SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
URAIAN MATERI
β€œGERAK MELINGKAR BERATURAN”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Sekolah 1
Oleh
Kelompok 4
Puji Astuti (4201412038)
Winda Yulia Sari (4201412094)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
GERAK MELINGKAR BERATURAN (GMB)
Kompetensi Inti: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar: Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju
konstan dan penerapannya dalam teknologi.
PETA KONSEP
Memiliki besaran dasar
cirinya
contoh
mengalami
GERAK
MELINGKAR
BERATURAN
Percepatan sentripetal
saja
Kecepatatan sudut
tetap
Jari-jari
Frekuensi
Periode
Gerak ujung jarum
mekanik
Pada Bab 2 Anda telah mempelajari gerak lurus, yaitu GLB dan GLBB.
Pada bab ini Anda akan mempelajari gerak melingkar bearturan, yang persamaan
kinematikanya mirip dengan GLB.
Salah satu aplikasi gerak melingkar (GMB) dapat dilihat pada gambar di
atas. Dari keadaan diam, perlahan-lahan kincir angin berputar terhadap porosnya.
Beberapa saat kemudian, kelajuan linear dan kecepatan sudut putarnya menjadi
konstan, sehingga para penumpang dapat menikmati permainan ini dengan
nyaman. Sewaktu mengendarai mobil yang menempuh GLB, penumpang merasa
nyaman karena mereka tidak mengalami percepatan. Apakah pada permainan
kincir berputar yang menempuh GMB, penumpang juga merasa nyaman karena
mereka tidak mengalami percepatan? Untuk mengetahui jawabannya, ayo pelajari
bab ini dengan antusias.
A. Besaran dalam Gerak Melingkar
Pada subbab ini Anda harus mampu:
1. Mendefinisikan besaran-besaran Fisika dalam gerak melingkar.
2. Memformulasikan hubungan antara besaran-besaran Fisika dalam gerak
melingkar dan gerak lurus.
Pada gerak lurus yang telah Anda pelajari pada Bab 2, posisi suatu benda
setiap saat berubah terhadap suatu acuan. Bagaimana dengan gerak berputarnya
jarum jam? Jarum jam yang selalu bergerak, dikatakan ujung jarum detik
melakukan gerak melingkar beraturan dengan panjang jarum sebagai jari-jarinya.
Jarum detik selalu menempuh sudut 3600 selama 60 sekon. Dan jarum jam selalu
menempuh 3600 selama 24 jam. Gerak yang dialami oleh jarum detik dan jarum
jam tersebut disebut dengan gerak melingkar. Jadi, gerak melingkar beraturan
adalah gerak titik materi menurut lintasan lingkaran yang setiap saat menempuh
busur tertentu. Atau gerak dengan lintasan lingkaran dan kecepatan sudut konstan.
Gambar 1. jarum detik dan jarum menit yang mengalami GMB
Pada gerak lurus Anda mengenal besaran perpindahan (linear) dan
kecepatan (linear), keduanya termasuk besaran vektor. Pada gerak melingkar pun
Anda akan mengenal besaran yang mirip dengan itu, yaitu perpindahan sudut dan
kecepatan sudut, keduanya juga termasuk besaran vektor. Pada gerak lurus Anda
telah mengenal besaran ketiga, yaitu percepatan (linear). Pada gerak melingkar,
yang mirip dengan besaran ini adalah percepatan sudut.
1. Apakah Perpindahan Sudut dalam Gerak Melingkar itu?
Misalnya kita tinjau gerak roda kendaraan yang berputar. Ketika roda
berputar, tampak bahwa selain poros alias pusat roda, bagian lain dari roda
tersebut juga selalu berpindah terhadap pusat roda sebagai titik acuan.
Perpindahan pada gerak melingkar disebut perpindahan sudut.
Ada tiga cara menghitung perpindahan sudut. Cara pertama adalah
menghitung sudut dalam derajat (0). Satu lingkaran penuh sama dengan 3600.
Cara kedua adalah mengukur sudut dalam putaran. Satu lingkaran penuh
sama dengan satu putaran. Dengan demikian, satu putaran = 3600. Cara
ketiga adalah dengan radian. Radian adalah satuan internasional (SI) untuk
perpindahan sudut, sehingga satuan ini akan sering kita gunakan dalam
perhitungan. Bagaimana mengukur sudut dengan radian?
Mari kita amati gambar di bawah ini.
Gambar 2. Cara mengukur sudut dengan radian
Nilai radian dalam sudut adalah perbandingan antara jarak linear x dengan
jari-jari r. Jadi, ΞΈ (rad) =
𝒙
𝒓
Perhatikan bahwa satu putaran sama dengan keliling lingkaran, sehingga dari
persamaan di atas, diperoleh:
ΞΈ (rad) =
2πœ‹π‘Ÿ
π‘Ÿ
= 2πœ‹ rad
Berikut ini konversi sudut yang perlu anda ketahui =
1 putaran = 3600 = 2πœ‹ rad
1 rad =
180
πœ‹
derajat = 57, 30
Perhatikan, derajat, putaran, dan radian adalah besaran yang tidak
memiliki dimensi. Jadi, jika ketiga satuan ini terlibat dalam suatu
perhitungan, ketiganya tidak mengubah satuan yang lain. Namun perlu anda
ingat, jika menggunakan satuan SI, Anda harus menggunakan satuan rad agar
hasil hitungan Anda tepat.
2. Apakah Kecepatan Sudut dalam Gerak Melingkar itu?
Dalam gerak lurus, kecepatan gerak benda umumnya dinyatakan
dengan satuan km/jam atau m/s. Telah Anda ketahui bahwa tiap bagian yang
berbeda pada benda yang melakukan gerak lurus memiliki kecepatan yang
sama, misalnya bagian depan mobil mempunyai kecepatan yang sama dengan
bagian belakang mobil yang bergerak lurus.
Dalam gerak melingkar, bagian yang berbeda memiliki kecepatan
yang berbeda. Misalnya gerak pada roda yang berputar. Bagian roda yang
dekat dengan poros bergerak dengan kecepatan linear yang lebih kecil,
sedangkan bagian yang jauh dari poros alias pusat roda bergerak dengan
kecepatan linear yang lebih besar. Oleh karena itu, bila kita menyatakan roda
bergerak melingkar dengan kelajuan 10 m/s maka hal tersebut tidak
bermakna, tetapi kita bisa menyatakan tepi roda bergerak dengan kelajuan
10 m/s.
Pada gerak melingkar kelajuan rotasi benda dinyatakan dengan
putaran per menit (biasa disingkat rpm – revolution per minute). Kelajuan
yang dinyatakan dengan satuan rpm adalah kelajuan sudut. Dalam gerak
melingkar, kita juga dapat menyatakan arah putaran. Misalnya kita
menggunakan arah putaran jarum jam sebagai patokan. Oleh karena itu, kita
dapat menyatakan kecepatan sudut, dimana selain menyatakan kelajuan
sudut, juga menyatakan arahnya (ingat perbedaaan kelajuan dan kecepatan).
Jika kecepatan pada gerak lurus disebut kecepatan linear (benda bergerak
pada lintasan lurus), maka kecepatan pada gerak melingkar disebut
kecepatan sudut, karena benda bergerak melalui sudut tertentu.
Kecepatan sudut rata-rata
Pada gerak lurus, kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi
perpindahan linear dengan selang waktu. Mirip dengan itu, dalam gerak
melingkar, kecepatan sudut rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi
perpindahan sudut dengan selang waktu yang dibutuhkan ketika benda
berputar. Secara matematis dapat kita tulis:
Kecepatan sudut rata-rata =
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žha𝑛 𝑆𝑒𝑑𝑒𝑑
π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’
Ο– =
π›₯πœƒ
π›₯𝑑
Ο– =
ΞΈ2 βˆ’ ΞΈ1
t
2 –
t1
Bagaimana dengan kecepatan sudut sesaat?
Telah anda ketahui bahwa kecepatan (linear) sesaat v diperloleh
dengan mengukur perpindahan linear π›₯π‘₯ dalam selang waktu yang sangat
singkat ( π›₯𝑑 β†’ 0). Mirip dengan itu, kecepatan sudut sesaat Ο‰ diperoleh
dengan mengukur perpindahan sudut π›₯πœƒ yang sangat singkat ( π›₯𝑑 β†’ 0 ).
Secara matematis kita tulis:
Ο‰ = lim
π›₯𝑑→0
π›₯πœƒ
π›₯𝑑
(untuk π›₯πœƒ yang sangat kecil)
Perhatikan, arah kecepatan sudut Ο‰ tentu saja searah dengan arah
perpindahan sudut π›₯πœƒ.
Sesuai dengan kesepakatan ilmiah, jika ditulis kecepatan sudut maka
yang dimaksud adalah kecepatan sudut sesaat. Kecepatan sudut termasuk
besaran vektor. Vektor kecepatan sudut hanya memiliki dua arah, yakni
searah dengan putaran jarum jam atau berlawanan dengan putaran jarum jam.
Dengan demikian lambang Ο‰ dapat ditulis dengan huruf miring dan cukup
memberi tanda positif atau negatif. Jika pada Gerak Lurus arah kecepatan
sama dengan arah perpindahan (perpindahan linear), maka pada Gerak
Melingkar, arah kecepatan sudut sama dengan arah perpindahan sudut.
Percepatan Sudut
Dalam gerak melingkar, terdapat percepatan sudut apabila ada
perubahan kecepatan sudut. Percepatan sudut terdiri dari percepatan sudut
sesaat dan percepatan sudut rata-rata. Percepatan sudut rata-rata diperoleh
dengan membandingkan perubahan kecepatan sudut dan selang waktu. Secara
matematis ditulis:
Percepatan sudut rata-rata =
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žh π‘Žπ‘› π‘˜π‘’π‘π‘’π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑
π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’
Ξ± =
π›₯Ο‰
π›₯𝑑
Ξ± =
Ο‰2 βˆ’ Ο‰1
t2 βˆ’ t1
Percepatan sudut sesaat diperoleh dengan membandingkan perubahan sudut
dengan selang waktu yang sangat singkat. Secara matematis ditulis:
Ξ± = lim
π›₯𝑑→0
π›₯Ο‰
π›₯𝑑
(untuk π›₯𝑑 sangat kecil)
Satuan percepatan sudut dalam Sistem Internasional (SI) adalah rad/s2.
Hubungan antara Besaran-besaran Gerak Lurus dan Gerak Melingkar
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari tentang besaran
fisis Gerak Melingkar, meliputi Perpindahan Sudut, Kecepatan Sudut, dan
Percepatan Sudut. Apakah besaran Gerak Melingkar tersebut memiliki
hubungan dengan besaran fisis gerak lurus (perpindahan linear, kecepatan
linear, dan percepatan linear)?
Dalam gerak melingkar, arah kecepatan linear dan percepatan linear
selalu menyinggung lingkaran. Karenanya, dalam gerak melingkar, kecepatan
linear dikenal juga sebagai kecepatan tangensial dan percepatan linear
disebut juga sebagai percepatan tangensial.
Hubungan antara Perpindahan linear dengan Perpindahan Sudut
Pada gerak melingkar, apabila sebuah benda berputar terhadap
poros/pusatnya, maka setiap bagian benda tersebut bergerak dalam suatu
lingkaran yang berpusat pada poros tersebut. Misalnya gerakan roda yang
berputar atau bumi yang berotasi. Ketika bumi berotasi, kita yang berada di
permukaan bumi juga ikut melakukan gerakan melingkar, dimana gerakan
kita berpusat pada pusat bumi. Ketika kita berputar terhadap poros bumi, kita
memiliki kecepatan linear, yang arahnya selalu menyinggung lintasan rotasi
bumi. Pemahaman konsep ini akan membantu kita dalam melihat hubungan
antara Hubungan antara Perpindahan linear dengan Perpindahan Sudut.
Bagaimana hubungan antara perpindahan linear dengan perpindahan sudut?
Perhatikanlah gambar di bawah ini.
Ketika benda berputar terhadap poros O, titik A memiliki kecepatan linear (v)
yang arahnya selalu menyinggung lintasan lingkaran.
Hubungan antara perpindahan linear titik A yang menempuh lintasan
lingkaran sejauh x dan perpindahan sudut πœƒ (dalam satuan radian), dinyatakan
sebagai berikut:
ΞΈ (rad) =
π‘₯
π‘Ÿ
atau x = r πœƒ
r merupakan jarak titik A ke pusat lingkaran/jari-jari lingkaran.
Hubungan antara Kecepatan Linear dengan Kecepatan Sudut
Besarnya kecepatan linear (v) benda yang menempuh lintasan lingkaran
sejauh π›₯π‘₯ dalam suatu waktu dapat dinyatakan dengan persamaan:
v =
π›₯π‘₯
π›₯𝑑
untuk jarak titik A ke pusat lingkaran r, diperoleh π›₯π‘₯ = π‘Ÿ π›₯πœƒ
Dengan demikian,
v =
π›₯π‘₯
π›₯𝑑
=
π‘Ÿ π›₯πœƒ
π›₯𝑑
karena
π›₯πœƒ
π›₯𝑑
= Ο‰, kita dapatkan persamaan yang menghubungkan v dan Ο‰.
v = r Ο‰
Dari persamaan di atas tampak bahwa semakin besar nilai r (semakin jauh
suatu titik dari pusat lingkaran), maka semakin besar kecepatan linearnya dan
semakin kecil kecepatan sudutnya.
Hubungan antara Percepatan Linear dengan Percepatan Sudut
Besarnya percepatan linear untuk perubahan kecepatan linear selama selang
waktu tertentu dapat kita nyatakan dengan persamaan:
a =
π›₯𝑣
π›₯𝑑
dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara
kecepatan linear dengan kecepatan sudut (v = r Ο‰), kita dapat menurunkan
hubungan antara besarnya perubahan kecepatan linear (π›₯𝑣) dan perubahan
kecepatan sudut (π›₯πœ”) yakni π›₯𝑣 = π‘Ÿ π›₯πœ”
sehingga
aT =
π›₯𝑣
π›₯𝑑
=
π‘Ÿ π›₯πœ”
π›₯𝑑
Karena
π›₯πœ”
π›₯𝑑
= Ξ±
Sehingga kita dapat memperoleh persamaan
aT =
π›₯𝑣
π›₯𝑑
=
π‘Ÿ π›₯πœ”
π›₯𝑑
= r Ξ±
Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa semakin jauh suatu titik dari pusat
