SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Nama Andreas Bimanda Cahyadi 
NIM 145100100111015 
Kelas A 
Kelompok A1 
BAB VI 
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN 
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS 
TUJUAN: 
1. Membuat kurva standar kalium permanganat 
2. Menentukan konsentrasi kalium permanganat dalam larutan sampel yang belum diketahui 
konsentrasinya dengan metode spektrometri 
A. PRE-LAB 
1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis! 
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan 
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik 
dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor Fototube. 
Dalam analisis cara spektrofotometri UV-Vis terdapat dua daerah panjang gelombang 
elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm) dan daerah Visible (380- 
700 nm) (Ambasta, 2008). 
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna komplementer! 
Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan rentang panjang 
gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009). 
Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna 
komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari 
spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang 
terdapat pada spektrum sinar tampak. (Esvandiari, 2009) 
3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku! (25) 
Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai 
pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar 
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya 
sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurva
standar yakni dengan metode grafik dan metode least square. (Underwood, 2009) 
4. Jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri ! (30) 
Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852) dan 
juga Bougher (Khopkar, 2006). 
Bunyinya : 
a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut 
yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium 
mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan. 
b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan 
intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya. 
c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana 
konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung. 
Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu : 
A = log ( Io / It ) = a b c 
Keterangan : Io = Intensitas sinar datang 
It = Intensitas sinar yang diteruskan 
a = Absorptivitas 
b = Panjang sel/kuvet 
c = konsentrasi (g/l) 
A = Absorban
B. Diagram Alir 
1. Penentuan panjang gelombang maksimum 
Larutan KMnO4 10-3 M 
Diencerkan menjadi 3 x 10-4 M 
Larutan KMnO4 3 x 10-4 M dimasukkan kedalam kuvet 
Diukur absorbansinnya pada panjang gelombang 500 – 580 nm 
Dicatat nilai absorbansinya 
Nilai absorbansi tertinggi 
Panjang gelombang (λ) maksimum
2. Pembuatan kurva standar 
Larutan KMnO4 10-3 M 
Dimasukkan ke dalam masing – masing labu ukur 
1 ml KMnO4 10-3 M 2 ml KMnO4 10-3 M 3 ml KMnO4 10-3 M 
8 ml 
Aquades 
4 ml KMnO4 10-3 M 5 ml KMnO4 10-3 M 
Dimasukkan kedalam 5 kuvet 
Diukur absorbansinya (A) dengan menggunakan λ maksimum yang diperoleh sebelumnya 
Dicatat nilai absorbansinya (A) 
Dibuat kurva standar antara absorbansi (sumbu y) terhadap konsentrasi (sumbu x) 
Kurva Standar 
7 ml 
Aquades 
5 ml 
Aquades 
6 ml 
Aquades 
9 ml 
Aquades
3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4 
Sampel KmnO4 
Dimasukkan kedalam kuvet 
Diukur absorbansi pada λ maksimum yang digunakan pada pembuatan kurva standar 
Dicatat nilai absorbansinya 
Ditentukan konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan kurva standar
Tinjauan Pustaka 
Pengertian Spektrofotometri UV-Vis 
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran 
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang 
spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor 
Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri UV-Vis terdapat dua daerah panjang 
gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm) dan daerah 
Visible (380-700 nm). (Ambasta, 2008). 
Pengertian spektrum cahaya tampak dan warna komplementer 
Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan rentang 
panjang gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009). 
Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut 
warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru 
dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna 
yang terdapat pada spektrum sinar tampak. (Esvandiari, 2009) 
Hukum yang melandasi spektrofotometri 
Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852) 
dan juga Bougher. (Khopkar, 2006). 
Bunyinya : 
