SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
GRAVIMETRI 
SWATIKA JUHANA, M.Sc
TUJUAN PERKULIAHAN 
1. Menjelaskan teknik pengendapan, 
2. Menjelaskan teknik pemurnian endapan : 
3.Memilih larutan pencuci 
4. Memahami dan melakukan teknik penyaringan , 
pengeringan endapan , dan penimbangan
TEKNIK PENGENDAPAN 
MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN 
Proses pengendapan dapat digambarkan sebagai berikut: 
Ion 
(10-8) cm 
nukleus 
(10-8 - 10-7) 
cm 
Partikel koloid 
(10-7 – 10-4) 
cm 
Partikel 
endapan 
(10-4) cm 
Partikel endapan terjadi dalam larutan yang lewat 
jenuh. Pertama terjadi proses nukleasi yaitu terjadinya 
partikel-partikel yang sangat kecil ( nukleus). Kemudian 
nukleus ini tumbuh menjadi partikel yang lebih besar.
Teori von Weimarn 
Teori von Weimarn tentang supersaturasi. 
Supersaturasi (super jenuh) merupakan tingkatan 
dimana fase larutan mengandung lebih banyak zat 
terlarut dibandingkan pada kondisi saturasi 
(jenuh).
Supersaturasi relatif (RSS) = (Q – S ) / S 
Keterangan: 
Q = konsentrasi dari zat-zat yang dicampurkan sebelum 
terjadi endapan 
S = kelarutan endapan 
Q-S = supersaturasi pada saat mulai pengendapan 
Berdasar teori von Weimarn ukuran endapan berbanding terbalik 
dengan relative supersaturation (RSS)/ super saturasi relatif. 
Endapan besar dan kasar dengan harga RSS kecil.
Kondisi untuk membuat Q rendah : 
1. Pengenceran larutan untuk mengurangi konsentrasi 
supersaturasi. 
2. Agen pengendap dimasukkan setetes demi setetes. 
Kondisi untuk membuat S tinggi : 
1. Memanaskan larutan untuk menaikkan temperatur, jadi 
pengendapan dilakukan pada larutan panas. 
2. Mengatur pH dari larutan
Cara Mengontrol Ukuran Partikel: 
(memperkecil derajat lewat jenuh) 
1. Menaikkan/menurunkan 
suhu 
2. Memperbesar kelarutan 
3. Larutan harus encer 
4. Penambahan pereaksi secara 
kontinu (bertahap)
Menaikkan/menurunkan suhu 
Memanaskan larutan untuk menaikkan 
temperature, jadi pengendapan dilakukan pada 
larutan panas. Sehingga kelarutan zat menjadi lebih 
besar
Memperbesar kelarutan 
Kelarutan yang besar berarti zat 
pereaksi tidak cepat mengendap. 
Larutan Encer 
Larutan encer akan memperbesar 
kelarutan sehingga RSS kecil
Contoh: 
Pengendapan CaC2O4 
Sampel Ca2+ ditambah dengan HCl dan amonium 
oksalat, HCl dinetralkan kembali dengan urea. Urea 
dalam larutan akan terhidrolisa sedikit demi sedikit 
sehingga ion aksalat terbentuk perlahan. Sehingga 
RSS kecil, maka endapan yang dihasilkan menjadi 
besar.
SYARAT-SYARAT 
ENDAPAN 
DICAPAI DENGAN CARA 
Terendapkan 
semua/sempurna 
 Memilih endapan dengan kelarutan sekecil mungkin 
 Menggeser kesetimbangan: pereaksi berlebih 
 Mengurangi kelarutan: 
 Temperatur rendah 
 Kepolaran larutan dikurangi 
Murni  Sebelum pengendapan : Menghilangkan kontaminan (secara fisik, dikomplekskan, 
oksidasi/reduksi) 
 Pada pembuatan endapan diusahakan endapan kasar 
 Setelah terjadi endapan dilakukan digestion/aging, menyaring-mencuci, 
rekristalisasi 
Kasar 1.Pada pembentukan endapan 
 Menggunakan larutan &pereaksi yang encer 
