SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Turunan Numerik
Nama Kelompok :
Bobby Chandra A
1
Definisi Turunan (derivatif)
f '(x) =
lim f ( x+h ) − fx)
h → 0 h
• Bila persamaan fungsi f(x) diberikan secara eksplisit, maka kita
dapat menentukan fungsi turunannya, f '(x), f "(x), ..., f (n+1)(x), lalu
menggunakannya untuk menghitung nilai turunan fungsi di x = t.
• Tetapi jika fungsi f(x) tidak diketahui secara eksplisit, tetapi kita
hanya memiliki beberapa titik data saja. Pada kasus seperti ini kita
tidak dapat menemukan nilai turunan fungsi secara analitik.
• Sebaliknya, pada kasus lain, meskipun f(x) diketahui secara eksplisit
tetapi bentuknya rumit sehingga menentukan fungsi turunannya
merupakan pekerjaan yang tidak mangkus
2
Persoalan Turunan Numerik
• Persoalan turunan numerik ialah menentukan
hampiran nilai turunan fungsi f yang diberikan dalam
bentuk tabel.
• Tiga pendekatan dalam menghitung turunan
numerik:
1. Hampiran selisih maju
2. Hampiran selisih mundur
3. Hampiran selisih pusat
3
1. Hampiran Selisih Maju (forward difference
approximation)
f ( x +h ) −f ( x ) f f
f '(x0) =
y
y1
y0
0 0
h
y = f(x)
h
1 − 0
=
h
x-1 x0 x1 x
4
2. Hampiran selisih-mundur (backward difference
approximation)
f
f '(x0) =
y
y0
y-1
( x0 ) − f ( x − h0
h
h
) f f0 − 1
=
h
y = f(x)
x-1 x0 x1 x
5
3. Hampiran selisih-pusat (central difference
approximation)
f
f '(x0) =
y
y0
y-1
( x0 +h ) − f ( x
2h
0 −h ) f − f1 −1
=
2 h
y = f(x)
2h
x-1 x0 x-1
6
• Rumus-rumus turunan numerik untuk ketiga
pendekatan tersebut dapat diturunkan dengan dua
cara, yaitu:
1. Dengan bantuan deret Taylor
2. Dengan hampiran polinom interpolasi
• Kedua cara tersebut menghasilkan rumus yang sama.
7
Penurunan Rumus dengan Deret Taylor
(a) Hampiran selisih-maju
Uraikan f(xi+1) di sekitar xi :
x
f(xi+1) = f(xi) + ( i+1
− x )i
f '(xi) +
2
( x − x )i+1 i
f "(xi) + ...
1! 2!
fi+1 = fi + hfi' + h2/2 fi " + .. .
hfi ' = fi+1 - fi - h2/2 fi " + ...
f − f
fi ' =
f
fi ' =
i+1
i+1
i
- h/2 fi "
h
− f i
+ O(h)
h
yang dalam hal ini, O(h) = h/2 f "(t), xi < t < xi+1
8
Untuk nilai-nilai f di x0 dan x1 persamaan rumusnya menjadi:
f − f
f0
1 0
' = + O(h)
h
yang dalam hal ini O(h) = h/2 f "(t), xi < t < xi+1 .
9
(b) Hampiran selisih-mundur
Uraikan f(xi-1) di sekitar xi :
x
f(xi-1) = f(xi) + ( i+1 − x ) xi
f '(xi) + (
2
− x )i+1 i
f "(xi) + ...
1! 2!
fi-1 = fi - hfi ' + h2/2 fi " + ...
hfi ' = fi - fi-1 + h2/2 fi " + ...
f − f
fi ' =
f
fi ' =
i
i
i −1
- h/2 fi " + ...
h
− f i −1
+ O(h),
h
yang dalam hal ini, O(h) = - h/2 f "(t), xi-1 < t < xi
10
Untuk nilai-nilai f di x0 dan x-1 persamaan rumusnya menjadi:
f0
f
' = 0 − f −1
+O(h)
h
yang dalam hal ini, O(h) = - h/2 f "(t), xi+1 < t < xi.
11
(a) Hampiran selisih-pusat
Kurangkan persamaan (P.7.4) dengan persamaan (P.7.6):
fi+1 - fi-1 = 2hfi' + h3/3 fi "' + ...
2hfi ' = fi+1 - fi-1
f − f
- h3/3 fi "' + ...
fi ' =
f
fi ' =
i+1
i+1
i −1
- h2/6 fi "' + ...
2h
− f i −1
+ O(h2),
2h
yang dalam hal ini, O(h2) = - h2/6 f "'(t), xi-1 < t < xi+1
Untuk nilai-nilai f di x-1 dan x1 persamaan rumusnya menjadi:
f1 − f −1 2
fo '= + O(h )
2h
yang dalam hal ini, O(h2) = - h/6 f "'(t), xi-1 < t < xi+1.
12
Rumus untuk Turunan Kedua, f ’’(x), dengan
Bantuan Deret Taylor
(a) Hampiran selisih-pusat
Tambahkan persamaan (P.7.4) dengan persamaan (P.7.6) di atas :
fi+1 + fi-1 = 2 fi + h2 fi " + h4/12 fi (4) + ...
fi+1 - 2fi + fi-1 = h2 fi " + h4/12 fi (4)
f − 2f + f
Jadi,
f i+1
fi" =
i+1
fi" =
− 2 f i + f i −1
2
h
i i −1
- h2/12 fi (4)
2
h
+ O(h2),
yang dalam hal ini, O(h2) = - h2/12 f (4)(t), xi-1 < t < xi+1
13
Untuk nilai-nilai f di x-1 , x0, dan x1 persamaan rumusnya menjadi:
1
f0" = f
− 2 f + f0 1
+ O(h2)2
h
yang dalam hal ini O(h2) = - h2/12 f (4)(t), xi-1 < t < xi+1.
14
(b) Hampiran selisih-mundur
Dengan cara yang sama seperti (a) di atas, diperoleh :
f
fi" =
i −2 − 2 f + fi −1 i
+ O(h),2
h
yang dalam hal ini O(h) = h f "(t), xi-2 < t < xi
Untuk nilai-nilai f di x-2 , x-1, dan x0 persamaan rumusnya :
f0
f
"= −2 − 2 f + f−1 0
+ O(h),2
h
yang dalam hal ini, O(h) = h f "(t) , xi-2 < t < xi
15
(c) Hampiran selisih-maju
Dengan cara yang sama seperti di atas, diperoleh :
i+2
fi" = f
− 2 f i+1 + f i
+ O(h),2
h
yang dalam hal ini, O(h) = - h f "(t), xi < t < xi+2
Untuk nilai-nilai f di x0 , x1, dan x2 persamaan rumusnya :
f0
f
"= 2
− 2 f + f1 0
+ O(h),2
h
yang dalam hal ini, O(h) = - h f "(t), x1 < t < xi+2.
16
Penurunan Rumus Turunan Numerik
dengan Polinom Interpolasi
• Polinom Newton-Gregory:
s Δf
f (x) ≈ pn(x) = f0 +
1 !
0
+ s(s-1)
Δ2 f0
2!
n
Δ f
Δ3 f0
+ s(s-1)(s-2) +
3!
0
s(s-1)(s-2)...(s- n+1)
n!
= F(s)
yang dalam hal ini, s = (x-x0)/h.
17
s Δf
f (x) ≈ pn(x) = f0 +
1 !
0
+ s(s-1)
Δ2 f0
2!
n
Δ f
Δ3 f0
+ s(s-1)(s-2) +
3!
0
s(s-1)(s-2)...(s- n+1)
n!
= F(s)
yang dalam hal ini, s = (x-x0)/h.
18
(a) Hampiran selisih-maju
- bila digunakan titik-titik x0 dan x1 :
f1 − f0
f '(x0) = 1/h ( Δf0) =
h
- bila digunakan titik-titik x0, x1, dan x2 :
f '(x0) = 1/h ( Δf0 + (s- 1/2) Δ2 f 0 )
untuk titik x0 → s = (x0 - x0)/h = 0, sehingga
f '(x0) = 1/h ( Δf0 - 1/2 Δ2f 0 )
= 1/h ( Δf0 - 1/2( Δf1 - Δf0) )
= 1/h (3/2 Δf0 - 1/2 Δf1)
= 1/h (3/2 f1 - 3/2 f0 - 1/2 f2+ 1/2 f1 )
= 1/h (-3/2 f0 + 2 f1 - 1/2 f2 )
−3f 0 +4f 1 − f 2
f '(x0 ) =
2h
19
(b) Hampiran selisih-mundur
- polinom interpolasi: Newton-Gregory mundur
- bila digunakan titik-titik x0 dan x-1 :
f − f0 −1
f '(x0) = 1/h ( ∇f0) =
h
20
(c) Hampiran selisih-pusat
- digunakan tiga titik x0 , x1 , dan x2 :
f '(x0) = 1/h ( Δf0 + (s - 1/2) Δ2f 0 )
untuk titik x1 → s = (x1 - x0)/h = h/h = 1, sehingga
f '(x1) = 1/h ( Δf0 + 1/2 Δ2f 0 )
= 1/h ( Δf0 + 1/2( Δf1 - Δf0) )
= 1/h (1/2 Δf0 + 1/2 Δf1)
= 1/2h ( f1 - f0 + f2 - f1 )
f2 − f0
=
2h
untuk titik x-1 , x0 , dan x1 :
f '(x0)
f 1 − f −1
=
2h
21
Rumus untuk Turunan Kedua, f "(x),
dengan Polinom Interpolasi
Turunan kedua f adalah
2
d f
2
dx
=
d df  ds
 
