SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
SALINAN
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR T2TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG PERANGKAT DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232 ayat (ll
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentang
Pemerintahan Daerah, telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 20t6 tentang Perangkat
Daerah;
bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah perlu
diubah untuk memperkuat peran dan kapasitas
inspektorat Daerah agar lebih independen dan obyektif
dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme serta meningkatkan efektivitas,
profesionalisme, dan kinerja pelayanan rumah sakit
Daerah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
b
C
SK No 005290 A
Mengingat . .
Mengingat
Menetapkan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
i. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indoncsia Tahun 2ol4 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2ol5 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2oI4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
TENTAN,.} PERANGKAT DAERAH.
PERUBAHAN
18 TAHUN
ATAS
2016
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2076 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5887) dirrbah
sebagai ber ikut:
SK No005198 A
1. Ketcntuan
PRESTDEN
REPUBLTK INDONESIA
-3-
1 Ketentuan ayat (5) Pasal 11 diubah, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 1 1
(1) Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c merupakan unsur
pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah'
(2) Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipimpin oleh inspektur'
(3) Inspektur Daerah provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepad'a gubernur melalui
sekretaris Daerah.
(4) Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai tugas membantu gubernur
dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan
PemerintahanyangmenjadikewenanganDaerahdan
Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah'
(5) Inspektorat Daerah provinsi dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan
dan fasilitasi Pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap
kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantarlan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu
atas penugasan dari gubernur dan/atau Menteri;
SK No005199 A
d. penyusunan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
2
d. penyusunan laporan hasil pengawasan;
e. pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak
pidana koruPsi;
f. pengawasan pelaksanaan program reformasi
birokrasi;
g. peiaksanaan administrasi inspektorat Daerah
provinsi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.
Di antara ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12 disisipkan
3 (tiga) pasal, yakni Pasal 11A, Pasal 11El, dan
Pasal 1IC, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1 1A
(1) Inspektorat Daerah provinsi meiaksanakan
pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupaten/kota.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat dalarn rangka
pembinaan dan pengawasan penyeleriggaraan
Pemerintahan Daerah.
Pasal 1 18
Dalaln ha1 terdapat potensi penyalahgunaan wewenang
danlatau kerugian keuangan negaraf Daerah, inspektorat
Daerah provinsi melaksanakan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal t 1 ayat (5) huruf c tanpa
menunggu penugasan dari gubernur danlatau Menteri.
SK No 005200 A
Pasal i 1C
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-5-
Pasal 1 1C
(1) Dalam hal pelaksanaan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf b dan
hurufcterdapatindikasipenyalahgunaanwewenang
clan/atau kerugian keuangan negara/Daerah'
inspekturDaerahprovinsiwajibmelaporkankepada
Menteri.
(2) Menteri melakukan supervisi kepada inspektorat
Daerah provinsi dalam menangani laporan indikasi
penyalahgunaan wewenang danlatau kerugian
keuangannegarafDaerahsebagaimanadimaksud
pada aYat (1).
(3) Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud pada
ayat(2|melibatkanlembagayangmelaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan intern Pemerintah'
3. Ketentuan Pasal 21 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 21
(1) Pada Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan,
selain unit pelaksana teknis dinas Daerah provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 terdapat
rumah sakit Daerah provinsi sebagai unit organisasi
bersifat khusus yang memberikan layanan secara
profesional.
(2) Sebagai unit organisasi bersifat khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) rumah sakit Daerah provinsi
memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan
barang milik Daerah serta bidang kepegawaian.
SK No 005201 A
(3) Rumah sakit . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
(3) RumahsakitDaerahprovinsidipimpinolehdirektur
rumah sakit Daeral-r Provinsi.
4 Di antara ketentuan Pasal 21 dan Pasal 22 disisipkan
6 (enarn) pa-saI, yakni Pasai 2lA, Pasai 2lB, Pasal 2lC'
pasal 2lD, Pasal 2!8, dan Pasal 2lF, yang berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 2 1A
(i) Direktur rumah sakit Daerah provinsi dalam
pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta
bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2l ayat (2) bertanggung jawab kepada kepala
dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
di bidang kesehatan.
(2) Pcrtanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui penyampaian laporan
pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang milik
Daerah serta bidang kepegawaian rumah sakit
Daerah provinsi.
Pasal 2 18
(1) Otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang
milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (21 meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban keuangan serta penggunaan
dan penatausahaan barang milik Daerah'
(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), direktur rumah sakit Daerah
provinsi ditetapkan selaku kuasa pengguna anggaran
clan kuasa pengguna barang sesuai dengan
kctentuan peraturan perrnclang-undangan'
SK No 005202 A
(3) Selain
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
7-
(3) Selain selaku kuasa pengguna anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat(2), direktur rumah
sakit Daerah Provlnsl
kewenangan:
memiliki tugas dan
a. menyusun rencana kerja dan anggaran;
b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. menandatangani surat perintah membayar;
d. mengelola utang dan piutang Daerah yang
menjadi tanggung jawabnYa;
e. men1rusun dan menyampaikan laporan keuangan
unit Yang diPimPinnYa;
f. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan
dan pejabat penatausahaan keuangan; dan
g. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang
dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan
Daerah.
(4) Rencana kerja dan anggaran serta dokumen
pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a dan huruf b disampaikan kepada tim
anggaran Pemerintah Daerah provinsi melalui
pejabat pengelola keuangan Daerah untuk
diverifikasisesuaidenganketentuanperaturan
perundang-undangan.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) berlaku juga bagi rumah sakit Daerah
provinsi yang telah menerapkan pola pengelolaan
kcuangan badan layanan umum Daerah dalam
menyusun rencana bisnis anggaran'
SK No 005203 A
Pasal 21C
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Pasal 21C
(1) Dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana
dimaksuddalamPasal2lBayat(1),direkturrumah
sakitDaerahprovinsimelaksanakanbelanjasesuai
dokuinen pelaksanaan anggaran sebagaimana
dimaksuddalamPasal2|Bayat(3)hurufbsesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan'
(2) Direktur rumah sakit Daerah provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayal (1) bertanggung jawab atas
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
rumah sakit Yang diPimPinnYa'
Pasal 2lD
(1) Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2IB ayat (1), direktur rumah
sakit Daerah provinsi melakukan penyusunan
laporan pertanggungjawaban keuangan yang
merupakan bagian dari laporan kinerja sestrai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan'
(21 Laporan pertanggungjawaban keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam
laporan keuangan dinas yang menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan
laporan keuangan Pemerintah Daerah provinsi'
(3) Tata cara dan format pcnyusunan laporan keuangan
sebagaimana dimaksuc pada ayat (21 sesuai dengan
ketenuran peraturan perundang' undangan'
SK No 005248 A
Pasal 2lE
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9 -
Pasal 21E
Otonomi dalam bidang kepegawaian sebagaimana
d'imaksuddalamPasal21ayat(2)dilaksanakanmelalui
ketentuan:
a. direktur rumah sakit Daerah provinsi dapat
mengusulkan pengangkatan, pemindahan' dan
pemberhentian pegawai aparatur sipil negara kepada
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang-undangan ;
b. direktur rumah sakit Daerah provinsi memiliki
kewenangan dalam menyeienggarakan pembinaan
pegawai aparatur sipil negara dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi dalam jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. direktur rumah sakit Daerah provinsi memiliki
kewenangan dalam pengelolaan dan pembinaan
pegawai di lingkungan rumah sakit Daerah sesuai
d,engan ketentuan peraturan perundang-undangan'
Pasal 2 lF
(1) Jenis rumah sakit Daerah provinsi terdiri atas rumah
sakit umum dan rumah sakit khusrrs'
(2) Rumah sakit Daerah provinsi diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan
rumah sakit Daerah Provinsi.
(3) Klasifikasi rumah sakit umum Daerah provinsi terdiri
atas:
a. rumah sakit umum Daerah provinsi kelas A;
SK No 005?49 A
b. rumah sakit
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
b. rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B; dan
c. rumah sakit umum Daerah provinsi kelas C'
(4) Klasifikasi rumah sakit khusus Daerah provinsi
terdiri atas:
a. rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas A; dan
b. rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas B'
(5) Jenis dan klasifikasi rumah sakit Daerah provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2
menentukan besaran organisasi rumah sakit Daerah
provinsi.
(6) Dalam rangka optimalisasi peiayanan kesehatan
kepada masyarakat, Pemerintah Daerah provinsi
dapat rnembentuk rumah sakit umum Daerah
l<elas D setelah mendapat persetujuan Menteri'
(7) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), Menteri berkoordinasi
dengan menteri yang menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan di bidang kesehatan dan menteri yang
mcnyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bitiang
aparatur negara.
(8) Kctentr-raii mengenai fasilitas dan kemampuan
pelayanan klasifikasi rumah sakit Daerah provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan
ayat (6) diatur dalam Peraturan Menteri yang
menyeienggarakan Urusan Pemerintahan di bidang
kesehatan.
SK No005154 A
5. Ketentuan
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 11-
5 Ketentuan ayat (4) Pasal 33 substansi tetap dan
penjelasannya diubah sehingga penjelasan ayat (4)
Pasal 33 sebagaimana tercantum dalam Penjelasan