lingkaran maka semakin besar percepatan tangensialnya dan semakin kecil
percepatan sudut.
Semua persamaan yang telah kita turunkan di atas kita tulis dkembali pada
tabel di bawah ini.
B. Gerak Melingkar Beraturan
Pada subbab ini Anda harus mampu:
1. Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitaif
2. Memberikan contoh gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-
hari.
Jika benda yang menempuh lintasan melingkar bergerak dengan laju
linear konstan, benda dikatakan menempuh gerak melingkar beraturan
(GMB). Pada GMB, besar kecepatan linear (atau laju linear) selalu konstan,
tetapi arah kecepatan linear setiap saat selalu berubah. Hal ini yang akan
menimbulkan percepatan yang senantiasa mengarah ke pusat lingkaran yang
disebut dengan percepatan sentripetal.
Beberapa contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari yang
dapat didekati dengan GMB, antara lain gerak bumi mengitari matahari,
gerak bulan mengitari bumi, dan kincir putar. Dapatkah Anda menyebutkan
beberapa contoh lagi?
Apakah Gerak Melingkar Beraturan itu?
Anda telah mempelajari tentang gerak lurus beraturan (GLB), yaitu
gerak suatu benda menempuh lintasan garis lurus dengan kelajuan tetap.
Karena pada GLB, baik besar kecepatan (kelajuan) maupun arah kecepatan
adalah tetap, GLB dapat juga didefinisikan sebagai gerak suatu benda
dengan (vektor) kecepatan tetap.
Analogi dari GLB, Gerak Melingkar Beraturan (GMB),
didefinisikan sebagai gerak suatu benda menempuh lintasan melingkar
dengan kelajuan (atau besar kecepatan) tetap. Dapatkah Anda
mendefinisikan GMB sebagai gerak suatu benda dengan (vektor) kecepatan
tetap?
Misalkan, suatu benda menempuh lintasan melingkar. Arah putaran
benda adalah searah dengan arah jarum jam, seperti gambar di bawah.
Bagaimanakah dengan vektor kecepatannya? Tampak bahwa arah kecepatan
linear di A, di B, dan di C berbeda. Jadi, pada GMB vektor kecepatan linear
senantiasa berubah. Dengan demikian, kita tidak dapat mendefinisikan GMB
sebagai gerak melingkar dengan kecepatan linear tetap. Jika demikian,
vektor apakah yang tetap dalam GMB?
Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linear v tetap. Oleh
karena itu, besar kecepatan sudut Ο‰, yang dirumuskan Ο‰ =
𝑣
π‘Ÿ
juga benilai
tetap. Bagaimana dengan arah vektor kecepatan sudut (Ο‰)? Arah kecepatan
sudut didefinisikan sama dengan arah putaran partikel. Pada gambar di
bawah, partikel yang berada di titik A, B, atau C, arah putaran partikel
(identik dengan arah kecepatan sudutnya (Ο‰)) adalah sama, yaitu searah
dengan arah jarum jam.
Karena besar maupun arah dari vektor kecepatan sudut Ο‰ tetap, vektor
yang tetap dalamGMB adalah vektor kecepatan sudutnya. Dengan demikian,
GMB dapat didefinisikan sebagai gerak suatu partikel dengan vektor
kecepatan sudut Ο‰ tetap. Karena kecepatan sudut Ο‰ tetap, berarti percepatan
sudutnya nol. Yang ada hanya percepatan sudut yang tegak lurus terhadap
lintasan yang menyebabkan arah kecepatan linear berubah-ubah.
Gambar 4. Sebuah benda melakukan gerak melingkar beraturan dengan arah
searah gerak jarum jam.
Kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan :
1. Besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah kecep
atan linear selalu berubah setiap saat
2. Kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat
3. Percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol
4. Dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal
Percepatan Sentripetal
Percepatan tangensial didefinisikan sebagai perbandingan perubahan
kecepatan dengan selang waktu yang sangat singkat,secara matematis dirumuskan
sebaga iberikut:
Ξ± =
𝑣2βˆ’π‘£1
βˆ†π‘‘
=
βˆ†π‘£
βˆ†π‘‘
βˆ†π‘‘ sangat kecil/mendekati nol
Selama selang waktu βˆ†π‘‘, P bergerak dari titik π‘₯1 ke π‘₯2 dengan menempuh jarak
sejauh βˆ†π‘₯ , yang membentuk sudut πœƒ sangat kecil (mendekati nol),maka βˆ†π‘₯ dan
βˆ†πœƒ juga bernilai sangat kecil dan 𝑣2 akan nyaris sejajar dengan 𝑣1 ,sehingga βˆ†π‘£
akan tegak lurus terhadap 𝑣2dan 𝑣1. Dengan demikian arah βˆ†π‘£ menuju kepusat
lingkaran . Nah, percepatan jenis ini dinamakan percepatan sentripental alias
percepatan radial, dan kita beri lambang 𝒂 𝒔 .Disebut percepatan sentripetal karena
selalu β€œmencari pusat lingkaran”, disebu tpercepatan radial karena mempunyai
arah sepanjang radius alias jari‐jari lingkaran.
Sekarang kita turunkan persamaan untuk menentukan besar percepatan
sentripetal alias percepatan radial (𝒂 𝒔).
Berdasarkan gambar diatas,tampak bahwa O π‘₯1 tegaklurus terhadap 𝑣1 dan
Oπ‘₯2 tegak lurus terhadap 𝑣2. Dengan demikian πœƒ yang merupakan sudut antara
O π‘₯1 dan O π‘₯2 ,juga merupakan sudut antara 𝑣1 dan 𝑣2 . Dengan demikian
,vektor 𝑣1 , 𝑣2 , dan βˆ†π‘£(lihat gambar di bawah) membentuk segitiga yang sama
secara geometris dengan segitiga Oπ‘₯1 π‘₯1pada gambar diatas.
Dengan menganggap βˆ†π‘‘ sangat kecil, kita dapat merumuskan :
βˆ†π‘£
𝑣
β‰ˆ
βˆ†π‘₯
π‘Ÿ
Kita tulissemua persamaan denagan v karena pada GMB kecepatan tangensial
benda sama (𝑣1= 𝑣2= v).
Karena kita hendak merumuskan persamaan percepatan sesaat, dimana βˆ†π‘‘
menekati nol, maka kita dapat menyatakan rumusan diatas menjadi persamaan dan
dinyatakan dalam βˆ†π‘£.
βˆ†π‘£ =
𝑣
π‘Ÿ
βˆ†π‘₯
Untuk memperoleh persamaan percepatan sentripetal,,kita bagi βˆ†π‘₯ dengan βˆ†π‘‘ ,
dimana :
𝒂 𝒔 =
βˆ†π’—
βˆ†π’•
=
𝑣
π‘Ÿ
βˆ†π‘₯
βˆ†π‘‘
Karena
βˆ†π‘₯
βˆ†π‘‘
= v ( kelajuan linier), maka persamaan diatas kita bah menjadi :
𝒂 𝒔 =
𝒗 𝟐
𝒓
Persamaan percepatan sentripetal
Benda yang melakukan gerakan dengan lintasan berbentuk lingkaran dengan
radius/jari‐jari(r )dan laju tangensial tetap (v) mempunyai percepatan yang
arahnya menuju pusat lingkaran dan besarnya adalah
𝒂 𝒔 =
𝒗 𝟐
𝒓
Berdasarkan persamaan percepatan sentripetal tersebut, tampak bahwa nilai
percepatan sentripetal bergantung pada kecepatan tangensial dan radius/jari‐jari
lintasan (lingkaran). Dengan demikian, semakin cepat laju gerakan
melingkar,semakin cepat terjadi perubahan arah dan semakin besar radius,
semakin lambat terjadi perubahan arah.
Arah vektor percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran, tetapi vektor
kecepatan linear menuju arah gerak benda secara alami (lurus), sedangkan arah
kecepatan sudut searah dengan putaran benda. Dengan demikian, vektor
percepatan sentripetal dan kecepatan tangensial saling tegak lurus atau dengan
kata lain pada Gerak Melingkar Beraturan arah percepatan dan kecepatan
linear/tangensial tidak sama. Demikian juga arah percepatan sentripetal dan
kecepatan sudut tidak sama karena arah percepatan sentripetal selalu menuju
kedalam/pusat lingkaran sedangkan arah kecepatan sudut sesuai dengan arah
putaran benda (untuk kasus diatas searah dengan putaran jarum jam).
Kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan:
1. besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah
kecepatan linear selalu berubahsetiapsaat
2. kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat
3. percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol
4. dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal
Periode dan Frekuensi
Gerak melingkar sering dijelaskan dalam frekuensi (f) sebagai jumlah putaran
perdetik. Periode (T) dari benda yang melakukan gerakan melingkar adalah waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Hubungan antara frekuensi
dengan periode dinyatakan dengan persamaan dibawah ini
T =
1
𝑓
Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan linear sepanjang satu keliling
lingkaran (2 πœ‹r), dimana r merupakan jarak tepi lingkaran dengan pusat
lingkaran. Kecepatan linear merupakan perbandingan antara panjang lintasan
linear yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuh. Secara matematis
dirumuskansebagaiberikut:
Kecepatan linear =
π‘π‘Žπ‘›π‘—π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘› π‘™π‘–π‘›π‘–π‘’π‘Ÿ
π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘‡π‘’π‘šπ‘π‘’β„Ž
V =
2πœ‹r
𝑇
Karena T=
1
𝑓
maka persamaan kecepatan linear dapat ditulis menjadi:
V = 2πœ‹π‘Ÿπ‘“
Selang waktu yang diperlukan benda untuk menempuh satu putaran adalah T.
Besar sudut dalam satu putaran=360Β° (360Β° = 2πœ‹ ) . Kecepatan sudut merupakan
perbandingan antara besar perpindahan sudut yangditempuh dengan selang waktu
tempuh, secara matematis ditulis:
Kecepatan sudut =
π΅π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ 𝑆𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘Œπ‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Ž
π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘‡π‘’π‘šπ‘π‘’β„Ž
Karena T =
1
𝑓
maka persamaan kecepatan sudut dapat ditulis menjadi:
πœ” = 2 πœ‹π‘“
Untuk menurunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara kecepatan
tangensial (v) dengan kecepatan sudut (πœ”), kita subtitusikan persamaan πœ” =
2 πœ‹π‘“ kedalam persamaan V V= 2πœ‹π‘Ÿπ‘“
V = 2πœ‹π‘Ÿπ‘“ = r(2πœ‹π‘Ÿπ‘“)
V= π‘Ÿπœ”
Sekarang kita tulis kembali persamaan GMB yang telah kita turunkan diatas:
Persamaan yang menyatakan hubungan antara setiap besaran dalam GMB
Persamaan Satuan Persamaan Satuan
T =
1
𝑓
V =
2πœ‹r
𝑇
πœ” =
2πœ‹
𝑇
Sekon (s)
Meterpersekon(m/s)
Radianpersekon(rad/s)
f =
1
𝑇
V = 2πœ‹π‘Ÿπ‘“
πœ” = 2 πœ‹π‘“
Hertz (Hz)
Meterpersekon(m/s)
Meterpersekon(m/s)
𝒂 𝒔 =
𝒗 𝟐
𝒓
Persamaan fungsi Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Pada Gerak Melingkar Beraturan, kecepatan sudut selalu tetap (baik besar
maupun arahnya), dimana kecepatan sudut awal sama dengan kecepatan sudut
akhir. Karena selalu sama, maka kecepatan sudut sesaat sama dengan kecepatan
sudut rata‐rata.
Kitatelahmengetahuibahwakecepatansudutrata‐ratadirumuskansebagai πœ” =
βˆ†πœƒ
βˆ†π‘‘
β†’
βˆ†πœƒ = πœ”βˆ†π‘‘
Misalnya kita tentukan waktu awal adalah 𝑑0 = 0 dan posisi sudut awal adalah πœƒ0
, sehingga berlaku persamaan:
βˆ†πœƒ = πœ”βˆ†π‘‘
πœƒ βˆ’ πœƒ0 = πœ” ( 𝑑 βˆ’ 𝑑0) β†’ 𝑑0 = 0
πœƒ βˆ’ πœƒ0 = πœ” 𝑑
πœƒ =πœƒ0 + πœ” 𝑑 β†’ persamaan ini menyatakan hubungan antara perpindahan sudut,
kecepatan sudut dan waktu tempuh.
Contoh Soal 1 :
Sebuah bola bermassa 200 gram diikat pada ujung sebuah tali dan diputar dengan
kelajuan tetap sehingga gerakan bola tersebut membentuk lingkaran horisontal
dengan radius 0,2 meter. Jika bola menempuh 10 putaran dalam 5 detik,
berapakah percepatan sentripetalnya?
Panduan Jawaban:
Percepatan sentripetal dirumuskan dengan persamaan 𝒂 𝒔 =
𝒗 𝟐
𝒓
.
Karena laju putaran bola belum diketahui, maka terlebih dahulu kita tentukan
lajubola (v). Apabila bola menempuh 10 putaran dalam 5 detik maka satu putaran
ditempuh dalam 2 detik, di mana ini merupakan periode putaran ( T). Jarak
lintasan yang ditempuh benda adalah keliling lingkaran = 2πœ‹π‘Ÿ dimana r =
jari‐jari/radius lingkaran. Dengan demikian, laju bola:
V =
2πœ‹r
𝑇
=
2( 3,14)(o,2 m)
2𝑠
= 0,6 m/s
Percepatan sentripetal bola:
𝒂 𝒔 =
𝒗 𝟐
𝒓
=
(𝟎,πŸ”) 𝟐
𝟎,𝟐 π’Ž
= 0,18 m/s
Gaya Sentripetal
Setiap benda yang bergerak membentuk lintasan lingkaran harus tetap diberikan
gaya agar benda tersebut terus berputar. Anda dapat membuktikannya dengan
mengikat sebuah benda (sebaiknya berbentuk bulat atau segi empat ) pada salah
satu ujung tali. Setelah itu putarlah tali tersebut, sehingga benda tersebut ikut
berputar. Jika anda menghentikan putaran, maka bola tersebut perlahan‐lahan
berhenti. Hal dikarenakan tidak ada gaya yang diberikan. Agar bola tetap berputar
maka harus diberikan gaya secara terus menerus, yang dalam hal ini adalah tangan
anda yang memutar tali.
Besarnya gaya tersebut, dapat dihitung dengan Hukum II Newton untuk
komponen radial:
βˆ‘ 𝐹 = π‘š π‘Žβ†’βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘š π‘Ž 𝑠
= m
𝒗 𝟐
𝒓
π‘Ž 𝑠adalah percepatan sentripetal ( percepatan radial ) yang arahnya menuju pusat
