Dokumen tersebut membahas tentang hubungan pengetahuan keluarga tentang standar keamanan dan keselamatan berkendara sepeda motor dengan perilaku safety riding saat membonceng anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain potong lintang pada 51 responden di TK Annur III, Sleman, Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tinggi keluarga dengan perilaku safety riding yang baik.
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Naskah publikasi agus randa setyawan_(11130136)
1. i
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG STANDART
KEAMANAN DAN KESELAMATAN BERKENDARA SEPEDA MOTOR
DENGAN PERILAKU SAFETY RIDING MEMBONCENG ANAK
TK ANNUR III SLEMAN YOGYAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Disusun Oleh:
AGUS RANDA SETYAWAN
11130136
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015
3. iii
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG STANDART
KEAMANAN DAN KESELAMATAN BERKENDARA SEPEDA MOTOR
DENGAN PERILAKU SAFETY RIDING MEMBONCENG ANAK
TK ANNUR III SLEMAN YOGYAKARTA
Agus Randa Setyawan1
, Nur Alvira Pascawati2
, Muflih3
INTISARI
Latar Belakang:. Safety riding adalah suatu usaha yang dilakukan dalam
meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dan keselamatan
dalam berkendara. Pengetahuan dan perilaku keluarga dalam safety riding
diperlukan dalam membonceng anak. Anak merupakan kelompok yang rentan
mengalami cidera karena masih mendapat bimbingan dan pengawasan dari
keluarga saat berkendara.
Tujuan: Diketahui hubungan pengetahuan keluarga tentang standart keamanan
dan keselamatan berkendara sepeda motor dengan perilaku safety riding
membonceng anak di TK Annur III di Sleman, Yogyakarta.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode cross sectional.
Data diambil pada tanggal 5 Maret-2 April 2015 pada keluarga yang membonceng
anak di TK Annur III. Variabel bebas pengetahuan keluarga tentang satandart
keamanan dan keselamatan dan variabel terikat perilaku safety riding
membonceng anak. Analisis bivariat menggunakan Fisher exact test.
Hasil: Pengetahuan keluarga tentang standart keamanan dan keselamatan
berkendara sepeda motor kategori tinggi sebanyak 76,5% dan perilaku safety
riding kategori baik sebanyak 76,5%, dengan nilai P-value 0,047 (< 0,05).
Kesimpulan: Ada hubungan significant antara pengetahuan keluarga tentang
standart kemanan dan keselamatan berkendara sepeda motor dengan perilaku
safety riding membonceng anak di TK Annur III Sleman Yogyakarta.
Kata Kunci: Anak, Pengetahuan keluarga, Perilaku, Safety riding.
1. Mahasiswa Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan FIKES UNRIYO
2. Dosen Progam Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat FIKES UNRIYO
3. Dosen Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan FIKES UNRIYO
4. iv
THE CORRELATION OF PARENTS’ KNOWLEDGE OF MOTORBIKE
RIDING SAFETY STANDARDS WITH THE BEHAVIOR OF
MOTORBIKE RIDING CARRYING A CHILD AMONG PARENTS
IN ANNUR III KINDERGARTEN, SLEMAN,YOGYAKARTA
Agus Randa Setyawan1, Nur Alvira Pascawati2, Muflih3
ABSTRACT
Research Background: Safety riding is an attempt to minimize the risk and
maximize the safety in motorbike riding. Family knowledge and behavior related
to safety riding are required when giving a ride to a child. Children are exposed to
riding injuries, which requires family guidance and control when they are given a
ride.
Research Objective: This research was aimed at discovering the correlation of
parents’ knowledge of motorbike riding safety standards with the behavior of
motorbike riding carrying a child among parents in Annur III Kindergarten,
Sleman,Yogyakarta.
Research Methodology: This study was a quantitative research with a cross-
sectional method. The data were taken from March 5 through 2 April 2015 from
parent taking their children to and picking them up from Annur III Kindergarten.
The independent variable was the parents’ knowledge of riding safety standards,
whilethe dependent variable was their safety-riding behavior when carrying their
children on their motorbike. A bivariate analysis was conducted with the Fisher
Exact Test.
Research Result: The parents’ knowledge of riding safety standards was
categorized as high (76.5%) while their safety-riding behavior was also
categorized as high (76.5%) too. The analysis result a p-value of 0.047 (<0.05).