 Menambahkan bahan pengendap tetes demi tetes 
 Diaduk terus menerus 
 Larutan&pereaksi dipakai pada temperatur tinggi 
 Pengaturan pH 
 Homogeneous precipitation 
2. Digestion / aging 
Spesifik Menambahkan pereaksi pengendap yang spesifik untuk satu 
kation
PENGENDAPAN DENGAN CARA HOMOGENENOUS ( HOMOGENEOUS PRECIPITATION) 
Homogeneous precipitation adalah cara pembentukan endapan dengan 
menambahkan bahan pengendap tidak dalam bentuk jadi, melainkan sebagai suatu 
senyawa yang dapat menghasilkan pengendap tersebut. 
Contohnya: 
Pengendapan Ca2+ dengan Homogeneous adalah dengan 
menambahkan (NH)COsekaligus dan HCl , dalam hal ini Ca 
4224 oksalat tidak mengendap karena kekurangan ion oksalat , hal ini 
disebabkan CO2- sudah diikat menjadi asam oksalat oleh HCl. 
24 
Untuk menetralkan asam tersebut ditambahkan urea dan 
terhidrolisis dengan lambat sehingga C2O4 
2- terbentuk sedikit 
demi sedikit. 
Hidrolisis terjadi secara homogen didalam seluruh larutan, 
demikian pula endapan terjadi secara homogen
TEKNIK PEMURNIAN ENDAPAN : 
# Sebelum endapan terbentuk : 
Dilakukan pengkomplekskan terhadap ion-ion 
pengganggu. Pengaturan kondisi reaksi seperti pH yang 
sesuai. 
# Saat proses pengendapan: 
Dilakukan pembentukan endapan kasar 
# Setelah pengendapan sempurna 
Dilakukan Digestion / Aging adalah : membiarkan endapan 
terendam dalam larutan induknya untuk waktu lama. Aging hanya 
efektif untuk endapan teradsorpsi dan teroklusi
Pada proses 
pengendapan 
Sesudah proses 
pengendapan 
Pencucian endapan 
setelah disaring 
Sebelum proses 
pengendapan 
•Secara fisik (diendapkan) 
•Dikomplekskan 
•oksidasi/reduksi 
Aging / digestion 
Diusahakan 
endapan kasar 
Pengkristalan ulang 
CARA MENGURANGI 
PENGOTOR
TEKNIK PENCUCIAN 
Tujuannya : menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada 
permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis. 
Cara mencuci endapan: 
1. Menyaring sampai larutan habis, lalu memasukkan endapan 
kedalam penyaring. Kemudian menuangkan cairan pencuci pada 
endapan dan dibiarkan mengalir habis, lalu diberikan lagi cairan 
pencuci, begitu seterusnya dan diulang beberapa kali 
2. Menyaring dengan dekantasi ( mengenaptuangkan). 
Endapan dicuci, diaduk dan dibiarkan sampai endapan mengenap 
dan larutan disaring, endapan dibiarkan di dalam 
wadah.Dilakukan berulang kali.
Teknik Pemilihan Larutan Pencuci: 
1. Lihat kelarutan endapan pada suhu tinggi. 
2. Pilih larutan pencuci yang tidak melarutkan endapam 
terlalu banyak. 
◊ tidak digunakan air panas jika endapan larut dalam air 
panas 
◊ ditambahkan ion senama 
◊ penambahan bahan organik untuk mengurangi kepolaran 
air pencuci 
3. Untuk endapan koloid maka digunakan elektrolit untuk 
mencegah peptisasi.
Aquades hangat sebagai pencuci karena: 
1. Efektivitas pencucian akan lebih tinggi karena pada 
suhu tinggi, rapat massa aquadest akan lebih kecil 
2. Aquadest hangat cenderung lebih besar melarutkan 
pengotor daripada aquadest dingin 
3. Aquadest hangat mempunyai viskositas lebih rendah 
dibandingkan dengan aquadest dingin, sehingga lebih 