lingkaran. Persamaan diatas menunjukan hubungan antara gaya dan percepatan
sentripetal. Karena gaya memiliki hubungan dengan percepatan sentripetal, maka
arah gaya total yang diberikan harus menuju kepusat lingkaran Jika tidak ada gaya
total yang diberikan (yang arahnya menuju pusat lingkaran) maka benda tersebut
akan bergerak lurus alias bergerak keluar dari lingkaran. Anda dapat
membuktikannya dengan melepaskan tali dari tangan anda. Untuk menarik sebuah
benda dari jalur β€œnormal”‐ nya, di perlukan gaya total ke samping. Karena arah
percepatan sentripetal selalu menuju pusat lingkaran, maka gaya total ke samping
tersebut harus selalu diarahkan menuju pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya
sentripetal (sentripetal = ”menuju ke pusat”). Istilah ini hanya menjelaskan gaya
total (bukan jenis gaya baru), di mana gaya total diarahkan menuju pusat
lingkaran. Gaya sentripetal harus diberikan oleh benda lain. misalnya, ketika kita
memutar bola yang terikat pada salah satu ujung tali, kita menarik tali tersebut dan
tali memberikan gaya pada bola sehingga bola berputar.
Percepatan sentripetal (a ) dapat dinyatakan dalam periode T (waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan putaran).
𝒂 𝒔 =
𝒗 𝟐
𝒓
β†’ Persamaan percepatan sentripetal
Hubungan antara periode dan kecepatan linear dalam GMB dinyatakan pada
persamaan berikut:
V =
2πœ‹r
𝑇
Sekarang kita masukan nilai v kedalam persamaan percepatan sentripetal:
𝒂 𝒔 =
(
2πœ‹r
𝑇
) 𝟐
𝒓
𝒂 𝒔 =
πŸ’ 𝝅 𝟐
𝒓
𝑻
Sekarang mari kita tinjau gaya sentripetal pada beberapa jenis Gerak Melingkar
Beraturan:
Benda yang berputar horisontal
Misalnya kita tinjau sebuah benda yang diputar menggunakan tali pada bidang
horisontal, sebagaimana tampak pada gambar dibawah:
Amati bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat (mg )yang arahnya kebawah
dan gaya tegangan tali (𝐹𝜏) yang bekerja horisontal. Tegangan tali timbul karena
kita memberikan gaya tarik pada tali ketika memutar benda (ingat kembali
penjelasan diatas). Gaya tegangan tali ini berfungsi untuk memberikan percepatan
sentripetal. Berpedoman pada koordinat bidang xy, kita tetapkan komponen
horisontal sebagai sumbu x. Dengan demikian, berdasarkan hukum II Newton,
kita dapat menurunkan persamaan gaya sentripetal untuk benda yang berputar
horisontal:
βˆ‘ 𝐹π‘₯ = π‘šπ‘Ž π‘₯
βˆ‘ 𝐹𝜏 = π‘š
𝒗 𝟐
𝒓
Benda yang berputar vertikal
Misalnya kita tinjau sebuah benda yang diputar menggunakan tali pada bidang
vertikal, sebagaimana tampak pada gambar dibawah:
Ketika benda berada di titik A, pada benda bekerja gaya berat (mg) dan gaya
tegangan tali (𝐹𝑇𝐴 ) yang arahnya ke bawah (menuju pusat lingkaran). Kedua gaya
ini memberikan percepatansentripetal pada gaya tegangan tali (𝐹𝑇𝐴 ’) yang arahnya
keatas (menuju pusat lingkaran).
Menggunakan hukum II Newton, kita dapat menurunkan persamaan gaya
sentripetal untuk benda yang berputar vertikal. Terlebih dahulu kita tetapkan arah
menuju ke pusat sebagai arah positif.
Gaya Sentripetal di titik A
Terlebih dahulu kita tinjau komponen gaya yang bekerja ketika benda berada di
titik A.Ketika berada
pada titik A, hubungan antara gaya sentripetal, gaya berat, massa benda, jari‐jari
dan percepatan sentripetal dinyatakan dengan persamaan dibawah ini:
βˆ‘ 𝐹 = π‘š π‘Ž
βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘šπ‘Ž 𝑠
𝐹𝑇𝐴 + π‘š 𝑔 = π‘š
𝒗 𝑨
𝟐
𝒓
β†’ persamaan 1
Keterangan:
𝐹𝑇𝐴 = gaya tegangan tali dititik A
Fs = gayasentripetal
π‘Ž 𝑠 = percepatan sentripetal
𝒗 𝑨 = kecepatan gerak benda di titik A
r = jari‐jari lingkaran (panjang tali)
Berdasarkan persamaan 1 diatas, tampak bahwa ketika benda berada dititik A
(puncak lintasan) , benda masih bisa berputar walaupun tidak ada gaya tegangan
tali yang bekerja pada benda tersebut. Untuk membuktikan hal ini, mari kita obok
‐ obok persamaan di atas:
Jika 𝐹𝑇𝐴 = 0 , maka persamaan diatas akan menjadi :
0 + mg = π‘š
𝒗 𝑨
𝟐
𝒓
mg = π‘š
𝒗 𝑨
𝟐
𝒓
g =
𝒗 𝑨
𝟐
𝒓
𝑣𝐴
2
= gr
𝑣𝐴 = √ π‘”π‘Ÿβ†’persamaan 2
Jadi ketika berada dititik A, benda tersebut masih bisa berputar dengan kecepatan
linear 𝑣𝐴 , meskipun tidak ada gaya tegangan tali (Gaya tegangan tali pada kasus
ini = gaya sentripetal). Besar kecepatan dinyatakan pada persamaan 2. Karena
percepatan gravitasi (g) tetap maka besar kecepatan linear bergantung pada
jari‐jari lingkaran / panjang tali). Semakin panjang tali (semakin besar jari‐jari
lingkaran), semakin besar laju linear benda.
Gaya Sentripetal dititik A’
Sekarang kita tinjau gaya sentripetal apabila benda berada dititik A’. Ketika benda
berada dititik A’, pada benda bekerja gaya berat (mg) yang arahnya ke bawah dan
gaya tegangan tali (𝐹𝑇𝐴 β€²) yang arahnya ke atas. Menggunakan hukum II Newton,
mari kita turunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya sentripetal,
gaya berat, massa benda, jari‐jari dan percepatan sentripetal.
βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘šπ‘Ž 𝑠
𝐹𝑇𝐴 - π‘š 𝑔 = π‘š
𝒗 π‘¨β€²β€²πŸ
𝒓
𝐹𝑇𝐴 = π‘š
𝒗 𝑨′ 𝟐
𝒓
+π‘š 𝑔
Berdasarkan persamaan, tampak bahwa ketika berada dititik A’, besar gaya
sentripetal (dalam kasus ini gaya sentripetal = gaya tegangan tali) lebih besar di
bandingkan dengan ketika benda berada dititik A. Dengan demikian, ketika benda
berada di titik A’ kita harus memberikan gaya putar yang lebih besar untuk
mengimbangi gaya berat benda.
Anda dapat melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini. Ikatlah sebuah
benda pada salah satu ujung tali dan putar benda tersebut secara vertikal. Ketika
benda berada dilembah lintasan (A’), anda akan merasakan efek tarikan gaya berat
yang lebih besar dibandingkan ketika benda berada di puncak lintasan (A). Agar
benda tetap berputar, gaya yang anda berikan harus lebih besar untuk
mengimbangi gaya berat benda yang arahnya ke bawah.
Kendaraan yang melewati tikungan
Salah satu penerapan fisika dalam kehidupan kita, berkaitan dengan percepatan
sentripetal adalah ketika kendaraan melewati tikungan. Pada kesempatan ini kita
akan meninjau gaya sentripetal yang menyebabkan kendaraan dapat melewati
tikungan. Pembahasan ini lebih berkaitan dengan gerakan mobil, atau kendaraan
sejenis lainnya (truk, bus dkk). Kita tidak meninjau sepeda motor karena
analisisnya sangat kompleks (mengapa kompleks alias ribet ? ayo...berpikirlah.
Sering nonton GP khan ?
Tikungan rata
Terlebih dahulu kita bahas tikungan yang permukaan jalannya rata. Ketika
melewati tikungan yang rata setiap mobil memiliki gaya sentripetal yang arahnya
menuju pusat lintasan lingkaran (amati gambar di bawah). Gaya sentripetal
tersebut bersumber dari gaya gesekan antara ban dengan permukaan jalan.
Gesekan yang terjadi adalah gesekan statis selama ban tidak selip. Mengapa tidak
gesekan kinetis ? anggap saja ini pr dari guru muda untu kanda. Gunakan
pengetahuan anda tentang gaya gesekan untuk
menyelesaikanprdarigurumudaini...oke,kembalikelaptop,ehtikungan.
Cermati gambar diatas. Ketika mobil melewati tikungan dengan kecepatan (v),
jalan memberikan gaya ke dalam(gesekan terhadap ban) dan membuat mobil
tersebut bergerak melingkar. Arah gaya gesekan (𝐹𝑔𝑒𝑠) menuju pusat lingkaran,
seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas. Gaya gesekan inilah yang berperan
sebagai gaya sentripetal. Sebenarnya penjelasan ini dapat anda pahami dengan
mudah. Bayangkanlah, apa yang terjadi ketika anda mengendarai mobil pada
tikungan yang sangat licin (anggap saja sedang hujan dan permukaan luar roda
mobil anda sudah gundul)? Bisa ditebak, anda akan digiring ambulans menuju
rumah sakit... mengapa?ketika tidak ada gaya gesekan statis, ban mobil anda akan
selip dan keluar dari lintasan lingkaran... dengan kata lain, pada mobil anda tidak
bekerja gaya sentripetal.Jadi berhati‐hatilah ketika melewati tikungan, apalagi
tikungan tajam...
Sekarang mari kita turunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya
sentripetal (dalam kasus ini gaya sentripetal adalah gaya gesekan) dengan
percepatan, jari‐jari lintasan lingkaran dan massabenda...
Berdasarkan hukum II Newton, gaya total yang bekerja pada mobil ketika
melewati tikungan adalah
βˆ‘ 𝐹 = π‘š π‘Ž
Karena pada kasus ini, gaya total adalah gaya gesekan dan percepatan =
percepatan sentripetal, maka kita tulis kembali persamaan diatas,menjadi:
βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘šπ‘Ž 𝑠
βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘š
𝒗 𝟐
𝒓
𝐹𝑠 = gaya sentripetal, dan π‘Ž 𝑠 = percepatan sentripetal.
Pada kasus ini, gaya sentripetal = gaya gesekan.
Besar gaya gesekan dapat dihitung dengan persamaan:
(𝐹𝑔𝑒𝑠 ) maks = πœ‡ 𝑠 N
Fges = gaya gesekan maksimum, πœ‡ 𝑠 = koofisien gesekan statis maksimum dan N
= gaya normal (N = w = mg). W= gaya berat.
Gaya sentrifugal
Ketika kita memutar bola, kita merasa bahwa seolah-olah ada gaya yang
menarik tangan kita keluar. Hal ini sering kali diartikan secara keliru, bahwa ada
gaya yang bekerja β€œmenjahi pusat”. Kesalah pahaman yang terjadi
menggambarkan bahwa benda yang bergerak melingkar mempunyai gaya ke luar
yang bekerja padanya, yang disebut gaya sentrifugal (menjahui pusat).
Kenyataan yang terjadi bukan seperti itu. Untuk mempertahankan gerak bola,
tangan kita menarik tali ke dalam, yang memberikan gaya pada bola untuk
bergerak melingkar karena ada gaya ke dalam alias menuju pusat lingkaran. Bola
memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah (ingat hukum III Newton :
ada aksi maka ada reaksi, dan besarnya gaya aksi dan reaksi sama tetapi
berlawanan arah). Hal ini yang kita rasakan seperti ada tarikan keluar, tetapi itu
bukan gaya sentrifugal, tetapi gaya reaksi yang diberikan oleh bola yang arahnya
keluar melawan gaya aksi yang kita berikan kepada bola yang arahnya ke dalam /
ke pusat lingkaran. Dengan demikian, tidak ada gaya sentrifugal yang bekerja
pada bola.
Untuk membuktikan bahwa tidak ada gaya sentrifugal, bayangkanlah apa yang
terjadi ketika kita melepaskan tali. Anda juga dapat membuktikan dengan
melakukan percobaan di atas (memutar tali yang salah satu ujungnya diikatkan
bola),
Jika ada gaya sentrifugal, maka bola akan terlempar keluar, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah. Tetapi kenyataannya tidak demikian, bola
melayang secara tangensial atau ketika tali dilepaskan, arah gerak bola sesuai
dengan arah kecepatan linearnya. Hal ini disebabkan karena ketika kita
melepaskan tali, tidak ada lagi gaya kedalam yang bekerja pada bola.
Jika ada gaya sentrifugal maka ketika tali dilepaskan, bola akan melayang seperti
pada gambar a. Kenyataan yang terjadi, ketika tali dilepaskan bola melayang
seperti gambar b.
Hubungan Roda- Roda
Ada tiga cara yang dapat Anda lakukan untuk menghubungkan dua roda atau
lebih, yaitu sepusat, menggunakan rantai atau sabuk, dan bersinggungan. Tiap
hubungan rod-roda tersebut memberikan ciri tertentu seperti dirangkum dalam
tabel berikut.
Hubungan Roda-
Roda
Diagram Ciri
Sepusat ο‚· kecepatan sudut sama
πœ”1= πœ”2
ο‚· arah putar sama
ο‚· kelajuan linier tidak sama
𝑣1
𝑅1
=
𝑣2
𝑅2
Menggunakan
sabuk/rantai
ο‚· kelajuan linier sama
𝑣1 = 𝑣2
ο‚· arah putar sama
ο‚· kecepatan sudut tidak sama
𝑅1 πœ”1 = 𝑅2 πœ”2
Bersinggungan ο‚· kelajuan linier sama
𝑣1 = 𝑣2
ο‚· arah putar berlawanan
ο‚· kecepatan sudut tidak sama
𝑅1 πœ”1 = 𝑅2 πœ”2
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. . 2001. Fisika Jilid I (terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I(terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Sumarsono, Joko. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pedidikan Nasional.
Tipler, P. A.. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik – JilidI (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pedidikan Nasional.
Young, HughD .& Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta:
Erlangga.

