrasi Negara
• Visi Indonesia
• Isu Administrasi Publik ke Depan
4.
5.
6.
7. Mengapa Koordinasi?
No phrase expresses as frequent a
complaint about the [federal]
bureaucracy as does “lack of
coordination.”
No suggestion for reform is more
common than “what we need is more
coordination.”
Pressman and Wildavsky (1984:133)
8. Pertanyaannya
• Seberapa buruk koordinasi kita?
• Apakah koordinasi satu-satunya persoalan?
• Bagaimana dengan isu korupsi? keamanan? kesejahteraan?
• ….
• ….
• Apa yang dimaksud dengan isu-isu strategis (bidang
Administrasi Publik)?
9. Indeks Pembangunan Manusia 2014
3 Dimensi IPM
1. Indeks harapan hidup
2. Indeks pendidikan (angka melek huruf dan
rata-rata lama sekolah), dan
3. Indeks standar hidup layak
10. Perbandingan IPM Beberapa Negara
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2011 2012 2013 2014
China
Indonesia
Malaysia
Rusia
UK
Thailand
Japan
Norwegia
(UNDP, 2015)
11. Global Innovativeness Index
No Negara
2014 2015 2016
Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat
1 Inggris 62,4 2 62,4 2 61,9 3
2 China 46,6 29 47,5 29 50,6 25
3 India 33,7 76 31,7 81 33,6 66
4 Malaysia 45,6 33 46 32 43,4 35
5 Indonesia 31,8 87 29,8 97 29,1 88
6 Ghana 30,3 96 28 108 26,7 102
13. Indeks Kepemerintahan
(World Governance Index)
• Voice and Accountability
• Political Stability and Absence of Violence/Terrorism
• Government Effectiveness
• Regulatory Quality
• Rule of Law
• Control of Corruption
http://info.worldbank.org/governance/wgi/#reports
15. Indeks Demokrasi
No Negara
Proses
elektoral &
pluralisme
Fungsi
pemerintah
Partisipasi
politik
Budaya
politik
Kebebasan
sipil
Peringk
at
1 China 0.00 4.64 3.33 6.25 1.47 136
2 Indonesia 7.75 7.14 6.67 6.25 7.35 49
3 Malaysia 6.92 7.86 5.56 6.25 5.59 68
4 Rusia 2.67 2.86 5.00 2.50 3.53 132
5 UK 9.58 7.14 6.67 8.75 9.41 16
6 Thailand 4.50 3.93 5.56 5.00 6.47 98
7 Japan 9.17 8.21 6.11 7.50 8.82 23
8 Norwegia 10 9.64 10 10 10 1
(The Economist, 2015)
16. Pidato Akhir Tahun 2012 David Cameron
• We inherited a welfare system that was
frankly out of shape, that paid people
not to work.
• Britain is in a global race to succeed
today. It is race with countries like
China, India and Indonesia; a race for
the jobs and opportunities of the
future.
17. Faktor penentu isu strategis
• Menyangkut hajat hidup orang banyak
• Lintas sektor
• Lintas wilayah
• Sedang berlangsung atau dipercaya akan terjadi
• Berdampak negatif jangka panjang jika tidak diselesaikan
• Potensi mengganggu pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
• Potensi dampak kumulatif dan efek berganda
18. Menentukan Isu Strategis
• Isu strategis dinyatakan secara lengkap, misalnya ukuran, lokasi, tempat,
dll.
• Isu strategis disusun dalam suatu daftar
• Isu strategis dikelompokkan menjadi isu bersama (yang diketahui dan
dirasakan khalayak), namun dapat juga merupakan isu spesifik (isu
penting yang belum tentu diketahui khalayak).
19. Indikator Isu-isu Strategis
NO INDIKATOR KETERANGAN
1 Aktual Apakah isu ini sedang menjadi pusat perhatian saat ini?
2 Urgensi Apakah isu ini mendesak?
3 Relevansi Apakah isu ini sesuai dengan karakteristik/kebutuhan?
4 Dampak Positif
Apakah isu ini jika ditindaklanjuti akan memberi dampak
kepada publik?