a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut 
yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium 
mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan. 
b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan 
intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya. 
c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana 
konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung. 
Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu : 
A = log ( Io / It ) = a b c 
Keterangan : Io = Intensitas sinar datang 
It = Intensitas sinar yang diteruskan 
a = Absorptivitas 
b = Panjang sel/kuvet
c = konsentrasi (g/l) 
A = Absorban
DATA HASIL PRAKTIKUM 
1. Panjang gelombang maksimum 
Konsentrasi KMnO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum = 
3 x 10-4 M 
Konsentrasi Panjang Gelombang Absorbansi 
3 x 10-4 500 0,208 
3 x 10-4 510 0,217 
3 x 10-4 520 0,252 
3 x 10-4 530 0,216 
3 x 10-4 540 0,238 
3 x 10-4 550 0,171 
3 x 10-4 560 0,139 
3 x 10-4 570 0,100 
3 x 10-4 580 0,047 
Panjang gelombang maksimum adalah 520 nm (Panjang gelombang maksimum 
adalaah panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling tinggi.) 
Panjang Gelombang Maksimum 
y = -0.0021x + 1.3046 
R² = 0.7003 
0.3 
0.25 
0.2 
0.15 
0.1 
0.05 
0 
480 500 520 540 560 580 600 
Absrobansi 
Panjang Gelombang 
Absorbansi 
Linear (Absorbansi)
2.Kurva Standart 
Konsentrasi Larutan KMnO4 (M) 
(sumbu X) 
Absorbansi (diukur pada panjang 
gelombang maksimum) (sumbu y) 
1 x 10-4 0,129 
2 x 10-4 0,164 
3 x 10-4 0,241 
4 x 10-4 0,324 
5 x 10-4 0,417 
Kurva Standar 
y = 736x + 0.0342 
R² = 0.9785 
0.45 
0.4 
0.35 
0.3 
0.25 
0.2 
0.15 
0.1 
0.05 
0 
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 
3. Pengukuran absorbansi sampel KMnO4 
Absorbansi sampel KMnO4 diukur pada panjang gelombang maksimum = 520 nm 
Nama Sampel Absorbansi 
Sampel A 0,233 
Sampel B 0,335 
Konsentrasi sampel A KMnO4 : Konsentrasi sampel B KMnO4 : 
y = 736x + 0,0342 y = 736x + 0,0342 
0,233 = 736x + 0,0342 0,335 = 736x + 0,0342 
736x = 0,1998 736x = 0,3208 
x = 2,71 x 10-4 M x = 4,36 x 10-4 M 
A b s o r b n a s i 
Konsentrasi 
Absorbansi 
Linear (Absorbansi)
4. Perhitungan Pengenceran 
1. KMnO4 10-3 M menjadi 1 x 10-4 M 
M1V1 = M2V2 
10-3 x V1 = 1 x 10-4 x 10 
V1 = 1 ml 
2. KMnO4 10-3 M menjadi 2 x 10-4 M 
M1V1 = M2V2 
10-3 x V1 = 2 x 10-4 x 10 
V1 = 2 ml 
3. KMnO4 10-3 M menjadi 3 x 10-4 M 
M1V1 = M2V2 
10-3 x V1 = 3 x 10-4 x 10 
V1 = 3 ml 
4. KMnO4 10-3 M menjadi 4 x 10-4 M 
M1V1 = M2V2 
10-3 x V1 = 4 x 10-4 x 10 
V1 = 4 ml 
5. KMnO4 10-3 M menjadi 5 x 10-4 M 
M1V1 = M2V2 
10-3 x V1 = 5 x 10-4 x 10 
V1 = 5 ml
PEMBAHASAN 
Alat dan Bahan Keterangan 
Spektrofotometer Untuk mendapatkan nilai absorbansi dari sebuah larutan 
Kuvet Tempat sampel untuk diuji dengan menggunakan spektrofotometer 
Tabung reaksi Tempat sampel sebelum dipindahkan ke dalam kuvet 
Labu ukur Untuk menghomogenkan sampel 
Gelas Beker Tempat mencampurkan larutan 
Bulb Untuk menghisap larutan 
Pipet ukur Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu 
Larutan KMnO4 10-3 M Bahan yang akan diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 
10-4 M, 4 x 10-4 M dan 5 x 10-4 M untuk selanjutnya diuji nilai 
absrobansinya. 
Larutan KMnO4 sampel A Bahan yang diuji nilai absorbansinya dan selanjutnya akan 
dihitung konsentrasinya menggunakan kurva standar 
Larutan KMnO4 sampel B Bahan yang diuji nilai absorbansinya dan selanjutnya akan 
dihitung konsentrasinya menggunakan kurva standar 
Aquades Untuk mengencerkan bahan 
1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 
Analisa Prosedur 
Prinsip kerja dari spektrofotometer uv- vis adalah mengukur nilai absorbansi atau nilai 
cahaya yang diserap suatu larutan untuk menentukan konsentrasi dari larutan tersebut 
dengan menggunakan persamaan dalam kurva standar. Hukum yang dijadikan 
landasan dalam spektrofotometri adalah hukum Lambert-Beer. “Jika suatu cahaya 
monokromator melalui suatu media yang transparan, maka intensitas cahaya yang 
datang dibanding intensitas cahaya yang diteruskan sebanding dengan absorbansi serta 
absorbtivitas molar (koefisien ekstingsi molar), tebal media (kuvet) dan konsentrasi 
larutan”. Cara pengukuran absorbansi larutan stand art untuk menentukan λ maksimum 
adalah sebagai berikut : 
Pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan larutan KMnO4 10-3 M. Lalu 
mengambil sebanyak 3 ml larutan KMnO4 10-3 M, memasukkan ke dalam gelas beker 
dan mengencerkannya dengan menambahkan aquades secukupnya. Setelah itu 
memasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, menambahkan kembali aquades hingga tanda 
batas untuk selanjutnya dilakukan proses homogenisasi. Setelah itu dilakukan proses
