SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Organogenesis 2
PRESENTED BY :
1) 4411413019
2) 4411413022
3) 4411413043
4) 4411413031
Organogenesis
 Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ
yang berasal dari tiga lapisan germinal embrio yang telah
terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi.
 Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan
berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda
namun berkaitan satu dengan yang lain.
 Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir
embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif
menjadi ciri suatu individu.
 Organogensis dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir
pada akhir minggu ke 8.
 Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat
tubuh.
 Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk
primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian
berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang
spesifik bagi keluarga hewan dalam satu spesies.
 Organogenesis mencakup proses transformasi atau perubahan
bentuk serta proses diferensiasi proses yang terjadi secara terus
menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur yang
spesifik.
 Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang diperantarai oleh
molekul signalling yang bervariasi.
 Dengan berakhirnya organogenesis maka ciri-ciri eksternal dan
sistem organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embrio
disebut fetus.
Tahap-tahap Organogenesis
A. Periode pertumbuhan antara
Pada periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian –
bagian tubuh embrio sehingga menjadi bentuk yang definitif,
yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya tingkat
berudu.
B. Periode pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian
bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu (pertumbuhan
jenis kelamin, roman / wajah yang khas bagi suatu individu).
Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode
antara dan akhir tidak jelas.
EKTODERM
KULIT DAN TURUNANNYA
 Selama perkembangan embrionik, kulit berperan sebagai
permukaan embrio yang langsung berhubungan dengan
lingkungan eksternal, pada mamalia tingkat tinggi, embrio
dilindungi oleh sekret putih yang disebut vernik casiosa,
sebagai pelindung kulit dari cairan amnion.
 Saat kulit sudah berkembang menjadi struktur postnatal
yang normal, fungsi pelindung kulit dilakukan oleh kelenjar-
kelenjar yang ada di dalamnya.
Epidermis
 Satu lapisan ektoderm berkembang menjadi struktur
epidermal berlapis dua yang berupa lapisan sel periderm
pipih di permukaan tubuh.
 Fungsi : pertukaran air, Na+ , dan glukosa antara kulit cairan
amnion.
 Tahap epidermis berlapis tiga bakal lapisan basal yang aktif
berproliferasi, membentuk lapisan intermedier. Kemudian
terjadi diperensiasi sel-sel epidermal dengan terjadinya
proses keratinisasi (proses pembentukan = keratinosit)
Terdapat tiga jenis sel yang masuk ke dalam epidermis
embrio dan tetap ada selama hidup individu dewasa
 Melanoblas pial neural
 Melanoblas berdiferensiasi menjadi melanosit untuk pigmentasi kulit
ex: albino melanosit normal namun kekurangan enzim terosinase
(as.amino melanin)
 Sel Lngerhans prekursor sumsum tulang
 Sel ini memproses anti gen yang mempenetrasi epidermis bergabung
dengan limfosit T untuk memulai respons yang diperantarai sel
melawan anti gen
 Sel merkel pial neural
 sel merkel berhubungan dengan ujung saraf bebas berperan sebagai
mekanoreseptor adaptasi lambat pada kulit.
 Epidermal dewasa berupa sel berlapis , ketebalannya berbeda
pada tempat yang berlainan di permukaan tubuh. Lapisan basal
melekat pada lamina basalis memisahkan epidermal dan dermis.
Hasil pembelahan lapisan basal yang bermitosis menggeser
lapisan ke arah permukaan.
 Keratin : suatu kelompok besar protein. Dibagi menjadi tipe A dan
B. Keratinosit menggeser ke stratum spinosum, sel ini
mengembangkan jaringan filamen keratin di desmosom (struktur
yang mengikat dengan sel tetangga).
 Granula-granula keratohialin di stratum granulosum akan pecah,
keratin tampak jelas. Keratinosit ke lapisan transisional dan inti
mulai hilang, sel menjadi pipih menjadi stratum korneum.
 Secara normal waktu hidup sel epidermal manusia dari mulai
dibentuk –terkelupas dari permukaan kulit (±4 minggu).
Organogenesis Kulit pada Embrio Manusia
Sampai umur 1 bulan, embrio manusia hanya memiliki penutup
tubuh berupas elapis sel ektoderm berbentuk kubus
Sel-sel ektoderm membelah secara mitosis membentuk 2 lapisan,
yaitu periderm (sebelah atas) dan ektoderm (sebelah bawah).
Periderm hilang sebelum bayi lahir.
Pada akhir bulan ke-2 sel-sel ektoderm berproliferasi membentuk
2-3 lapis sel yang disebut stratum germinativum (stratum basale).
Stratum berikutnya terbentuk di atasnya, yaitu stratum spinosum.
• Dermis kulit dibentuk oleh sel-sel mesenkim
yang berasal dari mesoderm somatik
hipomer atau dari dermatom epimer.
• Sel-sel mesenkim membentuk jaringan ikat,
pembuluh darah, serta otot polos penegak
rambut (pada kulit berambut).
• Saraf dan ujung-ujung saraf yang terdapat
di dermis merupakan cabang dari saraf-
saraf yang memasuki kulit.
Berikutnya terbentuk stratum granulosum yang
terdiri dari 3-5 lapis sel; sel-selnya memiliki granula
keratohialin.
Berikutnya terbentuk stratum lusidum (pada kulit tak
berambut/ kulit tebal) berupa selapis tipis sel.
Selanjutnya terbentuk stratum korneum yang
merupakan lapisan epidermis teratas. Sel-sel mati dari
startum korneum secara kontinyu dilepaskan dari
permukaan kulit, digantikan oleh sel-sel lusidum. Sel-
sel lusidum digantikan oleh sel-sel dari lapisan
granulosum, dan seterusnya. Hal ini dapat terjadi
karena sel-sel pada stratum germinativum selalu aktif
berproliferasi.
MESODERM
Mesoderm adalah seluruh otot, jaringan- jaringan
ikat padat (tulang, kartilago dan serat), darah
dari pembuluh-pembuluhnya, serta mesenterium
tipis yang menghubungkan hampir semua organ
dalam ke dinding tubuh, (Nurhayati, 2004).
ENDODERM
Saluran
Pencernaan
Primitif Usus Depan
(Fore Gut)
Usus Belakang
(Hind Gut)
Usus Tengah
(Mid Gut)
Organogenesis Saluran Pencernaan
Usus depan
 terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron
bagian anterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.
 usus depan akan menjadi rongga mulut, faring, esofagus,
lambung dan duodenum.
Usus tengah
 daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang.
 usus tengah akan menjadi yeyunum, ileum dan kolon.
Usus belakang
 terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron
bagian posterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.
 Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau anus.
 Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel
mulut dan anus – dari ektoderm.
 Jaringan-jaringan/ struktur-struktur lain penyusun saluran
pencernaan dibentuk oleh mesoderm splanknik
Turunan-turunan
endoderm.
Diagram tabung usus
(metenteron, gut)
beserta tonjolan-
tonjolannya.
Pembentukan
Mulut

