SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Download to read offline
LATIHAN EKG STRIP
Gambar 1
interpretasi
 1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama
(43 kotak kecil/43mm), menandakan Irama regular/teratur, adanya defleksi
positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS
dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA
node.
2. Frekfensi jantung 1500: 43 kotak kecil = 35 x/menit
3. Gel P,Q,R,S,T normal, komplek QRS normal PR interval normal, ST
segmen normal, QT interval memanjang 0,45 detik.
4. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA DG PROLONG QT INTERVAL
Gambar 2
Interpretasi gambar 2
 1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang
lainnya sama (23 kotak kecil/23mm), menandakan irama
regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama
menandakan pacemaker berasal dari SA node
2. Frekfensi jantung 1500:23 kotak kecil = 65 x/menit
3. Gel P tinggi dan lebar normal tapi bentuknya agak runcing (?P
pulmonal), pada ekg strip penemuan seperti ini kita abaikan. Tidak ada
gel Q kita abaikan juga, gel RST normal. Adanya gel U, QT interval dan
komplek QRS normal
4. Kesimpulan : NORMAL SINUS RHYTM DENGAN ADANYA
GELOMBANG U
Gambar 3.
Interpretasi gambar 3.
 1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu beat dengan yang lain sama (10
kotak kecil/ 10 mm)menandakan irama teratur, adanya defleksi positip gel P
dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk
yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150 x/menit
3. Gel P tingginya lebih dari 2,5mm dan runcing sekali menandakan P pulmonal,
gel QRST normal, QT interval memendek, ST segmen tampak depresi.
4. Kesimpulan: SINUS TAKIKARDI DENGAN P PULMONAL (QT interval dan
ST segmen depresi kita abaikan pada kasus ini karena dengan frekfensi jantung
melebih 120x/mnt selalu diikuti dengan QT interval memendek dan ST segmen
depresi)
Gambar 4
Interpretasi gambar 4
 1. Jarak RR/PP interval antara beat 1 & 2, 2 & 3, 3 & 4, 4 & 5, adalah sama. Tapi
di beat ke 6, tidak di mulai dengan gel P dan bentuknya melebar. Di beat ke 7
kembali adanya gel P yang sama dengan gel P di beat 1,2,3,4,5 yang diikuti oleh
bentuk komplek QRS yang sama pula.
Pada kasus ini kita tidak bisa mengatakan irama regular atau teratur, karena pada
saat pengecekan frekfensi jantung baik menggunakan stetoskop maupun palpasi
radial arteri yang kita dapatkan tidak teratur. Akan tetapi pada kasus ini
pacemaker masih dominan berasal dari SA node dan pada beat ke 6 kita tetap
namakan komplek QRS biarpun bentuknya tidak normal.
2. Karena iramanya tidak teratur, maka frekfensi jantung dihitung dengan
mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini
terdapat 8 normal komplek QRS, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit.
3. Gel PQRS normal, PR& QT interval normal. Adanya ST segmen depresi dan
abnormal beat yang tidak diawali dengan gel P yang komplek QRS nya
abnormal/melebar yang mana ini berasal dari otot ventrikel.
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan 1 VES (Ventrikel Ekstra Sistole)dan ST
SEGMEN DEPRESI
Gambar 5
Interpretasi gambar 5
 1. Jarak antara RR/PP interval sama menandakan iramanya
regular/teratur, adanya gel P dengan bentuk yang sama dan juga diikuti
oleh komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, menandakan pusat
pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150x/menit
3. Gel PQRST smuanya normal, PR interval normal, QT interval
memendek (setiap HR melebihi 120x/mnt, automaticly QR interval
memendek, kadang juga disertai dengan ST depresi).
4. Kesimpulan : SINUS TAKIKARDI
Gambar 6
Interpretasi gambar 6
 1. Jarak RR/PP interval di beat 1&2, 2&3 adalah sama, akan tetapi beat
berikutnya yaitu beat ke 4 baru muncul setelah adanya gap atau jeda yang
jaraknya melibihi 2 kali jarak RR/PP interval sebelum dan sesudahnya. Kita
tidak bisa mengatakan iramanya teratur (lihat penjelasan ekg strip no.4).
Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS yang menandakan
pacemaker berasal dari SA node, akan tetapi SA node gagal untuk
mengeluarkan impuls sebagaimana waktunya sehingga terjadi gap atau
jedah yang melebih 2x jarak yang seharusnya.
2. Frekfensi jantung kita hitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS
dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 5 komplek QRS dalam 6
detik. Jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 = 50 x/menit.
3. Konfigurasi gelombang semuanya normal
4. Kesimpulan : SINUS ARREST ATAU SINUS PAUSE ( Pada kasus yang
sama dengan gap atau jedah persis sama 2 kali dengan jarak RR/PP
interval dinamakan Sinus Block)
Gambar 7
Interpretasi gambar 7
 1. Jarak RR/PP interval antara beat 1&2 dan beat 3&4 berbeda,
menandakan irama tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P yang
diikuti komplek QRS dengan bentuk yang sama, menandakan
pacemaker berasal dari SA node.
2. Karena irama tidak teratur/irregular, maka penghitungan frekfensi
jantung dengan mengalikan jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik
dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7.
Maka frekfensi jantungnya 7 x 10= 70x/menit.
3. Semua konfigursi gelombang normal, kecuali tampak adanya ST
segmen depresi (pada ekg strip boleh kita abaikan).
Kesimpulan : SINUS ARRHYTMIA
 1. Jarak antara RR/PP interval sama kecuali antara beat 4&5, dimana
adanya gap atau jedah yang jaraknya persis 2 kali jarak antara RR/PP
interval sebelum dan sesudahnya. Kita katakan iramanya tidak
regular/tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P ditiap beat yang
diikuti oleh komplek QRS, ini menandakan pacemaker berasal dari SA
node.
 2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung
dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10.
Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 7, jadi frekfensi jantungnya
7 x 10= 70 x/menit.
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal.
4. Kesimpulan: SINUS BLOCK/SINUS ATRIAL BLOCK
1. Jarak RR/PP interval di setiap beat sama(19 kotak
kecil/19mm), menandakan irama regular/teratur. Adanya
defleksi positip gel P normal yang diikuti oleh normal
komplek QRS disetiap beat, menandakan pacemaker
berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya 1500:19 kotak kecil = 79 x/menit
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM
Gambar 10
Interpretasi gambar 10
 1. Jarak RR/PP interval ditiap beat tidaklah sama, ini menandakan irama
tidak teratur/irregular. Adanya defleksi positip gel P disetiap beat yang
diikuti oleh normal komplek QRS. Anda harus jeli disini, dimana bentuk
gel P antara beat 1&2 atau 1&6 berbeda walaupun defleksi gel P positip.
Akan tetapi, tidak semua gel P yang defleksinya positip berasal dari
normal pacemaker(SA node), tapi bisa juga berasal dari cabang
pacemaker SA node atau sel-sel pacemaker dari otot atrium yang
menghasilkan defleksi positip gel P yang berbeda dengan gel P yang
berasal dari normal pacemaker (SA node).
2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung
dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada
kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Jadi frekfensi jantungnya
7x10= 70x/menit.
3.Tampak gel P dan gel T mempunyai lebih dari 2 macam bentuk,
konfigurasi gelombang EKG yang lainnya dalam batas normal.
4. Kesimpulan : WANDERING ATRIAL PACEMAKER (artinya lebih dari 2
macam sumber pacemaker yang ditandai dengan lebih dari 2 macam
bentuk gel P)
Gambar 11
Interpretasi gambar 11
 1. Pada kasus ini kita tidak menemukan gelombang P karene frekfensi
jantung yang sangat cepat mengakibatkan gel P terbenam/tertutup oleh
gel T. Jarak RR interval setiap beat adalah sama (6 kotak kecil/6 mm),
menandakan irama teratur. Yang saya katakan tadi bahwa gel P tertutup
oleh gel T, jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari fokus yang sama
dan berada di atas ventrikel atau supra ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya 1500:6 kotak kecil = 250x/menit
3. Gel P tertutup gel T, PR interval tidak bisa dihitung, QT interval sudah
pasti memendek, konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT)---> anda harus
jeli juga untuk memastikan EKG dengan Supra Ventrikular Takikardi, yaitu
anda lihat tinggi dan bentuk komplek QRS nya adalah sama. So anda tidak
ragu untuk mengatakan SVT !!
Gambar 12
Interpretasi gambar 12
 1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama yaitu 16 kotak kecil
atau 16 mm, sedangkan jarak antara PP interval di setiap beat juga
sama. Anda juga harus jeli membedakan gel P yang normal
dengan gel P yang disebut saw tooth (gigi gergaji). Sekilas
mungkin anda pikir adalah adanya gel T, itu sebenarnya gel P.
Anyway, karena jarak RR interval sama di setiap beat dan PP
interval juga sama di setiap beat. Maka kita namakan iramanya
teratur/regular. Dan oleh karena adanya gel P biarpun bentuknya
seperti gigi gergaji, maka pada kasus ini pacemaker berasal dari
atas ventrikel atau otot atrium, yang pasti bukan dari SA node.
2. Spesial untuk menghitung frekfensi pada kasus ini adalah
dengan menghitung frekfensi di atrium dan juga di ventrikel. Untuk
irama atrium 1500:5 kotak kecil =300x/menit, sedangkan untuk
ventrikel 1500:16 kotak kecil= 94x/menit. Jadi perbandingan
kontraksi yang dikeluarkan atrium dengan ventrikel adalah 3 : 1,
artinya ada 2 gelombang P yang mengalami blok, 1 diantaranya
terkubur di komplek QRS.
Lanjutan interpretasi gambar 12
 3. Gel P mirip dengan gigi gergaji, 1 gel P yang mungkin ada kira gel T,
1 gel P lagi terkubur di komplek QRS. Konfigurasi gelombang lainnya
(PR interval, QT interval, gel T/ST segmen) tidak bisa diukur,
sedangkan gel QRS atau komplek QRS normal.
4.Kesimpulan : ATRIAL FLUTTER 3:1 Normal Respon dari Ventrikel.
Kenapa saya katakan normal respon dari ventrikel? Karena kontraksi
ventrikel masih dalam batas normal yaitu 94 x/menit. Seandainya
impuls yang dikeluarkan oleh atrial direspon secara agresif oleh
ventrikel atau dengan kata lain ventrikel berkontrasi sama dengan atrial
yaitu 300x/menit, ini akan membahayakan jiwa pasien. Inilah salah satu
keistimewaan dari AV node,untuk bisa meredam impuls-impuls yang
bisa berakibat fatal buat ventrikel dan bisa membahayakan hidup
pasien jika tidak di tangani dengan tepat.
Gambar 13
Interpretasi gambar 13
 1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama(7 kotak kecil atau 7 mm), tidak
terlihat gel P. Kalau RR interval sama menandakan irama teratur. Tidak adanya
gel P bukan berarti pacemaker berasal dari ventrikel, sebenarnya gel P ada tapi
terkubur di gel T. Kalau anda beranggapan pacemaker berasal dari ventrikel, itu
salah besar karena komplek QRS masih dalam batas normal (tidak lebar). Jadi
pada kasus ini pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya 1500:7 kotak kecil = 214x/menit
3. Tidak terlihat gel P, gel QRS dan komplek QRS normal dengan bentuk yang
sama disetiap beat, PR interval tidak bisa diukur, sudah pasti QT interval
memendek. Adanya ST segmen depresi.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDIA (SVT) dengan ST
SEGMEN DEPRESI
Gambar 14
Interpretasi gambar 14
 1. Jarak RR interval dari beat 1 s/d 10 adalah sama (8 kotak kecil atau 8
mm)walaupun tidak tampak gel P. Akan tetapi begitu memasuki RR interval
antara beat ke-10 dengan beat ke-11 berbeda yaitu 10 kotak kecil atau 10 mm,
dan perbedaan akan sangat jelas sekali kalau kita lihat RR interval beat ke-11
dengan beat ke-12 yaitu 18 kotak kecil atau 18 mm. Jadi kita katakan iramanya
tidak teratur. Dari mana pacemaker berasal? Dari beat 1 s/d 10 sudah pasti
adanya gel P walaupun tidak terlihat dan sebagai jaminannya bentuk komplek
