5. Tujuan Pembelajaran
Menganalisis perkembangan organisasi Indische
Partij
Menganalisis perkembangan organisasi
Muhammadiyah
Menganalisis perjuangan organisasi Indische
Partij
Menganalisis perjuangan organisasi
Muhammadiyah
Membandingkan strategi perjuangan Indische
Partij dan Muhammadiyah
Mempresentasikan hasil diskusi dan analisis
tentang Indische Partij dan Muhammadiyah
Menyajikan hasil diskusi dan analisis tentang
Indische Partij dan Muhammadiyah
Mewawancarai anggota atau pengikut organisasi
Muhammadiyah
6. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran :
Scientifik Learning
Model Pembelajaran : Mind Maping
Metode pembelajaran : Diskusi, studi
literature, presentasi, Tanya Jawab,
Penugasan(multi metode)
7. Tugas Kelompok
Kelompok I bertugas mendiskusikan dan menganalisi
materi tentang Perkembangan, Perjuangan, Indische
Partij dan Muhammadiyah serta Membandingkan
Strategi perjuangannya
Kelompok II bertugas mendiskusikan dan menganalisis
materi tentang Perkembangan, Perjuangan, Indische
Partij dan Muhammadiyah serta Membandingkan
Strategi perjuangannya
Kelompok III bertugas mendiskusikan dan menganalisis
materi tentang Perkembangan, Perjuangan, Indische
Partij dan Muhammadiyah serta Membandingkan
Strategi perjuangannya
Kelompok IV bertugas mendiskusikan dan menganalisis
tentang Menganalisis Perkembangan, Perjuangan,
10. Indische Partij
Indische Partij ( IP ) didirikan di Bandung
pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga
Serangkai, yakni Douwes Dekker
(Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
11. Tujuan
Organisasi ini mempunyai cita-cita
untuk menyatukan semua golongan
yang ada di Indonesia, baik golongan
Indonesia asli maupun golongan Indo,
Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka
akan dipadukan dalam kesatuan
bangsa dengan semangat
nasionalisme Indo-nesia. Cita-cita IP
banyak disebarluaskan melalui surat
kabar De Expres.
12. Program Kerja
Menyerapkan cita-cita nasional Hindia
(Indonesia).
Memberantas kesombongan sosial dalam
pergaulan baik di bidang pemerintahan maupun
kemasyarakatan.
Memberantas usaha-usaha yang
membangkitkan kebencian antara agama yang
satu dengan yang lain.
Memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan
pemerintahan.
Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak
bagi semua orang Hindia.
Dalam hal pengajaran, kegunaannya harus
ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
13. Melihat tujuan dan cara-cara mencapai
tujuan seperti tersebut di atas, maka dapat
diketahui bahwa IP berdiri di atas
nasionalisme yang luas menuju Indonesia
merdeka. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa IP merupakan partai
politik pertama di Indonesia, dengan
haluan kooperasi. Dalam waktu yang
singkat telah mempunyai 30 cabang
dengan anggota lebih kurang 7.000 orang,
yang kebanyakan orang Indo.
14. Oleh karena sifatnya yang progresif,
menyatakan diri sebagai partai politik
dengan tujuan yang tegas yakni Indonesia
merdeka; maka pemerintah colonial
menolak untuk memberikan badan hukum,
dengan alasan IP bersifat politik dan
hendak mengancam ketertiban umum.
15. Namun demikian para pemimpin IP masih
terus mengadakan propaganda untuk
menyebarkan gagasan-gagasannya. Satu
hal yang sangat menusuk perasaan
pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan
Suwardi Suryaningrat yang berjudul “Als ik
een Nederlander was” (Seandainya Saya
Seorang Belanda), yang isinya berupa
sindiran terhadap ketidakadilan di daerah
jajahan.
16. Oleh karena kegiatannya sangat
mencemaskan pemerintah Belanda, pada
bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP
dijatuhi hukuman buang dan mereka
memilih negeri Belanda sebagai tempat
pembuangannya.
17. Dengan dibuangnya ketiga pemimpin IP,
maka kegiatan IP makin menurun.