homogenisasi kemudian dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Mengambil larutan 
KMnO4 3 x 10-4 M secukupnya dengan menggunakan pipet dan memindahkan ke 
dalam kuvet hingga tanda batas (Digunakan larutan KMnO4 3 x 10-4 M sebagai larutan 
stnadar dikarenakan sifatnya yang tidak terlalu encer maupun terlalu pekat). 
Menyalakan spektrofotometer dan membiarkan terlebih dahulu selama 15 menit. 
Menekan tombol arah kiri untuk mengatur panjang gelombang. Menekan tombol atas 
atau bawah untuk menentukan panjang gelombang yang akan ditentukan. Mengatur 
panjang gelombang pertama sebesar 500 nm hingga panjang gelombang terakhir 
sebesar 580 nm. Menekan tombol √ berwarna ungu. Memasukkan larutan blanko di 
dalam kuvet ke dalam tempat kuvet (Cara dalam memegang kuvet harus diperhatikan, 
yang dipegang adalah sisi kasar/buram dan bukan sisi halus/transparan karena apabila 
sampai terpegang, maka kotoran, protein, minyak/keringat akan mempengaruhi nilai 
absorbansi, saat meletakkan kuvet pada tempatnya, segitiga di atas kuvet harus sesuai 
segitiga pada spektrofotometer). Menekan tombol hijau untuk menembak larutan 
blanko dengan cahaya. Menunggu hingga nilai absorbansi terbaca. Setelah terbaca, 
menekan tombol biru bertuliskan OA/100% T untuk menetralkan. Mengeluarkan 
larutan blanko dan memasukkan larutan KMnO4 3 x 10-4 M. Menekan tombol hijau 
untuk menembakan cahaya dan mengetahui nilai absorbansi. Mencatat nilai 
absorbansi. N ilai λ maksimum berdasarkan nilai absorbansi teringgi yang diperoleh 
yaitu 0,252 adalah 520 nm. 
Analisa Hasil 
Penentuan konsentrasi KMnO4 dilakukan dengan menggunakan 
spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara 
spektrofotometri UV dan VIS yang menggunakan dua buah sumber cahaya yang 
berbeda yakni sumber cahaya UV dan visible. Proses absorpsi sinar yang dilewatkan 
dalam sampel secara umum sama pada spektrofotometri yang lainnya, ketika cahaya 
datang engan berbagai panjang gelombang mengenai suatu zat, maka cahaya dengan 
panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Suatu molekul yang memegang 
peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada sehingga terbentuk 
suatu materi. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan 
dihamburkan, dan sebagian lagi akan diteruskan. Cahaya yang diserap diukur sebagai 
absorbansi (A) sedangkan cahaya yang dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T), 
yang dinyatakan dengan hukum Lambert-Beer yang bunyinya “jumlah radiasi cahaya 
tampak (ultraviolet,inframerah, dan lain- lain) yang diserap atau ditransmisikan oleh
suatu larutan merupakan fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan” 
(Windy, 2013). 
Panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini yaitu 525.40 nm untuk 
KMnO4. Panjang gelombang ini didapatkan dari memindai panjang gelombang 
menggunakan larutan standar, proses pemindaian ini dinamakan mencari λ 
maksimum. Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk mengetahui 
pada panjang gelombang berapa menghasilkan nilai serapan paling maksimum pada 
sampel, sehingga hasil pengukuran pun akurat dan memperkecil galat. 
Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan cara membuat deret standar 
KMnO4 dalam berbagai konsentrasi. Larutan standar KMnO4 0,01 M, dibuat secara 
terpisah dengan mengencerkan 1 ml, 2 ml, 3ml, 4ml, dan 5 mL larutan baku tersebut 
dengan larutan aquades dalam labu takar 10 mL. Setelah mendapatkan nilai panjang 
gelombang maksimum, selanjutnya larutan standar KMnO4 dan sampel diukur pada 
panjang gelombang tersebut. Dari pengukuran tiap larutan standar akan diperoleh 
persamaan regresi linear yang akan digunakan untuk menentukan konsentrasi KMnO4 
dalam larutan sampel. 
2. Penentuan Kurva Standar 
Larutan KMnO4 10-3 M diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10- 
4 M dan 5 x 10-4 M dengan menggunakan rumus pengenceran M1V1 = M2V2. 
M1 : Konsentrasi Awal (10-3 M) 
V1 : Volume Awal 
M2 : Konsentrasi Akhir (1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4 M, 5 x 10-4 M) 
V2 : Volume Akhir (10 ml) 
Sehingga didapatkan volume awal untuk masing – masing larutan secara berurutan 
adalah 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml. Lalu memasukkan larutan tersebut ke dalam 
masing – masing labu ukur. Menambahkan sampai tanda batas (volumenya 10 ml). 
Menutup labu ukur dengan penutup dan menghomogenkan larutan. Memindahkan 
larutan dalam labu ukur ke dalam masing – masing tabung reaksi yang telah dilabeli 
terlebih dahulu. Dengan menggunakan pipet, mengambil masing – masing larutan dan 
masukkannya ke dalam masing – masing kuvet. Menyalakan Spektrofotometer Uv-Vis 
