SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
1 
MAKALAH 
STRATEGI PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA 
KELAUTAN DAN PERIKANAN SECARA BERKELANJUTAN 
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan 
Lingkungan 
Disusun oleh : 
Abida Muttaqiena 7450406003 
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN 
FAKULTAS EKONOMI 
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 
2008
2 
BAB 1 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Ikan merupakan salah satu komoditi yang berperan penting dalam kehidupan manusia. 
Di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Peru, produksi dari 
perikanan selain bisa digunakan untuk konsumsi pemenuhan kebutuhan protein hewani, 
juga merupakan salah satu sumber penghasil devisa. Di negara-negara maju seperti 
Jepang, Islandia, Kanada, dan Norwegia, sektor perikanan merupakan salah satu sektor 
andalan, dimana perikanan memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap GDP. 
Perikanan, seperti halnya sektor ekonomi yang lain, merupakan salah satu aktivitas 
yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa. Sebagai salah satu 
sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable), pengelolaan sumber daya ini 
memerlukan strategi yang bersifat menyeluruh dan hati-hati. Penangkapan ikan yang 
bertanggung jawab dan ramah lingkungan merupakan keharusan, mengingat semakin 
tingginya kerusakan ekosistem laut dan degradasi sumberdaya kelautan dan perikanan 
(SDKP). Pemanfaatan dan pengelolaan SDKP yang serampangan akan mengganggu 
keseimbangan ekosistem dan cepat atau lambat akan memberikan eksternalitas negatif 
bagi manusia. 
Pemanfaatan SDKP berkelanjutan pada prinsipnya adalah perpaduan antara pengelolaan 
sumberdaya dan pemanfaatan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya dalam 
jangka panjang untuk kepentingan generasi mendatang. Teknologi penangkapan ikan 
bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga memperbaiki 
proses penangkapan untuk meminimumkan dampak penangkapan ikan terhadap 
lingkungan perairan dan biodiversitinya. 
B. Rumusan Masalah 
Dari uraian yang dikemukakan diatas, permasalahan yang akan dibahas pada makalah 
ini adalah sebagai berikut : 
1) Bagaimana penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan ? 
2) Bagaimana pengembangan budidaya pesisir dan laut yang ramah lingkungan ?
3 
C. Tujuan 
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan makalah 
ini adalah sebagai berikut : 
1) Mengetahui penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. 
2) Mengetahui pengembangan budidaya pesisir dan laut yang ramah lingkungan. 
D. Manfaat 
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain : 
1. Manfaat Praktis 
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat menguak dan menambah pengetahuan 
serta informasi mengenai strategi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya 
kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang sebaiknya diterapkan di 
Indonesia. 
2. Manfaat Teoritis 
Bagi mahasiswa, makalah ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan 
sumbangan konseptual bagi pengembangan kajian sumber daya kelautan dan 
perikanan, khususnya yang berhubungan dengan teknologi penangkapan ikan 
ramah lingkungan dan pengembangan pesisir dan laut yang ramah lingkungan.
4 
BAB 2 
Pembahasan 
Bila ditelaah, penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan disebabkan oleh dua 
faktor yaitu disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan ekonomi (economic requirement) 
dan gagalnya kebijakan yang diterapkan (policy failure). Peningkatan kebutuhan yang tak 
terbatas sering membuat tekanan yang besar terhadap lingkungan dan sumberdaya yang 
ada, kebutuhan akan ketersediaan kayu memaksa kita untuk menebang hutan secara 
berlebihan dan terjadinya illegal logging, kebutuhan transportasi untuk mobilitas dan 
mendukung laju perekonomian juga sering menimbulkan dampak terhadap kerusakan 
lingkungan seperti pencemaran udara, dan kejadian di laut dimana akibat kebutuhan 
ekonomi memaksa nelayan melakukan kegiatan tangkap berlebih (over fishing). Oleh 
karena itu percepatan pembangunan ekonomi sudah selayaknya di barengi dengan 
ketersediaan sumberdaya dan lingkungan yang lestari. (Bahtiar:2006) 
Di dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP), 
masyarakat telah mengembangkan berbagai jenis teknologi penangkapan baik yang 
berskala tradisional maupun modern. Karena permintaan pasar akan komoditi perikanan 
dan kelautan yang bernilai ekonomis penting, perkembangan teknologi dan pola 
penangkapan masyarakat kadang kala kurang memperhatikan aspek keberlanjutan SDKP. 
Penggunaan bom, potassium sianida dan illegal fishing merupakan potret hitam aktivitas 
masyarakat di wilayah pesisir dan kepulauan untuk memenuhi kebutuhan pasar baik lokal, 
regional dan internasional. Implikasi dari kegiatan tersebut, terjadinya kerusakan 
lingkungan dan menurunnya SDKP, misalnya kerusakan terumbu karang dan terjadinya 
overfishing untuk berbagai jenis SDKP di dalam wilayah perairan Indonesia. 
Selain kegiatan penangkapan, kegiatan budidaya pesisir dan laut pun berkembang sangat 
pesat dalam tiga dekade terakhir di seluruh wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah 
perairan Indonesia. Kegiatan budidaya tersebut telah memacu pertumbuhan ekonomi 
masyarakat, namun di sisi lain, kegiatan budidaya dapat pula menyebabkan kerusakan 
ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil bila tidak memperhatikan aspek kelestarian 
lingkungan. Misalnya, perluasan areal budidaya tambak di dalam kawasan mangrove 
merupakan salah satu penyebab utama rusaknya ekosistem dan sumber daya mangrove di 
sebagian besar wilayah pesisir Indonesia.
Padahal seharusnya pengelolaan perikanan memperhatikan mutu, keanekaragaman, dan 
ketersediaan sumber daya perikanan baik untuk masa kini maupun generasi yang akan 
datang, dalam konteks food security, pengentasan kemiskinan, dan dalam rangka 
mewujudkan pembangunan berkelanjutan (FAO: 1995). Di lain pihak, pengelolaan 
perikanan terkait juga dengan ekosistem tempat sumber daya tersebut berada. 
Mencermati kondisi tersebut, maka diperlukan adanya strategi pemanfaatan dan 
pengelolaan SDKP secara berkelanjutan. Menurut FAO (1995), Monintja (1996) dan 
