SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2013

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER- 31/PJ/2012
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN
ORANG PRIBADI
Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan
Pembayaran lain dengan nama/bentuk
apapun

1. Pekerjaan;
2. Jasa;
3. Kegiatan
yang dilakukan orang pribadi

SPDN

SPLN

PPh Pasal 21

PPh Pasal 26
Pemotong PPh Pasal 21/26
• pemberi kerja yang terdiri dari:
a. orang pribadi dan badan;
b. cabang, perwakilan atau unit, dalam hal yang
melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang
terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang,
perwakilan atau unit tersebut.
• bendahara atau pemegang kas pemerintah
• dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja dan badan-badan lain
• orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas serta badan yang melakukan
pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa
• Penyelenggara kegiatan
Pemberi Kerja Bukan Pemotong
PPh Pasal 21/26

• Kantor perwakilan negara asing
• Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan
Menteri Keuangan
• Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sematamata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan
pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam
rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas
Penerima Penghasilan yang Dikenakan
PPh Pasal 21/26
• pegawai;
• penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat
pensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnya;
• bukan pegawai;
• anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai;

• mantan pegawai;
• peserta kegiatan:
– Peserta perlombaan
– Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan,
kunjungan kerja
– Peserta/anggota kepanitiaan
– Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
– Peserta kegiatan lainnya
Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26
• penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur
• penghasilan penerima pensiun secara teratur
• uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan
hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya
melewati jangka waktu 2 tahun;
• penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
• imbalan kepada bukan pegawai;
• imbalan kepada peserta kegiatan;
• imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan
merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama;
• imbalan kepada mantan pegawai;
• penarikan dana pensiun oleh pegawai.
Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:
•
•

Wajib Pajak PPh Final
Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
Penghitungan Besarnya
Penghasilan

Uang rupiah

Uang asing

sesuai dengan yang
diterima/diperoleh

Kurs Menteri
Keuangan

Natura/kenikmatan
an

Harga Pasar
Penghasilan yang Tidak Dikenakan
PPh Pasal 21/26
• Pembayaran manfaat atau santunan asuransi
kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa
• Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah
• Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah
disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi
kerja
• Zakat/sumbangan
wajib
keagamaan
dari
badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah
• Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf l UU PPh
PPh Pasal 21:
Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala

Setiap Masa Pajak,
kecuali Masa Pajak terakhir

Perkiraan Penghasilan Neto
yang akan diterima selama
setahun,
 Penghasilan teratur
sebulan dikali 12

Masa Pajak terakhir

Selisih antara PPh yang
terutang atas seluruh
penghasilan kena pajak
selama setahun dengan PPh
yang telah dipotong masamasa sebelumnya
Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan

Disetahunkan

1. WP OP DN meninggal
dunia atau meninggalkan
Indonesia selamanya;
2. Orang asing mulai
bekerja di Indonesia
pada tahun berjalan
untuk jangka waktu lebih
dari 6 bulan;
3. Karyawan pindah cabang

Tidak Disetahunkan

1. WP OP DN mulai bekerja
pada tahun berjalan;
2. WP OP DN pindah kerja
ke pemberi kerja yang
lain
Penghitungan PPh Pasal 21
Pegawai tetap

Penerima pensiun

Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Dibayar Pemberi Kerja

Uang Pensiun Berkala

Dikurangi dengan

Dikurangi dengan

1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per
tahun atau Rp500.000 per bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang
dibayar sendiri

Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp2.400.000 per
tahun atau Rp200.000 perbulan

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)
Dikurangi PTKP
Penghasilan Kena Pajak
Dikenakan Tarif Pasal 17
PTKP:
PMK 162/PMK.011/2012
Rp24.300.000,-

Untuk diri Wajib Pajak

Rp2.025.000,-

Tambahan utk WP Kawin

Rp2.025.000,-

Tambahan
untuk
setiap
anggota keluarga sedarah
semenda
dalam
garis
keturunan lurus serta anak
angkat yg menjadi tanggungan
sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun
kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender
PTKP Karyawati

Kawin

Hanya untuk
diri sendiri

Kawin
Suami tidak
berpenghasilan

1. Diri sendiri;
2. Status kawin;
3. Tanggungan
maks 3.

Tidak
Kawin

1. Diri sendiri;
2. Tanggungan
maks 3.

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat
serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/
memperoleh penghasilan
Tarif

Sampai dengan Rp 50 juta

5%

Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta

Sesuai
Pasal 17 ayat
(1) huruf a
UU PPh

15%

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta

25%

Di atas Rp 500 juta

30%
PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
Upah/Uang Saku Harian, Mingguan,
Satuan, Borongan

Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 7.000.000

Upah/Uang Saku Harian

Dikali 12
≤ 200.000

> 200.000

Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong

Dikurangi 200.000

Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5%

Dikenakan Tarif Ps 17

Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
Tarif PPh 21 = 5%

PPh Ps 21 Setahun
Dibagi 12
PPh Pasal 21 Sebulan
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai

berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara
kumulatif

Berkesinambungan
Exc. Pasal 13 ayat (1)

Tidak
berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
Dihitung secara
kumulatif

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
PPh Pasal 21:
Lainnya
Dewan Komisaris/
Pengawas non
Pegawai tetap

Mantan Pegawai

honorarium atau
imbalan yang
bersifat tidak teratur

Peserta program
Pensiun yang masih
Berstatus pegawai

jasa produksi,
tantiem, gratifikasi,
bonus atau imbalan
lain yang bersifat
tidak teratur

Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto

penarikan dana
pensiun
PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan
Tarif Pasal 17
UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh
dan tidak dipecah
TETAP

Ph NETO - PTKP

PEGAWAI

BULANAN
TIDAK TETAP
HARIAN

Ph BRUTO - PTKP
Ph BRUTO – 200 RIBU
Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) –
PTKP Harian

Ph BRUTO(>7jt) – PTKP
PENSIUNAN

BERKALA

BERKESINAMBUNGAN
BUKAN PEGAWAI

BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1)
TIDAK BERKESINAMBUNGAN

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI,
PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI
PESERTA KEGIATAN

Ph NETO - PTKP
((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)
Kumulatif
(50% X Ph Bruto) Kumulatif
50 % x Ph Bruto
Ph Bruto Kumulatif
Ph Bruto
Penerima Penghasilan Tidak ber-NPWP
PPh Pasal 21 sebesar 120%
lebih tinggi daripada PPh
Pasal 21 yang seharusnya
(20% lebih tinggi)
Setelah pemotongan
PPh Pasal 21 bulan
Desember

merupakan kredit
pajak dalam SPT
Tahunan PPh

Ber-NPWP

sebelum pemotongan
PPh Pasal 21 bulan
Desember

Diperhitungkan oleh
pemotong dengan
PPh Pasal 21 bulanbulan selanjutnya

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final
Ketentuan Khusus

1. Uang Pesangon
2. Uang Manfaat Pensiun
3. THT/JHT
yang dibayarkan sekaligus

PP 68 Tahun 2010

Penghasilan bersumber dari
APBN/D yang diterima oleh
Pejabat Negara, PNS,
Anggota, TNI/Polri, dan
Pensiunannya

PP 80 Tahun 2010
PPh Pasal 26
Tarif Pasal 26:
20 %

Penghasilan Bruto

Memperhatikan
Ketentuan P3B
Saat terutang
PPh Pasal 21/26

Penerima penghasilan

Pemotong

Saat dilakukannya
pembayaran
atau
saat terutangnya
penghasilan

akhir bulan dilakukannya pembayaran
atau
akhir bulan
terutangnya
penghasilan
Kewajiban Pemotong
•
•

•
•
•
•
•

Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan
PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan
kalender.
PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos
atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20
hari setelah Masa Pajak berakhir.
Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh
Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak
Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai
Ketentuan
Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada
Penerima Penghasilan
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

•

Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:
– dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)
– diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau
pegawai berhenti

•

Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala:
– Dibuat setiap kali ada pemotongan
– Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti
potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan

•

Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam
SPT Masa PPh Pasal 21
Kewajiban Penerima Penghasilan

•

Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP

•

Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai
tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah
Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada
Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri

•

Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga
kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai
Pensiun

•

Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi
Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum
Mulai Tahun Kalender Berikutnya
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Budiyanta pada tahun 2013 bekerja di PT Aman Bahagia
dengan gaji sebulan Rp 8.000.000,00 dan membayar iuran
pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Budiyanta menikah tetapi
belum mempunyai anak. Pada bulan Juli 2013 menerima
kenaikan gaji, menjadi Rp 10.000.000,00 sebulan dan berlaku
surut sejak 1 Januari 2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang
berlaku surut tersebut, Budiyanta menerima rapel sejumlah
Rp 12.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d.
Mei 2013). Pada bulan Oktober 2013 menerima bonus
tahunan sebesar Rp 20.000.000,00.
A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan
Gaji sebulan
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000)
Rp
400.000
Iuran Pensiun
Rp
200.000
Penghasilan Neto sebulan
Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 )
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri
Rp 24.300.000
- tambahan WP kawin
Rp
2.025.000
Penghasilan Kena Pajak setahun
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000,00
= Rp
2.500.000
15% x Rp 12.475.000,00
= Rp
1.871.000
Rp
4.371.000
PPh Pasal 21 sebulan
Rp 4.371.000,00 : 12
= Rp
364.250

Rp

8.000.000

Rp
Rp
Rp

600.000
7.400.000
88.800.000

Rp
Rp

26.325.000
62.475.000
B.

Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Rapel
Gaji sebulan
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 10.000.000)
= Rp
Iuran Pensiun
= Rp
Penghasilan Neto sebulan
Penghasilan Neto setahun ( 12 x Rp 9.300.000,00 )
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri
Rp
- tambahan WP kawin
Rp
Penghasilan Kena Pajak setahun
PPh Pasal 21 setahun :
5% x Rp 50.000.000,00
= Rp
15% x Rp 35.275.000,00
= Rp
Rp
PPh Pasal 21 sebulan
Rp 7.791.000,00 : 12
Rp
PPh Pasal 21 Januari s.d Juni 2013 seharusnya adalah :
6 x Rp 649.250,00
PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Juni 2013
6 x Rp 364.250,00 (dari perhitungan contoh A)
PPh Pasal 21 untuk uang rapel

Rp
500.000
200.000

24.300.000
2.025.000

10.000.000

Rp
Rp
Rp

700.000
9.300.000
111.600.000

Rp
Rp

26.325.000
85.275.000

Rp

3.895.500

Rp
Rp

2.185.500
1.710.000

2.500.000
5.291.000
7.791.000
649.250
C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Bonus
Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000,00)
Bonus
Penghasilan bruto setahun
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00
*Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00
Rp 6.000.000
Iuran Pensiun (12 x Rp 200.000,00)
Rp 2.400.000
Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri
Rp 24.300.000
- tambahan WP kawin
Rp
2.025.000
Penghasilan Kena Pajak setahun
PPh Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus :
5% x Rp 50.000.000,00
= Rp
2.500.000
15% x Rp 55.275.000,00
= Rp
8.291.250
10.791.250
*PPh Pasal 21 setahun dibulatkan
Rp 10.791.000
PPh Pasal 21 atas Gaji (dari contoh B)
Rp 7.791.000
PPh Pasal 21 atas Bonus
Rp 3.000.000

Rp
Rp
Rp

120.000.000
20.000.000
140.000.000

Rp
Rp

8.400.000
131.600.000

Rp
Rp

26.325.000
105.275.000
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21
Rifki Zain seorang PNS golongan IVa di Kantor Imigrasi Medan
berdasarkan data pada bulan Maret 2013 Rifki Zain memperolah gaji
perbulan Rp.2.822.200,00, tunjangan jabatan Rp.540.000,00 perbulan
dan mempunyai 3 orang anak.
Pada tanggal 25 Maret 2013 Kantor Imigrasi Medan membayar
honor tim kepada Rifki Zain sebesar Rp.1.200.000,00.
Mendapatkan rapel kenaikan gaji pada bulan Juli 2013 karena
kenaikan gaji berkala sehingga gaji Rifki Zain menjadi
Rp.2.906.200,00.
Pada Bulan Agustus 2013 ditugaskan di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dengan
memperoleh tunjangan jabatan Rp.3.000.000,00 per bulan dan
dari Kantor Imigrasi Medan
hanya mendapatkan gaji dan
tunjangan selain tunjangan jabatan.
A.

PPh Pasal 21 Masa Maret 2013
Gaji Pokok
Tunjangan Istri
Tunjangan anak
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga
Tunjangan Jabatan
Tunjangan Beras
Pembulatan
Jumlah penghasilan bruto
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x
Iuran pensiun
4,75% x

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

4.027.308 =

Rp.

201.365

3.217.308 =

Rp.

152.822

2.822.200
282.220
112.888
3.217.308
540.000
270.000
4.027.308

354.188
Rp.

Penghasilan neto:
Penghasilan neto disetahunkan :
12 x
PTKP (K/3)

3.673.120
44.077.446

3.673.120

- Untuk Wajib Pajak
- Status WP Kawin
- Tanggungan (3 anak)

24.300.000
2.025.000
6.075.000

Rp.

32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Rp.

11.677.446

PKP dibulatkan
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan
Tambahan 20% lebih tinggi karena belum ber-NPWP

Rp.

11.677.000
583.850
48.654
-
B.

PPh Pasal 21 atas Honorarium di Bulan Maret 2013
=

1.200.000

=

x

180.000

(PPh Pasal 21 atas Honorarium bersifat final)

15%
C.

PPh Pasal 21 atas Pembayaran Rapel Kenaikan Gaji Berkala 2013
Gaji Pokok
Tunjangan Istri
Tunjangan anak
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga
Tunjangan Jabatan
Tunjangan Beras
Pembulatan

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

2.822.200
282.220
112.888
3.217.308
540.000
270.000
-

Jumlah penghasilan bruto

Rp.

