SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
M. Syahrir Rusdy

TERAPI CAIRAN PADA ANAK
PENDAHULUAN

 Cairan merupakan bagian tubuh yang amat penting
    bagi manusia
   Pada anak & bayi persentasenya lebih besar
    daripada orang dewasa
   Pergantian/ perputaran air merupakan hal penting
    dalam hidup
   Sehari-hari terjadi pergantian cairan dalam tubuh
    karena selalu ada kehilangan cairan
   Bila tubuh kekurangan cairan maka akan terasa haus
    dan kita minum
   Sebaliknya bila kelebihan cairan, akan dibuang
    terutama melalui ginjal
Ruang cairan tubuh

 Cairan tubuh terdiri atas :
   Intraselluler  : 2/3 total cairan tubuh (67%)
   Ekstraselluler : 1/3 total cairan tubuh (33%)
     Intra vaskuler : ¼ cairan ekstrasel (8%)
     Interstitial   : sisanya (25% total cairan tubuh)
 Total cairan tubuh
   Jumlah cairan tubuh tergantung umur, jenis kelamin
   Bayi : 75-80% berat badan (prematur > tinggi)
   Anak-anak : 65%,
   Remaja : 60% berat badan
Komposisi cairan tubuh

    ION     INTRASEL   EKSTRASEL
             (mEq/L)     (mEq/L)
    Na+        20         145
    K+        150         3-5
    Cl -        -         110
   HCO3 -      10        20-25
   PO4-      110-115       5
  Protein      75         10
Komposisi beberapa cairan tubuh

              Na+       K+        CL-      HCO3-
  CAIRAN    (mEq/L)   (mEq/L)   (mEq/L)   (mEq/L)
Lambung      20-80     5-20     100-150     0
Pankreas    120-140    5-15      40-80     100
Empedu      120-140    5-15     80-110      110
Ileostomi   40-135     3-15     20-115     25-30
Diare        10-90     10-60     10-60      50
Keseimbangan osmotik

 Cairan tubuh terdiri dari :
   Partikel yang bermuatan (elektrolit)
   Partikel yang tidak bermuatan
 Partikel dalam cairan tubuh (Na, bikarbonat,
  glukosa, protein), akan dikelilingi oleh air dengan
  jumlah yang merata
 Bila dua jenis larutan yang terpisahkan oleh
  membran semi-permeabel,
   air akan berpindah dari cairan konsentrasi partikel
    rendah ke konsentrasi tinggi
   Hingga tekanan osmotik kedua ruang sama
Keseimbangan osmotik


      1                2



                           b
  a       b
                  a
Keseimbangan Donnan

 Terjadi antara 2 larutan elektrolit yang
  dipisahkan oleh membran yang dapat dilalui
  oleh air dan ion dengan BM kecil
 Salah satu larutan mengandung polianion
  kompleks (misalnya protein) yang tidak dapat
  berdifusi ke ruang lain
 Kation dan anion akan berpindah, sehingga
  konsentrasi ion kedua ruang sama
 Dalam tubuh, terjadi antara
   Cairan intravaskuler dan cairan interstitial
   Cairan intrasel dan ekstrasel
Distribusi cairan intravena

 Tubuh mempunyai mekanisme autoregulasi
  yang kompleks
 Bila kedalam ruang intravaskuler ditambahkan
  air tanpa partikel (dekstrose 5%), maka air akan
  mengisi ruang cairan tubuh secara proporsional
 Bila ditambahkan NaCl 0,9%, larutan ini akan
  mengisi ruang ekstraselluler (intersisial & intra
  vaskuler) secara proporsional
 Bila ditambahkan Albumin 5%, larutan ini akan
  mengisi ruang intravaskuler saja, sebelum terjadi
  metabolisme
Distribusi cairan intravena

 Bila ditambahkan Albumin 25%, larutan ini
  akan mengisi ruang intravaskuler dengan
  menarik sebagian cairan dari ruang
  interstitial

 Bila ditambahkan NaCl 6%, larutan ini akan
  menambah cairan ekstrasel dengan menarik
  air dari ruang intrasel
Contoh kasus
1. Seorang anak laki-laki usia 7 tahun, BB 30
   kg, diberi infus 500 ml cairan dekstrose 5%
                        500 ml Dextrose 5%



  TCT =          CIN           CIV               CIS
  65% x 30     3/4x 6 L       ¼x6            2/3 X 19,5 L
  = 19,5 L      = 4,5 L       =1,5 L           =13,5 L


             CES: 1/3 x 19,5 = 6 L

                             1,5 L+
             4,5 L+
                            38,5 ml           13,5 L +346 ml
           115,5 ml
                            =538,5             = 13.846 mL
         = 4.615,5 mL
                              mL
Contoh kasus

2. Bila cairan yang diberikan NaCl 0,9%
                      500 ml NaCl 0,9%



              CIN           CIV           CIS
              4,5 L        1,5 L         13,5 L




                         1,5 L+
           4,5 L+
                         125 ml
          375 ml                         13,5 L
                         =1.625
        = 4.875 mL
                          mL
Contoh kasus

3. Bila cairan yang diberikan 100 ml Albumin 5%
                    100 ml Albumin 5%



            CIN           CIV            CIS
            4,5 L        1,5 L          13,5 L




                       1,5 L+
                       125 ml
          4,5 L                         13,5 L
                       =1.625
                        mL
Contoh kasus