Conclusion: There is a significant correlation of parents knowledge of motorbike
ridng safety standards and their motorbike riding behavior when carrying a child
among parents in Annur III Kindergarten, Sleman, Yogyakarta.
Keywords: Childs, Parents’ Knowledge, Bahavior, Safety Riding
1.
Undergraduate Nursing Program Student of Respati Yogyakarta University Health
Science Faculty
2.
Lecturer of the Undergraduate Public of Health Program Student of Respati
Yogyakarta University Health Science Faculty
3.
Lecturef of the Undergraduate Nursing Program Student of Respati Yogyakarta
University Health Science Faculty
5. 1
PENDAHULUAN
Global Status Report on Road
Safety 2013 menunjukkan bahwa sekitar
1,24 juta orang meninggal setiap
tahunnya karena kecelakaan di jalan
raya Sebagian besar terjadi pada usia
anak-anak sekolah yang rentang
terhadap pengawasan dan bimbingan
orangtua dan 35 juta korban luka-
luka/cacat akibat kecelakaan lalu lintas
pertahun, Sebanyak 85% korban
meninggal akibat kecelakaan terjadi
di negara-negara berkembang1
.
Kecelakaan lalu lintas berdasarkan data
dari Ditjen Perhubungan Darat 2008
Kejadian kecelakaan lalu lintas di
Indonesia masih terus meningkat dari
tahun ke tahun, pada tahun 2007
sebanyak 109.319 kasus, tahun 2009
jumlah kecelakaan mencapai 62.960
kasus dan terus meningkat menjadi
109.776 pada tahun 2011 dengan
angka pertumbuhan rata-rata 11,64%,
prevalensi cedera di Provinsi DI
Yogyakarta sendiri berada pada
urutan ke-14 yang mempunyai
prevalensi cidera oleh sepeda motor
(39,2%) dari 33 provinsi di
Indonesia2.
Penyebab tingginya kecelakaan
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
faktor manusia pengemudi, penumpang,
dan pemakai jalan lain, faktor
kelengkapan berkendara misalnya SIM
(surat izin mengemudi), STNK,
kendaraan bisa karena faktor jenis
kendaraan itu sendiri, jalanan terjadi
pada kondisi jalan, sarana jalan, fator
lingkungan pada padat transportasi,
cuaca, geografik adanya kabut, hujan,
jalan licin akan membawa resiko
Kecelakaan lalu lintas3
.
Manusia merupakan faktor yang
berkontribusi terbesar dengan kontribusi
sebesar 75-80% pada kecelakaan lalu
lintas. Faktor manusia berperan besar
terhadap terjadinya kecelakaan karena
kelalaian dan ketidaksadaran terhadap
apa yang sedang diperbuat dalam
menggunakan safety riding baik
pengendara, penumpang dan pengguna
jalan lain4
.
Tingginnya angka kejadian
cidera karena kecelakaan mengharuskan
perawat mempunyai peran sebagai
promosi kesehatan dan edukator dalam
bidang keperawatan komunitas, perawat
mempunyai tanggung jawab terhadap
peningkatanya kesehatan masyarakat
misalnya sekolah, keluarga dan individu
maupun kelompok dalam komunitas
dengan intervensi Vehichile promotion
safety 5
.
Dampak kecelakaan kepada
keluarga yaitu psikologis, cidera,
ketidaktahuan, ketidakpatuhan dan
pengabaian manajemen keamanan dan
keselamatan, yang menyebabkan anak-
anak masuk dalam kategori rentan
terjadinya kecelakaan6
. Orang tua
menjadi role model yang baik dan benar
bagi keluarga khususnya anak dalam
keamanan dan keselamatan agar
menurunkan resiko cidera5
.
Hasil penelitian Damayanti
(2014), menunjukan hasil bahwa
pemahaman resiko kecelakaan terbukti
mempunyai hubungan dengan
penggunaan perlengkapan
keselamatan, hal ini terlihat dari
keeratan hubungan sebesar 0,228
dengan p value 0,000 < 0,05 uji
Spearman rho bahwa 55% pengguna
memiliki pemahaman resiko kecelakaan
yang rendah dan 45% pengguna
mempunyai kesadaran penggunaan
perlengkapan keselamatan yang kurang
tepat serta 53% pengguna sepeda
motor memilih menampilkan perilaku
berkendara yang masih tidak
memperhitungkan resiko kecelakaan7
.