ds dx  dx
= 1/h (0 + Δ2f 0 + (s - 1) Δ3f 0 ) . 1/h
= 1/h2 ( Δ2 f0 + ( s - 1) Δ3f0 )
22
Misalkan untuk hampiran selisih-pusat, titik-titik yang digunakan x0 , x1 , dan x2 :
- pada titik x1 → s = (x1 - x0)/h = h/h = 1, sehingga
f "(x1) = 1/h2 ( Δ2f 0 + (1 - 1) Δ3f 0 )
= 1/h2 ( Δ2f 0 )
= 1/h2 ( Δf1 - Δf0)
2
= 1/h ( f2 - f1 + f1 + f0 )
= 1/h2 ( f0 - 2f1 + f2 )
- untuk titik x-1 , x0 , dan x1 :
f − 2 f + f
f " (x0
−1 0
) = 2
h
1
23
Ringkasan Rumus-Rumus Turunan
1. Rumus untuk turunan pertama
f0' =
f0' =
f0' =
f0' =
f 1 − f 0
+ O(h)
h
f − f0 −1
+ O(h)
h
f 1 − f −1
+ O(h2)
2h
−3 f 0 +4 f 1 − f 2
2h
− f 2 +8 f 1 −8 f −1
(selisih-maju)
(selisih-mundur)
(selisih-pusat)
+ O(h2) (selisih-maju)
+ f − 2
f0' = + O(h4)
12h
(selisih-pusat)
24
2. Rumus untuk turunan kedua
f
f0" =
f
1 − 2f + f0 −1
+ O(h2)2
h
− 2f + f
(selisih-pusat)
−2
f0" =
h
f −2f
−1 0
+ O(h)2
+ f
(selisih-mundur)
2 1
f0" = 2
h
− f +4
0
+ O(h)
f −5 f +2 f
(selisih-maju)
3
f0" =
− f
2 1
12h
+16 f −30 f
0
+ O(h2)
+16 f − f
(selisih-maju)
2 1 0 −1 −2
f0" = + O(h4)2
12h
(selisih-pusat)
25
3. Rumus untuk turunan ketiga
f
f0"' =
f
3 − 3f + 3f −2 1
3
h
− 2 f + 2 f −
f0
+ O(h) (selisih-maju)
f2 1 −1 −2
f0"' = 3
2h
4. Rumus untuk turunan keempat
f − 4 f + 6 f − 4 f
+ O(h2) (selisih-pusat)
+ f4
f0(iv) =
f − 4
3 2
4
h
f + 6 f − 4 f
1 0
+ O(h)
+ f
(selisih-maju)
2 1
f0(iv) = 0 −1 −2
+ O(h2)4
h
(selisih-pusat)
26
Contoh
Diberikan data dalam bentuk tabel sebagai berikut :
x f(x)
1.3 3.669
1.5 4.482
1.7 5.474
1.9 6.686
2.1 8.166
2.3 9.974
2.5 12.182
(a) Hitunglah f '(1.7) dengan rumus hampiran selisih-pusat orde O(h2) dan O(h4)
(b) Hitunglah f '(1.4)dengan rumus hampiran selisih-pusat orde O(h2)
(c) Rumus apa yang digunakan untuk menghitung f '(1.3) dan f '(2.5) ?
27
Penyelesaian:
(a) Orde O(h2):
f − f1 −1f0' =
2h
Ambil titik-titik x-1 = 1.5 dan x1 = 1.9, yang dalam hal ini x0 = 1.7 terletak di tengah
keduanya dengan h = 0.2.
f '(1.7) =
Orde O(h4):
− f
6.686 − 4.482
= 5.510
2 (0.2)
+8 f −8 f + f
(empat angka bena)
2 1
f0' =
12h
−1 2
28
Ambil titik-titik x-2 = 1.3 dan x-1 = 1.5 , x1 = 1.9, dan x2 = 2.1, yang dalam hal ini x0 =
1.7 terletak di pertengahannya.
f '(1.7)
(b) Orde O(h2):
−8.166 + 8 ( 6.686 ) −8 ( 4.482 ) + 3.669
=
12 (0.2)
= 5.473 (4 angka bena)
Ambil titik-titik x-1 = 1.3 dan x1 = 1.5, yang dalam hal ini x0 = 1.4 terletak di
tengahnya dan h = 0.1.
f '(1.4) =
4.482 − 3.669
= 4.065
2 (0.1)
(4 angka bena)
29
(c) Untuk menghitung f '(1.3) digunakan rumus hampiran selisih-maju, sebab x = 1.3
hanya mempunyai titik-titik sesudahnya (maju), tetapi tidak memiliki titik-titik sebelumnya.
Sebaliknya, untuk menghitung nilai f '(2.5) digunakan rumus hampiran selisih-mundur,
sebab x = 2.5 hanya mempunyai titik-titik sebelumnya (mundur).
Hampiran selisih-maju :
f f
f0' =
f '(1.3) =
1 − 0
+ O(h)
h
4.482 − 3.669
= 4.065
Hampiran selisih-mundur :
f
f0' = 0 − f −1
+ O(h)
h
f '(2.5) = 12.182 −9.974 = 11.04
30
Terapan Turunan Numerik dalam Bidang
Pengolahan Citra
• Citra digital dapat disajikan oleh matriks f yang berukuran M
N dengan bentuk


