SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
1. hari kiamat,

2. Apakah hari kiamat itu?
1. N a m a : ABDUL MUCHITH. M, Ag
2. Status Marital : KAWIN
3. Alamat : DASANA INDAH BLOK TE 1/17
4. Kantor : YPISB
5. Kontak : 08151624339/087880953432
: 082114668002
6. Face Book : abdul muchith
7. E – Mail : abdul_muchith@yahoo.com
8. PIN BB :59efaba2
PEKERJAAN
1. Dosen PAI FTKE Universitas Trisakti
2. Dosen fakultas Tarbiyah Universitas Satyagama Jakarta
3. Dosen PAI STTPLN Jakarta
4. Guru PAI SD, SMP dan SMA SUNAN BONANG
5. Dakwah dan Motivasi
Assalamualaikum
Dialog antara Malaikat Jibril,
dengan Kerbau, Kelelawar, Ulat dan
Cacing
Suatu ketika malaikat Jibril diperintah
oleh Allah untuk bertanya kepada kerbau,
apakah ia senang dan bahagia diciptakan
sebagai seekor kerbau. Maka pergilah
Jibril menemui kerbau yang ketika itu
sedang berenang di sebuah sungai di
bawah teriknya sinar matahari. Jibril pun
bertanya kepadanya, “Hai Kerbau, apakah
engkau senang dan bahagia diciptakan
sebagai seekor kerbau?”.
Kerbau menjawab :
“Alhamdulillâh saya senang dan bahagia
sekali diciptakan Allah menjadi seekor
kerbau, sehingga saya bisa berenang di
air sungai seperti ini. Daripada aku
diciptakan sebagai seekor kelelawar
yang mandi dengan air kencingnya
sendiri.”
Kemudian, malaikat Jibril pun
berangkat menemui kelelewar dan
menanyakan apakah dia senang dan
bahagia diciptakan sebagai kelelawar.
Kelelawar pun menjawab :
“Alhamdulillâh saya sangat senang dan
bahagia diciptakan menjadi kelelawar,
dengan sayap yang diberikan Allah
saya bisa terbang ke mana saja dalam
waktu yang singkat dan cepat.
Daripada saya diciptakan sebagai
seekor ulat yang ukuran tubuhnya kecil
dan berjalan melata di atas bumi”.
Malaikat Jibrilpun berangkat menemui
ulat dan bertanya kepadanya apakah ia
senang dan bahagia diciptakan sebagai
seekor ulat.
Ulatpun menjawab, “Alhamdulillâh saya
sangat senang dan bahagia diciptakan
sebagai seekor ulat, walaupun berjalan
melata di muka bumi namun masih dapat
menyaksikan dan menatap cahaya
matahari. Tidak seperti cacing yang
hidup di dalam tanah, tidak berani
menatap matahari dan berjalan menarik
tubuhnya”.
Maka Jibril pun berangkat menemui cacing dan
bertanya kepadanya apakah ia senang dan
bahagia diciptakan menjadi seekor cacing.
Cacingpun menjawab, “Alhamdulillâh saya
senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor
cacing.
Walaupun tubuh saya kecil dan berdiam di
dalam tanah serta tidak bisa menatap matahari,
namun kalau saya nanti mati saya tidak akan
mempertanggungjawabkan apa yang telah aku
lakukan kepada Tuhan, ….
dari pada saya diciptakan menjadi
manusia yang sempurna, namun jika
dia tidak mampu beramal kebajikan
dan menggunakan kesempurnaannya
itu untuk beribadah kepada Tuhan,
maka selamanya dia akan menerima
siksa dari Tuhan.
PELAJARAN
Pertama,
bahwa dalam hidup di dunia ini kita
haruslah selalu memandang ke bawah.
Jangan membiasakan diri memandang ke
atas karena akan membuat kita “silau”
karenanya. Orang yang selalu melihat ke
bawah akan senantiasa bersyukur dengan
kondisinya apapun bentuknya. Sebab, dia
akan merasakan bahwa kondisinya jauh
lebih baik dan lebih sempurna bila
dibandingkan orang lain.
Kedua,
manusia selaku makhluk sempurna akan
diminta pertanggungjawaban atas
kesempurnaannya itu. Allah telah
memberikan akal dan rohani kepadanya yang
tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Dengan
itu juga manusia dibebani dengan
serangkaian tugas dan kewajiban yang mesti
ditunaikannya. Jika dia tidak mampu maka
kelak dia akan menerima siksa dari Allah.
Berbeda halnya dengan binatang yang
tidak akan diminta pertanggungjawaban
oleh Allah. Oleh karena itu, manusia
haruslah mempersiapkan dirinya untuk
menghadapi pertanyaan Tuhan nanti di
akhirat dengan melakukan amal-amal
shalih. Insya Allah.
‫الخامس‬ ‫الحـديث‬
•ْ‫ن‬َ‫ع‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬ ِّ‫هللا‬ ِّ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ِّ‫م‬ُ‫أ‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِّ‫ن‬ِّ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِّ‫م‬ُ‫أ‬ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ش‬:ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬:َ‫ن‬ ِّ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ه‬
‫د‬َ‫ر‬.[‫لمسلم‬ ‫رواية‬ ‫وفي‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬:ِّ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ ً‫ال‬َ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ل‬
‫د‬َ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬]
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah
radhiallahuanha dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Siapa yang mengada-ada dalam urusan
(agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia
tertolak. (Riwayat Bukhari dan Muslim), dalam riwayat
Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan
(ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak)
Bid’ah
Tema-tema hadits :
1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3.
 

pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
  

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[388]. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang
demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut
yang dikehendaki-Nya.(al-Isra:36)
Macam-Macam Bid’ah
Bid’ah terbagi menjadi dua bagian:
Pertama:
Bid’ah Dlalalah.
Disebut pula dengan Bid’ah Sayyi-ah atau Sunnah Sayyi-ah.
Yaitu perkara baru yang menyalahi al-Qur’an dan Sunnah.
Kedua: Bid’ah Huda
disebut juga dengan Bid’ah Hasanah atau Sunnah Hasanah.
Yaitu perkara baru yang sesuai dan sejalan dengan al-Qur’an dan Sunnah.
Tema-tema hadits :
1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3.
 

pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bidáh memiliki 2 tinjauan secara lughah dan secara syarí. Bidáh secara
lughah berarti segala sesuatu yang tidak ada contoh atau tidak ada yang
mendahuluinya pada masanya. Adapun bidáh secara syarí adalah seperti
yang didefinisikan oleh para ulama, yaitu yang memenuhi 3 kriteria
sebagai berikut:
1. Dilakukan secara terus menerus.
2. Baru, dalam arti tidak ada contohnya.
3. Menyerupai syariát baik dari sisi sifatnya atau atsarnya. Dari sisi sifat
maksudnya seperti sifat-sifat syariát yaitu sudah tertentu waktu, tempat,
jenis, jumlah, dan tata caranya. Dari sisi atsarnya maksudnya diniati
untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari pahala. Bidáh
termasuk jenis Dosa Besar, karena merupakan amal kemaksiatan namun
mengharapkan pahala.
Bidáh
Mashalihul Mursalah
Kalau seseorang tidak benar-benar memahami hakikat
bidáh maka dia bisa rancu dengan sesuatu yang disebut
Mashalihul Mursalah. Sepintas, antara bidáh dan
Mashalihul Mursalah ada kemiripan, namun hakikatnya
berbeda. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut :
1. Mashalihul Mursalah terjadi pada perkara duniawi atau
pada sarana (wasilah) demi penjagaan lima maqosid
syariát yaitu agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal.
Sementara bidáh terjadi pada ibadah atau ghayah.
2. Mashalihul Mursalah tidak ada tuntutan untuk
dikerjakan pada masa Nabi shallallaahu álaihi wa sallam,
adapun bidáh tuntutan untuk dikerjakannya sudah ada
pada masa Nabi shallallaahu álaihi wa sallam.
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA BID’AH
 Jahil tentang agama. Memperkatakan urusan agama tanpa ilmu adalah dusta dan
dusta adalah haram karena ia adalah permainan dan perangkap syaitan. Firman
Allah dalam surah Al-A’raaf, ayat 33 maksudnya :
“Katakanlah, Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang nampak
ataupun yang tersembunyi dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa
alasan yang benar, mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak
menurunkan hujjah untuk itu dan mengada-adakan terhadap Allah apa yang
kamu tidak ketahui.”
Firman Allah dalam surah Al-An’aam, ayat 144 maksudnya :
“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang berbuat dusta terhadap
Allah supaya menyesatkan manusia tanpa ilmu.”
Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang diberi fatwa tanpa ilmu, maka dosanya tertanggung atas
orang yang memberi fatwanya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Ibnu Majah dan Ad-
Darimi)
Mengikut hawa nafsu yaitu orang yang berpaling dari Al-
Quran dan As-Sunnah. Firman Allah dalam surah Al-Qasas,
ayat 50 maksudnya :
"Sesungguhnya mereka hanya mengikut hawa nafsu mereka
dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang
menurut hawa nafsu tanpa berdasarkan hidayah pertunjuk
daripada Allah“
Firman Allah dalam surah Al-Jaatsiyah, ayat 18 maksudnya :
“Kemudian Kami jadikan engkau atas satu syariat (Islam)
maka ikutilah dia dan janganlah engkau mengikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”
Kagum dengan pendapat tokoh-tokoh tertentu.
Imam Syafi’e berkata : “Jika kamu dapati dalam kitabku bertentangan
dengan Sunnah Rasulullah SAW maka berkatalah dengan Sunnah
Rasulullah SAW dan tinggalkanlah pendapatku.”
Imam Ahmad berkata : “Perhatikanlah dalam urusan agama kamu
kerana sesungguhnya taqlid kepada yang bukan maksum itu adalah
tercela dan padanya membutakan kecerdikan pandangan.”
Imam Ath-Thahawi berkata : “Tidak akan bertaqlid (kepada selain
Rasul itu) kecuali orang yang fanatik atau orang yang dungu.”
• Terpengaruh dengan budaya kafir dan mengikutinya. Contoh :
menyambut kedatangan hari-hari atau tahun-tahun tertentu.
• Kejahilan dalam Bahasa Arab sehingga menimbulkan kesalahan
dan kesesatan. Contohnya di dalam mentafsirkan ayat Al-Quran
dan Hadith.
• Jahil mengenai Sunnah Rasulullah SAW. Menganggap semua
hadith adalah sahih dan boleh beramal dengannya sedangkan
kategori hadith : sahih, hasan, dhaif dan maudhu’.
• Jahil tentang konsep ibadah. Skop ibadah disempitkan hanya
kepada ibadah khusus sahaja sedangkan ibadah terbahagi kepada
2 : khusus dan umum.
Bid’ah berkembang dengan 3 sebab :
1. Amalan bid’ah yang diamalkan oleh orang alim
dan diikuti oleh orang awam karena
berkeyakinan apa yang dilakukan oleh orang
alim tersebut adalah benar.
2. Adat tradisi jahiliah yang diamalkan oleh
orang-orang Islam sebelum ini dikekalkan dan
diamalkan sebagai suatu amalan agama.
3. Sikap mendiamkan diri oleh para ulama
terhadap amalan bid’ah dalam masyarakat.
CARA MENCEGAH BID’AH
• Haramkan buku-buku yang mengandungi bid’ah.
• Memberi penerangan kepada masyarakat tentang bid’ah.
• Sebarkan hadith-hadith sahih Rasulullah SAW.
• Penguatkuasaan undang-undang terhadap golongan yang menyebarkan
amalan bid’ah.
• Hadith Rasululullah SAW :
“Barangsiapa di antara kamu yang melihat sesuatu kemungkaran
hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya), jika tidak
mampu maka hendaklah dengan lidahnya dan jika tidak mampu hendaklah
dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim, Ibnu
Majah, Ahmad, At-Tirmizi dan Abu Daud)
KESIMPULAN
Setiap amalan dalam masyarakat kita perlu dinilai dan
diteliti dengan cermat berdasarkan al-Qur’an dan al-
Sunnah.
Ada ketikanya amalan mereka itu merupakan bid‘ah
hasanah, ada juga ketikanya bid‘ah dalalah dan
khurafat yang mesti ditentang, dan ada juga ianya
merupakan persoalan khilafiyyah (perbezaan
pendapat di kalangan ulama).
Tidak wajar melabelkan semua perlakuan yang tiada
nass khusus mengenainya di dalam satu pengertian
yang sama sebagai bid ‘ah dalalah atau sayyiah.
1. N a m a : Drs. Iwan Falahudin, M.Pd.
2. Status Marital : Kawin ( 1 istri, dengan 4 anak ).
3. Alamat : Cibadak, Lebak, Banten.
4. Kantor : Kementerian Agama Republik Indonesia
Balai Diklat Keagamaan, Jakarta
5. Kontak : 0852.1802.9940.
6. Face Book : iwanfalahudin
7. E – Mail : iwandong007@gmail.com
PEKERJAAN
1. Guru MTs. MA, SMK – Manahijus Sadat LEBAK, BANTEN
2. Dosen STAI Latansa, LEBAK , BANTEN
3. Widyaiswara / Trainer - BDK Jakarta JAKARTA
Assalamualaikum
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul

More Related Content

What's hot

Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang TangerangHadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Abdul Muchith
 
Presentasi agama
Presentasi agamaPresentasi agama
Presentasi agama
Dave Aja
 
Beriman kpd rasul
Beriman kpd rasulBeriman kpd rasul
Beriman kpd rasul
puyah87
 
Aqidah hakikat syirik
Aqidah   hakikat syirikAqidah   hakikat syirik
Aqidah hakikat syirik
Triana Zulfa
 
Iman kepada rasul
Iman kepada rasulIman kepada rasul
Iman kepada rasul
Saarah Dina
 

What's hot (20)

Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang TangerangHadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
 
Rukun iman teras aqidah - Rujukan
Rukun iman teras aqidah - RujukanRukun iman teras aqidah - Rujukan
Rukun iman teras aqidah - Rujukan
 
Materi tentang iman
Materi tentang imanMateri tentang iman
Materi tentang iman
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Beriman Kepada Qada' dan Qadar
Beriman Kepada Qada' dan QadarBeriman Kepada Qada' dan Qadar
Beriman Kepada Qada' dan Qadar
 
Tauhid bagian 2
Tauhid bagian 2Tauhid bagian 2
Tauhid bagian 2
 
BIMS1023 aqidah islam - Bahagian 10
BIMS1023 aqidah islam - Bahagian 10BIMS1023 aqidah islam - Bahagian 10
BIMS1023 aqidah islam - Bahagian 10
 
Presentasi agama
Presentasi agamaPresentasi agama
Presentasi agama
 
iman islam dan ihsan
iman islam dan ihsaniman islam dan ihsan
iman islam dan ihsan
 
iman islam ihsan
iman islam ihsaniman islam ihsan
iman islam ihsan
 
Beriman Kepada Rasul
Beriman Kepada RasulBeriman Kepada Rasul
Beriman Kepada Rasul
 
Iman _taqwa
Iman  _taqwaIman  _taqwa
Iman _taqwa
 
Beriman kpd rasul
Beriman kpd rasulBeriman kpd rasul
Beriman kpd rasul
 
Peranan aqidah & kesannya
Peranan aqidah & kesannyaPeranan aqidah & kesannya
Peranan aqidah & kesannya
 
Ppt fiqh syahadat
Ppt fiqh syahadatPpt fiqh syahadat
Ppt fiqh syahadat
 
Iman
ImanIman
Iman
 
Aqidah hakikat syirik
Aqidah   hakikat syirikAqidah   hakikat syirik
Aqidah hakikat syirik
 
Bab 6 akidah
Bab 6 akidahBab 6 akidah
Bab 6 akidah
 
Beriman Kepada Malaikat
Beriman Kepada MalaikatBeriman Kepada Malaikat
Beriman Kepada Malaikat
 
Iman kepada rasul
Iman kepada rasulIman kepada rasul
Iman kepada rasul
 

Similar to Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul

Bilik tafakkur
Bilik tafakkurBilik tafakkur
Bilik tafakkur
rofieq
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
nyongkoh
 