mudah melewati pori-pori kertas saring. 
4. Menyingkirkan kotoran yang teradsorbsi pada 
permukaan endapan
Cara pencucian yang baik : 
1. Menggunakan set cairan pencuci, endapan harus dipastikan 
benar benar teraduk. Hal ini dapat diikuti dengan cara 
penyiraman pada pinggir kertas saring. 
2. Frekuensi pencucian yang tinggi dengan volume cairan 
pencuci yang kecil lebih baik dan efisien dalam 
menghilangkan pengotor daripada frekuensi pencucian 
rendah dengan volume cairan pencuci besar. 
3. Jika endapan benar-benar tidak larut dalam kondisi panas, 
cairan pencuci yang hangat lebih baik digunakan akibat dari 
besarnya kelarutan pengotor dan meningkatkan kecepatan 
penyaringan.
Pencucian Berulang Kali 
Mendapatkan endapan yang murni karena fraksi pengotor 
pada akhir pencucian lebih sedikit dibanding satu kali 
pencucian. Hal ini sesuai denga persamaan: 
Ket: Cn = jumlah pengotor yang tersisa dalam endapan setelah n xpencucian 
Co = jumlah kotoran yang ada semula 
Vr = volume cairan tertinggal bersama endapan 
V = volumecairan yang dipakai untuk mencuci 
n = jumlah kali pencucian
Hitung! 
Endapan sebanyak 0,2 gram berisi 0,1 
gram pengotor dan 0,5 mL cairan. 
Dengan pencucian 2x10 mL atau 4x5 
mL. Htung Cn cara pencucian pertama 
dan cara pencucian kedua!
TEKNIK PENYARINGAN 
Tujuan: Untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan 
cairan pencuci 
Teknik penyaringan: 
Penyaringan umumnya dilakukan dengan cara 
mengenaptuangkan yaitu : setelah endapan mengenap 
pada dasar wadah (gelas piala), cairan nya dituangkan ke 
dalam media penyaring. 
Alat penyaring: 
• Kertas saring misal Whatman no 40,41,42 ( nomor menunjukkan banyaknya pori 
persatuan luas) 
• Asbes 
• Cawan gelas atau porselen (masir) yang dasarnya berlubang.
TEKNIK PENGERINGAN ENDAPAN 
Tujuan : 
1. menghilangkan air dari endapan, 
2. menguapkan elektrolit-elektrolit yang berasal dari air 
pencuci dan setiap pengotor yang mungkin ada tetapi 
dapat menguap. 
3. Untuk mengubah endapan menjadi senyawa yang 
lebih tetap untuk ditimbang.
Tahapan-tahapan pemanasan: 
1. Pengeringan kertas saring dan endapan 
Biasanya kertas yang berisi endapan dikeringkan 
langsung dalam cawan yang sudah diketahui bobot 
tetapnya dengan cara memanaskan cawan diatas api 
kecil 
2. Karbonisasi kertas saring 
Setelah kertas saring dan endapan kering, kertas 
saring dibiarkan mengalami proses karbonisasi secara 
perlahan sampai seluruh kertas saring berwarna 
coklat
3. Pengarangan kertas saring 
Kertas saring dianggap telah menjadi arang, bila 
seluruh kertas saring telah berwarna hitam dan tidak 
ada gas yang keluar. 
4. Penghilangan arang dan pemijaran endapan 
Setelah proses pengarangan selesai, cawan kemudian 
dimiringkan dan tutupnya dibuka lalu cawan 
dipanaskan hingga dasarnya agak berpijar. Kemudian 
cawan tersebut di pijarkan lebih lanjut di dalam tanur.
Pemijaran 
Pada tahap ini digunakan tanur bukan oven karena : 
1. Tanur dapat digunakan untuk memijarkan hingga suhu yang 
sangat tinggi. 
2. Pada tanur bagian atas terdapat lubang yang berfungsi 