Hasil studi pendahuluan
menunjukan dari 20 anak yang diantar,
dari hasil wawancara pengetahuan ke 20
keluarga, tujuh keluarga menggunakan
helm tetapi tidak mengetahui fungsi dari
helm, kelengkapan jumlah spion semua
lampu sein harus berfungsi, jacket,
sarung tangan dan masker, empat
6. 2
keluarga selalu memberikan peringatan
dan edukasi ke anak sebelum
berkendara, enam keluarga mengetahui
sebagian perlengkapan berkendara da
mampu meyebutkan 5 yaitu fungsi helm,
sarung tangan, jacket, spion dan sabuk
ikat anak (safety belt), dan tiga keluarga
kurang tahu mengetahui perlengkapan
berkendara sepeda motor dan dapat
menyebutkan 2 indikator yaitu fungsi
helm dan lampu sein. Untuk perilaku
safety riding yaitu dari hasil
pengamatan, terdapat 16 keluarga yang
kurang dalam safety riding yaitu
keluarga tidak memakai helm dan tidak
memasangkan helm ke anak, spion
motor hanya satu, lampu motor tidak
dinyalakan, tidak menggunakan sabuk
untuk penumpangna anak, dan keluarga
maupun anak tidak memakai jacket dan
sarung tangan, namun terdapat 4
keluarga yang memiliki safety riding
baik yaitu pengendara saat membonceng
anak menggunakan helm, spion dua,
menyalakan lampu utama, memakai
jacket, sarung tangan, sepatu, masker,
memarkir pada tempatnya, memakai
sabuk pengaman dan mengecek kembali
kondisi kendaraan sebelum berangkat.
Berdasarkan uraian dari latar
belakang masalah, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang
“hubungan pengetahuan keluarga
tentang standart keamanan dan
keselamatan berkendara sepeda motor
dengan perilaku safety riding
membonceng anak TK Annur III di
Sleman, Yogyakarta”.
METODE PENELITIAN
Jenis dalam penelitian ini yaitu
kuantitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian Observasional
Analitik dan pendekatan waktu
penelitian Cross Sectional. Penelitian
cross sectional adalah sesuatu penelitian
dimana variabel-variabel yang termasuk
faktor resiko dan variabel-variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus
pada waktu yang sama8
. Waktu
penelitian dilaksanakan pada tanggal 2
Maret- 5 April 2015 di TK Annur III.
Sampel penelitian ini adalah
keluarga yang membonceng anak
mengendarai sepeda motor di TK Annur
III Sleman Yogyakarta berjumlah 51
responden dipilih menggunkan
purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan cara pengisian kuesioner
oleh responden yang telah dipilih sesuai
tujuan penelitian. Analisis uji
menggunakan fisher exact dengan
tingkat kepercayaan yang digunakan
peneliti adalah 95% maka nilai
kesalahan 5%. Apabila nilai p value < 𝛼
(α = 0,05), maka Ha diterima artinya ada
hubungan significant antara
pengetahuan keluarga tentang standart
kemanan dan keselamatan berkendara
sepeda motor dengan perilaku safety
riding membonceng anak di TK Annur
III Sleman Yogyakarta.
HASIL PENELITIAN
a. Gambaran Karakteristik Responden
Berdasarkan Pengetahuan Keluarga
Standart Keamanan dan Keselamatan
Berkendara Sepeda Motor
Tabel 4.2 Gambaran Karakteristik
Responden Berdasarkan Pengetahuan
Keluarga Standart Kemanan dan
Keselamatan Berkendara Sepeda
Motor di TK Annur III Pada Bulan
Maret-April 2015 (n:51).