Harapan Hidup Manusia Seutuhnya blok 16 2018.ppt
Harapan Hidup Manusia Seutuhnya   blok 16 2018.pptHarapan Hidup Manusia Seutuhnya   blok 16 2018.ppt
Harapan Hidup Manusia Seutuhnya blok 16 2018.ppt
HasrinIkhwah
 
ETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdf
ETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdfETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdf
ETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdf
WahyudinST
 
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannyaMengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Nasrullah Ismail
 
akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islamakhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
agusgunawan991554
 

Similar to Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul (20)

SYARAT DITERIMANYA AMAL _ BAB I BUKU MENTORING ISLAM SAJA KALAM UPI
SYARAT DITERIMANYA AMAL _ BAB I BUKU MENTORING ISLAM SAJA KALAM UPISYARAT DITERIMANYA AMAL _ BAB I BUKU MENTORING ISLAM SAJA KALAM UPI
SYARAT DITERIMANYA AMAL _ BAB I BUKU MENTORING ISLAM SAJA KALAM UPI
 
Uas muhen
Uas muhenUas muhen
Uas muhen
 
Makalah pai kel 2
Makalah pai kel 2Makalah pai kel 2
Makalah pai kel 2
 
Bab 2 akidah ii
Bab 2   akidah iiBab 2   akidah ii
Bab 2 akidah ii
 
Bilik tafakkur
Bilik tafakkurBilik tafakkur
Bilik tafakkur
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
 
Nikmat allah syukurilah dan ujian
Nikmat allah syukurilah dan ujianNikmat allah syukurilah dan ujian
Nikmat allah syukurilah dan ujian
 
M Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikelM Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikel
 
Harapan Hidup Manusia Seutuhnya blok 16 2018.ppt
Harapan Hidup Manusia Seutuhnya   blok 16 2018.pptHarapan Hidup Manusia Seutuhnya   blok 16 2018.ppt
Harapan Hidup Manusia Seutuhnya blok 16 2018.ppt
 
Konsep ihsan
Konsep ihsanKonsep ihsan
Konsep ihsan
 
Makalah Akhlak Tasawwuf created by: Andi Khaidir Akbar
Makalah Akhlak Tasawwuf created  by: Andi Khaidir AkbarMakalah Akhlak Tasawwuf created  by: Andi Khaidir Akbar
Makalah Akhlak Tasawwuf created by: Andi Khaidir Akbar
 
ETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdf
ETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdfETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdf
ETIKA_DAN_AKHLAK_DALAM_BERHAJI-1rrrr.pdf
 
Akhlak islami
Akhlak islamiAkhlak islami
Akhlak islami
 
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannyaMengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
 
BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...
BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...
BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...
 
BAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.pptBAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.ppt
 
akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islamakhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
 
BAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.pptBAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.ppt
 
7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad
 
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaKeikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam telaah al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
 

More from Abdul Muchith (13)

Hadis 10
Hadis 10Hadis 10
Hadis 10
 
Akhlakmuliadalamislam
Akhlakmuliadalamislam Akhlakmuliadalamislam
Akhlakmuliadalamislam
 
Birrul walidain
Birrul walidainBirrul walidain
Birrul walidain
 
Hadis 3
Hadis 3Hadis 3
Hadis 3
 
Hadis 7 Arbain Nawawi
Hadis 7 Arbain NawawiHadis 7 Arbain Nawawi
Hadis 7 Arbain Nawawi
 
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsanHadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
 
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang TangerangHadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
 
Hadis 3
Hadis 3Hadis 3
Hadis 3
 
Al jihad
Al jihadAl jihad
Al jihad
 
Gaul sehat anti maksiat
Gaul sehat anti maksiatGaul sehat anti maksiat
Gaul sehat anti maksiat
 
Remaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islamRemaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islam
 
4 pilar kunci membangun umat
4 pilar kunci membangun umat4 pilar kunci membangun umat
4 pilar kunci membangun umat
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
 

Recently uploaded (6)

ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 

Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul

  • 2. 1. N a m a : ABDUL MUCHITH. M, Ag 2. Status Marital : KAWIN 3. Alamat : DASANA INDAH BLOK TE 1/17 4. Kantor : YPISB 5. Kontak : 08151624339/087880953432 : 082114668002 6. Face Book : abdul muchith 7. E – Mail : abdul_muchith@yahoo.com 8. PIN BB :59efaba2 PEKERJAAN 1. Dosen PAI FTKE Universitas Trisakti 2. Dosen fakultas Tarbiyah Universitas Satyagama Jakarta 3. Dosen PAI STTPLN Jakarta 4. Guru PAI SD, SMP dan SMA SUNAN BONANG 5. Dakwah dan Motivasi Assalamualaikum
  • 3.
  • 4.
  • 5. Dialog antara Malaikat Jibril, dengan Kerbau, Kelelawar, Ulat dan Cacing
  • 6. Suatu ketika malaikat Jibril diperintah oleh Allah untuk bertanya kepada kerbau, apakah ia senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor kerbau. Maka pergilah Jibril menemui kerbau yang ketika itu sedang berenang di sebuah sungai di bawah teriknya sinar matahari. Jibril pun bertanya kepadanya, “Hai Kerbau, apakah engkau senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor kerbau?”.
  • 7. Kerbau menjawab : “Alhamdulillâh saya senang dan bahagia sekali diciptakan Allah menjadi seekor kerbau, sehingga saya bisa berenang di air sungai seperti ini. Daripada aku diciptakan sebagai seekor kelelawar yang mandi dengan air kencingnya sendiri.”
  • 8. Kemudian, malaikat Jibril pun berangkat menemui kelelewar dan menanyakan apakah dia senang dan bahagia diciptakan sebagai kelelawar. Kelelawar pun menjawab : “Alhamdulillâh saya sangat senang dan bahagia diciptakan menjadi kelelawar, dengan sayap yang diberikan Allah saya bisa terbang ke mana saja dalam waktu yang singkat dan cepat. Daripada saya diciptakan sebagai seekor ulat yang ukuran tubuhnya kecil dan berjalan melata di atas bumi”.
  • 9. Malaikat Jibrilpun berangkat menemui ulat dan bertanya kepadanya apakah ia senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor ulat. Ulatpun menjawab, “Alhamdulillâh saya sangat senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor ulat, walaupun berjalan melata di muka bumi namun masih dapat menyaksikan dan menatap cahaya matahari. Tidak seperti cacing yang hidup di dalam tanah, tidak berani menatap matahari dan berjalan menarik tubuhnya”.
  • 10. Maka Jibril pun berangkat menemui cacing dan bertanya kepadanya apakah ia senang dan bahagia diciptakan menjadi seekor cacing. Cacingpun menjawab, “Alhamdulillâh saya senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor cacing. Walaupun tubuh saya kecil dan berdiam di dalam tanah serta tidak bisa menatap matahari, namun kalau saya nanti mati saya tidak akan mempertanggungjawabkan apa yang telah aku lakukan kepada Tuhan, ….
  • 11. dari pada saya diciptakan menjadi manusia yang sempurna, namun jika dia tidak mampu beramal kebajikan dan menggunakan kesempurnaannya itu untuk beribadah kepada Tuhan, maka selamanya dia akan menerima siksa dari Tuhan.
  • 12. PELAJARAN Pertama, bahwa dalam hidup di dunia ini kita haruslah selalu memandang ke bawah. Jangan membiasakan diri memandang ke atas karena akan membuat kita “silau” karenanya. Orang yang selalu melihat ke bawah akan senantiasa bersyukur dengan kondisinya apapun bentuknya. Sebab, dia akan merasakan bahwa kondisinya jauh lebih baik dan lebih sempurna bila dibandingkan orang lain.
  • 13. Kedua, manusia selaku makhluk sempurna akan diminta pertanggungjawaban atas kesempurnaannya itu. Allah telah memberikan akal dan rohani kepadanya yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Dengan itu juga manusia dibebani dengan serangkaian tugas dan kewajiban yang mesti ditunaikannya. Jika dia tidak mampu maka kelak dia akan menerima siksa dari Allah.