Mulut terbentuk pada bagian anterior usus
depan
Invaginasi ektoderm (lekuk
stomodeum) yang diikuti dengan
evaginasi endoderm usus depan
menyebabkan terbentuknya keping oral.
Keping oral makin lama makin menipis,
akhirnya pecah, menjadi lubang mulut.
Tahap 1
Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang
Tahap 2
Invaginasi ektoderm (lekuk proktodeum) yang diikuti
dengan evaginasi endoderm usus belakang
menyebabkan terbentuknya keping anal
Tahap 3
Invaginasi ektoderm (lekuk proktodeum) yang diikuti
dengan evaginasi endoderm usus belakang
menyebabkan terbentuknya keping anal
Pembentukan
Anus

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
 
Vektor bioteknologi
Vektor bioteknologiVektor bioteknologi
Vektor bioteknologi
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 
siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Perkembangan Embrio
Perkembangan EmbrioPerkembangan Embrio
Perkembangan Embrio
 
morfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batangmorfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batang
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
PPT Embriologi Tumbuhan - AngiospermaePPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
PPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
 
Siklus sel
Siklus selSiklus sel
Siklus sel
 
Laporan 1 alat ek um
Laporan 1 alat ek umLaporan 1 alat ek um
Laporan 1 alat ek um
 
Transkripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasiTranskripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasi
 
Protozoa volvox globator
Protozoa  volvox globatorProtozoa  volvox globator
Protozoa volvox globator
 

Similar to Organogenesis 2

Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorIkhsan Ismail Safrani
 
Organogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosianaOrganogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosianaOchii Orchidaceae
 
Organogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosiana Organogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosiana Ochii Orchidaceae
 
BIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisBIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisNur Aini
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasif' yagami
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumenKANDA IZUL
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfAgathaHaselvin
 
Malakah Sistem integumen
Malakah Sistem integumenMalakah Sistem integumen
Malakah Sistem integumensanty samuel
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenarniwianti
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iNining Mtsnkra
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumenf' yagami
 
Anatomi Integumen
Anatomi IntegumenAnatomi Integumen
Anatomi IntegumenDedi Kun
 
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docxanatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docxAnyapinkcorn
 