7. 3
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui
bahwa gambaran karakteristik
responden berdasarkan pengetahuan,
kategori pendidikan sebagian besar
berpendidikan SMA dengan
pengetahuan tinggi sebanyak 24
(77,4%). Sebagian besar pendidikan
Perguruan Tinggi dengan kategori
perilaku baik menggunakan sebanyak 10
(71,4%). Sebagian besar pekerjaan
karyawan swasta dengan pengetahuan
tinggi sebanyak 11 (84,6%). Sebagian
besar kategori umur > 30 tahun dengan
pengetahuan tinggi sebanyak 32
(80,0%). Sebagian besar jenis kelamin
perempuan dengan pengetahuan tinggi
sebanyak 15 (57,7%). Hubungan
pengendara dengan anak yang
dibonceng memiliki pengetahuan yang
tinggi.
b. Gambaran Karakteristik Responden
Berdasarkan Perilaku Safety Riding
Membonceng Anak di TK Annur
III Sleman, Yogyakarta
Tabel 4.3 Gambaran Karakteristik
Responden Berdasarkan Perilaku
Safety Riding Membonceng Anak
Responden di TK Annur III Maret-
April 2015 (n:51).
Berdasarkan Tabel 4.3
diketahui bahwa gambaran
karakteristik responden berdasarkan
perilaku, sebagian besar pendidikan
Karakteristik
Responden
Kategori Pengetahuan
TotalSedang Tinggi
n (%) n (%) n (%)
Pendidikan
Terakhir
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
1
7
4
16,7
22,6
28,6
5
24
10
83,3
77,4
71,4
6
31
14
100,0
100,0
100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
1
11
4,0
42,3
24
15
96,0
57,7
25
26
100,0
100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Karyawan
Swasta
Ibu Rumah
Tangga
Petani
Buruh
Wiraswasta
PNS
Lainnya
0
2
5
0
0
5
0
0
0,0
15,4
45,5
0,0
0,0
35,7
0,0
0,0
1
11
6
1
1
9
7
3
100,0
84,6
54,5
100,0
100,0
64,3
100,0
100,0
1
13
11
1
1
14
7
3
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Total 12 23,0 39 76,5 51 100,0
Umur
< 20 Tahun
21-30 Tahun
> 30 Tahun
1
3
8
100,0
30,0
20,0
0
7
32
0,0
70,0
80,0
1
10
40
100,0
100,0
100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Kekerabatan
Pengendara
Dengan
Anak
Keluarga 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Karakteristik
Responden
Kategori Perilaku Safety
Riding Total
Tidak Baik Baik
n (%) n (%) n (%)
Pendidikan
Terakhir
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
2
9
1
33,3
29,0
7,1
4
22
13
66,7
71,0
92,9
6
31
14
100,0
100,0
100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
10
2
40,0
7,7
15
24
60,0
92,3
25
26
100,0
100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Karyawan
Swasta
Ibu Rumah
Tangga
Petani
Buruh
Wiraswasta
PNS
Lainnya
0
3
1
0
0
6
1
1
0,0
23,1
9,1
0,0
0,0
42,9
14,3
33,3
1
10
10
1
1
8
6
2
100,0
76,9
90,9
100,0
100,0
57,1
85,7
66,7
1
13
11
1
1
14
7
3
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Umur
< 20 Tahun
21-30 Tahun
> 30 Tahun
0
2
10
0,0
20,0
25,0
1
8
30
100,0
80,0
75,0
1
10
40
100,0
100,0
100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
Kekerabatan
Pengendara
Dengan
Anak
Keluarga
12 23,5 39 76,5 51 100,0
Total 12 23,5 39 76,5 51 100,0
8. 4
terakhir berpendidikan SMA dengan
perilaku baik ada menggunakan
sebanyak 22 (43,2%) dan pendidikan
perguruan tinggi dengan perilaku
baik sebanyak 13 (92,9%).Sebagian
besar pekerjaan karyawan swasta
dengan perilaku baik sebanyak 10
(76,9%). Sebagian bersar berumur >
30 tahun dengan perilaku baik
sebanyak 30 (75,0%). Sebagian besar
jenis kelamin perempuan dengan
perilaku baik sebanyak 24 (92,3%).
Kategori kekerabatan pengendara
dengan anak memiliki perilaku yang
baik.
c. Pengetahuan Keluarga Standart
Keamanan dan Keselamatan
Berkendara Sepeda Motor
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Keluarga Standart
Keamanan dan Keselamatan
Berkendara Sepeda Motor di TK
Annur III Maret-April 2015 (n:51).
