5. Prakata
M
enyambut Komuni Pertama sungguh me
rupakan kenangan indah yang tak mung
kin terlupakan. Apalagi bila kita melihat-
lihat kembali foto/VCD Misa Penerimaan Komuni
Pertama dan pesta syukurnya. Namun, lebih dari
sekadar bernostalgia akan momen istimewa itu, le
bih penting lagi adalah bagaimana kita menghayati
iman Katolik kita setelah diperkenankan menyambut
Komuni Kudus. Apakah kita semakin bersahabat
akrab dengan Tuhan Yesus? Apakah kita semakin
tekun dan antusias mengikuti Misa Kudus? Apakah
kita juga semakin rela meneruskan berkat Tuhan
bagi orang-orang di sekitar kita?
6. viii
Maka saya menyusun buku kecil ini bagimu sebagai
Kado dan Kenangan Syukur atas penerimaan Komuni
Pertamamu. Dalam buku ini telah dikumpulkan
aneka bacaan yang bisa kamu simak dan renungkan.
Dengan harapan semoga Komuni Pertama yang telah
kamu terima sungguh mempertebal imanmu dan
membuahkan kasih dalam hidup sehari-hari.
Atas rampungnya penulisan buku Komuni
Pertamaku: Kenangan Terindah ini, saya me
ngucapkan banyak terima kasih kepada Redaksi situs
Bina Iman Katolik YESAYA yang mengizinkan saya
mengutip terjemahan artikel mereka sehingga bisa
melengkapi isi buku ini. Demikian pula terima kasih
kepada Panjikristo yang telah mengizinkan kedua lirik
”Kenangan Terindah” yang digubahnya melengkapi
buku ini. Terima kasih pula kepada Romo Stefanus
7. ix
Suryanto, CP yang telah memberikan masukan un
tuk penyempurnaan buku ini. Dan tentunya terima
kasih pula kepada Penerbit OBOR yang berkenan
menerbitkan dan mendistribusikan buku ini sehingga
bisa dimanfaatkan oleh anak-anak Katolik di seluruh
penjuru tanah air. Tanpa bantuan mereka semua,
kiranya buku kecil ini tidak akan sampai di tanganmu.
Akhirnya, saya tetap menyadari bahwa buku
ini masih memiliki kekurangan di sana-sini. Maka
masukan, saran, dan kritik yang membangun akan
diterima dengan senang hati.
Salam dan doa dari Kota Abadi Roma,
Hari Anak Misioner, 4 Januari 2009,
Rm. F.X. Didik Bagiyowinadi, Pr
8. Pendahuluan
A
dik-adik terkasih, terlebih dulu saya meng
ucapkan Proficiat atas penerimaan Komuni
Pertamamu. Setelah mempersiapkan diri de
ngan aneka pembekalan materi dan persiapan batin,
akhirnya kamu diperkenankan menyambut Tuhan
Yesus dalam Komuni Kudus pada Misa Penerimaan
Komuni Pertamamu yang lalu. Tentulah itu kenang
an indah yang tak terlupakan. Apalagi bila kamu
melihat-lihat kembali foto-fotomu atau VCD saat me
nerima Komuni Pertama itu. Dan tentu saja, sekarang
setiap kali mengikuti Perayaan Ekaristi kamu boleh
menyambut Komuni Kudus, tentu saja bila kita me
9. menuhi persyaratannya. Apakah kamu masih ingat
persyaratannya untuk menyambut Komuni Kudus?
1. Berada dalam keadaan rahmat; maka jika
mempunyai dosa berat secepatnya kita mesti
mengaku dosa terlebih dahulu.
2. Berpuasa selama satu jam sebelum menyam
but Komuni (hanya boleh minum air putih dan
obat).
Dalam buku kecil ini, saya mengajak kamu me
ngenang dengan penuh syukur rahmat Komuni Per
tama yang telah kamu terima. Maka pada bagian awal,
kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita
akan Perayaan Ekaristi yang setiap minggu kita raya
kan. Dengan memahaminya dengan baik, kita pun
bisa ambil bagian secara aktif dalam perayaan iman
tersebut.
10. Kemudian, kita akan merenungkan betapa baha
gianya saat kita pertama kali menyambut Komuni.
