SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
TUTORIAL
ANALISIS UJI ASUMSI KLASIK
DAN ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
DENGAN APLIKASI SPSS
By Aldy Forester
Disadur dari Website
http://www.spssindonesia.com/
dan
http://www.portal-statistik.com/
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear
berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak
berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi
logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada
analisis regresi linear, misalnya uji multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi linear
sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.
Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk
menghitung nilai pada variabel tertentu. Misalnya nilai return saham yang dihitung dengan
market model, atau market adjusted model. Perhitungan nilai return yang diharapkan dapat
dilakukan dengan persamaan regresi, tetapi tidak perlu diuji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji
normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji
mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada.
Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang
tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah
memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas
bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi
kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal
ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada
masing-masing variabel penelitian.
Pengertian normal secara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah kelas. Dalam kelas
siswa yang bodoh sekali dan pandai sekali jumlahnya hanya sedikit dan sebagian besar berada
pada kategori sedang atau rata-rata. Jika kelas tersebut bodoh semua maka tidak normal, atau
sekolah luar biasa. Dan sebaliknya jika suatu kelas banyak yang pandai maka kelas tersebut
tidak normal atau merupakan kelas unggulan. Pengamatan data yang normal akan memberikan
nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah.
Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square,
Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau
paling tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan
perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan
uji statistik bebas dari keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan uji
statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik.
Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov
Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan
justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah
yaitu: melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data
observasi. Transformasi dapat dilakukan ke dalam bentuk Logaritma natural, akar kuadrat,
inverse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah condong ke kiri,
ke kanan, mengumpul di tengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-
variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di
antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan variabel
bebasnya motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan variabel terikatnya adalah
kinerja. Logika sederhananya adalah bahwa model tersebut untuk mencari pengaruh antara
motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada korelasi
yang tinggi antara motivasi dengan kepemimpinan, motivasi dengan kepuasan kerja atau antara
kepemimpinan dengan kepuasan kerja.
Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah
dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau
dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).
Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.
2. Menambah jumlah observasi.
3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat
atau bentuk first difference delta.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians
dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi
persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik
didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah,
menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang
dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White.
Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah dengan
mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data
bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel
yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t
dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah
untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada
korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pengaruh
antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat inflasi
pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan
Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain, pengeluaran
rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu keluarga mengeluarkan
belanja bulanan yang relatif tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada
bulan Februari akan rendah.
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu
dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel
dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada penelitian di Bursa
Efek Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi.
Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan
Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange
Multiplier. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan
mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk
persamaan beda umum (generalized difference equation). Selain itu juga dapat dilakukan
dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas,
sehingga data observasi menjadi berkurang 1.
5. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai
hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena biasanya
model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikatnya adalah linear. Hubungan antar variabel yang secara teori bukan merupakan
hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi linear, misalnya
masalah elastisitas.
Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak,
uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment bahwa hubungan tersebut
bersifat linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear
antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi
yang ada. Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau uji Lagrange
Multiplier
Sumber : http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/uji-asumsi-klasik.html
UJI NORMALITAS KOLMOGOROV-SMIRNOV
Modified By Aldy Forester
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi
yang normal atau tidak.
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data atau uji asumsi
klasik, artinya sebelum kita melakukan analisis yang sesugguhnya, data penelitian tersebut
harus di uji kernormalan distribusinya. Tentun sobat juga sudah tahu, kalau data yang baik
itu adalah data yang normal dalam pendistribusiannya.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : jika nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih lebih
dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Sudah cukup jelas bukan penjelasan tentang uji normalitas di atas, selanjutnya kita masuk ke
bagian Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov‐Smirnov dengan SPSS. Sebagai contoh
saya mempuyai data Motivasi Belajar (X) dan Prestasi Belajar (Y), untuk datanya lihat gambar
di bawah ini.
Langkah‐langkah Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov‐Smirnov dengan SPSS :
1. Langkah pertama adalah persiapkan data yang dingin di uji dalam file doc, excel, atau
yang lainnya untuk mempermudah tahapannya nanti.