sebagai tempat keluarnya uap air dan sisa pembakaran kertas 
saring. 
Tahap pemijaran yang pertama adalah dengan memijarkannya 
hingga suhu 400℃, hal ini bertujuan untuk mengeringkan kertas 
saring.
Tahap penimbangan 
Krus diambil dari muffle dan dimasukkan ke dalam 
eksikator untuk didinginkan dengan alasan : 
1. Agar suhunya sama dengan suhu neraca. Perbedaan 
suhu yang besar dapat mengakibatkan kerusakan pada 
neraca. 
2. Mencegah arus konveksi di udara terbuka yang 
menyebabkan udara dan krus yang kering cepat 
menyerap uap air dari udara dalam jumlah yang tidak 
terlalu besar. Jika didinginkan dengan eksikator, krus 
dan endapan akan cepat kering karena di dalam 
eksikator terdapat silica gel yang dapat menyerap uap 
air.
Penimbangan dilakukan ketika suhu krus sama dengan suhu 
neraca untuk menghindari kerusakan pada neraca karena 
perbedaan suhu yang besar antara krus dan neraca. Selain itu 
juga menjaga keakuratan penimbangan karena apabila krus masih 
dalam kondisi panas akan terjadi arus konveksi dan transfer 
panas yang selanjutnya akan berpengaruh pada hasil 
penimbangan. 
Fungsi eksikator adalah untuk menghindari penyerapan uap air 
dari udara oleh endapan, karena eksikator berisi butiran-butiran 
silica gel yang berfungsi untuk menyerap uap air yang ada di 
udara.
Syarat-syarat endapan : 
1. Kelarutan kecil 
2. Kemurnian tinggi 
3. Mempunyai susunan tetap dan tertentu 
4. Kristal-kristalnya kasar 
5. Endapannya bulky (volume/berat besar) 
6. Endapan spesifik
Bentuk bentuk endapan: 
•Endapan kristal, contoh : BaSO4, PbSO4, CaC2O4 
•Endapan koloidal 
•Hidrofil ( gelatinous), contoh : Fe(OH)3, Cr(OH)3, Al(OH)3 
•Hidroforb, contoh : AgCl, AgBr, AgI 
KOLOID HIDROFIL KOLOID HIDROFORB 
Dispersi sangat kental:mirip selai disebut 
gel 
Dispersi (sol) agak kental 
Untuk mengendapkan diperlukan elektrolit 
dengan konsentrasi relatif tinggi. 
Perubahan bersifat reversibel 
Elektrolit dalam konsentrasi rendah akan 
mengakibatkan penggumpalan (flokulasi). 
Perubahan bersifat takreversibel 
Koloid hidrofil mudah berubah muatan 
listriknya;dalam suasana asam bermuatan 
(+), dalam suasana basa bersifat (-) 
Koloid hidroforb mempunyai muatan listrik 
tertentu 
Pada ultra mikroskop hanya diperagakan 
kerucut cahaya baur 
Ultra mikroskop memperagakan partikel 
bergerak hebat ( gerakan brown)
Syarat-syarat endapan : 
1. Kelarutan kecil 
2. Kemurnian tinggi 
3. Mempunyai susunan tetap dan tertentu 
4. Kristal-kristalnya kasar 
5. Endapannya bulky (volume/berat besar) 
6. Endapan spesifik 
Kelarutan: jumlah maksimal zat terlarut yang dapat 
larut dalam pelarut pada suhu tertentu sehingga 
larutan tepat jenuh.
Penambahan Pereaksi Pengendap 
Sebagai pereaksi pengendap dapat digunakan 
senyawa anorganik atau senyawa organik tetapi 
dipilih yang spesifik dan mudah menguap. 
Mengapaharusdipilihyang mudahmenguap? 
Contoh, utuk mengendapkan ion : 
Fe3+ lebih baik digunakan pereaksi NH4OH dari pada KOH atau NaOH 
Ba2+ lebih baik digunakan pereaksi H2SO4 dari pada Na2SO4 
atau K2SO4 
Ag+ lebih baik digunakan pereaksi HCl dari pada KCl atau NaCl.