Pasal demi Pasal Angka 5 Peraturan Pemerintah ini serta
ayat (5) Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 33
(1) Inspektorat Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c merupakan
unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
(2) Inspektorat Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh inspektur.
(3) Inspektur Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada bupati/wali
kota melalui sekretaris Daerah.
(4) Inspektorat Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu
bupati/wali kota dalam membina dan mengawasi
pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh
Perangkat Daerah.
(5) Inspektorat Daerah kabupaten/kota dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) menyelenggarakan fungsi:
?-. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan
dan fasilitasi pengawasan;
SK No005155 A
b. pelaksanaan
6
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2-
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap
kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantalran, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu
atas penugasan dari bupati/wali kota dan lata:u
ubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan;
e. pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak
pidana korupsi;
f. pengawasan pelaksanaan program reformasi
birokrasi;
g: pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah
kabupaten/kota; dan
h. pelaksanaarr fungsi lain yang diberikan oleh
bupati/wali kota terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Di antara ketetttuan Pasal 33 dan Pasal 34 disisipkan
2 (dua) pasal, yakni Pasal 33A dan Pasal 33B, yang
berbunyl sebagai berikut:
Pasal 33A
Dalam hal terdapat potensi penyalahgunaan wewenang
dan/atau kerugian keuangart negaraf Daerah, inspektorat
Daerah kabupaten/kota melaksanakan fungsi
sehragaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (5) huruf c
tanoa menullggu penugasan clari bupati/wali kota
danT'atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
SK No005156 A
Pasal 33B
PRESTDEN
REPUBLTK INDONESTA
-13-
7
Pasal 33B
(1) Dalam hal pelaksanaan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (5) huruf b dan
huruf c terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang
dan/atau kerugian keuangan negataf Daerah,
inspektur Daerah kabupaten/kota wajib melaporkan
kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
melakukan supervisi kepada inspektorat Daerah
kabupaten/kota dalam menangani laporan indikasi
penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian
keuangan negarafDaerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) melibatkan lembaga yang melaksanakan
tugas dan fungsi penga.,vasan intern Pemerintah.
Ketentuan Pasal 43 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 43
(1) Pada Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan,
selain unit pelaksana teknis dinas Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 41, terdapat rumah. sakit Daerah
kabupaten/kota sebagai unit organisasi bersifat
khusus serta pusat kesehatan masyarakat sebagai
unit organisasi bersifat fungsional, yang memberikan
layanan secara profesional.
SK No005157 A
(2) Sebagai...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t4-
8
(2 Sebagai unit organisasi bersifat khrrsus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) rumah sakit Daerah
kabupaten/ kota memiliki otonomi dalam pengelolaan
keuangan dan barang milik Daerah serta bidang
kepegawaian.
(3) Rumah sakit Daerah kabupaten/kota dipimpin oleh
direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota'
Ketentuan Pasal 44 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 44
(1) Drrektur rumah sakit Daerah kabupaten/kota dalam
pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta
bidang kepegawaian scl:agaimana dimaksud dalarrr
Pasal 43 ayat (2) bertanggung jawab kepacia kepala
dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
di bidang kesehatan.
(2) Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) clilaksanakan melalui penyampaian laporan
pelaksanaan pengelolaan keuanga-n dan barang rnilik
Dacrah serta bidang kepegawaier.n rumah sakit
Daerah kabupaten/ kota.
Di antara ketentuan Pasai 44 dan Pasal 45 disisipkan
5 (lima) pasal, yakni Pasal 44A, Pasal 44lB-, Pasal 44C,
Pasal 44D, dan Pasal4lE, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 44A
(1) Otonomt dalam pengeiolaan keuangan dan barang
rnilik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (2) meliputi perencanaarl, pelaksanaan, dan
pertangggungjawaban keuangan serta penggunaan
dan penatausahaan barang milik Daerah.
9
SK No005158 A
(2) Dalam .
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-15-
(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), direktur rumah sakit Daerah
kabupaten/kota ditetapkan selaku kuasa pengguna
anggaran dan kuasa pengguna barang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan'
(3) Selain selaku kuasa pengguna anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat(2), direktur rumah
sakit Daerah kabupaten/kota memiliki tugas dan
kewenangan:
a. menJrusun rencana kerja dan anggaran;
b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. menandatangani surat perintah membayar;
d. mengelola utang dan piutang Daerah yang
menjadi tanggung jawabnYa;
e. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
unit yang diPimPinnYa;
f. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan
dan pejabat penatausahaan keuangan; dan
g. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang
dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan
Daerah.
(4) Rencana kerja dan anggaran serta dokumen
pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a dan huruf b disampaikan kepada tim
anggaran Pemerintah Daerah kabupaten/kota
melalui pejabat pengelola keuangan Daerah untuk
diverifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SK No005159 A
(5) Ketentuan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONES!A
-16-
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) berlaku juga bagi rumah sakit Daerah
kabupaten/kota yang telah menerapkan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum Daerah
dalam menyusun rencana bisnis anggaran'
Pasal 44B
(1) Dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44A ayat (1), direktur rumah
sakit Daerah kabupaten/kota melaksanakan belanja
sesuai dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44A ayat (3) huruf b sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan'
(21 Direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung
jawab atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja rumah sakit yang dipimpinnya'
Pasal 44C
(1) Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44A ayat (1), direktur rumah
sakit Daerah kabupaten/kota melakukan
penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan
yang merupakan bagian dari laporan kinerja sesuai
dcngan ketentuan peraturan perundang-undangan'
(2) Laporan pertanggungjawaban keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam
laporan keuangan dinas yang menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan
laporan keuangan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
SK No 005160 A
(3) Tata cara
PRESIDEN
REPUBLTK TNDONESIA
-17-
(3) Tata cara dan format penyusunan laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
unCangan.
Pasal 44D
Otonomi dalam bidang kepegawaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) dilaksanakan melalui
ketentuan:
a. direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota dapat
mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan
pentberhentian pegawai aparatur sipil negara kepada
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
b. direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota
memiliki kewenangan dalam menyeler',ggarakan
pembinaan pegawai aparatur sipil negara dalanr
pelaksanaan tugas dan fungsi dalam jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
c. direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota
memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan
pembinaan pegawai di lingkungan rumatr sakit
Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 44E
(1) .Jeiris rumah sakit Daerah kabupaten/kota terdiri
atas rurrrah sakit umum dan runrah sakit khusus.
SK No 005161 A
(2) Rumah sakit . . .
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-18-
(2) Rumah sakit Daerah kabupaten/kota
diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan
kemampuan pelayanan rumah sakit Daerah
kabupaten/kota.
(3) Klasif,rkasi rumah sakit umum Daerah
kabupaten/kota terdiri atas:
a. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota
kelas A;
b. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota
kelas B;
c. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota
kelas C; dan
d. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota
kelas D.
(4) Klasifikasi rumah sakit khusus Daerah
kabupaten I kota terdiri atas:
a. rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota
kelas A; dan
b. rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota
kelas B.
(5) Jenis dan klasifikasi rumah sakit Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (21menentukan besaran organisasi
rurnah sakit Daerah kabupaten/ kota.
(6) Ketentuan mengenai fasilitas dan kemampuan
pelayanan klasifikasi rurnah sakit Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri
yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di
bidang kesehatan.
SK No 005162 A
10. Ketentuan .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-19-
10. Ketentuan Pasal 60 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 60
(1) Inspektorat Daerah provinsi tipe A terdiri atas 1 (satu)
sekretariat dan paling bz:.nyak 5 (lima) inspektur
pembantu.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas 3 (tiga) subbagian.
(3) Inspektorat Daerah provinsi tipe B terdiri atas
1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat)
inspektur pembantu.
(4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terdiri atas 2 (dua) subbagian.
(5) Inspektorat Daerah provinsi tipe C terdiri atas 1 (satu)
sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) inspektur
pembantu.
(6) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
terdiri atas 2 (dua) subbagian.
1 1. Di antara Pasal 65 dan Pasal 66 disisipkan 2 (dua) pasal,
yakni Pasal 65A dan 658, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 65,4.
(1) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas A terdiri
atas paling banyak 4 (empat) wakil direktur.
(2) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bidang dan/atau
kelcmpok jabatan fungsional.
SK No 005163 A
(3) wakil ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-
(3) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang melaksanakan fungsi administrasi umum terdiri
atas paling banyak 4 (empat) bagian.
(41 Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(5) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
membawahkan kelompok jabatan fungsional
dan/atau terdiri atas 2 (dua) seksi.
(6) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur.
(71 Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang
dan/ atau kelompok jabatan fungsional,