2. Buka program SPSS pada komputer sobat. klik Variable View, dibagian pojok kiri bawah.
3. Selanjunya, pada bagian Name tulis saja Motivasi kemudian Prestasi, pada Decimals ubah
semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi Belajar kemudian Prestasi
belajar, abaikan yang lainnnya
4. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar yang
sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste
5. Langkah selanjutnya, kita akan mengubah data tersebut ke dalam bentuk unstandardized
residual, caranya adalah : dari menu SPSS pilih menu Analyze, kemudian klik Regression,
dan pilih Linear.
6. Muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, selanjutnya masukkan variabel
Prestasi Belajar (Y) ke Dependent, masukkan variabel Motivasi Belajar (X) ke kotak
Independent (s), lalu klik Save.
7. Akan mucul lagi kotak dialog dengan nama Linear Regression: Save, pada bagian
Residuals, centang () Unstandardized (abaikan kolom yang lain), Selanjunya klik
Continue, lalu klik OK, maka akan muncul variabel baru dengan nama RES_1, abaikan
saja output yang muncul dari program SPSS.
8. Langkah selanjutnya, pilih menu Analyze, lalu pilih Non‐parametric Test, klik Legaci
Dialog, kemudian pilih submenu 1‐Sample K‐S
9. Muncul kotak dialog lagi dengan nama One‐Sampel Kolmogorov‐Smirnov test,
selanjutnya, masukkan variabel Unstandardized Residuals ke kotak Test Variable List,
pada Test Distribution centang () Normal.
10. Langkah terkahir yakni klik OK untuk mengakhiri perintah, Selanjutnya lihat tampilan
Outputnya, tinggal kita interprestasikan supaya lebih jelas.
Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,977 lebih besar dari
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji berdistribusi normal.
Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-normalitas-kolmogorov-smirnov-spss.html
UJI LINEARITAS
Modified By Aldy Forester
Secara umum Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempuyai
hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat
hubungan yang linear antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Dalam
beberapa referensi dinyatakan bahwa Uji Linearitas merupakan syarat sebelum dilakukannya
Uji Regresi Linear
Suatu uji yang dilakukan harus berpedoman pada dasar pengambilan keputusan yang jelas.
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Linearitas dapat dilakukan dengan dua cara:
Pertama adalah dengan melihat nilai signifikansi pada output SPSS : Jika nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan
antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Sebaliknya, Jika nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan yang linear antara
variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y).
Kedua adalah dengan melihat Nilai F hitung dan F tabel : Jika nilai F hitung lebih kecil dari
F tabel maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara
variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Sebaliknya, Jika nilai F hitung lebih besar
dari F tabel maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan linear antara variabel
predictor (X) dengan variabel kriterium (Y).
Untuk lebih jelasnya SPSS Indonesia akan mempraktekkan Cara Melakukan Uji Linearitas
dengan Program SPSS, data yang saya akan uji adalah variabel Motivasi Belajar (X) dengan
variabel Prestasi Belajar (Y), dengan N=12. Adapun rincian datanya, lihat gambar di bawah
ini.
Langkah‐langkah yang harus dilakukan untuk Uji Linearitas, yakni :
1. Buka program SPSS, klik Variable View
2. Selanjutnya, pada bagian Name tulis saja Motivasi kemudian Prestasi, pada Decimals
ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi Belajar kemudian
Prestasi belajar, abaikan yang lainnnya.
3. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar yang
sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste.
4. Berikutnya, dari menu utama SPSS pilih Analyze, lalu klik Compare Means, dan pilih
Means.
5. Muncul kotak dengan nama Means, masukkan variabel Motivasi Belajar (X) ke kotak
Independet List dan variabel Prestasi Belajar (Y) ke kotak Dependet List.
6. Selanjutnya, klik Options, pada Statistik for First Layer, pilih Test of Linearity, kemudian
klik Continue.
7. Langkah terahir adalah klik OK untuk mengakhiri perintah.
Tampilan Output SPSS
Seperti yang sudah saya jelaskan di awal bahwa dasar pengambilan keputusan dalam Uji
Linearitas dapat dilakukan dengan dua cara yakni melihat nilai signifikansi dan nilai F.
Berdasarkan nilai signifikansi : dari output di atas, diperoleh nilai signifikansi = 0,867 lebih
besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable
Motivasi Belajar (X) dengan variable Prestasi Belajar (Y).
Berdasarkan nilai F : dari output di atas, diperoleh nilai F hitung = 0,145, sedang F tabel kita
cari pada tabel Distribution Tabel Nilai F0,05 (Tabel Distribution Tabel Nilai F 0,05 terlampir),
dengan angka df nya, dari output di atas diketahui df 2.8 (angka yang saya lingkari merah).
Lalu kita cari pada tabel Distribution Tabel Nilai F 0,05, ditemukan nilai F tabel = 4,46. Karena
nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear
secara signifikan antara variable Motivasi Belajar (X) dengan variable Prestasi Belajar (Y).
Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-program-spss.html
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Modified By Aldy Forester
Sebelum saya mulai pada tutorialnya, sobat harus tahu terlebih dahulu tujuan dari Uji
Heteroskedastisitas. Uji ini pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Setiap uji dalam statistik pasti mempuyai dasar pengambilan keputusan yang berguna untuk
menentukan sebuah kesimpulan. Dasar pengambilan keputusan pada Uji Heteroskedastisitas
yakni :
 Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
 Jika nilai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi
heteroskedastisitas.
Dalam artikel, Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Maksudnya uji Glejser ini
adalah mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen
dengan persamaan regresi : |Ut| =a + BXt + vt
Agar lebih jelas, selanjutnya kita masuk saja kebagian praktek yakni langkah‐langkah
melakukan Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser SPSS versi 21. Namun sebelumnya, perlu
saya informasikan bahwa data yang saya uji disini adalah data Motivasi (X1), Minat (X2), dan
Prestasi ﴾Y﴿. Adapun data yang saya maksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1. Setelah data yang ingin di uji sudah dipersiapkan, selanjutnya buka program SPSS, lalu
seperti biasa, klik Variable View, Selanjutnya, pada bagian Name tulis saja X1, X2 dan Y,
pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi, Minat
dan Prestasi, abaikan yang lainnnya.
2. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi (X1), Minat (X2) dan Prestasi (Y)
yang sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste.
3. Langkah selanjunya, saya akan membuat variabel tersebut dalam bentuk unstandardized
residual, caranya : dari menu SPSS pilih Analyze, lalu klik Regression, selanjutnya klik
Linear.
4. Kemudian, muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, maka masukkan
variabel Prestasi (Y) ke Dependent, masukkan variabel Motivasi (X1) dan Minat (X2) ke
Independent (s), laku klik Save.
5. Muncul dialog dengan nama Linear Regression: Save, selanjutnya pada bagian
Residuals, centang () Unstandardized (abaikan kolom yang lain), lalu klik Continue.
6. Lalu klik OK, abaikan saja ada output SPSS yang muncul, lihat di bagian Data View maka
akan muncul variabel baru dengan nama RES_1.
