4. Pengertian Hidrosfer dan Siklus Air
Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer merupakan seluruh lapisan air
yang menyelimuti permukaan bumi (Air
tanah, sungai, danau, gletser, salju,
laut, samudera, uap air).
Pengertian Siklus Air
Siklus air merupakan daya regenerasi
air dalam suatu sirkulasi.
5. Macam – macam Siklus Air
Siklus Pendek
Uap air laut berkondensasi di atas laut – membentuk awan
– jatuh sebagai hujan di atas laut
Siklus Sedang
Uap air laut berkondensasi – membentuk awan – terbawa
angin menuju daratan – jatuh sebagai hujan – kembali ke
laut dengan menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam
tanah, dan mengalir di sungai
Siklus Panjang
Uap air laut berkondensasi – uap air (awan) terbawa angin
menuju daratan hingga pegunungan tinggi – uap air
menjadi kristal-kristal es (karena pengaruh suhu) – jatuh
sebagai hujan es/salju – membentuk gletser – mengalir
masuk ke sungai – kembali ke laut.
7. (Air Di Bawah Permukaan)
Air tanah adalah semua air
yang terdapat di bawah
permukaan tanah.
a. Pengelompokan Air Tanah
b. Potensi dan Pemanfaatan Air
Tanah
c. Pengelolaan dan Konservasi
Air Tanah
8. Dibedakan menjadi 2
Air Tanah Dangkal
Merupakan air tanah yang terdapat di
atas lapisan batuan kedap air.
Contoh : Sumur – sumur
Air Tanah Dalam
Merupakan air tanah yang terdapat di
antara dua lapisan batuan kedap air.
Contoh :
9. Air tanah sangat penting bagi manusia
karena menjadi sumber air yang utama dalam
kehidupannya.
Manfaat pokok air tanah bagi setiap orang
dalam kehidupan sehari – hari adalah untuk
air minum, memasak, dan mandi.
10. Konservasi air tanah merupakan pengelolaan
air tanah untuk menjamin ketersediaannya
dengan tetap memelihara serta meninggkatkan
mutunya.
Konservasi dilakukan bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, melakukan
perlindungan, serta melakukan pelestarian air
tanah dan lingkungan di sekitarnya.
11. Sungai adalah aliran air tawar dalam jumlah yang besar
melalui suatu saluran alami menuju muaranya.
Sebuah sungai dapat mengalir ke laut, danau, atau sungai
lain yang lebih besar sebagai muaranya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembagian Badan Sungai
Perkembangan Sungai
Jenis Sungai
Pola Aliran Sungai
Potensi Dan Pemanfaatan Sungai
Daerah Aliran Sungai
12. a. Bagian Hulu
Ciri – ciri bagian hulu :
a)
Berada di daerah yang tinggi (misal;
gunung atau pegunungan)
b) Aliran airnya sangat deras
b. Bagian Tengah
c) Tenaga erosinya sangat kuat ke arah
Ciri – ciri bagian tengah : a)vertikal airnya tidak begitu deras
Aliran
Erosi dapat ke arah vertikal palung
d) b)Kekuatan erosinya membuat dan
horizontal
berbentuk V
c. Bagian Hilir
c) Kekuatan erosinya membuat
terjun.
Aliran airnya lambat dan tenang palung
Ciri – ciri bagian hilir : a)e) Terdapat airU
berbentuk
b) Erosi ke arah horizontal
d) Tidak terdapat air yang
c) Tidak terdapat batuanterjun.berukuran besar
d) Bentuk sungainya berkelok (meander)
e) Di muara sungainya banyak terdapat sidemen
15. 1) Berdasarkan sumber airnya ;
a.
b.
c.
d.
Sungai mata air
Sungai hujan
Sungai gletser
Sungai campuran
Sungai yang sumber airnya
berasal dari lapisan es atau gletser
yang mencair bercampur dengan
mata air dan air hujan.
Contoh : Sungai Digul dan Sungai
Mamberamo di Papua.
Sungai yang sumber airnya
berasal dari mata air.
