KGD PADA TRAUMA MUSKULOSKELETAL memberikan informasi tentang penatalaksanaan cedera jaringan lunak dan tulang seperti sprain, strain, dislokasi, fraktur, serta sindroma kompartemen. Dokumen ini menjelaskan tanda, gejala, pengkajian, dan intervensi keperawatan untuk mengelola nyeri dan defisit volume cairan pada pasien trauma muskuloskeletal.
5. Tipe Cedera
• Terbuka
– Terjadi kerusakan kulit dan disertai perdarahan.
• Tertutup
– Tdk terjadi kerusakan kulit ttp kemungkinan adanya
perdarahan di dalam bisa terjadi
PERHATIKAN CEDERA PENYERTA
• Cedera saraf
• Cedera arteri
• Cerera vena
• Cedera jaringan lunak
6. Cedera Jaringan Lunak
Tertutup
A. Sprain
Cedera ligamen akibat tarikan dan
peregangan berlebihan.
Tanda dan gejala :
a. Tidak berfungsinya bagian tubuh
b. Pembengkakan, nyeri
c. Keterbatasan gerak dalam 2-3 jam
d. Rongent untuk mengetahui
kemungkinan fraktur
7. Tindakan :
• Tindakan awal dengan RICE
– Rest : Istirahatkan bagian yang cedera
– Ice : Kompres es
– Compression : Bebat dengan verban elastis.
– Elevation : Tinggikan bagian yang cedera
• Kolaborasi dalam pemberian analgetik
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Sprain (Lanjutan...)
8. B. Strain
Pereganganan pada otot dan tendon
yang berlebihan.
Tanda dan gejala :
a. Nyeri yang sangat berat
b. Pembengkakan
c. Ekimosis sesudah beberapa hari
d. Rongent ada atau tidaknya fraktur
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)
9. Tindakan :
• Tindakan awal dengan RICE
• Pembedahan jika rupture jaringan
• Penyembuhan : 4-6 minggu aktifitas
ringan
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Strain (Lanjutan...)
10. C. Dislokasi
• Sangat nyeri
• Bila terjadi pada sendi besar dpt menjadi darurat
jepitan neurovaskuler dpt menyebabkan amputasi
• Penting untuk menilai PMS
• Imobilisasi dengan pading (bantalan) dan fiksasi
ekstremitas pada posisi yang nyaman
• Tanda dan Gejala Dislokasi
a. Asimetris dari sendi
b. Nyeri
c. Bengkak
d. Kehilangan fungsi
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)
11. Tindakan :
• Reposisi secara tertutup atau terbuka dengan kontrol
anesthesi
• Imobilisasi dengan bantalan lunak
• Terapi analgetik
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Dislokasi (Lanjutan...)
12. Perlu diperhatikan pada luka tertutup
1. Proteksi diri
2. Memar besar berikan kompres dingin
3. Perubahan warna kulit luas perdarahan luas.
4. Memar sekepalan tangan hilang darah 10 %
5. Memar besar di kepala, dada dan perut perdarahan
di dalam.
6. Memar di atas anggota gerak kemungkinan fraktur
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)
13. Luka Terbuka
Perlu diperhatikan pada Luka terbuka
1. Buka pakaian hingga seluruh luka terlihat.
2. Kontrol perdarahan dengan penekanan
langsung dan peninggian
3. Cegah kontaminasi, jaga luka sebersih
mungkin
4. Jangan pernah coba mencabut benda
tertancap
5. Balut luka dengan kasa steril dan balut
6. Periksa nadi distal setelah pembalutan.
14. Penatalaksanaan
a. Amankan benda tertancap untuk cegah
pergerakan
b. Buka pakaian sekitar luka
c. Kontrol perdarahan, stabilisasi/balut
tekan sekitar luka tusuk.
d. Gunakan balut besar u/ stabilkan benda
e. Jangan cabut benda yang tertancap
Luka Tusuk dengan Benda
Tertancap
15.
16. Perawatan Luka
• Teknik showering (irigasi).