7. Selanjutnya saya akan membuat variabel RES2, caranya :dari menu utama SPSS pilih
Transform, lalu Compute Variable : pada kotak Target Variable isi dengan RES2. Pada
kotak Numeric Expression ketikkan rumus: ABS_RES(RES_1).
8. Kemudian klik OK, abaikan saja ada output SPSS yang muncul, lihat di bagian Data View
maka akan muncul variabel baru dengan nama RES2.
9. Langkah berikutnya, dari menu utama SPSS pilih Analyze, kemudian pilih Regression,
lalu klik Linear.
10. Kemudian muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, lalu keluarkan dulu
variabel Prestasi (Y) yang terdapat pada Dependent dan ganti dengan variabel RES2, lalu
klik Save.
11. Mucul kotak dengan nama Linear Regression: Save, selanjutnya pada bagian Residual,
hilangkan tanda centang () Unstandardized (abaikan kolom yang lain), lalu klik Continue.
12. Langkah yang terakhir adalah klik OK untuk mengakhiri perintah, maka kita sudah bisa
melihat Outputnya, tinggal kita interprestasikan saja.
Interprestasi :
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel Motivasi (X1) sebesar
0,004 lebih kecil dari 0,05, artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel Motivasi (X1).
Sementara itu, diketahui nilai signifikasi variabel Minat (X2) yakni 0,009 lebih kecil dari 0,05,
antinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel Minat (X2).
Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-glejser-spss.html#
UJI MULTIKOLINEARITAS
Modified By Aldy Forester
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar veriabel bebas ﴾independent﴿. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas ﴾tidak terjadi Multikolonieritas﴿. Jika variabel bebas saling berkorelasi,
maka variabel‐variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar
sesame variabel bebas sama dengan nol.
Seperti biasanya, setiap uji statistik yang dilakukan pasti ada dasar pengambilan keputusannya.
Dasar pengambilan keputusan pada Uji Multikolonieritas dapat dilakukan dengan dua cara
yakni :
1. Melihat nilai tolerance :
 Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi Multikolinieritas
terhadap data yang di uji.
 Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya Terjadi Multikolinieritas terhadap
data yang di uji.
2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) :
 Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka artinya Tidak terjadi Multikolinieritas terhadap
data yang di uji
 Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya Terjadi Multikolinieritas terhadap data
yang di uji
Selanjutnya kita masuk kebagian Cara Melakukan Uji Multikolonieritas dengan Melihat Nilai
Tolerance dan VIF SPSS adapun rincian data yang akan saya uji adalah Data Motivasi Belajar
(X) dan Prestasi Belajar (Y). Adapun langkah‐langkah pengujiannya simak dibawah ini.
1. Persiapkan data yang akan di uji.
2. Buka program SPSS, klik Variable View, Selanjutnya, pada bagian Name tulis saja X1, X2
dan Y, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi,
Minat dan Prestasi, abaikan yang lainnnya.
3. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi (X1), Minat (X2) dan Prestasi (Y)
yang sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste.
4. Dari menu SPSS, Pilih menu Analyze, kemudian sub menu Regression, lalu pilih Linear.
5. Muncul kotak baru dengan nama Linear Regression, masukkan variabel Motivasi (X1) dan
Minat (X2) pada kotak Independent (s). Masukkan variabel Prestasi (Y) pada kotak
Dependent, selanjutnya pada bagian method, pilih Enter, lalu klik Statistics.
6. Dilayar akan muncul tampilan windows Linear Refression Statistics. Aktifkan pilihan
dengan centang () Covariance matrix dan Collinearity Diagnostics. Abaikan yang lain
biar tetap default. Kemudian Klik Continue dan tekan OK.
Maka muncul outputnya sebagai berikut :
Saatnya untuk interprestasi Output. Seperti yang sudah saya jelaskan di bagian awal bahwa
dasar pengambilan keputusan dalam Multikolonieritas dapat dengan Melihat Nilai Tolerance
dan VIF.
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa : Nilai Toerance variabel Motivasi (X1) dan Minat
(X2) yakni 0,380 lebih besar dari 0,10. Sementara itu, Nilai VIF variabel Motivasi (X1) dan Minat
(X2) yakni 2,634 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
Multikolonieritas.
Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-multikolonieritas-dengan-melihat.html
UJI AUTOKORELASI
Modified By Aldy Forester
Uji Autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan
periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk
melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi
antara observasi dengan data observasi sebelumnya.
Sebagai contoh adalah pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah
terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan
dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada
model tersebut. Contoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan
Januari suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relative tinggi, maka tanpa ada
pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan rendah.
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan
pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan
secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada penelitian di Bursa Efek
Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi.
Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji DurbinWatson, uji dengan Run Test
dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Run
test sebagai bagian dari statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk
melihat apakah residual terjadi secara random atau tidak.
H0 : Residual Random (acak)
H1 : Residual Tidak Random
Uji run test akan memberikan kesimpulan yang lebih pasti jika terjadi masalah pada Durbin
Watson Test yaitu nilai d terletak antara dL dan dU atau diantara (4dU) dan (4dL) yang akan
menyebabkan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau pengujian tidak meyakinkan jika
menggunakan DW test. Seperti contoh dibawah ini.
Dengan T=27, K=5, dL = 1.08364, dU = 1.75274. artinya dL < d < dU = Tidak ada kesimpulan
yang pasti.
Mari kita mulai langkahlangkahnya,,, saya tidak menggunakan hasil diatas dalam tutorial ini,
karena saya ingin melanjutkan postingangpostingan sebelumnya tentang analisis regresi
berganda dengan spss, supaya satu studikasus yang digunakan dan dibahas secara runtun dan
lengkap. Silahkan lihat studi kasusnya disini.
1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze – Regression – Linear, pada kotak
Dependent, isikan variabel dependent (Jumlah Penduduk Miskin) dan pada kotak
Independent, isikan variabel X1, X2, (Jumlah Pengangguran, Angka Rata2 Lama
Sekolah)
2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Save
3. Berikan centang pada Unstandardized pada kolom Residuals, lalu klik Continue,
kemudian pilih OK.
4. Selanjutnya pada Data View SPSS, akan muncul kolom baru dengan nama kolom
RES_1, ini merupakan residual regresi.
5. Pilih menu Analyze > Nonparametric Test > Legacy Dialogs – Runs, kemudian
Pindahkan RES_1 ke kolom Test Variable List di sebelah kanan, centang pada
Median, lalu klik OK.
Sekarang Perhatikan output runs test di bawah ini, nilai yang dibandingkan adalah Asymp. Sig.
(2-tailed) yaitu 0,869.
Hasil run test menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2tailed) > 0.05 yang berarti Hipotesis nol
diterima. Dengan demikian, data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat
masalah autokorelasi pada data yang diuji.
Sumber : http://www.portal-statistik.com/2014/05/mendeteksi-autokorelasi-dengan-run-test.html