Contoh : Sungai – sungai di Jawa
Sungai yang sumber airnya
berasal dari air hujan.
Contoh : Sungai – sungai di pulau
– pulau di Nusa Tenggara
Sungai yang sumber airnya
berasal dari lapisan es atau gletser
yang mencair.
Contoh : Hulu Sungai Rhein di
Jerman yang berhulu di
Pegunungan Alpen.
16. 2)Berdasarkan Debit Airnya
ada 4 jenis sungai, yaitu:
a) Sungai permanen, yaitu sungai yang
debit airnya sepanjang tahun tetap.
b)Sungai periodik, yaitu sungai yang
pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan musim kemarau
airnya sedikit.
c) Sungai episodik, yaitu sungai yang
pada musim kemarau airnya kering,
dan pada musim hujan airnya banyak.
d)Sungai ephemeral, yaitu sungai
yang airnya hanya ada pada saat
musim hujan.
17. 3) Berdasarkan Arah Alirannya
ada 5 jenis sungai, yaitu:
a) Sungai konsekuen, adalah sungai yang airnya
mengalir mengikuti arah lereng awal.
b) Sungai subsekuen, adalah sungai yang aliran
airnya mengikuti strike batuan.
c) Sungai obsekuen, adalah sungai yang aliran
airnya berlawanan dengan arah sungai.
d) Sungai resekuen, adalah sungai yang
alirannya mengikuti arah kemiringan lapisan
batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e) Sungai insekuen, adalah sungai yang
mengalir tanpa dikontrol oleh struktur
geologi.
18. 4) Berdasarkan Struktur Geologi
Wilayahnya
a. Sungai Anteseden
Sungai yang tetap mempertahankan arah
alirannya meskipun terjadi pengangkatan
yang melintang terhadap alirannya –
membentuk water gap
b. Sungai Superimposed
Sungai yang mengalir pada lapisan
sidemen atau dataran aluvial yang
menutupi batuan di bawahnya,
19. 4. Pola Aliran Sungai
Pola aliran sungai dipengaruhi oleh morfologi
dan struktur geologi wilayahnya. Macam-macam
pola aliran sungai, yaitu:
1) Pola Dendritik, bentuknya tidak teratur dan
alirannya bergerak ke segala arah.
2) Pola Radial, berbentuk jari-jari lingkaran.
3) Pola Rectangular, berbentuk empat persegi
panjang.
4) Pola Trellis, berbentuk jaring-jaring.
20. 5. Potensi dan Pemanfaatan Sungai
Sungai memiliki banyak potensi untuk kepentingan
manusia dan lingkungannya. Potensi dan manfaat
sungai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1) Sungai mengandung berbagai bahan mineral
sehingga menjadi tempat berbagai jenis kegiatan
pertambangan.
2) Keindahan dan arus sungai dimanfaatkan sebagai
tempat rekreasi dan kegiatan olah raga arung jeram.
3) Sungai digunakan sebagai tempat budidaya
perikanan.
4) Air sungai dapat dibendung ke dalam danau, dan
dimanfaatkan untuk irigasi atau pembangkit listrik.
21. 6. Daerah Aliran Sungai (DAS)
DAS adalah seluruh wilayah daratan yang
dibatasi oleh punggung-punggung gunung
(gigir) yang menampung dan menyimpan
air hujan untuk kemudian mengalirkannya
ke muara melalui sungai utama.
DAS berfungsi sebagai penyedia sumber
daya air dengan jumlah dan kualitas yang
tetap.
22. Secara garis besar, terdapat 3 usaha dalam
pengelolaan DAS, yaitu:
a) Melakukan rehabilitasi lahan terlantar atau
lahan yang masih produktif, tetapi
penggarapannya mengabaikan prinsip-prinsip
konservasi.
b) Melakukan perlindungan terhadap lahanlahan yang sensitif terhadap erosi atau
longsor.
c) Melakukan pengingkatan atau pengembangan
sumber daya air.
23. DANAU
Danau adalah massa air dalam jumlah yang
besar dan berada dalam cekungan atau basin
yang dikelilingi daratan.