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui
sebagian besar pengetahuan keluarga
standart keamanan dan keselamatan
berkendara sepeda motor kategori
tinggi sebanyak 39 (76,5%)
responden
c. Perilaku Safety Riding
Membonceng Anak
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Perilaku Safety Riding
Membonceng Anak di TK Annur
III Maret-April 2015 (n:51).
Berdasarkan Tabel 4.5
diketahui sebagian besar perilaku
safety riding membonceng anak
kategori baik yaitu ada
menggunakan sebanyak 39
(76,5%).
Tabel 4.6 Indikator perlaku safety
riding Membonceng Anak di TK
Annur III Maret-April 2015 (n:51).
Berdasarkan Tabel 4.6 kategori
indikator kepemilikan SIM C
sebagian besar memiliki SIM C
sebanyak 44 (86,3%), dan tidak
memiliki SIM C sebanyak 7
(13,7%). Hal ini menunjukan
bahwa perilaku safety riding
membonceng anak TK Annur III
Sleman Yogyakarta pada responden
baik dengan kepemilikan SIM C
sebagian besar pada memiliki SIM
C kategori indikator cara
mengendara sebagian besar dalam
No Kategori Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Indikator Cara
Mengendarai
1. Baik 40 78,4
2. Kurang Baik 11 21,6
Total 51 100,0
Total 51 100,0
Indikator Alat
Pelindung
1. Baik
2. Kurang
Baik
44
7
86,3
13,7
Total 51
Indikator
Kelengkapan
Kendaraan
1. Baik
2. Kurang
Baik
45
6
88,2
11,8
Total 51 100,0
Kepemilikan
SIM C
1. Memiliki
SIM C
2. Tidak
Memiliki SIM C
44
7
86,3
13,7
Total 51 100,0
No Kategori Frekuensi
(n)
Persentase
(% )
1. Tinggi 39 76,5
2. Sedang 12 23,5
Total 51 100,0
No Kategori Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Perilaku
1. Baik 39 76,5
2. Tidak Baik 12 23,5
Total 51 100,0
9. 5
kategori baik sebanyak 40 (78,4%),
indikator alat pelindung diri
sebagian besar dalam kategori baik
sebanyak 44 (86,3%), indikator
kelengkapan kendaraan sebagian
besar dalam kategori baik sebanyak
45 (88,2%).
d. Analisis Bivariat
Tabel 4.6 Hubungan Antara
Pengetahuan Keluarga Standart
Keamanan dan Keselamatan
Berkendara Sepeda Motor
Dengan Perilaku Safety Riding
Membonceng Anak di TK
Annur III Sleman, Yogyakarta
Maret-April 2015 (n:51).
Berdasarkan tabel 4 diketahui
bahwa hasil Uji fisher exact
diperoleh p value 0,047 (<0,05),
maka hipotesis alternatif diterima.
Artinya ada hubungan significant
antara pengetahuan keluarga
standart kemanan dan
keselamatan berkendara sepeda
motor dengan perilaku safety
riding membonceng anak TK
Annur III Sleman Yogyakarta.
PEMBAHASAN
Hasil analisis data gambaran
pengetahuan berdasarkan karakteristik
responden penelitian diketahui bahwa
sebagian responden berpengetahuan
tinggi memiliki pendidikan SMA,
sebagian besar pengetahuan tinggi
bekerja sebagai karyawan swasta,
sebagian besar pengetahuan tinggi pada
usia dewasa akhir, sebagian besar
pengetahuan tinggi berjenis kelamin
laki-laki. Kekerabatan dengan anak
sebagai keluarga memiliki pengetahuan
tinggi. Gambaran perialaku safet riding
berdasarkan karakteristik diketahui
bahwa sebagian besar responden
perilaku baik memiliki pendidikan
SMA, sebagian besar perilaku baik
memiliki Pekerjaan sebagai karyawan
swasta, sebagian besar perilaku baik
dalam safety riding pada umur dewasa
akhir, sebagian besar perilaku baik pada
jenis kelamin laki-laki, Kekerabatan
dengan anak sebagai keluarga memiliki
perilaku baik dan hasil analisis fisher
exact test diperoleh p value 0,047 (<
0,05), maka hipotesis alternatif diterima.