Arimoto, et al., (1999), sebagaimana dikutip oleh Amri (2006) karakteristik pemanfaatan 
sumberdaya hayati laut yang ramah lingkungan, meliputi: 
(1) Proses penangkapan yang dilakukan ramah lingkungan 
5 
Penangkapan ikan ramah lingkungan memiliki beberapa ciri antara lain: 
a. Memiliki selektivitas yang tinggi. 
b. Alat tangkap yang dioperasikan hanya menangkap target spesies dengan ukuran 
tertentu. Selektivitas alat tangkap bukan hanya terhadap ukuran tetapi juga 
terhadap spesies. 
c. Tidak merusak habitat/ekosistem, misalnya ekosistem terumbu karang. 
d. Tidak membahayakan keanekaragaman hayati dan tidak menangkap 
spesies yang dilindungi. 
e. Tidak membahayakan kelestarian sumberdaya ikan target. 
f. Tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan nelayan. 
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar bisa memenuhi kriteria 
teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan (Martasuganda, 2002) misalnya 
untuk jaring insang adalah sebagai berikut: 
a. Melakukan seleksi terhadap ikan yang akan dijadikan target tangkapan atau ikan 
layak tangkap baik dari jenis ikan dan ukurannya dengan membuat desain dan 
konstruksi alat tangkap yang disesuaikan dengan jenis dan ukuran dari habitat 
perairan yang akan dijadikan target tangkapan. Dengan demikian diharapkan bisa 
meminimumkan hasil tangkapan sampingan yang tidak diharapkan dari habitat 
perairan yang dilindungi. 
b. Pengoperasian jaring insang di suatu kawasan perairan yang dioperasikan pada 
siang hari, harus dilengkapi dengan pelampung tanda sedangkan untuk yang 
diperasikan pada malam hari, maka pelampung tanda sebaiknya dilengkapi dengan 
cahaya (light bouy) atau pelampung cahaya yang bertujuan agar kapal yang akan 
lewat bisa menghindari alat tangkap yang dipasang.
c. Tidak memakai ukuran yang dilarang (berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 
607/KPB/UM/9/1976 butir 3, yang menyatakan bahwa mata jaring di bawah 25 mm 
dengan toleransi 5% dilarang untuk dioperasikan. 
d. Tidak melakukan kegiatan usaha penangkapan di perairan atau di daerah 
penangkapan ikan yang sudah dinyatakan lebih tangkap (over fishing), di daerah 
kawasan konservasi yang dilarang, di daerah penangkapan yang dinyatakan 
tercemar dengan logam berat dan kawasan perairan lainnya yang dinyatakan 
terlarang. 
e. Tidak melakukan pencemaran yang akan mengakibatkan berubahnya tatanan 
lingkungan sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang 
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai 
dengan peruntukannya. Sebagai contoh tidak membuang alat tangkap (jaring bekas 
atau potongan-potongan jaring) atau benda lain (bahan bakar bekas pakai, seperti 
oli, bensin, dan bahan kimia lainnya) 
6 
(2) Volume produksi tidak berfluktuasi drastis (suplai tetap) 
Pemanfaatan sumberdaya hayati dapat berkelanjutan jika volume produksi dari suatu 
usaha yang dilakukan dapat memberikan suplai yang tetap, sehingga dapat memberikan 
jaminan bagi sektor lain seperti pengolahan dan pemasaran. 
(3) Harga dan pemasaran terjamin 
Dalam rangka mendorong pemanfaatan sumberdaya hayati laut secara berkelanjutan 
maka harus ada jaminan pemasaran dan harga hasil tangkapan yang wajar. Fluktuasi 
harga yang terlalu tinggi atau tidak terjaminnya pasar akan berdampak terhadap 
kelangsungan usaha. 
(4) Usaha penangkapan masih menguntungkan 
Potensi sumberdaya ikan yang terdapat pada suatu perairan sangat menentukan 
keuntungan suatu usaha penangkapan. Oleh sebab itu data dan informasi yang akurat 
mengenai potensi sumberdaya ikan di suatu kawasan perairan sangatlah penting, 
termasuk spesies, habitat dan musimnya. Ketersediaan informasi dan data tersebut akan 
meningkakan efisiensi usaha penangkapan yang akan dikembangkan. 
(5) Tidak menimbulkan konflik sosial 
Konflik sosial dalam bidang perikanan, khususnya penangkapan ikan merupakan suatu 
gejala sosial yang sering ditemukan, disebabkan karena perebutan sumberdaya ikan 
yang jumlahnya terbatas. 
(6) Memenuhi persyaratan legal 
Aspek legalitas merupakan hal penting dalam setiap usaha, termasuk usaha 
penangkapan ikan. Adanya kepastian hukum dalam berusaha yang dilakukan oleh para 
nelayan akan memberikan jaminan ketenangan dalam berusaha.
7 
(7) Minim investasi 
Investasi yang tingggi dalam pemanfaatan sumberdaya laut cenderung akan 
mengeksploitasi sumber daya alam, sehingga akan berdampak pada sektor lain. 
(8) Penggunaan bahan bakar minyak yang optimal. 
Bahan bakar minyak merupakan sumber daya energi yang sangat vital dalam kegiatan 
penangkapan ikan. Naiknya harga bahan bakar minyak, khususnya solar telah 
menyebabkan terpuruknya nelayan di wilayah perairan Indonesia. 
Disamping kegiatan penangkapan ikan, pemanfaatan dan pengelolaan SDKP juga dapat 
dilakukan dengan pembudidayaan daerah pesisir dan laut. Pembudidayaan itu antara lain 
tambak, budidaya rumput laut, dan budidaya kepiting rajungan. Pembudidayaan daerah 
pesisir dan laut juga harus dilakukan dengan memperhatikan kelangsungan ekosistem, 
antara lain yang telah dilakukan oleh masyarakat di provinsi Sulawesi Selatan yaitu : 
1) Budidaya Tambak dengan Pola Silvofishery System 
Teknologi budidaya tambak dengan pola silvofishery system oleh masyarakat di 
Sinjai dilakukan terlebih dahulu dengan menanam bakau di wilayah pesisir 
Kabupaten Sinjai. Setelah bakau-bakau tersebut besar, bakaunya di tebang dan 
tanah yang timbul dari kegiatan penanaman bakau tersebut dibuat jadi tambak. 
Setelah terbentuk tambak, pada pematang tambak ditanami lagi dengan bibit bakau 
dan masyarakat bisa memelihara ikan bandeng (Channos channos), udang windu 
(Penaeus monodon) dan rumput laut (Gracillaria) di dalam tambak tersebut. 
Dengan model silvofishery system tersebut diatas, aspek ekonomi masyarakat 
terpenuhi dari kegiatan budidaya ikan, udang dan rumput laut dalam tambak, 
sedangkan aspek perlindungan pantai dan konservasi bakau dilakukan dengan tetap 
menjaga bakau-bakau di pematang tambak dan bagian terluar dari tambak yang 
terbentuk dengan greenbelt sekitar 100-200 meter. Kegiatan penanaman bakau dan 
pembuatan tambak dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat walaupun tanpa bantuan 
pemerintah, sehingga konsep social forestry atau community forestry tercipta 