dan membiarkannya selama 15 menit, menekan tombol arah kiri, mengatur λ sebesar 
520 nm sesuai nilai λ maksimum yang telah diperoleh dipercobaan sebelumnya. 
Menekan tombol √ berwarna ungu. Memasukkan larutan blanko lalu menekan tombol 
hijau, setelah nilai absorbansi terbaca, menekan tombol biru untuk mengkalibrasi.
Mengeluarkan larutan blanko, lalu memasukkan larutan KMnO4 yang telah diencerkan 
menjadi 1 x 10-4 M ke dalam tempat kuvet, selanjutnya menekan tombol hijau lalu 
mencatat nilai absorbansinya, mengeluarkan larutan KMnO4 1 x 10-4 M dan secara 
bergantian melakukan kegiatan yang sama untuk larutan KMnO4 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 
M, 4 x 10-4 M dan 5 x 10-4 M. Setelah mencatat nilai absorbansi semua larutan, 
kemudian membuat kurva standar dengan konsentrasi KMnO4 sebagai sumbu x dan 
nilai absorbansi sebagai sumbu y. Setelah itu akan didapatkan persamaan yang akan 
menjadi acuan untuk percobaan selanjutnya (Widarsih, 2007). 
3. Hasil Konsentrasi Sampel KMnO4 
Setelah di uji dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang 
gelombang acuan sebesar 520 nm, di dapatkan nilai absorbansi larutan KMnO4 sampel 
A sebesar 0,233 dan untuk sampel B sebesar 0,355. Untuk menentukan konsentrasi 
dari larutan KMnO4 sampel tersebut, maka harus dimasukkan ke dalam persamaan 
kurva standar yang diperoleh yaitu sebesar y = 736x + 0,0343 dan R2 = 0,9785 (sumbu 
y adalah nilai absorbansi dan sumbu x adalah konsentrasi). Setelah dimasukkan dan 
dihitung diperoleh hasil konsentrasi untuk larutan KMnO4 sampel A sebesar 2,71 x 
10-4 M dan larutan KMnO4 sampel B sebesar 4,36 x 10-4 M. 
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi nilai absorbansi antara lain (Widarsih, 
2007) : 
a) Tebal dan bahan penyusun dari media atau kuvet yang digunakan seperti 
penggunaan gelas atau kuartz. 
b) Intensitas Cahaya, saat kuvet ditembak dengan cahaya, maka harus diusahakan 
agar tidak ada cahaya luar yang masuk karena dapat mempengaruhi nilai 
absorbansinya. 
c) Sisi halus/transparan tersentuh sehingga kotoran, protein, lemak, dan keringat ikut 
menempel dan mempengaruhi nilai absorbansi, maka dari itu sebelum dimasukkan 
ke dalam tempat kuvet, sisi halus harus terlebih dahulu dibersihkan menggunakan 
tisue, saat membersihkan haruslah satu arah saja. 
d) Adanya cahaya yang dihamburkan atau dipantulkan sehingga tidak terserap oleh 
larutan. 
e) Jenis pelarut, pH larutan, suhu larutan dan suhu luar juga dapat mempengaruhi 
nilai absorbansi. 
Jadi, kelima faktor di atas adalah penyebab dari adanya perbedaan nilai absrobansi 
larutan KMnO4 3 x 10-4 M di percobaan pertama dan kedua.
KESIMPULAN 
Analisis kimia dengan metode spektrofotometri didasarkan pada interaksi panjang 
gelombang tertentu yang sempit dan mendekati monokromatik dengan molekul dari suatu 
materi. Interaksi tersebut meliputi proses adsorpsi, emisi, refleksi dan transmisi radiasi 
elektromagnetik oleh atom-atom atau molekul dalam suatu materi. Hal ini didasarkan pada 
kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya 
tersebut sama dengan frekuensi getaran dari molekul tersebut. Alat yang digunakan dalam 
pengukurannya disebut spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan penggabungan dua 
alat yaitu spektrometer sebagai penghasil sinar dari spektrum dengan panjang gelombang 
tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan, 
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. 
Kurva standar dibuat dari hasil uji nilai cahaya atau absorbansi larutan KMnO4 dengan 
volume yang berbeda. Dalam penentuan konsentrasi sampel larutan KMnO4 menggunakan 
rumus yang ada di persamaan kurva standar dengan γ sebagai nilai absorbansi dan χ sebagai 
konsentrasi. Analisis KMnO4 dapat dilakukan secara simultan dengan menggunakan 
spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum untuk KMnO4 yaitu 520 nm.
DAFTAR PUSTAKA 
Ambasta, B.K. 2008. Chemistey for Engineers. New Delhi: Laxmi Publications 
Esvandiari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Niaga Swadaya. 
Khopka, S.M. 2006. Basic Concepts of Analytical Chemistry. New Delhi: New Age 
International. 
Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2009. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta. 
Widarsih, Wiwi R, Arief R, dan Rohayati S. 2007. Spektrofotometri. Bogor : SMAK Bogor. 
Windy S, Fatimawati, dan Aditya Y. 2013. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat 
pada kecap asin. Manado: Pharmacon. 
Yanoff, Myron, Jay S. Duker dan James J. Augsburger. 2009. Ophthalmology Ed. 3. China: 
Elsevier Health Sciences. 
Tanggal Nilai 
Paraf 
Asisten