QRS masih dalam batas normal, jadi beat 1 s/d 10 pacemaker berasal dari atas
ventrikel atau supra ventikel. Sedangkan dari beat 11 s/d 14 berasal dari SA
node karena tampak adanya defleksi positip gel P.
2. Untuk kasus seperti ini kita tidak bisa menghitung frekfensi jantungnya karena
perubahan yang tiba-tiba dari irama supraventrikular menjadi irama sinus rhytm.
3. Saya rasa sudah jelas di point 1
4. Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular Takikardi) yaitu
perubahan mendadak dari irama SVT (Supra Ventrikular Takikardi memjadi
Sinus Rhytm), begitupun sebaliknya perubahan mendadak dari irama Sinus
Rhytm menjadi SVT.
Gambar 15
Interpretasi gambar 15
 1. Pada kasus ini kita tidak bisa mengidentifikasi PP interval karena gel P tidak
beraturan, untuk RR interval tampak sekali tidak sama antara beat yang satu
dengan yang lainnya. Jadi pada kasus ini iramanya tidak teratur atau irregular.
Karena adanya gelombang P yang tidak beraturan, maka pacemaker berasal
dari otot atrium.
2. Karena irama tidak beraturan maka frekfensi jantungnya adalah mengalikan
jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek
QRS adalah 6, jadi frekfensi jantungnya adalah 6 x 10 = 60 x/menit.
3. Cuma komplek QRS yang tampak jelas walaupun bentuk dan tingginnya
disetiap beat tidak sama. Adanya gel P yang bentuknya tidak beraturan.
4. Kesimpulan : ATRIAL FIBRILASI Dengan Normal Ventrikel Respon (
prinsipnya sama dengan penjelasan EKG strip no.12)
 Sama dengan sinus bradikardia, yang membedakanya adalah frekwensi jantung
(HR) lebih dari 100x/menit.
Gambar 16
Interpretasi gambar 16
 1.Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan yang lain
berbeda, menandakan irama irregular atau tidak teratur. Anda harus jeli
juga disini, ada 2 gelombang P yang berbeda menandakan pacemaker
berasal dari 2 tempat yang berbeda. Karena disetiap beat memiliki
komplek QRS yang normal maka sudah pasti kalau kedua pacemaker
itu berasal dari atas ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya kita hitung dengan mengalikan jumlah normal
komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek
QRS dalam 6 detik adalah 5, jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 =
50x/menit
3. Semua konfigurasi gel adalah normal kecuali ada 2 macam bentuk
gel P yang menjadi perhatian kita. Dua (2) defleksi positip dengan
bentuk yang normal dimana berasal dari pacemaker SA node dan 3
defleksi positip gel P berbentuk runcing yang berasal dari otot atrium.
Interpretasi gambar 16
 Coba anda perhatikan PP interval antara beat 1 dengan beat 2 jaraknya 58
kotak kecil atau 58 mm dengan bentuk gel P yang sama. Kemudian anda
perhatikan dan hitung PP interval antara beat 1 dengan beat 2, dimana gel P
pada beat 2 mempunyai bentuk gel P yang berbeda dengan beat 1. Kita
dapatkan PP interval antara beat 1 dengan beat 2 adalah 21 kotak kecil atau 21
mm.
Semua pacemaker akan mengeluarkan impuls secara teratur dengan periode
tertentu yang akan menghasilakan jarak atau interval yang sama dan bentuk
gelombang yang sama.
Di beat 1 kita ketahui kalau impuls berasal dari SA node. Seharusnya gel P
yang normal akan muncul setelah 29mm (jarak beat 1 & 3= 58 lalu dibagi 2 = 29
mm) pada kasus ini ada gel P yang muncul premature dengan jarak 21 kotak
kecil atau 21 mm dari normal gel P di beat 1. Di beat 4 juga tampak gel P yang
prematur seperti di beat 2.
2. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA Dengan 2 AES/PAC dibeat 2&4 (Atrial
ekstra sistole/pemature atrial contraction)
Gambar 17
Interpretasi gambar 17
 1.Tampak Komplek QRS yang muncul secara beraturan, begitupun dengan gel
P yang walaupun keduanya dalam bentuk yang berbeda dengan yang normal.
Tapi kita katakan kalau pada kasus ini iramanya teratur. Karena ada gel P yang
biarpun bentuknya beda tapi kita katakan pacemaker berasal dari atas ventrikel
atau atrium tp bukan dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya 1500:21 kotak kecil = 71x/menit
3. Gel P mirip seperti gigi gergaji jd kita tidak bisa mengukur PR interval, tidak
ada gel Q, tampak gel Rr, tidak ada gel S, Komplek QRS yang lebar lebih dari
normal, tidak ada gel T karena terbenam di gel P.
4. Kesimpulan : ATRIAL FLUTTER 4:1 NORMAL VENTRIKEL RESPON
Dengan BUNDLE BRANCH BLOK (kita tidak bisa mengatakan Bundle Branch
Block kiri atau kanan untuk ekg strip, kecuali kita tahu diambil dari lead mana
ekg strip itu)
Gambar 18
Interpretasi gambar 18
 1. Jarak RR dan PP interval disetiap beat tidak sama, jadi kita katakan
iramanya tidak teratur. Adanya gel P yang tidak karuan bentuknya
menandakan pacemaker berasal dari otot atrium.
2. Karena irama tidak teratur, maka menghitung frekfensi jantungnya
dengan cara mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan
10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik adalah
18. Jadi frekfensi jantungnya 18 x 10 = 180x/mnt.
3. Gel P yang bentuknya tidak karuan, semua konfigurasi gel EKG
disetiap beat mengalami perubahan. Kita cukup memperhatikan
morfologi komplek QRS yang tingginya tidaklah sama dari beat ke beat,
inilah yang membedakannya dari SVT jika gel P pada atrial fibrilasi
tidak ada atau halus sekali.
4. Kesimpulan: ATRIAL FIBRILATION Dengan RAPID RESPON
VENTRIKEL (kenapa saya katakan rapid respon dari ventrikel, karena
frekfensi jantungnya melebihi dari 100x/menit, pada kasus ini sangat
membahayakan jiwa pasien)
Pada EKG strip no.19 ini, penjelasanya setidaknya
sama dengan EKG strip no.14. Tapi di EKG strip
yang ini perubahan terjadi dari Sinus Bradikardi ke
SVT.
Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular
Takikardi)yaitu perubahan mendadak dari irama
Sinus Bradikardi menjadi Supra Ventrikular Takikardi.
Gambar 20
Interpretasi gambar 20
 1. Saya rasa anda sudah mahir untuk menentukan irama teratur atau tidak.
Pada kasus ini RR interval tampak teratur, sebenarnya kalau anda ukur dengan
benar tidaklah sama. Anda juga mungkin bingung dengan gel P disini, iya kan?
Jangan panic,perhatikan dengan jeli....pada beat 2,3,4 dan 7,8 tampak ada
gelombang P dengan defleksi negatif. Lihat juga di beat 5 & 6 tidak ditemukan
adanya gelombang P. Anyway kita mendapatkan komplek QRS di semua beat.
Kalau anda menemukan kasus seperti ini, dengan gel P berdefleksi negatif,
tidak ada gel P, atau gel P defleksi negatif setelah komplek QRS....anda jangan
ragu untuk mengatakan irama ini berasal dari pacemaker AV node atau daerah
junction dengan catatan adanya normal komplek QRS atau dengan bundle
branch blok.
2. Frekfensi jantungnya jumlah komplek QRS dalam 6 deti adalah 8, jadi
frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit
3. Semua konfigurasi gelombang normal kecuali gel P yang menjadi perhatian
disini (baca point 1).
4. Kesimpulan : ACCELERATED JUNCTIONAL karena frekfensi jantungnya
melebihi impuls normal di AV node atau daerah junction (40 - 60 x/mnt) tapi
kurang dari 100x/menit.
Gambar 21
Interpretasi gambar 21
 1. Ada 11 normal komplek QRS dimana jarak RR intervalnya sama kecual RR
interval antara beat ke 5 & 7 dengan beat beat ke 9 & 12, kita pastikan kasus ini
iramanya tidak teratur. Anda pasti bingung menemukan gel P, iya kan?
Perhatikan dengan jeli, setelah gel S selesai diikuti defleksi negatif gel P. Jadi
gelombang P muncul setelah komplek QRS tapi berdefleksi negatif. Maka
impuls berasal dari pacemaker AV node atau daerah junction.
2.Frekfensi jantungnya yaitu dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6
detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS ada 13, jadi frekfensi
jantungnya 13 x 10 = 130 x/menit
3. Gel P berdefleksi negatif (retrograde conduction) setelah komplek QRS,
konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal kecuali beat ke 6 dan 11
dengan gambaran yang abnormal. Kedua beat ini berasal dari ventrikel yang
muncul secara premature sehingga gambaran komplek QRS nya abnormal, tapi
tetap kita namakan sebagai komplek QRS karena berasal dari kontraksi
ventrikel.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 2 Unifocal VES/PVC di
beat 6 dan 11. (kenapa saya katakan unifocal/uniform & takikardi? karena
kedua VES atau PVC mempunyai bentuk yang sama dan frekfensi jantungnya
melebih 100x/menit)
Gambar 22
Interpretasi gambar 22
 1. Jarak RR interval di setiap beat tidak sama, jadi kita katakan iram tidak teratur. Tidak
ditemukanya gelombang P tapi adanya komplek QRS di setiap lead sekilas normal
bentuknya dan tidak melebar. Maka anda harus yakin kalau sumber pacemaker berasal
dari AV node atau daerah junction.
2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan
10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 7, jadi frekfensi jantungnya
adalah 7 x 10 = 70x/menit.
3. Tidak ditemukan adanya gel P, dan semua konfigurasi gelombang yang lain dalam
batas normal. Saya yakin anda pasti bingung menghadapi kasus ini...tenang! Kita lihat
dengan jeli...lihat lagi dan bandingkan setiap komplek QRS di setiap beat dengan beat
lainnya.
Kalau anda jeli, komplek QRS di beat 1,3,5,7 berbeda dengan komplek QRS di beat 2,4,6.
Anda lihat RR interval antara beat 1&3 jaraknya 42 kotak kecil atau 42mm. Seharusnya
beat yang kedua akan muncul pada jarak ke 21mm (42:2=21), pada kasus ini kita lihat
jarak RR interval dari beat 1&2 memendek yaitu 16 kotak kecil atau 16 mm, begitu juga RR
interval pada beat ke 3 dengan 4 yaitu sama 16 mm.
Jadi adanya pacemaker premature yang berasal dari AV node atau daerah junction juga.
4. Kesimpulan : ACCELERATED JUCTIONAL Dengan JES/PJC Bigimini(JES=juctional
ekstra sistole, PJC= premature junctional contraction). Kenapa bigimini?karena JES/PJC
muncul alternate/selang seling dengan irama dasarnya yaitu accelerated junctional.
Gambar 23
Interpretasi gambar 23
 1. Irama teratur karena jarak RR interval disetiap beat sama, begitupun
juga dengan PP interval yang walaupun gel P berdefleksi negarif.
Karena gel P nya berdefleksi negatif, maka kita yakin kalau sumber
pacemaker berasal dari AV node atau daerah junction.
2. Frekfensi jantungnya 1500: 38 kotak kecil = 40 x/menit
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal, kecuali
gelombang P yang berdefleksi negatif.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL RHYTM (Ingat kalau impuls yag
dikeluarkan oleh pacemaker AV node atau daerah junction adalah
kurang lebih 40-60x/menit, jika irama junction frekfensinya antara 60-
100 dinamakan accelerated junctional, jika frekfensinya lebih dari
100x/menit dinamakan junctional takikardi).
 Pada kasus ini hampir sama dengan kasus ekg strip
no.23, hanya yang membedakan frekfensi
jantungnya saja yaitu 150x/menit
Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI
 Pada kasus ini juga penjelasanya sama dengan ekg strip no.23,
hanya yang perlu anda perhatikan pada kasus ini adalah adanya ST
segmen elevasi dan frekfensi jantungnya 47x/menit.
Kesimpulan :JUNCTIONAL RHYTM Dengan adanya ST Segmen
Elevasi
Gambar 26
Interpretasi gambar 26
 1. Anda tidak salah kalau mengatakan iramanya teratur karena jelas sekali
tanpa dihitung juga tampak teratur dan saya setuju sekali dengan pendapat
anda. Akan tetapi jika anda praktek langsung dengan pasien dan mengeceknya
lewat stetoskop atau palpasi, anda tidak akan mendapatkan denyut jantung
yang teratur. Jadi untuk kasus ini, gunakan cara menghitung frekfensi jantung
yang tidak teratur. Tidak adanya gel P disetiap beat, tapi ada komplek QRS
yang normal juga ada juga yang abnormal. Jadi acuan kita pada komplek QRS
yang normal, so kita yakin bahwa sumber pacemaker utama berasal dari AV
node atau daerah junction.
2. Frekfensi jantungnya adalah dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam
6 detik dengan 10. Didapatkan jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 16,
jadi frekfensi jantungnya 16 x 10 = 160 x/menit.
3. Tidak ada gel P, adanya komplek QRS alternate atau bergantian muncul
dengan komplek QRS abmormal.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan Unifocal/Uniform
VES/PVC R on T BIGIMINI
(kenapa saya katakan R on T ? karena VES/PVC muncul tepat diatasnya gel T )
Gambar 27
Interpretasi gambar 27
 1. Iramanya tidak teratur karena RR interval tidak sama antara beat 1
s/d 7 jika anda ukur. Tidak adanya gel P tapi adanya normal komplek
QRS, walaupun ada juga komplek yang anda lihat abnormal yaitu di
beat 2,5,7. Jadi anda harus yakin kalau impuls berasal dari pacemaker
AV node atau daerah junction.
2. Frekfensi jantungnya adalah kalikan jumlah komplek QRS dalam 6
detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik
adalah 15, jadi frekfensi jantungnya 15 x 10 = 150 x/menit.
3. Tidak ada gelombang P, konfigurasi gelombang yang lain dalam
batas normal kecuali pada beat 2,5,7 dimana komplek QRS yang lebar
dan muncul diatas gel T.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 3 Unifocal
VES/PVC R on T di beat 2,5,7
Gambar 28
Interpretasi gambar 28
 1.Hati hati mengidentifikasi gelombang P , karena ada gelombang yang
mungkin anda kira gel P. Sekali lagi anda harus jeli ....tidak ada gel P di
sini. Langsung aja kalau impuls berasal dari pacemaker AV node atau
daerah junction.
2. Frefensi jantungnya adalah 11 x 10 = 110 x/menit
3. Tidak ada gel P,komplek QRS dalam batas normal kecuali di beat 5
dan 9, gel S menyatu dengan adanya ST segmen depresi.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 2 Unifocal
VES/PVC dibeat 5,9 dan ST Depresi
Saya rasa semua sudah tahu pada
kasus ini, jadi tidak perlu dijelaskan
Kesimpulan : VENTRIKEL TAKIKARDI
GAMBAR 30
INTERPRETASI GAMBAR 30
 1. Jelas sekali iramanya tidak teratur, ada gel P normal di beat
1,3,4,8. Jadi pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantunganya adalah 8 x 10 = 80 x/menit
3. Adanya gel P yang diiukuti normal komplek QRS, kecuali pada
beat 2,5,7 yang memiliki bentuk komplek QRS yang berbeda.
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan MULTIFOCAL
VES/PVC Di beat 2,5,7
GAMBAR 31
INTERPRETASI GAMBAR 31
 Saya yakin anda sudah terbiasa dengan gambaran EKG strip ini.
Yang perlu saya tekankan disini adalah bentuk dan irama yang
teratur walaupun dengan gambaran komplek QRS yang sangat
lebar. Kenapa saya katakan komplek QRS? karena impuls
jantung berasal dari pacemaker di ventrikel dan merupakan
depolarisasi otot ventrikel yang walaupun dengan cara abnormal.
Kesimpulan : VENTRIKEL TAKIKARDI Dengan Gambaran Yang
Monomorphic
GAMBAR 32
INTERPRETASI GAMBAR 32
 1. Jarak RR interval antara beat yang satu dengan yang lain sama(34
kotak kecil atau 34 mm), menandakan iramanya teratur/regular. Tidak
ada ditemukannya gel P dengan adanya komplek QRS yang melebar,
menandakan pacemaker berasal dari furkinje.
2. Frekfensi jantungnya adalah 1500:34 kotak kecil = 44 x/menit
3. Tidak ada gel P,Q. Yang ada cuma gel R dan gel S yang melebar
bersama dengan gel T, komplek QRS yang melebar.
4. Kesimpulan : ACCELERATED IDIOVENTRIKULAR , kenapa saya
katakan accelerated? karena normal pacemaker pada furkinje adalah
20 - 40 x/menit, jadi kalau frekfensi jantungnya lenih dari 40 x/mnt atau
antara 40 - 100 mengalami accelerated.
Seperti halnya dengan gambar EKG stri no.31, EKG strip
yang ini juga sudah familiar didunia medis.
Kesimpulan : VENTRIKEL FIBRILASI
GAMBAR 34
INTERPRETASI GAMBAR 34
 1. Secara umum RR interval jaraknya, tingginya sama dan teratur, akan tetapi
kita tidak bisa mengatakan iramanya teratur karena di beat ke 4 & 15 tampak
sekali komplek QRS abnormal dan lebar yang berasal dari ventrikel. Mungkin
anda akan mengira kalau tampak adanya gel P, tapi itu bukan gel P melainkan
gel T. Sebenarnya ada gel P dan tidak terlihat karena terbenam oleh gel T. Jadi
pada kasus ini pace maker berasal dari atas ventrikel atau supra ventrikel dan
bukan dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik
dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 17, jadi frekfensi
jantungnya 17 x 10 = 170 x/menit.
3. Gel P tidak tampak karena terkubur bersama gel T,konfigurasi gelombang
yang lain masih dalam batas normal kecuali tampak ST depresi dan komplek
QRS yang abnormal di beat 4 & 15. Setiap Frekfensi jantung yang melebihi
120x/mnt biasanya akan diikuti oleh ST segmen depresi.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT) Dengan 2 Unifocal
VES/PVC di beat 4 & 15
GAMBAR 35
INTERPRETASI GAMBAR 35
 1. Sudah jelas sekali kalau kasus ini iramanya tidak teratur, tidak
ada gel P, dan komplek QRS yang tidak beraturan dengan
berbagai macam bentuk. Kadang tampak seperi ventrikal
takikardi dan vetrikel fibrilasi.
2. Frekfensi jantung tidak bisa kita ukur.
3. Tidak ada bentuk konfigurasi gel yang jelas, hanya tampak
seperti ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi yang berubah
tidak beraturan.
4. Kesimpulan : TORSADE DE POINTES
GAMBAR 36
INTERPRETASI GAMBAR 36
 1. Ada 3 komplek QRS dengan bentuk yang sama yaitu di beat 1,3 & 4, dimana
jarak RR interval pada komplek QRS ini sama. Mungkin anda akan mengira
iramanya teratur,tapi anda tidak bisa mengatakan iramanya teratur jika
ditemukan komplek QRS yang berbeda atau ektra sistole. Lihat di beat ke 2
komplek QRS yang berbeda dengan 3 komplek QRS yang mempunyai bentuk
yang sama, beat ke 2 menandakan adanya ekstra sistole dari ventrikel.
Tidak ditemukan adanya gel P, menandakan pacemaker berasal dari furkinje.
2. Frekfensi jantungnya adalah dengan mengalikan jumah komplek QRS dalam
6 detik dengan 10. Pada kasus ini jmlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 4,
jadi frekfensi jantungnya 4 x 10 = 40 x/menit.
3. Tidak ada gel P, hanya komplek QRS yang melebar ditiap beat.
4. Kesimpulan : IDIOVENTRIKULAR Dengan 1 Unofokal VES/PVC di beat 2
Saya yakin tidak ada yang belum tahu
gambaran EKG strip ini...
Kesimpulan : ASISTOLE
GAMBAR 38
INTERPRETASI GAMBAR 38
 1. Jarak RR interval dan PP interval antara satu beat dengan yang
lainya adalah sama. Jadi kita katakan iramanya teratur.
2. Frekfensi jantunganya adalah 1500 : 35 kotak kecil = 42x/menit
3. Ada banyak gel P yang bisa kita lihat, dan ada 2 gel P yang tidak
diikuti komplek QRS. Komplek QRS masih dalam batas normal, juga
dengan gel Q,R,S,T masih dalam batas normal. Tapi anda bisa hitung
PR interval, dimana PR interval mempunyai jarak yang sama ditiap
beat. Adanya satu atau lebih gel P tidak diikuti oleh komplek QRS dan
PR interval dengan jarak yang konstan (baik normal atau tidak)di setiap
beat adalah ciri khas AV blok second degree type II.
4. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGREE TYPE II 3 : 1 (kenapa
3:1? karena ada 3 gel P dan 1 komplek QRS)
GAMBAR 39
INTERPRETASI GAMBAR 39
 1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan lainnya sama kecuali jika
anda jeli. Coba ukur lagi RR interval antara beat 5 dengan 6 atau 6 dengan 7,
tidak sama kan? ini menunjukan irama tidak teratur.
Adanya gel P yang bentuknya normal menandakan pacemaker berasal dari SA
node.
2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik
dengan
10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 8, jadi frekfensi
jantungnya 8 x 10 = 80x/menit.
3. Tolong anda lihat beat ke 6, dimana pada beat ini tidak diawali dengan gel P
tapi komplek QRS nya masih normal.Semua konfigurasi gelombang masih
dalam batas normal kecuali PR interval yang memanjang dengan jarak yang
sama di setiap beat.
4. Kesimpulan : AV BLOK FIRST DEGREE Dengan 1 Junctianal ekstra
sistole/JPC dibeat 6
GAMBAR 40
INTERPRETASI GAMBAR 40
 1. Jarak PP interval di setiap beat sama, tapi jarak RR interval di beat 3 & 4
tidaklah sama. Untuk menghitung frekfensi jantung selalu menggunakan
komplek QRS dengan mengukur jarak RR interval antara beat ke beat. Jadi
pada kasus ini kita katakan iramanya tidak teratur. Adanya gel P yang
bentuknya normal menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik
dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 6, jadi
frekfensi jantungnya 6 x 10 = 60x/menit.
3. PR interval secara progresive memanjang dan komplek QRS yang melebar,.
Anda lihat beat 1 PR interval awalnya normal 4 mm atau 4 kotak kecil, di beat 2
dan 3 makin memanjang, dan antara beat 3 dengan 4 anda bisa lihat ada gel P
yang tidak diikuti komplek QRS dan PR interval di beat ke 5 kembali dengan
panjang PR interval 4mm atau 4 kotak kecil.
4. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGREE TYPE I atau WENCKEBACH
Dengan BUNDLE BRANCH BLOCK ( QRS melebar kemungkinan adanya
BBB)
GAMBAR 41
INTERPRETASI GAMBAR 41
 1. Tolong amati dengan jeli,pada kasus ini sama dengan kasus ekg strip no.40.
RR interval tidak teratur, walaupun PP interval teratur tapi pada kasus ini tetap
kita katakan kalau iramanya tidak teratur. Sudah pasti ada gel P menandakan
irama dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik
dengan 10. Pada kasus ini jumlah kmplek QRS adalah 7, jadi frekfensi
jantungnya 7 x 10 = 70x/menit.
3. Baca point 3 di ekg strip no.40. Yang membedakan pada kasus ini
mempunyai komplek QRS yang normal dan konfigurasi gelombang ekg lainnya
normal, kecuali PR interval yang harus mendapat perhatian.
4. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGRRE TYPE I Atau WENCKEBACH
Pada kasus ini anda bisa lihat ekg strip no.38, yang
membedakan hanya pada PP interval yang tidak sama,
Gel T inverted, tidak ada gel Q.
Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGRRE TYPE II
Dengan T Inverted
GAMBAR 43
INTERPRETASI GAMBAR 43
 1. Anda harus bener2 jeli mangamati tiap konfigurasi gelombang. RR dan PP
interval mempunyai panjang yang sama di setiap lead menunjukan irama
teratur. Ada gel P menandakan irama dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya adalah 1500:26 kotak kecil = 58x/menit
3. Yang menarik buat perhatian kita pada kasus ini adalah konfigurasi komplek
QRS yang tampak berbeda di setiap beat. Kenapa? karena gel P juga kadang
ikut membentuk komplek QRS juga yang menyebabkan komplek QRS
bentuknya berbeda di setiap beat. Coba anda ukur PP interval dengan melihat
gel P antara beat 1&2 dengan beat 2&3 yang panjangnya 30 mm. Coba anda
perhatikan dengan teliti, dimana setengah panjang PP interval yang saya
sebutkan tadi (30mm)sebenarnya muncul gel P yang bisa muncul dimana saja,
bisa di komplek QRS atau gel T yang menyebabkan bentuk konfigurasi
gelombangnya akan tampak bebeda. Tampak juga komplek QRS yang melebar.
4. Kesimpulan : AV BLOK TOTAL/KOMPLIT atau AV BLOK THIRD DEGREE
Dengan BBB
GAMBAR 44
INTERPRETASI GAMBAR 44
 1. Sebenarnya irama dasarnya adalah teratur, karena adanya komplek QRS
yang abnormal( di beat 4,7,9) sehingga RR interval antara beat yang normal
dengan beat yang abnormal berbeda jaraknya dengan RR interval antara beat
yang normal dengan beat yang normal. Hal ini kita katakan kalau iramanya tidak
teratur, sehingga pada penghitungan frekfensi jantung menggunakan untuk
irama yang tidak teratur. Adanya gel P menunjukan irama berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS daam 6 detik
dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 9, jadi frekfensi
jantungnya adalah 9 x 10 = 90x/menit.
3.Semua konfigurasi gelombang masih dalam batas normal, kecuali PR interval
yang memanjang, komplek QRS yang abnormal dan berbeda bentuknya di beat
4,7,9.
4. Kesimpulan : AV BLOK FIRST DEGREE Dengan Multifocal VES/PVC di
beat 4,7,9
•Kurang lebihnya penjelasanya sama dengan
ekg strip no.43.
•Kesimpulan : AV BLOK TOTAL/KOMPLIT
Atau THIRD DEGREE AV BLOK