More Related Content

What's hot

Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMateri kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMario Yuven
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
Β 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
Β 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianRezky Amaliah
Β 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
Β 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasaFajar Istu
Β 
Laporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisLaporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisDiajeng Ramadhan
Β 
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiFisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiwww.kuTatangkoteteng.com
Β 
02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKAR
02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKAR02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKAR
02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKARbadri rahmatulloh
Β 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksiAris Widodo
Β 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiNariaki Adachi
Β 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
Β 
parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...
parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...
parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...suyono fis
Β 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastianFarrrsa
Β 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarHasyim Hasyim
Β 
LKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARLKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARMAFIA '11
Β 

What's hot (20)

Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMateri kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
Β 
Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
Β 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Β 
Gerak melingkar
Gerak melingkarGerak melingkar
Gerak melingkar
Β 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Β 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Β 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
Β 
Laporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisLaporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematis
Β 
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiFisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Β 
02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKAR
02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKAR02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKAR
02. RPP FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1 KD. 3.6 MATERI GERAK MELINGKAR
Β 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
Β 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
Β 
Osilasi
OsilasiOsilasi
Osilasi
Β 
3. rpp gerak lurus
3. rpp gerak lurus3. rpp gerak lurus
3. rpp gerak lurus
Β 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Β 
parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...
parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...
parameter dan gambar kisi Barvais dari sistem kristal monoklinik, triklinik, ...
Β 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
Β 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak Melingkar
Β 
LKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARLKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKAR
Β 

Similar to Gerak Melingkar Beraturan

Fisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhanaFisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhanaFirdha Afsari
Β 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarEmanuel Manek
Β 
Modul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmbModul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmbEko Supriyadi
Β 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkarAgus Purnomo
Β 
Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3Arif Wicaksono
Β 
GERAK MELINGKAR.pptx
GERAK MELINGKAR.pptxGERAK MELINGKAR.pptx
GERAK MELINGKAR.pptxIkaLestari42
Β 
ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1Delmaqo Delmaqo
Β 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANMOSES HADUN
Β 
fisika xi 1 3
fisika xi 1 3fisika xi 1 3
fisika xi 1 3RiyanAdita
Β 
Fisika gerak
Fisika gerakFisika gerak
Fisika gerakhumdanajam
Β 
power point gerak melingkar fisika sekolah
power point gerak melingkar fisika sekolahpower point gerak melingkar fisika sekolah
power point gerak melingkar fisika sekolahDeaRahmadani9
Β 
Gerak Melingkar
Gerak MelingkarGerak Melingkar
Gerak MelingkarAnnis Kenny
Β 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarAzmy Chubbiezzt
Β 
Benda tegar statika
Benda tegar statikaBenda tegar statika
Benda tegar statikaIrmaya Yukha
Β 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkarEgi Mulya
Β 