4. Bila cairan yang diberikan 20 ml Albumin 25%
                     20 ml Albumin 25%



             CIN            CIV           CIS
             4,5 L         1,5 L         13,5 L




                        1,5 L+
            4,5 L
                        100 ml
           -80 mL                        13,5 L
                        =1.600
         = 4.420 mL
                         mL
Contoh kasus
5. Bila cairan yang diberikan 100 ml NaCl 6 %

                      100 mL NaCl 6 %



              CIN            CIV           CIS
              4,5 L         1,5 L         13,5 L




                           1,5 L+
             4,5 L                          13,5 L
                          166,7 ml
           + 500 mL                       -666,7 mL
                          =1.666,7
          = 5.000 mL                    = 12.833,3 mL
                            mL
Skema distribusi cairan


                        Dextrose 5%


    CIS     CIN   CIV   RL, NaCl 0.9%

                        -Colloid
                        -Darah
                        -Plasma
                        -Plasma expander
TERAPI CAIRAN


       Resusitasi           Rumatan


                         Air + Elektrolit +
Kristaloid      Koloid        glukosa

 Mengganti kehilangan
         akut               Memasok
   (Syok, dehidrasi,       kebutuhan
     hipovolemik)            harian
KRISTALOID

 Cairan kristaloid mengandung air, elektrolit
  dan/atau gula, dengan berbagai macam
  campuran
 Keunggulan kristaloid adalah harganya yang
  murah, relatif aman dari efek samping
 Berdasarkan kadar natriumnya, cairan ini bisa
  berupa hipotonik, isotonik, atau hipertonik
  terhadap cairan plasma
Cairan hipotonik
 ½ DaD, KaEN3B, Tridex 27B, D5+1/2NS, D5+1/4NS
 Bukan cairan resusitasi, penggunaannya pada
  kelainan keseimbangan elektrolit
 Cairan ini didistribusikan ke ekstra dan intraselluler
   Digunakan pada kehilangan cairan tubuh yang disertai
    kurangnya cairan intraselluler
   Misalnya dehidrasi kronik
 Digunakan untuk kebutuhan rumatan
   Cairan rumatan bertujuan untuk mangganti kehilangan air
    lewat urine, feses, paru dan keringat
   Cairan yang hilang dengan cara ini sedikit sekali
    mengandung elektrolit
Cairan isotonik

 NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat
 Dipakai sebagai cairan resusitasi
 Cairan ini hanya mengisi ruang ekstrasel.
   ¼ dari jumlah cairan yang diberikan akan tinggal
    dalam ruang intravaskuler
   Selebihnya akan mengisi ruang interstisial
   Sehingga untuk mencukupi kebutuhan cairan
    plasma/darah dibutuhkan jumlah cairan 4 kali
 Dapat menyebabkan edema perifer sampai
  edema paru
Cairan hipertonik

 NaCl 6% (1000-2500 mOsm/L)
 Natrium merupakan ion ekstraselluler utama
   Pemberian natrium hipertonik akan menarik cairan
    intraselluler ke dalam ekstraselluler
 Cairan ini bermanfaat pada luka bakar karena dapat
  mengurangi edema pada luka, edema perifer, dan
  mengurangi jumlah cairan yang dibutuhkan
 Efektif sebagai volume expander dengan sifat anti
  edema
 Efek samping :
   hipernatremia, hiperchloremia, asidosis dan hipokalemia
   Dehidrasi sel otak dengan perdarahan otak
Komposisi cairan kristaloid
   Jenis cairan      Osmolalitas   Glukose     Na+       Cl-       K+       Basa
                      (mOsm/L)      (g/L)    (mEq/L)   (mEq/L)   (mEq/L)   (mEq/L)
NaCl 0,9%               308           -        154       154        -          -
NaCl 0,45%+D5           428          50        77        77         -          -
NaCl 0,225 %+D5         253          50       38,5      38,5        -          -
Ringer laktat/           273          -        130      109        4       Laktat 28/
Ringer Asetat                                                              Asetat 28
½ DaD                   285          25        62        52       17,4      Laktat
                                                                             27,6
KaEN3B/ Tridex 27B      290          27        50        50        20      Laktat 20
KaEN4B                  264          38        30        28        8       Laktat 10
KOLOID

 Dipakai sebagai cairan resusitasi
 Lebih lama berada di ruang intravaskuler dan
  lebih efisien dibandingkan kristaloid
 Harganya lebih mahal
 Dapat menyebabkan reaksi sensitifitas dan
  komplikasi lain
 Yang termasuk koloid :
   Darah,Plasma, Albumin
   Koloid buatan / Plasma expander
     Dextran, Hydroxyethyl starch (HES), Gelatin
Albumin

