5. B. Trauma Abdomen
Pengertian :
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi
pada daerah abdomen yang meliputi daerah
retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal.
6. 1. Mekanisme Trauma
• Langsung
–Pasien terkena langsung oleh benda atau
perantara benda yang mengakibatkan cedera
misalnya tertabrak mobil dan terjatuh dari
ketinggian
• Tidak langsung
–Pengendara mobil terbentur dengan dash
board mobil ketika mobil mengalami tabrakan
7. 2. Jenis Trauma Abdomen
a. Trauma Tajam
Penyebab
• Luka tusuk atau luka tembak (kecepatan rendah) laserasi
kerusakan jaringan
• Luka tembak kecepatan tinggi kerusakan organ viscera
• Luka tusuk tersering mengenai hepar (40%), usus halus
(30%), diafragma (20%), dan colon (15%).
• Luka tembak tersering mengenai usus halus (50%), colon
(40%), hepar (30%), dan pembuluh darah abdominal (25%).
8. Gambar : Luka tusuk karena stang sepeda di quadran kanan atas
Tampak Luar
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2nd ed, Mosby, 2005
Tampak Dalam
9. Jenis Trauma Abdomen (Lanjutan...)
b. Trauma Tumpul
Trauma di daerah abdomen yang tidak
menyebabkan perlukaan kulit /jaringan tetapi
dapat menyebabkan perdarahan akibat
trauma
Organ berisiko cedera :
* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
10. Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen
11. Tanda dan Gejala Trauma
• Pecahnya organ solid (tdk berongga)
– Hepar atau lien yang pecah perdarahan
– Penderita tampak pucat
– Perdarahan >> gejala syok hemoragik.
– Nyeri abdomen, ringan berat.
– Auskultasi bising usus menurun
– Nyeri tekan, terkadang nyeri lepas dan defans muskular (kekakuan
otot)
12. Tanda dan Gejala (Lanjutan ....)
• Pecahnya organ berlumen (berongga)
– Pecahnya gaster, usus halus atau kolon
peritonitis.
– Keluhan nyeri seluruh abdomen.
– Bising usus menurun.
– Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan nyeri
lepas. Pada perkusi didapati nyeri
13. C. Penatalaksanaan
1. Anamnesis
1. Kecepatan kendaraan
2. Jenis tabrakan (depan, belakang, tabrakan
samping, terserempet), berapa besar
penyoknya bagian kendaraan ke dalam ruang
penumpang, jenis pengaman yg digunakan,
ada/tidaknya air bag, posisi pasien dlm
kendaraan
2. Pemeriksaan Fisik, meliputi 1) inspeksi, 2)
auskultasi, 3) perkusi, 4) palpasi
14. 1. Inspeksi
• Umumnya pasien diperiksa tanpa pakaian
• Periksa adanya ekskoriasi atau memar (ekimosis)
– Ekimosis umbilikal perdarahan peritonial.
– Ekimosis panggul perdarahan organ retroperitoneal
– Ekimosis perineum, scrotum atau labia fraktur pelvis
• Periksa adanya laserasi, liang tusukan, benda asing yang
menancap atau bagian usus yang keluar
• Harus dilakukan log-roll agar pemeriksaan lengkap
Pemeriksaan Fisik
15. 2. Auskultasi
• Dengarkan bising usus di semua kuadran
• Apabila bising usus menurun atau hilang kemungkinan
perdarahan/perforasi pada organ abdomen
3. Perkusi
Dengan perkusi dapat diketahui :
• Nada timpani akibat dilatasi lambung akut di kuadran kiri
atas
• Bunyi redup hemoperitoneum
Pemeriksaan Fisik (Lanjutan...)
16. 4. Palpasi
• Nyeri pada kuadran kiri atas menyebar ke arah
bahu trauma limpa / diafragma.
• Nyeri abdomen berat, tegang dan spasme otot
(defans muskular) indikasi proses inflamasi
(peritonitis).
• Nyeri lepas (nyeri yg terjadi setelah tangan yg
menekan dilepas) peritonitis (terjadi akibat
kontaminasi isi usus)
• Tekan dengan hati-hati ada tidak krepitasi pada
pelvis.
Pemeriksaan Fisik (Lanjutan...)
17. Masalah Keperawatan
• Defisit volume cairan
– Pasang IV line 2 jalur dengan cairan kristaloid
– Pasang kateter bila tidak ada kontra indikasi dan monitoring intake
dan out put
– Observasi tanda-tanda vital tiap jam
– Bila fraktur pelvis Fiksasi
– Bila terdapat benda asing tertancap
• Jangan dicabut tapi pasang bantalan kasa yang cukup tebal selanjutnya
pasien disiapkan untuk operasi mencegah perdarahan hebat
– Bila usus keluar
• Jangan dimasukkan tp tutup kasa steril yang dibasahi NaCl 0,9% atau
aluminium foil pertahankan kelembaban
– Kolaborasi persiapan operasi bila syok berulang
18. Masalah Keperawatan (Lanjutan ...)
Risiko Infeksi
– Perawatan dengan tehnik septik dan antiseptik
– Pasang nasogastric tube (NGT) untuk dekompresi
– Observasi tanda-tanda inflamasi peritoneum (peritonitis)
Laporkan dan kolaborasi dengan tim medis
– Kolaborasi pemerikan darah lengkap
– Kolaborasi tim medis untuk pemberian antibiotik.