More Related Content

What's hot (20)

Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
Transformasi box-cox
Transformasi box-coxTransformasi box-cox
Transformasi box-cox
 
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSSUJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
 
005 matrik kovarian
005 matrik kovarian005 matrik kovarian
005 matrik kovarian
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Uji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikUji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasik
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadratTabel t, z dan f dan chi kuadrat
Tabel t, z dan f dan chi kuadrat
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 
Tugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linierTugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linier
 
Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Variabel Dummy
Variabel DummyVariabel Dummy
Variabel Dummy
 
Modul logika matematika
Modul logika matematikaModul logika matematika
Modul logika matematika
 
PPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITASPPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITAS
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
 
Pemodelan 2 species
Pemodelan 2 speciesPemodelan 2 species
Pemodelan 2 species
 

Viewers also liked

Personal Experiences
Personal ExperiencesPersonal Experiences
Personal Experiencesjessylis2013
 
Logo video
Logo  videoLogo  video
Logo videogympeirp
 
σύνδεση με Cern
σύνδεση με Cernσύνδεση με Cern
σύνδεση με Cerngympeirp
 
Logo radio - ixos
Logo radio - ixosLogo radio - ixos
Logo radio - ixosgympeirp
 
Personal Experiencies
Personal ExperienciesPersonal Experiencies
Personal Experienciesjessylis2013
 
ТОС "Советский"
ТОС "Советский"ТОС "Советский"
ТОС "Советский"Irina Sysoeva
 
ρομποτική
ρομποτικήρομποτική
ρομποτικήgympeirp
 
μαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτρα
μαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτραμαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτρα
μαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτραgympeirp
 
Single subjects research
Single subjects researchSingle subjects research
Single subjects researchzuraiberahim
 
γινομαστε λογοτεχνες μερος α
γινομαστε λογοτεχνες μερος αγινομαστε λογοτεχνες μερος α
γινομαστε λογοτεχνες μερος αgympeirp
 
Historical research
Historical researchHistorical research
Historical researchzuraiberahim
 
Logo programmatismos
Logo programmatismosLogo programmatismos
Logo programmatismosgympeirp
 
οδηγίες για λογαριασμό Gmail
οδηγίες για λογαριασμό Gmailοδηγίες για λογαριασμό Gmail
οδηγίες για λογαριασμό Gmailgympeirp
 
M. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informa
M. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informaM. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informa
M. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informaMatteo Gagliardi
 
Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014
Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014
Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014Muliadin Forester
 

Viewers also liked (20)

Personal Experiences
Personal ExperiencesPersonal Experiences
Personal Experiences
 
the great
the great the great
the great
 
Mixed method
Mixed methodMixed method
Mixed method
 
Logo video
Logo  videoLogo  video
Logo video
 
Unit 1
Unit 1Unit 1
Unit 1
 
σύνδεση με Cern
σύνδεση με Cernσύνδεση με Cern
σύνδεση με Cern
 
patra
patrapatra
patra
 
Logo radio - ixos
Logo radio - ixosLogo radio - ixos
Logo radio - ixos
 
Personal Experiencies
Personal ExperienciesPersonal Experiencies
Personal Experiencies
 
