SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Teknologi dan
Desain Kerja
PERTEMUAN KE 12
Kompetensi Dasar
1. Membedakan rekayasa ulang (reengineering) dan
manajemen mutu terpadu (total quality management)
2. Menjabarkan implikasi dari sistem manufaktur yang
fleksibel bagi orang yang bekerja didalamnya
3. Mengidentifikasi siapa yang terpengaruh oleh
ketertinggalan karyawan
4. Menjelaskan model karakteristik pekerjaan
5. Membedakan model pemrosesan informasi sosial
dengan model karakteristik pekerjaan
6. Menggambarkan bagaimana pengayaan sebuah
pekerjaan
7. Menjelaskan argumentasi bahwa pekerjaan dapat
menjadi kuno
Teknologi di tempat Kerja
Teknologi benar-benar telah mengubah hampir
semua organisasi.
Teknologi dalam dunia bisnis didiskripsikan sebagai
mesin dan alat yang menggunakan alat elektronik
dan komputer yang canggih untuk menghasilkan
output, yaitu merubah input menjadi output.
Tema umum dilingkungan pekerjaan, bahwa
teknologi tersebut telah menggantikan tenaga
kerja manusia dalam mengubah input menjadi
output. Secara esensial dimulai pada revolusi
industri tahun 1800-an.
Namun, komputerisasi peralatan dan mesin pada
seperempat abad terakhirlah, yang terutama
mengubah pembentukan lingkungan kerja abad ke
duapuluh satu. Mesin ATM, contohnya telah
menggantikan sepuluh ribu manusia yang menjadi
kasir di bank-bank.
Ada empat isu spesifik yang berkaitan dengan
teknologi dan pekerjaan. Isu-isu tersebut adalah
manajemen mutu terpadu dan proses perbaikan
yang terus menerus, rekayasa ulang, sistim
manufaktur yang fleksibel, dan ketertinggalan
pekerja.
Proses perbaikan yang terus
menerus
Dalam manajemen mutu terpadu dengan filosofi
tercapainya kepuasan pelanggan melalui perbaikan
secara terus menerus dari seluruh proses
organisasional.
Pencapaian proses perbaikan yang dilakukan
secara terus menerus sehingga variabilitas
berkurang secara konstan. Ketika menghilangkan
variasi, akan diperoleh peningkatan keseragaman
produk dan jasa.
Dengan peningkatan keseragaman , pada gilirannya
akan diperoleh biaya lebih rendah dan kualitas
lebih tinggi.
Contoh, program pemangkasan biaya bagi
manajemen tradisional amerika dipandangnya
sebagai suatu yang linier – ada awal dan ada
akhirnya.
Sebaliknya orang-orang jepang mengangggap
pemangkasan biaya sebagai suatu yang tidak
pernah berakhir. Pencarian bagi perbaikan yang
terus menerus menciptakan suatu perlombaan
tanpa ada garis finis.
Proses Kerja Rekayasa
Ulang
Istilah rekayasa ulang berasal dari proses pemisahan produk
elektronik dan perancangan versi yang lebih baik. Michael
Hammer menerapkan istilah tersebut untuk organisasi.
Ketika dia menemukan perusahaan-2 yang menggunakan
komputer semata-mata hanya untuk mengotomatisasi
proses agar tidak ketinggalan zaman, daripada menemukan
secara mendasar cara yang lebih baik dalam melakukan
sesuatu, dia menyadari bahwa prinsip-prinsip dari rekayasa
ulang dapat diaplikasikan pada bisnis. Jadi, ketika
diaplikasikan pada organisasi, rekayasa ulang berarti bahwa
manajemen seharusnya dimulai dengan satu lembar kertas
pemikiran dan perancangan kembali proses-2 tsb dimana
nilai-nilai baru dapat diciptakan.
Elemen kunci
Tiga elemen kunci dari rekayasa ulang adalah
mengidentifikasi kompetensi organisasi yang leluasa,
menilai proses dasar, dan menata ulang proses secara
horisontal.
Kompetensi khusus organisasi menjelaskan apa yang
dilaksanakan organisasi yang lebih baik daripada
pesaingnya. Contoh : lokasi took yang lebih baik, sistem
distribusi yang lebih efisien, produk yang berkualitas lebih
tinggi, pegawai penjualan yang lebih berpengetahuan dan
dukungan teknis yang luar biasa.
Mengapa mengidentifikasi kompetensi khusus menjadi
sangat penting? Karena akan menuntun pada pengambilan
keputusan sehubungan dengan aktivitas yang penting bagi
kesuksesan organisasi.
Manajemen juga harus menilai proses-proses dasar yang
secara jelas memberi nilai tambah terhadap kompetensi
khusus organisasi.
Semua ini merupakan proses untuk mengubah materi,
modal, informasi dan tenaga kerja menjadi barang dan jasa
yang bernilai bagi pelanggan.
Ketika organisasi tersebut dipandang sebagai serangkaian
proses, mulai dari perencanaan strategis hingga ke
dukungan purnajual yang diberikan pada pelanggan,
manajemen dapat menentukan sampai seberapa derajat
masing-masing proses tersebut memberikan nilai tambah.
Rekayasa ulang menghendaki agar manajemen
mengelola kembali proses horisontal. Ini berarti
menggunakan tim lintas fungsional (cross-
functional) dan tim swakelola (self-managed).
Hal ini juga berarti memfokuskan pada proses
bukan pada fungsi. Jadi, contohnya, wakil direktur
utama dari pemasaran mungkin menjadi “si pemilik
proses dalam mencari dan mempertahankan para
pelanggan”. Hal itu juga berarti memangkas
tingkatan manajemen menengah.
Sebagaimana dikatakan Hammer, “para manajer bukan
merupakan nilai tambah. Seorang pelanggan tidak pernah
membeli suatu produk karena tingkat kemampuan
manajemen. Salah satu dari tujuan rekayasa ulang adalah
untuk meminimalkan kebutuhan manajemen.
Apakah rekayasa ulang identik dengan TQM? Tidak,
memang keduanya memiliki karakteristik yang sama.
Keduanya menekankan pada proses dan pemuasan
pelanggan. Keduanya berbeda secara radikal, yang dicari
TQM adalah kemajuan kenaikan yang tetap terhadap
kinerja, sedang rekayasa ulang mencari lompatan secepat
kilat dalam kinerja.
Alat yang digunakan kedua pendekatan tersebut
sangat berbeda. TQM mengandalkan pada bottom
up, pengambilan keputusan partisipatif baik
didalam perencanaan dari suatu program maupun
dalam pelaksanaannya. Sebaliknya, rekayasa ulang
pada awalnya diarahkan oleh manajemen puncak
dengan cara yang otokrasi bukan demokrasi, dalam
hal ini karyawan tidak punya pilihan lain (harus
menerima) jika sudah menjadi keputusan
manajemen puncak.
Implikasi terhadap karyawan. Dalam persaingan global yang
begitu kompetitif, rekayasa ulang menjadi begitu populer