f
f
11 f f 12 1N

f f
f =  21
 M

fM 1
22 2n
M M M
f fM 2 MN




• Tiap elemen matriks adalah bilangan bulat dalam rentang
[0..255] untuk citra 8 bit.
31
• Salah satu proses yang terdapat dalam pengolahan
citra ialah pendeteksian tepi.
• Tepi merupakan feature yang penting pada suatu citra.
• Tepi didefinisikan sebagai perubahan intensitas yang
besar dalam jarak yang singkat.
• Perbedaan intensitas inilah yang menampakkan rincian
pada gambar. Tepi memberikan informasi batas-batas
objek dengan lingkungannya atau dengan objek yang
lain, feature untuk mengidentifikasi objek, dan untuk
terapan penapisan citra.
32
33
34
• Salah satu pendekatamyang dipakai dalam
pendeteksian sisi adalah dengan kemiringan
diferensial (differential gradient).
• Secara matematis perubahan intensitas yang
besar dalam jarak yang sangat singkat dapat
dipandang sebagai suatu fungsi yang memiliki
kemiringan yang besar.
• Pengukuran kemiringan suatu fungsi dilakukan
dengan menghitung turunan pertamanya.
35
• Dalam citra digital, pendeteksian tepi dapat dilakukan dengan
cara yang mirip, yaitu dengan turunan pertamanya secara
parsial dalam ruang diskrit:
∇ f(x, y) =
∂f / ∂x 
 
f 
= x 
∂f / ∂y  fy 
• yang dalam hal ini kedua turunan parsial didefinisikan sebagai
D1(x) =
D1( y) =
∂f ( x, y )
∂x
∂f ( x, y )
∂y
f ( x+Δx, y ) − f ( x, y )
≈
Δx
f ( x, y+Δy ) − f ( x, y )
≈
Δy
36
Biasanya Δx = Δy = 1, sehingga persamaan turunan pertama menjadi:
D1
D1
∂f (x,
(x) =
∂x
∂f (x,
(y) =
∂y
y)
= f (x +1,y) − f (x, y)
y)
= f (x, y+1) − f (x, y)
37
• Kekuatan tepi pada setiap pixel citra dihitung dengan
rumus:
G[f(x,y)] = | fx2 | + | fy2 |
• atau dengan rumus
G[f(x,y)] = max ( fx2 | , | fy2 |)
• Suatu pixel dianggap sebagai pixel sisi jika kekuatan
tepinya di atas nilai ambang (threshold) tertentu.
38
• D1(x) dan D1( y) merupakan hampiran selisih-maju.
Hampiran lain yang dipakai adalah hampiran selisih-
pusat, yaitu:
D2(x) =
D2(y) =
∂f ( x, y )
≈
∂x
∂f ( x, y )
≈
∂y
f ( x+Δx, y ) − f(x − Δx , y
2 Δ x
f ( x, y+Δy ) − f(x, y − Δy )
2 Δ y
)
39
• Operator lain yang digunakan untuk mendeteksi sisi
adalah yang berdasarkan pada operasi turunan
kedua, yang dikenal dengan operator Laplace
(Laplacian).
• Operator Laplace mendeteksi lokasi tepi lebih akurat
khususnya pada tepi yang curam.
40
f(x)
∂f / ∂x
∂2f / ∂x2
•
(a) Tepi landai (b) Tepi curam
41
• Jika digunakan hampiran selisih-maju, maka operator Laplace
diturunkan sebagai berikut:
∇2f =
2 2
∂ f ∂ f
+2 2
∂x ∂y
= D1(D1(x)) + D1( D1( y))
1 1
= D1 ( f(x + Δx, y) - D1( f(x,y)) +
Δx
D1( f(x, y))
1 f ( x x+Δx, y ) − f ( x + Δx ,y
D1( f(x, y + Δy) -
Δy
) f ( x+ Δx, y ) − f ( x, y ) 
=
Δx
1