(8) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (71 terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(9) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
membawahkan kelonipok jabatan fungsional
danlatau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
(10) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas C terdiri
atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 3 (tiga) bidang
Can / atau tcelompok jabatan fungsional.
(11) Ragian sebagaimana dimaksud pada ayat (10) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
()2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (10)
membawahkan kelompok jabatan fungsional
dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
(13) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas D terdiri
atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan 2 (dua) seksi.
SK No 005164 A
Pasal 658
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-21 -
Pasal 658
(1) Rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas A terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur.
(2) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang
dan/ atau kelompok jabatan fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(41 Bidang sebagaimana dinraksud pada ayat (21
nrembawahkan kelompok jabatan fungsional
danlatau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
(5) Rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas B terdiri
atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 2 (dua) bidang
dan/ atau kelompok jabatan fungsional.
(6) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri
atas paling banyak 2 (dua) subbagian.
(7) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
;nembawahkan kelompok jabatan fungsional
danlatau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
12. Ketentuan Pasal 79 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 79
(1) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe A terdiri
ata.s 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 5 (lima)
inspektur pembantu.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas 3 (tiga) subbagian.
SK No005153 A
(3) Inspektorat
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-22-
(3) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe B terdiri
atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat)
inspektur pembantu.
(4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terdiri atas 2 (dua) subbagian.
(5) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe C terdiri
atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga)
inspektur pembantu.
(6) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
terdiri atas 2 (dua) subbagian.
13. Di antara Pasal 84 dan pasal 85 disisipkan 2 (dua) pasal,
yakni Pasal 84A dan pasal 848, yang berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 84A
(1) R,mah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas A
terdiri atas paling banyak 4 (empat) wakil direktur.
(2) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bidang clan/atau
kelompok jabatan fungsional.
(3) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang melaksanakan fungsi administrasi nmum terdiri
atas paling banyak 4 (empat) bagian.
(4) Ba,gian sebagaimana dimaksud pacla ayat (3) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(5) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
membawahkan kelompok jabatan fungsionai
dan/atau terdiri atas 2 (dua) seksi.
SK No 005167 A
(6) Rumah sakit .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
(6) Rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas B
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur.
(7) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang
dan/atau kelompok jabatan fungsional.
(8) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (7) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(9) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (T)
membawahkan kelompok jabatan fungsional
dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
(10) Rumah sakit umum Daerah kabupatenT'kota kelas C
terdiri atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 3 (tiga)
hidang dan/atau kelompok jabatan fungsional.
(11) Bagian sebagaimana dimaksud paCa ayat (10) terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(12) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (10)
membawahkan kelompok jabatan furrgsional
dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
(13) Rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas D
terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan
2 (dua) seksi.
Pasal 84B
(1 Rumah sakit khusus Daerah kabupatenlkota kelas A
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur.
(21 Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang
dan/ atau kelompok jabatan fungsional.
SK No 005168 A
(3) Bagian
PRES'DEN
REPUBLIK INDONESIA
-24-
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (21 terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(41 Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
membawahkan kelompok jabatan fungsional
dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
(5) Rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas B
terdiri atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 2 (dua)
bidang danlatau kelompok jabatan fungsional.
(6) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri
atas paling banyak 2 (dua) subbagian.
(7) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
membawahkan kelompok jabatan fungsional
dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi.
4. Ketentuan ayat (2) sampai ciengan ayat (6) Pasal94 diubah
dan ayat (9) Pasal 94 dihapus, sehingga berbunyi sebagai
berilrut:
Pasal 94
(i) Sekretaris Daerah provinsi merupakan jabatan
eselon I.b atau jabatan pimpinan tinggi madya.
(2) Sekretaris DPRD provinsi, inspektur Daerah provinsi,
asisten sekretaris Daerah provinsi, kepala dirras
Daerah provinsi, kepala badan Daerah provinsi.
staf ahli grrbernur, dan direktr-rr rumah sakit umum
Deerah provinsi kelas A merupakan jabatan
eselon II.a atau jabatan pimpinan tinggi pratama.
SK No 005169 A
(3) Kepala
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-25-
(3) Kepaia biro sekretariat Daerah provinsi, direktur
rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas A,
direktur rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B,
clan wakil direktur rumah sakit umum Daerah
provinsi kelas A merupakan jabatan eselon II.b atau
jaba,-an pimpinan tinggi pratama.
(4) Sekretaris inspektorat Daerah provinsi, inspektur
pembantu, sekretaris dinas Daerah provinsi,
sekretaris badarr Daerah provinsi, kepala badan
penghubung Daerah provinsi, kepaia bagian, kepala
bidang, direktur rumah sakit umum Daerah provinsi
kelasC,direkturrumahsakitkhususDaerah
provinsi kelas B, wakil direktur rumah sakit umum
Daerah provinsi kelas B, dan wakil direktur rumah
sakitkhususDaerahprovinsikelasAmerupakan
jabatan eselon IIi.a atau jabatan administrator'
(5)KepalacabangdinasDaerahprovinsikelasA,kepala
unitpelaksa.rateknisdinasdanbadanDaerah
provinsi kelas A, direktur rumah sakit umum Daerah
provinsikelasD,kepaiabagiandankepaiabidang
padarumahsakitumumDaerahprovinsikelasA,
l<elas B, clan kelas C serta kepala bagian dan kepala
bidang pada rumah sakit khusus Daerah provinsi
kcias A dan kelas B merupakatt.jabatan eselon IiI.b
atau jabatan administrator.
(6) Kepala subbagian, kepala seksi, kepala cabang dinas
Daerah provirrsi kelas B, kepala unit pelaksana teknis
dinas dan badan Daerah provinsi kelas B, kepala
subbagian pada lumah sakit Daerah Provinsi, dan
kepala seksi pada rumah sakit Daerah Provinsi,
merupalcan jabatan eselon IV'a atau jabatan
Pengawas'
(7) Kepala. ' '
SK No 005070 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-26-
(7) Kepala subbagian pada cabang dinas Daerah provinsi
kelas B dan kepala subbagian pada unit pelaksana
teknis dinas dan badan Daerah provinsi kelas B,
serta kepala subbagian pada satuan pendidikan
provinsi merupakan jabatan eselon IV.b atau jabatan
pengawas.
(8) Kepala unit pelaksana teknis Daerah provinsi yang
berbentuk satuan pendidikan merupakan jabatan
fungsional guru sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(9) Dihapus.
15. Ketentuan ayat (2) sampai dengan ayat (5) Pasai 95 diubah
dan ayat (8) Pasal 95 dihapus, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 95
(i) Sekretaris Daerah kabupaten/kota merupakan
jabatan eseion II.a atau jabatan pimpinan tinggi
pratama.
(21 Sekretaris DPRD kabupaten/kota, inspektur Daerah
kabupaten/kota, asisten sekretaris Daerah
kabupaten/kota, kepala dinas Daerah kabupaten/
kota, kepala badan Daerah kabupaten/kota, staf ahli
bupati/wali kota, direktur rumah sakit umunr
Daerah kabupaten/kota kelas A dan kelas B, dan
direktur rumah sakit khusus Daerah
kabupaten/kota kelas A merupakan jabatan
eselon II.b atau jabatan pimpinan tinggi pratama.
SK No 005219 A
(3) Sekretaris
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27 -
(3) Sekretaris inspektorat Daerah kabupaten/kota,
inspektur pembantu, sekretaris dinas Daerah
kabupatenf kota, sekretaris badan Daerah
kabupatenfkota, kepala bagian, camat, direktur
rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas C,
direktur rumah sakit khusus Daerah
kabupaten/kota kelas B, wakil direktur rumah sakit
umum Daerah kabupaten/kota kelas A dan kelas B,
dan wakil direktur rumah sakit khusus Daerah
kabupatenlkota kelas A merupakan jabatan
eselon III.a atau jabatan administrator.
(41 Kepala bidang pada dinas dan badan, sekretaris
kecamatan, dan direktur rumah sakit umum Daerah
kabupaten/kota kelas D, kepala bagian dan kepala
bidang pada rumah sakit umum Daerah
kabupaten/kota kelas A, kelas B, dan kelas C, dan
rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas A
dan kelas B merupakan jabatan eselon III.b atau
j abatan admi nistrator.
(5) Lurah, kepala subbagian pada sekretariat Daerah,
sekretariat DPRD, inspektorat, dinas dan badan
Daerah kabupatenf kota, kepala seksi pada dinas dan
badan Daerah kabupatcn/kota, kepala unit
pelaksana teknis pada dinas, dan badan Daerah
kabupaten/kota kelas A, sekretaris kecamatan
tipe B, kepala seksi pada kecamatan,
kepala subbagian pada rumah sakit Daerah
kabupaten/ kota, darr kepala seksi pada rumah sakit
Daerah kabupaten/kota merupakan jabatan
eselon IV.a atau jabatan pengawas.
SK No 005220 A
(6) Kepala
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-28-
(6) Kepala unit pelaksana teknis pada dinas dan badan
daerah kabupaten/kota kelas B, kepala subbagian
pada unit pelaksana teknis dinas dan badan kelas A,
kepala subbagian pada kecamatan, sekretaris
kelurahan dan kepala seksi pada kelurahan
merupakan jabatan eselon IV.b atau jabatan
pengawas.
(7) Kepala unit pelaksana teknis Daerah
kabupaten/kota yang berbentuk satuan pendidikan
dijabat oleh jabatan fungsional guru atau pamong
belajar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(8) Dihapus.
(9) Kepala unit pelaksana teknis yang berbentuk ptrsat
kesehatan masyarakat dijabat oleh pejabat
fungsional tenaga kesehatan yang diberikan tugas
tambahan.
16. Di antara ketentuan Pasal 99 dan Pasal 100 disisipkan
2 (dua) pasal, yakni Pasal 99A dan Pasal g9B, yang
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 99A