Sebab dengan menyambut Komuni Kudus, kita diper
kenankan bersatu (communio = menjadi satu) dengan
Kristus dan dengan seluruh Gereja, termasuk dengan
para kudus di Surga. Kita juga akan menyimak aneka
kesaksian para kudus tentang Komuni Kudus dan kisah
menarik Beata Imelda Lambertini, pelindung para
penerima Komuni Pertama.
Lalu, kita akan berhenti sejenak sembari me
nyanyikan lagu ”Kenangan Terindah” (lagu dinyanyi
kan oleh Samson), yang liriknya telah digubah oleh
Panjikristo, yang tahun 2008 lalu dihadiahkan untuk
para penerima Komuni Pertama dari Paroki St.
Clara, Bekasi Utara, KAJ. Demikian pula Panjikristo
mengajak kita mendendangkan lagu ”Terima Kasih
11. Yesus” sebagai ungkapan syukur atas penerimaan
Komuni Pertama kita. Semula lagu ”Terima Kasih
Yesus” ini akan dinyanyikan oleh putrinya, Angel,
yang menerima Komuni Pertama tahun 2006 lalu.
Namun, karena satu dan lain hal, lagu ini belum jadi
dinyanyikan, dan ternyata saat ini Tuhan Yesus justru
menjadikan lagu ini bisa kita nyanyikan bersama.
Maka, kedua lagu ini juga menjadi hadiah spesial bagi
kalian semua, para penerima Komuni Pertama. Kamu
bisa menyanyikannya, bukan?
Selanjutnya, kita akan menyimak renungan
Paus Yohanes Paulus II ketika menerimakan Komuni
Pertama kepada anak-anak di Basilika St. Petrus,
Roma, pada tahun 1979. Indah sekali pesan dan
nasihat beliau untuk kita. Kemudian, kita juga akan
menyimak tanya-jawab Paus Benediktus XVI ketika
12. bertemu dengan para penerima Komuni Pertama di
Lapangan St. Petrus, Roma, pada tahun 2005. Dengan
bahasa yang gamblang, beliau menjelaskan pelbagai
pertanyaan teman-temanmu dan barang kali juga
menjadi pertanyaan dan pergumulanmu.
Berikutnya dipaparkan pula bagaimana kita secara
pribadi bisa mengadakan kunjungan kepada Sakramen
Mahakudus. Dengan demikian, kita bisa semakin akrab
menjalin persahabatan dengan Yesus Ekaristik.
Akhirnya, niscaya kamu akan mensyukuri rahmat
Komuni Pertama ini dengan terus mengikuti Perayaan
Ekaristi dan menyambut Komuni. Barang kali suatu saat
kamu merasa telah (banyak) berbuat dosa dan merasa
tidak pantas menyambut Komuni Kudus. Akan tetapi,
tak perlu kita berputus asa sebab Tuhan Yesus telah
menyediakan Sakramen Tobat bagi kita. Tuhan ingin
13. kita berdamai kembali dengan-Nya dan melimpahkan
rahmat pengampunan-Nya. Maka, di bagian akhir juga
akan diberikan panduan untuk merayakan Sakramen
Tobat serta dilampirkan doa-doa harian yang bisa
kamu manfaatkan. Untuk merayakan Sakramen Tobat
ini, tidak perlu kita menunggu sampai masa Adven dan
Prapaskah. Bila kamu merasa ingin mengaku dosa,
jangan segan-segan mengatakannya dan meminta
waktu kepada pastor parokimu. Pasti beliau akan me
layanimu dengan senang hati.
Akhirnya, saya berharap bahwa kenangan akan
penerimaan Komuni Pertama kita tidak berhenti men
jadi nostalgia belaka, melainkan sungguh menjadi
penyemangat untuk bertumbuh dalam iman dan
semakin berbuah dalam kasih.
15. S
elama persiapan Komuni Pertama, tentunya
kamu telah mendapatkan banyak penjelas
an tentang Perayaan Ekaristi: apa maknanya
dan bagaimana kita bisa berpartisipasi aktif dalam
Perayaan Ekaristi. Karena Perayaan Ekaristi adalah
perayaan kita bersama, diharapkan kita:
• Ambil bagian aktif bersama umat lainnya dalam
menjawab doa-doa, bernyanyi, memberikan
kolekte, dan bersikap liturgi yang sama (duduk,
berdiri, berlutut, dsb).