More Related Content

What's hot

identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMulky Smaikers
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSyarif Hamdani
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetrijundizg
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 

What's hot (20)

Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetri
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 

Similar to Bab vi spektrofotometri

SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxSPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxChyntiaMellyza1
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visiblenoerarifinyusuf
 
Analisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfAnalisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfDimasAjidinata
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1mila_indriani
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektrothia_tiunk
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3mila_indriani
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2 mila_indriani
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxRike Adliana
 
SPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxSPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxmateripptgc
 

Similar to Bab vi spektrofotometri (20)

SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxSPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Analisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdfAnalisis Spektrofotometri.pdf
Analisis Spektrofotometri.pdf
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
 
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxMateri_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
 
Spectrofotometer
SpectrofotometerSpectrofotometer
Spectrofotometer
 
Final acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometriFinal acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometri
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
Kd meeting 7
Kd meeting 7Kd meeting 7
Kd meeting 7
 
UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
Spektrofotometer
SpektrofotometerSpektrofotometer
Spektrofotometer
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
 
SPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptxSPEKTROFOTOMETER.pptx
SPEKTROFOTOMETER.pptx
 

Recently uploaded

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Bab vi spektrofotometri

  • 1. Nama Andreas Bimanda Cahyadi NIM 145100100111015 Kelas A Kelompok A1 BAB VI PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS TUJUAN: 1. Membuat kurva standar kalium permanganat 2. Menentukan konsentrasi kalium permanganat dalam larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya dengan metode spektrometri A. PRE-LAB 1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis! Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri UV-Vis terdapat dua daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm) dan daerah Visible (380- 700 nm) (Ambasta, 2008). 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna komplementer! Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009). Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak. (Esvandiari, 2009) 3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku! (25) Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurva
  • 2. standar yakni dengan metode grafik dan metode least square. (Underwood, 2009) 4. Jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri ! (30) Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852) dan juga Bougher (Khopkar, 2006). Bunyinya : a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan. b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya. c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung. Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu : A = log ( Io / It ) = a b c Keterangan : Io = Intensitas sinar datang It = Intensitas sinar yang diteruskan a = Absorptivitas b = Panjang sel/kuvet c = konsentrasi (g/l) A = Absorban
  • 3. B. Diagram Alir 1. Penentuan panjang gelombang maksimum Larutan KMnO4 10-3 M Diencerkan menjadi 3 x 10-4 M Larutan KMnO4 3 x 10-4 M dimasukkan kedalam kuvet Diukur absorbansinnya pada panjang gelombang 500 – 580 nm Dicatat nilai absorbansinya Nilai absorbansi tertinggi Panjang gelombang (λ) maksimum
  • 4. 2. Pembuatan kurva standar Larutan KMnO4 10-3 M Dimasukkan ke dalam masing – masing labu ukur 1 ml KMnO4 10-3 M 2 ml KMnO4 10-3 M 3 ml KMnO4 10-3 M 8 ml Aquades 4 ml KMnO4 10-3 M 5 ml KMnO4 10-3 M Dimasukkan kedalam 5 kuvet Diukur absorbansinya (A) dengan menggunakan λ maksimum yang diperoleh sebelumnya Dicatat nilai absorbansinya (A) Dibuat kurva standar antara absorbansi (sumbu y) terhadap konsentrasi (sumbu x) Kurva Standar 7 ml Aquades 5 ml Aquades 6 ml Aquades 9 ml Aquades
