SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1. Pendahuluan 
Katalog merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang mempunyai arti daftar barang atau daftar benda 
yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi 
perpustakaan, seperti buku, serial, rekaman suara, rekaman video, sumber elektronik, dll. yang disusun menurut standar 
tertentu. 
Standar dalam pengatalogan bahan perpustakaan diantara menggunakan International Standard Bibliographic Description 
(ISBD) dan Anglo American Cataloguing Rules (AACR2). Sejak tahun 2010 mulai diterapkan standar pengatalogan baru 
pengembangan dari AACR2 yaitu Resource Description and Access (RDA). RDA dirancang sebagai format pengatalogan 
deskriptif dan akses untuk semua jenis bahan perpustakaan terutama untuk sumber-sumber digital. 
Standar pengatalogan lain yang digunakan untuk otomasi perpustakaan, pertukaran dan komunikasi data bibliografis adalah 
Machine Readable Cataloguing (MARC). MARC dikembangkan pertama kali pada tahun 1960an oleh Henri Avram 
pustakawan pada Library of Conggress. Pengembangan format MARC yang paling terakhir adalah MARC 21 terbit tahun 
1999 dan revisi termuktahir pada tahun 2003. MARC 21 merupakan pengembangan dari versi USMARC yang digunakan di 
Amerika Serikat dan CAN/MARC yang digunakan di Kanada 
Perubahan yang paling mendasar dari AACR2 ke RDA adalah dalam pembagian jenis bahan perpustakaan dimana RDA tidak 
lagi pengatur tentang penandaan bahan umum dikenal dengan General Material Desctiptiom (GMD). Penerpannya dalam 
formar MARC21 keterangan GMD digantikan dalam ruas 336, 337, 338. 
Tulisan ini akan membahas mengenai struktur AACR2, struktur RDA dan perbandingan pengatalogan berdasarkan AACR2 
dan RDA dengan format MARC21 serta contoh pengatalogan bahan perpustakaan berdasarkan RDA dalam format MARC21. 
2. Struktur AACR2 
Struktur AACR2 dibagi menjadi 2 bagian terdiri dari 26 bab dan ditambah dengan apendik A s.d. E, Indeks. Bagian pertama 
mengenai deskripsi terdiri dari bab 1 sampai dengan 13. Sedangkan bagian kedua mengenai titik akses terdiri dari bab 21 
sampai dengan bab 26. Berikut rincian struktur AACR2 : 
Bagain 1 Deskripsi 
1. Peraturan umum untuk deskripsi 
2. Buku, Pamflet, dan lembar tercetak 
3. Bahan Kartografi 
4. Manuskrip 
5. Musik 
6. Rekaman suara 
7. Gambar hidup/Film dan Rekaman video 
8. Bahan Grafis 
9. Sumber elektronik (E-Resources) 
10. Artefak dan Realia Tiga dimensi 
11. Bentuk mikro 
12. Sumber daya berlanjut (serial) 
13. Analisis 
Bagian 2 Tajuk, judul seragam, dan referensi 
21. Pilihan titik akses 
22. Tajuk untuk orang 
23. Nama Geografis 
24. Tajuk Badan Korporasi 
25. Judul seragam 
26. Referensi 
Apendik dan Indeks 
Apendik A untuk Kapitalisasi (huruf besar) 
Apendik B untuk Singkatan 
Apendik C untuk Nomor 
Apendik D untuk Glosarium 
Apendik E untuk Artikel inisial 
Indeks
Bagian pertama, Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” dapat diterapkan untuk semua jenis bahan perpustakaan yang terdapat 
pada bab 2 sampai dengan bab 12. Peraturan pada bagian pertama ini didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan 
perpustakaan: International Standard Bibliographic Description (General) = ISBD (G). Sedangkan untuk peraturan yang lebih 
rinci diatur pada masing-masing jenis bahan perpustakaan. Berikut rincian pada Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” 
1. Peraturan umum 
2. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab 
3. Daerah edisi 
4. Daerah rincian spesifik bahan (data khusus) 
5. Daerah publikasi, distribusi, dsb. 
6. Daerah deskripsi fisik 
7. Daerah judul seri 
8. Daerah catatan 
9. Daerah penomoran standar standar (ISBN dan ISSN) 
10. Bahan suplemen 
11. Butiran terdiri dari beberapa jenis bahan 
12. Faksimile, fotokopi, dan reproduksi lain 
Karena peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran peraturan pun mengandung unsur mnemorik. 
Artinya, mudah diingat. Penomoran peraturan sebagai berikut: 
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian. 
Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 3.1 maka peraturan ini untuk daerah judul dan pernyataan tanggung jawab pada 
bahan bahan kartografi. Angka 3 menunjukkan bab 3 (bahan kartografi) dan angka 1 menunjukkan (judul dan pernyataan 
tanggung jawab). Penomoran ini sangat mudah diingat. 
Penggunaan GMD (General Material Designation) merupakan pernyataan tentang bahan umum yang ditulis setelah judul 
sebenar dengan penggunaan tanda kurung siku setelah judul sebenarnya [ ]. 
Pilih satu dari daftar GMD (General Material Designation) yang diberikan di bawah ini dan gunakan istilah dari daftar yang 
dipilih dalam semua deskripsi untuk pernyataan bahan umum yang diinginkan. 
Dalam peraturan AACR2 daftar GMD ada dua, daftar pertama yang digunakan di Inggris dan daftar yang kedua digunakan di 
Amerika Serikat. Indonesia menggunakan daftar yang kedua, karena lebih banyak variasi dalam menentukan GMD. Di bawah 
ini daftar GMD yang diberikan oleh AACR2: 
Daftar I Daftar II 
braille kartu aktivitas slaid mikroskop 
bahan kartografi karya seni asli model 
sumber elektronik karya seni reproduksi gambar hidup 
grafik braille musik 
manuskrip bahan kartografi gambar 
bentuk mikro carta realia 
gambar hidup diorama slaid 
multi media sumber elektronik rekaman suara 
musik filmstrip gambar tekni 
objek kartu kilat teks 
rekaman suara dolanan mainan 
teks kit transparansi 
rekaman video manuskrip rekaman video 
bentuk mikro 
Fungsi GMD adalah: 
- Memberitahu sedini mungkin pada pemustaka mengenai format atau bentuk fisik dokumen tersebut. 
- Mengisyaratkan pada pemustaka bahwa diperlukan alat khusus 
- Menjadikan sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama tetapi bentuknya berbeda. 
3. Struktur RDA 
RDA diterbitkan pada tahun 2010 oleh The American Library Association (ISBN: 978-0-8389-1093-1), The Canadian Library 
Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-
185604-749-4). RDA versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 halaman.) dan RDA element set 
view : part 1 Attributes (1288 halaman.) dan part 2 Relationship (384 halaman.). 2768. 
Susunan RDA terdiri dari tiga bagian utama, 10 seksi, 37 bab ditambah beberapa lampiran (untuk penggunaan huruf kapital, 
singkatan, kata sandang, penyajian data deskriptif dan data pengendalian titik temu), daftar istilah, dan index. Ketebalan buku 
RDA berjumlah 2768 halaman. Ketiga bagian utama adalah sebagai berikut: 
Bagian I – Resource Description (termasuk sasaran fungsional dan prinsip-prinsip deskripsi sumber informasi) terdiri dari 
seksi 1 s.d. 4, 
Bagian II – Relationships atau hubungan (petunjuk umum tentang hubungan-hubungan, termasuk individu, keluarga, badan 
korporasi, yang punya relationship dengan sumber; sitasi untuk karya berhubungan, dan petunjuk khusus untuk beberapa jenis 
karya tertentu) terdiri dari seksi 5 s.d 10 
Bagian III – Access Point Control (merumuskan titik akses atau titik temu dan mencatat data yang digunakan dalam 
pengendalian titik temu) merupakan RDA Appendices. 
Ketiga bagian utama ini dijabarkan lagi menjadi beberpa subagian (section) yang berisi aturan lebh rinci lagi. Susunan RDA 
juga dilengkapi apendik, glosarium dan indeks. Berikut pembagian berdasarkan subbagian (section) 
Introduction 
Section 1 : Recording attributes of manifestation and item (Chapter 1-4) 
Section 2 : Recording attributes of work and xxpression (Chapter 5-7) 
Section 3 : Recording attributes of person, family, and corporation body (Chapter 8-11) 
Section 4 : Recording attribute of concept, object, event, and place (Chapter 12-16) 
Section 5 : Recording primary relationships between work, expression, manifestation, 
and item (Chapter 17) 
Section 6 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated 
with resource (Chapter 18-22) 
Section 7 : Recording the subject of a work (Chapter 23) 
Section 8 : Recording relationships between work, expression, manifestation, 
and item (Chapter 24-28) 
Section 9 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies (Chapter 
29-32) 
Section 10 : Recording relationships to concepts, object, event, and places (Chapter 33- 
37) 
APPENDICES 
GLOSARY 
INDEX 
4. Perbandingan AACR2 dan RDA 
Prinsip dasar dari peraturan pengatalogan yang tertuang pada RDA adalah pengatalogan untuk sumber-sumber digital yang 
belum termuat didalam AACR2, RDA juga dapat diterapkan dengan menggunakan standar metadata seperti MARC, MODS, 
perbedaan lainnya cara penulisan pada daerah deskripsi bibliofrafis sehingga pungtuasi ISBD tidak akan menjadi wajib lagi 