 Δx
f ( x, y +Δy+Δy
−
) − f ( x, y + Δy ) f
+
Δx 
( x, y+ Δy ) − f ( x, y ) 
=
Δy
f ( x

 Δy
+ 2 Δ x, y ) − 2 f ( x+Δx,
( Δx )2
− 
Δy 
y ) + f ( x, y )
+
f (x, y + 2 Δy)− 2 f (x, y+Δy )+ f (x, y)
(Δy)2
42
(a) (b)
(a) citra botol; (b) hasil pendeteksian tepi dengan operator Laplace
43
CONTOH PROGRAM
#include // pembacaan cout dan cin.
#include // tampilan standar input output.
#include // di gunakan untuk membuat teks antarmuka pengguna.
#include // prototype fungsi untuk pustaka matematika.
main() // program utama
{ // pembuka program .
int i=1, k; // pendeklarasian variabel dengan menggunakan tipe data integer.
float x0, x1, xr, fx0, fx1, E, e=0.00001; // pendeklarasian variabel dengan
menggunakan tipe data float.
clrscr(); // untuk menghapus data yang tidak perlu.
gotoxy(18,6);cout<<" METODE SECANT f(x)=2x^2-
5x+1"<gotoxy(18,7);cout<<"---------------------------------------"; // tampilan output
tabel.
gotoxy(14,9);cout<< "Masukkan Nilai Awal : ";cin>>x0; // input nilai awal
gotoxy(14,10);cout<<"Masukkan Nilai Akhir : ";cin>>x1; // input nilai akhir
gotoxy(7,12);cout<<"+------------------------------------------------+"<
LANJUTAN PROGRAM
gotoxy(8,13);cout<<"iterasi"; // pembacaan nilai iterasi.
gotoxy(18,13);cout<<"x0"; // pembacaan nilai x0 (masukan nilai awal).
gotoxy(24,13);cout<<"x1"; // pembacaan nilai x1 (masukan nilai akhir).
gotoxy(30,13);cout<<"xr"; // pembacaan nilai xr.
gotoxy(34,13);cout<<"f(x0)"; // pembacaan nilai f(x0) turunan nilai dari x0.
gotoxy(43,13);cout<<"f(x1)"; // pembacaan nilai f(x1) turunan nilai dari x1.
gotoxy(50,13);cout<<"E"; // pembacaan nilai error.
gotoxy(7,14);cout<<"+------------------------------------------------+"<k=15; //
do // menggunakan perulangan.
{ // pembuka program
fx0 = (2*(x0*x0))-(5*x0)+1; // rumus untuk pemanggilan nilai f(x0).
fx1 = (2*(x1*x1))-(5*x1)+1; // rumus untuk pemanggilan nilai f(x1).
xr = x1-(fx1*((x1-x0)/(fx1-fx0))); // rumus untuk pemanggilan nilai xr.
E = fabs((xr-x1)/xr); // rumus untuk pemanggilan nilai E.
LANJUTAN PROGRAM
gotoxy(10,k);cout<gotoxy(16,k);printf("%.3f",x0); // pemanggilan tampilan output hasil
hitungan x0.
gotoxy(22,k);printf("%.3f",x1); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan x1.
gotoxy(28,k);printf("%.3f",xr); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan xr.
gotoxy(34,k);printf("%.3f",fx0); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan f(x0).
gotoxy(42,k);printf("%.3f",fx1); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan f(x1).
gotoxy(50,k);printf("%.3f",E); // // pemanggilan tampilan output hasil hitungan E.
x0=x1; // pembacaan nilai x0 = x1.
x1=xr; // pembacaan nilai x1 = xr.
k++; //
i++; // pembacaan urutan nomor iterasi.
} // penutup program.
while(E>e); //
gotoxy(7,k);cout<<"+------------------------------------------------+"<getch();
return 0;
}
OUT PUT

More Related Content

What's hot

Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelNur Fadzri
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangArif Windiargo
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksmarihot TP
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksimuhamadaulia3
 

What's hot (20)

Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidel
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleks
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton
 
Metode newton
Metode newtonMetode newton
Metode newton
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 

Viewers also liked

Program turunan numerik
Program turunan numerikProgram turunan numerik
Program turunan numerikBobby Chandra
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaAlvin Setiawan
 
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerik
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerikMetnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerik
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerikIstiqomah Istiqomah
 
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Tri Jayanti
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilatejowati
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonYuni Dwi Utami
 
Bab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radioBab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radioEKO SUPRIYADI
 
Polinom beda terbagi newton (Metnum)
Polinom beda terbagi newton (Metnum)Polinom beda terbagi newton (Metnum)
Polinom beda terbagi newton (Metnum)Astri Puspa
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreAlvin Setiawan
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Khubab Basari
 
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi MatlabAnalisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi MatlabNurfaizatul Jannah
 
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan ReaksiHukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan ReaksiFuri Ayu Fazrilla
 
Kalkulus diferensial
Kalkulus diferensialKalkulus diferensial
Kalkulus diferensialdina_usiani
 
proposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptifproposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptifWahyu Hidayat
 

Viewers also liked (19)

Program turunan numerik
Program turunan numerikProgram turunan numerik
Program turunan numerik
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerik
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerikMetnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerik
Metnum kel 5 diferensiasi & integrasi numerik
 
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
 
Bab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radioBab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radio
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
Polinom beda terbagi newton (Metnum)
Polinom beda terbagi newton (Metnum)Polinom beda terbagi newton (Metnum)
Polinom beda terbagi newton (Metnum)
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
 
interpolasi
interpolasiinterpolasi
interpolasi
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)
 
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi MatlabAnalisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Aktif Filter dengan Menggunakan Simulasi Matlab
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan ReaksiHukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
 
