Dokumen tersebut membahas perencanaan kontinjensi sebagai suatu proses perencanaan kedepan untuk menghadapi situasi yang belum pasti terjadi agar dapat mencegah atau menangani dampaknya lebih baik. Dokumen tersebut juga membahas mengenai definisi kontinjensi dan rencana kontinjensi, kapan sebaiknya dilakukan perencanaan kontinjensi, serta pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana
1. Pengantar
Perencanaan
Kontinjensi
BADAN K OORDINAS NAS
I IONAL
P NANGGUL
E ANGAN B NCANA DAN P NANGANAN P NGUNGS
E E E I
(B OR
AK NASP PB)
2. Pokok Bahasan
• Definisi, pengertian tentang kontinjensi dan
rencana kontinjensi
• Kaitan antara rencana kontinjensi dengan
penanganan darurat
• Perbedaan antara rencana kontinjensi dari rencana
kesiapan dan rencana operasi.
• Proses penyusunan rencana kontinjensi
• Produk penyusunan rencana kontinjensi dan
penggunaannya
3. APAKAH KITA SUDAH
MEMPUNYAI RENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA
YANG MEMADAI?
4. Pertanyaan Kunci
1. Apakah kita sudah mempunyai rencana PB?
2. Rencana macam apa yang kita perlukan ?
3. Kapan sebaiknya kita mulai merencanakan?
4. Perencanaan untuk ancaman yang mana?
5. Apa hubungannya antara rencana antarlembaga dengan
rencana instansi/sektor?
6. Bagaimana prosesnya?
7. Siapa yang membuat rencana?
5. Macam Rencana
Penanganan Bencana
• Rencana Umum Penanganan Bencana
• Rencana Mitigasi / Pengurangan Resiko
• Rencana Kontinjensi
• Rencana Operasi Darurat
• Rencana Pemulihan
• Rencana Rehabilitasi
• Rencana Pembangunan Kembali
7. Penekanan pada Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan bencana: “suatu proses
yang mengarah pada kesiapan dan
kemampuan”:
– Untuk meramal dan jika mungkin,
– Untuk mencegah bencana,
– Untuk mengurangi dampak mereka
– Untuk menanggapi secara efektif
– Untuk memulihkan diri dari dampaknya
DIPERLUKAN SUATU RENCANA
8. Rencana yang
Ada rencana,
semakin baik
tetapi tidak ada
melalui
rapat antarlembaga
rapat antarlembaga
PERENCANAAN
Tidak begitu
yakin?
Tidak ada rencana, Ada rapat antarlembaga,
Tidak ada rapat tetapi
antarlembaga tidak ada rencana
PROSES
10. DISKUSI KELOMPOK
(20 ‘)
Fa s ilita tor me mba gi tiga ke lompok, ya itu re nca na
ke s ia pa n, re nca na kontinje ns i, da n re nca na ope ra s iona l.
Ma s ing-ma s ing me mbua t ga mba ra n te nta ng de finis i
re nca na nya , da n va ria be l-va ria be l be rikut :
- hubunga n de nga n ke da rura ta n,
- pe micu,
- ca kupa n,
- piha k-piha k ya ng diliba tka n
- fokus pe re nca na a n,
- proye ks i,
- pe nga loka s ia n,
- wa ktu.
11. Perbandingan Sifat Rencana
ASPEK KESIAPAN KONTINJENSI OPERASIONAL
Kapan Keadaan ”normal” Sebelum Pada saat darurat
kedaruratan
Cakupan Umum Cukup spesifik Sangat spesifik
Melibatkan Semua parapihak Yang akan terlibat Yang sungguh
terlibat
Fokus Segala ancaman Ancaman / proyeksi Ancaman yg terjadi
Proyeksi Jangka panjang Waktu tertentu Jadwal ketat
Pembagian Perkiraan Kuantitatif Presis
Tataran Semua tataran Manajerial Lapangan/ops
Jangka waktu Tahunan Khusus / tdk tentu Terbatas
Hub dg sumber Pengembangan Penyiapan Pengerahan
13. Kontinjensi dan
Rencana Kontinjensi?