More Related Content

What's hot

Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Jafar Nyan
 
10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shere10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shere
Viodeta Viodeta
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Sabam Simanjuntak
 
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infark
Dwi Handayani
 

What's hot (20)

Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom
 
IABP
IABPIABP
IABP
 
10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shere10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shere
 
Perekaman EKG
Perekaman EKGPerekaman EKG
Perekaman EKG
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
 
Defibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversiDefibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversi
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptxEKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
 
Aritmia mengancam jiwa
Aritmia mengancam jiwaAritmia mengancam jiwa
Aritmia mengancam jiwa
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infark
 

Similar to Latihan EKG Strip

EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptxEKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
ssuserf7f400
 
8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg
rikiab
 
Skills Stations EKG.llllllllllllllllllll
Skills Stations EKG.llllllllllllllllllllSkills Stations EKG.llllllllllllllllllll
Skills Stations EKG.llllllllllllllllllll
AngeliaSaveqLiriaLai
 
konsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.pptkonsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.ppt
dewir12
 
Elektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptx
Elektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptxElektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptx
Elektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptx
ArsTu
 

Similar to Latihan EKG Strip (20)

Ekg dasar
Ekg dasarEkg dasar
Ekg dasar
 
DISRITMIA.pptx
DISRITMIA.pptxDISRITMIA.pptx
DISRITMIA.pptx
 
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengertiEKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
 
ekg.pptx
ekg.pptxekg.pptx
ekg.pptx
 
Ekg buku saku dokter
Ekg   buku saku dokterEkg   buku saku dokter
Ekg buku saku dokter
 