5 Kesesuaian Apakah isu ini sesuai dengan visi dan misi?
6 Inklusi Dapatkan publik turut berperan dalam menangani isu ini?
7 Sensitivitas Apakah isu ini aman dari dampak sampingan?
20. Memahami Administrasi Publik (1)
• Administrasi negara adalah seni dan ilmu manajemen untuk penyelenggaraan
urusan-urusan negara (Waldo, 1955)
• Administrasi negara melingkupi segala kegiatan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan urusan publik atau kebutuhan publik (Caiden, 1982)
• Administrasi negara secara lebih khusus dapat dijelaskan sebagai apa yang
dilakukan oleh pemerintah, terutama lembaga eksekutif (dengan sarana
birokrasi) , di dalam memecahkan masalah kemasyarakatan/publik (Nigro &
Nigro, 1984)
• Administrasi negara adalah segenap proses penyelenggaraan yang dilakukan
oleh aparatur pemerintah suatu negara untuk mengatur dan menjalankan
kekuasaan negara, guna menyelenggarakan kepentingan umum (Prajudi
Atmosudirdjo)
21. Memahami Administrasi Publik (2)
• Kategori politik
– Administrasi publik sebagai “what government doing”
• Kategori legal/hukum
– Administrasi publik sebagai penerapan hukum (law in action),
• Kategori manajerial
– Administrasi publik adalah fungsi eksekutif dalam pemerintahan
• Kategori mata pencaharian
– Administrasi publik adalah suatu bentuk profesi
Safritz dan Russel (1997: 5 – 41)
25. Perbandingan Klasik vs NPM
AN Klasik
• Birokrasi Weber
– Pembagian Tugas
– Kedinasan
– Hierarki
– Dokumen tertulis
– Spesialisasi
• Wilson, pemisahan politik dan birokrasi
NPM
• Birokrasi Weberian tidak salah dalam
konteks historis, tetapi tidak
kompatibel dengan situasi terbaru,
budaya instant dan kompetisi
• NPM menawarkan fleksibilitas,
efisiensi, devolusi, dsb
26. OPA – NPM – NPS
OPA NPM NPS
Primary theoretical
and epistemological
foundations
Political theory, social and
political commentary
augmented by naïve social
science
Economic theory, more
sophisticated dialogue based
on positivist social science
Democratic theory, varied
approaches to knowledge
including positive,
interpretive, and critical
Prevailing rationality
and
associated models of
human behavior
Synoptic rationality,
“administrative man”
Technical and economic
rationality, “economic man,” or
the self-interested
decision maker
Strategic or formal rationality,
multiple tests of rationality
(political, economic, and
organizational)
Conception of the
public
interest
Public interest is politically
defined and expressed in
law
Public interest represents the
aggregation of individual
interests
Public interest is the result of
a dialogue about shared
values
To whom are public
servants responsive
Clients and constituents Customers Citizens
(Denhardt and Denhardt, 2007)
27. OPA – NPM – NPS
(Denhardt and Denhardt, 2007)
OPA NPM NPS
Role of
government
Rowing (designing and
implementing policies
focusing on a single,
politically defined
objective)
Steering (acting as a catalyst to
unleash
market forces)
Serving (negotiating
and brokering interests
among citizens and
community groups,
creatingshared values)
Mechanisms
for achieving
policy
objectives
Administering
programs
through existing
government agencies
Creating mechanisms
and incentive structures to
achieve policy objectives
through private and nonprofit
agencies
Building coalitions of
public, nonprofit, and
private agencies to meet
mutually agreed upon needs
Approach to
Accountability
Hierarchical—
Administrators are
responsible to
democratically elected
political leaders
Market-driven—The
accumulation of self interests
will result in outcomes desired
by broad groups of citizens (or
customers)
Multifaceted—Public
servants must attend to law,
community values, political
norms, professional standards,
and citizen interests
28. OPA – NPM – NPS
OPA NPM NPS
Administrative
discretion
Limited discretion allowed
administrative officials
Wide latitude to meet
entrepreneurial goals
Discretion needed
but constrained and
accountable
Assumed
organizational
Structure
Bureaucratic organizations
marked by top-down
authority within agencies
and control or regulation of
clients
Decentralized public
organizations with
primary control
remaining within
theagency
Collaborative structures
with leadership shared
internally and externally
Assumed motivational
basis of public
servants
and administrators
Pay and benefits, civil
service
protections
Entrepreneurial spirit,
ideological desire to
reduce size of
government
Public service, desire to
contribute to society
(Denhardt and Denhardt, 2007)
29. WoG
• Reaksi terhadap disagregasi birokrasi dalam NPM
• Respon terhadap “wicked problems”
Tingginya angka kriminalitas dapat dijelaskan dalam beberapa cara: jumlah polisi
yang kurang, terlalu banyak penjahat, hukum yang tidak memadai, kemiskinan,
budaya, terlalu banyak senjata, dsb.