Tape recorder
Tape recorderTape recorder
Tape recorder
 
Kalkulus diferensial
Kalkulus diferensialKalkulus diferensial
Kalkulus diferensial
 
proposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptifproposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptif
 
teori kinetik gas
teori kinetik gasteori kinetik gas
teori kinetik gas
 

Similar to Turunan numerik

Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiSiti Lestari
 
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsiModul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsiSepkli Eka
 
Metnum gregory mundur ( ppt )
Metnum gregory mundur ( ppt )Metnum gregory mundur ( ppt )
Metnum gregory mundur ( ppt )Fahrul Hakim
 
Materi tutorialuts kaled3warna
Materi tutorialuts kaled3warnaMateri tutorialuts kaled3warna
Materi tutorialuts kaled3warnaIKHTIAR SETIAWAN
 
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_123 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1Restu Firmansyah
 
sukubanyak
sukubanyaksukubanyak
sukubanyakmfebri26
 
interpolasi
interpolasi interpolasi
interpolasi apri nata
 
Bab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaBab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaKelinci Coklat
 
Kalkulus2 part2 d
Kalkulus2 part2 dKalkulus2 part2 d
Kalkulus2 part2 dAgus S
 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinMoch Hasanudin
 
Kalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.pptKalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.pptKRESNASUGIARTO
 

Similar to Turunan numerik (20)

siiiiii
siiiiiisiiiiii
siiiiii
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
 
04 turunan
04 turunan04 turunan
04 turunan
 
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsiModul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
 
Metnum gregory mundur ( ppt )
Metnum gregory mundur ( ppt )Metnum gregory mundur ( ppt )
Metnum gregory mundur ( ppt )
 
Metnum ppt
Metnum pptMetnum ppt
Metnum ppt
 
Materi tutorialuts kaled3warna
Materi tutorialuts kaled3warnaMateri tutorialuts kaled3warna
Materi tutorialuts kaled3warna
 
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_123 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
 
sukubanyak
sukubanyaksukubanyak
sukubanyak
 
interpolasi
interpolasiinterpolasi
interpolasi
 
interpolasi
interpolasi interpolasi
interpolasi
 
Turunan
TurunanTurunan
Turunan
 
Bab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasaBab 8 persamaan differensial-biasa
Bab 8 persamaan differensial-biasa
 
Deret fourier
Deret fourierDeret fourier
Deret fourier
 
Kalkulus2 part2 d
Kalkulus2 part2 dKalkulus2 part2 d
Kalkulus2 part2 d
 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurin
 
Turunan matematika
Turunan matematikaTurunan matematika
Turunan matematika
 
Met num 10
Met num 10Met num 10
Met num 10
 
Kalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.pptKalkulus_diferensial.ppt
Kalkulus_diferensial.ppt
 