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptxEKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
 
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.pptppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
 
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simpleElektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
 
8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg
 
Skills Stations EKG.llllllllllllllllllll
Skills Stations EKG.llllllllllllllllllllSkills Stations EKG.llllllllllllllllllll
Skills Stations EKG.llllllllllllllllllll
 
ekg in indonesian
ekg in indonesianekg in indonesian
ekg in indonesian
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan Defibrilator
 
EKG
EKGEKG
EKG
 
konsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.pptkonsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.ppt
 
Uhuk 6
Uhuk 6Uhuk 6
Uhuk 6
 
BLS.pdf
BLS.pdfBLS.pdf
BLS.pdf
 
BLS.pdf
BLS.pdfBLS.pdf
BLS.pdf
 
Elektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptx
Elektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptxElektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptx
Elektrokardiogramekgsfvsdvdsvsdvsvsdvs.pptx
 
EKG.pdf
EKG.pdfEKG.pdf
EKG.pdf
 
Pengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasarPengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasar
 

More from Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep

More from Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep (20)

Metode Berfikir Kritis
Metode Berfikir KritisMetode Berfikir Kritis
Metode Berfikir Kritis
 
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP RESUSITASI JANTUNG PARURJP RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
 
Cidera Kepala
Cidera KepalaCidera Kepala
Cidera Kepala
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Transport dan Rujukan Penderita Gawat Darurat
Transport dan Rujukan Penderita Gawat DaruratTransport dan Rujukan Penderita Gawat Darurat
Transport dan Rujukan Penderita Gawat Darurat
 
SHOCK MANAGEMENT
SHOCK MANAGEMENT SHOCK MANAGEMENT
SHOCK MANAGEMENT
 
PEREKAMAN EKG
PEREKAMAN EKGPEREKAMAN EKG
PEREKAMAN EKG
 
Trauma Luka Dan Fraktur
Trauma Luka Dan Fraktur Trauma Luka Dan Fraktur
Trauma Luka Dan Fraktur
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Penatalaksanaan Keracunan
Penatalaksanaan KeracunanPenatalaksanaan Keracunan
Penatalaksanaan Keracunan
 
Initial Assessment
Initial AssessmentInitial Assessment
Initial Assessment
 
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan GadarEtika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
 
EKG Konsep Dasar
EKG Konsep DasarEKG Konsep Dasar
EKG Konsep Dasar
 
Cedera Kepala
Cedera KepalaCedera Kepala
Cedera Kepala
 
Biomekanik Trauma
Biomekanik TraumaBiomekanik Trauma
Biomekanik Trauma
 
Bantuan Hidup Dasar
Bantuan Hidup DasarBantuan Hidup Dasar
Bantuan Hidup Dasar
 
Aritmia Jantung & Therapi Listrik
Aritmia Jantung & Therapi ListrikAritmia Jantung & Therapi Listrik
Aritmia Jantung & Therapi Listrik
 
Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management
 
Acut Coronary
Acut CoronaryAcut Coronary
Acut Coronary
 
Pragmatisme
PragmatismePragmatisme
Pragmatisme
 

Recently uploaded

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 

Recently uploaded (20)