• Strategic enabler
WoG mendorong pemahaman isu yang lebih strategis dan berjangka panjang,
seperti contoh kasus di Australia
• Respon terhadap tekanan luar
Tekanan internasional merupakan situasi tidak terhindarkan yang harus dihadapi
oleh pemerintah
30. Mengapa WoG
• Siloisasi, prinsip single-purpose organizations, dengan banyak
spesialisasi serta peran dan fungsi non-overlapping mendorong:
– Fragmentasi
– Kewenangan terpusat di sektor
– Kurangnya kerjasama dan koordinasi, yang menyebabkan efektivitas dan efisiensi
• Devolusi Struktural, desentralisasi, penyerahan kewenangan dari pusat
ke daerah yang berlebihan
• Persepsi mengenai dunia yang semakin tidak aman dan berbahaya. Isu
terorisme, radikalisme, perubahan iklim, dll.
31. Melawan Silo
• Menghubungkan titik (connecting
the dots)
• Mengubah pengetahuan menjadi
pengalaman (turning knowledge
into experience)
• Memberi makna / nilai tambah dari
kesendirian menjadi keterkaitan
(giving added value from solitude to
linkage / alliance).
• Media mengekspresikan
kepentingan & mewujudkan hasrat.
32. Manfaat WoG
Meningkatkan
• Efisiensi
• Sharing Informasi
• Lingkungan kerja
• Daya saing
• Akuntabilitas
• Koherensi kebijakan
Menurunkan
• Biaya (cost)
• Pemborosan (waste)
• Duplikasi pekerjaan
• Inkonsistensi kebijakan
• Waktu penyelesaian
layanan tertentu
33. Visi Indonesia
2020
Tap MPR VII/2001
• Terwujudnya
masyarakat Indonesia
yang religius, bersatu,
demokratis, adil,
sejahtera, maju,
dengan
penyelenggaraan
negara yang baik dan
bersih
2025
UU 17/2007
• Indonesia yang
Mandiri, Maju, Adil
dan Makmur
2030
Yayasan Indonesia
Forum
• Indonesia sejajar
dengan negara-negara
besar dunia, dihuni
oleh masyarakat yang
sejahtera, dengan
kemajuan ekonomi
yang dinikmati merata
oleh setiap warga
negara Indonesia
34. Arah Kebijakan Pembangunan Aparatur Negara
• Desentralisasi
• Otonomi Daerah
2005-2009
• Kualitas
pelayanan
publik
2010-2014 • Profesionalisme
aparatur
2015-2019
• Tata
kepemerintahan
yang baik dan
bersih
2020-2025
35. Pembangunan Berkelanjutan dalam RPJMN 2015-2019
Background
Study
UU 17/2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025
Evaluasi
RPJMN 2
Masukan
Stakeholders
1. Sosial Budaya dan
Kehidupan
Beragama
2. Ekonomi
3. Iptek
4. Sarana dan
Prasarana
5. Politik
6. Hankam
7. Hukum dan Aparatur
8. Wilayah dan Tata
Ruang
9. SDA dan LH
9 Bidang:
Daya Saing
Ekonomi
Inclusive
Development
Pengarus-
utamaan
Tantangan &
Kendala
SDASDMIPTEK
37. Economically feasible
• Program-program strategis yang dikembangkan harus dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang optimal
• Mempunyai nilai tambah yang tinggi
• Program harus berdampak signifikan terhadap pembangunan nasional
dan wilayah
• Menunjang sinergi dan optimalisasi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
