Tn. N mengalami gangguan psikotik berupa halusinasi auditif dan waham paranoid yang sudah berlangsung selama sebulan. Dokter mendiagnosisnya dengan skizofrenia paranoid dan memberikan obat antipsikotik serta obat untuk mencegah efek samping.
2. Tn. N, 28 tahun dibawa ke poli Jiwa dengan keluhan
mendengar suara tanpa sumber sejak 1 bulan yang lalu. Tn.
N mengatakan bahwa dirinya mendengar suara orang yang
mengomentari dirinya. Suara tanpa sumber didengar hampir
setiap hari sehingga membuat dirinya sulit tidur. Tn, N juga
mengatakan bahwa tetangganya berniat jahat pada dirinya
dengan meracuni makanannya. Ia juga meyakini bahwa saat
menonton berita di televisi, penyiar berita sedang
membicarakan dirinya. Menurut keluarga, Tn. N menjadi
malas untuk merawat diri seperti mandi. Tn. N juga banyak
mengurung diri dikamar dan tidak mau berinterasi dengan
keluarganya. Dokter mendiagnosis Tn. N dengan skizofrenia
Paranoid. Tn. N diberikan obat antipsikotik dan obat untuk
mencegah gejala ekstra piramidal.
3.
4. Gangguan psikotik paling banyak ditemukan 1% dari
populasi penduduk di Indonesia & dunia.
Penyakit kronis, kambuhan, pe ↓ fungsi disabilitas, sering
ireversibel beban bagi individu/ keluarga.
Gangguan Skizofrenia adalah gangguan jiwa yg ditandai
dengan adanya distorsi realita, disorganisasi, & kemiskinan
psikomotor.
5. Emil Kraepelin ( 1856-1926)
demensia prekoks
perubahan kognitif yang jelas
( demensia) & onset awal
( prekoks) ditandai dengan:
perjalanan jangka panjang yg
memburuk & dengan gejala
klinis umum: halusinasi &
waham.
Eugen Bleuler ( 1857-1939):
skizofrenia
Schizo = perpecahan / split
Phrenos = mind
Terjadinya suatu perpecahan
pikiran, perilaku, dan perasaan.
Gejala primer: 4A ( asosiasi, afektif,
autisme, ambivalensi) + gejala
sekunder: halusinasi & waham.
6. Usia & jenis kelamin
- Perbedaan onset & perjalanan penyakit antara ♂ dan ♀
- ♂: onset lebih awal ( usia puncak onset 15-25 th), lebih
terganggu oleh gejala (-)
- ♀: usia puncak onset 25-35 th, hasil akhir lebih baik
20%-50% penderita Skizofrenia mencoba bunuh diri
Penyalahgunaan zat 30-50% ketergantungan alkohol, 15-
25% kanabis, 5-10% kokain.
Sosioekonomi rendah stress (social causation hypothesis).
7. Etiologi pasti skizofrenia masih belum ditemukan.
Komponen genetikakecenderungan seseorang
menderita skizofrenia berhubungan dengan kedekatan
hubungan keluarga (>> pada derajat pertama dan kedua).
Terdapat kemungkinan etiologi lain seperti kejadian-
kejadian prenatal atau perinatal seperti hipoksia, infeksi
virus prenatal, penyalahgunaan zat oleh ibu hamil,
trauma kepala ketika persalinan dll.
8. Pemeriksaan postmortem dan teknik-teknik pencitraan
otak struktural (MRI) pasien skizofrenia : abnormalitas
struktural yang ada pada struktur-struktur otak subkortikal
dan kortikal.
Volume ventrikel lateral yang meningkat dan
menurunnya volume-volume pada korteks-korteks
prafrontal medial dan dorsolateral, kortek singulat dan
paracingulat, hipokampus, parahippocampus dan gyrus
temporal superior, septum pellucidum, dan talamus.