Similar to Gerak Melingkar Beraturan (20)

GLB SMA PPT
GLB SMA PPTGLB SMA PPT
GLB SMA PPT
Β 
04 bab 3
04 bab 304 bab 3
04 bab 3
Β 
04 bab 3
04 bab 304 bab 3
04 bab 3
Β 
Fisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhanaFisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhana
Β 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Β 
Modul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmbModul kelas x unit 4 gmb
Modul kelas x unit 4 gmb
Β 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar
Β 
Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3
Β 
Gerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasiGerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasi
Β 
Kelompok 5 Fisika.pptx
Kelompok 5 Fisika.pptxKelompok 5 Fisika.pptx
Kelompok 5 Fisika.pptx
Β 
GERAK MELINGKAR.pptx
GERAK MELINGKAR.pptxGERAK MELINGKAR.pptx
GERAK MELINGKAR.pptx
Β 
ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1
Β 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
Β 
fisika xi 1 3
fisika xi 1 3fisika xi 1 3
fisika xi 1 3
Β 
Fisika gerak
Fisika gerakFisika gerak
Fisika gerak
Β 
power point gerak melingkar fisika sekolah
power point gerak melingkar fisika sekolahpower point gerak melingkar fisika sekolah
power point gerak melingkar fisika sekolah
Β 
Gerak Melingkar
Gerak MelingkarGerak Melingkar
Gerak Melingkar
Β 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegar
Β 
Benda tegar statika
Benda tegar statikaBenda tegar statika
Benda tegar statika
Β 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar
Β 

More from Ajeng Rizki Rahmawati

Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Ajeng Rizki Rahmawati
Β 
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPAjeng Rizki Rahmawati
Β 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMIAjeng Rizki Rahmawati
Β 
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuTetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuAjeng Rizki Rahmawati
Β 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAAjeng Rizki Rahmawati
Β 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaAjeng Rizki Rahmawati
Β 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarAjeng Rizki Rahmawati
Β 

More from Ajeng Rizki Rahmawati (20)

Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920 Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920
Β 
Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920
Β 
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Β 
RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA
Β 
Rpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisiRpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisi
Β 
Rpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smpRpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smp
Β 
Rpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smpRpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smp
Β 
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
Β 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
Β 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
Β 
Puisi jasamu
Puisi jasamuPuisi jasamu
Puisi jasamu
Β 
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuTetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Β 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
Β 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
Β 
Momentum dan impuls
Momentum dan impuls Momentum dan impuls
Momentum dan impuls
Β 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Β 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Β 
Gerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika smaGerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika sma
Β 
Gerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika smaGerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika sma
Β 
gelombang stasioner ppt
gelombang stasioner pptgelombang stasioner ppt
gelombang stasioner ppt
Β 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
Β 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
Β 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
Β 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
Β 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
Β 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
Β 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
Β 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
Β 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
Β 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
Β 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
Β 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
Β 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
Β 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
Β 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
Β 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
Β 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
Β 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
Β 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
Β 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
Β 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
Β 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Β 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
Β 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Β 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
Β 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
Β 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Β 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
Β 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Β 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Β 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Β 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
Β 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Β 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
Β 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
Β 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Β 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
Β 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
Β 