Turunan numerik

  • 1. Turunan Numerik Nama Kelompok : Bobby Chandra A 1
  • 2. Definisi Turunan (derivatif) f '(x) = lim f ( x+h ) − fx) h → 0 h • Bila persamaan fungsi f(x) diberikan secara eksplisit, maka kita dapat menentukan fungsi turunannya, f '(x), f "(x), ..., f (n+1)(x), lalu menggunakannya untuk menghitung nilai turunan fungsi di x = t. • Tetapi jika fungsi f(x) tidak diketahui secara eksplisit, tetapi kita hanya memiliki beberapa titik data saja. Pada kasus seperti ini kita tidak dapat menemukan nilai turunan fungsi secara analitik. • Sebaliknya, pada kasus lain, meskipun f(x) diketahui secara eksplisit tetapi bentuknya rumit sehingga menentukan fungsi turunannya merupakan pekerjaan yang tidak mangkus 2
  • 3. Persoalan Turunan Numerik • Persoalan turunan numerik ialah menentukan hampiran nilai turunan fungsi f yang diberikan dalam bentuk tabel. • Tiga pendekatan dalam menghitung turunan numerik: 1. Hampiran selisih maju 2. Hampiran selisih mundur 3. Hampiran selisih pusat 3
  • 4. 1. Hampiran Selisih Maju (forward difference approximation) f ( x +h ) −f ( x ) f f f '(x0) = y y1 y0 0 0 h y = f(x) h 1 − 0 = h x-1 x0 x1 x 4
  • 5. 2. Hampiran selisih-mundur (backward difference approximation) f f '(x0) = y y0 y-1 ( x0 ) − f ( x − h0 h h ) f f0 − 1 = h y = f(x) x-1 x0 x1 x 5
  • 6. 3. Hampiran selisih-pusat (central difference approximation) f f '(x0) = y y0 y-1 ( x0 +h ) − f ( x 2h 0 −h ) f − f1 −1 = 2 h y = f(x) 2h x-1 x0 x-1 6
  • 7. • Rumus-rumus turunan numerik untuk ketiga pendekatan tersebut dapat diturunkan dengan dua cara, yaitu: 1. Dengan bantuan deret Taylor 2. Dengan hampiran polinom interpolasi • Kedua cara tersebut menghasilkan rumus yang sama. 7
  • 8. Penurunan Rumus dengan Deret Taylor (a) Hampiran selisih-maju Uraikan f(xi+1) di sekitar xi : x f(xi+1) = f(xi) + ( i+1 − x )i f '(xi) + 2 ( x − x )i+1 i f "(xi) + ... 1! 2! fi+1 = fi + hfi' + h2/2 fi " + .. . hfi ' = fi+1 - fi - h2/2 fi " + ... f − f fi ' = f fi ' = i+1 i+1 i - h/2 fi " h − f i + O(h) h yang dalam hal ini, O(h) = h/2 f "(t), xi < t < xi+1 8
  • 9. Untuk nilai-nilai f di x0 dan x1 persamaan rumusnya menjadi: f − f f0 1 0 ' = + O(h) h yang dalam hal ini O(h) = h/2 f "(t), xi < t < xi+1 . 9
  • 10. (b) Hampiran selisih-mundur Uraikan f(xi-1) di sekitar xi : x f(xi-1) = f(xi) + ( i+1 − x ) xi f '(xi) + ( 2 − x )i+1 i f "(xi) + ... 1! 2! fi-1 = fi - hfi ' + h2/2 fi " + ... hfi ' = fi - fi-1 + h2/2 fi " + ... f − f fi ' = f fi ' = i i i −1 - h/2 fi " + ... h − f i −1 + O(h), h yang dalam hal ini, O(h) = - h/2 f "(t), xi-1 < t < xi 10
  • 11. Untuk nilai-nilai f di x0 dan x-1 persamaan rumusnya menjadi: f0 f ' = 0 − f −1 +O(h) h yang dalam hal ini, O(h) = - h/2 f "(t), xi+1 < t < xi. 11
  • 12. (a) Hampiran selisih-pusat Kurangkan persamaan (P.7.4) dengan persamaan (P.7.6): fi+1 - fi-1 = 2hfi' + h3/3 fi "' + ... 2hfi ' = fi+1 - fi-1 f − f - h3/3 fi "' + ... fi ' = f fi ' = i+1 i+1 i −1 - h2/6 fi "' + ... 2h − f i −1 + O(h2), 2h yang dalam hal ini, O(h2) = - h2/6 f "'(t), xi-1 < t < xi+1 Untuk nilai-nilai f di x-1 dan x1 persamaan rumusnya menjadi: f1 − f −1 2 fo '= + O(h ) 2h yang dalam hal ini, O(h2) = - h/6 f "'(t), xi-1 < t < xi+1. 12
  • 13. Rumus untuk Turunan Kedua, f ’’(x), dengan Bantuan Deret Taylor (a) Hampiran selisih-pusat Tambahkan persamaan (P.7.4) dengan persamaan (P.7.6) di atas : fi+1 + fi-1 = 2 fi + h2 fi " + h4/12 fi (4) + ... fi+1 - 2fi + fi-1 = h2 fi " + h4/12 fi (4) f − 2f + f Jadi, f i+1 fi" = i+1 fi" = − 2 f i + f i −1 2 h i i −1 - h2/12 fi (4) 2 h + O(h2), yang dalam hal ini, O(h2) = - h2/12 f (4)(t), xi-1 < t < xi+1 13
  • 14. Untuk nilai-nilai f di x-1 , x0, dan x1 persamaan rumusnya menjadi: 1 f0" = f − 2 f + f0 1 + O(h2)2 h yang dalam hal ini O(h2) = - h2/12 f (4)(t), xi-1 < t < xi+1. 14
  • 15. (b) Hampiran selisih-mundur Dengan cara yang sama seperti (a) di atas, diperoleh : f fi" = i −2 − 2 f + fi −1 i + O(h),2 h yang dalam hal ini O(h) = h f "(t), xi-2 < t < xi Untuk nilai-nilai f di x-2 , x-1, dan x0 persamaan rumusnya : f0 f "= −2 − 2 f + f−1 0 + O(h),2 h yang dalam hal ini, O(h) = h f "(t) , xi-2 < t < xi 15
  • 16. (c) Hampiran selisih-maju Dengan cara yang sama seperti di atas, diperoleh : i+2 fi" = f − 2 f i+1 + f i + O(h),2 h yang dalam hal ini, O(h) = - h f "(t), xi < t < xi+2 Untuk nilai-nilai f di x0 , x1, dan x2 persamaan rumusnya : f0 f "= 2 − 2 f + f1 0 + O(h),2 h yang dalam hal ini, O(h) = - h f "(t), x1 < t < xi+2. 16
  • 17. Penurunan Rumus Turunan Numerik dengan Polinom Interpolasi • Polinom Newton-Gregory: s Δf f (x) ≈ pn(x) = f0 + 1 ! 0 + s(s-1) Δ2 f0 2! n Δ f Δ3 f0 + s(s-1)(s-2) + 3! 0 s(s-1)(s-2)...(s- n+1) n! = F(s) yang dalam hal ini, s = (x-x0)/h. 17
  • 18. s Δf f (x) ≈ pn(x) = f0 + 1 ! 0 + s(s-1) Δ2 f0 2! n Δ f Δ3 f0 + s(s-1)(s-2) + 3! 0 s(s-1)(s-2)...(s- n+1) n! = F(s) yang dalam hal ini, s = (x-x0)/h. 18