• Juga rela ikut melayani sebagai petugas liturgi,
misalnya ikut kor anak/sekolah, lektor, dan pemba
wa persembahan. Dan setelah menerima Komuni
Pertama, sekarang kamu juga bisa mendaftarkan
diri menjadi anggota misdinar di parokimu. De
17. 34
Bersatu dengan Kristus
P
ada saat penerimaan Komuni Pertamamu,
niscaya kamu merasa gembira dan bahagia.
Tentu bukan sekadar lantaran dipestakan, me
nerima banyak kado dan hadiah, melainkan terlebih
karena kamu boleh menyambut Tubuh Kristus. Dan
kini setiap kali mengikuti Perayaan Ekaristi, kamu
sungguh boleh mengalami ”paket lengkap” kehadiran
Kristus, yakni dalam umat yang berkumpul, imam
yang memimpin Perayaan Ekaristi, Sabda Tuhan yang
diwartakan, dan terlebih menyambut Kristus dalam
Tubuh dan Darah-Nya. Dengan menyambut Komuni
Kudus, kamu sungguh menerima Tuhan Yesus sendiri.
Tuhan Yesus rela hadir dalam rupa roti dan anggur
agar bisa disambut dan menyatu dengan kita. Tuhan
Yesus yang hadir di hati kita akan membimbing dan
19. 54
A
dik-adik terkasih, tahukah kamu apa yang di
lakukan oleh Tuhan Yesus dan para Rasul se
usai Perjamuan Malam Terakhir dan sebelum
mereka berangkat ke Bukit Zaitun? Menyanyi! Ya,
mereka bersama-sama menyanyikan lagu pujian syu
kur! Tulis St. Matius, ”Kemudian mereka menyanyikan
sebuah nyanyian pujian. Dan sesudah itu mereka pergi
ke Bukit Zaitun” (bdk. Mat 26:30; bdk. Mrk 14:26).
Orang Yahudi biasa menyanyi untuk memuji-
memuliakan Tuhan, mengungkapkan syukur kepada-
Nya, tetapi juga untuk memanjatkan permohonan.
Kamu ingat akan Raja Daud bukan? Semasa muda
dia pandai bermain kecapi. Dia menggubah banyak ki
dung dan nyanyian yang kini terkumpul dalam Kitab
Mazmur. Setiap Misa Hari Minggu kita mendendang
kan nyanyian mazmur itu. Maka sangatlah tepat kita
20. 4
Renungan dari
Paus Yohanes Paulus II
Disampaikan dalam Misa
Penerimaan Komuni Pertama di Basilika
St. Petrus – Roma, 1 Juni 17
21. 63
Anak-anakku terkasih,
B
etapa besar kegembiraan saya melihat kalian
di sini, demikian banyak dan demikian penuh
antusias, untuk merayakan Hari Raya Tubuh
dan Darah Kristus bersama Bapa Paus.
Saya sampaikan salam kepada kalian semua
dan kepada setiap orang yang secara khusus dengan
kelembutan yang lebih mendalam, dan dengan tulus
saya ucapkan terima kasih kepada kalian yang datang
untuk memperbarui Komuni Kudus kalian dengan
Bapa Paus dan bagi Bapa Paus; demikian pula saya
berterima kasih kepada para pastor paroki kalian yang
penuh semangat dan dinamis; serta orangtua dan
sanak-keluarga kalian yang telah menyiapkan dan
mendampingi kalian.
22. 5
Ajaran Iman
Paus Benediktus XVI
tentang Komuni Kudus
Disampaikan kepada Anak-Anak
Komuni Pertama di Lapangan St. Petrus
Roma, 1 Oktober 00
23. 78
1. Andrea: Bapa Suci, apakah yang Bapa kenang
mengenai hari Komuni Pertama Bapa?
Pertama-tama saya hendak mengucapkan terima
kasih atas perayaan iman ini yang kalian persembahkan
bagi saya, atas kehadiran kalian dan sukacita kalian.