dikalangan perusahaan-perusahaan karena terkait dengan
mempertahankan hidup perusahaan.
Akibatnya banyak sekali orang yang akan kehilangan
pekerjaan mereka akibat langsung dari upaya rekayasa
ulang. Para ahli mangatakan rekayasa ulang akan
menghapus antara satu sampai 2.5 juta pekerjaan setiap
tahun dimasa depan.
Karyawan yang bertahan akan menemukan pekerjaan baru
yang memerlukan keterampilan yang lebih, memiliki
tanggungjawab tambahan dan gaji yang lebih tinggi.
Sistem Manufaktur yang Fleksibel
Dalam perekonomian global, organisasi manufaktur
yang mampu menanggapi perubahan dengan cepat
memiliki suatu keunggulan kompetitif. Misalnya
mampu dan lebih baik dalam memenuhi beraneka
kebutuhan pelanggan dan mengantarkan produk lebih
cepat daripada para pesaing mereka.
Karakteristik yang unik dari sistem manufaktur yang
fleksibel adalah dengan memadukan desain yang
didukung oleh komputer, rekayasa, dan manufaktur,
sistem manufaktur ini dapat memproduksi dengan
volume produksi yang rendah untuk para pelanggan
dengan harga sebanding dengan apa yang sebelumnya
hanya mungkin terjadi melalui produksi massal.
Ketertinggalan Pekerja
Perubahan dalam teknologi telah menggeser
kehidupan stabil dari kebanyakan pekerja yang
terampil. Keterampilan yang dimiliki pekerja tahun
1950-an bisa jadi akan dapat dimanfaatkan untuk
hampir selama seumur hidupnya.
Kondisi tersebut tidak akan terjadi pada masa
sekarang karena perubahan akibat teknologi yang
begitu cepat selalu membutuhkan peningkatan
keterampilan yang bersifat baru dan radikal.
Rekayasa ulang akan menghasilkan kenaikan yang
signifikan dalam produktivitas karyawan.
Pendesaianan kembali proses kerja mencapai
output yang lebih tinggi dengan lebih sedikit
pekerja.
Pekerjaan ini juga memerlukan keterampilan yang
berbeda-beda. Jadi fenomena ketertinggalan
pekerja benar-benar terjadi karena berpacu
dengan teknologi manufaktur yang terus
berkembang.
DESAIN KERJA
Dalam sesi ini, kita akan meneliti teori karakteristik
tugas-tugas dan pendesainan kembali kerja.
Menghadapi abad dua puluh satu ini, kita harus
benar-benar mulai memikirkan kembali apa
sebenarnya arti suatu pekerjaan, karena bisa jadi
apa yang disebut pekerjaan saat ini, pada sepuluh
tahun yang akan datang tidak kita temukan lagi.
Cara dimana tugas-tugas dikombinasikan untuk
menciptakan pekerjaan individu memiliki pengaruh
langsung terhadap kinerja dan kepuasan karyawan.
Teori Karakteristik Tugas
Kebanyakan dari kita mengakui adanya dua fakta bahwa:
pekerjaan itu berbeda-beda, dan beberapa pekerjaan itu
lebih menarik dan lebih menantang dibanding yang lainnya.
Ada beberapa teori karakteristik tugas. Kami akan mengkaji
tiga teori yang paling penting yaitu teori prasyarat atribusi
tugas, model karakteristik pekerjaan, dan model
pemrosesan informasi sosial.
Teori prasyarat atribusi tugas, Penemu teori ini, yaitu
Arthur Turner dan Paul Lawrence memulai studi
penelitiannya untuk menilai efek dari beberapa jenis
pekerjaan yang berbeda terhadap kepuasan dan
ketidakhadiran.
Mereka meramalkan bahwa para karyawan akan lebih
memilih pekerjaan-pekerjaan yang kompleks dan
menantang, yakni jenis pekerjaan yang dapat meningkatkan
kepuasan dan menyebabkan angka ketidakhadiran menjadi
lebih rendah.
Mereka mendefinisikan kekompleksitasan pekerjaan dari
segi enam karakteristik tugas: variasi, otonomi, tanggung
jawab, pengetahuan dan keterampilan, interaksi sosial yang
dibutuhkan, dan interaksi sosial pilihan. Semakin tinggi
sebuah pekerjan dinilai dari karakteristik ini, menurut
Turner dan Lawrence, semakin komplek pekerjaan tersebut.
Teori prasarat atribusi tugas adalah penting
setidaknya untuk tiga alasan. Pertama, mereka
menunjukkan bahwa para pekerja benar-benar
memberi tanggapan yang berbeda-beda terhadap
jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Kedua, mereka
memberi serangkaian atribusi tugas pendahuluan
dimana pekerjaan dapat dinilai. Ketiga, mereka
memfokuskan perhatian terhadap kebutuhan
untuk mempertimbangkan penga-ruh perbedaan
individu mengenai reaksi karyawan terhadap
pekerjaan.
Model karakteristik
pekerjaan
Menurut Greg Oldham :
1.Ragam keterampilan: tingkatan dimana pekerjaan tersebut
memerlukan aktivitas yang berbeda sehingga pekerja dapat
menggunakan sejumlah keterampilan dan bakat yang
berbeda-beda.
2.Identitas tugas: tingkatan dimana pekerjaan tersebut
memerlukan penyelesaian dari seluruh detail pekerjaan
yang dapat diidentifikasi.
3.Tingkat pentingnya: Tingkatan dimana pekerjaan tersebut
memiliki dampak yang substansial terhadap kehidupan
atau pekerjaan orang lain.
4. Otonomi: Tingkatan dimana pekerjaan
memerlukan kebebasan yang substansial,
independensi, dan keleluasaan terhadap
individu dalam menyusun jadwal pekerjaan
untuk menentukan prosedur-prosedur yang
digunakan dalam melaksanakannya.
5. 5. Umpan balik: Tingkatan dimana dalam
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan oleh
pekerjaan tersebut pada perolehan individu
secara langsung dan informasi yang jelas
mengenai efektivitas kinerjanya.
Job characteristic model (JCM) dari Greg Oldham
ini dalam penelitiannya membuktikan bahwa jika
tiga karakteristik ini (ragam keterampilan, identitas
tugas, dan tingkat pentingnya tugas) muncul
dalam suatu pekerjaan kita dapat meramalkan
bahwa pemegang jabatan akan memandang
pekerjaan sebagai sesuatu yang penting dan
berharga, perhatikan juga bahwa pekerjaan yang
memiliki otonomi memberikan pemegang jabatan
suatu perasaan tanggungjawab pribadi mengenai
hasilnya, dan bahwa jika suatu pekerjaan
memerlukan umpan balik, pekerjaan tersebut akan
mengetahui kinerjanya secara efektif.
Model pemrosesan
informasi sosial
Model SIP berpendapat bahwa para pekerja mengadopsi
sikap dan perilaku dalam menanggapi isyarat sosial yang
diberikan oleh orang lain yang memiliki kontak dengan
mereka. Orang lain ini bisa rekan kerja, penyelia, teman,
anggota keluarga, atau para pelanggan.
