Materi Kulon 46 - Ekonomi produktif dan desa sadar lingkungan
1. PENGEMBANGAN EKONOMI PRODUKTIF DESA
*Materi disampaikan dalam rangka Kuliah Online AKADEMI DESA 4.0
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
6 November 2020
Oleh:
Bayu Eka Yulian
bayueka@apps.ipb.ac.id
Dalam Perspektif Desa Sadar Lingkungan
2. Pembangunan Desa
Pembangunan Desa adalah
upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat
Desa.
[Pasal 1 Ayat 8 UU No. 6/2014]
3. Debat yang (belum) selesai?
Kontestasi atau kolaborasi?
• Livelihood system
• Bisnis profit
• SDA = faktor produksi
• Ruang hidup spesies
• Ruang ekspresi budaya
• Konservasi keanekaragaman
hayati
4. DevelopmentalismConservationism
Isu kunci
• Pertumbuhan ekonomi
diperlukan.
• Peningkatan jumlah
penduduk memerlukan
pangan dan pemukiman
serta energi.
• SDA merupakan faktor
produksi.
Eco-populism
Isu kunci
Pertumbuhan ekonomi
menyebabkan:
1. Degradasi lingkungan;
2. Biodiveristy lost.
Punahnya flora dan fauna
“langka”.
Aktivitas “berekonomi”
manusia mengganggu
ekosistem.
Isu kunci
Pertumbuhan ekonomi via
pembangunan
menyebabkan:
• masalah sosial (konflik
agraria) land grabing.
• Eksklusi dan marjinalisasi
masyarakat lokal.
• Ketimpangan struktur
agraria pedesaan.
• Ketidak-adilan sosial
Debat yang (belum) selesai?
6. Etika Lingkungan (Keraf, 2002)
1. Sikap hormat terhadap alam (respect for nature)
2. Prinsip tanggung jawab moral (moral responsibility for nature)
3. Solidaritas kosmis (cosmic solidarity)
4. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature)
5. Prinsip tidak menimbulkan kerusakan (no harm principle)
6. Hidup sederhana dan selaras dengan alam
7. Prinsip keadilan
8. Prinsip demokrasi
9. Prinsip integritas moral
7. Ekonomi Produktif Desa “DARLING”
• Mendayagunakan sumber daya lokal desa. Misal: pendekatan
agroekologi/ berbasis ekosistem lokal;
• Direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi berdasarkan prinsip tata
kelola yang baik (good governance);
• Kelembagaan BUMDes atau BUMDes Bersama, Koperasi, dll.;
(tidak hanya dibatasi batas administratif, bisa juga kawasan/lanskap ekologis);
• Konektivitas hulu (produksi) – hilir (market/ the end of buyer);
(berbasis teknologi dan digitalisasi instrumen tata niaga pedesaan);
• Kolaborasi para pihak.
• Pembiayaan modal gotong royong/ sharing, dan/ atau dana desa;
• Mendorong lahirnya local sociopreneur desa yang membumi, agile
(tangguh), dan adaptif.
• Berkeadilan dan berkelanjutan (ramah sosial, ramah ekonomi, dan ramah ekologis).
8. Logical of Thinking Desa Membangun
• Dari, oleh, dan untuk desa.
• Fokus ketahanan sosial, ketahanan
ekonomi, dan ketahanan ekologis
lingkungan.
• 5 Tipologi Desa Sangat tertinggal,
tertinggal, berkembang, maju, dan
mandiri.
Sumber: idm.kemendesa.go.id
840
1742
8647
11895
38185
39827
17626
13867
3536
2426
Tipologi Desa berdasar IDM
Permendesa No. 2 tahun 2016
9. Meneropong Pengembangan Ekonomi Desa 2021
• Peluang ekonomi bisnis masa depan pangan, energi, farmasi, teknologi
digital, dan jasa.
• Pengembangan ekonomi jasa lingkungan Desa Wisata di era kenormalan
baru.
• Padat karya dalam proses pembangunan (sesuai baku mutu, baku teknis, dan
baku waktu).
• Dengan dana desa 2021 fokus pada: (Permendesa 13/2020)
1. Pemulihan ekonomi nasional
2. Program prioritas nasional
3. Adaptasi kebiasaan baru Desa
Dengan fokus pada pencapaian SDGs Desa (18 TPB Desa)
10. SDGs Desa (Permendesa No. 13 tahun 2020)
Menerjemahkan kearifan global (SDGs) dalam kearifan lokal desa
“Plus”
Kelembagaan Desa Dinamis dan
Budaya Adaptif
11. Refleksi: Desa “DARLING”
• Mendayagunakan sumber daya lokal.
• Pendekatan agroekologi berbasis
ekosistem.
• Ekosentrisme (selaras dengan alam).
• Menghormati kearifan lokal, memahami
kearifan global.
• Kolaboratif, demokratis, dan partisipatif.
• Holistik kelembagaan hulu – hilir
• Berkeadilan.
• Berkelanjutan.