seperti halnya dengan AACR2, tetapi menjadi pilihan dengan petunjuk aplikasinya di salah satu lampiran RDA. RDA 
diterbitkan oleh The American Library Association (ISBN: 978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN: 
978-0-88802-335-3) dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA 
versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 hlm.) dan RDA element set view : part 1 Attributes 
(1288 hlm.) dan part 2 Relationship (384 hlm.). Susunan RDA terdiri dari Pendahuluan, 10 bagian yang dibagi dalam 37 bab, 
Apendiks. Berikut beberapa perbedaan antara AACR2 dan RDA:
5. Perbandingan dalam format MARC21 
MARC21 sebagai metadata dalam pengatalogan terotomasi dikembangkan berdasarkan standar pengatalogan AACR2. 
Seiringi mulai diterapkannya RDA sebagai standar pengatalogan yang baru maka format MARC21 disesuaikan dengan RDA, 
seperti penambahan ruas 336, 337, dan 338 untuk menggantikan penggunaan GMD pada ruas 245. Berikut perbandingan 
AACR2 dan RDA dalam format MARC21 
Ruas 245 Judul dan penanggung jawab 
Ruas ini berisi tentang daerah judul dan penanggung jawab. 
RDA tidak lagi mengatur tentang GMD untuk bahan perpustakaan. Sub ruas $h [ ] digantikan dengan ruas 336,337,dan 338.
Ruas 250 Edisi 
Ruas 250 edisi. Penulisan edisi di dalam AACR2 ditulis menggunakan singkatan sedangkan di RDA ditulis apa adanya tanpa 
disingkat. 
Contoh AACR2 
250 ## $a 3rd ev.ed. 
250 ## $a Cet. 1 
Contoh RDA 
250 ## $a Third revised edition 
250 ## $a Cetakan pertama 
Ruas 260 Penerbitan 
Penulisan untuk daerah penerbitan AACR2 mengatur penggunaan singkatan [s.l.] untuk tempat terbit yang tidak diketahui dan 
[s.n.] untuk nama penerbit yang tidak diketahui. Singkatan tersebut di dalam RDA digantikan dengan istilah [place of 
publication not identified] dan [publisher not identified] atau [tempat terbit tidak teridentifikasi] dan [penerbit tidak 
teridentifikasi] 
Contoh AACR2: 
260 ## $a [S.l. : $b s.n.], $c 2013. 
Contoh RDA 
260## $a [Tempat terbit tidak teridentifikasi] : $b [penerbit tidak teridentifikasi], $c 2013. 
Ruas 300 deskripsi fisik
Penulisan deskripsi fisik halaman dan keterangan ilustrasi di dalam AACR2 menggunakan singkatan sedangkan di dalam 
RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat. 
Contoh AACR : 
300 ## $a v, 199 hlm. : $b ilus. ; $c 30 cm. 
Contoh RDA : 
300 ## $a v, 199 halaman. : $b ilustrasi., ; $c 30 cm 
Ruas 440 /490 seri 
Penulisan untuk penomeran seri seperti: jilid,volume, nomor di dalam RDA tidak lagi menggunakan singkatan tetapi ditulis 
apa adanya sesuai yang tertera pada sumber informasi utama. 
Contoh : 
Titik Akses 
AACR2 mengatur pernyataan tanggung jawab untuk pengarang lebih dari 3 orang ditulis pengarang yang disebut pertama kali 
diikuti dengan et al. sedangkan untuk RDA semua pengarang ditulis dalam daerah pernyataan tanggung jawab dengan tajuk 
entri utama pada pengarang pertama. 
6. Contoh pengatalogan RDA dengan format MARC 21 
Berikut ini contoh pengatalogan berdasarkan RDA dan format MARC21 yang diambil dari katalog Online (OPAC) National 
Library of Australia (NLA) dan Library of Congress.
Penutup 
Standar pengatalogan diperlukan antara lain untuk: 1. menjaga konsistensi dan keseragaman dalam pengatalogan, 2. 
pertukaran dan komunikasi data bibliografis antar perpustakaan. 3. Titik akses untuk menentukan tajuk entri utama dan tajuk 
entri tambahan sehingga akan memudahkan dalam penelusuran informasi dan temu kembali informasi.. 
AACR2 merupakan standar pengatalogan bahan perpustakaan yang digunakan dan diadopsi oleh 56 negara. Seiring dengan 
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) standar pengatalogan juga mengalami perkembangan ditandai 
dengan terbitnya RDA sebagai standar pengatalogan baru yang akan menggantikan AACR2. RDA merupakan standar 
pengatalogan untuk semua jenis bahan perpustakaan dan dirancang khususnya untuk sumber-sumber digital.
MARC21 sebagai metadata pengatalogan merupakan standar pengkodean untuk deskripsi bibliografis bahan perpustakaan. 
Format MARC21 dapat digunakan untuk pengatalogan berdasarkan RDA. 
RDA Pada tahun 2013 sudah mulai diimplementasikan oleh perpustakaan di AS (U.S. Library of Congress), Inggris (The 
British Library), Jerman (Deutsche Nationalbibliothek (DNB), Australia (National Library of Australia). Penerapan RDA di 
Indonesia terutama oleh Perpustakaan Nasional RI dalam praktiknya haruslah dimulai melalui telaah dan kajian yang 
mendalam tentang perbandingan antara AACR2 dan RDA. Telaah dan kajian tersebut disiapkan oleh suatu tim yang 
melibatkan berbagai pihak yang terkait terutama dari kalangan perguruan tinggi yang mempunyai program studi ilmu 
perpustakaan. Diharapkan juga kajian tersebut dapat menghasilkan suatu draf naskah yang akan dijadikan sebagai standar 
pengatalogan RDA versi Indonesia. 
AACR2 (Anglo-American Cataloguing Rules) 2nd Edition merupakan perangkat 
dasar untuk melakukan pendeskripsian bibliografi pada suatu bahan pustaka 
karena di dalamnya tercantum aturan untuk pengatalogan tersebu 
AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules) Second Edition, 2002 Revision. 
1. A. DEFINISI, CIRI-CIRI, DAN STRUKTUR PERATURAN AACR2 
1. 1. Definisi AACR2 
Dalam melakukan pendeskripsian sebuah bahan pustaka baik buku maupun non 
buku perlu menggunakan sebuah pedoman sebagaimana yang telah 
disampaikan oleh Prof. Dr. Sulistyo Basuki, MA. Menurutnya “… Untuk mengatur 
praktik deskripsi bibliografis, digunakan pedoman. Pedoman yang (hampir) 
berlaku internasional adalah Anglo American Cataloguing Rules 2 (AACR2) kini 
menjadi AACR2 (revisi 2002 dan 2005)….” [1] 
Sedangkan AACR2 dalam website resminya menjelaskan bahwa, 
“… the Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) are designed for use in the 
construction of catalogues and other lists in general libraries of all sizes. The 
rules cover the description of, and the provision of access points for, all library 
materials commonly collected at the present time….”[2] 
Jelas bahwa AACR2 merupakan sebuah pedoman yang di rancang khusus 
untuk pengatalogan deskriptif dan tajuk subjek yang di lakukan dalam kegiatan 
di setiap perpustakaan. Untuk AACR2 sendiri merupakan edisi revisi tahun 2002 
dan 2005 dari tahun sebelumnya yakni tahun 1998, 1988,1978, dan AACR1 
tahun 1967. 
1. 2. Ciri-ciri AACR2
Nurul Hayati, M.Hum. (2013) menjelaskan dalam diktatnya pada perkuliahan 
Deskripsi Bibliografi Non Buku, bahwa AACR2 mempunyai 3 ciri yakni umum, 
terintegrasi, dan fleksibel.[3] Umum disini dimaksudkan bahwa AACR2 dapat 
digunakan untuk semua jenis perpustakaan baik perpustakaan nasional, 
sekolah, perguruan tinggi, bahkan pribadi sekalipun. 
Sedangkan ciri kedua yaitu terintegrasi dimaksudkan bahwa AACR2 merupakan 
pedoman/peraturan dasar bagi semua jenis bahan pustaka, baik buku maupun 
non buku. Ciri yang ketiga yakni fleksibel dimana AACR2 mempunyai aturan 
yang bersifat alternatif dan pilihan. Hal tersebut juga di jelaskan didalam AACR2 
(2002) pada General Introduction “some rules are designated as alternatives 
rules or as optional additions, and some other rules or parts of rules are 
introduced by optionally.”[4] 
1. 3. Struktur Peraturan AACR2 
Dijelaskan pada pengenalan AACR2 (2002) secara umum bahwa AACR2 dibagi 
menjadi 2 bagian yaitu : 
 · Bagian 1 (describtion) adalah penjelasan mengenai aturan item dari 
katalog 
 · Bagian 2 (heading/accsess point, uniform titles, references) adalah 
bagian untuk menentukan titik temu.[5] 
v Struktur peraturan bagian 1: 
Bab 1 : Umum 
Bab 2-10 : Untuk kelompok bahan khusus 
Bab 11-13 : Patrial generality (Sebagian untuk bahan umum) 
 · Bagian 1, terdiri dari 13 Bab. Dengan rincian sebagai berikut: 
1. 1. General rules for description (Aturan Umum untuk Deskripsi)
2. 2. Books, Pamphlets, and Printeed Sheets ( Buku, Pamplet, dan 
Lembar Print-an) 
3. 3. Cartograpic Materials ( Bahan Kartografi) 
4. 4. Manuscripts ( Bahan Manuskrip) 
5. 5. Music (Musik) 
6. 6. Sound Recordings ( Rekaman Suara) 
7. 7. Motion Pictures and Videorecordings (Gambar Hidup dan Rekaman 
Video) 
8. 8. Grapich Materials (Bahan Grafis) 
9. 9. Electronic Resources (Sumber Elektronik) 
10. 10. Three-Dimensional Arttefacts and Realia (Bahan Tiga Dimensi Artefak 
dan Realia) 
11. 11. Microforms (Bahan Bentuk Mikro) 
12. 12. Continuing Resources (Sumber Berseri) 
13. 13. Analysis (Analisis) 
 · Bagian 2, terdiri dari 6 Bab. Dengan rincian sebagai berikut: 
21 Choice of Access Point (Memilih Titik Temu) 
22 Headings for Persons (Tajuk Untuk Orang) 
23 Geographic Names (Nama Geografi) 
24 Heading for Corporate Bodies (Tajuk untuk Badan Korporasi) 
25 Uniform Title (Tajuk Judul Seragam) 