4.027.308

Penghasilan disetahunkan
12
x
4.027.308 =
Jumlah rapel Kenaikan gaji
6
x
95.760 =
Jumlah Penghasilan Bruto Setahun
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x
48.902.256 = Rp.
Iuran pensiun
4,75% x
38.607.696 = Rp.
Penghasilan neto setahun:
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak
- Status WP Kawin
- Tanggungan (3 anak)

48.327.696
574.560
Rp.

48.902.256

Rp.

4.278.978
44.623.278

2.445.113
1.833.866

24.300.000
2.025.000
6.075.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PKP dibulatkan
PPh Pasal 21 setahun atas seluruh penghasilan
PPh Pasal 21 setahun tanpa rapel kenaikan gaji berkala
PPh Pasal 21 atas rapel kenaikan gaji berkala

Rp.
Rp.
Rp.

32.400.000
12.223.278
12.223.000
611.150
583.850
27.800
D.

PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kantor Imigrasi Medan (1)
Gaji Pokok
Tunjangan Istri
Tunjangan anak
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga
Tunjangan Jabatan *
Tunjangan Beras
Pembulatan
Jumlah penghasilan bruto
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x
Iuran pensiun
4,75% x

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

3.583.068 =

Rp.
Rp.

157.371

270.000
3.583.068

179.153

3.313.068 =

2.906.200
290.620
116.248
3.313.068

336.524
Rp.

Penghasilan neto:
Penghasilan neto disetahunkan :
x

12
PTKP (K/3)

3.246.544
38.958.526

3.246.544

- Untuk Wajib Pajak
- Status WP Kawin
- Tanggungan (3 anak)

24.300.000
2.025.000
6.075.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PKP dibulatkan
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan

Rp.

32.400.000

Rp.
Rp.

6.558.526
6.558.000
327.900
27.325
D.

PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kantor Imigrasi Medan (2)
Penghasilan Bruto Januari s.d. Juli 2013
Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013
Pembulatan
Total Penghasilan Bruto Setahun
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x
Iuran pensiun
4,75% x

46.776.816 =

Rp.

2.338.841

39.756.816 =

Rp.

28.861.476
17.915.340
46.776.816

1.888.449

4.227.290
Rp.

Penghasilan neto setahun:
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak
- Status WP Kawin
- Tanggungan (3 anak)

Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PKP dibulatkan
PPh Pasal 21 setahun
PPh Pasal 21 Terutang (Jan s.d. Nov)
a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli
x
52.975
=
7
b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November
x
27.325
=
4
PPh Pasal 21 Masa Desember

42.549.526
24.300.000
2.025.000
6.075.000

Rp.

Rp.
Rp.

32.400.000
10.149.526
10.149.000
507.450

370.825

109.300
480.125
27.325
Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dilakukan
dengan cara:

a. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari
Kantor Imigrasi Medan (sebagaimana slide sebelumnya)
b. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari
Kantor Imigrasi Medan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Sumatera Utara
c.

PPh Pasal 21 yang terutang atas tunjangan jabatan yang
dibayarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Sumatera Utara adalah PPh Pasal 21 pada huruf b dikurangi PPh
Pasal 21 pada huruf a
D.

PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kanwil Agama Medan (1)
1. Penghasilan dari Kantor Imigrasi Medan
Gaji Pokok
Tunjangan Istri
Tunjangan anak
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga
Tunjangan Jabatan
Tunjangan Beras
Pembulatan
Jumlah
2. Penghasilan dari Kanwil Agama Medan
Tunjangan Jabatan
Jumlah Penghasilan Bruto

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

2.906.200
290.620
116.248
3.313.068
270.000
3.583.068
3.000.000
6.583.068

Rp.
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x
Iuran pensiun
4,75% x

6.583.068 = Rp.

329.153

3.313.068 = Rp.

157.371

486.524
Rp.

Penghasilan neto:
Penghasilan neto disetahunkan :
12 x
6.096.544
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak
- Status WP Kawin
- Tanggungan (3 anak)

6.096.544
73.158.526
24.300.000
2.025.000
6.075.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PKP dibulatkan
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan
PPh Pasal 21 di Kantor Imigrasi Medan
PPh Pasal 21 di Kanwil Agama Medan

Rp.

32.400.000

Rp.
Rp.

40.758.526
40.758.000
2.037.900
169.825
27.325
142.500
D.

PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kanwil Agama Medan (2)
Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013
Penghasilan Kantor Imigrasi Medan (Jan-Des)
Pembulatan
Total Penghasilan Bruto Setahun
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x
61.776.816 = Rp.
3.088.841
Iuran pensiun
4,75% x
39.756.816 = Rp.
1.888.449

15.000.000
46.776.816
61.776.816

4.977.290
Rp.

Penghasilan neto setahun:
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak
- Status WP Kawin
- Tanggungan (3 anak)

56.799.526
24.300.000
2.025.000
6.075.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PKP dibulatkan
PPh Pasal 21 setahun
PPh Pasal 21 Kantor Imigrasi Medan
a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli
7 x
52.975
=
b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November
4 x
27.325
=
PPh Pasal 21 Masa Desember
PPh Psl 21 Kanwil Agama Medan (Agst- Nov)
4 x
142.500
=
PPh Pasal 21 Desember Kanwil Agama Medan

Rp.