Serangkaian studi secara umum memastikan validasi dari
model SIP. Contohnya, telah diperlihatkan bahwa rotasi dan
kepuasan karyawan dimanipulasi oleh tindakan yang
hampir tidak kentara, seperti komentar teman atau bos
mengenai ada atau tidak adanya ciri pekerjaan seperti
kesukaran, tantangan, dan otonomi.
Maka para manajer hendaklah memberi perhatian
sebanyak mungkin (atau lebih banyak perhatian)
terhadap persepsi para karyawan mengenai
pekerjaan mereka ketika mereka memberikan
karakteristik aktual mengenai pekerjaan para
karyawannya. Para manajer mungkin saja,
contohnya, meluang-kan waktu untuk berbincang
dengan para karyawannya mengenai betapa
penting dan menariknya pekerjaan mereka.
Penataan Ulang Pekerjaan
(work redesign)
Rotasi pekerjaan. Jika pekerja menderita
akibat kerutinan yang dialami dalam
pekerjaannya, alternatif penanggulangannya
adalah rotasi pekerjaan atau cross-training.
Ketika aktivitas tidak lagi menjadi suatu hal
yang menantang, pekerja tersebut
dimutasikan ke pekerjaan lainnya yang
tingkat dan persyaratan keterampilannya
sama.
Kelebihan dari rotasi pekerjaan adalah dapat mengurangi
kebosanan dan meningkatkan motivasi melalui pemberian
variasi terhadap aktivitas para karyawan. Mutasi pekerja
tuntu juga dapat memberikan kesempatan bagi pihak
manajemen untuk lebih fleksibel dalam menyusun jadwal
pekerjaan, beradaptasi terhadap perubahan, dan mengisi
kekosongan posisi.
Sebaliknya, rotasi bukannya tidak memiliki kekurangan.
Biaya pelatihan akan lebih meningkat, produktivitas akan
berkurang dengan pindahnya seorang karyawan ke
posisinya yang baru tepat pada saat efisiensinya terhadap
pekerjaannya yang ter-dahulu sedang menguntungkan
ekonomi organisasi.
Perluasan (penambahan) Pekerjaan. atau job enlargement.
Peningkatan jumlah dan variasi tugas yang dilaksanakan
seseorang dapat memberi lebih banyak perbedaan.
Upaya-upaya untuk penambahan pekerjaan tidak begitu
mendapatkan hasil yang antusias. Seperti komentar
seorang yang mengalami perancangan ulang pekerjaan,
“sebelumnya saya memiliki satu jenis pekerjaan yang buruk,
sekarang melalui perluasan ini saya memiliki tiga”. Namun
perluasan pekerjaan tersebut masih memberi sedikit
tantangan atau makna terhadap aktivitas seorang pekerja.
Pengayaan Pekerjaan atau job enrichment diperkenalkan
untuk menanggulangi kelemahan dari penambahan
pekerjaan.
Pengayaan pekerjaan mengacu pada ekspansi pekerjaan
secara vertikal dalam rangka meningkatkan derajat
pengendalian pekerja terhadap perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi dari pekerjaannya. Suatu pekerjaan yang
ditingkatkan mengatur agar tugas tersebut memberi
kesempatan pada pekerja untuk menyelesaikan seluruh
aktivitasnya, meningkatkan kebebasan dan kemandirian
karyawan, meningkatkan tanggungjawab, dan memberikan
umpan balik, sehingga seseorang dapat menilai dan
memperbaiki kinerjanya.
Pedoman Pengayaan
Pekerjaan
Bagaimana cara mengoreksi kinerjanya sendiri agar pihak
manajemen dapat meningkatkan mutu pekerjaan seorang
karyawan? Saran-saran berikut yang berdasar model
karakteristik pekerjaan, menentukan tipe-tipe perubahan
dalam pekerjaan yang paling mungkin berpengaruh dalam
meningkatkan potensi motivasi mereka:
1. Menggabungkan tugas-tugas. Para manajer harus
berusaha menggabungkan tugas-tugas kecil yang telah ada
dan menyatukan mereka kembali lalu membentuk modul
kerja yang baru dan lebih besar. Pengukuran ini dapat
meningkatkan variasi keterampilan dan identitas tugas.
2. Menciptakan unit kerja yang alami. Penciptaan unit kerja
yang alami berarti bahwa tugas seorang pekerja betul-betul
bermakna dan teridentifikasi secara keseluruhan.
Pengukuran ini dapat meningkatkan “rasa memiliki” pekerja
terhadap pekerjaan dan memandang pekerjaan sebagai
sesuatu yang bermakna dan penting, bukan sesuatu yang
membosankan.
3. Menjalin hubungan klien. Klien adalah pengguna produk
atau jasa. Kapanpun bila memungkinkan manajer harus
mencoba untuk membangun hubungan antar para pekerja
dengan kliennya untuk meningkatkan variasi pekerjaan,
otonomi, dan umpan balik terhadap pekerja tersebut.
4. Memperluas kerja secara vertikal. Ekspansi vertikal
memberi tanggungjawab dan kontrol terhadap pekerja
yang sebelumnya dikuasai oleh pihak manajemn. Perluasan
tersebut secara parsial berupaya untuk mendekatkan
jurang antara pihak-pihak yang “melakukan” dan yang
“mengendalikan” pekerjaan tersebut, dan juga
meningkatkan otonomi karyawan.
5. Membuka saluran umpan balik. Adalah memberi
kesempatan pada karyawan untuk mengerti, seberapa
bagus pekerjaan yang mereka lakukan, juga apakah kinerja
mereka meningkat, memburuk atau konstan. Idealnya
umpan balik kinerja seharusnya diterima secara langsung
ketika pekerja melakukan pekerjaan , daripada diterima
dari pihak manajemen.
Implikasi bagi Para
Manajer
Teknologi telah merubah pekerjaan dan perilaku kerja
manusia. TQM dan penekanannya pada proses perbaikan
terus menerus dapat meningkatkan stress bagi karyawan
ketika para individu mendapatkan bahwa pengharapan
pada kinerja meningkat dengan konstan. Rekayasa ulang
telah menghapuskan jutaan pekerjaan dan betul-betul
menata ulang kembali pekerjaan mereka yang masih
bertahan.
Sistem manufaktur yang fleksibel menghendaki
keterampilan baru bagi karyawan dan kesiapan menerima
tanggungjawab yang lebih tinggi. Teknologi juga membuat
keterampilan cepat menjadi usang.
Pemahaman terhadap desain pekerjaan akan dapat
membantu para manajer untuk mendesain pekerjaan-
pekerjaan yang secara positif mempengaruhi motivasi
karyawan. Contohnya, pekerjaan yang mendapat skor JCM
tinggi meningkatkan kendali seorang pekerja terhadap
elemen kunci dalam pekerjaannya. Selanjutnya pekerjaan
yang menawarkan otonomi, umpan balik, dan karakteristik
tugas kompleks yang serupa membantu untuk memuaskan
tujuan individu dari para karyawan yang berhasrat untuk
memiliki lebih banyak kendali terhadap pekerjaan mereka.