Danau berasal dari air hujan, sungai, mata air,
es yang mencair, atau air tanah.
24. a. Jenis-jenis Danau
Danau dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Danau alam
Danau alam, terbentuk karena tenaga alam tanpa
adanya campur tangan manusia. Danau alam ada
6, yaitu:
a) Danau Tektonik, terbentuk karena proses
tektonik
b) Danau Vulkanik, terbentuk karena aktivitas
vulkanik
c) Danau Tektovulkanik, terbentuk karena
aktivitas vulkanik dan tektonik
25. d) Danau Karst, terbentuk di daerah kapur
karena Dolina tersumbat dan terisi oleh air
e) Danau Glasial, terjadi karena pencairan es
yang mengisi cekungan-cekungan
f) Danau Bendungan, terbentuk karena aliran
air dibendung
2) Danau Buatan
Danau buatan adalah danau yang sengaja dibuat
oleh menusia untuk keperluan dan tujuan
tertentu. Contohnya waduk Jatiluhur di Jawa
Barat.
26. b. Pengelolaan dan Usaha Konversasi Danau
Danau merupakan kawasan penyangga kehidupan,
khusunya yang ada di sekitarnya. Akan tetapi, kondisi
tersebut dapat terancam kelestariannya. Permasalahan
yang dapat mengancam kelestarian danau, yaitu:
• Pendangkalan danau oleh sedimentasi
• Pencemaran, baik langsung maupun yang terbawa oleh
aliran masukan
• Eutrofikasi, yaitu berkembangnya tumbuhan air secara
cepat karena pengaruh bahan kimia
• Menurunya muka air danau, karena tidak seimbangnya
antara air yang masuk dengan air yang keluar.
27. RAWA
Rawa adalah daerah rendah yang selalu
tergenang air. Air yang menggenangi rawa
bisa berupa air hujan, air sungai, maupun dari
sumber mata air tanah.
a) Manfaat Rawa
b) Pelestarian Rawa
c) Potensi dan pengelolaan Rawa
28. a. Manfaat Rawa
Manfaat rawa, yaitu:
1) Dapat dijadikan daerah pertanian pasang
surut.
2) Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.
3) Dapat dikembangkan menjadi daerah
wisata.
4) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok
dapat dijadikan bahan baku pembuatan bio
gas dan barang-barang kerajinan anyaman.
29. b. Pelestarian Rawa
Pelestarian rawa dapat dilakukan dengan
beberapa cara, contohnya:
1. Tidak sembarangan menebangi pohon atau
tumbuhan yang tumbuh di rawa.
2. Tidak membuang limbah ke rawa, karena
dapat membahayan organisme di
dalamnya.
30. c. Potensi dan Pengelolaan Rawa
Rawa berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem.
Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air,
yaitu dengan menyerap dan menyimpan kelebihan air
dari daerah sekitarnya.
Pengelolaan rawa yang perlu dilakukan yaitu:
a. Menurunkan tingkat kemasaman tanah dengan cara
melakukan pengapuran yang seimbang sehingga
mencapai tingkat yang normal untuk pertumbuhan.
b. Melakukan distribusi air secara merata melalui
saluran drainase yang baik.
31. BANJIR
Banjir adalah tergenangnya daratan oleh air yang
meluap dari tempat-tempat penampungan air di
Bumi.
Banjir dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Banjir Sungai : Banjir yang terjadi karena sungai yang
meluap.
b. Banjir Danau : Banjir yang terjadi karena danau
meluap/bendungan yang jebol.
c. Banjir Laut Pasang : banjir yang terjadi karena adanya
badai dan gempa bumi.
32. Penyebab Banjir
Banjir dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya;
1) Faktor peristiwa alam
-Kondisi iklim yang ekstrim
-Penurunan tanah
-Pendangkalan sungai
2) Faktor kondisi alam
- Kondisi topografi
3) Faktor Aktivitas manusia
- Melakukan pembangunan di kawasan dataran banjir
-Penebangan hutan
-Pembuangan sampah ke sungai
-Mendirikan pemukiman di bantaran sungai
33. Dampak Terjadinya Banjir
Banjir berdampak pada kehidupan manusia.