  • 19. (a) Hampiran selisih-maju - bila digunakan titik-titik x0 dan x1 : f1 − f0 f '(x0) = 1/h ( Δf0) = h - bila digunakan titik-titik x0, x1, dan x2 : f '(x0) = 1/h ( Δf0 + (s- 1/2) Δ2 f 0 ) untuk titik x0 → s = (x0 - x0)/h = 0, sehingga f '(x0) = 1/h ( Δf0 - 1/2 Δ2f 0 ) = 1/h ( Δf0 - 1/2( Δf1 - Δf0) ) = 1/h (3/2 Δf0 - 1/2 Δf1) = 1/h (3/2 f1 - 3/2 f0 - 1/2 f2+ 1/2 f1 ) = 1/h (-3/2 f0 + 2 f1 - 1/2 f2 ) −3f 0 +4f 1 − f 2 f '(x0 ) = 2h 19
  • 20. (b) Hampiran selisih-mundur - polinom interpolasi: Newton-Gregory mundur - bila digunakan titik-titik x0 dan x-1 : f − f0 −1 f '(x0) = 1/h ( ∇f0) = h 20
  • 21. (c) Hampiran selisih-pusat - digunakan tiga titik x0 , x1 , dan x2 : f '(x0) = 1/h ( Δf0 + (s - 1/2) Δ2f 0 ) untuk titik x1 → s = (x1 - x0)/h = h/h = 1, sehingga f '(x1) = 1/h ( Δf0 + 1/2 Δ2f 0 ) = 1/h ( Δf0 + 1/2( Δf1 - Δf0) ) = 1/h (1/2 Δf0 + 1/2 Δf1) = 1/2h ( f1 - f0 + f2 - f1 ) f2 − f0 = 2h untuk titik x-1 , x0 , dan x1 : f '(x0) f 1 − f −1 = 2h 21
  • 22. Rumus untuk Turunan Kedua, f "(x), dengan Polinom Interpolasi Turunan kedua f adalah 2 d f 2 dx = d df  ds   ds dx  dx = 1/h (0 + Δ2f 0 + (s - 1) Δ3f 0 ) . 1/h = 1/h2 ( Δ2 f0 + ( s - 1) Δ3f0 ) 22
  • 23. Misalkan untuk hampiran selisih-pusat, titik-titik yang digunakan x0 , x1 , dan x2 : - pada titik x1 → s = (x1 - x0)/h = h/h = 1, sehingga f "(x1) = 1/h2 ( Δ2f 0 + (1 - 1) Δ3f 0 ) = 1/h2 ( Δ2f 0 ) = 1/h2 ( Δf1 - Δf0) 2 = 1/h ( f2 - f1 + f1 + f0 ) = 1/h2 ( f0 - 2f1 + f2 ) - untuk titik x-1 , x0 , dan x1 : f − 2 f + f f " (x0 −1 0 ) = 2 h 1 23
  • 24. Ringkasan Rumus-Rumus Turunan 1. Rumus untuk turunan pertama f0' = f0' = f0' = f0' = f 1 − f 0 + O(h) h f − f0 −1 + O(h) h f 1 − f −1 + O(h2) 2h −3 f 0 +4 f 1 − f 2 2h − f 2 +8 f 1 −8 f −1 (selisih-maju) (selisih-mundur) (selisih-pusat) + O(h2) (selisih-maju) + f − 2 f0' = + O(h4) 12h (selisih-pusat) 24
  • 25. 2. Rumus untuk turunan kedua f f0" = f 1 − 2f + f0 −1 + O(h2)2 h − 2f + f (selisih-pusat) −2 f0" = h f −2f −1 0 + O(h)2 + f (selisih-mundur) 2 1 f0" = 2 h − f +4 0 + O(h) f −5 f +2 f (selisih-maju) 3 f0" = − f 2 1 12h +16 f −30 f 0 + O(h2) +16 f − f (selisih-maju) 2 1 0 −1 −2 f0" = + O(h4)2 12h (selisih-pusat) 25
  • 26. 3. Rumus untuk turunan ketiga f f0"' = f 3 − 3f + 3f −2 1 3 h − 2 f + 2 f − f0 + O(h) (selisih-maju) f2 1 −1 −2 f0"' = 3 2h 4. Rumus untuk turunan keempat f − 4 f + 6 f − 4 f + O(h2) (selisih-pusat) + f4 f0(iv) = f − 4 3 2 4 h f + 6 f − 4 f 1 0 + O(h) + f (selisih-maju) 2 1 f0(iv) = 0 −1 −2 + O(h2)4 h (selisih-pusat) 26
  • 27. Contoh Diberikan data dalam bentuk tabel sebagai berikut : x f(x) 1.3 3.669 1.5 4.482 1.7 5.474 1.9 6.686 2.1 8.166 2.3 9.974 2.5 12.182 (a) Hitunglah f '(1.7) dengan rumus hampiran selisih-pusat orde O(h2) dan O(h4) (b) Hitunglah f '(1.4)dengan rumus hampiran selisih-pusat orde O(h2) (c) Rumus apa yang digunakan untuk menghitung f '(1.3) dan f '(2.5) ? 27
  • 28. Penyelesaian: (a) Orde O(h2): f − f1 −1f0' = 2h Ambil titik-titik x-1 = 1.5 dan x1 = 1.9, yang dalam hal ini x0 = 1.7 terletak di tengah keduanya dengan h = 0.2. f '(1.7) = Orde O(h4): − f 6.686 − 4.482 = 5.510 2 (0.2) +8 f −8 f + f (empat angka bena) 2 1 f0' = 12h −1 2 28
  • 29. Ambil titik-titik x-2 = 1.3 dan x-1 = 1.5 , x1 = 1.9, dan x2 = 2.1, yang dalam hal ini x0 = 1.7 terletak di pertengahannya. f '(1.7) (b) Orde O(h2): −8.166 + 8 ( 6.686 ) −8 ( 4.482 ) + 3.669 = 12 (0.2) = 5.473 (4 angka bena) Ambil titik-titik x-1 = 1.3 dan x1 = 1.5, yang dalam hal ini x0 = 1.4 terletak di tengahnya dan h = 0.1. f '(1.4) = 4.482 − 3.669 = 4.065 2 (0.1) (4 angka bena) 29
  • 30. (c) Untuk menghitung f '(1.3) digunakan rumus hampiran selisih-maju, sebab x = 1.3 hanya mempunyai titik-titik sesudahnya (maju), tetapi tidak memiliki titik-titik sebelumnya. Sebaliknya, untuk menghitung nilai f '(2.5) digunakan rumus hampiran selisih-mundur, sebab x = 2.5 hanya mempunyai titik-titik sebelumnya (mundur). Hampiran selisih-maju : f f f0' = f '(1.3) = 1 − 0 + O(h) h 4.482 − 3.669 = 4.065 Hampiran selisih-mundur : f f0' = 0 − f −1 + O(h) h f '(2.5) = 12.182 −9.974 = 11.04 30
  • 31. Terapan Turunan Numerik dalam Bidang Pengolahan Citra • Citra digital dapat disajikan oleh matriks f yang berukuran M N dengan bentuk   f f 11 f f 12 1N  f f f =  21  M  fM 1 22 2n M M M f fM 2 MN     • Tiap elemen matriks adalah bilangan bulat dalam rentang [0..255] untuk citra 8 bit. 31
  • 32. • Salah satu proses yang terdapat dalam pengolahan citra ialah pendeteksian tepi. • Tepi merupakan feature yang penting pada suatu citra. • Tepi didefinisikan sebagai perubahan intensitas yang besar dalam jarak yang singkat. • Perbedaan intensitas inilah yang menampakkan rincian pada gambar. Tepi memberikan informasi batas-batas objek dengan lingkungannya atau dengan objek yang lain, feature untuk mengidentifikasi objek, dan untuk terapan penapisan citra. 32
  • 33. 33
  • 34. 34