  • 5. 3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4 Sampel KmnO4 Dimasukkan kedalam kuvet Diukur absorbansi pada λ maksimum yang digunakan pada pembuatan kurva standar Dicatat nilai absorbansinya Ditentukan konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan kurva standar
  • 6. Tinjauan Pustaka Pengertian Spektrofotometri UV-Vis Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri UV-Vis terdapat dua daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm) dan daerah Visible (380-700 nm). (Ambasta, 2008). Pengertian spektrum cahaya tampak dan warna komplementer Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009). Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak. (Esvandiari, 2009) Hukum yang melandasi spektrofotometri Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852) dan juga Bougher. (Khopkar, 2006). Bunyinya : a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan. b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya. c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung. Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu : A = log ( Io / It ) = a b c Keterangan : Io = Intensitas sinar datang It = Intensitas sinar yang diteruskan a = Absorptivitas b = Panjang sel/kuvet
  • 7. c = konsentrasi (g/l) A = Absorban
  • 8. DATA HASIL PRAKTIKUM 1. Panjang gelombang maksimum Konsentrasi KMnO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum = 3 x 10-4 M Konsentrasi Panjang Gelombang Absorbansi 3 x 10-4 500 0,208 3 x 10-4 510 0,217 3 x 10-4 520 0,252 3 x 10-4 530 0,216 3 x 10-4 540 0,238 3 x 10-4 550 0,171 3 x 10-4 560 0,139 3 x 10-4 570 0,100 3 x 10-4 580 0,047 Panjang gelombang maksimum adalah 520 nm (Panjang gelombang maksimum adalaah panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling tinggi.) Panjang Gelombang Maksimum y = -0.0021x + 1.3046 R² = 0.7003 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 480 500 520 540 560 580 600 Absrobansi Panjang Gelombang Absorbansi Linear (Absorbansi)
  • 9. 2.Kurva Standart Konsentrasi Larutan KMnO4 (M) (sumbu X) Absorbansi (diukur pada panjang gelombang maksimum) (sumbu y) 1 x 10-4 0,129 2 x 10-4 0,164 3 x 10-4 0,241 4 x 10-4 0,324 5 x 10-4 0,417 Kurva Standar y = 736x + 0.0342 R² = 0.9785 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 3. Pengukuran absorbansi sampel KMnO4 Absorbansi sampel KMnO4 diukur pada panjang gelombang maksimum = 520 nm Nama Sampel Absorbansi Sampel A 0,233 Sampel B 0,335 Konsentrasi sampel A KMnO4 : Konsentrasi sampel B KMnO4 : y = 736x + 0,0342 y = 736x + 0,0342 0,233 = 736x + 0,0342 0,335 = 736x + 0,0342 736x = 0,1998 736x = 0,3208 x = 2,71 x 10-4 M x = 4,36 x 10-4 M A b s o r b n a s i Konsentrasi Absorbansi Linear (Absorbansi)
  • 10. 4. Perhitungan Pengenceran 1. KMnO4 10-3 M menjadi 1 x 10-4 M M1V1 = M2V2 10-3 x V1 = 1 x 10-4 x 10 V1 = 1 ml 2. KMnO4 10-3 M menjadi 2 x 10-4 M M1V1 = M2V2 10-3 x V1 = 2 x 10-4 x 10 V1 = 2 ml 3. KMnO4 10-3 M menjadi 3 x 10-4 M M1V1 = M2V2 10-3 x V1 = 3 x 10-4 x 10 V1 = 3 ml 4. KMnO4 10-3 M menjadi 4 x 10-4 M M1V1 = M2V2 10-3 x V1 = 4 x 10-4 x 10 V1 = 4 ml 5. KMnO4 10-3 M menjadi 5 x 10-4 M M1V1 = M2V2 10-3 x V1 = 5 x 10-4 x 10 V1 = 5 ml
  • 11. PEMBAHASAN Alat dan Bahan Keterangan Spektrofotometer Untuk mendapatkan nilai absorbansi dari sebuah larutan Kuvet Tempat sampel untuk diuji dengan menggunakan spektrofotometer Tabung reaksi Tempat sampel sebelum dipindahkan ke dalam kuvet Labu ukur Untuk menghomogenkan sampel Gelas Beker Tempat mencampurkan larutan Bulb Untuk menghisap larutan Pipet ukur Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu Larutan KMnO4 10-3 M Bahan yang akan diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4 M dan 5 x 10-4 M untuk selanjutnya diuji nilai absrobansinya. Larutan KMnO4 sampel A Bahan yang diuji nilai absorbansinya dan selanjutnya akan dihitung konsentrasinya menggunakan kurva standar Larutan KMnO4 sampel B Bahan yang diuji nilai absorbansinya dan selanjutnya akan dihitung konsentrasinya menggunakan kurva standar Aquades Untuk mengencerkan bahan 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Analisa Prosedur Prinsip kerja dari spektrofotometer uv- vis adalah mengukur nilai absorbansi atau nilai cahaya yang diserap suatu larutan untuk menentukan konsentrasi dari larutan tersebut dengan menggunakan persamaan dalam kurva standar. Hukum yang dijadikan landasan dalam spektrofotometri adalah hukum Lambert-Beer. “Jika suatu cahaya monokromator melalui suatu media yang transparan, maka intensitas cahaya yang datang dibanding intensitas cahaya yang diteruskan sebanding dengan absorbansi serta absorbtivitas molar (koefisien ekstingsi molar), tebal media (kuvet) dan konsentrasi larutan”. Cara pengukuran absorbansi larutan stand art untuk menentukan λ maksimum adalah sebagai berikut : Pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan larutan KMnO4 10-3 M. Lalu mengambil sebanyak 3 ml larutan KMnO4 10-3 M, memasukkan ke dalam gelas beker dan mengencerkannya dengan menambahkan aquades secukupnya. Setelah itu memasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, menambahkan kembali aquades hingga tanda batas untuk selanjutnya dilakukan proses homogenisasi. Setelah itu dilakukan proses