9. Stress-diathesis model
Seseorang yang rentan
(diatesis) terkena stresor
lebih mudah
Genetik : kromosom X 1,
3, 5, 11 COMT
(catechol-O-Methyl
Transferase) dalam
encoding dopamin
Lingkungan emosional
tidak stabil, stresor sosial,
diskriminasi, sosial
ekonomi rendah
Skizofrenia >>
10. Nigrostriatal pathway
Substantia Nigra to Striatum
. Motor control
. Death of neurons in
this pathway can result in
Parkinson's Disease
Tuberoinfundibular pathway
Hypothalamus to Pituitary gland
. Hormonal regulation
. Maternal behavior (nurturing)
. Pregnancy
. Sensory processes
Mesolimbic and Mesocortical pathways
Ventral Tegmental Area to Nucleus
Accumbens, Amygdala & Hippocampus,
and Prefrontal Cortex
. Memory
. Motivation and emotional response
. Reward and desire
. Addiction
. Can cause hallucinations and
schizophrenia if not functioning properly
Dopamine Pathway
11.
12. Gejala skizofrenia dibagi dalam 5 dimensi:
Gejala positif Gejala negatif Gejala kognitif Gejala agresif
dan hostile
Gejala depresi
dan ansietas
Waham
Halusinasi
Gangguan
pikiran formal
Bicara kacau
Perilaku aneh
Inkoherensi
Kemiskinan
pembicaraan
(alogia)
Penumpulan-
pendataran
afek
Anhedonia
Penarikan diri
scr sosial
Kurang
inisiatif/
motivasi
Kurang atensi
Gangguan
verbal fluency
(pembicaraan
spontan)
Gangguan
eksekutif
Gangguan
kewaspadaan
Penyerangan
secara fisik
dan verbal
terhadap
orang lain
Perilaku
menyakiti diri
Merusak
barang orang
lain
Mood depresi
Mood cemas
Rasa bersalah
Tension
Iritablitas
13.
14. Terdapat sedikitnya 1 gejala yg amat jelas (2 gejala/lebih apabila gejala2 tsb
krg jelas):
A. Thought echo
Thought insertion/withdrawal
Thought broadcasting
B. Delution of influence
Delution of control
Delution of perception
Delution of passivity
C. Halusinasi auditorik ( commenting/ discussing/ berasal dari salah satu
bagian tubuh)
D. Waham – waham menetap jenis lainnya, dianggap tidak wajar dan mustahil
15. Atau paling sedikit 2 gejala dari kelompok ini:
Halusinasi yg menetap
Arus pikiran terputus (break) / mengalami sisipan (interpolation)
inkoherensi atau pembicaraan yg tidak relevan / neologisme
Perilaku katatonik (gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, stupor)
Gejala2 negatif (sikap apatis, bicara jarang, respon emosi menumpul atau
tdk wajar, menarik diri dari pergaulan sosial dan menurun kinerja sosial)
Semua gejala-gejala tersebut harus selalu ada secara jelas 1 bulan/ lebih.
Tidak ada penyakit otak/ intoksikasi obat/ withdrawal obat.
16.
17. Gejala psikosis aktif pada Gangguan kondisi medis umum
misalnya epilepsi lobus temporalis, tumor lobus
temporalis
Penyalahgunaan zat psikoaktif dan alkohol
Gangguan skizoafektif
Gangguan afektif berat
Gangguan waham
Gannguan kepribadian skizotipal
Gangguan kepribadian skizoid
Gangguan kepribadian paranoid
27. Clozapin APG II yang pertama ditemukan
Indikasi Clozapin : skizofrenia resisten dengan obat
antipsikotik lainnya.
Efek samping agranulositosis dan kejang
Dapat digunakan pada pasine yang mengalami tardive
diskininesia, risiko bunuh diri tinggi.
31. Psikoedukasi
Meningkatkan pemahaman
pasien dan keluarga
mengenai penyakit, gejala,
pengobatan dan peran
keluarga
Perencanaan hidup yang
lebih realistik dan mampu
laksana
Intervensi keluarga
Melibatkan keluarga
Edukasi keluarga,
memperbaiki komunikasi
dalam kelurga, keterampilan
penyelesaian masalah.
• Rehabilitasi
• Terapi vokasional. pelatihan
keterampilan sosial,
remediasi kognitif.