dengan sendirinya di wilayah pesisir tersebut. 
2) Budidaya Rumput Laut 
Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra pengembangan rumput laut di 
Indonesia. Untuk lebih mengembangkan potensi tersebut, Pemerintah Provinsi 
Sulawesi Selatan menetapkan kawasan pengembangan rumput laut pada tujuh 
kabupaten berdasarkan SK Gubernur No 904/XI/1996 tentang pusat pengembangan 
produksi rumput laut di Sulawesi Selatan. Kawasan pengembangan tersebut adalah 
Kabupaten Pangkep, Maros, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Sinjai dan Selayar.
Budidaya rumput laut yang telah dikembangkan di wilayah pesisir Sulawesi Selatan 
dan pulau-pulau kecil di Liukang Tupabbiring, Ujung Tanah dan Pulau Sembilan 
adalah rumput laut jenis Eucheuma cottonii dan Gracillaria verucosa. 
Pengembangan budidaya Eucheuma dilakukan di laut, sedangkan Gracillaria pada 
umumnya dilakukan di dalam tambak. 
8 
3) Budidaya Kepiting Rajungan 
Kepiting rajungan merupakan salah satu komoditi penting perikanan yang pada saat 
ini mengalami peningkatan produksi, baik diperoleh dari usaha penangkapan di 
alam, maupun dari hasil budidaya. Produksinya mengalami peningkatan setiap 
tahun dan sampai tahun 1997 produksi rajungan telah mencapai 14.338 ton darihasil 
penangkapan di alam dan 2.095 ton dari hasil budidaya. 
Komoditi rajungan Indonesia sudah mendapat tempat di pasaran internasional yaitu 
60 persen kebutuhan Amerika dipasok dari Indonesia. Ini berarti bahwa pasaran 
rajungan sudah mendapat tempat khusus di pasaran internasional dan nelayan di 
tanah air pun secara tidak langsung mendapat tambahan penghasilan lewat komoditi 
tersebut. Produksi daging rajungan yang masuk ke pasaran Amerika setiap tahunnya 
sekitar 8-9 juta ton (Suara Pembaharuan, 2002). 
Menurut Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 
(BPPMD, 2002), daerah penangkapan rajungan di Sulawesi Selatan terutama 
terdapat pada perairan Teluk Bone dan Liukang Tupabbiring di Selat Makassar. 
Lebih lanjut dinyatakan bahwa jumlah produksi rajungan sebesar 672.10 ton 
diperoleh dari daerah penangkapan di pesisir pantai sekitar Liukang Tupabbiring. 
Karena tingginya permintaan akan kepiting rajungan, jumlah populasi rajungan 
cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut Suara Pembaharuan 
(2005), produksi daging rajungan di Indonesia sekitar 8.800 ton pertahun, terdiri 
dari 70 persen berasal dari penangkapan di alam dan hanya sekitar 30 persen yang 
dihasilkan dari kegiatan budidaya. 
Pada bulan Mei 2006 Kelompok Tani Mattiro Deceng, Desa Pancana, telah 
mencoba budidaya kepiting rajungan dengan menggunakan sistem polikultur antara 
rumput laut dan ikan bandeng di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Hasilnya 
menunjukkan bahwa dari berat bibit 3-5 gram/ekor, jumlah bibit 1000 ekor/ha 
dengan lama pemeliharaan 2 bulan dapat menghasilkan 50 kg kepiting rajungan 
dengan bobot rata-rata 100 gr/ekor dengan harga Rp 20.000/kg. 
Keunggulan dari budidaya kepiting rajungan adalah kepiting jenis ini tidak 
menggali dan merusak pematang sehingga aman untuk dibudidayakan. Saat ini, 
budidaya kepiting rajungan ini sedang dicobakan dengan kepadatan 2000-3000 ekor
bibit/ha. Walaupun masih dalam taraf uji coba, budidaya kepiting rajungan ini 
memiliki prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan di masa depan. 
Sumber daya ikan merupakan sumber daya terbarukan dengan tingkat kompleksitas dan 
ketidakpastian yang relatif tinggi. Kompleksitas yang tinggi menyangkut interaksi 
ekosistem yang melekat pada sumber daya ikan itu sendiri, sementara ketidakpastian yang 
tinggi diakibatkan karena sifat sumber daya ikan itu sendiri yang fugitive (Fauzi, 2004:135). 
Dengan demikian, strategi pemanfaatan dan pengelolaan SDKP tidak boleh dilakukan 
secara parsial. Jika memang menginkan keberlanjutan SDKP, maka perlu dilakukan 
konservasi secara menyeluruh, tak hanya terhadap ikan, melainkan juga terumbu karang, 
rumput laut, mangrove, dan habitat lainnya disamping juga perairan itu sendiri. 
Pemanfaatan dan pengelolaan SDKP haruslah senantiasa dilaksanakan secara terpadu dan 
berimbang. Pengaturan-pengaturan tidak akan berfungsi efektif tanpa didukung oleh 
penegakan hukun yang memadai, penyadaran masyarakat dan partisipati aktif dari semua 
stakeholders di dalam memelihara dan melestarikan SDKP. Sebagaimana disebutkan dalam 
Code of Conduct for Responsible Fisheries (FAO: 1995), ” States and users of living 
aquatic resources should conserve aquatic ecosystems. The right to fish carries with it the 
obligation to do so in a responsible manner so as to ensure effective conservation and 
management of the living aquatic resources.”. 
9
10 
BAB 3 
Penutup 
A. Kesimpulan 
Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan perlu dilakukan 
secara ramah lingkungan, terpadu, dan berimbang agar dapat memenuhi kebutuhan baik 
untuk generasi kini maupun generasi yang akan datang. Penggunaan sistem dan 
peralatan yang tidak berefek negatif terhadap ekosistem perlu disosialisasikan dan 
diatur oleh pihak-pihak yang berwenang. Sedangkan pembudidayaan daerah pesisir dan 
kepulauan perlu mendapat perhatian khusus agar mampu menunjang kelestarian 
lingkungan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. 
B. Saran 
1) Kepada pemerintah, agar menerapkan dan mensosialisasikan strategi 
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara 
berkelanjutan, serta memonitor secara intensif kondisi sumber daya kelautan dan 
perikanan. 
2) Kepada masyarakat agar melaksanakan pemanfaatan dan pengelolaan 
sumberdaya kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan dan akan menjaga 
keberlanjutan sumber daya itu sendiri.
11 
BAB 3 
Daftar Pustaka 
Amri, Andi. 2006. Arahan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan 
Perikanan di Kepulauan Spermonde. www.google.com 
Bahtiar, Rizal. 2006. Bencana Alam dan Hari Bumi. www.tempointeraktif.com. 
Bahtiar, Rizal. 2007. Peran Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam Kegiatan Ekonomi. 
www.google.com 
FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. 
Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. 
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
12
13
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara Berkelanjutan