(1) Menleri melakukan supervisi dalam proses pengisian
jabatan inspektur Daerah dan inspektur pembantu.
SK No 005??1 A
(2) Panitia .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-29-
(2) Panitia seleksi pengisian jabatan inspektur Daerah
ditetapkan oleh kepala Daerah setelah
dikonsultasikan kepada Menteri.
(3) Dalam pelaksanaan supervisi dan konsultasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
Menteri melibatkan menteri yang menvelenggarakan
Urusan Pemerintahan di bidang aparatur negara dan
Komisi Aparatur Sipil Negara.
Pasal 99B
(1) Cubernur sebelum melaksanakan pemberhentian
atau mutasi inspektur Daerah provinsi dan inspektur
pembantu Daerah provinsi terlebih dahulu
berkonsultasi secara tertulis kepada Menr.eri.
(2 Bupati/wali kota sebelum melaksanakan
pemberhentian atau mutasi inspektur Daerah
kabupaten/kota dan inspektur pembantu Daerah
kabupaten I kotaterlebih dahulu berkonsultasi secara
tertulis kepada gubernur sebagai wakil pemerintah
Pusat.
17. Di antara ketentuan Pasal 121 dan pasal 122 disisipkan
1 (satu) pasal, yakni Pasai l2lL, yang berbunyi sebagai
berikut:
SK No 005096 A
Pasal l2l
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-30-
Pasal l2lP'
(1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
direktur rumah sakit Daerah tetap melaksanakan
tugasnyasampaidengandilakukannyapenyesuaian
status jabatan direktur rumah sakit Daerah sesuai
dengan ketentuan Pasal 94 ayat (21, ayat (3), ayat (4),
dan ayat (5) serta Pasal 95 ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) Peraturan Pemerintah ini'
(2) Penyesuaian status jabatan direktur rumah sakit
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (i)
diselesaikan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung
sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku'
18. Di ar-rta.ra ketentuan Pasal 123 dan Pasal 124 disisipkan
1 (satu) pasal, yakni Pasal 123A, yang berbunyi sebagai
berikr-rt:
Pasal 123A
Rumah sakit Daerah yang telah dibentuk sebelum
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dan belum
menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan
umum Daerah wajib menerapkan pola pengelolaan
keuangan badan layanan ulnum Daerah paling lambat
1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini
mulai berlaku.
Pasal Ii
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar . .
SK No 005094 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3l -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Oktober 2Ol9
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 15 Oktober 2Ol9
PLT. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
trd
TJAHJO KUMOLO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI9 NOMOR 187
Salinan sesuai dengan aslinYa
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ti Bidang Hukum dan
g-undangan,
SK No 005281 A
anna DjamanS
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG PERANGKAT DAERAH
I. UMUM
Berdasarkan Pasal 232 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah telah menetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
yang antara lain mengatur inspektorat Daerah dan rumah sakit Daerah.
Dalam perkembangannya, pengaturan inspektorat Daerah belum mampu
mendukung terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme dan pengaturan
rumah sakit Daerah belum mampu mendukung penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
Inspektorat Daerah dalam pelaksanaan tugasnya membantu kepala
Daerah dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
oleh Perangkat Daerah, belum mampu independen dan objektif untuk
mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang dibuktikan dengan masih
tingginya angka tindak pidana korupsi di lingkungan Pemerintahan
Daerah.
SK No 005277 A
Rumah sakit .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Rumah sakit Daerah sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks, memerlukan kebijakan khusus untuk mendukung
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pengaturan rumah sakit Daerah
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah belum mampu menjamin terwujudnya tata kelola rumah sakit dan
tata kelola klinis yang bersifat otonom dalam pengelolaan keuangan dan
barang milik Daerah serta bidang kepegawaian, sehingga dalam praktiknya
memberi dampak pada penurunan mutu layanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat
Berdasarkan pertimbangan di atas, Peraturan Pemerintah ini
ditujukan untuk memperkuat peran dan kapasitas irrspektorat Daerah
agar lebih independen dan objektif daiam rangka mewujudkan
Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Dalam Peraturan Pemeritrtah diatur penguatan fungsi
inspektorat Daerah, penugasan inspektorat Daerah dalam hal terlapat
potensi penyalahgunaan wewenang danlatau kslu.gian keuangan
negara/Daerah, pelaporan hasil pengawasan inspektorat Daerah yang
terdapat poten si penyala hgunaan wewenan g dan I atau kerugian keuangan
negara/Daerah kepada Menteri dan gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat dan supervisi pelaporan yang rrrelibatkan lembaga yang
melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan intern Pemerintah,
penambahan inspektur pembantu, peran Pemerintah Pusat dalarn
pengisian jabatan inspektur Daerah dan inspektur pembantu serta
mekanisme konsultasi daiarn pemberhentian dan mutasi inspektur Daerah
dan inspektr-rr pembantu.
SK No 005099 A
Dalam
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-3-
Dalam rangka meningkatkan kinerja layanan rumah sakit Daerah,
Peraturan Pemerintah ini mengatur rumah sakit Daerah sebagai unit
organisasr bersifat khusus yang memberikan layanan secara profesional
melalui pemberian otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik
Daerah serta bidang kepegawaian. Namun sesuai dengan ketentuan
mengenai pengelolaan dan tata kerja Perangkat Daerah yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
daiam melaksanakan otonomi tersebut direktur rumah sakit Daerah tetap
bertanggung jawab kepada dinas yang menlrslsnggarakan Urusan
Pemerintahan di bidang kesehatan melalui perryampaian laporan
pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang
kepegawaian rrmah sakit Daerah.
Peratr-rran Pemerintah mengatur rumah sakit Daerah dipimpin oleh
direktur, sehingga perlu diatur mengenai batas waktu penyesLlaian status
jabatan direktur rumah sakit Daerah yang berdasarkan ketentuan
sebelumnya dilaksanakan oleh pejabat fungsional dokter atau dokter gigi
yang diberikan tugas tambahan. Selain itu, dalam rangka meningkatkan
profesionalisme dan optimalisasi layanan kesehatan, rumah sakit Daerah
yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum
Daerah diwajibkan untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan badan
layanan umum Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 1 I
Ayat (1)
Cukup jelas
SK No005101 A
Ayat(2)...
PRESTDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-4-
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukrlp jelas.
Avat (4)
Yang dimaksud dengan "membina dan menga',vasi
pelaksanaan Urusan Pemerintahan" adalah
membina dan mengawasi Perangkat Daerah provinsi
dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan.
Ayat (5)
Crrkup jelas.
Angka 2
Pasal 11A
Cukup jelas.
Pasal I 18
Culrup je1as.
Pasal 1 lC
Cr.rkup jeias.
Angka 3
Pasal 21
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 2 1A
Cukup jelas
SK No 005103 A
Pasal 2 18
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 21B
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat- (2)
Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-
undangan" adalah peraturan perundang-undangan
mengenai pengelolaan keuangan Daerah dan
peraturan perundang-undangan mengenai barang
milik Daerah.
Ayat (3)
Huruf a
Rencana kerja dan anggaran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan
anggaran dinas yang menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan di bidang kesehatan.
Huruf b
Dokumen pelaksanaan anggaran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
pelaksanaan anggaran dinas Yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di
bidang kesehatan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "menandatangani surat
perintah membayar" adalah menandatangani
surat perintah membayar-uang persediaan (UP),
surat perintah membayar-ganti uang
persediaan (GU), surat perintah membayar-
tambahan uang persediaan (TU), Can surat
perintah rnembayar-langsung (LS) .
SK No005104 A
Huruf d...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-6-
Huruf d
Yang dimaksud dengan "mengelola utang dan
piutang Daerah yang menjadi tanggung
jawabnya" adalah sebagai akibat yang
ditimbulkan clari pelaksanaan dokumen
pelaksanaan anggaran.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 21C
Cukup jelas.
Pasal 21D
Cukup jelas.
Pasal 2lE
Cukup jelas.
Pasal 2 1F
Cukup jelas.
Angkas...
SK No 005106 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-7
Angka 5
Pasal 33
AYat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
AYat (a)
Yang dimaksud dengan "membina dan mengawasi
peiaksanaan Urusan Pemerintahan" adalah
rnembina dan mengawasi Perangkat Daerah
kabupaten/kota dalam pelaksanaan Urusan
Pemerintahan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Angka 6
Pasal 33A
Cukup jelas.
Pasal 33B
Cukup jelas.
Angka 7
Pasal 43
CuI:up.jcias.
SK No 005107 A
Angka 8
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Angka 8
Pasal 44
Cukup jelas.
Angka 9
Pasai 44A
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Huruf a
Rencana kerja Can anggaran merupakan llagian
yang tidak lsrpisahkan dari rencana kerla dan
anggaran dinas yang menyelenggarakan Urr:san
Pemerintahan di bidang kesehatan.
Huruf b
Dokumen pelaksanaan anggaran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
pelaksanaan anggaran dinas Yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di
bidang kesehatan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "menandatangani surat
perintah membayar" adalah menandatangani
surat perintah membayar-uang persediaan (UP),
surat perintah membayar-ganti uang
persediaan (GU), surat perintah membayar-
tambahan Llang persediaan (TU), dan surat
perintah membayar-langsung (LS).
SK No 005109 A
Huruf d
PRESIDEN
REPUBLTK TNDONESIA
-9 -
Huruf d
Pelaksanaan anggaran
Huruf e
CukuP jelas.
Huruf f
CukuP jeias.
Huruf g
CukuP jelas.
Ayat (a)
CukuP jelas.
Avat (5)
CukuP jelas'
Pasal 44B
Cukup jelas.
Pasal 44C
CukuP jelas.
Pasal 44I)
Cukup jelas.
Pasal 44E
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan "mengelola utang dan
piutang Daerah yang menjadi tanggung
jawabnya" adalah sebagai akibat yang
ditimbulkan dari pelaksanaan dokumen
SK No 005102 A
Angka 10
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
10-
Angka 10
Pasal 60
Cukup jelas.
Angka 1 1
Pasal 65A
Cukrrp jelas.
Pasal 658
Cukup jelas.
Angka 1'2
Pasal 79
Cukup jelas.
Angka 13
Pasal 84A
Cukup jelas.
Pasal 84B
Cuktrp jelas.
Angka 14
Pasal 9+
Crikup jelas.
Angka 15
Pasal 95
Cukup jelas.
SK No 005069 A
Angka lb
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
Angka 16
Pasal 99A
Cukup jelas.
Pasal 99B
Cukup jelas.
Angka 17
Pasal l2lL
Cukup jelas.
Angka 18
Pasal l23A
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6402
SK No 005275 A