More Related Content

What's hot

laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VUniversitas Negeri Medan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 

What's hot (20)

laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 

Similar to Gravimetri. bu swatika

Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiMei Ancestor
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKikiAdriani1
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairrikayulliyani
 
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)Dwi Mirda
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiSMAN 4 MERLUNG
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxAmeliaMoniq1
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Pipi Haqiqi
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri pptBillqis yh
 
Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...
Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...
Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...Euodia Prastika
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diahmedronofaSTQIA
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratSafira Amalia Fardiana
 
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxPEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxChairulAnam34
 

Similar to Gravimetri. bu swatika (20)

Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
 
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 
Analisa zat padat
Analisa zat padatAnalisa zat padat
Analisa zat padat
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
Metode pemisahan standar
Metode pemisahan standarMetode pemisahan standar
Metode pemisahan standar
 
Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...
Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...
Tugas Kimia : Macam-macam alat kimia dan kegunaannya, Simbol-simbol keselamat...
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxPEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
 

More from Kustian Permana

Pengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkunganPengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkunganKustian Permana
 
Physical chemistry phase diagram l-l and l-vapor
Physical chemistry phase diagram l-l and l-vaporPhysical chemistry phase diagram l-l and l-vapor
Physical chemistry phase diagram l-l and l-vaporKustian Permana
 
Physical chemistry phase diagram 3 components
Physical chemistry phase diagram 3 componentsPhysical chemistry phase diagram 3 components
Physical chemistry phase diagram 3 componentsKustian Permana
 
Aplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriAplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriKustian Permana
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 

More from Kustian Permana (11)

Pengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkunganPengolahan air kimia lingkungan
Pengolahan air kimia lingkungan
 
Physical chemistry phase diagram l-l and l-vapor
Physical chemistry phase diagram l-l and l-vaporPhysical chemistry phase diagram l-l and l-vapor
Physical chemistry phase diagram l-l and l-vapor
 
Physical chemistry phase diagram 3 components
Physical chemistry phase diagram 3 componentsPhysical chemistry phase diagram 3 components
Physical chemistry phase diagram 3 components
 
Aplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriAplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometri
 
Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1
 
Turunan1
Turunan1Turunan1
Turunan1
 
Volume benda-putar
Volume benda-putarVolume benda-putar
Volume benda-putar
 
Kustian permana
Kustian permanaKustian permana
Kustian permana
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
Pemisahan kation gol. i
Pemisahan kation gol. iPemisahan kation gol. i
Pemisahan kation gol. i
 

Recently uploaded

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 

Recently uploaded (10)