  • 35. • Salah satu pendekatamyang dipakai dalam pendeteksian sisi adalah dengan kemiringan diferensial (differential gradient). • Secara matematis perubahan intensitas yang besar dalam jarak yang sangat singkat dapat dipandang sebagai suatu fungsi yang memiliki kemiringan yang besar. • Pengukuran kemiringan suatu fungsi dilakukan dengan menghitung turunan pertamanya. 35
  • 36. • Dalam citra digital, pendeteksian tepi dapat dilakukan dengan cara yang mirip, yaitu dengan turunan pertamanya secara parsial dalam ruang diskrit: ∇ f(x, y) = ∂f / ∂x    f  = x  ∂f / ∂y  fy  • yang dalam hal ini kedua turunan parsial didefinisikan sebagai D1(x) = D1( y) = ∂f ( x, y ) ∂x ∂f ( x, y ) ∂y f ( x+Δx, y ) − f ( x, y ) ≈ Δx f ( x, y+Δy ) − f ( x, y ) ≈ Δy 36
  • 37. Biasanya Δx = Δy = 1, sehingga persamaan turunan pertama menjadi: D1 D1 ∂f (x, (x) = ∂x ∂f (x, (y) = ∂y y) = f (x +1,y) − f (x, y) y) = f (x, y+1) − f (x, y) 37
  • 38. • Kekuatan tepi pada setiap pixel citra dihitung dengan rumus: G[f(x,y)] = | fx2 | + | fy2 | • atau dengan rumus G[f(x,y)] = max ( fx2 | , | fy2 |) • Suatu pixel dianggap sebagai pixel sisi jika kekuatan tepinya di atas nilai ambang (threshold) tertentu. 38
  • 39. • D1(x) dan D1( y) merupakan hampiran selisih-maju. Hampiran lain yang dipakai adalah hampiran selisih- pusat, yaitu: D2(x) = D2(y) = ∂f ( x, y ) ≈ ∂x ∂f ( x, y ) ≈ ∂y f ( x+Δx, y ) − f(x − Δx , y 2 Δ x f ( x, y+Δy ) − f(x, y − Δy ) 2 Δ y ) 39
  • 40. • Operator lain yang digunakan untuk mendeteksi sisi adalah yang berdasarkan pada operasi turunan kedua, yang dikenal dengan operator Laplace (Laplacian). • Operator Laplace mendeteksi lokasi tepi lebih akurat khususnya pada tepi yang curam. 40
  • 41. f(x) ∂f / ∂x ∂2f / ∂x2 • (a) Tepi landai (b) Tepi curam 41
  • 42. • Jika digunakan hampiran selisih-maju, maka operator Laplace diturunkan sebagai berikut: ∇2f = 2 2 ∂ f ∂ f +2 2 ∂x ∂y = D1(D1(x)) + D1( D1( y)) 1 1 = D1 ( f(x + Δx, y) - D1( f(x,y)) + Δx D1( f(x, y)) 1 f ( x x+Δx, y ) − f ( x + Δx ,y D1( f(x, y + Δy) - Δy ) f ( x+ Δx, y ) − f ( x, y )  = Δx 1   Δx f ( x, y +Δy+Δy − ) − f ( x, y + Δy ) f + Δx  ( x, y+ Δy ) − f ( x, y )  = Δy f ( x   Δy + 2 Δ x, y ) − 2 f ( x+Δx, ( Δx )2 −  Δy  y ) + f ( x, y ) + f (x, y + 2 Δy)− 2 f (x, y+Δy )+ f (x, y) (Δy)2 42
  • 43. (a) (b) (a) citra botol; (b) hasil pendeteksian tepi dengan operator Laplace 43
  • 44. CONTOH PROGRAM #include // pembacaan cout dan cin. #include // tampilan standar input output. #include // di gunakan untuk membuat teks antarmuka pengguna. #include // prototype fungsi untuk pustaka matematika. main() // program utama { // pembuka program . int i=1, k; // pendeklarasian variabel dengan menggunakan tipe data integer. float x0, x1, xr, fx0, fx1, E, e=0.00001; // pendeklarasian variabel dengan menggunakan tipe data float. clrscr(); // untuk menghapus data yang tidak perlu. gotoxy(18,6);cout<<" METODE SECANT f(x)=2x^2- 5x+1"<gotoxy(18,7);cout<<"---------------------------------------"; // tampilan output tabel. gotoxy(14,9);cout<< "Masukkan Nilai Awal : ";cin>>x0; // input nilai awal gotoxy(14,10);cout<<"Masukkan Nilai Akhir : ";cin>>x1; // input nilai akhir gotoxy(7,12);cout<<"+------------------------------------------------+"<
  • 45. LANJUTAN PROGRAM gotoxy(8,13);cout<<"iterasi"; // pembacaan nilai iterasi. gotoxy(18,13);cout<<"x0"; // pembacaan nilai x0 (masukan nilai awal). gotoxy(24,13);cout<<"x1"; // pembacaan nilai x1 (masukan nilai akhir). gotoxy(30,13);cout<<"xr"; // pembacaan nilai xr. gotoxy(34,13);cout<<"f(x0)"; // pembacaan nilai f(x0) turunan nilai dari x0. gotoxy(43,13);cout<<"f(x1)"; // pembacaan nilai f(x1) turunan nilai dari x1. gotoxy(50,13);cout<<"E"; // pembacaan nilai error. gotoxy(7,14);cout<<"+------------------------------------------------+"<k=15; // do // menggunakan perulangan. { // pembuka program fx0 = (2*(x0*x0))-(5*x0)+1; // rumus untuk pemanggilan nilai f(x0). fx1 = (2*(x1*x1))-(5*x1)+1; // rumus untuk pemanggilan nilai f(x1). xr = x1-(fx1*((x1-x0)/(fx1-fx0))); // rumus untuk pemanggilan nilai xr. E = fabs((xr-x1)/xr); // rumus untuk pemanggilan nilai E.
  • 46. LANJUTAN PROGRAM gotoxy(10,k);cout<gotoxy(16,k);printf("%.3f",x0); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan x0. gotoxy(22,k);printf("%.3f",x1); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan x1. gotoxy(28,k);printf("%.3f",xr); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan xr. gotoxy(34,k);printf("%.3f",fx0); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan f(x0). gotoxy(42,k);printf("%.3f",fx1); // pemanggilan tampilan output hasil hitungan f(x1). gotoxy(50,k);printf("%.3f",E); // // pemanggilan tampilan output hasil hitungan E. x0=x1; // pembacaan nilai x0 = x1. x1=xr; // pembacaan nilai x1 = xr. k++; // i++; // pembacaan urutan nomor iterasi. } // penutup program. while(E>e); // gotoxy(7,k);cout<<"+------------------------------------------------+"<getch(); return 0; }