More Related Content

What's hot

Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesiaChan Maro
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu ICanny Nainggolan
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Musnanda Satar
 
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganJaniarto Paradise
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdFrans Dione
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
 
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINOpissen Yudisyus
 
Pelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptPelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptM Rizqi Amaluddin
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)UNIB
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1PT. SASA
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananPT. SASA
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) akb78
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxEffrila Nita
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangDeena dep
 

What's hot (20)

Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
 
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkungan
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fd
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
 
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
 
Pelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptPelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup ppt
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut)
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Ppt flora fauna
Ppt flora faunaPpt flora fauna
Ppt flora fauna
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 

Viewers also liked

Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...Operator Warnet Vast Raha
 
Sumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan PantaiSumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan Pantaiujangsupiandi
 
Makanan Pokok Khas Indonesia
Makanan Pokok Khas IndonesiaMakanan Pokok Khas Indonesia
Makanan Pokok Khas IndonesiaDian Pangestuti
 
Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...
Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...
Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...Dadang Solihin
 
Makalah pemanfaatan sumber daya alam
Makalah pemanfaatan sumber daya alamMakalah pemanfaatan sumber daya alam
Makalah pemanfaatan sumber daya alamSeptian Muna Barakati
 
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13ajie prayoga
 
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananMakalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananAji Sanjaya
 
Jurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, Aceh
Jurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, AcehJurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, Aceh
Jurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, AcehMuhammad Nazir
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirSugeng Budiharsono
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananuniversitas samawa
 
Berinvestasi bidang perikanan di Aceh
Berinvestasi bidang perikanan di AcehBerinvestasi bidang perikanan di Aceh
Berinvestasi bidang perikanan di AcehIbnu Sahidhir
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinOperator Warnet Vast Raha
 
Pertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya Alam
Pertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya AlamPertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya Alam
Pertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya AlamMelda Amelia
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Ruslin Ully
 
Persiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) short
Persiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) shortPersiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) short
Persiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) shortAline Almandha
 

Viewers also liked (20)

Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
 
Sumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan PantaiSumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan Pantai
 
Makanan Pokok Khas Indonesia
Makanan Pokok Khas IndonesiaMakanan Pokok Khas Indonesia
Makanan Pokok Khas Indonesia
 
Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...
Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...
Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dalam Pe...
 