More Related Content

What's hot

Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa KedungjaranPerdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaranari saridjo
 
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMASSismiati bulu
 
Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1
Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1
Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1Imam Pirdaus
 
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015Pemdes Wlahar Wetan
 
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfContoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfSuwondo Chan
 
Sk kepala-dusun-terbaru (1)
Sk kepala-dusun-terbaru (1)Sk kepala-dusun-terbaru (1)
Sk kepala-dusun-terbaru (1)Muriady Dimur
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Eka Saputra
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASZakiah dr
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desaAbdul Kohar
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...Yudhi Aldriand
 
Amanat apel pagi
Amanat apel pagiAmanat apel pagi
Amanat apel pagiRean Gunz
 
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015Pemdes Wlahar Wetan
 
Sambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsud
Sambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsudSambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsud
Sambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsudShintaDevi11
 
Undangan pelantikan
Undangan pelantikanUndangan pelantikan
Undangan pelantikanAsep Rahmat
 

What's hot (20)

Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa KedungjaranPerdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
 
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 
Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1
Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1
Jawaban 2.c laporan hasil sosialisasi zi 2018 1
 
Kode surat
Kode suratKode surat
Kode surat
 
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015
Proposal Bantuan Keuangan Gubernur Kepada Pemerintah Desa Wlahar Wetan TA 2015
 
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfContoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
 
Blud
BludBlud
Blud
 
Sk kepala-dusun-terbaru (1)
Sk kepala-dusun-terbaru (1)Sk kepala-dusun-terbaru (1)
Sk kepala-dusun-terbaru (1)
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
 
Uks kecamatan
Uks kecamatanUks kecamatan
Uks kecamatan
 
Laporan tahunan pkk
Laporan tahunan pkkLaporan tahunan pkk
Laporan tahunan pkk
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desa
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
 
Sk tim perencanaan
Sk tim perencanaanSk tim perencanaan
Sk tim perencanaan
 
Bahan persiapan lomdes
Bahan persiapan lomdesBahan persiapan lomdes
Bahan persiapan lomdes
 
Amanat apel pagi
Amanat apel pagiAmanat apel pagi
Amanat apel pagi
 
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
 
Sambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsud
Sambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsudSambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsud
Sambutan bupati wonosobo acara pembukaan bintek rsud
 
Undangan pelantikan
Undangan pelantikanUndangan pelantikan
Undangan pelantikan
 

Similar to PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun  2019Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun  2019
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019santoni toni
 
Permendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdf
Permendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdfPermendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdf
Permendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdfdishubpga
 
2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkadPA_Klaten
 
Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021 Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021 Pemdes Wonoyoso
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal93220872
 
Permenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerjaPermenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerjaratnawatibanepa
 
Permendagri no.4 tahun2010
Permendagri no.4 tahun2010Permendagri no.4 tahun2010
Permendagri no.4 tahun2010Parja Negara
 
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 Pemdes Wonoyoso
 
Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010
Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010
Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010Muh Saleh
 
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desaPermen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desaAbdul Kohar
 
Permen No.59-2007.pdf
Permen No.59-2007.pdfPermen No.59-2007.pdf
Permen No.59-2007.pdfdaniamri1982
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 hersu12345
 
Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018Irwan Thahir
 
Perpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadin
Perpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadinPerpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadin
Perpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadinCIkumparan
 
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfPP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfIAPtAstitiPadmaW
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumSuprijanto Rijadi
 

Similar to PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah (20)

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun  2019Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun  2019
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019
 
Permendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdf
Permendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdfPermendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdf
Permendagri 18 tahun 2020 (LPPD & IKK).pdf
 
2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad
 
Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021 Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
 
Permenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerjaPermenpan29 2010 kinerja
Permenpan29 2010 kinerja
 
Permendagri no.4 tahun2010
Permendagri no.4 tahun2010Permendagri no.4 tahun2010
Permendagri no.4 tahun2010
 
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
 
Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010
Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010
Permenpan lakip nomor 29 tahun 2010
 
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desaPermen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
Permen no.07 2008 pengawasan pemerintah desa
 
Pergub_DKI_124_2020.pdf
Pergub_DKI_124_2020.pdfPergub_DKI_124_2020.pdf
Pergub_DKI_124_2020.pdf
 
Permen No.59-2007.pdf
Permen No.59-2007.pdfPermen No.59-2007.pdf
Permen No.59-2007.pdf
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
 
Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018Pp nomor 17_tahun_2018
Pp nomor 17_tahun_2018
 
PP NOMOR 59 TAHUN 2022 - PERKOTAAN.pdf
PP NOMOR 59 TAHUN 2022 - PERKOTAAN.pdfPP NOMOR 59 TAHUN 2022 - PERKOTAAN.pdf
PP NOMOR 59 TAHUN 2022 - PERKOTAAN.pdf
 
Permentan 68-10
Permentan 68-10Permentan 68-10
Permentan 68-10
 
Perpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadin
Perpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadinPerpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadin
Perpim 6-2021-perubahan-perpim-6-2020-perjadin
 
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfPP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
 
Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007
 

More from Yudhi Aldriand

Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiYudhi Aldriand
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Yudhi Aldriand
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...Yudhi Aldriand
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Yudhi Aldriand
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Yudhi Aldriand
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Yudhi Aldriand
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Yudhi Aldriand
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Yudhi Aldriand
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Yudhi Aldriand
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Yudhi Aldriand
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaYudhi Aldriand
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desaYudhi Aldriand
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...Yudhi Aldriand
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakYudhi Aldriand
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWYudhi Aldriand
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuYudhi Aldriand
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaYudhi Aldriand
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaYudhi Aldriand
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanYudhi Aldriand
 
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...Yudhi Aldriand
 

More from Yudhi Aldriand (20)

Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
 
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...Peraturan Pemerintah Nomor  60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Da...
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 