26 References (Rujukan-rujukan) 
1. B. HUBUNGAN ISBD (G) DENGAN AACR2 
“ISBD (G): General International Standard Biblographic Descripion – referred 
to hereafter as the ISBD(G) – lists all the elements which are required to 
describe and identify all types of material which are likely to appear in library 
collections, assigns an order to the elements of description, and specifies a 
system of punctuation for the description.”[6]
Dari penjelasan tersebut maka disimpulkan bahwa hubungan antara ISBD (G) 
dengan AACR2 adalah didasarkan pada element atau unsur-unsur yang 
digunakan dalam pendeskripsian bibliografi bahan pustaka yang terdapat dalam 
AACR2 diasuh dari ISBD (G). 
Delapan area/daerah deskripsi bibliografi: 
1. 1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab 
2. 2. Daerah edisi 
3. 3. Daerah data khusus 
4. 4. Daerah penerbitan dan distribusi 
5. 5. Daerah deskripsi fisik 
6. 6. Daerah seri 
7. 7. Daerah catatan 
8. 8. Daerah nomor standar (ISBN dan ISSN) 
1. C. SUMBER INFORMASI UTAMA (SIU) 
Sumber informasi di dalam AACR2 di jelaskan dalam Bagian 1 Bab 1. Sumber 
informasi utama adalah tempat dimana dapat ditemukannya keterangan 
mengenai bahan tersebut. Sebagai contoh, SIU pada bahan rekaman suara 
berbentuk disk terdapat di disk itu sendiri dan label sedangkan untuk bahan 
rekaman suara berbentuk gulungan pita SIU terdapat di gulungan pita dan label. 
Sumber informasi utama terdiri dari sumber tunggal dan sumber judul kolektif, 
apabila informasi tidak diambil dari SIU, maka sertakan kurung siku dalam 
informasi tersebut. 
1. D. UNSUR MNEMONIK DALAM AACR2 
Oleh karena kerangka umum 8 daerah deskripsi di atas, maka AACR2 memiliki 
unsur mnemonik yakni mudah diingat. Sedangkan adapun rumusan untuk 
menemukan lokasi suatu aturan dalam AACR2 adalah sebagai berikut: 
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No. Perincian 
Contoh:
8.7 Catatan untuk Bahan Grafis 
9.7 Catatan untuk Sumber Elektronik 
1. E. TINGKATAN DESKRIPSI 
Terdapat tiga tingkatan dalam deskripsi dan masing-masing deskripsi mempunya 
kemutlakan dalam pencantuman unsur-unsurnya serta mempunyai kerumitannya 
masing-masing. Adapun penjelasan untuk masing-masing tingkatan adalah 
sebagai berikut: 
 Tingkat pertama 
Unsur yang ada dalam tingkat pertama adalah : 
Judul Sebenarnya / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama (bila berbeda 
dengan tajuk entri utama atau tidak ada tajuk entri utama). – Edisi. – Data 
Khusus. – Penerbitan Dan Distribusi. – Deskripsi Fisik. – Catatan. – ISBN. 
Ini dalah tingkatan deskripsi yang paling sederhana dan biasanya digunakan 
untu perpustakaan pribadi atau perpustakaan yang minim koleksi. 
Contoh: 
After Earth / Columbia Pictures. – California: Columbia Pictures,2013. – 1 disk (2 jam 31 menit) 
I. Columbia Pictures 
 Tingkat Kedua 
Unsur yang ada dalam tingkat kedua adalah : 
Judul Sebenarnya [ Pernyataan Jenis Bahan Umum ] = Jusul Pararel: Sub 
Judul / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama ; Fungsi Penangung Jawab 
Yang Lain.—Edisi / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Berhubungan Dengan 
Edisi.— Data Khusus.—Data Khusus.— Penerbit Dan Distribusi Yang Pertama. 
— Deskripsi Fisik.— (Daerah Judul Seri).— ISBN.
Tingkat deskripsi ini lebih lengkap dan hampir digunakan oleh sebagian besar 
perpustakaan besar. 
Contoh : 
After Earth [Gambar Hidup] / Columbia Pictures ; Overbrook Entertainment . – 
California: Columbia Pictures, 2013 
1 disk (2 jam 31 menit): bersuara, berwarna 
Film fantasi keluarga. Subtitle Inggris, Bahasa Indonesia, Prancis. Pemeran 
utama Jaden Smith dan Will Smith. Diperuntukkan bagi remaja dan keluarga. 
I. Columbia Pictures 
II. Jaden Smith 
III. Will Smith 
 ·Tingkat Ketiga 
Untuk tingkatan ketiga ini memiliki unsur yang lebih kompleks ketimbang tingkat 
pertama dan kedua serta lebih sulit dalam penerapannya, sehingga 
perpustakaan lebih bnyak yang menggunakan deskripsi tingkat satu atau dua. 
1. F. PENGGUNAAN BAHASA 
Penggunaan bahasa dalam deskripsi bibliografi harus sama dengan bahasa 
dokumen.[7] Artinya bahwa apa yang tertulis dari SIU pada dokumen tidak dapat 
di ubah ke dalam bahasa pengatalog. Namun untuk perihal interpolasi atau 
sisipan (informasi yang tidak terdapat dalam dokumen) seperti pernyataan 
sisipan dan singkatan wajib, GMD, bentuk lain dari tempat terbit, dan fungsi lain 
dari penerbit, distributor, dan lain sebagainya dapat menggunakan bahasa 
pengatalog atau yang dikenal dengan working language.namun sisipan tersebut 
harus dituliskan di dalam kurung siku ‘[ ]’. 
1. GENERAL MATERIAL DESIGNATION (GMD)
General Material Designation (GMD) adalah pernyataan jenis bahan secara 
umum. Di dalam AACR2 sendiri GMD dibagi menjadi 2 daftar yakni, daftar 
pertama digunakan di Inggris dan daftar kedua digunakan di Amerika Serikat. 
Indonesia sendiri menggunakan GMD yang digunakan oleh Amerika Serikat 
karena lebih bervariatif.[8] Di bawah ini adalah daftar GMD yang diberikan oleh 
AACR2 pada 1.1C1. 
LIST 1 (INGGRIS) LIST 2 (AMERIKA SERIKAT) 
Braille 
Cartographic Resorces 
Electronic Resources, Graphic Manuscript Microform Motion Picture 
Multimedia Music Object Sound Recording Text VideorecordingActivity Card 
Art Original Art Reproduction Braille Cartographic Material Chart Diorama 
Electronic Resource Filmstrip Flash Card Game Kit Manuscript Microform 
Microscope Slide Model Motion Picture Music 
GMD sangat berguna terutama pada perpustakaan multimedia. Pustakawan 
ataupun pemustaka akan dapat mencari koleksi yang dibutuhkan dengan 
menelusur GMD-nya meskipun terdapat judul yang sama dalam rak. 
1. DAERAH DATA KHUSUS 
“Istilah dalam bahasa Inggris adalah: Material (or type of publication) specific 
details area, merupakan daerah untuk mencatat data yang khas bagi satu 
kelompok bahan atau jenis publikasi tertentu.”[9] 
Pada bahan pustaka tidak semua memiliki data khususnya, adapun bahan-bahan 
yang memiliki data khusus adalah: 
1) Cartographic Materials (Bab 3) 
2) Music (Bab 5) 
3) Electronic Resources (Bab 9) 
4) Continuing Resources (Bab 12) 
5) Microform (Bab 11( jika berisi peta/musik/serial))
1. TANDA BACA (PUNCTUATION) 
Setiap daerah di pisahkan dengan titik, spasi, dua strip, spasi ( . — ) kecuali 
untuk daerah yang dimulai pada paragraf baru, seperti yang tertuang didalam 
AACR2, 
“Precede each area, other than the first area, or each occurrance of a note or 
standard number, etc., area, by full stop, space, dash, space ( . — ) unless the 
area begins a new paragraph.”[10] 
Adapun pungtuasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut : 
NO DAERAH TANDA 
BACA ELEMEN 
1 Judul dan pernyataan 
tanggung jawab 
Judul sebenarnya 
[ ] GMD 
= Judul pararel 
: Judul lain, judul tambahan, atau anak 
judul 
/ Pernyataan tanggung jawab 
; Pernyataan tanggung jawab kedua 
2 Edisi 
. – Pernyataan edisi 
/ Penanggung jawab edisi 
; Penanggung jawab edisi kedua 
3 Data Khusus . – Hanya untuk peta, musik, file komputer, 
dan terbitan berkala 
4 Terbitan dan Distribusi . – Tempat terbit 
; Kota kedua 
: Nama penerbit, penyalur, pengedar 
[ ] Pernyataan fungsi penerbit, distributor
, (koma) Tahun terbit 
( Tempat pembuatan 
: Nama pembuat 
, (koma) Tahun pembuatan, diikuti tanda kurung 
tutup 
5 
Deskripsi Fisik (dimulai pada 
paragraf baru atau diawali . 
— ) 
. – Jumlah satuan dan jenis bahan spesifik 
: Data spesifik lain ( jenis rekaman, 
warna, dll) 
: Ukuran 
+ Lampiran 
6 Seri (dicacat dalam kurung) 
. – Judul seri 
= Judul pararel seri 
: Keterangan judul lain 
/ Penanggung jawab seri 
; Penanggung jawab tambahan 
, (koma) Nomor standar seri (ISSN) 
; Nomor seri 
. (titik) Judul sub seri 
7 Catatan 
8 Nomor Standar, Harga, 
Syarat Penjualan 
Nomor Standar 
Judul ringkas 
. – Harga dan syarat penjualan 
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa AACR2 mempunyai peran 
penting dalam kegiatan pengatalogan (deskripsi bibliografi). AACR2 memiliki 
aturan yang kompleks namun dalam penerapannya ada beberapa kelonggaran 
sesuai dengan ciri-ciri dari AACR2 itu sendiri yakni fleksibel. Perpustakaan juga 
dapat memilih jenis tingkatan deskripsi yang ingin diterapkan dalam 
perpustakaannya, juga berlaku bagi penggunaan bahasa dalam pengatalogan 
yang mendapat kelonggaran untuk tidak menggunakan bahasa inggris mutlak 
namun dapat menggunakan working language. 
Mengenai pungtuasi sudah jelas diatur disetiap bahasan bahan pada bab-bab di 
AACR2 sehingga memudahkan bagi pustakawan untuk mengaplikasikannya. 
Secara keseluruhan AACR2 masih dapat digunakan hingga saat ini mengingat 
adanya perpindahan dari era AACR2 ke era RDA (Resource Description and 
Access). 
`

