3. ELEKTROLIT TUBUH ANION = ION NEG BERGERAK KE ANODA HPO42- H2PO3- SO4- Cl- HCO3- Laktat KATION = ION POS BERGERAK KE KATODA Na+ Ca++ K+ Mg++ Trace element ELEKTROLIT UTAMA Na+, K+, Cl-, HCO3- ELECTROLYTE PROFILE
7. 2 - 3 % DI- rongga ICW (dapat dipertukarkan)N : 55 mmol per kg BB
8. KESEIMBANGAN SODIUM Kulit/ keringat 50 mmol/hr Kuantitas / tipe makanan 8-15 g NaCl Gastro Instestinal 1 - 2 mmol/hr ( N kecil ) Intake Na Dewasa : 50-200 mmol/hr Pen lain :130–260 mmol/hr Out-put Na Na Plasma Sel / jar Ginjal: utama Difiltrasi glomerulus Ekskresi (+) < 1 %
41. Lain-lain * Defisiensi makanan * Latihan fisik berat di suasana panas * Lisosimuria pada lekemia * Alkoholisme * Tirotoksikosis * Post resusitasi * Drug induced (betaminetik, teofilin)
53. Kasus preanalitik : sampel hemodilusi Kadar elektrolit rendah palsu pada post obstruktifdiuresis dari penderita BPH Pria 81 th : 7 hr tidak bisa B.A.K ok BPH. Keadaan : lemah, keseimbangan tak stabil, ektrimitas bawah edem. Saat tiba di R.S, diambil darah & urine diperiksa DL, UL, elektrolit, faal ginjal : beberapa analit berubah kadarnya sesudah keluar Cairan tubuh (urine)
55. BPH : PSA 32,05 ng/ml (1 mgg tak b.a.k) Post obstruktif diuresis Overhidrasi : total cairan tubuh meningkat Setelah cairan keluar 2,3 L Na, K, Cl meningkat Urine keluar lagi 4 L Na, K, Cl meningkat, juga Hb & albumin, namun ureum, kreatinin menurun. Cairan hipotonik >>> osmolaritas plasma Cairan E.C ke intraselular. Perpindahan kompartemen cairan >> & dilusi elektrolit Na & K tanpa Gx klinik,Hb , ureum & kreatinin
56. PSEUDOHIPONATREMIA pd I.S.E (kasus : kelemahan metode) Penderita confius / delirium, pemeriksaan Na dari 3 lab berbeda (rendah-normal) dikomunikasi dg dokter lab, diperiksa dg ISE : Na 98 mmol/L. Klinisi tak percaya, ok Na 98 mmol/Lbiasanya penderita meninggal. Diulang sampel puasa & di Tx khusus (ultrasentrifugasi) -> ISE : hasil Na 106 mmol/L -> dipercaya klinisi
89. INTAKE Makanan, penyerapan usus Diatur Vitamin D KESEIMBANGAN KALSIUM Kalsium : 90-99 % di tulang, sisanya di cairan tubuh Dewasa : 1200 g, Bayi aterm : 28 g PTH Paratiroid hormon OUTPUT Lewat ginjal
108. Bentuk aktifBila diukur total maka diperhitungkan ca ion, diukur dengan rumus :% Ca terikat protein = 0.8 x albumin (g/L) + 0.2 x globulin (g/L) + 3
109. HipoalbuminaemiaKalsium dikoreksi Ca corected = Ca total terukur + 0.8 [4 – albumin mg/dl mg/dl g/dl Ca corected = Ca total terukur + 0.8 [4.4 - albumin] mg/dl mg/dl g/dl Ca corrected = Ca tot terukur + [0.6 + (prot tot : 8.5)] mg/dl mg/dl g/dl Kalsium bebas diperhitungkan : 50 %
114. Pseudohipokalsemia ok preanalitik Pria 20 th Ca total darah : 1.5 mg/dl, ini tak sesuai dg keadaan klinik penderita. Ternyata setelah di cek tidak puasa (lipemik/keruh ???) & Dx klinisnya DHF. Lalu penderita dipuasakan, pemeriksaan diulang : kadar Ca total normal Keruh merupakan interferens pemeriksaan spektrofotometri hasil rendah palsu
131. Tak ada perbedaan bermakna pd Na, K, CL sebelum dan sesudah pemberian plasbumin 1 fl pemberian plasbumin tak mempegaruhi kadar Na, K dan Cl
132.
133.
134.
135. Hasil penelitian : pengaruh sentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan elekrolit darah
136.
137. Peningkatan Na : 7.43 7.41 (minus 9 sp plus 19), di mana yg turun hanya 1 kasus & 9 kasus tetap, 30 kasus naik. Turun : mungkin ok tabung basah hemodilusi wkt diputar ?
138. Peningkatan K : 0.23 0.15 (minus 0.18 sp plus 0.66), di mana hanya 1 kasus turun, yg lain 39 kasus naik.
167. Klorida : 85 mmol/lBPH : PSA 32,05 ng/ml 1 minggu tak bisa kencing. Post obstruktif diuresis Setelah cairan keluar 2,3 L Na, K, Cl meningkat Urine keluar lagi 4 L Na, K, Cl meningkat, juga Hb & albumin, namun ureum, kreatinin menurun.
186. Klorida : 85 mmol/lPerbedaan hasil laboratorium setelah dikateter, semalam urine keluar 2.3 + 4 (6.3) liter.
187. Overhidrasi : total cairan tubuh meningkat Cairan hipotonik >>> osmolaritas plasma Cairan extraseluler ke intraselular. Perpindahan kompartemen cairan >> & dilusi elektrolit Na & K tanpa Gx klinik,Hb , ureum & kreatinin Anuria 7 hr, lemas, keseimbangan terganggu, pitting odema ekstremitas bawah.
188.
189. Respon fisiologis N bila ada perpindahan volume & penambahan solute yg terjadi selama obtruksiPenyebab post obstruktif diuresis Penahanan urea, Na & air yg terjadi selama obstruksi. Obstruksi yang diinduksi ketidakmampuan konsentrasi tubulus renal. Ketidakmampuan reabsorbsi Na di tubulus renalis. Peningkatan hormon Atrial natriuretic peptide (ANP).
216. Indirek ISE : sampel dimasukkan ke bak pemeriksaan sesudah dicampur dg diluen jumlah besar ini berguna untuk melindungi permukaan membran elektrode secara adekuat dan meminimalkan kadar protein
217.
218. Elektrolit utama, Na+, K+, Cl-, HCO3- : menahan air -> jika 10 L plasma di dilusi untuk pem flame / ISE indirek, maka elektrolit aktualnya hanya 9.3 L
219.
220.
221. Random urin : 1-2 ml (pemberian asam sesudah pengumpulan tak secara sempurna melarutkan presipitat garam kalsium
227. pH spesimen in vitro ionisasi & muatan neg albumin & protein lain Ca terikat & Ca ion ± 5 % Ca ion / 0.1 U pH Albumin : sp 30 binding sites Ca ± 80 % protein mengikat Ca pH in vivo & in vitro pH spesimen in vitro ionisasi & muatan neg albumin & protein lain Ca terikat & Ca ion Ikatan kalsium oleh protein & anion kecil