 Berada dalam intravaskuler lebih lama
   Waktu paruh 16 jam
   Dapat mempertahankan cairan intravaskuler selama
    3,5 - 4,5 jam
 Sediaan: larutan 5% & 25% dalam NaCl 0,9%
 1 gram albumin dapat mengikat 18 ml air
 Pemberian iv 100 ml larutan Albumin 25%,
   Meningkatkan cairan intravaskuler 450 ml
   350 ml perpindahan dari ruang interstisial ke
    intravaskuler
 Efek samping :
   Reaksi anafilaktik, edema paru, hipokalsemia
Dextran
 Sediaan: dextran 40 (BM 40.000) , dextran 70 (BM 70.000)
 Dalam tubuh, dextran dengan BM kecil akan keluar melalui
  filtrasi ginjal, sedang BM besar akan tinggal lama dalam
  ruang intravaskuler
 Pemberiaan 500 ml dextran 40 akan meningkatkan cairan
  intravaskuler sebesar 750 ml dalam 1 jam, dan menjadi 1050
  ml pada jam ke2
 Dextran 40 dapat mempertahankan cairan intravaskuler
  dalam 3,5-4,5 jam, dextran 70 sekitar 6-8 jam
 Efek samping :
    Gagal ginjal, reaksi anafilaktik
    Gangguan pembekuan darah (bila pemberian >20 ml/kg/hari)
Gelatin
 Tersedia dalam 2 bentuk, dengan BM 35.000
    modified fluid gelatin (MFG) : Larutan 4% dalam garam fisiologis
       Gelofusine
    urea-bridged gelatin : Larutan 3,5% dalam garam fisiologis
       Haemaccel
 1 gram gelatin dapat mengikat 14 ml air
 Sebagian besar akan dikeluarkan melalui ginjal
    60% dikeluarkan pada 24 jam pertama , 95% dalam 1 minggu
 Mempertahankan cairan intravaskuler sekitar 2,5 jam
 Pemberian berulang tidak menyebabkan penumpukan
 Efek samping :
    Reaksi anafilaktik
    Payah ginjal & gangguan pembekuan darah tidak dijumpai
Hydroxyethyl starch (HES)
 Sediaan: 6% dan 10% dalam NaCl 0,9%, dengan BM 10.000
  - 1.000.000
 Agar bertahan lebih lama dalam ruang intravaskuler
  dilakukan substitusi gugus hidroksietil
     0,4 berarti 4 dari 10 molekul glukosa disubstitusi
 Efek volume juga ditentukan oleh BM larutan
     6% HES 130/0,4 : 6 gram per 100 ml HES dengan BM 130.000
      dengan substitusi 0,4
   Pemberian HES 6% setara dengan albumin 5%
   Cukup efektif, efek intravaskulernya 3-24 jam
   Dosis : 10-20 ml/kgBB/hari
   Efek samping:
     gangguan sistim koagulasi (bila dosis >20 mL/kgBB/hari
     reaksi anafilaktik jarang
Cairan rumatan (maintenance)
 Cairan rumatan adalah kebutuhan cairan untuk mengganti
  kehilangan cairan tubuh sehari-hari
 Kebutuhan cairan rumatan perhari :
    10 kg pertama    : 100 ml/kg BB
    10 kg berikutnya : + 50 ml/kg BB
    >20 kg           : + 2o ml/kg
 Misalnya :
    BB 10 kg = (100x10 kg) = 1000 ml
    BB 15 kg = (100x10 kg) + (50x5 kg) = 1000+250 = 1250 ml
    BB 25 kg = (100x10 kg)+(50x10 kg) (20x5 kg)= 1000 + 500 + 100 =
     1600 ml
 Setiap kenaikan suhu tubuh 1oC + 12% dari kebutuhan
 Kebutuhan elektrolit harian :
    Na+ : 2,5 mEq/kgBB        K+ : 2-4 mEq/kgBB
Pemilihan cairan rumatan

 Larutan kristaloid hipotonik (glukosa+elektrolit)
  dipakai untuk kebutuhan rumatan
 Larutan yang mengandung glukosa tidak boleh
  diguyur, dapat mengakibatkan edema intrasel
 Larutan glukosa tidak dipakai untuk membilas
  setelah transfusi darah, bisa menyebabkan
  hemolisis eritrosit
 Pada kasus ensefalofati cenderung terjadi
  edema otak dan alkalosis, cairan yang diberikan
  yang tidak mengandung HCO3 (D5+1/4NS)
Pemilihan cairan rumatan                   ....(lanj..)

 Pada kasus muntah-muntah banyak kehilangan Cl-
   Diberikan cairan yang banyak mengandung Cl-
 Diare dapat mengakibatkan asidosis metabolik,
  hipokalemi, hipoglikemi
   Dehidrasi ringan-sedang diberikan cairan yang
    mengandung glukosa, laktat, serta tinggi K
 Kasus Demam Dengue/ tersangka DBD
   D5+1/2NS atau D5+1/2RL (1/2DaD) sampai ditemukan Ht
    meningkat
 Untuk bayi dipilih cairan dengan kadar glukosa
  tinggi dan elektrolit rendah
 Bayi baru lahir pada hari-hari pertama hanya
  diberikan cairan dextrose
Resusitasi cairan