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 

Gravimetri. bu swatika

  • 2. TUJUAN PERKULIAHAN 1. Menjelaskan teknik pengendapan, 2. Menjelaskan teknik pemurnian endapan : 3.Memilih larutan pencuci 4. Memahami dan melakukan teknik penyaringan , pengeringan endapan , dan penimbangan
  • 3. TEKNIK PENGENDAPAN MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN Proses pengendapan dapat digambarkan sebagai berikut: Ion (10-8) cm nukleus (10-8 - 10-7) cm Partikel koloid (10-7 – 10-4) cm Partikel endapan (10-4) cm Partikel endapan terjadi dalam larutan yang lewat jenuh. Pertama terjadi proses nukleasi yaitu terjadinya partikel-partikel yang sangat kecil ( nukleus). Kemudian nukleus ini tumbuh menjadi partikel yang lebih besar.
  • 4. Teori von Weimarn Teori von Weimarn tentang supersaturasi. Supersaturasi (super jenuh) merupakan tingkatan dimana fase larutan mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan pada kondisi saturasi (jenuh).
  • 5. Supersaturasi relatif (RSS) = (Q – S ) / S Keterangan: Q = konsentrasi dari zat-zat yang dicampurkan sebelum terjadi endapan S = kelarutan endapan Q-S = supersaturasi pada saat mulai pengendapan Berdasar teori von Weimarn ukuran endapan berbanding terbalik dengan relative supersaturation (RSS)/ super saturasi relatif. Endapan besar dan kasar dengan harga RSS kecil.
  • 6. Kondisi untuk membuat Q rendah : 1. Pengenceran larutan untuk mengurangi konsentrasi supersaturasi. 2. Agen pengendap dimasukkan setetes demi setetes. Kondisi untuk membuat S tinggi : 1. Memanaskan larutan untuk menaikkan temperatur, jadi pengendapan dilakukan pada larutan panas. 2. Mengatur pH dari larutan
  • 7. Cara Mengontrol Ukuran Partikel: (memperkecil derajat lewat jenuh) 1. Menaikkan/menurunkan suhu 2. Memperbesar kelarutan 3. Larutan harus encer 4. Penambahan pereaksi secara kontinu (bertahap)
  • 8. Menaikkan/menurunkan suhu Memanaskan larutan untuk menaikkan temperature, jadi pengendapan dilakukan pada larutan panas. Sehingga kelarutan zat menjadi lebih besar
  • 9. Memperbesar kelarutan Kelarutan yang besar berarti zat pereaksi tidak cepat mengendap. Larutan Encer Larutan encer akan memperbesar kelarutan sehingga RSS kecil
  • 10. Contoh: Pengendapan CaC2O4 Sampel Ca2+ ditambah dengan HCl dan amonium oksalat, HCl dinetralkan kembali dengan urea. Urea dalam larutan akan terhidrolisa sedikit demi sedikit sehingga ion aksalat terbentuk perlahan. Sehingga RSS kecil, maka endapan yang dihasilkan menjadi besar.
  • 11. SYARAT-SYARAT ENDAPAN DICAPAI DENGAN CARA Terendapkan semua/sempurna  Memilih endapan dengan kelarutan sekecil mungkin  Menggeser kesetimbangan: pereaksi berlebih  Mengurangi kelarutan:  Temperatur rendah  Kepolaran larutan dikurangi Murni  Sebelum pengendapan : Menghilangkan kontaminan (secara fisik, dikomplekskan, oksidasi/reduksi)  Pada pembuatan endapan diusahakan endapan kasar  Setelah terjadi endapan dilakukan digestion/aging, menyaring-mencuci, rekristalisasi Kasar 1.Pada pembentukan endapan  Menggunakan larutan &pereaksi yang encer  Menambahkan bahan pengendap tetes demi tetes  Diaduk terus menerus  Larutan&pereaksi dipakai pada temperatur tinggi  Pengaturan pH  Homogeneous precipitation 2. Digestion / aging Spesifik Menambahkan pereaksi pengendap yang spesifik untuk satu kation
  • 12. PENGENDAPAN DENGAN CARA HOMOGENENOUS ( HOMOGENEOUS PRECIPITATION) Homogeneous precipitation adalah cara pembentukan endapan dengan menambahkan bahan pengendap tidak dalam bentuk jadi, melainkan sebagai suatu senyawa yang dapat menghasilkan pengendap tersebut. Contohnya: Pengendapan Ca2+ dengan Homogeneous adalah dengan menambahkan (NH)COsekaligus dan HCl , dalam hal ini Ca 4224 oksalat tidak mengendap karena kekurangan ion oksalat , hal ini disebabkan CO2- sudah diikat menjadi asam oksalat oleh HCl. 24 Untuk menetralkan asam tersebut ditambahkan urea dan terhidrolisis dengan lambat sehingga C2O4 2- terbentuk sedikit demi sedikit. Hidrolisis terjadi secara homogen didalam seluruh larutan, demikian pula endapan terjadi secara homogen