  • 12. homogenisasi kemudian dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Mengambil larutan KMnO4 3 x 10-4 M secukupnya dengan menggunakan pipet dan memindahkan ke dalam kuvet hingga tanda batas (Digunakan larutan KMnO4 3 x 10-4 M sebagai larutan stnadar dikarenakan sifatnya yang tidak terlalu encer maupun terlalu pekat). Menyalakan spektrofotometer dan membiarkan terlebih dahulu selama 15 menit. Menekan tombol arah kiri untuk mengatur panjang gelombang. Menekan tombol atas atau bawah untuk menentukan panjang gelombang yang akan ditentukan. Mengatur panjang gelombang pertama sebesar 500 nm hingga panjang gelombang terakhir sebesar 580 nm. Menekan tombol √ berwarna ungu. Memasukkan larutan blanko di dalam kuvet ke dalam tempat kuvet (Cara dalam memegang kuvet harus diperhatikan, yang dipegang adalah sisi kasar/buram dan bukan sisi halus/transparan karena apabila sampai terpegang, maka kotoran, protein, minyak/keringat akan mempengaruhi nilai absorbansi, saat meletakkan kuvet pada tempatnya, segitiga di atas kuvet harus sesuai segitiga pada spektrofotometer). Menekan tombol hijau untuk menembak larutan blanko dengan cahaya. Menunggu hingga nilai absorbansi terbaca. Setelah terbaca, menekan tombol biru bertuliskan OA/100% T untuk menetralkan. Mengeluarkan larutan blanko dan memasukkan larutan KMnO4 3 x 10-4 M. Menekan tombol hijau untuk menembakan cahaya dan mengetahui nilai absorbansi. Mencatat nilai absorbansi. N ilai λ maksimum berdasarkan nilai absorbansi teringgi yang diperoleh yaitu 0,252 adalah 520 nm. Analisa Hasil Penentuan konsentrasi KMnO4 dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan VIS yang menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda yakni sumber cahaya UV dan visible. Proses absorpsi sinar yang dilewatkan dalam sampel secara umum sama pada spektrofotometri yang lainnya, ketika cahaya datang engan berbagai panjang gelombang mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada sehingga terbentuk suatu materi. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan, dan sebagian lagi akan diteruskan. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T), yang dinyatakan dengan hukum Lambert-Beer yang bunyinya “jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet,inframerah, dan lain- lain) yang diserap atau ditransmisikan oleh
  • 13. suatu larutan merupakan fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan” (Windy, 2013). Panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini yaitu 525.40 nm untuk KMnO4. Panjang gelombang ini didapatkan dari memindai panjang gelombang menggunakan larutan standar, proses pemindaian ini dinamakan mencari λ maksimum. Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa menghasilkan nilai serapan paling maksimum pada sampel, sehingga hasil pengukuran pun akurat dan memperkecil galat. Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan cara membuat deret standar KMnO4 dalam berbagai konsentrasi. Larutan standar KMnO4 0,01 M, dibuat secara terpisah dengan mengencerkan 1 ml, 2 ml, 3ml, 4ml, dan 5 mL larutan baku tersebut dengan larutan aquades dalam labu takar 10 mL. Setelah mendapatkan nilai panjang gelombang maksimum, selanjutnya larutan standar KMnO4 dan sampel diukur pada panjang gelombang tersebut. Dari pengukuran tiap larutan standar akan diperoleh persamaan regresi linear yang akan digunakan untuk menentukan konsentrasi KMnO4 dalam larutan sampel. 2. Penentuan Kurva Standar Larutan KMnO4 10-3 M diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10- 4 M dan 5 x 10-4 M dengan menggunakan rumus pengenceran M1V1 = M2V2. M1 : Konsentrasi Awal (10-3 M) V1 : Volume Awal M2 : Konsentrasi Akhir (1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4 M, 5 x 10-4 M) V2 : Volume Akhir (10 ml) Sehingga didapatkan volume awal untuk masing – masing larutan secara berurutan adalah 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml. Lalu memasukkan larutan tersebut ke dalam masing – masing labu ukur. Menambahkan sampai tanda batas (volumenya 10 ml). Menutup labu ukur dengan penutup dan menghomogenkan larutan. Memindahkan larutan dalam labu ukur ke dalam masing – masing tabung reaksi yang telah dilabeli terlebih dahulu. Dengan menggunakan pipet, mengambil masing – masing larutan dan masukkannya ke dalam masing – masing kuvet. Menyalakan Spektrofotometer Uv-Vis dan membiarkannya selama 15 menit, menekan tombol arah kiri, mengatur λ sebesar 520 nm sesuai nilai λ maksimum yang telah diperoleh dipercobaan sebelumnya. Menekan tombol √ berwarna ungu. Memasukkan larutan blanko lalu menekan tombol hijau, setelah nilai absorbansi terbaca, menekan tombol biru untuk mengkalibrasi.