More Related Content

What's hot

Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data D3 Perpustakaan UM 2014
 
Otomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satyaOtomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satyasatya pradana
 
Perluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesia
Perluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesiaPerluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesia
Perluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesiaTyo SBS
 
penataan arsip
penataan arsippenataan arsip
penataan arsipIna Wati
 
Pengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhkPengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhkAdi Pujakesuma
 
Subject analysis, structure and syntax of lcsh
Subject analysis, structure and syntax of lcshSubject analysis, structure and syntax of lcsh
Subject analysis, structure and syntax of lcshRichard.Sapon-White
 
Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan Elektronik Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan Elektronik Bunayya
 
Data Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket PesawatData Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket Pesawatnaufals11
 
Makalah Aplikasi Database Maskapai Penerbangan
Makalah Aplikasi Database Maskapai PenerbanganMakalah Aplikasi Database Maskapai Penerbangan
Makalah Aplikasi Database Maskapai PenerbanganInsan Cahya Setia
 
Model data relasional (3)
Model data relasional (3)Model data relasional (3)
Model data relasional (3)Arib Herzi
 
8. profesi pustakawan dan kode etiknya
8. profesi pustakawan dan kode etiknya8. profesi pustakawan dan kode etiknya
8. profesi pustakawan dan kode etiknyaImam Suwandi
 
Makalah database manajemen sistem
Makalah database manajemen sistemMakalah database manajemen sistem
Makalah database manajemen sistemMhd. Abdullah Hamid
 
Cara melakukan studi kepustakaan
Cara melakukan studi kepustakaanCara melakukan studi kepustakaan
Cara melakukan studi kepustakaanadekumalasari
 
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemMateri Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemtianachris
 

What's hot (20)

Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
 
Otomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satyaOtomasi kearsipan satya
Otomasi kearsipan satya
 
Perluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesia
Perluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesiaPerluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesia
Perluasan dan penyesuaian notasi ddc untuk wilayah indonesia
 
Pedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsiPedoman penulisan skripsi
Pedoman penulisan skripsi
 
penataan arsip
penataan arsippenataan arsip
penataan arsip
 
Metadata
MetadataMetadata
Metadata
 
Dublin core
Dublin coreDublin core
Dublin core
 
Pengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhkPengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhk
 
Perspektif Sistem
Perspektif SistemPerspektif Sistem
Perspektif Sistem
 
Subject analysis, structure and syntax of lcsh
Subject analysis, structure and syntax of lcshSubject analysis, structure and syntax of lcsh
Subject analysis, structure and syntax of lcsh
 
Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan Elektronik Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan Elektronik
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Data Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket PesawatData Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket Pesawat
 
Makalah Aplikasi Database Maskapai Penerbangan
Makalah Aplikasi Database Maskapai PenerbanganMakalah Aplikasi Database Maskapai Penerbangan
Makalah Aplikasi Database Maskapai Penerbangan
 