ТОС "Советский"
ТОС "Советский"ТОС "Советский"
ТОС "Советский"
 
ρομποτική
ρομποτικήρομποτική
ρομποτική
 
μαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτρα
μαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτραμαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτρα
μαθαίνω κάτι περισσότερο για την πόλη μου,την Πάτρα
 
Single subjects research
Single subjects researchSingle subjects research
Single subjects research
 
Q2
Q2Q2
Q2
 
γινομαστε λογοτεχνες μερος α
γινομαστε λογοτεχνες μερος αγινομαστε λογοτεχνες μερος α
γινομαστε λογοτεχνες μερος α
 
Historical research
Historical researchHistorical research
Historical research
 
Logo programmatismos
Logo programmatismosLogo programmatismos
Logo programmatismos
 
οδηγίες για λογαριασμό Gmail
οδηγίες για λογαριασμό Gmailοδηγίες για λογαριασμό Gmail
οδηγίες για λογαριασμό Gmail
 
M. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informa
M. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informaM. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informa
M. Gagliardi - Il profilo Twitter di ATM S.p.A., @atm_informa
 
Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014
Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014
Formulir Pendaftaran MABA Umum STPP Malang Tahun 2014
 

Similar to Analisis Regresi Linear dan Uji Asumsi Klasik

Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfRuriAlca
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
Analisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardiAnalisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardiDedi Mukhlas
 
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah Assagaf
 
Variabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianVariabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianbudieto
 
Makalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, intervalMakalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, intervalSutikno Java
 
Sifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis RegresiSifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis RegresiYuca Siahaan
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAyu Febriyanti
 
Variabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitianVariabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitiannina sofhia
 
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)
Aminullah assagaf model  regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)Aminullah assagaf model  regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)Aminullah Assagaf
 
29 aminullah assagaf model regresi (sobel &amp; peth)
29 aminullah assagaf model  regresi (sobel &amp; peth)29 aminullah assagaf model  regresi (sobel &amp; peth)
29 aminullah assagaf model regresi (sobel &amp; peth)Aminullah Assagaf
 

Similar to Analisis Regresi Linear dan Uji Asumsi Klasik (20)

Analisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatifAnalisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatif
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdf
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
2
22
2
 
Analisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardiAnalisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardi
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
 
Variabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianVariabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitian
 
Makalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, intervalMakalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, interval
 
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi KlasikUji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik
 
Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1
 
PENELITIAN KORELASI.pptx
PENELITIAN KORELASI.pptxPENELITIAN KORELASI.pptx
PENELITIAN KORELASI.pptx
 
Reabilitas
ReabilitasReabilitas
Reabilitas
 
Sifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis RegresiSifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis Regresi
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariat
 
29 model regresi copy
29 model  regresi   copy29 model  regresi   copy
29 model regresi copy
 
29 model regresi
29 model  regresi29 model  regresi
29 model regresi
 
Variabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitianVariabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitian
 
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)
Aminullah assagaf model  regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)Aminullah assagaf model  regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel &amp; peth)
 
29 aminullah assagaf model regresi (sobel &amp; peth)
29 aminullah assagaf model  regresi (sobel &amp; peth)29 aminullah assagaf model  regresi (sobel &amp; peth)
29 aminullah assagaf model regresi (sobel &amp; peth)
 

More from Muliadin Forester

Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSMuliadin Forester
 
Tugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester viTugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester viMuliadin Forester
 
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))Muliadin Forester
 
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015Muliadin Forester
 
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)Muliadin Forester
 
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS) Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS) Muliadin Forester
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Muliadin Forester
 
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang PanjangAnalisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang PanjangMuliadin Forester
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniMuliadin Forester
 
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanJuklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanMuliadin Forester
 
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)Muliadin Forester
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)Muliadin Forester
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)Muliadin Forester
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)Muliadin Forester
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007
Permendagri No. 12 Tahun 2007 Permendagri No. 12 Tahun 2007
Permendagri No. 12 Tahun 2007 Muliadin Forester
 
Penyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungPenyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungMuliadin Forester
 

More from Muliadin Forester (20)

Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
 
Pembuatan kambewe
Pembuatan kambewePembuatan kambewe
Pembuatan kambewe
 
Tugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester viTugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester vi
 
Jenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses EvaluasiJenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses Evaluasi
 
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
 
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
 
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
 
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS) Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015
 
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang PanjangAnalisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
 
Click to Edit
Click to EditClick to Edit
Click to Edit
 
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanJuklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
 
Budidaya Brokoli
Budidaya BrokoliBudidaya Brokoli
Budidaya Brokoli
 
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 3)
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 2)
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)
Permendagri No. 12 Tahun 2007 (Lampiran 1)
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007
Permendagri No. 12 Tahun 2007 Permendagri No. 12 Tahun 2007
Permendagri No. 12 Tahun 2007
 
Penyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungPenyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman Jagung
 

Recently uploaded

Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxoperatorsttmamasa
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 

Recently uploaded (20)

Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 

Analisis Regresi Linear dan Uji Asumsi Klasik

  • 1. TUTORIAL ANALISIS UJI ASUMSI KLASIK DAN ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA DENGAN APLIKASI SPSS By Aldy Forester Disadur dari Website http://www.spssindonesia.com/ dan http://www.portal-statistik.com/
  • 2. Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional. Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel tertentu. Misalnya nilai return saham yang dihitung dengan market model, atau market adjusted model. Perhitungan nilai return yang diharapkan dapat dilakukan dengan persamaan regresi, tetapi tidak perlu diuji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain. 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Pengertian normal secara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah kelas. Dalam kelas siswa yang bodoh sekali dan pandai sekali jumlahnya hanya sedikit dan sebagian besar berada pada kategori sedang atau rata-rata. Jika kelas tersebut bodoh semua maka tidak normal, atau sekolah luar biasa. Dan sebaliknya jika suatu kelas banyak yang pandai maka kelas tersebut tidak normal atau merupakan kelas unggulan. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau paling tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik.
  • 3. Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu: melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data observasi. Transformasi dapat dilakukan ke dalam bentuk Logaritma natural, akar kuadrat, inverse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah condong ke kiri, ke kanan, mengumpul di tengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel- variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan variabel bebasnya motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan variabel terikatnya adalah kinerja. Logika sederhananya adalah bahwa model tersebut untuk mencari pengaruh antara motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada korelasi yang tinggi antara motivasi dengan kepemimpinan, motivasi dengan kepuasan kerja atau antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja. Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI). Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut: 1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi. 2. Menambah jumlah observasi. 3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White. Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.
  • 4. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan rendah. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi. Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan beda umum (generalized difference equation). Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga data observasi menjadi berkurang 1. 5. Uji Linearitas Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear. Hubungan antar variabel yang secara teori bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi linear, misalnya masalah elastisitas. Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment bahwa hubungan tersebut bersifat linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau uji Lagrange Multiplier Sumber : http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/uji-asumsi-klasik.html
  • 5. UJI NORMALITAS KOLMOGOROV-SMIRNOV Modified By Aldy Forester Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak. Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita melakukan analisis yang sesugguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kernormalan distribusinya. Tentun sobat juga sudah tahu, kalau data yang baik itu adalah data yang normal dalam pendistribusiannya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih lebih dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Sudah cukup jelas bukan penjelasan tentang uji normalitas di atas, selanjutnya kita masuk ke bagian Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov‐Smirnov dengan SPSS. Sebagai contoh saya mempuyai data Motivasi Belajar (X) dan Prestasi Belajar (Y), untuk datanya lihat gambar di bawah ini. Langkah‐langkah Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov‐Smirnov dengan SPSS : 1. Langkah pertama adalah persiapkan data yang dingin di uji dalam file doc, excel, atau yang lainnya untuk mempermudah tahapannya nanti. 2. Buka program SPSS pada komputer sobat. klik Variable View, dibagian pojok kiri bawah. 3. Selanjunya, pada bagian Name tulis saja Motivasi kemudian Prestasi, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi Belajar kemudian Prestasi belajar, abaikan yang lainnnya
  • 6. 4. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar yang sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste 5. Langkah selanjutnya, kita akan mengubah data tersebut ke dalam bentuk unstandardized residual, caranya adalah : dari menu SPSS pilih menu Analyze, kemudian klik Regression, dan pilih Linear. 6. Muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, selanjutnya masukkan variabel Prestasi Belajar (Y) ke Dependent, masukkan variabel Motivasi Belajar (X) ke kotak Independent (s), lalu klik Save.
  • 7. 7. Akan mucul lagi kotak dialog dengan nama Linear Regression: Save, pada bagian Residuals, centang () Unstandardized (abaikan kolom yang lain), Selanjunya klik Continue, lalu klik OK, maka akan muncul variabel baru dengan nama RES_1, abaikan saja output yang muncul dari program SPSS. 8. Langkah selanjutnya, pilih menu Analyze, lalu pilih Non‐parametric Test, klik Legaci Dialog, kemudian pilih submenu 1‐Sample K‐S 9. Muncul kotak dialog lagi dengan nama One‐Sampel Kolmogorov‐Smirnov test, selanjutnya, masukkan variabel Unstandardized Residuals ke kotak Test Variable List, pada Test Distribution centang () Normal.
  • 8. 10. Langkah terkahir yakni klik OK untuk mengakhiri perintah, Selanjutnya lihat tampilan Outputnya, tinggal kita interprestasikan supaya lebih jelas. Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,977 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji berdistribusi normal. Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-normalitas-kolmogorov-smirnov-spss.html