• Apa itu kontingensi?
Kontingensi adalah suatu keadaan atau situasi yang
diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak
akan terjadi.
Apa itu Rencana Kontingensi?
Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang
didasarkan pada keadaan kontingensi atau yang belum
tentu tersebut. Suatu rencana kontingensi mungkin tidak
selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan
tidak terjadi.
14. TENTANG
KONTINJENSI …
T= Apa yang dapat membunuh orang pada saat kedaruratan?
J= W….A….K….T….U
Perencanaan kontinjensi adalah menghemat waktu
Mengidentifikasi skenario didepan
Menentukan kebijakan kunci didepan
Menetapkan tujuan didepan
Menentukan kegiatan didepan
Membagi tanggungjawab didepan
Menyiapkan rencana didepan
Tujuannya untuk menyelamatkan
kehidupan dan mencegah kerusakan
yang berlebihan
15. Definisi Perencanaan Kontinjensi ??
Suatu proses perencanaan kedepan, dalam
keadaan yang tidak menentu, dimana
skenario dan tujuan disepakati, tindakan
teknis dan manajerial ditetapkan, dan
sistem tanggapan dan pengerahan potensi
disetujui bersama untuk mencegah, atau
menanggulangi secara lebih baik dalam
situasi darurat atau kritis.
UNHCR
17. Kapan perencanaan kontinjensi dimulai?
2.
NANTI, 3.
1. setelah MENJELANG
4.
SEKARANG? tersedia Kejadian untuk
SEKETIKA
Info lebih mengoptimalkan
setelah terjadi
banyak informasi?
bencana supaya
semua diketahui
scr pasti?
18. Kapan Sebaiknya RENKON dilakukan?
• RENKON dilakukan segera setelah ada tanda-
tanda awal akan terjadi bencana atau adanya
peringatan dini (early warning).
Beberapa jenis bencana sering terjadi tiba-tiba,
tanpa ada tanda-tanda terlebih dulu (misalnya
gempa bumi), keadaan ini sulit dibuat RENKON-
nya. Sedangkan jenis-jenis bencana tertentu dapat
diketahui tanda-tanda akan terjadi, hal ini dapat
dilakukan pembuatan RENKON-nya.
22. DI
DI GG
DIS-PU
O
DIS-PU
NK
NK ULO
L
ES
ES B
B U
LSM
SETDA
LSM
SETDA
KO
KO S
DI
DIM E
E S
M LLRR
DINSOS
DINSOS POO
P
23. Siapa yang membuat RENKON?
• RENKON harus dibuat secara bersama-sama
oleh semua pihak (stakeholders) dan
multisektor yang terlibat dan berperan dalam
penanganan bencana, termasuk diantaranya
dari pemerintah (sektor-sektor yang terkait) ,
perusahaan negara, swasta, organisasi non-
pemerintah, lembaga internasional dan
masyarakat.
26. Meninjau konteks
dan tanda peringatan dini
Menentukan kejadian yang direncanakan
Membuat berbagai
Skenario
Menentukan kebijakan dasar
dan tujuan
Proyeksi kebutuhan Kajian sumberdaya
Penggunaan indikator Analisis kesenjangan
Pengaturan sistem tanggapan dan sumberdaya
Aktivasi
27. Prinsip-prinsip Penyusunan RENKON
RENKON harus dibuat berdasarkan:
• proses penyusunan dilakukan bersama,
• skenario dan tujuan yang disepakati bersama,
• dilakukan secara terbuka (tidak ada yg ditutupi)
• menetapkan peran dan tugas setiap pelaku
• menyepakati konsensus yang telah dibuat
bersama,
• dibuat untuk menghadapi keadaan darurat
28. Daur Kontinjensi
Penyusunan
Formalisasi
Pengkajian
Aktivasi,
Jika
DARURAT
29. Apa itu Darurat?
• Darurat adalah suatu keadaan atau
situasi yang mengancam jiwa manusia
atau masyarakat, yang memerlukan
penanganan segera berupa tanggapan
luar-biasa (extraordinary response) dan
tindakan pengecualian (exceptional
measures).