Model data relasional (3)
Model data relasional (3)Model data relasional (3)
Model data relasional (3)
 
8. profesi pustakawan dan kode etiknya
8. profesi pustakawan dan kode etiknya8. profesi pustakawan dan kode etiknya
8. profesi pustakawan dan kode etiknya
 
Makalah database manajemen sistem
Makalah database manajemen sistemMakalah database manajemen sistem
Makalah database manajemen sistem
 
Cara melakukan studi kepustakaan
Cara melakukan studi kepustakaanCara melakukan studi kepustakaan
Cara melakukan studi kepustakaan
 
P5 bentuk kerjasama perpustakaan
P5 bentuk kerjasama perpustakaanP5 bentuk kerjasama perpustakaan
P5 bentuk kerjasama perpustakaan
 
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemMateri Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Aacr2 pdf book
Aacr2 pdf bookAacr2 pdf book
Aacr2 pdf book
 
Anglo American Cataloging Rules 2nd Ed. - AACR2
Anglo American Cataloging Rules 2nd Ed. - AACR2Anglo American Cataloging Rules 2nd Ed. - AACR2
Anglo American Cataloging Rules 2nd Ed. - AACR2
 
Finding Pheonix Athens
Finding Pheonix AthensFinding Pheonix Athens
Finding Pheonix Athens
 
Resource Discovery Infrastructure - what if we were starting from scratch?
Resource Discovery Infrastructure - what if we were starting from scratch?Resource Discovery Infrastructure - what if we were starting from scratch?
Resource Discovery Infrastructure - what if we were starting from scratch?
 
Modul01 Pengolahan Bahan Pustaka
Modul01 Pengolahan Bahan PustakaModul01 Pengolahan Bahan Pustaka
Modul01 Pengolahan Bahan Pustaka
 
Getting triples from records: the role of ISBD
Getting triples from records: the role of ISBDGetting triples from records: the role of ISBD
Getting triples from records: the role of ISBD
 
Catalogue Entry Format
Catalogue Entry FormatCatalogue Entry Format
Catalogue Entry Format
 

Similar to RDA-AACR2

Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...
Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...
Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...syifalalalala
 
Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6
Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6
Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6Lidya Septiani
 
maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...
maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...
maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...maya_anggraini
 
Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...
Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...
Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...Lintang Kejora
 
Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017
Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017
Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017Ria Andriani
 
Forum dan Kuis Minggu ke 6
Forum dan Kuis Minggu ke 6Forum dan Kuis Minggu ke 6
Forum dan Kuis Minggu ke 6Sofi Hayu
 
Basis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational ModelBasis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational ModelRatzman III
 
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...febyratnasari
 
Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...
Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...
Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...Fitriana Rahayu
 
Pertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTA
Pertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTAPertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTA
Pertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTAEndang Retnoningsih
 
Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...
Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...
Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...Citra Ariesta
 
SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017
SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017
SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017Marsudi Marsudi
 

Similar to RDA-AACR2 (20)

Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...
Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...
Sim, Syifa Khairunnisa, Hapzi Ali, Sistem Manajemen Database, Universitas Mer...
 
Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6
Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6
Forum dan Kuis SIM Minggu ke 6
 
maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...
maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...
maya anggraini,sim,mercubuana,prof hapzi ali, menganalisis sistem informasi p...
 
Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...
Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...
Sim, lintang kejora, hapzi ali, sistem manajemen database , universitas mercu...
 
Struktur data
Struktur dataStruktur data
Struktur data
 
Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017
Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017
Sim, ria andriani, prof hapzi ali,sistem manajemen database, umb, 2017
 
ALGORITMA
ALGORITMAALGORITMA
ALGORITMA
 
Basis data
Basis dataBasis data
Basis data
 
Forum dan Kuis Minggu ke 6
Forum dan Kuis Minggu ke 6Forum dan Kuis Minggu ke 6
Forum dan Kuis Minggu ke 6
 
Basis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational ModelBasis Data, Ch. 3 - Relational Model
Basis Data, Ch. 3 - Relational Model
 
Arsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis DataArsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis Data
 
Sbd ke1 2
Sbd ke1 2Sbd ke1 2
Sbd ke1 2
 
Pertemuan-3.pptx
Pertemuan-3.pptxPertemuan-3.pptx
Pertemuan-3.pptx
 
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercu...
 
Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...
Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...
Sim,fitriana rahayu prof. hapzi-minggu 6-analisis sistem informasi pada perus...
 
Pertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTA
Pertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTAPertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTA
Pertemuan 2 Seminar Karya Ilmiah & MPTA
 
Machine Readable Catalog
Machine Readable CatalogMachine Readable Catalog
Machine Readable Catalog
 
Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...
Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...
Sim, citra ariesta dharma, forum 6, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Universitas Merc...
 
SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017
SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017
SIM, Marsudi, Hapzi Ali,Sistem Manajemen Database, Universitas Mercubuana,2017
 