More Related Content

What's hot

Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiandreprathamm
 
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuanganBab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuanganAsdelinaRitonga
 
ppt Sistem informasi manajemen
ppt Sistem informasi manajemenppt Sistem informasi manajemen
ppt Sistem informasi manajemenrin_oktarina
 
bisnis elektronik dan kerjasama global
bisnis elektronik dan kerjasama globalbisnis elektronik dan kerjasama global
bisnis elektronik dan kerjasama globalreidjen raden
 
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerjaPO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerjaDayana Florencia
 
Presentation Sistem Informasi Eksekutif
Presentation Sistem Informasi EksekutifPresentation Sistem Informasi Eksekutif
Presentation Sistem Informasi EksekutifSTMIK Royal Kisaran
 
Robbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen StrategikRobbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen StrategikErniSiregar
 
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)riditata
 
Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...
Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...
Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...Nur Anisa Rachmawati
 
mengelola retensi dan keterlibatan karyawan
mengelola retensi dan keterlibatan karyawanmengelola retensi dan keterlibatan karyawan
mengelola retensi dan keterlibatan karyawanYesica Adicondro
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Fathi Arief
 
SISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INI
SISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INISISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INI
SISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INIKasi Irawati
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiasusatya
 
Kasus perusahaan coca
Kasus perusahaan cocaKasus perusahaan coca
Kasus perusahaan cocamuzakki070717
 
Bab 2 sistem informasi untuk keunggulan kompetitif
Bab 2   sistem informasi untuk keunggulan kompetitifBab 2   sistem informasi untuk keunggulan kompetitif
Bab 2 sistem informasi untuk keunggulan kompetitifquantum enterprise
 

What's hot (20)

Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
 
Efektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinanEfektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinan
 
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuanganBab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
 
ppt Sistem informasi manajemen
ppt Sistem informasi manajemenppt Sistem informasi manajemen
ppt Sistem informasi manajemen
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Perilaku kelompok
Perilaku kelompokPerilaku kelompok
Perilaku kelompok
 
bisnis elektronik dan kerjasama global
bisnis elektronik dan kerjasama globalbisnis elektronik dan kerjasama global
bisnis elektronik dan kerjasama global
 
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerjaPO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
 
Presentation Sistem Informasi Eksekutif
Presentation Sistem Informasi EksekutifPresentation Sistem Informasi Eksekutif
Presentation Sistem Informasi Eksekutif
 
Robbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen StrategikRobbins 8 _ Manajemen Strategik
Robbins 8 _ Manajemen Strategik
 
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
 
Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...
Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...
Makalah MAKALAH PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKA...
 
mengelola retensi dan keterlibatan karyawan
mengelola retensi dan keterlibatan karyawanmengelola retensi dan keterlibatan karyawan
mengelola retensi dan keterlibatan karyawan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
 
SISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INI
SISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INISISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INI
SISTEM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS GLOBAL SAAT INI
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Kasus perusahaan coca
Kasus perusahaan cocaKasus perusahaan coca
Kasus perusahaan coca
 
Bab 2 sistem informasi untuk keunggulan kompetitif
Bab 2   sistem informasi untuk keunggulan kompetitifBab 2   sistem informasi untuk keunggulan kompetitif
Bab 2 sistem informasi untuk keunggulan kompetitif
 

Similar to Ob2013 chapter 14 teknologi dan desain kerja

Business process reinggering
Business process reinggeringBusiness process reinggering
Business process reinggeringYesica Adicondro
 
Presentation desain sistem kerja
Presentation desain sistem kerja Presentation desain sistem kerja
Presentation desain sistem kerja iv4nnavi
 
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...AyuEndahLestari
 
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...SitiAisyahMaudina
 
Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...
Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...
Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...WijayaKesuma3
 
PRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptx
PRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptxPRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptx
PRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptx12DirgaEkaPrasetya
 
Sdm berbasis kompetensi dan profesional
Sdm berbasis kompetensi dan profesionalSdm berbasis kompetensi dan profesional
Sdm berbasis kompetensi dan profesionalEkawati Saleh
 
SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...
SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...
SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...Achmad Lukman Harun
 
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...google
 
PPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIAN
PPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIANPPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIAN
PPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIANErrienMaulidia
 
Manajemen dan perbaikan proses
Manajemen dan perbaikan prosesManajemen dan perbaikan proses
Manajemen dan perbaikan prosesnuru atika
 
Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)Shera nisaka
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...kairunnisa
 
Managing Flexibility Bab 3 dan 4 Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash Singh
Managing Flexibility Bab 3 dan 4  Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash SinghManaging Flexibility Bab 3 dan 4  Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash Singh
Managing Flexibility Bab 3 dan 4 Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash SinghSeptiawanVergianFach
 
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.SitiAisyahMaudina
 
Dede Rohanah Makalah MA.SDM Strategik
Dede Rohanah Makalah MA.SDM StrategikDede Rohanah Makalah MA.SDM Strategik
Dede Rohanah Makalah MA.SDM Strategikdede rohanah
 
Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...
Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...
Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...ASA LILA
 

Similar to Ob2013 chapter 14 teknologi dan desain kerja (20)

Business process reinggering
Business process reinggeringBusiness process reinggering
Business process reinggering
 
Presentation desain sistem kerja
Presentation desain sistem kerja Presentation desain sistem kerja
Presentation desain sistem kerja
 
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
 
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
 
Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...
Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...
Artikel literature review manajemen proyek analisis sistem perusahaan,sistem ...
 
PRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptx
PRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptxPRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptx
PRESENTASI E BOOK KELOMPOK 6.pptx
 
Sdm berbasis kompetensi dan profesional
Sdm berbasis kompetensi dan profesionalSdm berbasis kompetensi dan profesional
Sdm berbasis kompetensi dan profesional
 
SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...
SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...
SI & PI 2, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan S...
 
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
 
Bab xiv memproduksi barang dan jasa
Bab xiv memproduksi barang dan jasaBab xiv memproduksi barang dan jasa
Bab xiv memproduksi barang dan jasa
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
PPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIAN
PPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIANPPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIAN
PPT KEPUTUSAN KEPEGAWAIAN
 
Manajemen dan perbaikan proses
Manajemen dan perbaikan prosesManajemen dan perbaikan proses
Manajemen dan perbaikan proses
 
Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, conceptual framework, universi...
 
Managing Flexibility Bab 3 dan 4 Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash Singh
Managing Flexibility Bab 3 dan 4  Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash SinghManaging Flexibility Bab 3 dan 4  Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash Singh
Managing Flexibility Bab 3 dan 4 Sushil, Kanika T Bhal, Surya Prakash Singh
 
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
 
Dede Rohanah Makalah MA.SDM Strategik
Dede Rohanah Makalah MA.SDM StrategikDede Rohanah Makalah MA.SDM Strategik
Dede Rohanah Makalah MA.SDM Strategik
 
Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...
Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...
Si pi, asalila, hapzi ali, sistem informasi,organisasi,dan strategi , univers...
 

More from Andi Iswoyo

Ob2013 chapter 16 budaya organisasi
Ob2013   chapter 16 budaya organisasiOb2013   chapter 16 budaya organisasi
Ob2013 chapter 16 budaya organisasiAndi Iswoyo
 
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasiOb2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasiAndi Iswoyo
 
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasiOb2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasiAndi Iswoyo
 
Ob2013 chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan
Ob2013   chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaanOb2013   chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan
Ob2013 chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaanAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge managementMis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge managementAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013   chapter 11 kecerdasan buatanMis2013   chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatanAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)Andi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)Andi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 8 - supply chain management
Mis2013   chapter 8 - supply chain managementMis2013   chapter 8 - supply chain management
Mis2013 chapter 8 - supply chain managementAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 7 e-commerce
Mis2013   chapter 7 e-commerceMis2013   chapter 7 e-commerce
Mis2013 chapter 7 e-commerceAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013   chapter 6 - pengembangan sistemMis2013   chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistemAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 5 - teknologi internet
Mis2013   chapter 5 - teknologi internetMis2013   chapter 5 - teknologi internet
Mis2013 chapter 5 - teknologi internetAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013   chapter 4 - database processing n data communicationMis2013   chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communicationAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 3 hardware and software id
Mis2013   chapter 3 hardware and software idMis2013   chapter 3 hardware and software id
Mis2013 chapter 3 hardware and software idAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013   chapter 2 purposes of information systems idMis2013   chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems idAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasiMis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasiAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 0 kontrak belajar
Mis2013   chapter 0 kontrak belajarMis2013   chapter 0 kontrak belajar
Mis2013 chapter 0 kontrak belajarAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013   chapter 13-keamanan sistem informasiMis2013   chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasiAndi Iswoyo
 
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasiOB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasiAndi Iswoyo
 
OB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinanOB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinanAndi Iswoyo
 

More from Andi Iswoyo (20)

Ob2013 chapter 16 budaya organisasi
Ob2013   chapter 16 budaya organisasiOb2013   chapter 16 budaya organisasi
Ob2013 chapter 16 budaya organisasi
 
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasiOb2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
 
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasiOb2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
 
Ob2013 chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan
Ob2013   chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaanOb2013   chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan
Ob2013 chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan
 
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge managementMis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge management
 
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013   chapter 11 kecerdasan buatanMis2013   chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatan
 
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
 
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
 
Mis2013 chapter 8 - supply chain management
Mis2013   chapter 8 - supply chain managementMis2013   chapter 8 - supply chain management
Mis2013 chapter 8 - supply chain management
 
Mis2013 chapter 7 e-commerce
Mis2013   chapter 7 e-commerceMis2013   chapter 7 e-commerce
Mis2013 chapter 7 e-commerce
 
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013   chapter 6 - pengembangan sistemMis2013   chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
 
Mis2013 chapter 5 - teknologi internet
Mis2013   chapter 5 - teknologi internetMis2013   chapter 5 - teknologi internet
Mis2013 chapter 5 - teknologi internet
 
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013   chapter 4 - database processing n data communicationMis2013   chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communication
 
Mis2013 chapter 3 hardware and software id
Mis2013   chapter 3 hardware and software idMis2013   chapter 3 hardware and software id
Mis2013 chapter 3 hardware and software id
 
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013   chapter 2 purposes of information systems idMis2013   chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems id
 
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasiMis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasi
 
Mis2013 chapter 0 kontrak belajar
Mis2013   chapter 0 kontrak belajarMis2013   chapter 0 kontrak belajar
Mis2013 chapter 0 kontrak belajar
 
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013   chapter 13-keamanan sistem informasiMis2013   chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasi
 
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasiOB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
 
OB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinanOB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinan
 