– Gunakan Cairan normal saline / NaCl 0,9%
Tidak tosik terhadap jaringan
Tidak menghambat proses penyembuhan
Tidak menyebabkan alergi
• Teknik debridement
Membantu proses penyembuhan luka
menghilangkan jaringan nekrotik
– Tehnik yang digunakan surgical debridement
17. Fraktur
Tanda dan Gejala Fraktur
• Nyeri dan kemerahan.
• Pembengkakan.
• Deformitas.
• Krepitasi.
• Keterbatasan gerak sendi.
• Bone expose.
• Perubahan posisi.
18. Pengkajian
1. Primary survey (ABC)
2. Mekanisme terjadinya cedera
3. Cedera lain : kepala, servikal, spine, thorak,
abdomen, ektremitas atas dan bawah.
4. Periksa ada tidaknya ketidakstabilan dan
krepitasi, pelvis hati-hati
5. Periksa ada tidaknya nyeri pada semua sendi
6. Periksa dan catat PMS
7. Kolaborasi dokter
19. Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
• Status Lokalis
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis :
1. Inspeksi (Look)
2. Palpasi (Feel)
3. Kekuatan otot (Power)
4. Pergerakan (Move).
20. • Inspeksi (Look) :
– Raut muka pasien, cara berjalan/duduk/tidur.
– Lihat kulit, jar lunak, tulang dan sendi.
• Palpasi (Feel) :
– Suhu kulit panas atau dingin, denyutan arteri
teraba/tdk, adakah spasme otot.
– Nyeri tekan atau nyeri kiriman (refered pain)
• Kekuatan otot (Power) :
– Grade 0,1,2,3,4,5 (Lumpuh s/d normal)
• Pergerakan (Move) :
– ROM (Range of Movement)
– Pergerakan sendi : abduksi, adduksi, ekstensi, fleksi
dll
21. PENGELOLAAN
• Penanganan cedera muskuloskeletal yang baik dan benar akan
mengurangi nyeri, kecacatan, dan menghindari komplikasi
• Antisipasi syok perdarahan pada fraktur femur dan pelvis
• Reduksi dilakukan dengan segera dengan cara traksi (menarik)
dan gentle
Bila ada tahanan pada saat reduksi jangan dipaksa, lakukan pembidaian
pada posisi yang nyaman menurut pasien
22. PENGELOLAAN (Lanjutan....)
• Selalu catat PMS sebelum dan sesudah pembidaian
• Perawatan luka, pencegahan infeksi, dan tetanus
• Fr terbuka harus tangani perdarahannya.
• Gunakan balut tekan.
• Jangan gunakan torniquet kerusakan neurovaskuler.
23. SINDROMA KOMPARTEMEN
• Ekstremitas bersisi jaringan otot dan neurovaskuler dalam rongga
yang tertutup yang dibatasi oleh suatu membran yang yang kuat
dan kurang elastis
• Cedera pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan dalam
rongga tertutup, sehingga tekanan meningkat, menyebabkan
penekanan pada pembuluh darah dan saraf
24. KOMPARTEMEN SINDROMA (Lanjutan...)
• Bila berlangsung > 6 jam dapat menimbulkan kematian
pada bagian distal
• Gejala 5 P (pain, pallor, pulseless, paresthesia, paralisis)
• Gejala awal pain dan paresthesia
• Jika menemukan gejala ini segera laporkan untuk
tindakan fasciotomy
27. INTERVENSI KEPERAWATAN
NYERI
• Kaji intensitas nyeri, lokasi dan lama nyeri.
• Memberikan posisi yang anatomis dan
nyaman bagi pasien.
• Menganjarkan untuk tehnik relaksasi (tarik
napas dalam)
• Melakukan tindakan bidai.
• Mengukur tanda-tanda vital.
• Kolaborasi dalam pemberian analgetik
dengan tim medis.
28. INTERVENSI KEPERAWATAN (Lanjutan...)
DEFISIT VOLUME CAIRAN
• Pasang IV line dua jalur dengan jarum besar, larutan
kristaloid hangat.
• Hentikan perdarahan dengan teknik balut tekan.
• Pasang kateter,monitor urine output tiap jam
• Observasi tanda-tanda vital tiap jam.