nota
notanota
nota
 

RDA-AACR2

  • 1. 1. Pendahuluan Katalog merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang mempunyai arti daftar barang atau daftar benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan, seperti buku, serial, rekaman suara, rekaman video, sumber elektronik, dll. yang disusun menurut standar tertentu. Standar dalam pengatalogan bahan perpustakaan diantara menggunakan International Standard Bibliographic Description (ISBD) dan Anglo American Cataloguing Rules (AACR2). Sejak tahun 2010 mulai diterapkan standar pengatalogan baru pengembangan dari AACR2 yaitu Resource Description and Access (RDA). RDA dirancang sebagai format pengatalogan deskriptif dan akses untuk semua jenis bahan perpustakaan terutama untuk sumber-sumber digital. Standar pengatalogan lain yang digunakan untuk otomasi perpustakaan, pertukaran dan komunikasi data bibliografis adalah Machine Readable Cataloguing (MARC). MARC dikembangkan pertama kali pada tahun 1960an oleh Henri Avram pustakawan pada Library of Conggress. Pengembangan format MARC yang paling terakhir adalah MARC 21 terbit tahun 1999 dan revisi termuktahir pada tahun 2003. MARC 21 merupakan pengembangan dari versi USMARC yang digunakan di Amerika Serikat dan CAN/MARC yang digunakan di Kanada Perubahan yang paling mendasar dari AACR2 ke RDA adalah dalam pembagian jenis bahan perpustakaan dimana RDA tidak lagi pengatur tentang penandaan bahan umum dikenal dengan General Material Desctiptiom (GMD). Penerpannya dalam formar MARC21 keterangan GMD digantikan dalam ruas 336, 337, 338. Tulisan ini akan membahas mengenai struktur AACR2, struktur RDA dan perbandingan pengatalogan berdasarkan AACR2 dan RDA dengan format MARC21 serta contoh pengatalogan bahan perpustakaan berdasarkan RDA dalam format MARC21. 2. Struktur AACR2 Struktur AACR2 dibagi menjadi 2 bagian terdiri dari 26 bab dan ditambah dengan apendik A s.d. E, Indeks. Bagian pertama mengenai deskripsi terdiri dari bab 1 sampai dengan 13. Sedangkan bagian kedua mengenai titik akses terdiri dari bab 21 sampai dengan bab 26. Berikut rincian struktur AACR2 : Bagain 1 Deskripsi 1. Peraturan umum untuk deskripsi 2. Buku, Pamflet, dan lembar tercetak 3. Bahan Kartografi 4. Manuskrip 5. Musik 6. Rekaman suara 7. Gambar hidup/Film dan Rekaman video 8. Bahan Grafis 9. Sumber elektronik (E-Resources) 10. Artefak dan Realia Tiga dimensi 11. Bentuk mikro 12. Sumber daya berlanjut (serial) 13. Analisis Bagian 2 Tajuk, judul seragam, dan referensi 21. Pilihan titik akses 22. Tajuk untuk orang 23. Nama Geografis 24. Tajuk Badan Korporasi 25. Judul seragam 26. Referensi Apendik dan Indeks Apendik A untuk Kapitalisasi (huruf besar) Apendik B untuk Singkatan Apendik C untuk Nomor Apendik D untuk Glosarium Apendik E untuk Artikel inisial Indeks
  • 2. Bagian pertama, Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” dapat diterapkan untuk semua jenis bahan perpustakaan yang terdapat pada bab 2 sampai dengan bab 12. Peraturan pada bagian pertama ini didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan perpustakaan: International Standard Bibliographic Description (General) = ISBD (G). Sedangkan untuk peraturan yang lebih rinci diatur pada masing-masing jenis bahan perpustakaan. Berikut rincian pada Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” 1. Peraturan umum 2. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab 3. Daerah edisi 4. Daerah rincian spesifik bahan (data khusus) 5. Daerah publikasi, distribusi, dsb. 6. Daerah deskripsi fisik 7. Daerah judul seri 8. Daerah catatan 9. Daerah penomoran standar standar (ISBN dan ISSN) 10. Bahan suplemen 11. Butiran terdiri dari beberapa jenis bahan 12. Faksimile, fotokopi, dan reproduksi lain Karena peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran peraturan pun mengandung unsur mnemorik. Artinya, mudah diingat. Penomoran peraturan sebagai berikut: No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian. Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 3.1 maka peraturan ini untuk daerah judul dan pernyataan tanggung jawab pada bahan bahan kartografi. Angka 3 menunjukkan bab 3 (bahan kartografi) dan angka 1 menunjukkan (judul dan pernyataan tanggung jawab). Penomoran ini sangat mudah diingat. Penggunaan GMD (General Material Designation) merupakan pernyataan tentang bahan umum yang ditulis setelah judul sebenar dengan penggunaan tanda kurung siku setelah judul sebenarnya [ ]. Pilih satu dari daftar GMD (General Material Designation) yang diberikan di bawah ini dan gunakan istilah dari daftar yang dipilih dalam semua deskripsi untuk pernyataan bahan umum yang diinginkan. Dalam peraturan AACR2 daftar GMD ada dua, daftar pertama yang digunakan di Inggris dan daftar yang kedua digunakan di Amerika Serikat. Indonesia menggunakan daftar yang kedua, karena lebih banyak variasi dalam menentukan GMD. Di bawah ini daftar GMD yang diberikan oleh AACR2: Daftar I Daftar II braille kartu aktivitas slaid mikroskop bahan kartografi karya seni asli model sumber elektronik karya seni reproduksi gambar hidup grafik braille musik manuskrip bahan kartografi gambar bentuk mikro carta realia gambar hidup diorama slaid multi media sumber elektronik rekaman suara musik filmstrip gambar tekni objek kartu kilat teks rekaman suara dolanan mainan teks kit transparansi rekaman video manuskrip rekaman video bentuk mikro Fungsi GMD adalah: - Memberitahu sedini mungkin pada pemustaka mengenai format atau bentuk fisik dokumen tersebut. - Mengisyaratkan pada pemustaka bahwa diperlukan alat khusus - Menjadikan sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama tetapi bentuknya berbeda. 3. Struktur RDA RDA diterbitkan pada tahun 2010 oleh The American Library Association (ISBN: 978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-
  • 3. 185604-749-4). RDA versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 halaman.) dan RDA element set view : part 1 Attributes (1288 halaman.) dan part 2 Relationship (384 halaman.). 2768. Susunan RDA terdiri dari tiga bagian utama, 10 seksi, 37 bab ditambah beberapa lampiran (untuk penggunaan huruf kapital, singkatan, kata sandang, penyajian data deskriptif dan data pengendalian titik temu), daftar istilah, dan index. Ketebalan buku RDA berjumlah 2768 halaman. Ketiga bagian utama adalah sebagai berikut: Bagian I – Resource Description (termasuk sasaran fungsional dan prinsip-prinsip deskripsi sumber informasi) terdiri dari seksi 1 s.d. 4, Bagian II – Relationships atau hubungan (petunjuk umum tentang hubungan-hubungan, termasuk individu, keluarga, badan korporasi, yang punya relationship dengan sumber; sitasi untuk karya berhubungan, dan petunjuk khusus untuk beberapa jenis karya tertentu) terdiri dari seksi 5 s.d 10 Bagian III – Access Point Control (merumuskan titik akses atau titik temu dan mencatat data yang digunakan dalam pengendalian titik temu) merupakan RDA Appendices. Ketiga bagian utama ini dijabarkan lagi menjadi beberpa subagian (section) yang berisi aturan lebh rinci lagi. Susunan RDA juga dilengkapi apendik, glosarium dan indeks. Berikut pembagian berdasarkan subbagian (section) Introduction Section 1 : Recording attributes of manifestation and item (Chapter 1-4) Section 2 : Recording attributes of work and xxpression (Chapter 5-7) Section 3 : Recording attributes of person, family, and corporation body (Chapter 8-11) Section 4 : Recording attribute of concept, object, event, and place (Chapter 12-16) Section 5 : Recording primary relationships between work, expression, manifestation, and item (Chapter 17) Section 6 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated with resource (Chapter 18-22) Section 7 : Recording the subject of a work (Chapter 23) Section 8 : Recording relationships between work, expression, manifestation, and item (Chapter 24-28) Section 9 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies (Chapter 29-32) Section 10 : Recording relationships to concepts, object, event, and places (Chapter 33- 37) APPENDICES GLOSARY INDEX 4. Perbandingan AACR2 dan RDA Prinsip dasar dari peraturan pengatalogan yang tertuang pada RDA adalah pengatalogan untuk sumber-sumber digital yang belum termuat didalam AACR2, RDA juga dapat diterapkan dengan menggunakan standar metadata seperti MARC, MODS, perbedaan lainnya cara penulisan pada daerah deskripsi bibliofrafis sehingga pungtuasi ISBD tidak akan menjadi wajib lagi seperti halnya dengan AACR2, tetapi menjadi pilihan dengan petunjuk aplikasinya di salah satu lampiran RDA. RDA diterbitkan oleh The American Library Association (ISBN: 978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 hlm.) dan RDA element set view : part 1 Attributes (1288 hlm.) dan part 2 Relationship (384 hlm.). Susunan RDA terdiri dari Pendahuluan, 10 bagian yang dibagi dalam 37 bab, Apendiks. Berikut beberapa perbedaan antara AACR2 dan RDA:
  • 4. 5. Perbandingan dalam format MARC21 MARC21 sebagai metadata dalam pengatalogan terotomasi dikembangkan berdasarkan standar pengatalogan AACR2. Seiringi mulai diterapkannya RDA sebagai standar pengatalogan yang baru maka format MARC21 disesuaikan dengan RDA, seperti penambahan ruas 336, 337, dan 338 untuk menggantikan penggunaan GMD pada ruas 245. Berikut perbandingan AACR2 dan RDA dalam format MARC21 Ruas 245 Judul dan penanggung jawab Ruas ini berisi tentang daerah judul dan penanggung jawab. RDA tidak lagi mengatur tentang GMD untuk bahan perpustakaan. Sub ruas $h [ ] digantikan dengan ruas 336,337,dan 338.
  • 5. Ruas 250 Edisi Ruas 250 edisi. Penulisan edisi di dalam AACR2 ditulis menggunakan singkatan sedangkan di RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat. Contoh AACR2 250 ## $a 3rd ev.ed. 250 ## $a Cet. 1 Contoh RDA 250 ## $a Third revised edition 250 ## $a Cetakan pertama Ruas 260 Penerbitan Penulisan untuk daerah penerbitan AACR2 mengatur penggunaan singkatan [s.l.] untuk tempat terbit yang tidak diketahui dan [s.n.] untuk nama penerbit yang tidak diketahui. Singkatan tersebut di dalam RDA digantikan dengan istilah [place of publication not identified] dan [publisher not identified] atau [tempat terbit tidak teridentifikasi] dan [penerbit tidak teridentifikasi] Contoh AACR2: 260 ## $a [S.l. : $b s.n.], $c 2013. Contoh RDA 260## $a [Tempat terbit tidak teridentifikasi] : $b [penerbit tidak teridentifikasi], $c 2013. Ruas 300 deskripsi fisik
  • 6. Penulisan deskripsi fisik halaman dan keterangan ilustrasi di dalam AACR2 menggunakan singkatan sedangkan di dalam RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat. Contoh AACR : 300 ## $a v, 199 hlm. : $b ilus. ; $c 30 cm. Contoh RDA : 300 ## $a v, 199 halaman. : $b ilustrasi., ; $c 30 cm Ruas 440 /490 seri Penulisan untuk penomeran seri seperti: jilid,volume, nomor di dalam RDA tidak lagi menggunakan singkatan tetapi ditulis apa adanya sesuai yang tertera pada sumber informasi utama. Contoh : Titik Akses AACR2 mengatur pernyataan tanggung jawab untuk pengarang lebih dari 3 orang ditulis pengarang yang disebut pertama kali diikuti dengan et al. sedangkan untuk RDA semua pengarang ditulis dalam daerah pernyataan tanggung jawab dengan tajuk entri utama pada pengarang pertama. 6. Contoh pengatalogan RDA dengan format MARC 21 Berikut ini contoh pengatalogan berdasarkan RDA dan format MARC21 yang diambil dari katalog Online (OPAC) National Library of Australia (NLA) dan Library of Congress.
  • 7.
  • 8. Penutup Standar pengatalogan diperlukan antara lain untuk: 1. menjaga konsistensi dan keseragaman dalam pengatalogan, 2. pertukaran dan komunikasi data bibliografis antar perpustakaan. 3. Titik akses untuk menentukan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan sehingga akan memudahkan dalam penelusuran informasi dan temu kembali informasi.. AACR2 merupakan standar pengatalogan bahan perpustakaan yang digunakan dan diadopsi oleh 56 negara. Seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) standar pengatalogan juga mengalami perkembangan ditandai dengan terbitnya RDA sebagai standar pengatalogan baru yang akan menggantikan AACR2. RDA merupakan standar pengatalogan untuk semua jenis bahan perpustakaan dan dirancang khususnya untuk sumber-sumber digital.
  • 9. MARC21 sebagai metadata pengatalogan merupakan standar pengkodean untuk deskripsi bibliografis bahan perpustakaan. Format MARC21 dapat digunakan untuk pengatalogan berdasarkan RDA. RDA Pada tahun 2013 sudah mulai diimplementasikan oleh perpustakaan di AS (U.S. Library of Congress), Inggris (The British Library), Jerman (Deutsche Nationalbibliothek (DNB), Australia (National Library of Australia). Penerapan RDA di Indonesia terutama oleh Perpustakaan Nasional RI dalam praktiknya haruslah dimulai melalui telaah dan kajian yang mendalam tentang perbandingan antara AACR2 dan RDA. Telaah dan kajian tersebut disiapkan oleh suatu tim yang melibatkan berbagai pihak yang terkait terutama dari kalangan perguruan tinggi yang mempunyai program studi ilmu perpustakaan. Diharapkan juga kajian tersebut dapat menghasilkan suatu draf naskah yang akan dijadikan sebagai standar pengatalogan RDA versi Indonesia. AACR2 (Anglo-American Cataloguing Rules) 2nd Edition merupakan perangkat dasar untuk melakukan pendeskripsian bibliografi pada suatu bahan pustaka karena di dalamnya tercantum aturan untuk pengatalogan tersebu AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules) Second Edition, 2002 Revision. 1. A. DEFINISI, CIRI-CIRI, DAN STRUKTUR PERATURAN AACR2 1. 1. Definisi AACR2 Dalam melakukan pendeskripsian sebuah bahan pustaka baik buku maupun non buku perlu menggunakan sebuah pedoman sebagaimana yang telah disampaikan oleh Prof. Dr. Sulistyo Basuki, MA. Menurutnya “… Untuk mengatur praktik deskripsi bibliografis, digunakan pedoman. Pedoman yang (hampir) berlaku internasional adalah Anglo American Cataloguing Rules 2 (AACR2) kini menjadi AACR2 (revisi 2002 dan 2005)….” [1] Sedangkan AACR2 dalam website resminya menjelaskan bahwa, “… the Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) are designed for use in the construction of catalogues and other lists in general libraries of all sizes. The rules cover the description of, and the provision of access points for, all library materials commonly collected at the present time….”[2] Jelas bahwa AACR2 merupakan sebuah pedoman yang di rancang khusus untuk pengatalogan deskriptif dan tajuk subjek yang di lakukan dalam kegiatan di setiap perpustakaan. Untuk AACR2 sendiri merupakan edisi revisi tahun 2002 dan 2005 dari tahun sebelumnya yakni tahun 1998, 1988,1978, dan AACR1 tahun 1967. 1. 2. Ciri-ciri AACR2
  • 10. Nurul Hayati, M.Hum. (2013) menjelaskan dalam diktatnya pada perkuliahan Deskripsi Bibliografi Non Buku, bahwa AACR2 mempunyai 3 ciri yakni umum, terintegrasi, dan fleksibel.[3] Umum disini dimaksudkan bahwa AACR2 dapat digunakan untuk semua jenis perpustakaan baik perpustakaan nasional, sekolah, perguruan tinggi, bahkan pribadi sekalipun. Sedangkan ciri kedua yaitu terintegrasi dimaksudkan bahwa AACR2 merupakan pedoman/peraturan dasar bagi semua jenis bahan pustaka, baik buku maupun non buku. Ciri yang ketiga yakni fleksibel dimana AACR2 mempunyai aturan yang bersifat alternatif dan pilihan. Hal tersebut juga di jelaskan didalam AACR2 (2002) pada General Introduction “some rules are designated as alternatives rules or as optional additions, and some other rules or parts of rules are introduced by optionally.”[4] 1. 3. Struktur Peraturan AACR2 Dijelaskan pada pengenalan AACR2 (2002) secara umum bahwa AACR2 dibagi menjadi 2 bagian yaitu :  · Bagian 1 (describtion) adalah penjelasan mengenai aturan item dari katalog  · Bagian 2 (heading/accsess point, uniform titles, references) adalah bagian untuk menentukan titik temu.[5] v Struktur peraturan bagian 1: Bab 1 : Umum Bab 2-10 : Untuk kelompok bahan khusus Bab 11-13 : Patrial generality (Sebagian untuk bahan umum)  · Bagian 1, terdiri dari 13 Bab. Dengan rincian sebagai berikut: 1. 1. General rules for description (Aturan Umum untuk Deskripsi)
  • 11. 2. 2. Books, Pamphlets, and Printeed Sheets ( Buku, Pamplet, dan Lembar Print-an) 3. 3. Cartograpic Materials ( Bahan Kartografi) 4. 4. Manuscripts ( Bahan Manuskrip) 5. 5. Music (Musik) 6. 6. Sound Recordings ( Rekaman Suara) 7. 7. Motion Pictures and Videorecordings (Gambar Hidup dan Rekaman Video) 8. 8. Grapich Materials (Bahan Grafis) 9. 9. Electronic Resources (Sumber Elektronik) 10. 10. Three-Dimensional Arttefacts and Realia (Bahan Tiga Dimensi Artefak dan Realia) 11. 11. Microforms (Bahan Bentuk Mikro) 12. 12. Continuing Resources (Sumber Berseri) 13. 13. Analysis (Analisis)  · Bagian 2, terdiri dari 6 Bab. Dengan rincian sebagai berikut: 21 Choice of Access Point (Memilih Titik Temu) 22 Headings for Persons (Tajuk Untuk Orang) 23 Geographic Names (Nama Geografi) 24 Heading for Corporate Bodies (Tajuk untuk Badan Korporasi) 25 Uniform Title (Tajuk Judul Seragam) 26 References (Rujukan-rujukan) 1. B. HUBUNGAN ISBD (G) DENGAN AACR2 “ISBD (G): General International Standard Biblographic Descripion – referred to hereafter as the ISBD(G) – lists all the elements which are required to describe and identify all types of material which are likely to appear in library collections, assigns an order to the elements of description, and specifies a system of punctuation for the description.”[6]