  • 14. Berbeda halnya dengan binatang yang tidak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah. Oleh karena itu, manusia haruslah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi pertanyaan Tuhan nanti di akhirat dengan melakukan amal-amal shalih. Insya Allah.
  • 15. ‫الخامس‬ ‫الحـديث‬ •ْ‫ن‬َ‫ع‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬ ِّ‫هللا‬ ِّ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ِّ‫م‬ُ‫أ‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِّ‫ن‬ِّ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِّ‫م‬ُ‫أ‬ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ ِّ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ش‬:ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬:َ‫ن‬ ِّ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ه‬ ‫د‬َ‫ر‬.[‫لمسلم‬ ‫رواية‬ ‫وفي‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫رواه‬:ِّ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ ً‫ال‬َ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ل‬ ‫د‬َ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬] Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak)
  • 16.
  • 17. Bid’ah Tema-tema hadits : 1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3.    pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
  • 18.     Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[388]. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.(al-Isra:36)
  • 19. Macam-Macam Bid’ah Bid’ah terbagi menjadi dua bagian: Pertama: Bid’ah Dlalalah. Disebut pula dengan Bid’ah Sayyi-ah atau Sunnah Sayyi-ah. Yaitu perkara baru yang menyalahi al-Qur’an dan Sunnah. Kedua: Bid’ah Huda disebut juga dengan Bid’ah Hasanah atau Sunnah Hasanah. Yaitu perkara baru yang sesuai dan sejalan dengan al-Qur’an dan Sunnah. Tema-tema hadits : 1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3.    pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
  • 20. Bidáh memiliki 2 tinjauan secara lughah dan secara syarí. Bidáh secara lughah berarti segala sesuatu yang tidak ada contoh atau tidak ada yang mendahuluinya pada masanya. Adapun bidáh secara syarí adalah seperti yang didefinisikan oleh para ulama, yaitu yang memenuhi 3 kriteria sebagai berikut: 1. Dilakukan secara terus menerus. 2. Baru, dalam arti tidak ada contohnya. 3. Menyerupai syariát baik dari sisi sifatnya atau atsarnya. Dari sisi sifat maksudnya seperti sifat-sifat syariát yaitu sudah tertentu waktu, tempat, jenis, jumlah, dan tata caranya. Dari sisi atsarnya maksudnya diniati untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari pahala. Bidáh termasuk jenis Dosa Besar, karena merupakan amal kemaksiatan namun mengharapkan pahala. Bidáh
  • 21. Mashalihul Mursalah Kalau seseorang tidak benar-benar memahami hakikat bidáh maka dia bisa rancu dengan sesuatu yang disebut Mashalihul Mursalah. Sepintas, antara bidáh dan Mashalihul Mursalah ada kemiripan, namun hakikatnya berbeda. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut : 1. Mashalihul Mursalah terjadi pada perkara duniawi atau pada sarana (wasilah) demi penjagaan lima maqosid syariát yaitu agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal. Sementara bidáh terjadi pada ibadah atau ghayah. 2. Mashalihul Mursalah tidak ada tuntutan untuk dikerjakan pada masa Nabi shallallaahu álaihi wa sallam, adapun bidáh tuntutan untuk dikerjakannya sudah ada pada masa Nabi shallallaahu álaihi wa sallam.
  • 22. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA BID’AH  Jahil tentang agama. Memperkatakan urusan agama tanpa ilmu adalah dusta dan dusta adalah haram karena ia adalah permainan dan perangkap syaitan. Firman Allah dalam surah Al-A’raaf, ayat 33 maksudnya : “Katakanlah, Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan mengada-adakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.” Firman Allah dalam surah Al-An’aam, ayat 144 maksudnya : “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang berbuat dusta terhadap Allah supaya menyesatkan manusia tanpa ilmu.” Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang diberi fatwa tanpa ilmu, maka dosanya tertanggung atas orang yang memberi fatwanya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Ibnu Majah dan Ad- Darimi)