  • 13. TEKNIK PEMURNIAN ENDAPAN : # Sebelum endapan terbentuk : Dilakukan pengkomplekskan terhadap ion-ion pengganggu. Pengaturan kondisi reaksi seperti pH yang sesuai. # Saat proses pengendapan: Dilakukan pembentukan endapan kasar # Setelah pengendapan sempurna Dilakukan Digestion / Aging adalah : membiarkan endapan terendam dalam larutan induknya untuk waktu lama. Aging hanya efektif untuk endapan teradsorpsi dan teroklusi
  • 14. Pada proses pengendapan Sesudah proses pengendapan Pencucian endapan setelah disaring Sebelum proses pengendapan •Secara fisik (diendapkan) •Dikomplekskan •oksidasi/reduksi Aging / digestion Diusahakan endapan kasar Pengkristalan ulang CARA MENGURANGI PENGOTOR
  • 15. TEKNIK PENCUCIAN Tujuannya : menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis. Cara mencuci endapan: 1. Menyaring sampai larutan habis, lalu memasukkan endapan kedalam penyaring. Kemudian menuangkan cairan pencuci pada endapan dan dibiarkan mengalir habis, lalu diberikan lagi cairan pencuci, begitu seterusnya dan diulang beberapa kali 2. Menyaring dengan dekantasi ( mengenaptuangkan). Endapan dicuci, diaduk dan dibiarkan sampai endapan mengenap dan larutan disaring, endapan dibiarkan di dalam wadah.Dilakukan berulang kali.
  • 16. Teknik Pemilihan Larutan Pencuci: 1. Lihat kelarutan endapan pada suhu tinggi. 2. Pilih larutan pencuci yang tidak melarutkan endapam terlalu banyak. ◊ tidak digunakan air panas jika endapan larut dalam air panas ◊ ditambahkan ion senama ◊ penambahan bahan organik untuk mengurangi kepolaran air pencuci 3. Untuk endapan koloid maka digunakan elektrolit untuk mencegah peptisasi.
  • 17. Aquades hangat sebagai pencuci karena: 1. Efektivitas pencucian akan lebih tinggi karena pada suhu tinggi, rapat massa aquadest akan lebih kecil 2. Aquadest hangat cenderung lebih besar melarutkan pengotor daripada aquadest dingin 3. Aquadest hangat mempunyai viskositas lebih rendah dibandingkan dengan aquadest dingin, sehingga lebih mudah melewati pori-pori kertas saring. 4. Menyingkirkan kotoran yang teradsorbsi pada permukaan endapan
  • 18. Cara pencucian yang baik : 1. Menggunakan set cairan pencuci, endapan harus dipastikan benar benar teraduk. Hal ini dapat diikuti dengan cara penyiraman pada pinggir kertas saring. 2. Frekuensi pencucian yang tinggi dengan volume cairan pencuci yang kecil lebih baik dan efisien dalam menghilangkan pengotor daripada frekuensi pencucian rendah dengan volume cairan pencuci besar. 3. Jika endapan benar-benar tidak larut dalam kondisi panas, cairan pencuci yang hangat lebih baik digunakan akibat dari besarnya kelarutan pengotor dan meningkatkan kecepatan penyaringan.
  • 19. Pencucian Berulang Kali Mendapatkan endapan yang murni karena fraksi pengotor pada akhir pencucian lebih sedikit dibanding satu kali pencucian. Hal ini sesuai denga persamaan: Ket: Cn = jumlah pengotor yang tersisa dalam endapan setelah n xpencucian Co = jumlah kotoran yang ada semula Vr = volume cairan tertinggal bersama endapan V = volumecairan yang dipakai untuk mencuci n = jumlah kali pencucian
  • 20. Hitung! Endapan sebanyak 0,2 gram berisi 0,1 gram pengotor dan 0,5 mL cairan. Dengan pencucian 2x10 mL atau 4x5 mL. Htung Cn cara pencucian pertama dan cara pencucian kedua!
  • 21. TEKNIK PENYARINGAN Tujuan: Untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan cairan pencuci Teknik penyaringan: Penyaringan umumnya dilakukan dengan cara mengenaptuangkan yaitu : setelah endapan mengenap pada dasar wadah (gelas piala), cairan nya dituangkan ke dalam media penyaring. Alat penyaring: • Kertas saring misal Whatman no 40,41,42 ( nomor menunjukkan banyaknya pori persatuan luas) • Asbes • Cawan gelas atau porselen (masir) yang dasarnya berlubang.
  • 22. TEKNIK PENGERINGAN ENDAPAN Tujuan : 1. menghilangkan air dari endapan, 2. menguapkan elektrolit-elektrolit yang berasal dari air pencuci dan setiap pengotor yang mungkin ada tetapi dapat menguap. 3. Untuk mengubah endapan menjadi senyawa yang lebih tetap untuk ditimbang.