Gerak Melingkar Beraturan

  • 1. URAIAN MATERI β€œGERAK MELINGKAR BERATURAN” Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Sekolah 1 Oleh Kelompok 4 Puji Astuti (4201412038) Winda Yulia Sari (4201412094) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
  • 2. GERAK MELINGKAR BERATURAN (GMB) Kompetensi Inti: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar: Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi. PETA KONSEP Memiliki besaran dasar cirinya contoh mengalami GERAK MELINGKAR BERATURAN Percepatan sentripetal saja Kecepatatan sudut tetap Jari-jari Frekuensi Periode Gerak ujung jarum mekanik
  • 3. Pada Bab 2 Anda telah mempelajari gerak lurus, yaitu GLB dan GLBB. Pada bab ini Anda akan mempelajari gerak melingkar bearturan, yang persamaan kinematikanya mirip dengan GLB. Salah satu aplikasi gerak melingkar (GMB) dapat dilihat pada gambar di atas. Dari keadaan diam, perlahan-lahan kincir angin berputar terhadap porosnya. Beberapa saat kemudian, kelajuan linear dan kecepatan sudut putarnya menjadi konstan, sehingga para penumpang dapat menikmati permainan ini dengan nyaman. Sewaktu mengendarai mobil yang menempuh GLB, penumpang merasa nyaman karena mereka tidak mengalami percepatan. Apakah pada permainan kincir berputar yang menempuh GMB, penumpang juga merasa nyaman karena mereka tidak mengalami percepatan? Untuk mengetahui jawabannya, ayo pelajari bab ini dengan antusias. A. Besaran dalam Gerak Melingkar Pada subbab ini Anda harus mampu: 1. Mendefinisikan besaran-besaran Fisika dalam gerak melingkar.
  • 4. 2. Memformulasikan hubungan antara besaran-besaran Fisika dalam gerak melingkar dan gerak lurus. Pada gerak lurus yang telah Anda pelajari pada Bab 2, posisi suatu benda setiap saat berubah terhadap suatu acuan. Bagaimana dengan gerak berputarnya jarum jam? Jarum jam yang selalu bergerak, dikatakan ujung jarum detik melakukan gerak melingkar beraturan dengan panjang jarum sebagai jari-jarinya. Jarum detik selalu menempuh sudut 3600 selama 60 sekon. Dan jarum jam selalu menempuh 3600 selama 24 jam. Gerak yang dialami oleh jarum detik dan jarum jam tersebut disebut dengan gerak melingkar. Jadi, gerak melingkar beraturan adalah gerak titik materi menurut lintasan lingkaran yang setiap saat menempuh busur tertentu. Atau gerak dengan lintasan lingkaran dan kecepatan sudut konstan. Gambar 1. jarum detik dan jarum menit yang mengalami GMB Pada gerak lurus Anda mengenal besaran perpindahan (linear) dan kecepatan (linear), keduanya termasuk besaran vektor. Pada gerak melingkar pun Anda akan mengenal besaran yang mirip dengan itu, yaitu perpindahan sudut dan kecepatan sudut, keduanya juga termasuk besaran vektor. Pada gerak lurus Anda telah mengenal besaran ketiga, yaitu percepatan (linear). Pada gerak melingkar, yang mirip dengan besaran ini adalah percepatan sudut. 1. Apakah Perpindahan Sudut dalam Gerak Melingkar itu? Misalnya kita tinjau gerak roda kendaraan yang berputar. Ketika roda berputar, tampak bahwa selain poros alias pusat roda, bagian lain dari roda tersebut juga selalu berpindah terhadap pusat roda sebagai titik acuan. Perpindahan pada gerak melingkar disebut perpindahan sudut.
  • 5. Ada tiga cara menghitung perpindahan sudut. Cara pertama adalah menghitung sudut dalam derajat (0). Satu lingkaran penuh sama dengan 3600. Cara kedua adalah mengukur sudut dalam putaran. Satu lingkaran penuh sama dengan satu putaran. Dengan demikian, satu putaran = 3600. Cara ketiga adalah dengan radian. Radian adalah satuan internasional (SI) untuk perpindahan sudut, sehingga satuan ini akan sering kita gunakan dalam perhitungan. Bagaimana mengukur sudut dengan radian? Mari kita amati gambar di bawah ini. Gambar 2. Cara mengukur sudut dengan radian Nilai radian dalam sudut adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari r. Jadi, ΞΈ (rad) = 𝒙 𝒓 Perhatikan bahwa satu putaran sama dengan keliling lingkaran, sehingga dari persamaan di atas, diperoleh: ΞΈ (rad) = 2πœ‹π‘Ÿ π‘Ÿ = 2πœ‹ rad Berikut ini konversi sudut yang perlu anda ketahui = 1 putaran = 3600 = 2πœ‹ rad 1 rad = 180 πœ‹ derajat = 57, 30 Perhatikan, derajat, putaran, dan radian adalah besaran yang tidak memiliki dimensi. Jadi, jika ketiga satuan ini terlibat dalam suatu perhitungan, ketiganya tidak mengubah satuan yang lain. Namun perlu anda
  • 6. ingat, jika menggunakan satuan SI, Anda harus menggunakan satuan rad agar hasil hitungan Anda tepat. 2. Apakah Kecepatan Sudut dalam Gerak Melingkar itu? Dalam gerak lurus, kecepatan gerak benda umumnya dinyatakan dengan satuan km/jam atau m/s. Telah Anda ketahui bahwa tiap bagian yang berbeda pada benda yang melakukan gerak lurus memiliki kecepatan yang sama, misalnya bagian depan mobil mempunyai kecepatan yang sama dengan bagian belakang mobil yang bergerak lurus. Dalam gerak melingkar, bagian yang berbeda memiliki kecepatan yang berbeda. Misalnya gerak pada roda yang berputar. Bagian roda yang dekat dengan poros bergerak dengan kecepatan linear yang lebih kecil, sedangkan bagian yang jauh dari poros alias pusat roda bergerak dengan kecepatan linear yang lebih besar. Oleh karena itu, bila kita menyatakan roda bergerak melingkar dengan kelajuan 10 m/s maka hal tersebut tidak bermakna, tetapi kita bisa menyatakan tepi roda bergerak dengan kelajuan 10 m/s. Pada gerak melingkar kelajuan rotasi benda dinyatakan dengan putaran per menit (biasa disingkat rpm – revolution per minute). Kelajuan yang dinyatakan dengan satuan rpm adalah kelajuan sudut. Dalam gerak melingkar, kita juga dapat menyatakan arah putaran. Misalnya kita menggunakan arah putaran jarum jam sebagai patokan. Oleh karena itu, kita dapat menyatakan kecepatan sudut, dimana selain menyatakan kelajuan sudut, juga menyatakan arahnya (ingat perbedaaan kelajuan dan kecepatan). Jika kecepatan pada gerak lurus disebut kecepatan linear (benda bergerak pada lintasan lurus), maka kecepatan pada gerak melingkar disebut kecepatan sudut, karena benda bergerak melalui sudut tertentu. Kecepatan sudut rata-rata Pada gerak lurus, kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan linear dengan selang waktu. Mirip dengan itu, dalam gerak melingkar, kecepatan sudut rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi
  • 7. perpindahan sudut dengan selang waktu yang dibutuhkan ketika benda berputar. Secara matematis dapat kita tulis: Kecepatan sudut rata-rata = π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žha𝑛 𝑆𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ Ο– = π›₯πœƒ π›₯𝑑 Ο– = ΞΈ2 βˆ’ ΞΈ1 t 2 – t1 Bagaimana dengan kecepatan sudut sesaat? Telah anda ketahui bahwa kecepatan (linear) sesaat v diperloleh dengan mengukur perpindahan linear π›₯π‘₯ dalam selang waktu yang sangat singkat ( π›₯𝑑 β†’ 0). Mirip dengan itu, kecepatan sudut sesaat Ο‰ diperoleh dengan mengukur perpindahan sudut π›₯πœƒ yang sangat singkat ( π›₯𝑑 β†’ 0 ). Secara matematis kita tulis: Ο‰ = lim π›₯𝑑→0 π›₯πœƒ π›₯𝑑 (untuk π›₯πœƒ yang sangat kecil) Perhatikan, arah kecepatan sudut Ο‰ tentu saja searah dengan arah perpindahan sudut π›₯πœƒ. Sesuai dengan kesepakatan ilmiah, jika ditulis kecepatan sudut maka yang dimaksud adalah kecepatan sudut sesaat. Kecepatan sudut termasuk besaran vektor. Vektor kecepatan sudut hanya memiliki dua arah, yakni searah dengan putaran jarum jam atau berlawanan dengan putaran jarum jam. Dengan demikian lambang Ο‰ dapat ditulis dengan huruf miring dan cukup memberi tanda positif atau negatif. Jika pada Gerak Lurus arah kecepatan sama dengan arah perpindahan (perpindahan linear), maka pada Gerak Melingkar, arah kecepatan sudut sama dengan arah perpindahan sudut. Percepatan Sudut Dalam gerak melingkar, terdapat percepatan sudut apabila ada perubahan kecepatan sudut. Percepatan sudut terdiri dari percepatan sudut
  • 8. sesaat dan percepatan sudut rata-rata. Percepatan sudut rata-rata diperoleh dengan membandingkan perubahan kecepatan sudut dan selang waktu. Secara matematis ditulis: Percepatan sudut rata-rata = π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žh π‘Žπ‘› π‘˜π‘’π‘π‘’π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ Ξ± = π›₯Ο‰ π›₯𝑑 Ξ± = Ο‰2 βˆ’ Ο‰1 t2 βˆ’ t1 Percepatan sudut sesaat diperoleh dengan membandingkan perubahan sudut dengan selang waktu yang sangat singkat. Secara matematis ditulis: Ξ± = lim π›₯𝑑→0 π›₯Ο‰ π›₯𝑑 (untuk π›₯𝑑 sangat kecil) Satuan percepatan sudut dalam Sistem Internasional (SI) adalah rad/s2. Hubungan antara Besaran-besaran Gerak Lurus dan Gerak Melingkar Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari tentang besaran fisis Gerak Melingkar, meliputi Perpindahan Sudut, Kecepatan Sudut, dan Percepatan Sudut. Apakah besaran Gerak Melingkar tersebut memiliki hubungan dengan besaran fisis gerak lurus (perpindahan linear, kecepatan linear, dan percepatan linear)? Dalam gerak melingkar, arah kecepatan linear dan percepatan linear selalu menyinggung lingkaran. Karenanya, dalam gerak melingkar, kecepatan linear dikenal juga sebagai kecepatan tangensial dan percepatan linear disebut juga sebagai percepatan tangensial. Hubungan antara Perpindahan linear dengan Perpindahan Sudut Pada gerak melingkar, apabila sebuah benda berputar terhadap poros/pusatnya, maka setiap bagian benda tersebut bergerak dalam suatu lingkaran yang berpusat pada poros tersebut. Misalnya gerakan roda yang berputar atau bumi yang berotasi. Ketika bumi berotasi, kita yang berada di permukaan bumi juga ikut melakukan gerakan melingkar, dimana gerakan kita berpusat pada pusat bumi. Ketika kita berputar terhadap poros bumi, kita
  • 9. memiliki kecepatan linear, yang arahnya selalu menyinggung lintasan rotasi bumi. Pemahaman konsep ini akan membantu kita dalam melihat hubungan antara Hubungan antara Perpindahan linear dengan Perpindahan Sudut. Bagaimana hubungan antara perpindahan linear dengan perpindahan sudut? Perhatikanlah gambar di bawah ini. Ketika benda berputar terhadap poros O, titik A memiliki kecepatan linear (v) yang arahnya selalu menyinggung lintasan lingkaran. Hubungan antara perpindahan linear titik A yang menempuh lintasan lingkaran sejauh x dan perpindahan sudut πœƒ (dalam satuan radian), dinyatakan sebagai berikut: ΞΈ (rad) = π‘₯ π‘Ÿ atau x = r πœƒ r merupakan jarak titik A ke pusat lingkaran/jari-jari lingkaran. Hubungan antara Kecepatan Linear dengan Kecepatan Sudut
  • 10. Besarnya kecepatan linear (v) benda yang menempuh lintasan lingkaran sejauh π›₯π‘₯ dalam suatu waktu dapat dinyatakan dengan persamaan: v = π›₯π‘₯ π›₯𝑑 untuk jarak titik A ke pusat lingkaran r, diperoleh π›₯π‘₯ = π‘Ÿ π›₯πœƒ Dengan demikian, v = π›₯π‘₯ π›₯𝑑 = π‘Ÿ π›₯πœƒ π›₯𝑑 karena π›₯πœƒ π›₯𝑑 = Ο‰, kita dapatkan persamaan yang menghubungkan v dan Ο‰. v = r Ο‰ Dari persamaan di atas tampak bahwa semakin besar nilai r (semakin jauh suatu titik dari pusat lingkaran), maka semakin besar kecepatan linearnya dan semakin kecil kecepatan sudutnya. Hubungan antara Percepatan Linear dengan Percepatan Sudut Besarnya percepatan linear untuk perubahan kecepatan linear selama selang waktu tertentu dapat kita nyatakan dengan persamaan: a = π›₯𝑣 π›₯𝑑 dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut (v = r Ο‰), kita dapat menurunkan hubungan antara besarnya perubahan kecepatan linear (π›₯𝑣) dan perubahan kecepatan sudut (π›₯πœ”) yakni π›₯𝑣 = π‘Ÿ π›₯πœ” sehingga aT = π›₯𝑣 π›₯𝑑 = π‘Ÿ π›₯πœ” π›₯𝑑 Karena π›₯πœ” π›₯𝑑 = Ξ± Sehingga kita dapat memperoleh persamaan aT = π›₯𝑣 π›₯𝑑 = π‘Ÿ π›₯πœ” π›₯𝑑 = r Ξ±