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 

Latihan EKG Strip

  • 3. interpretasi  1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (43 kotak kecil/43mm), menandakan Irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantung 1500: 43 kotak kecil = 35 x/menit 3. Gel P,Q,R,S,T normal, komplek QRS normal PR interval normal, ST segmen normal, QT interval memanjang 0,45 detik. 4. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA DG PROLONG QT INTERVAL
  • 5. Interpretasi gambar 2  1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (23 kotak kecil/23mm), menandakan irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama menandakan pacemaker berasal dari SA node 2. Frekfensi jantung 1500:23 kotak kecil = 65 x/menit 3. Gel P tinggi dan lebar normal tapi bentuknya agak runcing (?P pulmonal), pada ekg strip penemuan seperti ini kita abaikan. Tidak ada gel Q kita abaikan juga, gel RST normal. Adanya gel U, QT interval dan komplek QRS normal 4. Kesimpulan : NORMAL SINUS RHYTM DENGAN ADANYA GELOMBANG U
  • 7. Interpretasi gambar 3.  1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu beat dengan yang lain sama (10 kotak kecil/ 10 mm)menandakan irama teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150 x/menit 3. Gel P tingginya lebih dari 2,5mm dan runcing sekali menandakan P pulmonal, gel QRST normal, QT interval memendek, ST segmen tampak depresi. 4. Kesimpulan: SINUS TAKIKARDI DENGAN P PULMONAL (QT interval dan ST segmen depresi kita abaikan pada kasus ini karena dengan frekfensi jantung melebih 120x/mnt selalu diikuti dengan QT interval memendek dan ST segmen depresi)
  • 9. Interpretasi gambar 4  1. Jarak RR/PP interval antara beat 1 & 2, 2 & 3, 3 & 4, 4 & 5, adalah sama. Tapi di beat ke 6, tidak di mulai dengan gel P dan bentuknya melebar. Di beat ke 7 kembali adanya gel P yang sama dengan gel P di beat 1,2,3,4,5 yang diikuti oleh bentuk komplek QRS yang sama pula. Pada kasus ini kita tidak bisa mengatakan irama regular atau teratur, karena pada saat pengecekan frekfensi jantung baik menggunakan stetoskop maupun palpasi radial arteri yang kita dapatkan tidak teratur. Akan tetapi pada kasus ini pacemaker masih dominan berasal dari SA node dan pada beat ke 6 kita tetap namakan komplek QRS biarpun bentuknya tidak normal. 2. Karena iramanya tidak teratur, maka frekfensi jantung dihitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 8 normal komplek QRS, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit. 3. Gel PQRS normal, PR& QT interval normal. Adanya ST segmen depresi dan abnormal beat yang tidak diawali dengan gel P yang komplek QRS nya abnormal/melebar yang mana ini berasal dari otot ventrikel. 4. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan 1 VES (Ventrikel Ekstra Sistole)dan ST SEGMEN DEPRESI
  • 11. Interpretasi gambar 5  1. Jarak antara RR/PP interval sama menandakan iramanya regular/teratur, adanya gel P dengan bentuk yang sama dan juga diikuti oleh komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, menandakan pusat pacemaker berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150x/menit 3. Gel PQRST smuanya normal, PR interval normal, QT interval memendek (setiap HR melebihi 120x/mnt, automaticly QR interval memendek, kadang juga disertai dengan ST depresi). 4. Kesimpulan : SINUS TAKIKARDI
  • 13. Interpretasi gambar 6  1. Jarak RR/PP interval di beat 1&2, 2&3 adalah sama, akan tetapi beat berikutnya yaitu beat ke 4 baru muncul setelah adanya gap atau jeda yang jaraknya melibihi 2 kali jarak RR/PP interval sebelum dan sesudahnya. Kita tidak bisa mengatakan iramanya teratur (lihat penjelasan ekg strip no.4). Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS yang menandakan pacemaker berasal dari SA node, akan tetapi SA node gagal untuk mengeluarkan impuls sebagaimana waktunya sehingga terjadi gap atau jedah yang melebih 2x jarak yang seharusnya. 2. Frekfensi jantung kita hitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 5 komplek QRS dalam 6 detik. Jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 = 50 x/menit. 3. Konfigurasi gelombang semuanya normal 4. Kesimpulan : SINUS ARREST ATAU SINUS PAUSE ( Pada kasus yang sama dengan gap atau jedah persis sama 2 kali dengan jarak RR/PP interval dinamakan Sinus Block)
  • 15. Interpretasi gambar 7  1. Jarak RR/PP interval antara beat 1&2 dan beat 3&4 berbeda, menandakan irama tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS dengan bentuk yang sama, menandakan pacemaker berasal dari SA node. 2. Karena irama tidak teratur/irregular, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Maka frekfensi jantungnya 7 x 10= 70x/menit. 3. Semua konfigursi gelombang normal, kecuali tampak adanya ST segmen depresi (pada ekg strip boleh kita abaikan). Kesimpulan : SINUS ARRHYTMIA
  • 16.  1. Jarak antara RR/PP interval sama kecuali antara beat 4&5, dimana adanya gap atau jedah yang jaraknya persis 2 kali jarak antara RR/PP interval sebelum dan sesudahnya. Kita katakan iramanya tidak regular/tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P ditiap beat yang diikuti oleh komplek QRS, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.  2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 7, jadi frekfensi jantungnya 7 x 10= 70 x/menit. 3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal. 4. Kesimpulan: SINUS BLOCK/SINUS ATRIAL BLOCK
  • 17. 1. Jarak RR/PP interval di setiap beat sama(19 kotak kecil/19mm), menandakan irama regular/teratur. Adanya defleksi positip gel P normal yang diikuti oleh normal komplek QRS disetiap beat, menandakan pacemaker berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya 1500:19 kotak kecil = 79 x/menit 3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal 4. Kesimpulan : SINUS RHYTM
  • 19. Interpretasi gambar 10  1. Jarak RR/PP interval ditiap beat tidaklah sama, ini menandakan irama tidak teratur/irregular. Adanya defleksi positip gel P disetiap beat yang diikuti oleh normal komplek QRS. Anda harus jeli disini, dimana bentuk gel P antara beat 1&2 atau 1&6 berbeda walaupun defleksi gel P positip. Akan tetapi, tidak semua gel P yang defleksinya positip berasal dari normal pacemaker(SA node), tapi bisa juga berasal dari cabang pacemaker SA node atau sel-sel pacemaker dari otot atrium yang menghasilkan defleksi positip gel P yang berbeda dengan gel P yang berasal dari normal pacemaker (SA node). 2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Jadi frekfensi jantungnya 7x10= 70x/menit. 3.Tampak gel P dan gel T mempunyai lebih dari 2 macam bentuk, konfigurasi gelombang EKG yang lainnya dalam batas normal. 4. Kesimpulan : WANDERING ATRIAL PACEMAKER (artinya lebih dari 2 macam sumber pacemaker yang ditandai dengan lebih dari 2 macam bentuk gel P)
  • 21. Interpretasi gambar 11  1. Pada kasus ini kita tidak menemukan gelombang P karene frekfensi jantung yang sangat cepat mengakibatkan gel P terbenam/tertutup oleh gel T. Jarak RR interval setiap beat adalah sama (6 kotak kecil/6 mm), menandakan irama teratur. Yang saya katakan tadi bahwa gel P tertutup oleh gel T, jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari fokus yang sama dan berada di atas ventrikel atau supra ventrikel. 2. Frekfensi jantungnya 1500:6 kotak kecil = 250x/menit 3. Gel P tertutup gel T, PR interval tidak bisa dihitung, QT interval sudah pasti memendek, konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal. 4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT)---> anda harus jeli juga untuk memastikan EKG dengan Supra Ventrikular Takikardi, yaitu anda lihat tinggi dan bentuk komplek QRS nya adalah sama. So anda tidak ragu untuk mengatakan SVT !!
  • 23. Interpretasi gambar 12  1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama yaitu 16 kotak kecil atau 16 mm, sedangkan jarak antara PP interval di setiap beat juga sama. Anda juga harus jeli membedakan gel P yang normal dengan gel P yang disebut saw tooth (gigi gergaji). Sekilas mungkin anda pikir adalah adanya gel T, itu sebenarnya gel P. Anyway, karena jarak RR interval sama di setiap beat dan PP interval juga sama di setiap beat. Maka kita namakan iramanya teratur/regular. Dan oleh karena adanya gel P biarpun bentuknya seperti gigi gergaji, maka pada kasus ini pacemaker berasal dari atas ventrikel atau otot atrium, yang pasti bukan dari SA node. 2. Spesial untuk menghitung frekfensi pada kasus ini adalah dengan menghitung frekfensi di atrium dan juga di ventrikel. Untuk irama atrium 1500:5 kotak kecil =300x/menit, sedangkan untuk ventrikel 1500:16 kotak kecil= 94x/menit. Jadi perbandingan kontraksi yang dikeluarkan atrium dengan ventrikel adalah 3 : 1, artinya ada 2 gelombang P yang mengalami blok, 1 diantaranya terkubur di komplek QRS.
  • 24. Lanjutan interpretasi gambar 12  3. Gel P mirip dengan gigi gergaji, 1 gel P yang mungkin ada kira gel T, 1 gel P lagi terkubur di komplek QRS. Konfigurasi gelombang lainnya (PR interval, QT interval, gel T/ST segmen) tidak bisa diukur, sedangkan gel QRS atau komplek QRS normal. 4.Kesimpulan : ATRIAL FLUTTER 3:1 Normal Respon dari Ventrikel. Kenapa saya katakan normal respon dari ventrikel? Karena kontraksi ventrikel masih dalam batas normal yaitu 94 x/menit. Seandainya impuls yang dikeluarkan oleh atrial direspon secara agresif oleh ventrikel atau dengan kata lain ventrikel berkontrasi sama dengan atrial yaitu 300x/menit, ini akan membahayakan jiwa pasien. Inilah salah satu keistimewaan dari AV node,untuk bisa meredam impuls-impuls yang bisa berakibat fatal buat ventrikel dan bisa membahayakan hidup pasien jika tidak di tangani dengan tepat.
  • 26. Interpretasi gambar 13  1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama(7 kotak kecil atau 7 mm), tidak terlihat gel P. Kalau RR interval sama menandakan irama teratur. Tidak adanya gel P bukan berarti pacemaker berasal dari ventrikel, sebenarnya gel P ada tapi terkubur di gel T. Kalau anda beranggapan pacemaker berasal dari ventrikel, itu salah besar karena komplek QRS masih dalam batas normal (tidak lebar). Jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventrikel. 2. Frekfensi jantungnya 1500:7 kotak kecil = 214x/menit 3. Tidak terlihat gel P, gel QRS dan komplek QRS normal dengan bentuk yang sama disetiap beat, PR interval tidak bisa diukur, sudah pasti QT interval memendek. Adanya ST segmen depresi. 4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDIA (SVT) dengan ST SEGMEN DEPRESI
  • 28. Interpretasi gambar 14  1. Jarak RR interval dari beat 1 s/d 10 adalah sama (8 kotak kecil atau 8 mm)walaupun tidak tampak gel P. Akan tetapi begitu memasuki RR interval antara beat ke-10 dengan beat ke-11 berbeda yaitu 10 kotak kecil atau 10 mm, dan perbedaan akan sangat jelas sekali kalau kita lihat RR interval beat ke-11 dengan beat ke-12 yaitu 18 kotak kecil atau 18 mm. Jadi kita katakan iramanya tidak teratur. Dari mana pacemaker berasal? Dari beat 1 s/d 10 sudah pasti adanya gel P walaupun tidak terlihat dan sebagai jaminannya bentuk komplek QRS masih dalam batas normal, jadi beat 1 s/d 10 pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventikel. Sedangkan dari beat 11 s/d 14 berasal dari SA node karena tampak adanya defleksi positip gel P. 2. Untuk kasus seperti ini kita tidak bisa menghitung frekfensi jantungnya karena perubahan yang tiba-tiba dari irama supraventrikular menjadi irama sinus rhytm. 3. Saya rasa sudah jelas di point 1 4. Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular Takikardi) yaitu perubahan mendadak dari irama SVT (Supra Ventrikular Takikardi memjadi Sinus Rhytm), begitupun sebaliknya perubahan mendadak dari irama Sinus Rhytm menjadi SVT.