Artinya ada hubungan significant antara
pengetahuan keluarga standart kemanan
dan keselamatan berkendara sepeda
motor dengan perilaku safety riding
membonceng anak TK Annur III
Sleman Yogyakarta.
Notoatmodjo (2012), pengetahuan
adalah merupaan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang mengadakan
pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan terhadap objek
terjadi melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu pengindraan sampai
mengahasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian persepsi terhadap obyek.
Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Hasil penelitian yang telah
dilaksanakan didukung oleh penelitian
Damayanti (2014), menunjukkan
pemahaman resiko kecelakaan terbukti
Pengetahuan
keluarga
Perilaku Safety Riding
Total P-
value
Tidak Baik Baik
n (%) n (%) n (%)
Sedang 0 0,0 1
2
23,5 12 23,5
0,047Tinggi 1
2
23,5 2
7
52,9 39 76,5
Total 1
2
23,5 3
9
76,5 51 100,0
10. 6
mempunyai hubungan dengan
penggunaan perlengkapan keselamatan.
Hal ini dibuktikan dengan keeratan
hubungan sebesar sebesar 0,228 dan
nilai p value 0, 000< 0,05 uji korelasi
Spearman. Pemahaman resiko juga
mempunyai hubungan dengan perilaku
berkendara. Bahwa 55% pengguna
memiliki pemahaman resiko kecelakaan
yang rendah dan 45% pengguna
mempunyai kesadaran penggunaan
perlengkapan keselamatan yang
kurang tepat serta 53% pengguna
sepeda motor memilih menampilkan
perilaku berkendara yang masih tidak
memperhitungkan resiko kecelakaan9
.
Hasil penelitian yang telah
dilaksanaakan contra oleh Asdar (2013)
yaitu hubungan perilaku safety riding
dengan pengetahuan siswa yang
memiliki pengetahuan “cukup” lebih
tinggi yakni 107 orang (61,1%)
dibandingkan siswa yang
berpengetahuan “kurang” yang hanya
68 orang (38,9%). Hasilnya variabel
pengetahuan tidak berhubungan
dengan perilaku p=0,18 (>1%)10
.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan pada bab IV, maka
kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Pengetahuan keluarga standart
keamanan dan keselamatan
berkendara sepeda motor sebagian
besar dalam kategori tinggi.
2. Perilaku safety riding membonceng
anak sebagian besar dalam kategori
baik (ada digunakan).
3. Ada hubungan significant antara
pengetahuan keluarga standart
kemanan dan keselamatan
berkendara sepeda motor dengan
perilaku safety riding membonceng
anak TK Annur III Sleman
Yogyakarta.
SARAN
1. Khususnya untuk tenaga
keperawatan komunitas atau OHN
(Occupational Health Nurse)
Agar memberikan pendidikan
kesehatan mengenai Vehichile
promotion safety ke sekolah,
masyarakat desa, kota, pekerja, dan
tempat-tempat komunitas yang
cenderung beresiko penurunan
keamanan dan transportasi
mengenai memakai Helm SNI dan
kepemilikan SIM untuk pengendara
maupun penumpang dalam hal ini
keluarga dan anak. Khususnya
untuk tenaga keperawatan gawat
darurat agar meningkatkan
pertolongan awal dengan
penatalaksanaan yang tepat dan
cepat saat awal kejadian
kecelakaan lalu lintas untuk
menurukan angka kejadian SCI
spinal cord injury.
2. Bagi Puskesmas Pembina
Sesuai dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan bahwa masih
terdapat sebagian keluarga yang
tidak mempunyai SIM dan telah
berkendara, masih rendahnya
perilaku tidak memakaiakan helm
SNI kepada anak dan pengendara
sendiri, kesadaran akan memasan
spion 2 masih kurang maka perlu
kampanye dan promosi kesehatan
keamanan dan keselamatan di jalan
ditujukan kepada anak sekolah dan
keluarga dan orang tua untuk
peningkatan kemanan dan
keselamatan berkendara dengan
memiliki SIM, memasang dua
spion kendaraan, membonceng
anak dengan menggunakan safety
harnes, dan memakai helm SNI
ketika berkendara baik pengendara
maupun penumpang.