Meskipun merupakan bencana alam, tatapi
banjir mamberikan dampak positif.
Dampak positifnya adalah terbawanya lapisan
tanah yang subur dari hulu dan diendapkan si
sepanjang aliran.
34. Dampak negatifnya ada 2 macam, yaitu:
a. Dampak negatif bagi lingkungan fisik:
• Terkelupasnya lapisan tanah paling atas
yang mengandung banyak unsur hara,
sehingga tanah menjadi tidak subur.
• Vegetasi penutup lahan hilang bersamaan
dengan terkelupasnya lapisan tanah.
35. b. Dampak negatif bagi lingkungan sosial:
• Tempat tinggal penduduk musnah, serta
harta dan benda hilang.
• Banjir dapat memutus jaringan transportasi
sehingga mengakibatkan daerah yang
terkena banjir terisolasi.
• Cadangan bahan makanan habis sehingga
menimbulkan kelaparan.
• Psikologis terganggu karena kehilangan
harta, benda, bahkan nyawa.
36. Usaha Mengurangi Resiko Terjadinya
Banjir
Caranya adalah:
1) Mengadakan reboisasi secara masal di
DAS, baik di kawasan hulu, hilir, hutan,
permukiman, desa, maupun kota.
2) Menambah kemampuan sungai dalam
menerima masukan air dengan membuat
penampungan di sepanjang aliran.
37. LAUT
Laut merupakan kumpulan air asin dalam jumlah
yang sangat banyak dan menempati wilayah
berupa cekungan yang sangat luas.
Laut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis;
1) Berdasarkan cara terjadinya
2) Berdasarkan letaknya
38. Berdasarkan cara terjadinya :
- Laut Transgresi : Terjadi karena permukaan laut
bertambah luas akibat naiknya permukaan laut atau
adanya daratan yang turun sehingga tergenang.
Contoh : Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
- Laut Ingresi : Terjadi karena penurunan dasar laut
sehingga membentuk cekungan yang disebut lubuk
laut atau palung laut.
- Laut yang terbentuk karena permukaan laut
menyempit akibat bertambahnya endapan yang
dibawa aliran sungai, contohnya Laut Flores.
39. Berdasarkan letaknya :
- Laut Tepi
Laut yang letaknya di tepi benua. Contoh : Laut
Cina Selatan
- Laut Pertengahan
Laut yang letaknya di antara dua benua dan
memiliki gugusan pulau. Contoh : Laut Tengah
- Laut Pedalaman
Laut yang hampir seluruh wilayahnya dikelilingi
oleh daratan. Contoh : Laut Hitam
40. Kedalaman Laut
1) Zone Lithoral : Disebut juga wilayah pasang
surut (daerah pesisir)
2) Zone Neritic/wilayah laut dangkal :
Wilayah pasang surut yang kedalamannya
hingga 150 m.
3) Zone Bathyal/wilayah laut dalam :
Wilayah laut yang kedalamannya antara 150 –
1800 m.
4) Zone Abysal : Wilayah laut yang
kedalamannya lebih dari 1800 m.
41. Morfologi Laut
a. Paparan Benua (Contonental Shelf)
Dasar laut dangkal di sepanjang pantai yang kedalamannya
<200 m dari permukaan laut.
b. Lereng Benua (Continental Slope)
Bagian dasar laut kelanjutan dari paparan benua sehingga
letaknya berbatasan dengan paparan benua serta memiliki
kedalaman 200 – 1800 m di bawah permukaan laut.
c. Palung Laut (Trench)
Wilayah dasar laut yang berupa ngarai yang sangat dalam,
sempit, dan panjang.
d. Lubuk Laut (Basin)
Wilayah dasar laut yang berupa cekungan yang kedalamannya
mencapai 2000 m di bawah permukaan laut.
f. Punggung Laut/Ambang Laut (Ridge)
Daerah di dasar laut yang berupa pegunungan.