Similar to Organogenesis 2 (20)

Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
 
Organogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosianaOrganogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosiana
 
Organogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosiana Organogenesis manusia febria rosiana
Organogenesis manusia febria rosiana
 
BIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisBIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_Organogenesis
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
 
Jaringan embrional
Jaringan embrionalJaringan embrional
Jaringan embrional
 
Fisiologi manusia a fisiologi santiku
Fisiologi manusia a fisiologi santikuFisiologi manusia a fisiologi santiku
Fisiologi manusia a fisiologi santiku
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Anatomi fisiologi integumen akper
Anatomi fisiologi integumen akperAnatomi fisiologi integumen akper
Anatomi fisiologi integumen akper
 
REPRODUKSI
REPRODUKSIREPRODUKSI
REPRODUKSI
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Malakah Sistem integumen
Malakah Sistem integumenMalakah Sistem integumen
Malakah Sistem integumen
 
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
 
Sph
SphSph
Sph
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Anatomi Integumen
Anatomi IntegumenAnatomi Integumen
Anatomi Integumen
 
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docxanatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
 

More from Agustin Dian Kartikasari

Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiAgustin Dian Kartikasari
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesisPPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesisAgustin Dian Kartikasari
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Agustin Dian Kartikasari
 
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DPPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DAgustin Dian Kartikasari
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaAgustin Dian Kartikasari
 

More from Agustin Dian Kartikasari (20)

Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
 
Gymnospermae
GymnospermaeGymnospermae
Gymnospermae
 
Eudikot
EudikotEudikot
Eudikot
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - PteridophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesisPPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemonPPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
 
PPT Embriologi Tumbuhan
PPT Embriologi TumbuhanPPT Embriologi Tumbuhan
PPT Embriologi Tumbuhan
 
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DPPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
 
PPT Anatomi Tumbuhan
PPT Anatomi TumbuhanPPT Anatomi Tumbuhan
PPT Anatomi Tumbuhan
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 