Makalah pemanfaatan sumber daya alam
Makalah pemanfaatan sumber daya alamMakalah pemanfaatan sumber daya alam
Makalah pemanfaatan sumber daya alam
 
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
 
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananMakalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
 
Potensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidayaPotensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidaya
 
Perairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinyaPerairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinya
 
strategi pengelolaan
strategi pengelolaanstrategi pengelolaan
strategi pengelolaan
 
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Jurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, Aceh
Jurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, AcehJurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, Aceh
Jurnal Komoditas Unggulan Perikanan Pidie Jaya, Aceh
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikanan
 
Berinvestasi bidang perikanan di Aceh
Berinvestasi bidang perikanan di AcehBerinvestasi bidang perikanan di Aceh
Berinvestasi bidang perikanan di Aceh
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
 
Pertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya Alam
Pertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya AlamPertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya Alam
Pertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya Alam
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
 
Persiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) short
Persiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) shortPersiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) short
Persiapan presentasi tanggal 6 november 2012 (english version) short
 

Similar to Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara Berkelanjutan

Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya lautIbnu Riyadi
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2Yoga Amanta
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Mujiyanto -
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...Analyst of Water Resources Management
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaSejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaLestari Moerdijat
 
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Himaka Unsyiah
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Cahya Panduputra
 
Kabar bahari
Kabar bahariKabar bahari
Kabar bahariKIARA
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Ilham saleh Lubis
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentMTR
 

Similar to Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara Berkelanjutan (20)

Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya laut
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
 
;B
;B;B
;B
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
 
Perikanan kepulauan riau by romi novriadi
Perikanan kepulauan riau   by romi novriadiPerikanan kepulauan riau   by romi novriadi
Perikanan kepulauan riau by romi novriadi
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaSejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
 
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
 
Kabar bahari
Kabar bahariKabar bahari
Kabar bahari
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial Environment
 

More from Abida Muttaqiena

Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBAbida Muttaqiena
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamAbida Muttaqiena
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAbida Muttaqiena
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanAbida Muttaqiena
 
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryEnvironmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryAbida Muttaqiena
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangAbida Muttaqiena
 
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalDebates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalAbida Muttaqiena
 
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAmerican Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAbida Muttaqiena
 
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...Abida Muttaqiena
 
Sharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandSharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandAbida Muttaqiena
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahAbida Muttaqiena
 
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanPembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanAbida Muttaqiena
 
pengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahpengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahAbida Muttaqiena
 
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAPerspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAAbida Muttaqiena
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamAbida Muttaqiena
 

More from Abida Muttaqiena (20)

Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
 
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryEnvironmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
 
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalDebates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
 
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAmerican Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
 
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
 
Sharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandSharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demand
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
 
Mikroekonomi islami
Mikroekonomi islamiMikroekonomi islami
Mikroekonomi islami
 
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanPembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
 
pengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahpengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariah
 
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAPerspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
 
Moralitas dalam ekonomi
Moralitas dalam ekonomiMoralitas dalam ekonomi
Moralitas dalam ekonomi
 
jual beli dua harga
jual beli dua hargajual beli dua harga
jual beli dua harga
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Redistribusi
RedistribusiRedistribusi
Redistribusi
 

Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara Berkelanjutan

  • 1. 1 MAKALAH STRATEGI PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN SECARA BERKELANJUTAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Disusun oleh : Abida Muttaqiena 7450406003 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2008
  • 2. 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu komoditi yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Peru, produksi dari perikanan selain bisa digunakan untuk konsumsi pemenuhan kebutuhan protein hewani, juga merupakan salah satu sumber penghasil devisa. Di negara-negara maju seperti Jepang, Islandia, Kanada, dan Norwegia, sektor perikanan merupakan salah satu sektor andalan, dimana perikanan memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap GDP. Perikanan, seperti halnya sektor ekonomi yang lain, merupakan salah satu aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa. Sebagai salah satu sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable), pengelolaan sumber daya ini memerlukan strategi yang bersifat menyeluruh dan hati-hati. Penangkapan ikan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan merupakan keharusan, mengingat semakin tingginya kerusakan ekosistem laut dan degradasi sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP). Pemanfaatan dan pengelolaan SDKP yang serampangan akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan cepat atau lambat akan memberikan eksternalitas negatif bagi manusia. Pemanfaatan SDKP berkelanjutan pada prinsipnya adalah perpaduan antara pengelolaan sumberdaya dan pemanfaatan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya dalam jangka panjang untuk kepentingan generasi mendatang. Teknologi penangkapan ikan bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga memperbaiki proses penangkapan untuk meminimumkan dampak penangkapan ikan terhadap lingkungan perairan dan biodiversitinya. B. Rumusan Masalah Dari uraian yang dikemukakan diatas, permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan ? 2) Bagaimana pengembangan budidaya pesisir dan laut yang ramah lingkungan ?
  • 3. 3 C. Tujuan Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Mengetahui penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. 2) Mengetahui pengembangan budidaya pesisir dan laut yang ramah lingkungan. D. Manfaat Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain : 1. Manfaat Praktis Hasil dari makalah ini diharapkan dapat menguak dan menambah pengetahuan serta informasi mengenai strategi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang sebaiknya diterapkan di Indonesia. 2. Manfaat Teoritis Bagi mahasiswa, makalah ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan konseptual bagi pengembangan kajian sumber daya kelautan dan perikanan, khususnya yang berhubungan dengan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan dan pengembangan pesisir dan laut yang ramah lingkungan.
  • 4. 4 BAB 2 Pembahasan Bila ditelaah, penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan disebabkan oleh dua faktor yaitu disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan ekonomi (economic requirement) dan gagalnya kebijakan yang diterapkan (policy failure). Peningkatan kebutuhan yang tak terbatas sering membuat tekanan yang besar terhadap lingkungan dan sumberdaya yang ada, kebutuhan akan ketersediaan kayu memaksa kita untuk menebang hutan secara berlebihan dan terjadinya illegal logging, kebutuhan transportasi untuk mobilitas dan mendukung laju perekonomian juga sering menimbulkan dampak terhadap kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara, dan kejadian di laut dimana akibat kebutuhan ekonomi memaksa nelayan melakukan kegiatan tangkap berlebih (over fishing). Oleh karena itu percepatan pembangunan ekonomi sudah selayaknya di barengi dengan ketersediaan sumberdaya dan lingkungan yang lestari. (Bahtiar:2006) Di dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP), masyarakat telah mengembangkan berbagai jenis teknologi penangkapan baik yang berskala tradisional maupun modern. Karena permintaan pasar akan komoditi perikanan dan kelautan yang bernilai ekonomis penting, perkembangan teknologi dan pola penangkapan masyarakat kadang kala kurang memperhatikan aspek keberlanjutan SDKP. Penggunaan bom, potassium sianida dan illegal fishing merupakan potret hitam aktivitas masyarakat di wilayah pesisir dan kepulauan untuk memenuhi kebutuhan pasar baik lokal, regional dan internasional. Implikasi dari kegiatan tersebut, terjadinya kerusakan lingkungan dan menurunnya SDKP, misalnya kerusakan terumbu karang dan terjadinya overfishing untuk berbagai jenis SDKP di dalam wilayah perairan Indonesia. Selain kegiatan penangkapan, kegiatan budidaya pesisir dan laut pun berkembang sangat pesat dalam tiga dekade terakhir di seluruh wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah perairan Indonesia. Kegiatan budidaya tersebut telah memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat, namun di sisi lain, kegiatan budidaya dapat pula menyebabkan kerusakan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil bila tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Misalnya, perluasan areal budidaya tambak di dalam kawasan mangrove merupakan salah satu penyebab utama rusaknya ekosistem dan sumber daya mangrove di sebagian besar wilayah pesisir Indonesia.