Ob2013 chapter 14 teknologi dan desain kerja

  • 2. Kompetensi Dasar 1. Membedakan rekayasa ulang (reengineering) dan manajemen mutu terpadu (total quality management) 2. Menjabarkan implikasi dari sistem manufaktur yang fleksibel bagi orang yang bekerja didalamnya 3. Mengidentifikasi siapa yang terpengaruh oleh ketertinggalan karyawan 4. Menjelaskan model karakteristik pekerjaan 5. Membedakan model pemrosesan informasi sosial dengan model karakteristik pekerjaan 6. Menggambarkan bagaimana pengayaan sebuah pekerjaan 7. Menjelaskan argumentasi bahwa pekerjaan dapat menjadi kuno
  • 3. Teknologi di tempat Kerja Teknologi benar-benar telah mengubah hampir semua organisasi. Teknologi dalam dunia bisnis didiskripsikan sebagai mesin dan alat yang menggunakan alat elektronik dan komputer yang canggih untuk menghasilkan output, yaitu merubah input menjadi output.
  • 4. Tema umum dilingkungan pekerjaan, bahwa teknologi tersebut telah menggantikan tenaga kerja manusia dalam mengubah input menjadi output. Secara esensial dimulai pada revolusi industri tahun 1800-an. Namun, komputerisasi peralatan dan mesin pada seperempat abad terakhirlah, yang terutama mengubah pembentukan lingkungan kerja abad ke duapuluh satu. Mesin ATM, contohnya telah menggantikan sepuluh ribu manusia yang menjadi kasir di bank-bank.
  • 5. Ada empat isu spesifik yang berkaitan dengan teknologi dan pekerjaan. Isu-isu tersebut adalah manajemen mutu terpadu dan proses perbaikan yang terus menerus, rekayasa ulang, sistim manufaktur yang fleksibel, dan ketertinggalan pekerja.
  • 6. Proses perbaikan yang terus menerus Dalam manajemen mutu terpadu dengan filosofi tercapainya kepuasan pelanggan melalui perbaikan secara terus menerus dari seluruh proses organisasional. Pencapaian proses perbaikan yang dilakukan secara terus menerus sehingga variabilitas berkurang secara konstan. Ketika menghilangkan variasi, akan diperoleh peningkatan keseragaman produk dan jasa. Dengan peningkatan keseragaman , pada gilirannya akan diperoleh biaya lebih rendah dan kualitas lebih tinggi.
  • 7. Contoh, program pemangkasan biaya bagi manajemen tradisional amerika dipandangnya sebagai suatu yang linier – ada awal dan ada akhirnya. Sebaliknya orang-orang jepang mengangggap pemangkasan biaya sebagai suatu yang tidak pernah berakhir. Pencarian bagi perbaikan yang terus menerus menciptakan suatu perlombaan tanpa ada garis finis.
  • 8. Proses Kerja Rekayasa Ulang Istilah rekayasa ulang berasal dari proses pemisahan produk elektronik dan perancangan versi yang lebih baik. Michael Hammer menerapkan istilah tersebut untuk organisasi. Ketika dia menemukan perusahaan-2 yang menggunakan komputer semata-mata hanya untuk mengotomatisasi proses agar tidak ketinggalan zaman, daripada menemukan secara mendasar cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu, dia menyadari bahwa prinsip-prinsip dari rekayasa ulang dapat diaplikasikan pada bisnis. Jadi, ketika diaplikasikan pada organisasi, rekayasa ulang berarti bahwa manajemen seharusnya dimulai dengan satu lembar kertas pemikiran dan perancangan kembali proses-2 tsb dimana nilai-nilai baru dapat diciptakan.
  • 9. Elemen kunci Tiga elemen kunci dari rekayasa ulang adalah mengidentifikasi kompetensi organisasi yang leluasa, menilai proses dasar, dan menata ulang proses secara horisontal. Kompetensi khusus organisasi menjelaskan apa yang dilaksanakan organisasi yang lebih baik daripada pesaingnya. Contoh : lokasi took yang lebih baik, sistem distribusi yang lebih efisien, produk yang berkualitas lebih tinggi, pegawai penjualan yang lebih berpengetahuan dan dukungan teknis yang luar biasa. Mengapa mengidentifikasi kompetensi khusus menjadi sangat penting? Karena akan menuntun pada pengambilan keputusan sehubungan dengan aktivitas yang penting bagi kesuksesan organisasi.
  • 10. Manajemen juga harus menilai proses-proses dasar yang secara jelas memberi nilai tambah terhadap kompetensi khusus organisasi. Semua ini merupakan proses untuk mengubah materi, modal, informasi dan tenaga kerja menjadi barang dan jasa yang bernilai bagi pelanggan. Ketika organisasi tersebut dipandang sebagai serangkaian proses, mulai dari perencanaan strategis hingga ke dukungan purnajual yang diberikan pada pelanggan, manajemen dapat menentukan sampai seberapa derajat masing-masing proses tersebut memberikan nilai tambah.
  • 11. Rekayasa ulang menghendaki agar manajemen mengelola kembali proses horisontal. Ini berarti menggunakan tim lintas fungsional (cross- functional) dan tim swakelola (self-managed). Hal ini juga berarti memfokuskan pada proses bukan pada fungsi. Jadi, contohnya, wakil direktur utama dari pemasaran mungkin menjadi “si pemilik proses dalam mencari dan mempertahankan para pelanggan”. Hal itu juga berarti memangkas tingkatan manajemen menengah.
  • 12. Sebagaimana dikatakan Hammer, “para manajer bukan merupakan nilai tambah. Seorang pelanggan tidak pernah membeli suatu produk karena tingkat kemampuan manajemen. Salah satu dari tujuan rekayasa ulang adalah untuk meminimalkan kebutuhan manajemen. Apakah rekayasa ulang identik dengan TQM? Tidak, memang keduanya memiliki karakteristik yang sama. Keduanya menekankan pada proses dan pemuasan pelanggan. Keduanya berbeda secara radikal, yang dicari TQM adalah kemajuan kenaikan yang tetap terhadap kinerja, sedang rekayasa ulang mencari lompatan secepat kilat dalam kinerja.
  • 13. Alat yang digunakan kedua pendekatan tersebut sangat berbeda. TQM mengandalkan pada bottom up, pengambilan keputusan partisipatif baik didalam perencanaan dari suatu program maupun dalam pelaksanaannya. Sebaliknya, rekayasa ulang pada awalnya diarahkan oleh manajemen puncak dengan cara yang otokrasi bukan demokrasi, dalam hal ini karyawan tidak punya pilihan lain (harus menerima) jika sudah menjadi keputusan manajemen puncak.