Selanjutnya IP berganti nama menjadi
Partai Insulinde dan pada tahun 1919
berubah lagi menjadi National Indische
Partij (NIP). NIP tidak pernah mempunyai
pengaruh yang besar di kalangan rakyat
dan akhirnya hanya merupakan
perkumpulan orang-orang terpelajar.
21. Muhammadiyah adalah sebuah
organisasi sosial Islam yang didirikan
di yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 bertepatan dengan
tanggal Zulhijjah 1330 H, oleh Kyai
Haji Ahmad Dahlan atas saran yang
diajukan oleh murid-muridnya dan
beberapa orang anggota Budi Utomo
untuk mendirikan suatu lembaga
pendidikan yang bersifat permanen.
22. Asas perjuangannya ialah Islam dan
kebangsaan Indonesia, sifatnya
nonpolitik. Muhammadiyah bergerak
di bidang keagamaan, pendidikan,
dan sosial menuju kepada tercapainya
kebahagiaan lahir batin.
23. Berdirinya
Tempat : Yogyakarta
Pendiri : K.H Ahmad Dahlan
Pada awalnya, K.H Ahmad Dahlan
masuk dalam organisasi Budi Utomo
dengan harapan dapat memberikan
pemikiran Islam pembaharuan kepada
anggota organisasi tersebut, namun
cara tersebut kurang efektif sehingga
ia mendirikan organisasi
Muhammadiyah.
24. Faktor Berdirinya
Umat Islam tidak memegang teguh
tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi
Ketiadaan persatuan dan kesatuan di
antara umat Islam, akibat dari tidak
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta
ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
Kegagalan dari sebagian lembaga-
lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam,
Karena keinsyafan akan bahaya yang
mengancam kehidupan dan pengaruh
agama Islam,
25. Tujuan
Memajukan pendidikan dan
pengajaran berdasarkan agama Islam;
Mengembangkan pengetahuan ilmu
agama dan cara-cara hidup menurut
agama Islam.
26. Program
Mendirikan sekolah-sekolah yang
berdasarkan agama Islam (dari TK
sampai dengan perguruan tinggi);
Mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah
sakit, rumah yatim, dan masjid;
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
keagamaan.
27. Usaha Mencapai Tujuan
Mengadakan dakwah Islam
Memajukan pendidikan dan pengajaran
Menghidupkan masyarakat tolong-menolong
Mendirikan dan memelihara tempat ibadah dan
wakaf
Mendidik dan mengasuh anak-anak dan
pemuda-pemuda, supaya kelak menjadi orang
Islam yang berarti.
Berusaha kearah perbaikan penghidupan dan
kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Berusaha dengan segala kebijaksanaan, supaya
kehendak dan peraturan Islam berlaku dalam
masyarakat.
28. Sejak berdiri di Yogyakarta (1912)
Muhammadiyah terus mengalami
perkembangan yang pesat. Sampai
tahun 1913, Muhammadiyah telah
memiliki 267 cabang yang tersebar di
Pulau Jawa. Pada tahun 1935,
Muhammadiyah sudah mempunyai
710 cabang yang tersebar di Pulau
Jawa, Sumatra, Kalimantan dan
Sulawesi.
29. Nilai-Nilai
Semangat K.H Ahmad Dahlan dalam
mengembalikan seluruh
penyimpangan yang terjadi dalam
posisi dakwah.
31. Tugas di rumah
1. Analisislah perkembangan organisasi Indische
Partij dari awal hingga akhir!
2. Analisislah perkembangan organisasi
Muhammadiyah dari awal hingga sekarang!
3. Analisislah perjuangan pergerakan organisasi
Indische Partij dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia!
4. Analisislah perjuangan pergerakan organisasi
Muhammadiyah dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia!
5. Bandingkanlah strategi perjuangan antara
Indische Partij dan Muhammadiyah!
6. Mewawancarai anggota atau pengikut
organisasi Muhammadiyah
32. Data yang harus didapat dalam proses
wawancara sebagai berikut:
Identitas narasumber
Alasan masuk kedalam atau menjadi
pengikut Organisasi Muhammadiyah
Status keanggotaan masih aktif atau
sudah aktif
Berapa lama sudah menjadi anggota
atau pengikut
Manfaat yang diperoleh menjadi anggota
atau pengikut
Minimal 2 narasumber