• Melanjutkan program-program strategis yang belum tercapai
• Berdampak luas terhadap investasi nasional
38. Socially acceptable
• Tidak menimbulkan permasalahan sosial baru
• Membuka/menyerap lapangan kerja
• Mengurangi kemiskinan
• Mengurangi kesenjangan antar kelompok masyarakat dan antar wilayah
• Memberikan dampak untuk kepentingan masyarakat luas
• Meningkatkan keharmonisan masyarakat
• Mendorong tingkat partisipasi masyarakat
39. Environmentally sustainable
• Dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan masih dalam batas
yang dapat ditoleransi (carrying capacity)
• Memperbaiki kualitas lingkungan
• Program yang dikembangkan menghasilkan manfaat tidak hanya bagi
generasi saat ini, namun juga bagi generasi mendatang (sustainable)
40. Prasyarat Pembangunan Berkelanjutan
Tata
Kelola
Stakeholder pembangunan (pemerintah, dunia usaha, masyarakat)
mempunyai kesamaan visi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pencapaian Pembangunan
Berkelanjutan
Pelaku pembangunan mematuhi prinsip-prinsip Pembangunan
Berkelanjutan
Polhukam Stabilitas politik, keamanan dan demokrasi yang mendukung proses
perencanaan pembangunan
Peraturan perundangan tidak menyimpang dari tujuan bernegara seperti
tercantum dalam UUD 1945
Adanya kepastian hukum bagi para pelaku pembangunan
41. Isu-isu Penting Pembangunan Berkelanjutan
Ekonomi Sosial LH Tata Kelola Polhukam
Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi
Penyerapan Tenaga
Kerja, Pengurangan
Kemiskinan, dan
Pemerataan
Keberlanjutan
pembangunan
Efisiensi dan
efektifitas program
pembangunan
Kepastian usaha,
Penguasaan SDA oleh
negara untuk
kesejahteraan rakyat
Sosial
Percepatan
konsolidasi
demokrasi
Penanggulangan
bencana alam
Penguatan
kelembagaan
masyarakat
Tertib sosial
LH
Konservasi dan
perbaikan
lingkungan
Peningkatan daya
dukung lingkungan
Penegakan hukum
lingkungan
Tata
Kelola
Penguatan
kapasitas
Kelembagaan
Efektivitas hukum
Polhukam Tertib hukum
42. Visi Politik dan Sasaran Pembangunan
Nawacita
• Menghadirkan kembali negara
• Tata kelola pemerintahan
• Membangun dari pinggir
• Reformasi hukum
• Kualitas hidup
• Produktivitas dan daya saing
• Kemandirian ekonomi
• Revolusi karakter bangsa
• Kebhinekaan dan restorasi sosial
Sasaran RPJMN 2015 - 2019
• Pertumbuhan ekonomi
• Pendapatan per kapita
• Pemerataan pembangunan
• Pengentasan Kemiskinan
• Keberlanjutan pembangunan
• Peningkatan daya saing
• Inovasi teknologi
• SDM berkualitas
• Resiliensi berbasis swakarsa
43. Arah Kebijakan Dan Strategi
• Melanjutkan kebijakan ekonomi yang pro-growth, pro-job, pro-poor dan
pro-environment
• Kebijakan hilirisasi pengelolaan SDA
• Pemberian insentif fiskal dan non fiskal utk pengembangan industri di
Luar Jawa
• Sinergi SDM, IPTEK dengan industri
• Pengembangan sektor pertanian dan infrastruktur perdesaan