Recently uploaded

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Organogenesis 2

  • 1. Organogenesis 2 PRESENTED BY : 1) 4411413019 2) 4411413022 3) 4411413043 4) 4411413031
  • 2. Organogenesis  Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi.  Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.  Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu.  Organogensis dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8.
  • 3.  Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh.  Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu spesies.  Organogenesis mencakup proses transformasi atau perubahan bentuk serta proses diferensiasi proses yang terjadi secara terus menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur yang spesifik.  Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang diperantarai oleh molekul signalling yang bervariasi.  Dengan berakhirnya organogenesis maka ciri-ciri eksternal dan sistem organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embrio disebut fetus.
  • 4. Tahap-tahap Organogenesis A. Periode pertumbuhan antara Pada periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya tingkat berudu. B. Periode pertumbuhan akhir Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman / wajah yang khas bagi suatu individu). Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan akhir tidak jelas.
  • 5.
  • 6.
  • 8. KULIT DAN TURUNANNYA  Selama perkembangan embrionik, kulit berperan sebagai permukaan embrio yang langsung berhubungan dengan lingkungan eksternal, pada mamalia tingkat tinggi, embrio dilindungi oleh sekret putih yang disebut vernik casiosa, sebagai pelindung kulit dari cairan amnion.  Saat kulit sudah berkembang menjadi struktur postnatal yang normal, fungsi pelindung kulit dilakukan oleh kelenjar- kelenjar yang ada di dalamnya.
  • 9. Epidermis  Satu lapisan ektoderm berkembang menjadi struktur epidermal berlapis dua yang berupa lapisan sel periderm pipih di permukaan tubuh.  Fungsi : pertukaran air, Na+ , dan glukosa antara kulit cairan amnion.  Tahap epidermis berlapis tiga bakal lapisan basal yang aktif berproliferasi, membentuk lapisan intermedier. Kemudian terjadi diperensiasi sel-sel epidermal dengan terjadinya proses keratinisasi (proses pembentukan = keratinosit)
  • 10. Terdapat tiga jenis sel yang masuk ke dalam epidermis embrio dan tetap ada selama hidup individu dewasa  Melanoblas pial neural  Melanoblas berdiferensiasi menjadi melanosit untuk pigmentasi kulit ex: albino melanosit normal namun kekurangan enzim terosinase (as.amino melanin)  Sel Lngerhans prekursor sumsum tulang  Sel ini memproses anti gen yang mempenetrasi epidermis bergabung dengan limfosit T untuk memulai respons yang diperantarai sel melawan anti gen  Sel merkel pial neural  sel merkel berhubungan dengan ujung saraf bebas berperan sebagai mekanoreseptor adaptasi lambat pada kulit.
  • 11.  Epidermal dewasa berupa sel berlapis , ketebalannya berbeda pada tempat yang berlainan di permukaan tubuh. Lapisan basal melekat pada lamina basalis memisahkan epidermal dan dermis. Hasil pembelahan lapisan basal yang bermitosis menggeser lapisan ke arah permukaan.  Keratin : suatu kelompok besar protein. Dibagi menjadi tipe A dan B. Keratinosit menggeser ke stratum spinosum, sel ini mengembangkan jaringan filamen keratin di desmosom (struktur yang mengikat dengan sel tetangga).  Granula-granula keratohialin di stratum granulosum akan pecah, keratin tampak jelas. Keratinosit ke lapisan transisional dan inti mulai hilang, sel menjadi pipih menjadi stratum korneum.  Secara normal waktu hidup sel epidermal manusia dari mulai dibentuk –terkelupas dari permukaan kulit (±4 minggu).
  • 12.
  • 13. Organogenesis Kulit pada Embrio Manusia Sampai umur 1 bulan, embrio manusia hanya memiliki penutup tubuh berupas elapis sel ektoderm berbentuk kubus Sel-sel ektoderm membelah secara mitosis membentuk 2 lapisan, yaitu periderm (sebelah atas) dan ektoderm (sebelah bawah). Periderm hilang sebelum bayi lahir. Pada akhir bulan ke-2 sel-sel ektoderm berproliferasi membentuk 2-3 lapis sel yang disebut stratum germinativum (stratum basale). Stratum berikutnya terbentuk di atasnya, yaitu stratum spinosum.
  • 14. • Dermis kulit dibentuk oleh sel-sel mesenkim yang berasal dari mesoderm somatik hipomer atau dari dermatom epimer. • Sel-sel mesenkim membentuk jaringan ikat, pembuluh darah, serta otot polos penegak rambut (pada kulit berambut). • Saraf dan ujung-ujung saraf yang terdapat di dermis merupakan cabang dari saraf- saraf yang memasuki kulit.
  • 15. Berikutnya terbentuk stratum granulosum yang terdiri dari 3-5 lapis sel; sel-selnya memiliki granula keratohialin. Berikutnya terbentuk stratum lusidum (pada kulit tak berambut/ kulit tebal) berupa selapis tipis sel. Selanjutnya terbentuk stratum korneum yang merupakan lapisan epidermis teratas. Sel-sel mati dari startum korneum secara kontinyu dilepaskan dari permukaan kulit, digantikan oleh sel-sel lusidum. Sel- sel lusidum digantikan oleh sel-sel dari lapisan granulosum, dan seterusnya. Hal ini dapat terjadi karena sel-sel pada stratum germinativum selalu aktif berproliferasi.
  • 17. Mesoderm adalah seluruh otot, jaringan- jaringan ikat padat (tulang, kartilago dan serat), darah dari pembuluh-pembuluhnya, serta mesenterium tipis yang menghubungkan hampir semua organ dalam ke dinding tubuh, (Nurhayati, 2004).
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 32. Saluran Pencernaan Primitif Usus Depan (Fore Gut) Usus Belakang (Hind Gut) Usus Tengah (Mid Gut)
  • 33. Organogenesis Saluran Pencernaan Usus depan  terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian anterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.  usus depan akan menjadi rongga mulut, faring, esofagus, lambung dan duodenum. Usus tengah  daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang.  usus tengah akan menjadi yeyunum, ileum dan kolon. Usus belakang  terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron bagian posterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.  Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau anus.
  • 34.  Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel mulut dan anus – dari ektoderm.  Jaringan-jaringan/ struktur-struktur lain penyusun saluran pencernaan dibentuk oleh mesoderm splanknik Turunan-turunan endoderm. Diagram tabung usus (metenteron, gut) beserta tonjolan- tonjolannya.
  • 35. Pembentukan Mulut  Mulut terbentuk pada bagian anterior usus depan Invaginasi ektoderm (lekuk stomodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus depan menyebabkan terbentuknya keping oral. Keping oral makin lama makin menipis, akhirnya pecah, menjadi lubang mulut.
  • 36. Tahap 1 Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang Tahap 2 Invaginasi ektoderm (lekuk proktodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus belakang menyebabkan terbentuknya keping anal Tahap 3 Invaginasi ektoderm (lekuk proktodeum) yang diikuti dengan evaginasi endoderm usus belakang menyebabkan terbentuknya keping anal Pembentukan Anus