32.400.000

Rp.
Rp.

24.399.526
24.399.000
1.219.950

370.825
109.300
27.325
570.000

1.077.450
142.500
Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012

 Batas waktu penyampaian 31 Maret 2013
Besaran PTKP yang digunakan masih
menggunakan
besaran PTKP sesuai UU
Nomor 36 Tahun 2008 (PTKP lama)
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanHengky Manurung
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21Fitri Bersahabat
 
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalYABES HULU
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppnAy Kent
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Slide PMK 66 2023 Natura.pdf
Slide PMK 66 2023 Natura.pdfSlide PMK 66 2023 Natura.pdf
Slide PMK 66 2023 Natura.pdfssuser996aee1
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Yudhi Aldriand
 
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP onlinePembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP onlineAhmad Abdul Haq
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNpuspa
 
Sosialisasi Pengisian SPT untuk Karyawan
Sosialisasi Pengisian SPT untuk KaryawanSosialisasi Pengisian SPT untuk Karyawan
Sosialisasi Pengisian SPT untuk KaryawanBramasto Aditomo
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajakkaromah95
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21Tobagus Makmun
 

What's hot (20)

Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21
 
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soal
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppn
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Slide PMK 66 2023 Natura.pdf
Slide PMK 66 2023 Natura.pdfSlide PMK 66 2023 Natura.pdf
Slide PMK 66 2023 Natura.pdf
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP onlinePembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
 
NPWP DAN NPPKP
NPWP DAN NPPKPNPWP DAN NPPKP
NPWP DAN NPPKP
 
Sosialisasi Pengisian SPT untuk Karyawan
Sosialisasi Pengisian SPT untuk KaryawanSosialisasi Pengisian SPT untuk Karyawan
Sosialisasi Pengisian SPT untuk Karyawan
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 

Similar to PPh21

SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxWidiaNoviaShafira
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptBesarArdhiNugraha
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptHandiPurnomo8
 
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Tobagus Makmun
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Almira Agusta
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxGilangAntono
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009Sharon Mei
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.pptCesiliaArum1
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxIrwanMusic
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganalarif-aholic
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21maryaxfate
 

Similar to PPh21 (20)

PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
PPh pasal 21
PPh pasal 21PPh pasal 21
PPh pasal 21
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
 
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptx
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
 
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
Perpajakan 2
Perpajakan 2Perpajakan 2
Perpajakan 2
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
 
01. p ph 21
01. p ph 2101. p ph 21
01. p ph 21
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 