  • 5. Padahal seharusnya pengelolaan perikanan memperhatikan mutu, keanekaragaman, dan ketersediaan sumber daya perikanan baik untuk masa kini maupun generasi yang akan datang, dalam konteks food security, pengentasan kemiskinan, dan dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan (FAO: 1995). Di lain pihak, pengelolaan perikanan terkait juga dengan ekosistem tempat sumber daya tersebut berada. Mencermati kondisi tersebut, maka diperlukan adanya strategi pemanfaatan dan pengelolaan SDKP secara berkelanjutan. Menurut FAO (1995), Monintja (1996) dan Arimoto, et al., (1999), sebagaimana dikutip oleh Amri (2006) karakteristik pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang ramah lingkungan, meliputi: (1) Proses penangkapan yang dilakukan ramah lingkungan 5 Penangkapan ikan ramah lingkungan memiliki beberapa ciri antara lain: a. Memiliki selektivitas yang tinggi. b. Alat tangkap yang dioperasikan hanya menangkap target spesies dengan ukuran tertentu. Selektivitas alat tangkap bukan hanya terhadap ukuran tetapi juga terhadap spesies. c. Tidak merusak habitat/ekosistem, misalnya ekosistem terumbu karang. d. Tidak membahayakan keanekaragaman hayati dan tidak menangkap spesies yang dilindungi. e. Tidak membahayakan kelestarian sumberdaya ikan target. f. Tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan nelayan. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar bisa memenuhi kriteria teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan (Martasuganda, 2002) misalnya untuk jaring insang adalah sebagai berikut: a. Melakukan seleksi terhadap ikan yang akan dijadikan target tangkapan atau ikan layak tangkap baik dari jenis ikan dan ukurannya dengan membuat desain dan konstruksi alat tangkap yang disesuaikan dengan jenis dan ukuran dari habitat perairan yang akan dijadikan target tangkapan. Dengan demikian diharapkan bisa meminimumkan hasil tangkapan sampingan yang tidak diharapkan dari habitat perairan yang dilindungi. b. Pengoperasian jaring insang di suatu kawasan perairan yang dioperasikan pada siang hari, harus dilengkapi dengan pelampung tanda sedangkan untuk yang diperasikan pada malam hari, maka pelampung tanda sebaiknya dilengkapi dengan cahaya (light bouy) atau pelampung cahaya yang bertujuan agar kapal yang akan lewat bisa menghindari alat tangkap yang dipasang.
  • 6. c. Tidak memakai ukuran yang dilarang (berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 607/KPB/UM/9/1976 butir 3, yang menyatakan bahwa mata jaring di bawah 25 mm dengan toleransi 5% dilarang untuk dioperasikan. d. Tidak melakukan kegiatan usaha penangkapan di perairan atau di daerah penangkapan ikan yang sudah dinyatakan lebih tangkap (over fishing), di daerah kawasan konservasi yang dilarang, di daerah penangkapan yang dinyatakan tercemar dengan logam berat dan kawasan perairan lainnya yang dinyatakan terlarang. e. Tidak melakukan pencemaran yang akan mengakibatkan berubahnya tatanan lingkungan sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sebagai contoh tidak membuang alat tangkap (jaring bekas atau potongan-potongan jaring) atau benda lain (bahan bakar bekas pakai, seperti oli, bensin, dan bahan kimia lainnya) 6 (2) Volume produksi tidak berfluktuasi drastis (suplai tetap) Pemanfaatan sumberdaya hayati dapat berkelanjutan jika volume produksi dari suatu usaha yang dilakukan dapat memberikan suplai yang tetap, sehingga dapat memberikan jaminan bagi sektor lain seperti pengolahan dan pemasaran. (3) Harga dan pemasaran terjamin Dalam rangka mendorong pemanfaatan sumberdaya hayati laut secara berkelanjutan maka harus ada jaminan pemasaran dan harga hasil tangkapan yang wajar. Fluktuasi harga yang terlalu tinggi atau tidak terjaminnya pasar akan berdampak terhadap kelangsungan usaha. (4) Usaha penangkapan masih menguntungkan Potensi sumberdaya ikan yang terdapat pada suatu perairan sangat menentukan keuntungan suatu usaha penangkapan. Oleh sebab itu data dan informasi yang akurat mengenai potensi sumberdaya ikan di suatu kawasan perairan sangatlah penting, termasuk spesies, habitat dan musimnya. Ketersediaan informasi dan data tersebut akan meningkakan efisiensi usaha penangkapan yang akan dikembangkan. (5) Tidak menimbulkan konflik sosial Konflik sosial dalam bidang perikanan, khususnya penangkapan ikan merupakan suatu gejala sosial yang sering ditemukan, disebabkan karena perebutan sumberdaya ikan yang jumlahnya terbatas. (6) Memenuhi persyaratan legal Aspek legalitas merupakan hal penting dalam setiap usaha, termasuk usaha penangkapan ikan. Adanya kepastian hukum dalam berusaha yang dilakukan oleh para nelayan akan memberikan jaminan ketenangan dalam berusaha.
  • 7. 7 (7) Minim investasi Investasi yang tingggi dalam pemanfaatan sumberdaya laut cenderung akan mengeksploitasi sumber daya alam, sehingga akan berdampak pada sektor lain. (8) Penggunaan bahan bakar minyak yang optimal. Bahan bakar minyak merupakan sumber daya energi yang sangat vital dalam kegiatan penangkapan ikan. Naiknya harga bahan bakar minyak, khususnya solar telah menyebabkan terpuruknya nelayan di wilayah perairan Indonesia. Disamping kegiatan penangkapan ikan, pemanfaatan dan pengelolaan SDKP juga dapat dilakukan dengan pembudidayaan daerah pesisir dan laut. Pembudidayaan itu antara lain tambak, budidaya rumput laut, dan budidaya kepiting rajungan. Pembudidayaan daerah pesisir dan laut juga harus dilakukan dengan memperhatikan kelangsungan ekosistem, antara lain yang telah dilakukan oleh masyarakat di provinsi Sulawesi Selatan yaitu : 1) Budidaya Tambak dengan Pola Silvofishery System Teknologi budidaya tambak dengan pola silvofishery system oleh masyarakat di Sinjai dilakukan terlebih dahulu dengan menanam bakau di wilayah pesisir Kabupaten Sinjai. Setelah bakau-bakau tersebut besar, bakaunya di tebang dan tanah yang timbul dari kegiatan penanaman bakau tersebut dibuat jadi tambak. Setelah terbentuk tambak, pada pematang tambak ditanami lagi dengan bibit bakau dan masyarakat bisa memelihara ikan bandeng (Channos channos), udang windu (Penaeus monodon) dan rumput laut (Gracillaria) di dalam tambak tersebut. Dengan model silvofishery system tersebut diatas, aspek ekonomi masyarakat terpenuhi dari kegiatan budidaya ikan, udang dan rumput laut dalam tambak, sedangkan aspek perlindungan pantai dan konservasi bakau dilakukan dengan tetap menjaga bakau-bakau di pematang tambak dan bagian terluar dari tambak yang terbentuk dengan greenbelt sekitar 100-200 meter. Kegiatan penanaman bakau dan pembuatan tambak dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat walaupun tanpa bantuan pemerintah, sehingga konsep social forestry atau community forestry tercipta dengan sendirinya di wilayah pesisir tersebut. 2) Budidaya Rumput Laut Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra pengembangan rumput laut di Indonesia. Untuk lebih mengembangkan potensi tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan kawasan pengembangan rumput laut pada tujuh kabupaten berdasarkan SK Gubernur No 904/XI/1996 tentang pusat pengembangan produksi rumput laut di Sulawesi Selatan. Kawasan pengembangan tersebut adalah Kabupaten Pangkep, Maros, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Sinjai dan Selayar.
