4. Tahap-Tahap Perkembangan Hewan
Hewan bersel satu (Protozoa) tidak memiliki proses
perkembangan yang kompleks.
Perkembangan hewan bersel banyak dimulai dari zigot.
Zigot berkembang menjadi embrio.
Tahapan perkembangannya yaitu pembelahan (cleavage),
gastrulasi dan organogenesis.
6. 1. Pembelahan (Cleavage)
Zigot berupa satu sel yang memiliki satu inti.
Zigot mengalami pembelahan mitosis dari satu
menjadi dua sel, kemudian empat sel, delapan
sel, enambelas sel dan seterusnya.
Pembelahan zigot berlanjut membentuk
morula. Selanjutnya dari morula membentuk
blastula.
7. 2. Gastrulasi
Blastula berkembang membentuk gastrula.
Pada tahap gastrulasi terjadi pengaturan sel-sel blastula menjadi
tiga lapisan (Triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm.
Pada Coelenterata hanya terbentuk 2 lapisan (Diploblastik)
8.
9.
10.
11. 3. Organogenesis
Setelah gastrulasi selesai, lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm,
mengalami diferensiasi menjadi jaringan-jaringan khusus yang akan berkembang
membentuk berbagai organ.
Lapisan ektoderm berkembang menjadi
saraf,
- otak,
sumsum tulang belakang,
- kulit luar,
bola mata,
- lensa mata,
hidung,
- telinga,
rambut,
- kuku,
medula kelenjar adrenal (kelenjar yang terletak di atas ginjal).
16. PUBERTAS
Akibat bekerjanya hormon seksual
Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh
hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat
kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciriciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki-laki.
Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormonhormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalami
perubahan.
Hormon seks yang memengaruhi perempuan
adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi di indung telur, sedangkan
pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron.
17. Metamorfosis
Beberapa hewan invertebrata mengalami metamorfosis yaitu perubahan bentuk
tubuh dalam hidupnya.
1. Metamorfosis pada serangga
Berdasarkan perkembangannya, serangga dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1) serangga yang bermetamorfosis sempurna (homometabola), misalnya kupukupu, koleoptera, lalat dan nyamuk.
2) serangga yang bermetamorfosis tidak sempurna (hemimetabola), misalnya
belalang, jangkrik, kecoa dan laron.
3) serangga yang tidak bermetamorfosis (ametabola), misalnya kutu buku. Pada
serangga ini telur berkembang menjadi imago.
18. 1. Metamorfosis pada kupu - kupu
Tahap metamorfosis bermula dari perkembangan telur menjadi larva.
Larva memiliki bentuk yang sangat berbeda dibanding dewasa.
Ulat adalah larva kupu-kupu.
Larva dapat tumbuh dari kecil menjadi besar, tetapi selalu didahului dengan
ganti kulit (ekdisis atau molting).
Setelah larva berukuran tertentu, ia akan inaktif atau dorman. Tahap ini
dinamakan pupa.
Selama fase pupa, terjadi proses diferensiasi sel dan pembentukan organorgan baru, misalnya sayap, bulu, dan antena.
Setelah semua organ dewasa terbentuk pupa mengalami ganti kulit, dan
muncul individu dewasa berupa kupu-kupu.
19.
20. 2. Metamorfosis Pada Katak
Metamorfosis pada katak tidak mengalami pergantian kulit.
Zigot mula-mula berkembang menjadi berudu.
Berudu ini tidak memiliki kaki tetapi memiliki ekor dan sirip.
Selanjutnya tumbuh kaki belakangnya.
Pergantian organ pada metamorfosis katak disesuaikan
dengan perubahan habitat dari air ke darat.
Misalnya insang berubah bentuk dan fungsi menjadi paruparu, berudu yang mula-mula tidak berkaki tumbuh menjadi
katak yang berkaki, serta hilangnya ekor.
21.
22. C. Metagenesis pada Hewan
Beberapa jenis hewan Invertebrata mengalami
metagenesis, contohnya ubur-ubur.
Ubur-ubur hidup di laut dan mengalami pergiliran
keturunan, yaitu fase polip yang menetap di dasar
perairan dan fase medusa yang dapat berenang bebas.
Polip pada ubur-ubur merupakan generasi vegetatif,
sedangkan medusa merupakan generasi generatif.