Recently uploaded (20)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 

PPh21

  • 1. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI
  • 2. Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk apapun 1. Pekerjaan; 2. Jasa; 3. Kegiatan yang dilakukan orang pribadi SPDN SPLN PPh Pasal 21 PPh Pasal 26
  • 3. Pemotong PPh Pasal 21/26 • pemberi kerja yang terdiri dari: a. orang pribadi dan badan; b. cabang, perwakilan atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang, perwakilan atau unit tersebut. • bendahara atau pemegang kas pemerintah • dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan badan-badan lain • orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa • Penyelenggara kegiatan
  • 4. Pemberi Kerja Bukan Pemotong PPh Pasal 21/26 • Kantor perwakilan negara asing • Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan • Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sematamata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
  • 5. Penerima Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26 • pegawai; • penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnya; • bukan pegawai; • anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai; • mantan pegawai; • peserta kegiatan: – Peserta perlombaan – Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja – Peserta/anggota kepanitiaan – Peserta pendidikan, pelatihan dan magang – Peserta kegiatan lainnya
  • 6. Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26 • penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur • penghasilan penerima pensiun secara teratur • uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun; • penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas • imbalan kepada bukan pegawai; • imbalan kepada peserta kegiatan; • imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama; • imbalan kepada mantan pegawai; • penarikan dana pensiun oleh pegawai. Termasuk: Natura/Kenikmatan dari: • • Wajib Pajak PPh Final Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
  • 7. Penghitungan Besarnya Penghasilan Uang rupiah Uang asing sesuai dengan yang diterima/diperoleh Kurs Menteri Keuangan Natura/kenikmatan an Harga Pasar
  • 8. Penghasilan yang Tidak Dikenakan PPh Pasal 21/26 • Pembayaran manfaat atau santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa • Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah • Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi kerja • Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah • Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh
  • 9. PPh Pasal 21: Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala Setiap Masa Pajak, kecuali Masa Pajak terakhir Perkiraan Penghasilan Neto yang akan diterima selama setahun,  Penghasilan teratur sebulan dikali 12 Masa Pajak terakhir Selisih antara PPh yang terutang atas seluruh penghasilan kena pajak selama setahun dengan PPh yang telah dipotong masamasa sebelumnya
  • 10. Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan Disetahunkan 1. WP OP DN meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia selamanya; 2. Orang asing mulai bekerja di Indonesia pada tahun berjalan untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan; 3. Karyawan pindah cabang Tidak Disetahunkan 1. WP OP DN mulai bekerja pada tahun berjalan; 2. WP OP DN pindah kerja ke pemberi kerja yang lain
  • 11. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai tetap Penerima pensiun Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi Dibayar Pemberi Kerja Uang Pensiun Berkala Dikurangi dengan Dikurangi dengan 1. Biaya jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun atau Rp500.000 per bulan 2. Iuran pensiun, THT/JHT yang dibayar sendiri Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun atau Rp200.000 perbulan Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan) Dikurangi PTKP Penghasilan Kena Pajak Dikenakan Tarif Pasal 17
  • 12. PTKP: PMK 162/PMK.011/2012 Rp24.300.000,- Untuk diri Wajib Pajak Rp2.025.000,- Tambahan utk WP Kawin Rp2.025.000,- Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender
  • 13. PTKP Karyawati Kawin Hanya untuk diri sendiri Kawin Suami tidak berpenghasilan 1. Diri sendiri; 2. Status kawin; 3. Tanggungan maks 3. Tidak Kawin 1. Diri sendiri; 2. Tanggungan maks 3. menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/ memperoleh penghasilan
  • 14. Tarif Sampai dengan Rp 50 juta 5% Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta Sesuai Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh 15% Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta 25% Di atas Rp 500 juta 30%
  • 15. PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan melebihi Rp 7.000.000 Upah/Uang Saku Harian Dikali 12 ≤ 200.000 > 200.000 Dikurangi PTKP Setahun Tidak Dipotong Dikurangi 200.000 Penghasilan Kena Pajak Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17 Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan Upah sehari dikurangi PTKP sehari Tarif PPh 21 = 5% PPh Ps 21 Setahun Dibagi 12 PPh Pasal 21 Sebulan
  • 16. PPh Pasal 21: Bukan Pegawai berkesinambungan (50 % x Ph Bruto) PTKP sebulan, Dihitung secara kumulatif Berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) Tidak berkesinambungan (50 % x Ph Bruto) (50 % x Ph Bruto) Dihitung secara kumulatif Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
  • 17. PPh Pasal 21: Lainnya Dewan Komisaris/ Pengawas non Pegawai tetap Mantan Pegawai honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur Peserta program Pensiun yang masih Berstatus pegawai jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto penarikan dana pensiun
  • 18. PPh Pasal 21: Peserta Kegiatan Tarif Pasal 17 UU PPh Penghasilan Bruto Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah
  • 19. TETAP Ph NETO - PTKP PEGAWAI BULANAN TIDAK TETAP HARIAN Ph BRUTO - PTKP Ph BRUTO – 200 RIBU Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) – PTKP Harian Ph BRUTO(>7jt) – PTKP PENSIUNAN BERKALA BERKESINAMBUNGAN BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1) TIDAK BERKESINAMBUNGAN KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI PESERTA KEGIATAN Ph NETO - PTKP ((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif (50% X Ph Bruto) Kumulatif 50 % x Ph Bruto Ph Bruto Kumulatif Ph Bruto
  • 20. Penerima Penghasilan Tidak ber-NPWP PPh Pasal 21 sebesar 120% lebih tinggi daripada PPh Pasal 21 yang seharusnya (20% lebih tinggi) Setelah pemotongan PPh Pasal 21 bulan Desember merupakan kredit pajak dalam SPT Tahunan PPh Ber-NPWP sebelum pemotongan PPh Pasal 21 bulan Desember Diperhitungkan oleh pemotong dengan PPh Pasal 21 bulanbulan selanjutnya Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final
  • 21. Ketentuan Khusus 1. Uang Pesangon 2. Uang Manfaat Pensiun 3. THT/JHT yang dibayarkan sekaligus PP 68 Tahun 2010 Penghasilan bersumber dari APBN/D yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota, TNI/Polri, dan Pensiunannya PP 80 Tahun 2010
  • 22. PPh Pasal 26 Tarif Pasal 26: 20 % Penghasilan Bruto Memperhatikan Ketentuan P3B
  • 23. Saat terutang PPh Pasal 21/26 Penerima penghasilan Pemotong Saat dilakukannya pembayaran atau saat terutangnya penghasilan akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan
  • 24. Kewajiban Pemotong • • • • • • • Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender. PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir. Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Penerima Penghasilan
  • 25. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 • Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala: – dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2) – diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau pegawai berhenti • Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala: – Dibuat setiap kali ada pemotongan – Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan • Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21
  • 26. Kewajiban Penerima Penghasilan • Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP • Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri • Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai Pensiun • Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum Mulai Tahun Kalender Berikutnya
  • 27. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Budiyanta pada tahun 2013 bekerja di PT Aman Bahagia dengan gaji sebulan Rp 8.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Budiyanta menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Juli 2013 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp 10.000.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut, Budiyanta menerima rapel sejumlah Rp 12.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2013). Pada bulan Oktober 2013 menerima bonus tahunan sebesar Rp 20.000.000,00.
  • 28. A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan Gaji sebulan Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400.000 Iuran Pensiun Rp 200.000 Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) PTKP setahun : - untuk diri sendiri Rp 24.300.000 - tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 terutang : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1.871.000 Rp 4.371.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364.250 Rp 8.000.000 Rp Rp Rp 600.000 7.400.000 88.800.000 Rp Rp 26.325.000 62.475.000
  • 29. B. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Rapel Gaji sebulan Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 10.000.000) = Rp Iuran Pensiun = Rp Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto setahun ( 12 x Rp 9.300.000,00 ) PTKP setahun : - untuk diri sendiri Rp - tambahan WP kawin Rp Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 15% x Rp 35.275.000,00 = Rp Rp PPh Pasal 21 sebulan Rp 7.791.000,00 : 12 Rp PPh Pasal 21 Januari s.d Juni 2013 seharusnya adalah : 6 x Rp 649.250,00 PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Juni 2013 6 x Rp 364.250,00 (dari perhitungan contoh A) PPh Pasal 21 untuk uang rapel Rp 500.000 200.000 24.300.000 2.025.000 10.000.000 Rp Rp Rp 700.000 9.300.000 111.600.000 Rp Rp 26.325.000 85.275.000 Rp 3.895.500 Rp Rp 2.185.500 1.710.000 2.500.000 5.291.000 7.791.000 649.250
  • 30. C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Bonus Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000,00) Bonus Penghasilan bruto setahun Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00 *Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000 Iuran Pensiun (12 x Rp 200.000,00) Rp 2.400.000 Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus PTKP setahun : - untuk diri sendiri Rp 24.300.000 - tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 55.275.000,00 = Rp 8.291.250 10.791.250 *PPh Pasal 21 setahun dibulatkan Rp 10.791.000 PPh Pasal 21 atas Gaji (dari contoh B) Rp 7.791.000 PPh Pasal 21 atas Bonus Rp 3.000.000 Rp Rp Rp 120.000.000 20.000.000 140.000.000 Rp Rp 8.400.000 131.600.000 Rp Rp 26.325.000 105.275.000
  • 31. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Rifki Zain seorang PNS golongan IVa di Kantor Imigrasi Medan berdasarkan data pada bulan Maret 2013 Rifki Zain memperolah gaji perbulan Rp.2.822.200,00, tunjangan jabatan Rp.540.000,00 perbulan dan mempunyai 3 orang anak. Pada tanggal 25 Maret 2013 Kantor Imigrasi Medan membayar honor tim kepada Rifki Zain sebesar Rp.1.200.000,00. Mendapatkan rapel kenaikan gaji pada bulan Juli 2013 karena kenaikan gaji berkala sehingga gaji Rifki Zain menjadi Rp.2.906.200,00. Pada Bulan Agustus 2013 ditugaskan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dengan memperoleh tunjangan jabatan Rp.3.000.000,00 per bulan dan dari Kantor Imigrasi Medan hanya mendapatkan gaji dan tunjangan selain tunjangan jabatan.