  • 30. Interpretasi gambar 15  1. Pada kasus ini kita tidak bisa mengidentifikasi PP interval karena gel P tidak beraturan, untuk RR interval tampak sekali tidak sama antara beat yang satu dengan yang lainnya. Jadi pada kasus ini iramanya tidak teratur atau irregular. Karena adanya gelombang P yang tidak beraturan, maka pacemaker berasal dari otot atrium. 2. Karena irama tidak beraturan maka frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 6, jadi frekfensi jantungnya adalah 6 x 10 = 60 x/menit. 3. Cuma komplek QRS yang tampak jelas walaupun bentuk dan tingginnya disetiap beat tidak sama. Adanya gel P yang bentuknya tidak beraturan. 4. Kesimpulan : ATRIAL FIBRILASI Dengan Normal Ventrikel Respon ( prinsipnya sama dengan penjelasan EKG strip no.12)  Sama dengan sinus bradikardia, yang membedakanya adalah frekwensi jantung (HR) lebih dari 100x/menit.
  • 32. Interpretasi gambar 16  1.Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan yang lain berbeda, menandakan irama irregular atau tidak teratur. Anda harus jeli juga disini, ada 2 gelombang P yang berbeda menandakan pacemaker berasal dari 2 tempat yang berbeda. Karena disetiap beat memiliki komplek QRS yang normal maka sudah pasti kalau kedua pacemaker itu berasal dari atas ventrikel. 2. Frekfensi jantungnya kita hitung dengan mengalikan jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 5, jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 = 50x/menit 3. Semua konfigurasi gel adalah normal kecuali ada 2 macam bentuk gel P yang menjadi perhatian kita. Dua (2) defleksi positip dengan bentuk yang normal dimana berasal dari pacemaker SA node dan 3 defleksi positip gel P berbentuk runcing yang berasal dari otot atrium.
  • 33. Interpretasi gambar 16  Coba anda perhatikan PP interval antara beat 1 dengan beat 2 jaraknya 58 kotak kecil atau 58 mm dengan bentuk gel P yang sama. Kemudian anda perhatikan dan hitung PP interval antara beat 1 dengan beat 2, dimana gel P pada beat 2 mempunyai bentuk gel P yang berbeda dengan beat 1. Kita dapatkan PP interval antara beat 1 dengan beat 2 adalah 21 kotak kecil atau 21 mm. Semua pacemaker akan mengeluarkan impuls secara teratur dengan periode tertentu yang akan menghasilakan jarak atau interval yang sama dan bentuk gelombang yang sama. Di beat 1 kita ketahui kalau impuls berasal dari SA node. Seharusnya gel P yang normal akan muncul setelah 29mm (jarak beat 1 & 3= 58 lalu dibagi 2 = 29 mm) pada kasus ini ada gel P yang muncul premature dengan jarak 21 kotak kecil atau 21 mm dari normal gel P di beat 1. Di beat 4 juga tampak gel P yang prematur seperti di beat 2. 2. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA Dengan 2 AES/PAC dibeat 2&4 (Atrial ekstra sistole/pemature atrial contraction)
  • 35. Interpretasi gambar 17  1.Tampak Komplek QRS yang muncul secara beraturan, begitupun dengan gel P yang walaupun keduanya dalam bentuk yang berbeda dengan yang normal. Tapi kita katakan kalau pada kasus ini iramanya teratur. Karena ada gel P yang biarpun bentuknya beda tapi kita katakan pacemaker berasal dari atas ventrikel atau atrium tp bukan dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya 1500:21 kotak kecil = 71x/menit 3. Gel P mirip seperti gigi gergaji jd kita tidak bisa mengukur PR interval, tidak ada gel Q, tampak gel Rr, tidak ada gel S, Komplek QRS yang lebar lebih dari normal, tidak ada gel T karena terbenam di gel P. 4. Kesimpulan : ATRIAL FLUTTER 4:1 NORMAL VENTRIKEL RESPON Dengan BUNDLE BRANCH BLOK (kita tidak bisa mengatakan Bundle Branch Block kiri atau kanan untuk ekg strip, kecuali kita tahu diambil dari lead mana ekg strip itu)
  • 37. Interpretasi gambar 18  1. Jarak RR dan PP interval disetiap beat tidak sama, jadi kita katakan iramanya tidak teratur. Adanya gel P yang tidak karuan bentuknya menandakan pacemaker berasal dari otot atrium. 2. Karena irama tidak teratur, maka menghitung frekfensi jantungnya dengan cara mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik adalah 18. Jadi frekfensi jantungnya 18 x 10 = 180x/mnt. 3. Gel P yang bentuknya tidak karuan, semua konfigurasi gel EKG disetiap beat mengalami perubahan. Kita cukup memperhatikan morfologi komplek QRS yang tingginya tidaklah sama dari beat ke beat, inilah yang membedakannya dari SVT jika gel P pada atrial fibrilasi tidak ada atau halus sekali. 4. Kesimpulan: ATRIAL FIBRILATION Dengan RAPID RESPON VENTRIKEL (kenapa saya katakan rapid respon dari ventrikel, karena frekfensi jantungnya melebihi dari 100x/menit, pada kasus ini sangat membahayakan jiwa pasien)
  • 38. Pada EKG strip no.19 ini, penjelasanya setidaknya sama dengan EKG strip no.14. Tapi di EKG strip yang ini perubahan terjadi dari Sinus Bradikardi ke SVT. Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular Takikardi)yaitu perubahan mendadak dari irama Sinus Bradikardi menjadi Supra Ventrikular Takikardi.
  • 40. Interpretasi gambar 20  1. Saya rasa anda sudah mahir untuk menentukan irama teratur atau tidak. Pada kasus ini RR interval tampak teratur, sebenarnya kalau anda ukur dengan benar tidaklah sama. Anda juga mungkin bingung dengan gel P disini, iya kan? Jangan panic,perhatikan dengan jeli....pada beat 2,3,4 dan 7,8 tampak ada gelombang P dengan defleksi negatif. Lihat juga di beat 5 & 6 tidak ditemukan adanya gelombang P. Anyway kita mendapatkan komplek QRS di semua beat. Kalau anda menemukan kasus seperti ini, dengan gel P berdefleksi negatif, tidak ada gel P, atau gel P defleksi negatif setelah komplek QRS....anda jangan ragu untuk mengatakan irama ini berasal dari pacemaker AV node atau daerah junction dengan catatan adanya normal komplek QRS atau dengan bundle branch blok. 2. Frekfensi jantungnya jumlah komplek QRS dalam 6 deti adalah 8, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit 3. Semua konfigurasi gelombang normal kecuali gel P yang menjadi perhatian disini (baca point 1). 4. Kesimpulan : ACCELERATED JUNCTIONAL karena frekfensi jantungnya melebihi impuls normal di AV node atau daerah junction (40 - 60 x/mnt) tapi kurang dari 100x/menit.
  • 42. Interpretasi gambar 21  1. Ada 11 normal komplek QRS dimana jarak RR intervalnya sama kecual RR interval antara beat ke 5 & 7 dengan beat beat ke 9 & 12, kita pastikan kasus ini iramanya tidak teratur. Anda pasti bingung menemukan gel P, iya kan? Perhatikan dengan jeli, setelah gel S selesai diikuti defleksi negatif gel P. Jadi gelombang P muncul setelah komplek QRS tapi berdefleksi negatif. Maka impuls berasal dari pacemaker AV node atau daerah junction. 2.Frekfensi jantungnya yaitu dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS ada 13, jadi frekfensi jantungnya 13 x 10 = 130 x/menit 3. Gel P berdefleksi negatif (retrograde conduction) setelah komplek QRS, konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal kecuali beat ke 6 dan 11 dengan gambaran yang abnormal. Kedua beat ini berasal dari ventrikel yang muncul secara premature sehingga gambaran komplek QRS nya abnormal, tapi tetap kita namakan sebagai komplek QRS karena berasal dari kontraksi ventrikel. 4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 2 Unifocal VES/PVC di beat 6 dan 11. (kenapa saya katakan unifocal/uniform & takikardi? karena kedua VES atau PVC mempunyai bentuk yang sama dan frekfensi jantungnya melebih 100x/menit)
  • 44. Interpretasi gambar 22  1. Jarak RR interval di setiap beat tidak sama, jadi kita katakan iram tidak teratur. Tidak ditemukanya gelombang P tapi adanya komplek QRS di setiap lead sekilas normal bentuknya dan tidak melebar. Maka anda harus yakin kalau sumber pacemaker berasal dari AV node atau daerah junction. 2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 7, jadi frekfensi jantungnya adalah 7 x 10 = 70x/menit. 3. Tidak ditemukan adanya gel P, dan semua konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal. Saya yakin anda pasti bingung menghadapi kasus ini...tenang! Kita lihat dengan jeli...lihat lagi dan bandingkan setiap komplek QRS di setiap beat dengan beat lainnya. Kalau anda jeli, komplek QRS di beat 1,3,5,7 berbeda dengan komplek QRS di beat 2,4,6. Anda lihat RR interval antara beat 1&3 jaraknya 42 kotak kecil atau 42mm. Seharusnya beat yang kedua akan muncul pada jarak ke 21mm (42:2=21), pada kasus ini kita lihat jarak RR interval dari beat 1&2 memendek yaitu 16 kotak kecil atau 16 mm, begitu juga RR interval pada beat ke 3 dengan 4 yaitu sama 16 mm. Jadi adanya pacemaker premature yang berasal dari AV node atau daerah junction juga. 4. Kesimpulan : ACCELERATED JUCTIONAL Dengan JES/PJC Bigimini(JES=juctional ekstra sistole, PJC= premature junctional contraction). Kenapa bigimini?karena JES/PJC muncul alternate/selang seling dengan irama dasarnya yaitu accelerated junctional.
  • 46. Interpretasi gambar 23  1. Irama teratur karena jarak RR interval disetiap beat sama, begitupun juga dengan PP interval yang walaupun gel P berdefleksi negarif. Karena gel P nya berdefleksi negatif, maka kita yakin kalau sumber pacemaker berasal dari AV node atau daerah junction. 2. Frekfensi jantungnya 1500: 38 kotak kecil = 40 x/menit 3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal, kecuali gelombang P yang berdefleksi negatif. 4. Kesimpulan : JUNCTIONAL RHYTM (Ingat kalau impuls yag dikeluarkan oleh pacemaker AV node atau daerah junction adalah kurang lebih 40-60x/menit, jika irama junction frekfensinya antara 60- 100 dinamakan accelerated junctional, jika frekfensinya lebih dari 100x/menit dinamakan junctional takikardi).
  • 47.  Pada kasus ini hampir sama dengan kasus ekg strip no.23, hanya yang membedakan frekfensi jantungnya saja yaitu 150x/menit Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI
  • 48.  Pada kasus ini juga penjelasanya sama dengan ekg strip no.23, hanya yang perlu anda perhatikan pada kasus ini adalah adanya ST segmen elevasi dan frekfensi jantungnya 47x/menit. Kesimpulan :JUNCTIONAL RHYTM Dengan adanya ST Segmen Elevasi
  • 50. Interpretasi gambar 26  1. Anda tidak salah kalau mengatakan iramanya teratur karena jelas sekali tanpa dihitung juga tampak teratur dan saya setuju sekali dengan pendapat anda. Akan tetapi jika anda praktek langsung dengan pasien dan mengeceknya lewat stetoskop atau palpasi, anda tidak akan mendapatkan denyut jantung yang teratur. Jadi untuk kasus ini, gunakan cara menghitung frekfensi jantung yang tidak teratur. Tidak adanya gel P disetiap beat, tapi ada komplek QRS yang normal juga ada juga yang abnormal. Jadi acuan kita pada komplek QRS yang normal, so kita yakin bahwa sumber pacemaker utama berasal dari AV node atau daerah junction. 2. Frekfensi jantungnya adalah dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Didapatkan jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 16, jadi frekfensi jantungnya 16 x 10 = 160 x/menit. 3. Tidak ada gel P, adanya komplek QRS alternate atau bergantian muncul dengan komplek QRS abmormal. 4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan Unifocal/Uniform VES/PVC R on T BIGIMINI (kenapa saya katakan R on T ? karena VES/PVC muncul tepat diatasnya gel T )