 Tentukan anak yang syok menderita gizi buruk
  atau tidak
 Bila anak menderita gizi buruk
   Beri cairan 1/2DaD 10 ml/kgBB selama 30 menit
   Bila tidak ada perbaikan, ulangi pemberian cairan > 10
    ml/kgBB selama 30 menit
 Bila tanpa gizi buruk
   Berikan resusitasi cairan 20 ml/kgBB secepatnya (<10
    menit) dengan kristaloid atau koloid
   Dapat diulang 2-3 kali sampai nadi teraba kembali
   Pemilihan cairan kristaloid atau koloid tergantung
    patofisiologi penyakit dasarnya
Pemilihan cairan resusitasi
  Jenis            KEUNTUNGAN                             KERUGIAN
 cairan
Kristaloid •Komposisi elektrolit seimbang     •Butuh volume besar
           •Bufer laktat/asetat               •Menurunkan tekanan onkotik plasma
           •Cara pemberian mudah              •Mudah terjadi kelebihan cairan
           •Efek samping minimal              •Risiko edema
           •Tidak ada gangguan hemostatis     •Risiko hipotermia
           •Efek diuresis baik
           •Harga murah

 Koloid   •Persistensi intravaskuler tinggi   •Risiko kelebihan cairan
          •Waktu resusitasi lebih singkat     •Efek samping hemostasis
          •Volume cairan tidak besar          •Akumulasi jaringan
          •Memperbaiki aliran mikrovaskuler   •Efek samping pada ginjal
          •Risiko edema lebih kecil           •Reaksi anafilaksis
                                              •Harga mahal
Pemilihan cairan resusitasi
Gejala klinis syok :
 Defisit cairan interstitiel :
     turgor kulit yang jelek
     mata cekung
     ubun-ubun cekung
     mukosa bibir dan kornea kering

 Defisit cairan intravaskular :
     hipotensi
     takikardi
     vena-vena kolaps
     Capillary refilled time memanjang
      oligouri
Target resusitasi cairan

                  Capillary refill <2 detik
                  Kualitas nadi perifer
                   dan sentral sama
                  Akral hangat
                  Produksi urine >1 ml/
                   kgBB/jam
                  Kesadaran normal
DBD derajat III &IV

                    Oksigenasi
       Penggantian volume plasma segera
       Ringer laktat/NaCl 0,9% 20 ml/kgBB
               bolus dalam 30 menit



Syok teratasi                                    Tidak teratasi


10 ml/kg/jam                                  Lanjutkan 20 ml/kg/jam +
  (1-4 jam)                                 koloid/plasma 10-20 ml/kg/jam

 7 ml/kg/jam                                       Evaluasi 1 jam
 5 ml/kg/jam                                     Syok belum teratasi

                                            Hb turun          Ht tetap tinggi
 3 ml/kg/jam
                                       Transfusi darah              Koloid
  Infus stop
                                         10 ml/kgBB               20 ml/kgBB
setelah 48 jam
DIARE +SYOK

     Ringer laktat/Ringer Asetat/NaCl 0,9%     NaCl 0,9%
                Bolus 20 ml/kgBB               hanya diberikan bila
                                               tidak ada RL/RA



                DEHIDRASI BERAT
            Ringer laktat/ Ringer asetat
 < 12 bulan : 30 ml/kgBB/1 jam, 70 ml/kgBB/5 jam
>12 bulan : 30 ml/kgBB/1/2 jam, 70 ml/kgBB/21/2 jam




          DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
                 ½ DaD/ KaEN3B
          BB 3-10 kg : 200 ml/kgBB/hari
          BB 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
           BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari
KESIMPULAN

 Pemilihan cairan harus dipertimbangkan
  untung ruginya baik bagi farmakologi cairan
  maupun patofisiologi penyakit primernya
 Patofisiologi penyakit adalah sesuatu yang
  selalu harus dijadikan dasar pada terapi
  cairan
 Pemilihan yang tepat dan bijaksana akan
  memberikan hasil yang optimal
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukJoni Iswanto
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Bedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusBedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusAsep Hermana
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2cokordawahyu
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anakdr.Ade Adra
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...Isman Firdaus
 

What's hot (20)

Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
kolestasis
kolestasiskolestasis
kolestasis
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Bedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusBedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavus
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 

Viewers also liked

13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy fariantiresiy
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsasmiyanto
 
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumenKeterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumenYani West
 
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2Dodit Mujiono
 
Didcticadelatecnologia
DidcticadelatecnologiaDidcticadelatecnologia
DidcticadelatecnologiaByron Monzon
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selyulianarika20
 
Latihan soal-ujian-knukp-ppni
Latihan soal-ujian-knukp-ppniLatihan soal-ujian-knukp-ppni
Latihan soal-ujian-knukp-ppniTeye Onti
 
Teknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makananTeknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makananErick Alexander
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhdwimank
 
Syok dep kes ap
Syok dep kes apSyok dep kes ap
Syok dep kes apFatimah_Y
 
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitMakalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitFaishal Dany
 
Kb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembangKb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  AnemiaAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemiapjj_kemenkes
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

13 resiy farianti
13 resiy farianti13 resiy farianti
13 resiy farianti
 
Cairan infus
Cairan infusCairan infus
Cairan infus
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumenKeterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
 
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
 
Didcticadelatecnologia
DidcticadelatecnologiaDidcticadelatecnologia
Didcticadelatecnologia
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
 
Latihan soal-ujian-knukp-ppni
Latihan soal-ujian-knukp-ppniLatihan soal-ujian-knukp-ppni
Latihan soal-ujian-knukp-ppni
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Teknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makananTeknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makanan
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
Syok dep kes ap
Syok dep kes apSyok dep kes ap
Syok dep kes ap
 