  • 8. Budidaya rumput laut yang telah dikembangkan di wilayah pesisir Sulawesi Selatan dan pulau-pulau kecil di Liukang Tupabbiring, Ujung Tanah dan Pulau Sembilan adalah rumput laut jenis Eucheuma cottonii dan Gracillaria verucosa. Pengembangan budidaya Eucheuma dilakukan di laut, sedangkan Gracillaria pada umumnya dilakukan di dalam tambak. 8 3) Budidaya Kepiting Rajungan Kepiting rajungan merupakan salah satu komoditi penting perikanan yang pada saat ini mengalami peningkatan produksi, baik diperoleh dari usaha penangkapan di alam, maupun dari hasil budidaya. Produksinya mengalami peningkatan setiap tahun dan sampai tahun 1997 produksi rajungan telah mencapai 14.338 ton darihasil penangkapan di alam dan 2.095 ton dari hasil budidaya. Komoditi rajungan Indonesia sudah mendapat tempat di pasaran internasional yaitu 60 persen kebutuhan Amerika dipasok dari Indonesia. Ini berarti bahwa pasaran rajungan sudah mendapat tempat khusus di pasaran internasional dan nelayan di tanah air pun secara tidak langsung mendapat tambahan penghasilan lewat komoditi tersebut. Produksi daging rajungan yang masuk ke pasaran Amerika setiap tahunnya sekitar 8-9 juta ton (Suara Pembaharuan, 2002). Menurut Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (BPPMD, 2002), daerah penangkapan rajungan di Sulawesi Selatan terutama terdapat pada perairan Teluk Bone dan Liukang Tupabbiring di Selat Makassar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa jumlah produksi rajungan sebesar 672.10 ton diperoleh dari daerah penangkapan di pesisir pantai sekitar Liukang Tupabbiring. Karena tingginya permintaan akan kepiting rajungan, jumlah populasi rajungan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut Suara Pembaharuan (2005), produksi daging rajungan di Indonesia sekitar 8.800 ton pertahun, terdiri dari 70 persen berasal dari penangkapan di alam dan hanya sekitar 30 persen yang dihasilkan dari kegiatan budidaya. Pada bulan Mei 2006 Kelompok Tani Mattiro Deceng, Desa Pancana, telah mencoba budidaya kepiting rajungan dengan menggunakan sistem polikultur antara rumput laut dan ikan bandeng di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Hasilnya menunjukkan bahwa dari berat bibit 3-5 gram/ekor, jumlah bibit 1000 ekor/ha dengan lama pemeliharaan 2 bulan dapat menghasilkan 50 kg kepiting rajungan dengan bobot rata-rata 100 gr/ekor dengan harga Rp 20.000/kg. Keunggulan dari budidaya kepiting rajungan adalah kepiting jenis ini tidak menggali dan merusak pematang sehingga aman untuk dibudidayakan. Saat ini, budidaya kepiting rajungan ini sedang dicobakan dengan kepadatan 2000-3000 ekor
  • 9. bibit/ha. Walaupun masih dalam taraf uji coba, budidaya kepiting rajungan ini memiliki prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan di masa depan. Sumber daya ikan merupakan sumber daya terbarukan dengan tingkat kompleksitas dan ketidakpastian yang relatif tinggi. Kompleksitas yang tinggi menyangkut interaksi ekosistem yang melekat pada sumber daya ikan itu sendiri, sementara ketidakpastian yang tinggi diakibatkan karena sifat sumber daya ikan itu sendiri yang fugitive (Fauzi, 2004:135). Dengan demikian, strategi pemanfaatan dan pengelolaan SDKP tidak boleh dilakukan secara parsial. Jika memang menginkan keberlanjutan SDKP, maka perlu dilakukan konservasi secara menyeluruh, tak hanya terhadap ikan, melainkan juga terumbu karang, rumput laut, mangrove, dan habitat lainnya disamping juga perairan itu sendiri. Pemanfaatan dan pengelolaan SDKP haruslah senantiasa dilaksanakan secara terpadu dan berimbang. Pengaturan-pengaturan tidak akan berfungsi efektif tanpa didukung oleh penegakan hukun yang memadai, penyadaran masyarakat dan partisipati aktif dari semua stakeholders di dalam memelihara dan melestarikan SDKP. Sebagaimana disebutkan dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries (FAO: 1995), ” States and users of living aquatic resources should conserve aquatic ecosystems. The right to fish carries with it the obligation to do so in a responsible manner so as to ensure effective conservation and management of the living aquatic resources.”. 9
  • 10. 10 BAB 3 Penutup A. Kesimpulan Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan perlu dilakukan secara ramah lingkungan, terpadu, dan berimbang agar dapat memenuhi kebutuhan baik untuk generasi kini maupun generasi yang akan datang. Penggunaan sistem dan peralatan yang tidak berefek negatif terhadap ekosistem perlu disosialisasikan dan diatur oleh pihak-pihak yang berwenang. Sedangkan pembudidayaan daerah pesisir dan kepulauan perlu mendapat perhatian khusus agar mampu menunjang kelestarian lingkungan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. B. Saran 1) Kepada pemerintah, agar menerapkan dan mensosialisasikan strategi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, serta memonitor secara intensif kondisi sumber daya kelautan dan perikanan. 2) Kepada masyarakat agar melaksanakan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan dan akan menjaga keberlanjutan sumber daya itu sendiri.
  • 11. 11 BAB 3 Daftar Pustaka Amri, Andi. 2006. Arahan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di Kepulauan Spermonde. www.google.com Bahtiar, Rizal. 2006. Bencana Alam dan Hari Bumi. www.tempointeraktif.com. Bahtiar, Rizal. 2007. Peran Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam Kegiatan Ekonomi. www.google.com FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  • 12. 12
  • 13. 13