  • 32. A. PPh Pasal 21 Masa Maret 2013 Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Pembulatan Jumlah penghasilan bruto Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Iuran pensiun 4,75% x Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 4.027.308 = Rp. 201.365 3.217.308 = Rp. 152.822 2.822.200 282.220 112.888 3.217.308 540.000 270.000 4.027.308 354.188 Rp. Penghasilan neto: Penghasilan neto disetahunkan : 12 x PTKP (K/3) 3.673.120 44.077.446 3.673.120 - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) 24.300.000 2.025.000 6.075.000 Rp. 32.400.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 11.677.446 PKP dibulatkan PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan Tambahan 20% lebih tinggi karena belum ber-NPWP Rp. 11.677.000 583.850 48.654 -
  • 33. B. PPh Pasal 21 atas Honorarium di Bulan Maret 2013 = 1.200.000 = x 180.000 (PPh Pasal 21 atas Honorarium bersifat final) 15%
  • 34. C. PPh Pasal 21 atas Pembayaran Rapel Kenaikan Gaji Berkala 2013 Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Pembulatan Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 2.822.200 282.220 112.888 3.217.308 540.000 270.000 - Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.027.308 Penghasilan disetahunkan 12 x 4.027.308 = Jumlah rapel Kenaikan gaji 6 x 95.760 = Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x 48.902.256 = Rp. Iuran pensiun 4,75% x 38.607.696 = Rp. Penghasilan neto setahun: PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) 48.327.696 574.560 Rp. 48.902.256 Rp. 4.278.978 44.623.278 2.445.113 1.833.866 24.300.000 2.025.000 6.075.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 setahun atas seluruh penghasilan PPh Pasal 21 setahun tanpa rapel kenaikan gaji berkala PPh Pasal 21 atas rapel kenaikan gaji berkala Rp. Rp. Rp. 32.400.000 12.223.278 12.223.000 611.150 583.850 27.800
  • 35. D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kantor Imigrasi Medan (1) Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan * Tunjangan Beras Pembulatan Jumlah penghasilan bruto Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Iuran pensiun 4,75% x Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 3.583.068 = Rp. Rp. 157.371 270.000 3.583.068 179.153 3.313.068 = 2.906.200 290.620 116.248 3.313.068 336.524 Rp. Penghasilan neto: Penghasilan neto disetahunkan : x 12 PTKP (K/3) 3.246.544 38.958.526 3.246.544 - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) 24.300.000 2.025.000 6.075.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan Rp. 32.400.000 Rp. Rp. 6.558.526 6.558.000 327.900 27.325
  • 36. D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kantor Imigrasi Medan (2) Penghasilan Bruto Januari s.d. Juli 2013 Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 Pembulatan Total Penghasilan Bruto Setahun Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Iuran pensiun 4,75% x 46.776.816 = Rp. 2.338.841 39.756.816 = Rp. 28.861.476 17.915.340 46.776.816 1.888.449 4.227.290 Rp. Penghasilan neto setahun: PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 setahun PPh Pasal 21 Terutang (Jan s.d. Nov) a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli x 52.975 = 7 b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November x 27.325 = 4 PPh Pasal 21 Masa Desember 42.549.526 24.300.000 2.025.000 6.075.000 Rp. Rp. Rp. 32.400.000 10.149.526 10.149.000 507.450 370.825 109.300 480.125 27.325
  • 37. Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan cara: a. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari Kantor Imigrasi Medan (sebagaimana slide sebelumnya) b. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari Kantor Imigrasi Medan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara c. PPh Pasal 21 yang terutang atas tunjangan jabatan yang dibayarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah PPh Pasal 21 pada huruf b dikurangi PPh Pasal 21 pada huruf a
  • 38. D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kanwil Agama Medan (1) 1. Penghasilan dari Kantor Imigrasi Medan Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Pembulatan Jumlah 2. Penghasilan dari Kanwil Agama Medan Tunjangan Jabatan Jumlah Penghasilan Bruto Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 2.906.200 290.620 116.248 3.313.068 270.000 3.583.068 3.000.000 6.583.068 Rp. Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Iuran pensiun 4,75% x 6.583.068 = Rp. 329.153 3.313.068 = Rp. 157.371 486.524 Rp. Penghasilan neto: Penghasilan neto disetahunkan : 12 x 6.096.544 PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) 6.096.544 73.158.526 24.300.000 2.025.000 6.075.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan PPh Pasal 21 di Kantor Imigrasi Medan PPh Pasal 21 di Kanwil Agama Medan Rp. 32.400.000 Rp. Rp. 40.758.526 40.758.000 2.037.900 169.825 27.325 142.500
  • 39. D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kanwil Agama Medan (2) Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 Penghasilan Kantor Imigrasi Medan (Jan-Des) Pembulatan Total Penghasilan Bruto Setahun Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x 61.776.816 = Rp. 3.088.841 Iuran pensiun 4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 15.000.000 46.776.816 61.776.816 4.977.290 Rp. Penghasilan neto setahun: PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) 56.799.526 24.300.000 2.025.000 6.075.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 setahun PPh Pasal 21 Kantor Imigrasi Medan a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli 7 x 52.975 = b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November 4 x 27.325 = PPh Pasal 21 Masa Desember PPh Psl 21 Kanwil Agama Medan (Agst- Nov) 4 x 142.500 = PPh Pasal 21 Desember Kanwil Agama Medan Rp. 32.400.000 Rp. Rp. 24.399.526 24.399.000 1.219.950 370.825 109.300 27.325 570.000 1.077.450 142.500
  • 40. Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012  Batas waktu penyampaian 31 Maret 2013 Besaran PTKP yang digunakan masih menggunakan besaran PTKP sesuai UU Nomor 36 Tahun 2008 (PTKP lama)