  • 23. Tahapan-tahapan pemanasan: 1. Pengeringan kertas saring dan endapan Biasanya kertas yang berisi endapan dikeringkan langsung dalam cawan yang sudah diketahui bobot tetapnya dengan cara memanaskan cawan diatas api kecil 2. Karbonisasi kertas saring Setelah kertas saring dan endapan kering, kertas saring dibiarkan mengalami proses karbonisasi secara perlahan sampai seluruh kertas saring berwarna coklat
  • 24. 3. Pengarangan kertas saring Kertas saring dianggap telah menjadi arang, bila seluruh kertas saring telah berwarna hitam dan tidak ada gas yang keluar. 4. Penghilangan arang dan pemijaran endapan Setelah proses pengarangan selesai, cawan kemudian dimiringkan dan tutupnya dibuka lalu cawan dipanaskan hingga dasarnya agak berpijar. Kemudian cawan tersebut di pijarkan lebih lanjut di dalam tanur.
  • 25. Pemijaran Pada tahap ini digunakan tanur bukan oven karena : 1. Tanur dapat digunakan untuk memijarkan hingga suhu yang sangat tinggi. 2. Pada tanur bagian atas terdapat lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air dan sisa pembakaran kertas saring. Tahap pemijaran yang pertama adalah dengan memijarkannya hingga suhu 400℃, hal ini bertujuan untuk mengeringkan kertas saring.
  • 26. Tahap penimbangan Krus diambil dari muffle dan dimasukkan ke dalam eksikator untuk didinginkan dengan alasan : 1. Agar suhunya sama dengan suhu neraca. Perbedaan suhu yang besar dapat mengakibatkan kerusakan pada neraca. 2. Mencegah arus konveksi di udara terbuka yang menyebabkan udara dan krus yang kering cepat menyerap uap air dari udara dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Jika didinginkan dengan eksikator, krus dan endapan akan cepat kering karena di dalam eksikator terdapat silica gel yang dapat menyerap uap air.
  • 27. Penimbangan dilakukan ketika suhu krus sama dengan suhu neraca untuk menghindari kerusakan pada neraca karena perbedaan suhu yang besar antara krus dan neraca. Selain itu juga menjaga keakuratan penimbangan karena apabila krus masih dalam kondisi panas akan terjadi arus konveksi dan transfer panas yang selanjutnya akan berpengaruh pada hasil penimbangan. Fungsi eksikator adalah untuk menghindari penyerapan uap air dari udara oleh endapan, karena eksikator berisi butiran-butiran silica gel yang berfungsi untuk menyerap uap air yang ada di udara.
  • 28. Syarat-syarat endapan : 1. Kelarutan kecil 2. Kemurnian tinggi 3. Mempunyai susunan tetap dan tertentu 4. Kristal-kristalnya kasar 5. Endapannya bulky (volume/berat besar) 6. Endapan spesifik
  • 29.
  • 30. Bentuk bentuk endapan: •Endapan kristal, contoh : BaSO4, PbSO4, CaC2O4 •Endapan koloidal •Hidrofil ( gelatinous), contoh : Fe(OH)3, Cr(OH)3, Al(OH)3 •Hidroforb, contoh : AgCl, AgBr, AgI KOLOID HIDROFIL KOLOID HIDROFORB Dispersi sangat kental:mirip selai disebut gel Dispersi (sol) agak kental Untuk mengendapkan diperlukan elektrolit dengan konsentrasi relatif tinggi. Perubahan bersifat reversibel Elektrolit dalam konsentrasi rendah akan mengakibatkan penggumpalan (flokulasi). Perubahan bersifat takreversibel Koloid hidrofil mudah berubah muatan listriknya;dalam suasana asam bermuatan (+), dalam suasana basa bersifat (-) Koloid hidroforb mempunyai muatan listrik tertentu Pada ultra mikroskop hanya diperagakan kerucut cahaya baur Ultra mikroskop memperagakan partikel bergerak hebat ( gerakan brown)
  • 31. Syarat-syarat endapan : 1. Kelarutan kecil 2. Kemurnian tinggi 3. Mempunyai susunan tetap dan tertentu 4. Kristal-kristalnya kasar 5. Endapannya bulky (volume/berat besar) 6. Endapan spesifik Kelarutan: jumlah maksimal zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut pada suhu tertentu sehingga larutan tepat jenuh.
  • 32. Penambahan Pereaksi Pengendap Sebagai pereaksi pengendap dapat digunakan senyawa anorganik atau senyawa organik tetapi dipilih yang spesifik dan mudah menguap. Mengapaharusdipilihyang mudahmenguap? Contoh, utuk mengendapkan ion : Fe3+ lebih baik digunakan pereaksi NH4OH dari pada KOH atau NaOH Ba2+ lebih baik digunakan pereaksi H2SO4 dari pada Na2SO4 atau K2SO4 Ag+ lebih baik digunakan pereaksi HCl dari pada KCl atau NaCl.