  • 14. Implikasi terhadap karyawan. Dalam persaingan global yang begitu kompetitif, rekayasa ulang menjadi begitu populer dikalangan perusahaan-perusahaan karena terkait dengan mempertahankan hidup perusahaan. Akibatnya banyak sekali orang yang akan kehilangan pekerjaan mereka akibat langsung dari upaya rekayasa ulang. Para ahli mangatakan rekayasa ulang akan menghapus antara satu sampai 2.5 juta pekerjaan setiap tahun dimasa depan. Karyawan yang bertahan akan menemukan pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan yang lebih, memiliki tanggungjawab tambahan dan gaji yang lebih tinggi.
  • 15. Sistem Manufaktur yang Fleksibel Dalam perekonomian global, organisasi manufaktur yang mampu menanggapi perubahan dengan cepat memiliki suatu keunggulan kompetitif. Misalnya mampu dan lebih baik dalam memenuhi beraneka kebutuhan pelanggan dan mengantarkan produk lebih cepat daripada para pesaing mereka. Karakteristik yang unik dari sistem manufaktur yang fleksibel adalah dengan memadukan desain yang didukung oleh komputer, rekayasa, dan manufaktur, sistem manufaktur ini dapat memproduksi dengan volume produksi yang rendah untuk para pelanggan dengan harga sebanding dengan apa yang sebelumnya hanya mungkin terjadi melalui produksi massal.
  • 16. Ketertinggalan Pekerja Perubahan dalam teknologi telah menggeser kehidupan stabil dari kebanyakan pekerja yang terampil. Keterampilan yang dimiliki pekerja tahun 1950-an bisa jadi akan dapat dimanfaatkan untuk hampir selama seumur hidupnya. Kondisi tersebut tidak akan terjadi pada masa sekarang karena perubahan akibat teknologi yang begitu cepat selalu membutuhkan peningkatan keterampilan yang bersifat baru dan radikal.
  • 17. Rekayasa ulang akan menghasilkan kenaikan yang signifikan dalam produktivitas karyawan. Pendesaianan kembali proses kerja mencapai output yang lebih tinggi dengan lebih sedikit pekerja. Pekerjaan ini juga memerlukan keterampilan yang berbeda-beda. Jadi fenomena ketertinggalan pekerja benar-benar terjadi karena berpacu dengan teknologi manufaktur yang terus berkembang.
  • 18. DESAIN KERJA Dalam sesi ini, kita akan meneliti teori karakteristik tugas-tugas dan pendesainan kembali kerja. Menghadapi abad dua puluh satu ini, kita harus benar-benar mulai memikirkan kembali apa sebenarnya arti suatu pekerjaan, karena bisa jadi apa yang disebut pekerjaan saat ini, pada sepuluh tahun yang akan datang tidak kita temukan lagi. Cara dimana tugas-tugas dikombinasikan untuk menciptakan pekerjaan individu memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja dan kepuasan karyawan.
  • 19. Teori Karakteristik Tugas Kebanyakan dari kita mengakui adanya dua fakta bahwa: pekerjaan itu berbeda-beda, dan beberapa pekerjaan itu lebih menarik dan lebih menantang dibanding yang lainnya. Ada beberapa teori karakteristik tugas. Kami akan mengkaji tiga teori yang paling penting yaitu teori prasyarat atribusi tugas, model karakteristik pekerjaan, dan model pemrosesan informasi sosial. Teori prasyarat atribusi tugas, Penemu teori ini, yaitu Arthur Turner dan Paul Lawrence memulai studi penelitiannya untuk menilai efek dari beberapa jenis pekerjaan yang berbeda terhadap kepuasan dan ketidakhadiran.
  • 20. Mereka meramalkan bahwa para karyawan akan lebih memilih pekerjaan-pekerjaan yang kompleks dan menantang, yakni jenis pekerjaan yang dapat meningkatkan kepuasan dan menyebabkan angka ketidakhadiran menjadi lebih rendah. Mereka mendefinisikan kekompleksitasan pekerjaan dari segi enam karakteristik tugas: variasi, otonomi, tanggung jawab, pengetahuan dan keterampilan, interaksi sosial yang dibutuhkan, dan interaksi sosial pilihan. Semakin tinggi sebuah pekerjan dinilai dari karakteristik ini, menurut Turner dan Lawrence, semakin komplek pekerjaan tersebut.
  • 21. Teori prasarat atribusi tugas adalah penting setidaknya untuk tiga alasan. Pertama, mereka menunjukkan bahwa para pekerja benar-benar memberi tanggapan yang berbeda-beda terhadap jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Kedua, mereka memberi serangkaian atribusi tugas pendahuluan dimana pekerjaan dapat dinilai. Ketiga, mereka memfokuskan perhatian terhadap kebutuhan untuk mempertimbangkan penga-ruh perbedaan individu mengenai reaksi karyawan terhadap pekerjaan.
  • 22. Model karakteristik pekerjaan Menurut Greg Oldham : 1.Ragam keterampilan: tingkatan dimana pekerjaan tersebut memerlukan aktivitas yang berbeda sehingga pekerja dapat menggunakan sejumlah keterampilan dan bakat yang berbeda-beda. 2.Identitas tugas: tingkatan dimana pekerjaan tersebut memerlukan penyelesaian dari seluruh detail pekerjaan yang dapat diidentifikasi. 3.Tingkat pentingnya: Tingkatan dimana pekerjaan tersebut memiliki dampak yang substansial terhadap kehidupan atau pekerjaan orang lain.
  • 23. 4. Otonomi: Tingkatan dimana pekerjaan memerlukan kebebasan yang substansial, independensi, dan keleluasaan terhadap individu dalam menyusun jadwal pekerjaan untuk menentukan prosedur-prosedur yang digunakan dalam melaksanakannya. 5. 5. Umpan balik: Tingkatan dimana dalam pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan oleh pekerjaan tersebut pada perolehan individu secara langsung dan informasi yang jelas mengenai efektivitas kinerjanya.
  • 24. Job characteristic model (JCM) dari Greg Oldham ini dalam penelitiannya membuktikan bahwa jika tiga karakteristik ini (ragam keterampilan, identitas tugas, dan tingkat pentingnya tugas) muncul dalam suatu pekerjaan kita dapat meramalkan bahwa pemegang jabatan akan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting dan berharga, perhatikan juga bahwa pekerjaan yang memiliki otonomi memberikan pemegang jabatan suatu perasaan tanggungjawab pribadi mengenai hasilnya, dan bahwa jika suatu pekerjaan memerlukan umpan balik, pekerjaan tersebut akan mengetahui kinerjanya secara efektif.