  • 23. Mengikut hawa nafsu yaitu orang yang berpaling dari Al- Quran dan As-Sunnah. Firman Allah dalam surah Al-Qasas, ayat 50 maksudnya : "Sesungguhnya mereka hanya mengikut hawa nafsu mereka dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsu tanpa berdasarkan hidayah pertunjuk daripada Allah“ Firman Allah dalam surah Al-Jaatsiyah, ayat 18 maksudnya : “Kemudian Kami jadikan engkau atas satu syariat (Islam) maka ikutilah dia dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”
  • 24. Kagum dengan pendapat tokoh-tokoh tertentu. Imam Syafi’e berkata : “Jika kamu dapati dalam kitabku bertentangan dengan Sunnah Rasulullah SAW maka berkatalah dengan Sunnah Rasulullah SAW dan tinggalkanlah pendapatku.” Imam Ahmad berkata : “Perhatikanlah dalam urusan agama kamu kerana sesungguhnya taqlid kepada yang bukan maksum itu adalah tercela dan padanya membutakan kecerdikan pandangan.” Imam Ath-Thahawi berkata : “Tidak akan bertaqlid (kepada selain Rasul itu) kecuali orang yang fanatik atau orang yang dungu.”
  • 25. • Terpengaruh dengan budaya kafir dan mengikutinya. Contoh : menyambut kedatangan hari-hari atau tahun-tahun tertentu. • Kejahilan dalam Bahasa Arab sehingga menimbulkan kesalahan dan kesesatan. Contohnya di dalam mentafsirkan ayat Al-Quran dan Hadith. • Jahil mengenai Sunnah Rasulullah SAW. Menganggap semua hadith adalah sahih dan boleh beramal dengannya sedangkan kategori hadith : sahih, hasan, dhaif dan maudhu’. • Jahil tentang konsep ibadah. Skop ibadah disempitkan hanya kepada ibadah khusus sahaja sedangkan ibadah terbahagi kepada 2 : khusus dan umum.
  • 26. Bid’ah berkembang dengan 3 sebab : 1. Amalan bid’ah yang diamalkan oleh orang alim dan diikuti oleh orang awam karena berkeyakinan apa yang dilakukan oleh orang alim tersebut adalah benar. 2. Adat tradisi jahiliah yang diamalkan oleh orang-orang Islam sebelum ini dikekalkan dan diamalkan sebagai suatu amalan agama. 3. Sikap mendiamkan diri oleh para ulama terhadap amalan bid’ah dalam masyarakat.
  • 27. CARA MENCEGAH BID’AH • Haramkan buku-buku yang mengandungi bid’ah. • Memberi penerangan kepada masyarakat tentang bid’ah. • Sebarkan hadith-hadith sahih Rasulullah SAW. • Penguatkuasaan undang-undang terhadap golongan yang menyebarkan amalan bid’ah. • Hadith Rasululullah SAW : “Barangsiapa di antara kamu yang melihat sesuatu kemungkaran hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya), jika tidak mampu maka hendaklah dengan lidahnya dan jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, At-Tirmizi dan Abu Daud)
  • 28. KESIMPULAN Setiap amalan dalam masyarakat kita perlu dinilai dan diteliti dengan cermat berdasarkan al-Qur’an dan al- Sunnah. Ada ketikanya amalan mereka itu merupakan bid‘ah hasanah, ada juga ketikanya bid‘ah dalalah dan khurafat yang mesti ditentang, dan ada juga ianya merupakan persoalan khilafiyyah (perbezaan pendapat di kalangan ulama). Tidak wajar melabelkan semua perlakuan yang tiada nass khusus mengenainya di dalam satu pengertian yang sama sebagai bid ‘ah dalalah atau sayyiah.
  • 29. 1. N a m a : Drs. Iwan Falahudin, M.Pd. 2. Status Marital : Kawin ( 1 istri, dengan 4 anak ). 3. Alamat : Cibadak, Lebak, Banten. 4. Kantor : Kementerian Agama Republik Indonesia Balai Diklat Keagamaan, Jakarta 5. Kontak : 0852.1802.9940. 6. Face Book : iwanfalahudin 7. E – Mail : iwandong007@gmail.com PEKERJAAN 1. Guru MTs. MA, SMK – Manahijus Sadat LEBAK, BANTEN 2. Dosen STAI Latansa, LEBAK , BANTEN 3. Widyaiswara / Trainer - BDK Jakarta JAKARTA Assalamualaikum