Recently uploaded (12)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah

  • 1. SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR T2TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232 ayat (ll Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentang Pemerintahan Daerah, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 20t6 tentang Perangkat Daerah; bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah perlu diubah untuk memperkuat peran dan kapasitas inspektorat Daerah agar lebih independen dan obyektif dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme serta meningkatkan efektivitas, profesionalisme, dan kinerja pelayanan rumah sakit Daerah; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; b C SK No 005290 A Mengingat . .
  • 2. Mengingat Menetapkan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -2- i. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indoncsia Tahun 2ol4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2ol5 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2oI4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TENTAN,.} PERANGKAT DAERAH. PERUBAHAN 18 TAHUN ATAS 2016 Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2076 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5887) dirrbah sebagai ber ikut: SK No005198 A 1. Ketcntuan
  • 3. PRESTDEN REPUBLTK INDONESIA -3- 1 Ketentuan ayat (5) Pasal 11 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 1 (1) Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah' (2) Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh inspektur' (3) Inspektur Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepad'a gubernur melalui sekretaris Daerah. (4) Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu gubernur dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan PemerintahanyangmenjadikewenanganDaerahdan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah' (5) Inspektorat Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi Pengawasan; b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantarlan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari gubernur dan/atau Menteri; SK No005199 A d. penyusunan
  • 4. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4- 2 d. penyusunan laporan hasil pengawasan; e. pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana koruPsi; f. pengawasan pelaksanaan program reformasi birokrasi; g. peiaksanaan administrasi inspektorat Daerah provinsi; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya. Di antara ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12 disisipkan 3 (tiga) pasal, yakni Pasal 11A, Pasal 11El, dan Pasal 1IC, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 1A (1) Inspektorat Daerah provinsi meiaksanakan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dalarn rangka pembinaan dan pengawasan penyeleriggaraan Pemerintahan Daerah. Pasal 1 18 Dalaln ha1 terdapat potensi penyalahgunaan wewenang danlatau kerugian keuangan negaraf Daerah, inspektorat Daerah provinsi melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal t 1 ayat (5) huruf c tanpa menunggu penugasan dari gubernur danlatau Menteri. SK No 005200 A Pasal i 1C
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -5- Pasal 1 1C (1) Dalam hal pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf b dan hurufcterdapatindikasipenyalahgunaanwewenang clan/atau kerugian keuangan negara/Daerah' inspekturDaerahprovinsiwajibmelaporkankepada Menteri. (2) Menteri melakukan supervisi kepada inspektorat Daerah provinsi dalam menangani laporan indikasi penyalahgunaan wewenang danlatau kerugian keuangannegarafDaerahsebagaimanadimaksud pada aYat (1). (3) Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat(2|melibatkanlembagayangmelaksanakan tugas dan fungsi pengawasan intern Pemerintah' 3. Ketentuan Pasal 21 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 21 (1) Pada Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan, selain unit pelaksana teknis dinas Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 terdapat rumah sakit Daerah provinsi sebagai unit organisasi bersifat khusus yang memberikan layanan secara profesional. (2) Sebagai unit organisasi bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) rumah sakit Daerah provinsi memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian. SK No 005201 A (3) Rumah sakit . . .
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- (3) RumahsakitDaerahprovinsidipimpinolehdirektur rumah sakit Daeral-r Provinsi. 4 Di antara ketentuan Pasal 21 dan Pasal 22 disisipkan 6 (enarn) pa-saI, yakni Pasai 2lA, Pasai 2lB, Pasal 2lC' pasal 2lD, Pasal 2!8, dan Pasal 2lF, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 2 1A (i) Direktur rumah sakit Daerah provinsi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l ayat (2) bertanggung jawab kepada kepala dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan. (2) Pcrtanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui penyampaian laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian rumah sakit Daerah provinsi. Pasal 2 18 (1) Otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (21 meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban keuangan serta penggunaan dan penatausahaan barang milik Daerah' (2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), direktur rumah sakit Daerah provinsi ditetapkan selaku kuasa pengguna anggaran clan kuasa pengguna barang sesuai dengan kctentuan peraturan perrnclang-undangan' SK No 005202 A (3) Selain
  • 7. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 7- (3) Selain selaku kuasa pengguna anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat(2), direktur rumah sakit Daerah Provlnsl kewenangan: memiliki tugas dan a. menyusun rencana kerja dan anggaran; b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; c. menandatangani surat perintah membayar; d. mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung jawabnYa; e. men1rusun dan menyampaikan laporan keuangan unit Yang diPimPinnYa; f. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan pejabat penatausahaan keuangan; dan g. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan Daerah. (4) Rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b disampaikan kepada tim anggaran Pemerintah Daerah provinsi melalui pejabat pengelola keuangan Daerah untuk diverifikasisesuaidenganketentuanperaturan perundang-undangan. (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) berlaku juga bagi rumah sakit Daerah provinsi yang telah menerapkan pola pengelolaan kcuangan badan layanan umum Daerah dalam menyusun rencana bisnis anggaran' SK No 005203 A Pasal 21C
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -8- Pasal 21C (1) Dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana dimaksuddalamPasal2lBayat(1),direkturrumah sakitDaerahprovinsimelaksanakanbelanjasesuai dokuinen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksuddalamPasal2|Bayat(3)hurufbsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan' (2) Direktur rumah sakit Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayal (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit Yang diPimPinnYa' Pasal 2lD (1) Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2IB ayat (1), direktur rumah sakit Daerah provinsi melakukan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan yang merupakan bagian dari laporan kinerja sestrai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan' (21 Laporan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam laporan keuangan dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan laporan keuangan Pemerintah Daerah provinsi' (3) Tata cara dan format pcnyusunan laporan keuangan sebagaimana dimaksuc pada ayat (21 sesuai dengan ketenuran peraturan perundang' undangan' SK No 005248 A Pasal 2lE
  • 9. trRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -9 - Pasal 21E Otonomi dalam bidang kepegawaian sebagaimana d'imaksuddalamPasal21ayat(2)dilaksanakanmelalui ketentuan: a. direktur rumah sakit Daerah provinsi dapat mengusulkan pengangkatan, pemindahan' dan pemberhentian pegawai aparatur sipil negara kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan ; b. direktur rumah sakit Daerah provinsi memiliki kewenangan dalam menyeienggarakan pembinaan pegawai aparatur sipil negara dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dalam jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. direktur rumah sakit Daerah provinsi memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan pembinaan pegawai di lingkungan rumah sakit Daerah sesuai d,engan ketentuan peraturan perundang-undangan' Pasal 2 lF (1) Jenis rumah sakit Daerah provinsi terdiri atas rumah sakit umum dan rumah sakit khusrrs' (2) Rumah sakit Daerah provinsi diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit Daerah Provinsi. (3) Klasifikasi rumah sakit umum Daerah provinsi terdiri atas: a. rumah sakit umum Daerah provinsi kelas A; SK No 005?49 A b. rumah sakit
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -10- b. rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B; dan c. rumah sakit umum Daerah provinsi kelas C' (4) Klasifikasi rumah sakit khusus Daerah provinsi terdiri atas: a. rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas A; dan b. rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas B' (5) Jenis dan klasifikasi rumah sakit Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2 menentukan besaran organisasi rumah sakit Daerah provinsi. (6) Dalam rangka optimalisasi peiayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemerintah Daerah provinsi dapat rnembentuk rumah sakit umum Daerah l<elas D setelah mendapat persetujuan Menteri' (7) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Menteri berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan menteri yang mcnyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bitiang aparatur negara. (8) Kctentr-raii mengenai fasilitas dan kemampuan pelayanan klasifikasi rumah sakit Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (6) diatur dalam Peraturan Menteri yang menyeienggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan. SK No005154 A 5. Ketentuan
  • 11. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA - 11- 5 Ketentuan ayat (4) Pasal 33 substansi tetap dan penjelasannya diubah sehingga penjelasan ayat (4) Pasal 33 sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Pasal demi Pasal Angka 5 Peraturan Pemerintah ini serta ayat (5) Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 33 (1) Inspektorat Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (2) Inspektorat Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh inspektur. (3) Inspektur Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris Daerah. (4) Inspektorat Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu bupati/wali kota dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah. (5) Inspektorat Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyelenggarakan fungsi: ?-. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan; SK No005155 A b. pelaksanaan
  • 12. 6 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -t2- b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantalran, dan kegiatan pengawasan lainnya; c pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari bupati/wali kota dan lata:u ubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat; d. penyusunan laporan hasil pengawasan; e. pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi; f. pengawasan pelaksanaan program reformasi birokrasi; g: pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah kabupaten/kota; dan h. pelaksanaarr fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya. Di antara ketetttuan Pasal 33 dan Pasal 34 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 33A dan Pasal 33B, yang berbunyl sebagai berikut: Pasal 33A Dalam hal terdapat potensi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian keuangart negaraf Daerah, inspektorat Daerah kabupaten/kota melaksanakan fungsi sehragaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (5) huruf c tanoa menullggu penugasan clari bupati/wali kota danT'atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. SK No005156 A Pasal 33B
  • 13. PRESTDEN REPUBLTK INDONESTA -13- 7 Pasal 33B (1) Dalam hal pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (5) huruf b dan huruf c terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian keuangan negataf Daerah, inspektur Daerah kabupaten/kota wajib melaporkan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. (2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan supervisi kepada inspektorat Daerah kabupaten/kota dalam menangani laporan indikasi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian keuangan negarafDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melibatkan lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsi penga.,vasan intern Pemerintah. Ketentuan Pasal 43 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 43 (1) Pada Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan, selain unit pelaksana teknis dinas Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, terdapat rumah. sakit Daerah kabupaten/kota sebagai unit organisasi bersifat khusus serta pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi bersifat fungsional, yang memberikan layanan secara profesional. SK No005157 A (2) Sebagai...
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -t4- 8 (2 Sebagai unit organisasi bersifat khrrsus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) rumah sakit Daerah kabupaten/ kota memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian. (3) Rumah sakit Daerah kabupaten/kota dipimpin oleh direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota' Ketentuan Pasal 44 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 44 (1) Drrektur rumah sakit Daerah kabupaten/kota dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian scl:agaimana dimaksud dalarrr Pasal 43 ayat (2) bertanggung jawab kepacia kepala dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan. (2) Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) clilaksanakan melalui penyampaian laporan pelaksanaan pengelolaan keuanga-n dan barang rnilik Dacrah serta bidang kepegawaier.n rumah sakit Daerah kabupaten/ kota. Di antara ketentuan Pasai 44 dan Pasal 45 disisipkan 5 (lima) pasal, yakni Pasal 44A, Pasal 44lB-, Pasal 44C, Pasal 44D, dan Pasal4lE, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 44A (1) Otonomt dalam pengeiolaan keuangan dan barang rnilik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) meliputi perencanaarl, pelaksanaan, dan pertangggungjawaban keuangan serta penggunaan dan penatausahaan barang milik Daerah. 9 SK No005158 A (2) Dalam .