Terapi cairan
Terapi cairanTerapi cairan
Terapi cairan
 
Homeostasis
HomeostasisHomeostasis
Homeostasis
 
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolitMakalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
Makalah kebutuhan manusia akan cairan dan elektrolit
 
Kb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembangKb2 deteksi dini tumbuh kembang
Kb2 deteksi dini tumbuh kembang
 
150995358 case
150995358 case150995358 case
150995358 case
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  AnemiaAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Makanan untuk diet
Makanan untuk dietMakanan untuk diet
Makanan untuk diet
 

Similar to Terapi cairan pada anak

terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahanterapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahanGlennbolang
 
3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.ppt3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.pptarava3
 
Terapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdf
Terapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdfTerapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdf
Terapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdfAkmalFahrezzy1
 
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptxTherapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptxgungdeprawiranegara
 
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.pptBAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.pptNitariRahmi
 
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxFajrianAulia
 
terapi cairan rumatan..ppt
terapi cairan rumatan..pptterapi cairan rumatan..ppt
terapi cairan rumatan..pptabrizanhassan1
 
Slide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdf
Slide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdfSlide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdf
Slide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdfMarlinaAzwar1
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CYNTHIA487534
 
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.pptrifai82
 
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdfKONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdfEstiNoviyanti6
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineralReza As
 
~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptx
~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptx~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptx
~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptxRTISanglah
 

Similar to Terapi cairan pada anak (20)

Kebutuhan Cairan
Kebutuhan CairanKebutuhan Cairan
Kebutuhan Cairan
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah
Laporan Praktikum Biokimia DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah
 
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUHMENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
 
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahanterapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
terapi cairan pada tatalaksana dehidrasi dan syok hipovolemik serta perdarahan
 
3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.ppt3. ISOTONIS.ppt
3. ISOTONIS.ppt
 
Terapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdf
Terapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdfTerapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdf
Terapi Cairan, Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit.pdf
 
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptxTherapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
Therapi-Cairan 12345678910111213141.pptx
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.pptBAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
BAHAN KULIAH KESEIMBANGAN ASAM BASA FIX.ppt
 
terapi cairan.ppt
terapi cairan.pptterapi cairan.ppt
terapi cairan.ppt
 
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
 
terapi cairan rumatan..ppt
terapi cairan rumatan..pptterapi cairan rumatan..ppt
terapi cairan rumatan..ppt
 
Slide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdf
Slide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdfSlide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdf
Slide Basic Solution One Otsuka 2022-PP.pdf
 
Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
 
Terapi Mannitol
Terapi MannitolTerapi Mannitol
Terapi Mannitol
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
_terapi-cairan-pada-neonatus-dan-bayi-ppt-1.ppt
 
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdfKONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
KONSEP_DASAR_CAIRAN_DAN_ELEKROLIT.pdf
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineral
 
~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptx
~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptx~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptx
~ Terapi Cairan pada pasien dengan kondisi.pptx
 

Recently uploaded

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 

Recently uploaded (20)