• Meningkatkan keterampilan
dalam bersosialisasi,
menjalin relasi interpersonal,
integritas ke masyarakat dan
memperoleh keterampilan
kerja
32. BAIK BURUK
1. Late onset
2. Onset akut
3. Faktor pencetus yang jelas
4. Riwayat premorbid baik dalam
sosial, seksual dan pekerjaan
5. Dijumpai simptom depresi
6. Menikah
7. Riwayat keluarga dengan gangguan
mood
8. Sistem support yang baik
9. Gambaran klinis simptom positif
1.Onset usia muda
2.Onset perlahan dan tidak jelas
3.Tidak ada faktor pencetus
4.Riwayat premorbid jelek
5.Perilaku menarik diri atau autistik
6.Belum menikah atau telah bercerai
7.Riwayat keluarga skizofrenia
8.Sistem support yang buruk
9.Gambaran klinis adalah simptom negatif
10.Riwayat trauma perinatal
11.Tidak ada remisi selama 3 tahun terapi
12.Sering kambuh
13.Riwayat skizorenia sebelumnya
33.
34. •Prevalensi seumur hidup < 1% (0,5-0-,8%)
•Diagnosis awal skizoafektif sering digunakan ketika
diagnosis belum pasti.
•Perbedaan umur dan jenis kelamin
• Tipe depresi orang tua > muda.
• Tipe bipolar dewasa muda > orang tua.
• Pria < wanita, usia wanita > pria
• Pria perilaku antisosial & afek tumpul/ datar.
35. Tidak diketahui.
Resiko mengalami skizofrenia meningkat pada
keluarga dengan skizoafektif.
Prognosis lebih baik dibanding skizofrenia, lebih
buruk dibanding gangguan mood.
Cenderung non-deteriorasi & berespon baik dengan
mood stabilizers dibanding skizofrenia.
36. Semua tanda dan gejala skizofrenia, episode manik
dan gangguan depresif.
Gejala muncul dalam saat yang bersamaan
Perjalanan penyakit dapat berupa satu eksaserbasi
remisi hinggaperjalanan yang terus memburuk
37. Bersifat episodik
Apabila terdapat adanya gejala afektif dan skizofrenia yang
menonjol dan timbul secara bersamaan, ada dalam
episode yang sama dari penyakit atau setidaknya beberapa
hari yang satu sesudah yang laim
Tidak memenuhu kriteria untuk skizofrenia , episode
manik maupun episode depresi.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan
gejala skizofrenia dan gangguan afektif dalam episode
penyakit berbeda
38. Skizoafektif tipe manik
Episode skizoafektif tipe manik tunggal atau gangguan berulang
Afek meningkat atau afek tak begitu menonjol disertai
iritabilitas/kegelisahan
Pada epsiode yg sama, setidaknya ada satu atau lebih 2 gejala
skizofrenia
Skizoafektif tipe depresif
Episode skizoafektif tipe depresif tunggal atau gangguan berulang
Afek depresif menonjol disertai sedikitnya 2 gejala khas depresif.
Pada epsiode yg sama, setidaknya ada satu atau lebih 2 gejala
skizofrenia
Skizoafektif tipe campuran
39. Gangguan mood
Skizofrenia
Gangguan mental organik psikotik dan gangguan mood
dikarenakan epilepsi lobus temporalis
Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan
ampetamine dan phenyclidine (PCP)
40. Setelah 1 tahun, prognosis tergantung gejala
yang cukup menonjol
bila gejala afektif : prognosis baik
bila skizofrenik : prognosis buruk.
Suatu studi pasien skizoafektif, selama 8 tahun
menemukan outcome-nya lebih mirip skizofrenia
daripada gangguan mood dgn ciri psikotik.
41. Kombinasi farmakoterapi dan non-farmakoterapi.
Farmakoterapi :
Kombinasi antipsikotik dengan mood stabilizer atau
Kombinsi antipsikotik dnegan antidepresan
Tergantung subtipe skizoafentif.
Non-farmakoterapi :
Psikoedukasi
Psikoterapi supportif
Rehabilitasi
Konseling keluarga