• Penguatan kelembagaan masyarakat dan UKM
• Penguatan Ketahanan Pangan dan Energi
• Akselerasi Pembangunan Infrastruktur untuk mendukung Sistem Logistik
Nasional
44. Bidang
Prioritas Utama
SDA SDM IPTEK
Sosbud &
Agama
Mengurangi konflik sosial dalam
pengelolaan SDA
Peningkatan kualitas SDM &
karakter bangsa
Meningkatkan budaya IPTEK
Ekonomi •Penguasaan SDA oleh negara
untuk kesejahteraan rakyat
•Mengoptimalkan nilai tambah
(hilirisasi)
Peningkatan partisipasi
dalam pembangunan dan
pengembangan SDM untuk
mendukung industri
Penelitian dan pengembangan
untuk mendukung
perekonomian
Iptek Pengembangan keanekaragaman
hayati: darat dan laut
Pengembangan SDM handal
berbasis Iptek
Sarpras Mendukung pusat-pusat
pengembangan SDA;
Peningkatan sarpras untuk
SDM berkualitas
Pengembangan industri
transportasi: darat, laut,
udara
Politik Menghindari intervesi politik dalam
pengelolaan SDA
Hankam Memberantas pembalakan liar,
pencurian ikan & pertambangan liar
Pengembangan industri
pertahanan strategis
Hukum &
Aparatur
Penegakan hukum dan tata kelola
dalam pengelolaan SDA
Reformasi birokrasi pusat
dan daerah
Wilayah &
Tata Ruang
Penetapan kawasan lindung dan
kawasan budidaya
SDA dan LH Kesinambungan pengelolaan SDA
dan LH
Budaya sadar lingkungan Peningkatan kemampuan
Iptek dalam pengelolaan SDA
45. Administrasi Publik Masa Depan (Waldo, 1979)
• Legitimasi, kapabilitas dan fokus dalam mewujudkan "good society.”
• Authority, kemampuan untuk mengimplementasikan kebijakan yang
dapat diterima publik.
• Institutional knowledge, pengetahuan kelembagaan
• Control, kemampuan untuk mengendalikan birokrasi, seperti ukuran
organisasi yang membesar, duplikasi program di segala tingkatan,
populasi yang majemuk.
• Confidence, tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
46. Isu Administrasi Publik versi Waldo
• debt crisis
• e-government
• trust in government
The Enterprise of Public Administration
(Waldo, 1979)
47. Memahami Isu-isu Strategis Bidang Administrasi Publik
Konstitusi
Pemerintahan
Warga
Wilayah Negara Aparatur Negara
Pejabat Politik
Birokrasi
48. Sasaran Hasil: Lapangan kerja,
kemiskinan berkurang, kesejahteraan,
keamanan & kesehatan terjamin, dll
Kerangka Strategis Permasalahan Administrasi Publik
Permasalahan Masyarakat:
Pengangguran, kemiskinan,
kesejahteraan rendah,
keamanan, kesehatan, dll
Potensi Sumberdaya:
Hutan, Tambang,
Laut, SDM, Adat/
Budaya, Infrastruktur
sosial ekonomi, dll
Kebutuhan
dan Aspirasi
Masyarakat
DonorPemerintah Pusat
Peran Swasta Swadaya Masyarakat
Penyelenggaraan Negara
DPR/D, Pemerintah/D
50. Contoh Isu-isu Strategis Administrasi Publik
Kebijakan Pusat & Daerah
Manajemen SDM, kapasitas
Organisasi E-government, ukuran, efisiensi
Etika Penyelenggaraan negara bebas KKN
Lingkungan Nasional, regional dan internasional
Kinerja Pelayanan, akuntabilitas
(Keban, 2004)