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 

Terapi cairan pada anak

  • 1. M. Syahrir Rusdy TERAPI CAIRAN PADA ANAK
  • 2. PENDAHULUAN  Cairan merupakan bagian tubuh yang amat penting bagi manusia  Pada anak & bayi persentasenya lebih besar daripada orang dewasa  Pergantian/ perputaran air merupakan hal penting dalam hidup  Sehari-hari terjadi pergantian cairan dalam tubuh karena selalu ada kehilangan cairan  Bila tubuh kekurangan cairan maka akan terasa haus dan kita minum  Sebaliknya bila kelebihan cairan, akan dibuang terutama melalui ginjal
  • 3. Ruang cairan tubuh  Cairan tubuh terdiri atas :  Intraselluler : 2/3 total cairan tubuh (67%)  Ekstraselluler : 1/3 total cairan tubuh (33%)  Intra vaskuler : ¼ cairan ekstrasel (8%)  Interstitial : sisanya (25% total cairan tubuh)  Total cairan tubuh  Jumlah cairan tubuh tergantung umur, jenis kelamin  Bayi : 75-80% berat badan (prematur > tinggi)  Anak-anak : 65%,  Remaja : 60% berat badan
  • 4. Komposisi cairan tubuh ION INTRASEL EKSTRASEL (mEq/L) (mEq/L) Na+ 20 145 K+ 150 3-5 Cl - - 110 HCO3 - 10 20-25 PO4- 110-115 5 Protein 75 10
  • 5. Komposisi beberapa cairan tubuh Na+ K+ CL- HCO3- CAIRAN (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) Lambung 20-80 5-20 100-150 0 Pankreas 120-140 5-15 40-80 100 Empedu 120-140 5-15 80-110 110 Ileostomi 40-135 3-15 20-115 25-30 Diare 10-90 10-60 10-60 50
  • 6. Keseimbangan osmotik  Cairan tubuh terdiri dari :  Partikel yang bermuatan (elektrolit)  Partikel yang tidak bermuatan  Partikel dalam cairan tubuh (Na, bikarbonat, glukosa, protein), akan dikelilingi oleh air dengan jumlah yang merata  Bila dua jenis larutan yang terpisahkan oleh membran semi-permeabel,  air akan berpindah dari cairan konsentrasi partikel rendah ke konsentrasi tinggi  Hingga tekanan osmotik kedua ruang sama
  • 7. Keseimbangan osmotik 1 2 b a b a
  • 8. Keseimbangan Donnan  Terjadi antara 2 larutan elektrolit yang dipisahkan oleh membran yang dapat dilalui oleh air dan ion dengan BM kecil  Salah satu larutan mengandung polianion kompleks (misalnya protein) yang tidak dapat berdifusi ke ruang lain  Kation dan anion akan berpindah, sehingga konsentrasi ion kedua ruang sama  Dalam tubuh, terjadi antara  Cairan intravaskuler dan cairan interstitial  Cairan intrasel dan ekstrasel
  • 9. Distribusi cairan intravena  Tubuh mempunyai mekanisme autoregulasi yang kompleks  Bila kedalam ruang intravaskuler ditambahkan air tanpa partikel (dekstrose 5%), maka air akan mengisi ruang cairan tubuh secara proporsional  Bila ditambahkan NaCl 0,9%, larutan ini akan mengisi ruang ekstraselluler (intersisial & intra vaskuler) secara proporsional  Bila ditambahkan Albumin 5%, larutan ini akan mengisi ruang intravaskuler saja, sebelum terjadi metabolisme
  • 10. Distribusi cairan intravena  Bila ditambahkan Albumin 25%, larutan ini akan mengisi ruang intravaskuler dengan menarik sebagian cairan dari ruang interstitial  Bila ditambahkan NaCl 6%, larutan ini akan menambah cairan ekstrasel dengan menarik air dari ruang intrasel
  • 11. Contoh kasus 1. Seorang anak laki-laki usia 7 tahun, BB 30 kg, diberi infus 500 ml cairan dekstrose 5% 500 ml Dextrose 5% TCT = CIN CIV CIS 65% x 30 3/4x 6 L ¼x6 2/3 X 19,5 L = 19,5 L = 4,5 L =1,5 L =13,5 L CES: 1/3 x 19,5 = 6 L 1,5 L+ 4,5 L+ 38,5 ml 13,5 L +346 ml 115,5 ml =538,5 = 13.846 mL = 4.615,5 mL mL
  • 12. Contoh kasus 2. Bila cairan yang diberikan NaCl 0,9% 500 ml NaCl 0,9% CIN CIV CIS 4,5 L 1,5 L 13,5 L 1,5 L+ 4,5 L+ 125 ml 375 ml 13,5 L =1.625 = 4.875 mL mL
  • 13. Contoh kasus 3. Bila cairan yang diberikan 100 ml Albumin 5% 100 ml Albumin 5% CIN CIV CIS 4,5 L 1,5 L 13,5 L 1,5 L+ 125 ml 4,5 L 13,5 L =1.625 mL
  • 14. Contoh kasus 4. Bila cairan yang diberikan 20 ml Albumin 25% 20 ml Albumin 25% CIN CIV CIS 4,5 L 1,5 L 13,5 L 1,5 L+ 4,5 L 100 ml -80 mL 13,5 L =1.600 = 4.420 mL mL
  • 15. Contoh kasus 5. Bila cairan yang diberikan 100 ml NaCl 6 % 100 mL NaCl 6 % CIN CIV CIS 4,5 L 1,5 L 13,5 L 1,5 L+ 4,5 L 13,5 L 166,7 ml + 500 mL -666,7 mL =1.666,7 = 5.000 mL = 12.833,3 mL mL
  • 16. Skema distribusi cairan Dextrose 5% CIS CIN CIV RL, NaCl 0.9% -Colloid -Darah -Plasma -Plasma expander
  • 17. TERAPI CAIRAN Resusitasi Rumatan Air + Elektrolit + Kristaloid Koloid glukosa Mengganti kehilangan akut Memasok (Syok, dehidrasi, kebutuhan hipovolemik) harian