  • 15. PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA -15- (2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota ditetapkan selaku kuasa pengguna anggaran dan kuasa pengguna barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan' (3) Selain selaku kuasa pengguna anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat(2), direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota memiliki tugas dan kewenangan: a. menJrusun rencana kerja dan anggaran; b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; c. menandatangani surat perintah membayar; d. mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung jawabnYa; e. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit yang diPimPinnYa; f. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan pejabat penatausahaan keuangan; dan g. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan Daerah. (4) Rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b disampaikan kepada tim anggaran Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui pejabat pengelola keuangan Daerah untuk diverifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SK No005159 A (5) Ketentuan
  • 16. PRESIDEN REPUBLIK INDONES!A -16- (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) berlaku juga bagi rumah sakit Daerah kabupaten/kota yang telah menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum Daerah dalam menyusun rencana bisnis anggaran' Pasal 44B (1) Dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44A ayat (1), direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota melaksanakan belanja sesuai dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44A ayat (3) huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan' (21 Direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit yang dipimpinnya' Pasal 44C (1) Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44A ayat (1), direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota melakukan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan yang merupakan bagian dari laporan kinerja sesuai dcngan ketentuan peraturan perundang-undangan' (2) Laporan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam laporan keuangan dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan laporan keuangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota. SK No 005160 A (3) Tata cara
  • 17. PRESIDEN REPUBLTK TNDONESIA -17- (3) Tata cara dan format penyusunan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- unCangan. Pasal 44D Otonomi dalam bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) dilaksanakan melalui ketentuan: a. direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota dapat mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pentberhentian pegawai aparatur sipil negara kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; b. direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota memiliki kewenangan dalam menyeler',ggarakan pembinaan pegawai aparatur sipil negara dalanr pelaksanaan tugas dan fungsi dalam jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan pembinaan pegawai di lingkungan rumatr sakit Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 44E (1) .Jeiris rumah sakit Daerah kabupaten/kota terdiri atas rurrrah sakit umum dan runrah sakit khusus. SK No 005161 A (2) Rumah sakit . . .
  • 18. PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA -18- (2) Rumah sakit Daerah kabupaten/kota diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit Daerah kabupaten/kota. (3) Klasif,rkasi rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota terdiri atas: a. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas A; b. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas B; c. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas C; dan d. rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas D. (4) Klasifikasi rumah sakit khusus Daerah kabupaten I kota terdiri atas: a. rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas A; dan b. rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas B. (5) Jenis dan klasifikasi rumah sakit Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21menentukan besaran organisasi rurnah sakit Daerah kabupaten/ kota. (6) Ketentuan mengenai fasilitas dan kemampuan pelayanan klasifikasi rurnah sakit Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan. SK No 005162 A 10. Ketentuan .
  • 19. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -19- 10. Ketentuan Pasal 60 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 60 (1) Inspektorat Daerah provinsi tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling bz:.nyak 5 (lima) inspektur pembantu. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) subbagian. (3) Inspektorat Daerah provinsi tipe B terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) inspektur pembantu. (4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 2 (dua) subbagian. (5) Inspektorat Daerah provinsi tipe C terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) inspektur pembantu. (6) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas 2 (dua) subbagian. 1 1. Di antara Pasal 65 dan Pasal 66 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 65A dan 658, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 65,4. (1) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas A terdiri atas paling banyak 4 (empat) wakil direktur. (2) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bidang dan/atau kelcmpok jabatan fungsional. SK No 005163 A (3) wakil ...
  • 20. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -20- (3) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melaksanakan fungsi administrasi umum terdiri atas paling banyak 4 (empat) bagian. (41 Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. (5) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) membawahkan kelompok jabatan fungsional dan/atau terdiri atas 2 (dua) seksi. (6) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B terdiri atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur. (71 Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (6) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang dan/ atau kelompok jabatan fungsional, (8) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (71 terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. (9) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (7) membawahkan kelonipok jabatan fungsional danlatau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. (10) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas C terdiri atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 3 (tiga) bidang Can / atau tcelompok jabatan fungsional. (11) Ragian sebagaimana dimaksud pada ayat (10) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. ()2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (10) membawahkan kelompok jabatan fungsional dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. (13) Rumah sakit umum Daerah provinsi kelas D terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan 2 (dua) seksi. SK No 005164 A Pasal 658
  • 21. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -21 - Pasal 658 (1) Rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas A terdiri atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur. (2) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang dan/ atau kelompok jabatan fungsional. (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. (41 Bidang sebagaimana dinraksud pada ayat (21 nrembawahkan kelompok jabatan fungsional danlatau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. (5) Rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas B terdiri atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 2 (dua) bidang dan/ atau kelompok jabatan fungsional. (6) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas paling banyak 2 (dua) subbagian. (7) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ;nembawahkan kelompok jabatan fungsional danlatau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. 12. Ketentuan Pasal 79 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 79 (1) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe A terdiri ata.s 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 5 (lima) inspektur pembantu. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) subbagian. SK No005153 A (3) Inspektorat
  • 22. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -22- (3) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe B terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) inspektur pembantu. (4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 2 (dua) subbagian. (5) Inspektorat Daerah kabupaten/kota tipe C terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) inspektur pembantu. (6) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas 2 (dua) subbagian. 13. Di antara Pasal 84 dan pasal 85 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 84A dan pasal 848, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 84A (1) R,mah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas A terdiri atas paling banyak 4 (empat) wakil direktur. (2) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bidang clan/atau kelompok jabatan fungsional. (3) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melaksanakan fungsi administrasi nmum terdiri atas paling banyak 4 (empat) bagian. (4) Ba,gian sebagaimana dimaksud pacla ayat (3) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. (5) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) membawahkan kelompok jabatan fungsionai dan/atau terdiri atas 2 (dua) seksi. SK No 005167 A (6) Rumah sakit .
  • 23. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -23- (6) Rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas B terdiri atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur. (7) Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (6) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang dan/atau kelompok jabatan fungsional. (8) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (7) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. (9) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (T) membawahkan kelompok jabatan fungsional dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. (10) Rumah sakit umum Daerah kabupatenT'kota kelas C terdiri atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 3 (tiga) hidang dan/atau kelompok jabatan fungsional. (11) Bagian sebagaimana dimaksud paCa ayat (10) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. (12) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (10) membawahkan kelompok jabatan furrgsional dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. (13) Rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas D terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan 2 (dua) seksi. Pasal 84B (1 Rumah sakit khusus Daerah kabupatenlkota kelas A terdiri atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur. (21 Wakil direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian/bidang dan/ atau kelompok jabatan fungsional. SK No 005168 A (3) Bagian
  • 24. PRES'DEN REPUBLIK INDONESIA -24- (3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (21 terdiri atas paling banyak 3 (tiga) subbagian. (41 Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) membawahkan kelompok jabatan fungsional dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. (5) Rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas B terdiri atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 2 (dua) bidang danlatau kelompok jabatan fungsional. (6) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas paling banyak 2 (dua) subbagian. (7) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) membawahkan kelompok jabatan fungsional dan/atau terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi. 4. Ketentuan ayat (2) sampai ciengan ayat (6) Pasal94 diubah dan ayat (9) Pasal 94 dihapus, sehingga berbunyi sebagai berilrut: Pasal 94 (i) Sekretaris Daerah provinsi merupakan jabatan eselon I.b atau jabatan pimpinan tinggi madya. (2) Sekretaris DPRD provinsi, inspektur Daerah provinsi, asisten sekretaris Daerah provinsi, kepala dirras Daerah provinsi, kepala badan Daerah provinsi. staf ahli grrbernur, dan direktr-rr rumah sakit umum Deerah provinsi kelas A merupakan jabatan eselon II.a atau jabatan pimpinan tinggi pratama. SK No 005169 A (3) Kepala
  • 25. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -25- (3) Kepaia biro sekretariat Daerah provinsi, direktur rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas A, direktur rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B, clan wakil direktur rumah sakit umum Daerah provinsi kelas A merupakan jabatan eselon II.b atau jaba,-an pimpinan tinggi pratama. (4) Sekretaris inspektorat Daerah provinsi, inspektur pembantu, sekretaris dinas Daerah provinsi, sekretaris badarr Daerah provinsi, kepala badan penghubung Daerah provinsi, kepaia bagian, kepala bidang, direktur rumah sakit umum Daerah provinsi kelasC,direkturrumahsakitkhususDaerah provinsi kelas B, wakil direktur rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B, dan wakil direktur rumah sakitkhususDaerahprovinsikelasAmerupakan jabatan eselon IIi.a atau jabatan administrator' (5)KepalacabangdinasDaerahprovinsikelasA,kepala unitpelaksa.rateknisdinasdanbadanDaerah provinsi kelas A, direktur rumah sakit umum Daerah provinsikelasD,kepaiabagiandankepaiabidang padarumahsakitumumDaerahprovinsikelasA, l<elas B, clan kelas C serta kepala bagian dan kepala bidang pada rumah sakit khusus Daerah provinsi kcias A dan kelas B merupakatt.jabatan eselon IiI.b atau jabatan administrator. (6) Kepala subbagian, kepala seksi, kepala cabang dinas Daerah provirrsi kelas B, kepala unit pelaksana teknis dinas dan badan Daerah provinsi kelas B, kepala subbagian pada lumah sakit Daerah Provinsi, dan kepala seksi pada rumah sakit Daerah Provinsi, merupalcan jabatan eselon IV'a atau jabatan Pengawas' (7) Kepala. ' ' SK No 005070 A