  • 25. Model pemrosesan informasi sosial Model SIP berpendapat bahwa para pekerja mengadopsi sikap dan perilaku dalam menanggapi isyarat sosial yang diberikan oleh orang lain yang memiliki kontak dengan mereka. Orang lain ini bisa rekan kerja, penyelia, teman, anggota keluarga, atau para pelanggan. Serangkaian studi secara umum memastikan validasi dari model SIP. Contohnya, telah diperlihatkan bahwa rotasi dan kepuasan karyawan dimanipulasi oleh tindakan yang hampir tidak kentara, seperti komentar teman atau bos mengenai ada atau tidak adanya ciri pekerjaan seperti kesukaran, tantangan, dan otonomi.
  • 26. Maka para manajer hendaklah memberi perhatian sebanyak mungkin (atau lebih banyak perhatian) terhadap persepsi para karyawan mengenai pekerjaan mereka ketika mereka memberikan karakteristik aktual mengenai pekerjaan para karyawannya. Para manajer mungkin saja, contohnya, meluang-kan waktu untuk berbincang dengan para karyawannya mengenai betapa penting dan menariknya pekerjaan mereka.
  • 27. Penataan Ulang Pekerjaan (work redesign) Rotasi pekerjaan. Jika pekerja menderita akibat kerutinan yang dialami dalam pekerjaannya, alternatif penanggulangannya adalah rotasi pekerjaan atau cross-training. Ketika aktivitas tidak lagi menjadi suatu hal yang menantang, pekerja tersebut dimutasikan ke pekerjaan lainnya yang tingkat dan persyaratan keterampilannya sama.
  • 28. Kelebihan dari rotasi pekerjaan adalah dapat mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi melalui pemberian variasi terhadap aktivitas para karyawan. Mutasi pekerja tuntu juga dapat memberikan kesempatan bagi pihak manajemen untuk lebih fleksibel dalam menyusun jadwal pekerjaan, beradaptasi terhadap perubahan, dan mengisi kekosongan posisi. Sebaliknya, rotasi bukannya tidak memiliki kekurangan. Biaya pelatihan akan lebih meningkat, produktivitas akan berkurang dengan pindahnya seorang karyawan ke posisinya yang baru tepat pada saat efisiensinya terhadap pekerjaannya yang ter-dahulu sedang menguntungkan ekonomi organisasi.
  • 29. Perluasan (penambahan) Pekerjaan. atau job enlargement. Peningkatan jumlah dan variasi tugas yang dilaksanakan seseorang dapat memberi lebih banyak perbedaan. Upaya-upaya untuk penambahan pekerjaan tidak begitu mendapatkan hasil yang antusias. Seperti komentar seorang yang mengalami perancangan ulang pekerjaan, “sebelumnya saya memiliki satu jenis pekerjaan yang buruk, sekarang melalui perluasan ini saya memiliki tiga”. Namun perluasan pekerjaan tersebut masih memberi sedikit tantangan atau makna terhadap aktivitas seorang pekerja.
  • 30. Pengayaan Pekerjaan atau job enrichment diperkenalkan untuk menanggulangi kelemahan dari penambahan pekerjaan. Pengayaan pekerjaan mengacu pada ekspansi pekerjaan secara vertikal dalam rangka meningkatkan derajat pengendalian pekerja terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari pekerjaannya. Suatu pekerjaan yang ditingkatkan mengatur agar tugas tersebut memberi kesempatan pada pekerja untuk menyelesaikan seluruh aktivitasnya, meningkatkan kebebasan dan kemandirian karyawan, meningkatkan tanggungjawab, dan memberikan umpan balik, sehingga seseorang dapat menilai dan memperbaiki kinerjanya.
  • 31. Pedoman Pengayaan Pekerjaan Bagaimana cara mengoreksi kinerjanya sendiri agar pihak manajemen dapat meningkatkan mutu pekerjaan seorang karyawan? Saran-saran berikut yang berdasar model karakteristik pekerjaan, menentukan tipe-tipe perubahan dalam pekerjaan yang paling mungkin berpengaruh dalam meningkatkan potensi motivasi mereka: 1. Menggabungkan tugas-tugas. Para manajer harus berusaha menggabungkan tugas-tugas kecil yang telah ada dan menyatukan mereka kembali lalu membentuk modul kerja yang baru dan lebih besar. Pengukuran ini dapat meningkatkan variasi keterampilan dan identitas tugas.
  • 32. 2. Menciptakan unit kerja yang alami. Penciptaan unit kerja yang alami berarti bahwa tugas seorang pekerja betul-betul bermakna dan teridentifikasi secara keseluruhan. Pengukuran ini dapat meningkatkan “rasa memiliki” pekerja terhadap pekerjaan dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang bermakna dan penting, bukan sesuatu yang membosankan. 3. Menjalin hubungan klien. Klien adalah pengguna produk atau jasa. Kapanpun bila memungkinkan manajer harus mencoba untuk membangun hubungan antar para pekerja dengan kliennya untuk meningkatkan variasi pekerjaan, otonomi, dan umpan balik terhadap pekerja tersebut.
  • 33. 4. Memperluas kerja secara vertikal. Ekspansi vertikal memberi tanggungjawab dan kontrol terhadap pekerja yang sebelumnya dikuasai oleh pihak manajemn. Perluasan tersebut secara parsial berupaya untuk mendekatkan jurang antara pihak-pihak yang “melakukan” dan yang “mengendalikan” pekerjaan tersebut, dan juga meningkatkan otonomi karyawan. 5. Membuka saluran umpan balik. Adalah memberi kesempatan pada karyawan untuk mengerti, seberapa bagus pekerjaan yang mereka lakukan, juga apakah kinerja mereka meningkat, memburuk atau konstan. Idealnya umpan balik kinerja seharusnya diterima secara langsung ketika pekerja melakukan pekerjaan , daripada diterima dari pihak manajemen.
  • 34.
  • 35. Implikasi bagi Para Manajer Teknologi telah merubah pekerjaan dan perilaku kerja manusia. TQM dan penekanannya pada proses perbaikan terus menerus dapat meningkatkan stress bagi karyawan ketika para individu mendapatkan bahwa pengharapan pada kinerja meningkat dengan konstan. Rekayasa ulang telah menghapuskan jutaan pekerjaan dan betul-betul menata ulang kembali pekerjaan mereka yang masih bertahan. Sistem manufaktur yang fleksibel menghendaki keterampilan baru bagi karyawan dan kesiapan menerima tanggungjawab yang lebih tinggi. Teknologi juga membuat keterampilan cepat menjadi usang.
  • 36. Pemahaman terhadap desain pekerjaan akan dapat membantu para manajer untuk mendesain pekerjaan- pekerjaan yang secara positif mempengaruhi motivasi karyawan. Contohnya, pekerjaan yang mendapat skor JCM tinggi meningkatkan kendali seorang pekerja terhadap elemen kunci dalam pekerjaannya. Selanjutnya pekerjaan yang menawarkan otonomi, umpan balik, dan karakteristik tugas kompleks yang serupa membantu untuk memuaskan tujuan individu dari para karyawan yang berhasrat untuk memiliki lebih banyak kendali terhadap pekerjaan mereka.