2. Autakoid
substansi (kimia) selain transmitor yang
secara normal ada di dalam tubuh dan punya
peran atau fungsi fisiologik penting baik
dalam keadaan normal (sehat) maupun
patologik (sakit)
3. Histamin
Histamin : β- aminoethylimidazole
Merupakan molekul hidrofilik yang terdiri dari cincin
imidazol dan group amino yg dihubungkan o/ 2
group methylene.
struktur :
Ada 3 macam reseptor histamin : Reseptor H1, H2
dan H3 (baru ditemukan dan belum diyakini
mempunyai fungsi klinis)
NHN
CH2CH2NH2
4. Efek histamin timbul melalui aktivasi reseptor
histaminergik H1, H2 dan H3.
Reseptor-H1 : sel otot polos, endotel dan otak.
Reseptor-H2 : mukosa lambung (pada sel parietal),otot
jantung, sel mast, dan otak.
Reseptor-H3 : presinaptik (di otak, pleksus mienterikus
dan saraf lainnya).
6. Distribusi dan Biosintesis Histamin
Jaringan yg banyak mengandung mast cell spt kulit,
mukosa pd cab bronkia, dan mukosa usus
mengandung banyak histamin.
Setiap mamalia yg mengandung histamin mampu
mensintesisnya dari histidine o/ L-histidine
decarboxylase.
Ada 2 macam jalur metabolisme histamin dlm tubuh
manusia.
8. Jalur metabolisme histamin
Jalur yang kiri adlh lebih banyak terjadi, yaitu metilasi
cincin membentuk N-methylhistamine. Kmdn diubah mjd
N-methylimidazolacetic acid yg dikatalisa o/ enzim MAO.
Proses ini dihambat o/ MAO inhibitor.
Untuk jalur kanan, tdk terlalu penting karena
metabolitnya nantinya akan dikeluarkan beserta urin.
Terdaptnya N-methylhistamine di dlm urin menunjukkan
kemungkinan terjadinya infeksi pd saluran genitourinary
o/ bakteri yg dpt mendekarboxilasi histidine. Jadi bkan
karena adanya histamine
Pd pasien dg mastocytosis tjd kelainan metabolisme
histamine, shg pad urine jg dijumapai adanya metabolit
histamin
9. Fungsi Histamin
Fungsi fisiologis sbg mediator yg tersimpan dlm mast
cell dan dilepaskan karena adanya interaksi antara
antigen dan IgE di permukaan mast cell (respon
immediate hypersensitivity dan allergy)
Aksi histamin pd otot polos bronkial dan pembuluh darah
merupakan bagian dr simtom allergi.
Berperan penting dlm regulasi sekresi asam lambung
dan merupakan modulator pelepasan neurotransmitter.
Histamin dpt dilepaskan karena obat, protein, bisa dan
senyawa lain. Dpt menyebabkan reaksi anaphylactoid,
“red man syndrom” dan hipotensi.
Histamin dpt jg dilepaskan krn faktor2 lain spt dingin,
kolinergik, sinar matahari ataupun kerusakan sel yg tdk
spesifik.
10. Efek farmakologi : Reseptor H1 dan H2
Histamin dpt berefek lokal maupun meluas pd otot polos
dan kelenjar.
Keracunan histamin pd makanan dpt terjadi dan
simtomnya dpt ditekan dg reseptor H1 antagonis.
Sistim Cardiovascular: vasodilasi (reseptor H1 dan H2),
meningktnya permeabilitas kapiler shg menyebabkan
edema (reseptor H1), triple respons (bercak merah,
melebar dan membengkak), meningkatkan kontraksi
jantung, Histamin shock.
Ekstravascular otot polos : kontraksi ( H1), relaxasi (H2)
Kelenjar endokrin : sekresi asam lambung (reseptor H2)
Ujung staraf : sakit, gatal dan efek tdk langsung
(reseptor H1)
11. Reseptor H1 dan H2
Termasuk reseptor tergandeng protein G
Reseptor H1 terikat pada fosfolipase C,
aktivasinya meninigkatkan pembentukan
inosito;-1,4,5-trifosfat (IP3) dan diacylglycerol
dari fosfolipid pd membran sel.
Reseptor H2 berhubungan dg stimulasi
adenylyl cyclase dan aktivasi cyclic AMP-
dependent protein kinase pd sel target