  • 9. UJI LINEARITAS Modified By Aldy Forester Secara umum Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempuyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Dalam beberapa referensi dinyatakan bahwa Uji Linearitas merupakan syarat sebelum dilakukannya Uji Regresi Linear Suatu uji yang dilakukan harus berpedoman pada dasar pengambilan keputusan yang jelas. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Linearitas dapat dilakukan dengan dua cara: Pertama adalah dengan melihat nilai signifikansi pada output SPSS : Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Sebaliknya, Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan yang linear antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Kedua adalah dengan melihat Nilai F hitung dan F tabel : Jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Sebaliknya, Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan linear antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Untuk lebih jelasnya SPSS Indonesia akan mempraktekkan Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS, data yang saya akan uji adalah variabel Motivasi Belajar (X) dengan variabel Prestasi Belajar (Y), dengan N=12. Adapun rincian datanya, lihat gambar di bawah ini. Langkah‐langkah yang harus dilakukan untuk Uji Linearitas, yakni : 1. Buka program SPSS, klik Variable View 2. Selanjutnya, pada bagian Name tulis saja Motivasi kemudian Prestasi, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi Belajar kemudian Prestasi belajar, abaikan yang lainnnya.
  • 10. 3. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar yang sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste. 4. Berikutnya, dari menu utama SPSS pilih Analyze, lalu klik Compare Means, dan pilih Means. 5. Muncul kotak dengan nama Means, masukkan variabel Motivasi Belajar (X) ke kotak Independet List dan variabel Prestasi Belajar (Y) ke kotak Dependet List.
  • 11. 6. Selanjutnya, klik Options, pada Statistik for First Layer, pilih Test of Linearity, kemudian klik Continue. 7. Langkah terahir adalah klik OK untuk mengakhiri perintah. Tampilan Output SPSS Seperti yang sudah saya jelaskan di awal bahwa dasar pengambilan keputusan dalam Uji Linearitas dapat dilakukan dengan dua cara yakni melihat nilai signifikansi dan nilai F. Berdasarkan nilai signifikansi : dari output di atas, diperoleh nilai signifikansi = 0,867 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable Motivasi Belajar (X) dengan variable Prestasi Belajar (Y).
  • 12. Berdasarkan nilai F : dari output di atas, diperoleh nilai F hitung = 0,145, sedang F tabel kita cari pada tabel Distribution Tabel Nilai F0,05 (Tabel Distribution Tabel Nilai F 0,05 terlampir), dengan angka df nya, dari output di atas diketahui df 2.8 (angka yang saya lingkari merah). Lalu kita cari pada tabel Distribution Tabel Nilai F 0,05, ditemukan nilai F tabel = 4,46. Karena nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable Motivasi Belajar (X) dengan variable Prestasi Belajar (Y). Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-program-spss.html
  • 13. UJI HETEROSKEDASTISITAS Modified By Aldy Forester Sebelum saya mulai pada tutorialnya, sobat harus tahu terlebih dahulu tujuan dari Uji Heteroskedastisitas. Uji ini pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Setiap uji dalam statistik pasti mempuyai dasar pengambilan keputusan yang berguna untuk menentukan sebuah kesimpulan. Dasar pengambilan keputusan pada Uji Heteroskedastisitas yakni :  Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.  Jika nilai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas. Dalam artikel, Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Maksudnya uji Glejser ini adalah mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi : |Ut| =a + BXt + vt Agar lebih jelas, selanjutnya kita masuk saja kebagian praktek yakni langkah‐langkah melakukan Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser SPSS versi 21. Namun sebelumnya, perlu saya informasikan bahwa data yang saya uji disini adalah data Motivasi (X1), Minat (X2), dan Prestasi ﴾Y﴿. Adapun data yang saya maksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 1. Setelah data yang ingin di uji sudah dipersiapkan, selanjutnya buka program SPSS, lalu seperti biasa, klik Variable View, Selanjutnya, pada bagian Name tulis saja X1, X2 dan Y, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi, Minat dan Prestasi, abaikan yang lainnnya.
  • 14. 2. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi (X1), Minat (X2) dan Prestasi (Y) yang sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste. 3. Langkah selanjunya, saya akan membuat variabel tersebut dalam bentuk unstandardized residual, caranya : dari menu SPSS pilih Analyze, lalu klik Regression, selanjutnya klik Linear. 4. Kemudian, muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, maka masukkan variabel Prestasi (Y) ke Dependent, masukkan variabel Motivasi (X1) dan Minat (X2) ke Independent (s), laku klik Save.
  • 15. 5. Muncul dialog dengan nama Linear Regression: Save, selanjutnya pada bagian Residuals, centang () Unstandardized (abaikan kolom yang lain), lalu klik Continue. 6. Lalu klik OK, abaikan saja ada output SPSS yang muncul, lihat di bagian Data View maka akan muncul variabel baru dengan nama RES_1.
  • 16. 7. Selanjutnya saya akan membuat variabel RES2, caranya :dari menu utama SPSS pilih Transform, lalu Compute Variable : pada kotak Target Variable isi dengan RES2. Pada kotak Numeric Expression ketikkan rumus: ABS_RES(RES_1). 8. Kemudian klik OK, abaikan saja ada output SPSS yang muncul, lihat di bagian Data View maka akan muncul variabel baru dengan nama RES2. 9. Langkah berikutnya, dari menu utama SPSS pilih Analyze, kemudian pilih Regression, lalu klik Linear. 10. Kemudian muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, lalu keluarkan dulu variabel Prestasi (Y) yang terdapat pada Dependent dan ganti dengan variabel RES2, lalu klik Save.