Saya menyapa kalian semua dan berterima kasih atas
peluk hangat yang saya terima dari sebagian kalian,
pelukan yang—tentu saja—secara simbolis mewakili
kalian semua.
Mengenai pertanyaanmu, tentu saja saya ingat
benar hari Komuni Pertama saya. Hari itu adalah hari
Minggu yang cerah di bulan Maret 1936, 69 tahun yang
lalu. Matahari bersinar ceria, gereja tampak sangat
indah, terdengar alunan musik .... Ada begitu banyak
hal indah yang saya kenang. Ada kurang lebih tiga
25. 96
K
ita merasa bahagia karena telah diperkenan
kan menyambut Komuni Pertama. Dengan
demikian, setiap kali mengikuti Perayaan
Ekaristi, kita bisa menyambut Komuni Kudus dan
Tuhan Yesus sungguh berkenan bersatu dan tinggal di
hati kita.
Apakah hanya dalam Misa Kudus kita bisa
berjumpa dengan Tuhan Yesus dalam Sakramen
Mahakudus? Tidak, Tuhan Yesus juga hadir di mana
pun Sakramen Mahakudus bersemayam. Biasanya
di gereja Sakramen Mahakudus disimpan di taber
nakel dan lampu Tuhan di sampingnya senantiasa
dinyalakan. Hal ini menjadi tanda bahwa ada Tuhan
Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus di
dalam tabernakel. Maka, saat keluar-masuk gereja,
kita akan senantiasa berlutut untuk memberi hormat
27. 108
R
asulSt.Paulusmenulis,”Olehkarenaitu,orang
yang makan roti Tuhan atau minum anggur
Tuhan dengan cara yang tidak patut, orang itu
berdosa terhadap Tuhan yang sudah mengurbankan
tubuh dan darah-Nya. Jadi, setiap orang harus me
meriksa dirinya dahulu, baru ia boleh makan roti dan
minum anggur itu” (bdk. 1Kor 11:27–28). Oleh karena
itulah, sebelum menyambut Komuni kita perlu menguji
diri, apakah sedang dalam keadaan berahmat. Bila kita
merasa telah berbuat dosa berat, maka dianjurkan kita
mengaku dosa terlebih dahulu. Sangat baik pula bila
kita memiliki kebiasaan mengaku dosa secara teratur,
tidak hanya saat ada jadwal pengakuan dosa di sekolah
menjelang Natal dan Paskah.
Dahulu sewaktu dibaptis, semua dosa-dosamu
telah diampuni Tuhan. Demikian pula dosa-dosa yang
28. Doa-Doa Harian
Syahadat Iman/Credo Singkat
Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi; dan akan Yesus Kristus,
Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan
oleh Perawan Maria
, yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan,
wafat, dan dimakamkan; yang turun ke tempat
penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara
orang mati; yang naik ke Surga, duduk di sebelah
Kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk. Khusus pada
Hari Raya Natal: berlutut.
29. F.X. Didik Bagiyowinadi, Pr lahir di Sukoreno
– Jember, 17 Desember 1974. Menempuh pendidikan
calon imam di Seminarium Marianum Dempo, Seminari
Tinggi Praja Beato Giovanni XXIII dan STFT Widya
Sasana di Malang. Setelah ditahbiskan menjadi imam,
5 September 2002, ditugaskan sebagai pastor pemban
tu di Paroki St. Albertus, Blimbing – Malang.
Sejak 6 Juni 2006 menunaikan tugas perutusan untuk
studi lanjut di Roma, Italia. Beberapa bukunya telah
dipublikasikan oleh Penerbit Dioma (Pengakuan Se
orang Seminaris, Di Tengah Berbagai Angin Pengajaran, Siap Menyambut
Komuni, Siap Diutus – Persiapan Krisma), Yayasan Pustaka Nusatama (Seri
Kado Perkawinan, Menghidupi Tradisi Katolik, Beriman Katolik dari Altar
sampai Pasar, Sakramen Penyembuhan, Bekal Pendamping Bina Iman Anak,
Wali-Baptis: Peran dan Tanggung Jawabnya) dan Penerbit Obor (Seri Kado
Bintang, Siap Menjadi Pengurus Lingkungan, Berdoa Novena ... Yuk!, dan
Seri Novena Refleksi).
Riwayat Penulis