  • 11. Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa semakin jauh suatu titik dari pusat lingkaran maka semakin besar percepatan tangensialnya dan semakin kecil percepatan sudut. Semua persamaan yang telah kita turunkan di atas kita tulis dkembali pada tabel di bawah ini. B. Gerak Melingkar Beraturan Pada subbab ini Anda harus mampu: 1. Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitaif 2. Memberikan contoh gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari- hari. Jika benda yang menempuh lintasan melingkar bergerak dengan laju linear konstan, benda dikatakan menempuh gerak melingkar beraturan (GMB). Pada GMB, besar kecepatan linear (atau laju linear) selalu konstan, tetapi arah kecepatan linear setiap saat selalu berubah. Hal ini yang akan menimbulkan percepatan yang senantiasa mengarah ke pusat lingkaran yang disebut dengan percepatan sentripetal. Beberapa contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari yang dapat didekati dengan GMB, antara lain gerak bumi mengitari matahari, gerak bulan mengitari bumi, dan kincir putar. Dapatkah Anda menyebutkan beberapa contoh lagi? Apakah Gerak Melingkar Beraturan itu?
  • 12. Anda telah mempelajari tentang gerak lurus beraturan (GLB), yaitu gerak suatu benda menempuh lintasan garis lurus dengan kelajuan tetap. Karena pada GLB, baik besar kecepatan (kelajuan) maupun arah kecepatan adalah tetap, GLB dapat juga didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan (vektor) kecepatan tetap. Analogi dari GLB, Gerak Melingkar Beraturan (GMB), didefinisikan sebagai gerak suatu benda menempuh lintasan melingkar dengan kelajuan (atau besar kecepatan) tetap. Dapatkah Anda mendefinisikan GMB sebagai gerak suatu benda dengan (vektor) kecepatan tetap? Misalkan, suatu benda menempuh lintasan melingkar. Arah putaran benda adalah searah dengan arah jarum jam, seperti gambar di bawah. Bagaimanakah dengan vektor kecepatannya? Tampak bahwa arah kecepatan linear di A, di B, dan di C berbeda. Jadi, pada GMB vektor kecepatan linear senantiasa berubah. Dengan demikian, kita tidak dapat mendefinisikan GMB sebagai gerak melingkar dengan kecepatan linear tetap. Jika demikian, vektor apakah yang tetap dalam GMB? Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linear v tetap. Oleh karena itu, besar kecepatan sudut Ο‰, yang dirumuskan Ο‰ = 𝑣 π‘Ÿ juga benilai tetap. Bagaimana dengan arah vektor kecepatan sudut (Ο‰)? Arah kecepatan sudut didefinisikan sama dengan arah putaran partikel. Pada gambar di bawah, partikel yang berada di titik A, B, atau C, arah putaran partikel (identik dengan arah kecepatan sudutnya (Ο‰)) adalah sama, yaitu searah dengan arah jarum jam. Karena besar maupun arah dari vektor kecepatan sudut Ο‰ tetap, vektor yang tetap dalamGMB adalah vektor kecepatan sudutnya. Dengan demikian, GMB dapat didefinisikan sebagai gerak suatu partikel dengan vektor kecepatan sudut Ο‰ tetap. Karena kecepatan sudut Ο‰ tetap, berarti percepatan sudutnya nol. Yang ada hanya percepatan sudut yang tegak lurus terhadap lintasan yang menyebabkan arah kecepatan linear berubah-ubah.
  • 13. Gambar 4. Sebuah benda melakukan gerak melingkar beraturan dengan arah searah gerak jarum jam. Kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan : 1. Besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah kecep atan linear selalu berubah setiap saat 2. Kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat 3. Percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol 4. Dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal
  • 14. Percepatan Sentripetal Percepatan tangensial didefinisikan sebagai perbandingan perubahan kecepatan dengan selang waktu yang sangat singkat,secara matematis dirumuskan sebaga iberikut: Ξ± = 𝑣2βˆ’π‘£1 βˆ†π‘‘ = βˆ†π‘£ βˆ†π‘‘ βˆ†π‘‘ sangat kecil/mendekati nol Selama selang waktu βˆ†π‘‘, P bergerak dari titik π‘₯1 ke π‘₯2 dengan menempuh jarak sejauh βˆ†π‘₯ , yang membentuk sudut πœƒ sangat kecil (mendekati nol),maka βˆ†π‘₯ dan βˆ†πœƒ juga bernilai sangat kecil dan 𝑣2 akan nyaris sejajar dengan 𝑣1 ,sehingga βˆ†π‘£ akan tegak lurus terhadap 𝑣2dan 𝑣1. Dengan demikian arah βˆ†π‘£ menuju kepusat lingkaran . Nah, percepatan jenis ini dinamakan percepatan sentripental alias percepatan radial, dan kita beri lambang 𝒂 𝒔 .Disebut percepatan sentripetal karena selalu β€œmencari pusat lingkaran”, disebu tpercepatan radial karena mempunyai arah sepanjang radius alias jari‐jari lingkaran.
  • 15. Sekarang kita turunkan persamaan untuk menentukan besar percepatan sentripetal alias percepatan radial (𝒂 𝒔). Berdasarkan gambar diatas,tampak bahwa O π‘₯1 tegaklurus terhadap 𝑣1 dan Oπ‘₯2 tegak lurus terhadap 𝑣2. Dengan demikian πœƒ yang merupakan sudut antara O π‘₯1 dan O π‘₯2 ,juga merupakan sudut antara 𝑣1 dan 𝑣2 . Dengan demikian ,vektor 𝑣1 , 𝑣2 , dan βˆ†π‘£(lihat gambar di bawah) membentuk segitiga yang sama secara geometris dengan segitiga Oπ‘₯1 π‘₯1pada gambar diatas. Dengan menganggap βˆ†π‘‘ sangat kecil, kita dapat merumuskan : βˆ†π‘£ 𝑣 β‰ˆ βˆ†π‘₯ π‘Ÿ Kita tulissemua persamaan denagan v karena pada GMB kecepatan tangensial benda sama (𝑣1= 𝑣2= v). Karena kita hendak merumuskan persamaan percepatan sesaat, dimana βˆ†π‘‘ menekati nol, maka kita dapat menyatakan rumusan diatas menjadi persamaan dan dinyatakan dalam βˆ†π‘£. βˆ†π‘£ = 𝑣 π‘Ÿ βˆ†π‘₯ Untuk memperoleh persamaan percepatan sentripetal,,kita bagi βˆ†π‘₯ dengan βˆ†π‘‘ , dimana : 𝒂 𝒔 = βˆ†π’— βˆ†π’• = 𝑣 π‘Ÿ βˆ†π‘₯ βˆ†π‘‘
  • 16. Karena βˆ†π‘₯ βˆ†π‘‘ = v ( kelajuan linier), maka persamaan diatas kita bah menjadi : 𝒂 𝒔 = 𝒗 𝟐 𝒓 Persamaan percepatan sentripetal Benda yang melakukan gerakan dengan lintasan berbentuk lingkaran dengan radius/jari‐jari(r )dan laju tangensial tetap (v) mempunyai percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran dan besarnya adalah 𝒂 𝒔 = 𝒗 𝟐 𝒓 Berdasarkan persamaan percepatan sentripetal tersebut, tampak bahwa nilai percepatan sentripetal bergantung pada kecepatan tangensial dan radius/jari‐jari lintasan (lingkaran). Dengan demikian, semakin cepat laju gerakan melingkar,semakin cepat terjadi perubahan arah dan semakin besar radius, semakin lambat terjadi perubahan arah. Arah vektor percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran, tetapi vektor kecepatan linear menuju arah gerak benda secara alami (lurus), sedangkan arah kecepatan sudut searah dengan putaran benda. Dengan demikian, vektor percepatan sentripetal dan kecepatan tangensial saling tegak lurus atau dengan kata lain pada Gerak Melingkar Beraturan arah percepatan dan kecepatan linear/tangensial tidak sama. Demikian juga arah percepatan sentripetal dan kecepatan sudut tidak sama karena arah percepatan sentripetal selalu menuju kedalam/pusat lingkaran sedangkan arah kecepatan sudut sesuai dengan arah putaran benda (untuk kasus diatas searah dengan putaran jarum jam).
  • 17. Kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan: 1. besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah kecepatan linear selalu berubahsetiapsaat 2. kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat 3. percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol 4. dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal Periode dan Frekuensi Gerak melingkar sering dijelaskan dalam frekuensi (f) sebagai jumlah putaran perdetik. Periode (T) dari benda yang melakukan gerakan melingkar adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Hubungan antara frekuensi dengan periode dinyatakan dengan persamaan dibawah ini T = 1 𝑓 Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan linear sepanjang satu keliling lingkaran (2 πœ‹r), dimana r merupakan jarak tepi lingkaran dengan pusat lingkaran. Kecepatan linear merupakan perbandingan antara panjang lintasan linear yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuh. Secara matematis dirumuskansebagaiberikut: Kecepatan linear = π‘π‘Žπ‘›π‘—π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘› π‘™π‘–π‘›π‘–π‘’π‘Ÿ π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘‡π‘’π‘šπ‘π‘’β„Ž V = 2πœ‹r 𝑇 Karena T= 1 𝑓 maka persamaan kecepatan linear dapat ditulis menjadi: V = 2πœ‹π‘Ÿπ‘“ Selang waktu yang diperlukan benda untuk menempuh satu putaran adalah T. Besar sudut dalam satu putaran=360Β° (360Β° = 2πœ‹ ) . Kecepatan sudut merupakan perbandingan antara besar perpindahan sudut yangditempuh dengan selang waktu
  • 18. tempuh, secara matematis ditulis: Kecepatan sudut = π΅π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ 𝑆𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘Œπ‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Ž π‘†π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘” π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘‡π‘’π‘šπ‘π‘’β„Ž Karena T = 1 𝑓 maka persamaan kecepatan sudut dapat ditulis menjadi: πœ” = 2 πœ‹π‘“ Untuk menurunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara kecepatan tangensial (v) dengan kecepatan sudut (πœ”), kita subtitusikan persamaan πœ” = 2 πœ‹π‘“ kedalam persamaan V V= 2πœ‹π‘Ÿπ‘“ V = 2πœ‹π‘Ÿπ‘“ = r(2πœ‹π‘Ÿπ‘“) V= π‘Ÿπœ” Sekarang kita tulis kembali persamaan GMB yang telah kita turunkan diatas: Persamaan yang menyatakan hubungan antara setiap besaran dalam GMB Persamaan Satuan Persamaan Satuan T = 1 𝑓 V = 2πœ‹r 𝑇 πœ” = 2πœ‹ 𝑇 Sekon (s) Meterpersekon(m/s) Radianpersekon(rad/s) f = 1 𝑇 V = 2πœ‹π‘Ÿπ‘“ πœ” = 2 πœ‹π‘“ Hertz (Hz) Meterpersekon(m/s) Meterpersekon(m/s) 𝒂 𝒔 = 𝒗 𝟐 𝒓
  • 19. Persamaan fungsi Gerak Melingkar Beraturan (GMB) Pada Gerak Melingkar Beraturan, kecepatan sudut selalu tetap (baik besar maupun arahnya), dimana kecepatan sudut awal sama dengan kecepatan sudut akhir. Karena selalu sama, maka kecepatan sudut sesaat sama dengan kecepatan sudut rata‐rata. Kitatelahmengetahuibahwakecepatansudutrata‐ratadirumuskansebagai πœ” = βˆ†πœƒ βˆ†π‘‘ β†’ βˆ†πœƒ = πœ”βˆ†π‘‘ Misalnya kita tentukan waktu awal adalah 𝑑0 = 0 dan posisi sudut awal adalah πœƒ0 , sehingga berlaku persamaan: βˆ†πœƒ = πœ”βˆ†π‘‘ πœƒ βˆ’ πœƒ0 = πœ” ( 𝑑 βˆ’ 𝑑0) β†’ 𝑑0 = 0 πœƒ βˆ’ πœƒ0 = πœ” 𝑑 πœƒ =πœƒ0 + πœ” 𝑑 β†’ persamaan ini menyatakan hubungan antara perpindahan sudut, kecepatan sudut dan waktu tempuh. Contoh Soal 1 : Sebuah bola bermassa 200 gram diikat pada ujung sebuah tali dan diputar dengan kelajuan tetap sehingga gerakan bola tersebut membentuk lingkaran horisontal dengan radius 0,2 meter. Jika bola menempuh 10 putaran dalam 5 detik, berapakah percepatan sentripetalnya? Panduan Jawaban: Percepatan sentripetal dirumuskan dengan persamaan 𝒂 𝒔 = 𝒗 𝟐 𝒓 . Karena laju putaran bola belum diketahui, maka terlebih dahulu kita tentukan lajubola (v). Apabila bola menempuh 10 putaran dalam 5 detik maka satu putaran ditempuh dalam 2 detik, di mana ini merupakan periode putaran ( T). Jarak lintasan yang ditempuh benda adalah keliling lingkaran = 2πœ‹π‘Ÿ dimana r = jari‐jari/radius lingkaran. Dengan demikian, laju bola:
  • 20. V = 2πœ‹r 𝑇 = 2( 3,14)(o,2 m) 2𝑠 = 0,6 m/s Percepatan sentripetal bola: 𝒂 𝒔 = 𝒗 𝟐 𝒓 = (𝟎,πŸ”) 𝟐 𝟎,𝟐 π’Ž = 0,18 m/s Gaya Sentripetal Setiap benda yang bergerak membentuk lintasan lingkaran harus tetap diberikan gaya agar benda tersebut terus berputar. Anda dapat membuktikannya dengan mengikat sebuah benda (sebaiknya berbentuk bulat atau segi empat ) pada salah satu ujung tali. Setelah itu putarlah tali tersebut, sehingga benda tersebut ikut berputar. Jika anda menghentikan putaran, maka bola tersebut perlahan‐lahan berhenti. Hal dikarenakan tidak ada gaya yang diberikan. Agar bola tetap berputar maka harus diberikan gaya secara terus menerus, yang dalam hal ini adalah tangan anda yang memutar tali. Besarnya gaya tersebut, dapat dihitung dengan Hukum II Newton untuk komponen radial: βˆ‘ 𝐹 = π‘š π‘Žβ†’βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘š π‘Ž 𝑠 = m 𝒗 𝟐 𝒓 π‘Ž 𝑠adalah percepatan sentripetal ( percepatan radial ) yang arahnya menuju pusat lingkaran. Persamaan diatas menunjukan hubungan antara gaya dan percepatan sentripetal. Karena gaya memiliki hubungan dengan percepatan sentripetal, maka arah gaya total yang diberikan harus menuju kepusat lingkaran Jika tidak ada gaya total yang diberikan (yang arahnya menuju pusat lingkaran) maka benda tersebut