  • 17. 11. Mucul kotak dengan nama Linear Regression: Save, selanjutnya pada bagian Residual, hilangkan tanda centang () Unstandardized (abaikan kolom yang lain), lalu klik Continue. 12. Langkah yang terakhir adalah klik OK untuk mengakhiri perintah, maka kita sudah bisa melihat Outputnya, tinggal kita interprestasikan saja. Interprestasi : Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel Motivasi (X1) sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05, artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel Motivasi (X1). Sementara itu, diketahui nilai signifikasi variabel Minat (X2) yakni 0,009 lebih kecil dari 0,05, antinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel Minat (X2). Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-glejser-spss.html#
  • 18. UJI MULTIKOLINEARITAS Modified By Aldy Forester Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar veriabel bebas ﴾independent﴿. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas ﴾tidak terjadi Multikolonieritas﴿. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel‐variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesame variabel bebas sama dengan nol. Seperti biasanya, setiap uji statistik yang dilakukan pasti ada dasar pengambilan keputusannya. Dasar pengambilan keputusan pada Uji Multikolonieritas dapat dilakukan dengan dua cara yakni : 1. Melihat nilai tolerance :  Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi Multikolinieritas terhadap data yang di uji.  Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya Terjadi Multikolinieritas terhadap data yang di uji. 2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) :  Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka artinya Tidak terjadi Multikolinieritas terhadap data yang di uji  Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya Terjadi Multikolinieritas terhadap data yang di uji Selanjutnya kita masuk kebagian Cara Melakukan Uji Multikolonieritas dengan Melihat Nilai Tolerance dan VIF SPSS adapun rincian data yang akan saya uji adalah Data Motivasi Belajar (X) dan Prestasi Belajar (Y). Adapun langkah‐langkah pengujiannya simak dibawah ini. 1. Persiapkan data yang akan di uji. 2. Buka program SPSS, klik Variable View, Selanjutnya, pada bagian Name tulis saja X1, X2 dan Y, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan Motivasi, Minat dan Prestasi, abaikan yang lainnnya.
  • 19. 3. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi (X1), Minat (X2) dan Prestasi (Y) yang sudah dipersiapkan tadi, bisa dengan cara copy‐paste. 4. Dari menu SPSS, Pilih menu Analyze, kemudian sub menu Regression, lalu pilih Linear. 5. Muncul kotak baru dengan nama Linear Regression, masukkan variabel Motivasi (X1) dan Minat (X2) pada kotak Independent (s). Masukkan variabel Prestasi (Y) pada kotak Dependent, selanjutnya pada bagian method, pilih Enter, lalu klik Statistics.
  • 20. 6. Dilayar akan muncul tampilan windows Linear Refression Statistics. Aktifkan pilihan dengan centang () Covariance matrix dan Collinearity Diagnostics. Abaikan yang lain biar tetap default. Kemudian Klik Continue dan tekan OK. Maka muncul outputnya sebagai berikut : Saatnya untuk interprestasi Output. Seperti yang sudah saya jelaskan di bagian awal bahwa dasar pengambilan keputusan dalam Multikolonieritas dapat dengan Melihat Nilai Tolerance dan VIF. Berdasarkan output di atas diketahui bahwa : Nilai Toerance variabel Motivasi (X1) dan Minat (X2) yakni 0,380 lebih besar dari 0,10. Sementara itu, Nilai VIF variabel Motivasi (X1) dan Minat (X2) yakni 2,634 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi Multikolonieritas. Sumber : http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-multikolonieritas-dengan-melihat.html
  • 21. UJI AUTOKORELASI Modified By Aldy Forester Uji Autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relative tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan rendah. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi. Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji DurbinWatson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Run test sebagai bagian dari statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah residual terjadi secara random atau tidak. H0 : Residual Random (acak) H1 : Residual Tidak Random Uji run test akan memberikan kesimpulan yang lebih pasti jika terjadi masalah pada Durbin Watson Test yaitu nilai d terletak antara dL dan dU atau diantara (4dU) dan (4dL) yang akan menyebabkan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau pengujian tidak meyakinkan jika menggunakan DW test. Seperti contoh dibawah ini.
  • 22. Dengan T=27, K=5, dL = 1.08364, dU = 1.75274. artinya dL < d < dU = Tidak ada kesimpulan yang pasti. Mari kita mulai langkahlangkahnya,,, saya tidak menggunakan hasil diatas dalam tutorial ini, karena saya ingin melanjutkan postingangpostingan sebelumnya tentang analisis regresi berganda dengan spss, supaya satu studikasus yang digunakan dan dibahas secara runtun dan lengkap. Silahkan lihat studi kasusnya disini. 1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze – Regression – Linear, pada kotak Dependent, isikan variabel dependent (Jumlah Penduduk Miskin) dan pada kotak Independent, isikan variabel X1, X2, (Jumlah Pengangguran, Angka Rata2 Lama Sekolah) 2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Save 3. Berikan centang pada Unstandardized pada kolom Residuals, lalu klik Continue, kemudian pilih OK.
  • 23. 4. Selanjutnya pada Data View SPSS, akan muncul kolom baru dengan nama kolom RES_1, ini merupakan residual regresi. 5. Pilih menu Analyze > Nonparametric Test > Legacy Dialogs – Runs, kemudian Pindahkan RES_1 ke kolom Test Variable List di sebelah kanan, centang pada Median, lalu klik OK. Sekarang Perhatikan output runs test di bawah ini, nilai yang dibandingkan adalah Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,869. Hasil run test menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2tailed) > 0.05 yang berarti Hipotesis nol diterima. Dengan demikian, data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji. Sumber : http://www.portal-statistik.com/2014/05/mendeteksi-autokorelasi-dengan-run-test.html