  • 18. KRISTALOID  Cairan kristaloid mengandung air, elektrolit dan/atau gula, dengan berbagai macam campuran  Keunggulan kristaloid adalah harganya yang murah, relatif aman dari efek samping  Berdasarkan kadar natriumnya, cairan ini bisa berupa hipotonik, isotonik, atau hipertonik terhadap cairan plasma
  • 19. Cairan hipotonik  ½ DaD, KaEN3B, Tridex 27B, D5+1/2NS, D5+1/4NS  Bukan cairan resusitasi, penggunaannya pada kelainan keseimbangan elektrolit  Cairan ini didistribusikan ke ekstra dan intraselluler  Digunakan pada kehilangan cairan tubuh yang disertai kurangnya cairan intraselluler  Misalnya dehidrasi kronik  Digunakan untuk kebutuhan rumatan  Cairan rumatan bertujuan untuk mangganti kehilangan air lewat urine, feses, paru dan keringat  Cairan yang hilang dengan cara ini sedikit sekali mengandung elektrolit
  • 20. Cairan isotonik  NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat  Dipakai sebagai cairan resusitasi  Cairan ini hanya mengisi ruang ekstrasel.  ¼ dari jumlah cairan yang diberikan akan tinggal dalam ruang intravaskuler  Selebihnya akan mengisi ruang interstisial  Sehingga untuk mencukupi kebutuhan cairan plasma/darah dibutuhkan jumlah cairan 4 kali  Dapat menyebabkan edema perifer sampai edema paru
  • 21. Cairan hipertonik  NaCl 6% (1000-2500 mOsm/L)  Natrium merupakan ion ekstraselluler utama  Pemberian natrium hipertonik akan menarik cairan intraselluler ke dalam ekstraselluler  Cairan ini bermanfaat pada luka bakar karena dapat mengurangi edema pada luka, edema perifer, dan mengurangi jumlah cairan yang dibutuhkan  Efektif sebagai volume expander dengan sifat anti edema  Efek samping :  hipernatremia, hiperchloremia, asidosis dan hipokalemia  Dehidrasi sel otak dengan perdarahan otak
  • 22. Komposisi cairan kristaloid Jenis cairan Osmolalitas Glukose Na+ Cl- K+ Basa (mOsm/L) (g/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) NaCl 0,9% 308 - 154 154 - - NaCl 0,45%+D5 428 50 77 77 - - NaCl 0,225 %+D5 253 50 38,5 38,5 - - Ringer laktat/ 273 - 130 109 4 Laktat 28/ Ringer Asetat Asetat 28 ½ DaD 285 25 62 52 17,4 Laktat 27,6 KaEN3B/ Tridex 27B 290 27 50 50 20 Laktat 20 KaEN4B 264 38 30 28 8 Laktat 10
  • 23. KOLOID  Dipakai sebagai cairan resusitasi  Lebih lama berada di ruang intravaskuler dan lebih efisien dibandingkan kristaloid  Harganya lebih mahal  Dapat menyebabkan reaksi sensitifitas dan komplikasi lain  Yang termasuk koloid :  Darah,Plasma, Albumin  Koloid buatan / Plasma expander  Dextran, Hydroxyethyl starch (HES), Gelatin
  • 24. Albumin  Berada dalam intravaskuler lebih lama  Waktu paruh 16 jam  Dapat mempertahankan cairan intravaskuler selama 3,5 - 4,5 jam  Sediaan: larutan 5% & 25% dalam NaCl 0,9%  1 gram albumin dapat mengikat 18 ml air  Pemberian iv 100 ml larutan Albumin 25%,  Meningkatkan cairan intravaskuler 450 ml  350 ml perpindahan dari ruang interstisial ke intravaskuler  Efek samping :  Reaksi anafilaktik, edema paru, hipokalsemia
  • 25. Dextran  Sediaan: dextran 40 (BM 40.000) , dextran 70 (BM 70.000)  Dalam tubuh, dextran dengan BM kecil akan keluar melalui filtrasi ginjal, sedang BM besar akan tinggal lama dalam ruang intravaskuler  Pemberiaan 500 ml dextran 40 akan meningkatkan cairan intravaskuler sebesar 750 ml dalam 1 jam, dan menjadi 1050 ml pada jam ke2  Dextran 40 dapat mempertahankan cairan intravaskuler dalam 3,5-4,5 jam, dextran 70 sekitar 6-8 jam  Efek samping :  Gagal ginjal, reaksi anafilaktik  Gangguan pembekuan darah (bila pemberian >20 ml/kg/hari)
  • 26. Gelatin  Tersedia dalam 2 bentuk, dengan BM 35.000  modified fluid gelatin (MFG) : Larutan 4% dalam garam fisiologis  Gelofusine  urea-bridged gelatin : Larutan 3,5% dalam garam fisiologis  Haemaccel  1 gram gelatin dapat mengikat 14 ml air  Sebagian besar akan dikeluarkan melalui ginjal  60% dikeluarkan pada 24 jam pertama , 95% dalam 1 minggu  Mempertahankan cairan intravaskuler sekitar 2,5 jam  Pemberian berulang tidak menyebabkan penumpukan  Efek samping :  Reaksi anafilaktik  Payah ginjal & gangguan pembekuan darah tidak dijumpai
  • 27. Hydroxyethyl starch (HES)  Sediaan: 6% dan 10% dalam NaCl 0,9%, dengan BM 10.000 - 1.000.000  Agar bertahan lebih lama dalam ruang intravaskuler dilakukan substitusi gugus hidroksietil  0,4 berarti 4 dari 10 molekul glukosa disubstitusi  Efek volume juga ditentukan oleh BM larutan  6% HES 130/0,4 : 6 gram per 100 ml HES dengan BM 130.000 dengan substitusi 0,4  Pemberian HES 6% setara dengan albumin 5%  Cukup efektif, efek intravaskulernya 3-24 jam  Dosis : 10-20 ml/kgBB/hari  Efek samping:  gangguan sistim koagulasi (bila dosis >20 mL/kgBB/hari  reaksi anafilaktik jarang