  • 26. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -26- (7) Kepala subbagian pada cabang dinas Daerah provinsi kelas B dan kepala subbagian pada unit pelaksana teknis dinas dan badan Daerah provinsi kelas B, serta kepala subbagian pada satuan pendidikan provinsi merupakan jabatan eselon IV.b atau jabatan pengawas. (8) Kepala unit pelaksana teknis Daerah provinsi yang berbentuk satuan pendidikan merupakan jabatan fungsional guru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (9) Dihapus. 15. Ketentuan ayat (2) sampai dengan ayat (5) Pasai 95 diubah dan ayat (8) Pasal 95 dihapus, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 95 (i) Sekretaris Daerah kabupaten/kota merupakan jabatan eseion II.a atau jabatan pimpinan tinggi pratama. (21 Sekretaris DPRD kabupaten/kota, inspektur Daerah kabupaten/kota, asisten sekretaris Daerah kabupaten/kota, kepala dinas Daerah kabupaten/ kota, kepala badan Daerah kabupaten/kota, staf ahli bupati/wali kota, direktur rumah sakit umunr Daerah kabupaten/kota kelas A dan kelas B, dan direktur rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas A merupakan jabatan eselon II.b atau jabatan pimpinan tinggi pratama. SK No 005219 A (3) Sekretaris
  • 27. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -27 - (3) Sekretaris inspektorat Daerah kabupaten/kota, inspektur pembantu, sekretaris dinas Daerah kabupatenf kota, sekretaris badan Daerah kabupatenfkota, kepala bagian, camat, direktur rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas C, direktur rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas B, wakil direktur rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas A dan kelas B, dan wakil direktur rumah sakit khusus Daerah kabupatenlkota kelas A merupakan jabatan eselon III.a atau jabatan administrator. (41 Kepala bidang pada dinas dan badan, sekretaris kecamatan, dan direktur rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas D, kepala bagian dan kepala bidang pada rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas A, kelas B, dan kelas C, dan rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas A dan kelas B merupakan jabatan eselon III.b atau j abatan admi nistrator. (5) Lurah, kepala subbagian pada sekretariat Daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas dan badan Daerah kabupatenf kota, kepala seksi pada dinas dan badan Daerah kabupatcn/kota, kepala unit pelaksana teknis pada dinas, dan badan Daerah kabupaten/kota kelas A, sekretaris kecamatan tipe B, kepala seksi pada kecamatan, kepala subbagian pada rumah sakit Daerah kabupaten/ kota, darr kepala seksi pada rumah sakit Daerah kabupaten/kota merupakan jabatan eselon IV.a atau jabatan pengawas. SK No 005220 A (6) Kepala
  • 28. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -28- (6) Kepala unit pelaksana teknis pada dinas dan badan daerah kabupaten/kota kelas B, kepala subbagian pada unit pelaksana teknis dinas dan badan kelas A, kepala subbagian pada kecamatan, sekretaris kelurahan dan kepala seksi pada kelurahan merupakan jabatan eselon IV.b atau jabatan pengawas. (7) Kepala unit pelaksana teknis Daerah kabupaten/kota yang berbentuk satuan pendidikan dijabat oleh jabatan fungsional guru atau pamong belajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (8) Dihapus. (9) Kepala unit pelaksana teknis yang berbentuk ptrsat kesehatan masyarakat dijabat oleh pejabat fungsional tenaga kesehatan yang diberikan tugas tambahan. 16. Di antara ketentuan Pasal 99 dan Pasal 100 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 99A dan Pasal g9B, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 99A (1) Menleri melakukan supervisi dalam proses pengisian jabatan inspektur Daerah dan inspektur pembantu. SK No 005??1 A (2) Panitia .
  • 29. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -29- (2) Panitia seleksi pengisian jabatan inspektur Daerah ditetapkan oleh kepala Daerah setelah dikonsultasikan kepada Menteri. (3) Dalam pelaksanaan supervisi dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Menteri melibatkan menteri yang menvelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang aparatur negara dan Komisi Aparatur Sipil Negara. Pasal 99B (1) Cubernur sebelum melaksanakan pemberhentian atau mutasi inspektur Daerah provinsi dan inspektur pembantu Daerah provinsi terlebih dahulu berkonsultasi secara tertulis kepada Menr.eri. (2 Bupati/wali kota sebelum melaksanakan pemberhentian atau mutasi inspektur Daerah kabupaten/kota dan inspektur pembantu Daerah kabupaten I kotaterlebih dahulu berkonsultasi secara tertulis kepada gubernur sebagai wakil pemerintah Pusat. 17. Di antara ketentuan Pasal 121 dan pasal 122 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasai l2lL, yang berbunyi sebagai berikut: SK No 005096 A Pasal l2l
  • 30. PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA -30- Pasal l2lP' (1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, direktur rumah sakit Daerah tetap melaksanakan tugasnyasampaidengandilakukannyapenyesuaian status jabatan direktur rumah sakit Daerah sesuai dengan ketentuan Pasal 94 ayat (21, ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) serta Pasal 95 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Peraturan Pemerintah ini' (2) Penyesuaian status jabatan direktur rumah sakit Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (i) diselesaikan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku' 18. Di ar-rta.ra ketentuan Pasal 123 dan Pasal 124 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 123A, yang berbunyi sebagai berikr-rt: Pasal 123A Rumah sakit Daerah yang telah dibentuk sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dan belum menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum Daerah wajib menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan ulnum Daerah paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku. Pasal Ii Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar . . SK No 005094 A
  • 31. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 3l - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Oktober 2Ol9 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 2Ol9 PLT. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, trd TJAHJO KUMOLO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI9 NOMOR 187 Salinan sesuai dengan aslinYa KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA ti Bidang Hukum dan g-undangan, SK No 005281 A anna DjamanS
  • 32. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH I. UMUM Berdasarkan Pasal 232 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang antara lain mengatur inspektorat Daerah dan rumah sakit Daerah. Dalam perkembangannya, pengaturan inspektorat Daerah belum mampu mendukung terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme dan pengaturan rumah sakit Daerah belum mampu mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Inspektorat Daerah dalam pelaksanaan tugasnya membantu kepala Daerah dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah, belum mampu independen dan objektif untuk mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang dibuktikan dengan masih tingginya angka tindak pidana korupsi di lingkungan Pemerintahan Daerah. SK No 005277 A Rumah sakit .
  • 33. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -2- Rumah sakit Daerah sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks, memerlukan kebijakan khusus untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pengaturan rumah sakit Daerah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah belum mampu menjamin terwujudnya tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang bersifat otonom dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian, sehingga dalam praktiknya memberi dampak pada penurunan mutu layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat Berdasarkan pertimbangan di atas, Peraturan Pemerintah ini ditujukan untuk memperkuat peran dan kapasitas irrspektorat Daerah agar lebih independen dan objektif daiam rangka mewujudkan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Peraturan Pemeritrtah diatur penguatan fungsi inspektorat Daerah, penugasan inspektorat Daerah dalam hal terlapat potensi penyalahgunaan wewenang danlatau kslu.gian keuangan negara/Daerah, pelaporan hasil pengawasan inspektorat Daerah yang terdapat poten si penyala hgunaan wewenan g dan I atau kerugian keuangan negara/Daerah kepada Menteri dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dan supervisi pelaporan yang rrrelibatkan lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan intern Pemerintah, penambahan inspektur pembantu, peran Pemerintah Pusat dalarn pengisian jabatan inspektur Daerah dan inspektur pembantu serta mekanisme konsultasi daiarn pemberhentian dan mutasi inspektur Daerah dan inspektr-rr pembantu. SK No 005099 A Dalam
  • 34. PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA -3- Dalam rangka meningkatkan kinerja layanan rumah sakit Daerah, Peraturan Pemerintah ini mengatur rumah sakit Daerah sebagai unit organisasr bersifat khusus yang memberikan layanan secara profesional melalui pemberian otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian. Namun sesuai dengan ketentuan mengenai pengelolaan dan tata kerja Perangkat Daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, daiam melaksanakan otonomi tersebut direktur rumah sakit Daerah tetap bertanggung jawab kepada dinas yang menlrslsnggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan melalui perryampaian laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang kepegawaian rrmah sakit Daerah. Peratr-rran Pemerintah mengatur rumah sakit Daerah dipimpin oleh direktur, sehingga perlu diatur mengenai batas waktu penyesLlaian status jabatan direktur rumah sakit Daerah yang berdasarkan ketentuan sebelumnya dilaksanakan oleh pejabat fungsional dokter atau dokter gigi yang diberikan tugas tambahan. Selain itu, dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan optimalisasi layanan kesehatan, rumah sakit Daerah yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum Daerah diwajibkan untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 I Ayat (1) Cukup jelas SK No005101 A Ayat(2)...
  • 35. PRESTDEN REPUBLIK TNDONESIA -4- Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukrlp jelas. Avat (4) Yang dimaksud dengan "membina dan menga',vasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan" adalah membina dan mengawasi Perangkat Daerah provinsi dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan. Ayat (5) Crrkup jelas. Angka 2 Pasal 11A Cukup jelas. Pasal I 18 Culrup je1as. Pasal 1 lC Cr.rkup jeias. Angka 3 Pasal 21 Cukup jelas. Angka 4 Pasal 2 1A Cukup jelas SK No 005103 A Pasal 2 18
  • 36. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -5- Pasal 21B Ayat (1) Cukup jelas. Ayat- (2) Yang dimaksud dengan "peraturan perundang- undangan" adalah peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan keuangan Daerah dan peraturan perundang-undangan mengenai barang milik Daerah. Ayat (3) Huruf a Rencana kerja dan anggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan. Huruf b Dokumen pelaksanaan anggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen pelaksanaan anggaran dinas Yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan. Huruf c Yang dimaksud dengan "menandatangani surat perintah membayar" adalah menandatangani surat perintah membayar-uang persediaan (UP), surat perintah membayar-ganti uang persediaan (GU), surat perintah membayar- tambahan uang persediaan (TU), Can surat perintah rnembayar-langsung (LS) . SK No005104 A Huruf d...
  • 37. PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA -6- Huruf d Yang dimaksud dengan "mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung jawabnya" adalah sebagai akibat yang ditimbulkan clari pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 21C Cukup jelas. Pasal 21D Cukup jelas. Pasal 2lE Cukup jelas. Pasal 2 1F Cukup jelas. Angkas... SK No 005106 A
  • 38. PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA -7 Angka 5 Pasal 33 AYat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. AYat (a) Yang dimaksud dengan "membina dan mengawasi peiaksanaan Urusan Pemerintahan" adalah rnembina dan mengawasi Perangkat Daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan. Ayat (5) Cukup jelas. Angka 6 Pasal 33A Cukup jelas. Pasal 33B Cukup jelas. Angka 7 Pasal 43 CuI:up.jcias. SK No 005107 A Angka 8
  • 39. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -8- Angka 8 Pasal 44 Cukup jelas. Angka 9 Pasai 44A Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Rencana kerja Can anggaran merupakan llagian yang tidak lsrpisahkan dari rencana kerla dan anggaran dinas yang menyelenggarakan Urr:san Pemerintahan di bidang kesehatan. Huruf b Dokumen pelaksanaan anggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen pelaksanaan anggaran dinas Yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan. Huruf c Yang dimaksud dengan "menandatangani surat perintah membayar" adalah menandatangani surat perintah membayar-uang persediaan (UP), surat perintah membayar-ganti uang persediaan (GU), surat perintah membayar- tambahan Llang persediaan (TU), dan surat perintah membayar-langsung (LS). SK No 005109 A Huruf d
  • 40. PRESIDEN REPUBLTK TNDONESIA -9 - Huruf d Pelaksanaan anggaran Huruf e CukuP jelas. Huruf f CukuP jeias. Huruf g CukuP jelas. Ayat (a) CukuP jelas. Avat (5) CukuP jelas' Pasal 44B Cukup jelas. Pasal 44C CukuP jelas. Pasal 44I) Cukup jelas. Pasal 44E Cukup jelas. Yang dimaksud dengan "mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung jawabnya" adalah sebagai akibat yang ditimbulkan dari pelaksanaan dokumen SK No 005102 A Angka 10
  • 41. PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA 10- Angka 10 Pasal 60 Cukup jelas. Angka 1 1 Pasal 65A Cukrrp jelas. Pasal 658 Cukup jelas. Angka 1'2 Pasal 79 Cukup jelas. Angka 13 Pasal 84A Cukup jelas. Pasal 84B Cuktrp jelas. Angka 14 Pasal 9+ Crikup jelas. Angka 15 Pasal 95 Cukup jelas. SK No 005069 A Angka lb
  • 42. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 11- Angka 16 Pasal 99A Cukup jelas. Pasal 99B Cukup jelas. Angka 17 Pasal l2lL Cukup jelas. Angka 18 Pasal l23A Cukup jelas. Pasal II Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6402 SK No 005275 A