11. 7
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar dapat melakukan
penelitian pada faktor lain yang
menyebabkan perilaku safety riding
yang dapat menyebabkan
kecelakaan kendaraan sepeda
motor karena pada penelitian yang
telah dialakukan sebagian besar
responden memiliki pengetahuan
yang tinggi dan perilaku yang baik.
4. Bagi Penegak Hukum Lalu Lintas
Khususnya Polisi jalan raya agar
memberikan pelatihan tentang
bagaimana berkendara yang aman,
mengatur, mentertibkan dan
mengayomi masyarakat dijalan
raya, khususnya departemen
perhubungan ditjen perhubungan
darat dengan pemerintah daerah
agar memberikan bimbingan
berkendara dan menghimbau dalam
kepemilikan SIM sebelum
berkendara karena dapat
meningkatkan pengetahuan
sehingga memiliki perilaku safety
riding yang baik, lalu memperbaiki
rambu-rambu lalu lintas,
menambah alat pengatur lalu lintas,
mengamankan dan membersihkan
lingkungan jalan raya,
memperbaiki kondisi jalan, serta
ikut berpartisipasi memberikan
penyuluhan terkait kemanan
dijalan.
5. Bagi Guru TK
Agar memberikan pengawasan dan
menghimbau ke keluarga mengenai
keamanan dalam berkendara dan
safety riding dalam membonceng
anak.
6. Bagi Orang Tua
Agar meningkatkan pengetahuan
tentang satandart keamanan dan
keselamatan berkendara sehingga
mampu memberikan perilaku
keamanan dan keselamatan
berkendara. Orang tua yang
membonceng anak diharuskan
memiliki SIM sehingga telah
mendapatkan bimbingan dan
pelatihan berkendara.
DAFTAR PUSTAKA
1. DepHub RI DitJen
Perhubungan Darat. (2012).
Buku Petunjuk Tata Cara
Bersepeda Motor Di
Indonesia.
http://mdpanjaitan.files.wordp
ress.com. Diakses tanggal 10
Oktober 2014.
2. Riskesdas. (2013). (Riset
Kesehatan Dasar Nasional
Indonesia). Cidera.
3. Bustan, M. N. (2007).
Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular. Jakarta : Rineka
Cipta.
4. POLRI diolah kembali oleh
Direktorat Keselamatan
Transportasi Darat. Ditjen.
Hubdat/ National Traffic
Police (NTP) Indonesia be
recompiled by Directorate of
Road Transportation Safety.
Directorate of Land
Transportation, 2013) diakses
di gis.DepHub.go.id pada
tanggal 15 Oktober 2015.
5. Potter dan Perry. 1997.
(2005). Fundamental Of
Nursing Concepts, Process,
And Practice. Vol.1.
Philadelphia: EGC, Mosby.
6. Elliott, M. A. Baughan, C. J,
Broughton, J. Chinn. B.
Grayson, G. B, Knowles, J.
Smith, L. R and Simpson, H.
(2010), Motorcycle safety: a
scoping study, Prepared for
Road Safety Division,
Department for
Transport,USA. Diakses
tanggal 15 Oktober 2014.
7. Damayanti,T.A. (2014).
Analisis Hubungan
Pemahaman Resiko
Kecelakaan Dengan
12. 8
Penggunaan Perlengkapan
Keselamatan Dan Perilaku
Berkendara Serta Usulan
Peningkatan Keselamatan
Pengguna Sepeda Motor.
Jurnal Ugm. Diakses pada 24
Oktober 2014.
8. Notoatmodjo. S. (2012).
Metidologi Penelitian. Cet.
Ke-2. Jakarta : Reneka Cipta.
Dan Nasir., A, Muhith, A Dan
Ideputri, M.E. (2011).
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta :
Nuhamedika.
9. Damayanti,T.A. (2014).
Analisis Hubungan
Pemahaman Resiko
Kecelakaan Dengan
Penggunaan Perlengkapan
Keselamatan Dan Perilaku
Berkendara Serta Usulan
Peningkatan Keselamatan
Pengguna Sepeda Motor.
Jurnal Ugm. Diakses pada 24
Oktober 2014.
10. Asdar., M. R. dan Sidik, D.
(2013). Perilaku Safety
Riding Pada Siswa SMA di
Kabupaten Pangkep. Jurnal
Fakultas Kesehatan
masyarakat. Universitas
Hasanuddin Makasar.