  • 28. Cairan rumatan (maintenance)  Cairan rumatan adalah kebutuhan cairan untuk mengganti kehilangan cairan tubuh sehari-hari  Kebutuhan cairan rumatan perhari :  10 kg pertama : 100 ml/kg BB  10 kg berikutnya : + 50 ml/kg BB  >20 kg : + 2o ml/kg  Misalnya :  BB 10 kg = (100x10 kg) = 1000 ml  BB 15 kg = (100x10 kg) + (50x5 kg) = 1000+250 = 1250 ml  BB 25 kg = (100x10 kg)+(50x10 kg) (20x5 kg)= 1000 + 500 + 100 = 1600 ml  Setiap kenaikan suhu tubuh 1oC + 12% dari kebutuhan  Kebutuhan elektrolit harian :  Na+ : 2,5 mEq/kgBB K+ : 2-4 mEq/kgBB
  • 29. Pemilihan cairan rumatan  Larutan kristaloid hipotonik (glukosa+elektrolit) dipakai untuk kebutuhan rumatan  Larutan yang mengandung glukosa tidak boleh diguyur, dapat mengakibatkan edema intrasel  Larutan glukosa tidak dipakai untuk membilas setelah transfusi darah, bisa menyebabkan hemolisis eritrosit  Pada kasus ensefalofati cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, cairan yang diberikan yang tidak mengandung HCO3 (D5+1/4NS)
  • 30. Pemilihan cairan rumatan ....(lanj..)  Pada kasus muntah-muntah banyak kehilangan Cl-  Diberikan cairan yang banyak mengandung Cl-  Diare dapat mengakibatkan asidosis metabolik, hipokalemi, hipoglikemi  Dehidrasi ringan-sedang diberikan cairan yang mengandung glukosa, laktat, serta tinggi K  Kasus Demam Dengue/ tersangka DBD  D5+1/2NS atau D5+1/2RL (1/2DaD) sampai ditemukan Ht meningkat  Untuk bayi dipilih cairan dengan kadar glukosa tinggi dan elektrolit rendah  Bayi baru lahir pada hari-hari pertama hanya diberikan cairan dextrose
  • 31. Resusitasi cairan  Tentukan anak yang syok menderita gizi buruk atau tidak  Bila anak menderita gizi buruk  Beri cairan 1/2DaD 10 ml/kgBB selama 30 menit  Bila tidak ada perbaikan, ulangi pemberian cairan > 10 ml/kgBB selama 30 menit  Bila tanpa gizi buruk  Berikan resusitasi cairan 20 ml/kgBB secepatnya (<10 menit) dengan kristaloid atau koloid  Dapat diulang 2-3 kali sampai nadi teraba kembali  Pemilihan cairan kristaloid atau koloid tergantung patofisiologi penyakit dasarnya
  • 32. Pemilihan cairan resusitasi Jenis KEUNTUNGAN KERUGIAN cairan Kristaloid •Komposisi elektrolit seimbang •Butuh volume besar •Bufer laktat/asetat •Menurunkan tekanan onkotik plasma •Cara pemberian mudah •Mudah terjadi kelebihan cairan •Efek samping minimal •Risiko edema •Tidak ada gangguan hemostatis •Risiko hipotermia •Efek diuresis baik •Harga murah Koloid •Persistensi intravaskuler tinggi •Risiko kelebihan cairan •Waktu resusitasi lebih singkat •Efek samping hemostasis •Volume cairan tidak besar •Akumulasi jaringan •Memperbaiki aliran mikrovaskuler •Efek samping pada ginjal •Risiko edema lebih kecil •Reaksi anafilaksis •Harga mahal
  • 33. Pemilihan cairan resusitasi Gejala klinis syok :  Defisit cairan interstitiel :  turgor kulit yang jelek  mata cekung  ubun-ubun cekung  mukosa bibir dan kornea kering  Defisit cairan intravaskular :  hipotensi  takikardi  vena-vena kolaps  Capillary refilled time memanjang  oligouri
  • 34. Target resusitasi cairan  Capillary refill <2 detik  Kualitas nadi perifer dan sentral sama  Akral hangat  Produksi urine >1 ml/ kgBB/jam  Kesadaran normal
  • 35. DBD derajat III &IV Oksigenasi Penggantian volume plasma segera Ringer laktat/NaCl 0,9% 20 ml/kgBB bolus dalam 30 menit Syok teratasi Tidak teratasi 10 ml/kg/jam Lanjutkan 20 ml/kg/jam + (1-4 jam) koloid/plasma 10-20 ml/kg/jam 7 ml/kg/jam Evaluasi 1 jam 5 ml/kg/jam Syok belum teratasi Hb turun Ht tetap tinggi 3 ml/kg/jam Transfusi darah Koloid Infus stop 10 ml/kgBB 20 ml/kgBB setelah 48 jam
  • 36. DIARE +SYOK Ringer laktat/Ringer Asetat/NaCl 0,9% NaCl 0,9% Bolus 20 ml/kgBB hanya diberikan bila tidak ada RL/RA DEHIDRASI BERAT Ringer laktat/ Ringer asetat < 12 bulan : 30 ml/kgBB/1 jam, 70 ml/kgBB/5 jam >12 bulan : 30 ml/kgBB/1/2 jam, 70 ml/kgBB/21/2 jam DEHIDRASI RINGAN/SEDANG ½ DaD/ KaEN3B BB 3-10 kg : 200 ml/kgBB/hari BB 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari
  • 37. KESIMPULAN  Pemilihan cairan harus dipertimbangkan untung ruginya baik bagi farmakologi cairan maupun patofisiologi penyakit primernya  Patofisiologi penyakit adalah sesuatu yang selalu harus dijadikan dasar pada terapi cairan  Pemilihan yang tepat dan bijaksana akan memberikan hasil yang optimal