  • 21. akan bergerak lurus alias bergerak keluar dari lingkaran. Anda dapat membuktikannya dengan melepaskan tali dari tangan anda. Untuk menarik sebuah benda dari jalur β€œnormal”‐ nya, di perlukan gaya total ke samping. Karena arah percepatan sentripetal selalu menuju pusat lingkaran, maka gaya total ke samping tersebut harus selalu diarahkan menuju pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya sentripetal (sentripetal = ”menuju ke pusat”). Istilah ini hanya menjelaskan gaya total (bukan jenis gaya baru), di mana gaya total diarahkan menuju pusat lingkaran. Gaya sentripetal harus diberikan oleh benda lain. misalnya, ketika kita memutar bola yang terikat pada salah satu ujung tali, kita menarik tali tersebut dan tali memberikan gaya pada bola sehingga bola berputar. Percepatan sentripetal (a ) dapat dinyatakan dalam periode T (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan putaran). 𝒂 𝒔 = 𝒗 𝟐 𝒓 β†’ Persamaan percepatan sentripetal Hubungan antara periode dan kecepatan linear dalam GMB dinyatakan pada persamaan berikut: V = 2πœ‹r 𝑇 Sekarang kita masukan nilai v kedalam persamaan percepatan sentripetal: 𝒂 𝒔 = ( 2πœ‹r 𝑇 ) 𝟐 𝒓 𝒂 𝒔 = πŸ’ 𝝅 𝟐 𝒓 𝑻 Sekarang mari kita tinjau gaya sentripetal pada beberapa jenis Gerak Melingkar Beraturan:
  • 22. Benda yang berputar horisontal Misalnya kita tinjau sebuah benda yang diputar menggunakan tali pada bidang horisontal, sebagaimana tampak pada gambar dibawah: Amati bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat (mg )yang arahnya kebawah dan gaya tegangan tali (𝐹𝜏) yang bekerja horisontal. Tegangan tali timbul karena kita memberikan gaya tarik pada tali ketika memutar benda (ingat kembali penjelasan diatas). Gaya tegangan tali ini berfungsi untuk memberikan percepatan sentripetal. Berpedoman pada koordinat bidang xy, kita tetapkan komponen horisontal sebagai sumbu x. Dengan demikian, berdasarkan hukum II Newton, kita dapat menurunkan persamaan gaya sentripetal untuk benda yang berputar horisontal: βˆ‘ 𝐹π‘₯ = π‘šπ‘Ž π‘₯ βˆ‘ 𝐹𝜏 = π‘š 𝒗 𝟐 𝒓 Benda yang berputar vertikal Misalnya kita tinjau sebuah benda yang diputar menggunakan tali pada bidang vertikal, sebagaimana tampak pada gambar dibawah:
  • 23. Ketika benda berada di titik A, pada benda bekerja gaya berat (mg) dan gaya tegangan tali (𝐹𝑇𝐴 ) yang arahnya ke bawah (menuju pusat lingkaran). Kedua gaya ini memberikan percepatansentripetal pada gaya tegangan tali (𝐹𝑇𝐴 ’) yang arahnya keatas (menuju pusat lingkaran). Menggunakan hukum II Newton, kita dapat menurunkan persamaan gaya sentripetal untuk benda yang berputar vertikal. Terlebih dahulu kita tetapkan arah menuju ke pusat sebagai arah positif. Gaya Sentripetal di titik A Terlebih dahulu kita tinjau komponen gaya yang bekerja ketika benda berada di titik A.Ketika berada pada titik A, hubungan antara gaya sentripetal, gaya berat, massa benda, jari‐jari dan percepatan sentripetal dinyatakan dengan persamaan dibawah ini: βˆ‘ 𝐹 = π‘š π‘Ž βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘šπ‘Ž 𝑠 𝐹𝑇𝐴 + π‘š 𝑔 = π‘š 𝒗 𝑨 𝟐 𝒓 β†’ persamaan 1 Keterangan: 𝐹𝑇𝐴 = gaya tegangan tali dititik A Fs = gayasentripetal π‘Ž 𝑠 = percepatan sentripetal 𝒗 𝑨 = kecepatan gerak benda di titik A r = jari‐jari lingkaran (panjang tali) Berdasarkan persamaan 1 diatas, tampak bahwa ketika benda berada dititik A (puncak lintasan) , benda masih bisa berputar walaupun tidak ada gaya tegangan
  • 24. tali yang bekerja pada benda tersebut. Untuk membuktikan hal ini, mari kita obok ‐ obok persamaan di atas: Jika 𝐹𝑇𝐴 = 0 , maka persamaan diatas akan menjadi : 0 + mg = π‘š 𝒗 𝑨 𝟐 𝒓 mg = π‘š 𝒗 𝑨 𝟐 𝒓 g = 𝒗 𝑨 𝟐 𝒓 𝑣𝐴 2 = gr 𝑣𝐴 = √ π‘”π‘Ÿβ†’persamaan 2 Jadi ketika berada dititik A, benda tersebut masih bisa berputar dengan kecepatan linear 𝑣𝐴 , meskipun tidak ada gaya tegangan tali (Gaya tegangan tali pada kasus ini = gaya sentripetal). Besar kecepatan dinyatakan pada persamaan 2. Karena percepatan gravitasi (g) tetap maka besar kecepatan linear bergantung pada jari‐jari lingkaran / panjang tali). Semakin panjang tali (semakin besar jari‐jari lingkaran), semakin besar laju linear benda. Gaya Sentripetal dititik A’ Sekarang kita tinjau gaya sentripetal apabila benda berada dititik A’. Ketika benda berada dititik A’, pada benda bekerja gaya berat (mg) yang arahnya ke bawah dan gaya tegangan tali (𝐹𝑇𝐴 β€²) yang arahnya ke atas. Menggunakan hukum II Newton, mari kita turunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya sentripetal, gaya berat, massa benda, jari‐jari dan percepatan sentripetal. βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘šπ‘Ž 𝑠
  • 25. 𝐹𝑇𝐴 - π‘š 𝑔 = π‘š 𝒗 π‘¨β€²β€²πŸ 𝒓 𝐹𝑇𝐴 = π‘š 𝒗 𝑨′ 𝟐 𝒓 +π‘š 𝑔 Berdasarkan persamaan, tampak bahwa ketika berada dititik A’, besar gaya sentripetal (dalam kasus ini gaya sentripetal = gaya tegangan tali) lebih besar di bandingkan dengan ketika benda berada dititik A. Dengan demikian, ketika benda berada di titik A’ kita harus memberikan gaya putar yang lebih besar untuk mengimbangi gaya berat benda. Anda dapat melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini. Ikatlah sebuah benda pada salah satu ujung tali dan putar benda tersebut secara vertikal. Ketika benda berada dilembah lintasan (A’), anda akan merasakan efek tarikan gaya berat yang lebih besar dibandingkan ketika benda berada di puncak lintasan (A). Agar benda tetap berputar, gaya yang anda berikan harus lebih besar untuk mengimbangi gaya berat benda yang arahnya ke bawah. Kendaraan yang melewati tikungan Salah satu penerapan fisika dalam kehidupan kita, berkaitan dengan percepatan sentripetal adalah ketika kendaraan melewati tikungan. Pada kesempatan ini kita akan meninjau gaya sentripetal yang menyebabkan kendaraan dapat melewati tikungan. Pembahasan ini lebih berkaitan dengan gerakan mobil, atau kendaraan sejenis lainnya (truk, bus dkk). Kita tidak meninjau sepeda motor karena analisisnya sangat kompleks (mengapa kompleks alias ribet ? ayo...berpikirlah. Sering nonton GP khan ? Tikungan rata Terlebih dahulu kita bahas tikungan yang permukaan jalannya rata. Ketika melewati tikungan yang rata setiap mobil memiliki gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lintasan lingkaran (amati gambar di bawah). Gaya sentripetal
  • 26. tersebut bersumber dari gaya gesekan antara ban dengan permukaan jalan. Gesekan yang terjadi adalah gesekan statis selama ban tidak selip. Mengapa tidak gesekan kinetis ? anggap saja ini pr dari guru muda untu kanda. Gunakan pengetahuan anda tentang gaya gesekan untuk menyelesaikanprdarigurumudaini...oke,kembalikelaptop,ehtikungan. Cermati gambar diatas. Ketika mobil melewati tikungan dengan kecepatan (v), jalan memberikan gaya ke dalam(gesekan terhadap ban) dan membuat mobil tersebut bergerak melingkar. Arah gaya gesekan (𝐹𝑔𝑒𝑠) menuju pusat lingkaran, seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas. Gaya gesekan inilah yang berperan sebagai gaya sentripetal. Sebenarnya penjelasan ini dapat anda pahami dengan mudah. Bayangkanlah, apa yang terjadi ketika anda mengendarai mobil pada tikungan yang sangat licin (anggap saja sedang hujan dan permukaan luar roda mobil anda sudah gundul)? Bisa ditebak, anda akan digiring ambulans menuju rumah sakit... mengapa?ketika tidak ada gaya gesekan statis, ban mobil anda akan selip dan keluar dari lintasan lingkaran... dengan kata lain, pada mobil anda tidak bekerja gaya sentripetal.Jadi berhati‐hatilah ketika melewati tikungan, apalagi tikungan tajam... Sekarang mari kita turunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya sentripetal (dalam kasus ini gaya sentripetal adalah gaya gesekan) dengan percepatan, jari‐jari lintasan lingkaran dan massabenda...
  • 27. Berdasarkan hukum II Newton, gaya total yang bekerja pada mobil ketika melewati tikungan adalah βˆ‘ 𝐹 = π‘š π‘Ž Karena pada kasus ini, gaya total adalah gaya gesekan dan percepatan = percepatan sentripetal, maka kita tulis kembali persamaan diatas,menjadi: βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘šπ‘Ž 𝑠 βˆ‘ 𝐹𝑠 = π‘š 𝒗 𝟐 𝒓 𝐹𝑠 = gaya sentripetal, dan π‘Ž 𝑠 = percepatan sentripetal. Pada kasus ini, gaya sentripetal = gaya gesekan. Besar gaya gesekan dapat dihitung dengan persamaan: (𝐹𝑔𝑒𝑠 ) maks = πœ‡ 𝑠 N Fges = gaya gesekan maksimum, πœ‡ 𝑠 = koofisien gesekan statis maksimum dan N = gaya normal (N = w = mg). W= gaya berat. Gaya sentrifugal Ketika kita memutar bola, kita merasa bahwa seolah-olah ada gaya yang menarik tangan kita keluar. Hal ini sering kali diartikan secara keliru, bahwa ada gaya yang bekerja β€œmenjahi pusat”. Kesalah pahaman yang terjadi menggambarkan bahwa benda yang bergerak melingkar mempunyai gaya ke luar yang bekerja padanya, yang disebut gaya sentrifugal (menjahui pusat). Kenyataan yang terjadi bukan seperti itu. Untuk mempertahankan gerak bola, tangan kita menarik tali ke dalam, yang memberikan gaya pada bola untuk
  • 28. bergerak melingkar karena ada gaya ke dalam alias menuju pusat lingkaran. Bola memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah (ingat hukum III Newton : ada aksi maka ada reaksi, dan besarnya gaya aksi dan reaksi sama tetapi berlawanan arah). Hal ini yang kita rasakan seperti ada tarikan keluar, tetapi itu bukan gaya sentrifugal, tetapi gaya reaksi yang diberikan oleh bola yang arahnya keluar melawan gaya aksi yang kita berikan kepada bola yang arahnya ke dalam / ke pusat lingkaran. Dengan demikian, tidak ada gaya sentrifugal yang bekerja pada bola. Untuk membuktikan bahwa tidak ada gaya sentrifugal, bayangkanlah apa yang terjadi ketika kita melepaskan tali. Anda juga dapat membuktikan dengan melakukan percobaan di atas (memutar tali yang salah satu ujungnya diikatkan bola), Jika ada gaya sentrifugal, maka bola akan terlempar keluar, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Tetapi kenyataannya tidak demikian, bola melayang secara tangensial atau ketika tali dilepaskan, arah gerak bola sesuai dengan arah kecepatan linearnya. Hal ini disebabkan karena ketika kita melepaskan tali, tidak ada lagi gaya kedalam yang bekerja pada bola. Jika ada gaya sentrifugal maka ketika tali dilepaskan, bola akan melayang seperti pada gambar a. Kenyataan yang terjadi, ketika tali dilepaskan bola melayang seperti gambar b.
  • 29. Hubungan Roda- Roda Ada tiga cara yang dapat Anda lakukan untuk menghubungkan dua roda atau lebih, yaitu sepusat, menggunakan rantai atau sabuk, dan bersinggungan. Tiap hubungan rod-roda tersebut memberikan ciri tertentu seperti dirangkum dalam tabel berikut. Hubungan Roda- Roda Diagram Ciri Sepusat ο‚· kecepatan sudut sama πœ”1= πœ”2 ο‚· arah putar sama ο‚· kelajuan linier tidak sama 𝑣1 𝑅1 = 𝑣2 𝑅2 Menggunakan sabuk/rantai ο‚· kelajuan linier sama 𝑣1 = 𝑣2 ο‚· arah putar sama ο‚· kecepatan sudut tidak sama 𝑅1 πœ”1 = 𝑅2 πœ”2 Bersinggungan ο‚· kelajuan linier sama 𝑣1 = 𝑣2 ο‚· arah putar berlawanan ο‚· kecepatan sudut tidak sama 𝑅1 πœ”1 = 𝑅2 πœ”2
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Giancoli, Douglas C. . 2001. Fisika Jilid I (terjemahan. Jakarta: Erlangga. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I(terjemahan). Jakarta: Erlangga. Sumarsono, Joko. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pedidikan Nasional. Tipler, P. A.. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik – JilidI (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pedidikan Nasional. Young, HughD .& Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta: Erlangga.