  • 52. Interpretasi gambar 27  1. Iramanya tidak teratur karena RR interval tidak sama antara beat 1 s/d 7 jika anda ukur. Tidak adanya gel P tapi adanya normal komplek QRS, walaupun ada juga komplek yang anda lihat abnormal yaitu di beat 2,5,7. Jadi anda harus yakin kalau impuls berasal dari pacemaker AV node atau daerah junction. 2. Frekfensi jantungnya adalah kalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 15, jadi frekfensi jantungnya 15 x 10 = 150 x/menit. 3. Tidak ada gelombang P, konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal kecuali pada beat 2,5,7 dimana komplek QRS yang lebar dan muncul diatas gel T. 4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 3 Unifocal VES/PVC R on T di beat 2,5,7
  • 54. Interpretasi gambar 28  1.Hati hati mengidentifikasi gelombang P , karena ada gelombang yang mungkin anda kira gel P. Sekali lagi anda harus jeli ....tidak ada gel P di sini. Langsung aja kalau impuls berasal dari pacemaker AV node atau daerah junction. 2. Frefensi jantungnya adalah 11 x 10 = 110 x/menit 3. Tidak ada gel P,komplek QRS dalam batas normal kecuali di beat 5 dan 9, gel S menyatu dengan adanya ST segmen depresi. 4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 2 Unifocal VES/PVC dibeat 5,9 dan ST Depresi
  • 55. Saya rasa semua sudah tahu pada kasus ini, jadi tidak perlu dijelaskan Kesimpulan : VENTRIKEL TAKIKARDI
  • 57. INTERPRETASI GAMBAR 30  1. Jelas sekali iramanya tidak teratur, ada gel P normal di beat 1,3,4,8. Jadi pacemaker berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantunganya adalah 8 x 10 = 80 x/menit 3. Adanya gel P yang diiukuti normal komplek QRS, kecuali pada beat 2,5,7 yang memiliki bentuk komplek QRS yang berbeda. 4. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan MULTIFOCAL VES/PVC Di beat 2,5,7
  • 59. INTERPRETASI GAMBAR 31  Saya yakin anda sudah terbiasa dengan gambaran EKG strip ini. Yang perlu saya tekankan disini adalah bentuk dan irama yang teratur walaupun dengan gambaran komplek QRS yang sangat lebar. Kenapa saya katakan komplek QRS? karena impuls jantung berasal dari pacemaker di ventrikel dan merupakan depolarisasi otot ventrikel yang walaupun dengan cara abnormal. Kesimpulan : VENTRIKEL TAKIKARDI Dengan Gambaran Yang Monomorphic
  • 61. INTERPRETASI GAMBAR 32  1. Jarak RR interval antara beat yang satu dengan yang lain sama(34 kotak kecil atau 34 mm), menandakan iramanya teratur/regular. Tidak ada ditemukannya gel P dengan adanya komplek QRS yang melebar, menandakan pacemaker berasal dari furkinje. 2. Frekfensi jantungnya adalah 1500:34 kotak kecil = 44 x/menit 3. Tidak ada gel P,Q. Yang ada cuma gel R dan gel S yang melebar bersama dengan gel T, komplek QRS yang melebar. 4. Kesimpulan : ACCELERATED IDIOVENTRIKULAR , kenapa saya katakan accelerated? karena normal pacemaker pada furkinje adalah 20 - 40 x/menit, jadi kalau frekfensi jantungnya lenih dari 40 x/mnt atau antara 40 - 100 mengalami accelerated.
  • 62. Seperti halnya dengan gambar EKG stri no.31, EKG strip yang ini juga sudah familiar didunia medis. Kesimpulan : VENTRIKEL FIBRILASI
  • 64. INTERPRETASI GAMBAR 34  1. Secara umum RR interval jaraknya, tingginya sama dan teratur, akan tetapi kita tidak bisa mengatakan iramanya teratur karena di beat ke 4 & 15 tampak sekali komplek QRS abnormal dan lebar yang berasal dari ventrikel. Mungkin anda akan mengira kalau tampak adanya gel P, tapi itu bukan gel P melainkan gel T. Sebenarnya ada gel P dan tidak terlihat karena terbenam oleh gel T. Jadi pada kasus ini pace maker berasal dari atas ventrikel atau supra ventrikel dan bukan dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 17, jadi frekfensi jantungnya 17 x 10 = 170 x/menit. 3. Gel P tidak tampak karena terkubur bersama gel T,konfigurasi gelombang yang lain masih dalam batas normal kecuali tampak ST depresi dan komplek QRS yang abnormal di beat 4 & 15. Setiap Frekfensi jantung yang melebihi 120x/mnt biasanya akan diikuti oleh ST segmen depresi. 4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT) Dengan 2 Unifocal VES/PVC di beat 4 & 15
  • 66. INTERPRETASI GAMBAR 35  1. Sudah jelas sekali kalau kasus ini iramanya tidak teratur, tidak ada gel P, dan komplek QRS yang tidak beraturan dengan berbagai macam bentuk. Kadang tampak seperi ventrikal takikardi dan vetrikel fibrilasi. 2. Frekfensi jantung tidak bisa kita ukur. 3. Tidak ada bentuk konfigurasi gel yang jelas, hanya tampak seperti ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi yang berubah tidak beraturan. 4. Kesimpulan : TORSADE DE POINTES
  • 68. INTERPRETASI GAMBAR 36  1. Ada 3 komplek QRS dengan bentuk yang sama yaitu di beat 1,3 & 4, dimana jarak RR interval pada komplek QRS ini sama. Mungkin anda akan mengira iramanya teratur,tapi anda tidak bisa mengatakan iramanya teratur jika ditemukan komplek QRS yang berbeda atau ektra sistole. Lihat di beat ke 2 komplek QRS yang berbeda dengan 3 komplek QRS yang mempunyai bentuk yang sama, beat ke 2 menandakan adanya ekstra sistole dari ventrikel. Tidak ditemukan adanya gel P, menandakan pacemaker berasal dari furkinje. 2. Frekfensi jantungnya adalah dengan mengalikan jumah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jmlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 4, jadi frekfensi jantungnya 4 x 10 = 40 x/menit. 3. Tidak ada gel P, hanya komplek QRS yang melebar ditiap beat. 4. Kesimpulan : IDIOVENTRIKULAR Dengan 1 Unofokal VES/PVC di beat 2
  • 69. Saya yakin tidak ada yang belum tahu gambaran EKG strip ini... Kesimpulan : ASISTOLE
  • 71. INTERPRETASI GAMBAR 38  1. Jarak RR interval dan PP interval antara satu beat dengan yang lainya adalah sama. Jadi kita katakan iramanya teratur. 2. Frekfensi jantunganya adalah 1500 : 35 kotak kecil = 42x/menit 3. Ada banyak gel P yang bisa kita lihat, dan ada 2 gel P yang tidak diikuti komplek QRS. Komplek QRS masih dalam batas normal, juga dengan gel Q,R,S,T masih dalam batas normal. Tapi anda bisa hitung PR interval, dimana PR interval mempunyai jarak yang sama ditiap beat. Adanya satu atau lebih gel P tidak diikuti oleh komplek QRS dan PR interval dengan jarak yang konstan (baik normal atau tidak)di setiap beat adalah ciri khas AV blok second degree type II. 4. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGREE TYPE II 3 : 1 (kenapa 3:1? karena ada 3 gel P dan 1 komplek QRS)
  • 73. INTERPRETASI GAMBAR 39  1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan lainnya sama kecuali jika anda jeli. Coba ukur lagi RR interval antara beat 5 dengan 6 atau 6 dengan 7, tidak sama kan? ini menunjukan irama tidak teratur. Adanya gel P yang bentuknya normal menandakan pacemaker berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 8, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit. 3. Tolong anda lihat beat ke 6, dimana pada beat ini tidak diawali dengan gel P tapi komplek QRS nya masih normal.Semua konfigurasi gelombang masih dalam batas normal kecuali PR interval yang memanjang dengan jarak yang sama di setiap beat. 4. Kesimpulan : AV BLOK FIRST DEGREE Dengan 1 Junctianal ekstra sistole/JPC dibeat 6
  • 75. INTERPRETASI GAMBAR 40  1. Jarak PP interval di setiap beat sama, tapi jarak RR interval di beat 3 & 4 tidaklah sama. Untuk menghitung frekfensi jantung selalu menggunakan komplek QRS dengan mengukur jarak RR interval antara beat ke beat. Jadi pada kasus ini kita katakan iramanya tidak teratur. Adanya gel P yang bentuknya normal menandakan pacemaker berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 6, jadi frekfensi jantungnya 6 x 10 = 60x/menit. 3. PR interval secara progresive memanjang dan komplek QRS yang melebar,. Anda lihat beat 1 PR interval awalnya normal 4 mm atau 4 kotak kecil, di beat 2 dan 3 makin memanjang, dan antara beat 3 dengan 4 anda bisa lihat ada gel P yang tidak diikuti komplek QRS dan PR interval di beat ke 5 kembali dengan panjang PR interval 4mm atau 4 kotak kecil. 4. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGREE TYPE I atau WENCKEBACH Dengan BUNDLE BRANCH BLOCK ( QRS melebar kemungkinan adanya BBB)
  • 77. INTERPRETASI GAMBAR 41  1. Tolong amati dengan jeli,pada kasus ini sama dengan kasus ekg strip no.40. RR interval tidak teratur, walaupun PP interval teratur tapi pada kasus ini tetap kita katakan kalau iramanya tidak teratur. Sudah pasti ada gel P menandakan irama dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah kmplek QRS adalah 7, jadi frekfensi jantungnya 7 x 10 = 70x/menit. 3. Baca point 3 di ekg strip no.40. Yang membedakan pada kasus ini mempunyai komplek QRS yang normal dan konfigurasi gelombang ekg lainnya normal, kecuali PR interval yang harus mendapat perhatian. 4. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGRRE TYPE I Atau WENCKEBACH
  • 78. Pada kasus ini anda bisa lihat ekg strip no.38, yang membedakan hanya pada PP interval yang tidak sama, Gel T inverted, tidak ada gel Q. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGRRE TYPE II Dengan T Inverted
  • 80. INTERPRETASI GAMBAR 43  1. Anda harus bener2 jeli mangamati tiap konfigurasi gelombang. RR dan PP interval mempunyai panjang yang sama di setiap lead menunjukan irama teratur. Ada gel P menandakan irama dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya adalah 1500:26 kotak kecil = 58x/menit 3. Yang menarik buat perhatian kita pada kasus ini adalah konfigurasi komplek QRS yang tampak berbeda di setiap beat. Kenapa? karena gel P juga kadang ikut membentuk komplek QRS juga yang menyebabkan komplek QRS bentuknya berbeda di setiap beat. Coba anda ukur PP interval dengan melihat gel P antara beat 1&2 dengan beat 2&3 yang panjangnya 30 mm. Coba anda perhatikan dengan teliti, dimana setengah panjang PP interval yang saya sebutkan tadi (30mm)sebenarnya muncul gel P yang bisa muncul dimana saja, bisa di komplek QRS atau gel T yang menyebabkan bentuk konfigurasi gelombangnya akan tampak bebeda. Tampak juga komplek QRS yang melebar. 4. Kesimpulan : AV BLOK TOTAL/KOMPLIT atau AV BLOK THIRD DEGREE Dengan BBB
  • 82. INTERPRETASI GAMBAR 44  1. Sebenarnya irama dasarnya adalah teratur, karena adanya komplek QRS yang abnormal( di beat 4,7,9) sehingga RR interval antara beat yang normal dengan beat yang abnormal berbeda jaraknya dengan RR interval antara beat yang normal dengan beat yang normal. Hal ini kita katakan kalau iramanya tidak teratur, sehingga pada penghitungan frekfensi jantung menggunakan untuk irama yang tidak teratur. Adanya gel P menunjukan irama berasal dari SA node. 2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS daam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 9, jadi frekfensi jantungnya adalah 9 x 10 = 90x/menit. 3.Semua konfigurasi gelombang masih dalam batas normal, kecuali PR interval yang memanjang, komplek QRS yang abnormal dan berbeda bentuknya di beat 4,7,9. 4. Kesimpulan : AV BLOK FIRST DEGREE Dengan Multifocal VES/PVC di beat 4,7,9
  • 83. •Kurang lebihnya penjelasanya sama dengan ekg strip no.43. •Kesimpulan : AV BLOK TOTAL/KOMPLIT Atau THIRD DEGREE AV BLOK