  • 12. Dari penjelasan tersebut maka disimpulkan bahwa hubungan antara ISBD (G) dengan AACR2 adalah didasarkan pada element atau unsur-unsur yang digunakan dalam pendeskripsian bibliografi bahan pustaka yang terdapat dalam AACR2 diasuh dari ISBD (G). Delapan area/daerah deskripsi bibliografi: 1. 1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab 2. 2. Daerah edisi 3. 3. Daerah data khusus 4. 4. Daerah penerbitan dan distribusi 5. 5. Daerah deskripsi fisik 6. 6. Daerah seri 7. 7. Daerah catatan 8. 8. Daerah nomor standar (ISBN dan ISSN) 1. C. SUMBER INFORMASI UTAMA (SIU) Sumber informasi di dalam AACR2 di jelaskan dalam Bagian 1 Bab 1. Sumber informasi utama adalah tempat dimana dapat ditemukannya keterangan mengenai bahan tersebut. Sebagai contoh, SIU pada bahan rekaman suara berbentuk disk terdapat di disk itu sendiri dan label sedangkan untuk bahan rekaman suara berbentuk gulungan pita SIU terdapat di gulungan pita dan label. Sumber informasi utama terdiri dari sumber tunggal dan sumber judul kolektif, apabila informasi tidak diambil dari SIU, maka sertakan kurung siku dalam informasi tersebut. 1. D. UNSUR MNEMONIK DALAM AACR2 Oleh karena kerangka umum 8 daerah deskripsi di atas, maka AACR2 memiliki unsur mnemonik yakni mudah diingat. Sedangkan adapun rumusan untuk menemukan lokasi suatu aturan dalam AACR2 adalah sebagai berikut: No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No. Perincian Contoh:
  • 13. 8.7 Catatan untuk Bahan Grafis 9.7 Catatan untuk Sumber Elektronik 1. E. TINGKATAN DESKRIPSI Terdapat tiga tingkatan dalam deskripsi dan masing-masing deskripsi mempunya kemutlakan dalam pencantuman unsur-unsurnya serta mempunyai kerumitannya masing-masing. Adapun penjelasan untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:  Tingkat pertama Unsur yang ada dalam tingkat pertama adalah : Judul Sebenarnya / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama (bila berbeda dengan tajuk entri utama atau tidak ada tajuk entri utama). – Edisi. – Data Khusus. – Penerbitan Dan Distribusi. – Deskripsi Fisik. – Catatan. – ISBN. Ini dalah tingkatan deskripsi yang paling sederhana dan biasanya digunakan untu perpustakaan pribadi atau perpustakaan yang minim koleksi. Contoh: After Earth / Columbia Pictures. – California: Columbia Pictures,2013. – 1 disk (2 jam 31 menit) I. Columbia Pictures  Tingkat Kedua Unsur yang ada dalam tingkat kedua adalah : Judul Sebenarnya [ Pernyataan Jenis Bahan Umum ] = Jusul Pararel: Sub Judul / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama ; Fungsi Penangung Jawab Yang Lain.—Edisi / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Berhubungan Dengan Edisi.— Data Khusus.—Data Khusus.— Penerbit Dan Distribusi Yang Pertama. — Deskripsi Fisik.— (Daerah Judul Seri).— ISBN.
  • 14. Tingkat deskripsi ini lebih lengkap dan hampir digunakan oleh sebagian besar perpustakaan besar. Contoh : After Earth [Gambar Hidup] / Columbia Pictures ; Overbrook Entertainment . – California: Columbia Pictures, 2013 1 disk (2 jam 31 menit): bersuara, berwarna Film fantasi keluarga. Subtitle Inggris, Bahasa Indonesia, Prancis. Pemeran utama Jaden Smith dan Will Smith. Diperuntukkan bagi remaja dan keluarga. I. Columbia Pictures II. Jaden Smith III. Will Smith  ·Tingkat Ketiga Untuk tingkatan ketiga ini memiliki unsur yang lebih kompleks ketimbang tingkat pertama dan kedua serta lebih sulit dalam penerapannya, sehingga perpustakaan lebih bnyak yang menggunakan deskripsi tingkat satu atau dua. 1. F. PENGGUNAAN BAHASA Penggunaan bahasa dalam deskripsi bibliografi harus sama dengan bahasa dokumen.[7] Artinya bahwa apa yang tertulis dari SIU pada dokumen tidak dapat di ubah ke dalam bahasa pengatalog. Namun untuk perihal interpolasi atau sisipan (informasi yang tidak terdapat dalam dokumen) seperti pernyataan sisipan dan singkatan wajib, GMD, bentuk lain dari tempat terbit, dan fungsi lain dari penerbit, distributor, dan lain sebagainya dapat menggunakan bahasa pengatalog atau yang dikenal dengan working language.namun sisipan tersebut harus dituliskan di dalam kurung siku ‘[ ]’. 1. GENERAL MATERIAL DESIGNATION (GMD)
  • 15. General Material Designation (GMD) adalah pernyataan jenis bahan secara umum. Di dalam AACR2 sendiri GMD dibagi menjadi 2 daftar yakni, daftar pertama digunakan di Inggris dan daftar kedua digunakan di Amerika Serikat. Indonesia sendiri menggunakan GMD yang digunakan oleh Amerika Serikat karena lebih bervariatif.[8] Di bawah ini adalah daftar GMD yang diberikan oleh AACR2 pada 1.1C1. LIST 1 (INGGRIS) LIST 2 (AMERIKA SERIKAT) Braille Cartographic Resorces Electronic Resources, Graphic Manuscript Microform Motion Picture Multimedia Music Object Sound Recording Text VideorecordingActivity Card Art Original Art Reproduction Braille Cartographic Material Chart Diorama Electronic Resource Filmstrip Flash Card Game Kit Manuscript Microform Microscope Slide Model Motion Picture Music GMD sangat berguna terutama pada perpustakaan multimedia. Pustakawan ataupun pemustaka akan dapat mencari koleksi yang dibutuhkan dengan menelusur GMD-nya meskipun terdapat judul yang sama dalam rak. 1. DAERAH DATA KHUSUS “Istilah dalam bahasa Inggris adalah: Material (or type of publication) specific details area, merupakan daerah untuk mencatat data yang khas bagi satu kelompok bahan atau jenis publikasi tertentu.”[9] Pada bahan pustaka tidak semua memiliki data khususnya, adapun bahan-bahan yang memiliki data khusus adalah: 1) Cartographic Materials (Bab 3) 2) Music (Bab 5) 3) Electronic Resources (Bab 9) 4) Continuing Resources (Bab 12) 5) Microform (Bab 11( jika berisi peta/musik/serial))
  • 16. 1. TANDA BACA (PUNCTUATION) Setiap daerah di pisahkan dengan titik, spasi, dua strip, spasi ( . — ) kecuali untuk daerah yang dimulai pada paragraf baru, seperti yang tertuang didalam AACR2, “Precede each area, other than the first area, or each occurrance of a note or standard number, etc., area, by full stop, space, dash, space ( . — ) unless the area begins a new paragraph.”[10] Adapun pungtuasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut : NO DAERAH TANDA BACA ELEMEN 1 Judul dan pernyataan tanggung jawab Judul sebenarnya [ ] GMD = Judul pararel : Judul lain, judul tambahan, atau anak judul / Pernyataan tanggung jawab ; Pernyataan tanggung jawab kedua 2 Edisi . – Pernyataan edisi / Penanggung jawab edisi ; Penanggung jawab edisi kedua 3 Data Khusus . – Hanya untuk peta, musik, file komputer, dan terbitan berkala 4 Terbitan dan Distribusi . – Tempat terbit ; Kota kedua : Nama penerbit, penyalur, pengedar [ ] Pernyataan fungsi penerbit, distributor
  • 17. , (koma) Tahun terbit ( Tempat pembuatan : Nama pembuat , (koma) Tahun pembuatan, diikuti tanda kurung tutup 5 Deskripsi Fisik (dimulai pada paragraf baru atau diawali . — ) . – Jumlah satuan dan jenis bahan spesifik : Data spesifik lain ( jenis rekaman, warna, dll) : Ukuran + Lampiran 6 Seri (dicacat dalam kurung) . – Judul seri = Judul pararel seri : Keterangan judul lain / Penanggung jawab seri ; Penanggung jawab tambahan , (koma) Nomor standar seri (ISSN) ; Nomor seri . (titik) Judul sub seri 7 Catatan 8 Nomor Standar, Harga, Syarat Penjualan Nomor Standar Judul ringkas . – Harga dan syarat penjualan KESIMPULAN
  • 18. Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa AACR2 mempunyai peran penting dalam kegiatan pengatalogan (deskripsi bibliografi). AACR2 memiliki aturan yang kompleks namun dalam penerapannya ada beberapa kelonggaran sesuai dengan ciri-ciri dari AACR2 itu sendiri yakni fleksibel. Perpustakaan juga dapat memilih jenis tingkatan deskripsi yang ingin diterapkan dalam perpustakaannya, juga berlaku bagi penggunaan bahasa dalam pengatalogan yang mendapat kelonggaran untuk tidak menggunakan bahasa inggris mutlak namun dapat menggunakan working language. Mengenai pungtuasi sudah jelas diatur disetiap bahasan bahan pada bab-bab di AACR2 sehingga memudahkan bagi pustakawan untuk mengaplikasikannya. Secara keseluruhan AACR2 masih dapat digunakan hingga saat ini mengingat adanya perpindahan dari era AACR2 ke era RDA (Resource Description and Access). `