  • 14. Mengeluarkan larutan blanko, lalu memasukkan larutan KMnO4 yang telah diencerkan menjadi 1 x 10-4 M ke dalam tempat kuvet, selanjutnya menekan tombol hijau lalu mencatat nilai absorbansinya, mengeluarkan larutan KMnO4 1 x 10-4 M dan secara bergantian melakukan kegiatan yang sama untuk larutan KMnO4 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4 M dan 5 x 10-4 M. Setelah mencatat nilai absorbansi semua larutan, kemudian membuat kurva standar dengan konsentrasi KMnO4 sebagai sumbu x dan nilai absorbansi sebagai sumbu y. Setelah itu akan didapatkan persamaan yang akan menjadi acuan untuk percobaan selanjutnya (Widarsih, 2007). 3. Hasil Konsentrasi Sampel KMnO4 Setelah di uji dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang acuan sebesar 520 nm, di dapatkan nilai absorbansi larutan KMnO4 sampel A sebesar 0,233 dan untuk sampel B sebesar 0,355. Untuk menentukan konsentrasi dari larutan KMnO4 sampel tersebut, maka harus dimasukkan ke dalam persamaan kurva standar yang diperoleh yaitu sebesar y = 736x + 0,0343 dan R2 = 0,9785 (sumbu y adalah nilai absorbansi dan sumbu x adalah konsentrasi). Setelah dimasukkan dan dihitung diperoleh hasil konsentrasi untuk larutan KMnO4 sampel A sebesar 2,71 x 10-4 M dan larutan KMnO4 sampel B sebesar 4,36 x 10-4 M. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi nilai absorbansi antara lain (Widarsih, 2007) : a) Tebal dan bahan penyusun dari media atau kuvet yang digunakan seperti penggunaan gelas atau kuartz. b) Intensitas Cahaya, saat kuvet ditembak dengan cahaya, maka harus diusahakan agar tidak ada cahaya luar yang masuk karena dapat mempengaruhi nilai absorbansinya. c) Sisi halus/transparan tersentuh sehingga kotoran, protein, lemak, dan keringat ikut menempel dan mempengaruhi nilai absorbansi, maka dari itu sebelum dimasukkan ke dalam tempat kuvet, sisi halus harus terlebih dahulu dibersihkan menggunakan tisue, saat membersihkan haruslah satu arah saja. d) Adanya cahaya yang dihamburkan atau dipantulkan sehingga tidak terserap oleh larutan. e) Jenis pelarut, pH larutan, suhu larutan dan suhu luar juga dapat mempengaruhi nilai absorbansi. Jadi, kelima faktor di atas adalah penyebab dari adanya perbedaan nilai absrobansi larutan KMnO4 3 x 10-4 M di percobaan pertama dan kedua.
  • 15. KESIMPULAN Analisis kimia dengan metode spektrofotometri didasarkan pada interaksi panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati monokromatik dengan molekul dari suatu materi. Interaksi tersebut meliputi proses adsorpsi, emisi, refleksi dan transmisi radiasi elektromagnetik oleh atom-atom atau molekul dalam suatu materi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan frekuensi getaran dari molekul tersebut. Alat yang digunakan dalam pengukurannya disebut spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan penggabungan dua alat yaitu spektrometer sebagai penghasil sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kurva standar dibuat dari hasil uji nilai cahaya atau absorbansi larutan KMnO4 dengan volume yang berbeda. Dalam penentuan konsentrasi sampel larutan KMnO4 menggunakan rumus yang ada di persamaan kurva standar dengan γ sebagai nilai absorbansi dan χ sebagai konsentrasi. Analisis KMnO4 dapat dilakukan secara simultan dengan menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum untuk KMnO4 yaitu 520 nm.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Ambasta, B.K. 2008. Chemistey for Engineers. New Delhi: Laxmi Publications Esvandiari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Niaga Swadaya. Khopka, S.M. 2006. Basic Concepts of Analytical Chemistry. New Delhi: New Age International. Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2009. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta. Widarsih, Wiwi R, Arief R, dan Rohayati S. 2007. Spektrofotometri. Bogor : SMAK Bogor. Windy S, Fatimawati, dan Aditya Y. 2013. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat pada kecap asin. Manado: Pharmacon. Yanoff, Myron, Jay S. Duker dan James J. Augsburger. 2009. Ophthalmology Ed. 3. China: Elsevier Health Sciences. Tanggal Nilai Paraf Asisten