Pada tanggal 18 Juni 2015 Ensiklik Laudato Si’ diterbitkan dalam delapan bahasa serentak (Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, Polandia, Portu, dan Arab). Ini adalah catatan yang dibuat untuk memebaca dokumen secara penuh dan menyeluruh. Semoga berguna
3. Perubahan iklim
adalah perubahan yang signifikan pada iklim, seperti suhu udara atau curah hujan,
selama kurun waktu 30 tahun atau lebih. Jika iklim berubah, maka rata-rata selama 30
tahun suhu udara, atau curah hujan, atau jumlah hari matahari bersinar, pun akan
berubah.
4. Kenaikan suhu bumi 2-4 derajat celsius memicu kenaikan paras laut global 16
sentimeter. Kenaikan akibat mencairnya es pada Lapisan Es Greenland.
Demikian penelitian tim yang terdiri atas 11 ilmuwan yang dipimpin ahli
geologi Denmark, Nicolai Krog Larsen, yang dituliskan di jurnal Geology
pada 18 Februari.
5. Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang
berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar
tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”.
sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja
rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar
suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di
dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas
matahari yang cukup.
Planet membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di
dalamnya. Tanpa adanya gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu
dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi
panas matahari
6. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana
(CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan
hewan-hewan ternak), Dinitrogen Oksida (N2O) dari pupuk, dan gas-gas yang
digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang
seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini
karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam
jaringannya ke atmosfer.
Penyebab bocornya atap
rumah kaca adalah
Karbon Dioksida (CO2),
metana (CH4) yang
dihasilkan agrikultur dan
peternakan (terutama dari
sistem pencernaan
hewan-hewan ternak),
Dinitrogen Oksida (N2O)
dari pupuk, dan gas-gas
yang digunakan untuk
kulkas dan pendingin
ruangan (CFC).
Rusaknya hutan-hutan yang
seharusnya berfungsi sebagai
penyimpan CO2 juga makin
memperparah keadaan ini karena
pohon-pohon yang mati akan
melepaskan CO2 yang tersimpan
di dalam jaringannya ke
atmosfer.
7. Akibat pemanasan global ini - yaitu mencairnya tudung es di kutub,
meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan,
penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral
bleaching dan gelombang badai besar.
9. "Laudato Si ', mi' Signore" berarti "Segala puji bagi Mu, Tuhanku" dan
diambil dari lagu gereja oleh Santo Fransiskus dari Assisi yang
mengingatkan kita bumi seperti saudara. ”Saudari kami, Ibu Bumi"
sekarang menangis karena cara kita manusia telah dirugikan nya.
Ensiklik ini ditujukan kepada "setiap orang yang hidup di
planet ini" dengan harapan untuk masuk "ke dalam dialog
dengan semua orang tentang rumah kita bersama."
10. Dipersatukan oleh kekhawatiran
yang sama
Banyak ilmuwan, filsuf, teolog, dan kelompok-
kelompok sipil juga berbagi keprihatinan ini.
Masalah Perubahan Iklim memiliki "akar etika
dan spiritual."
Santo Francisus dari Assisi
membantu kita untuk lebih melihat apa
yang diperlukan
untuk suatu ekologi
yang tidak terpisahkan
Judul ensiklik " TENTANG PERAWATAN RUMAH KITA BERSAMA” dan
kutipan pembukaan dari madah St. Francis MENJADI fokus dari Ensiklik ini.
11. Perhatian untuk Bumi mencakup "keprihatinan untuk membawa seluruh
keluarga manusia bersama-sama untuk mencari pembangunan yang
berkelanjutan dan integral."
Kita perlu dialog baru, yang mencakup semua orang, tentang bagaimana kita
membentuk masa depan planet kita., RUMAH KITA BERSAMA.
12. Panggilan bumi kita "rumah bersama” (istilah yang diambil dari abad ketiga belas)
menggambarkan hubungan yang harmonis dan mesra antara kita dengan saudari
dan ibu kita.
Tapi hubungan kekeluargaan ini telah dirusak dan menimbulkan kerugian
kerugikan lingkungan. Rusaknya hubungan dengan lingkungan berarti juga
rusaknya hubungan kita dengan manusia lainnya, terutama yang paling berjuang
untuk mempertahankan diri: generasi miskin dan generasi masa depan. Kita
melupakan keterkaitan kita dengan bumi dan dengan orang-orang di sekitar dan
lupa/alpa pada pelayanan yang baik untuk “Memayu Hayuning Buwana”.
Mengingat sifat universal rumah kita bersama, Paus menjelaskan bahwa ensiklik
ditujukan untuk tidak hanya kepada anggota Gereja tetapi tetapi juga sebagai
sarana untuk "masuk ke dalam dialog" dengan semua orang yang "disatukan oleh
keprihatinan yang sama” , untuk memeperbaiki hubungan yang rusak antara
manusia dan seluruh ciptaan dan prospek untuk penyembuhan hubungan ini
yang telah rusak ini.
13. Paus tidak hanya mengutip dokumen-dokumen dari St Fransiskus dari Assisi, St
Bonaventura, serta St Thomas Aquinas, tetapi juga tradisi Kristen Timur. Bahkan
mengutip seorang sufi Mystic.
Paus juga mengambil pendapat pemikir abad kedua puluh: Teilhard de Chardin dan
Romano Guardini, juga dokumen sekuler seperti Deklarasi Rio dari tahun 1992 dan
2000 dan Piagam Bumi.
Banyak juga mereferensi pada tulisan paus sebelumnya, terutama dari St. Yohanes
Paulus II dan Benediktus XVI. Hal ini menggambarkan adanya hubungan yang kuat
antara Paus Fransikus dan para pendahulunya tentang ekologi.
14. Apa yang dibicarakan dalam ensiklik ini:
1. "krisis ekologi hadir" berdasarkan "hasil penelitian ilmiah terbaik yang
tersedia saat ini."
2. Mempertimbangkan "prinsip-prinsip yang diambil dari tradisi Yahudi-
Kristen" yang berkaitan dengan komitmen terhadap lingkungan.
3. Mempertimbangkan gejala dan penyebab dari krisis "untuk memberikan
pendekatan ekologi yang menghormati tempat kami unik sebagai manusia di
dunia ini dan hubungan kita dengan lingkungan kita.
4. Menawarkan "proposal untuk dialog dan aksi" yang lebih luas baik untuk
individu dan kebijakan publik internasional.
5. Menawarkan pedoman untuk pembangunan manusia berdasarkan
pengalaman spiritual Kristen.
Setelah pengantar yang komprehensif, ensiklik dibagi menjadi enam bab,
masing-masing meneliti aspek yang berbeda dari pecahnya relasi antara
manusia dan alam semesta dan prospek untuk penyembuhan hubungan ini.
15. Laudato Si menjadi salah satu sumber yang penting dari tradisi
Ajaran Sosial Gereja yang diawali oleh Paus Leo XIII: ‘Rerum
Novarum’ pada tahun 1891.
16. BAB SATU APA YANG TERJADI DENGAN RUMAH KITA
Paus melihat berbagai gejala degradasi
lingkungan, yang merupakan dampak
perubahan iklim yang menimbulkan masalah
menipisnya air tawar dan hilangnya
keanekaragaman hayati.
Tidak ada diskusi yang mendasar oleh para
ilmuwan tentang pemanasan global;
Yang ada adalah omong-omong tentang
dampak negatif dari soal tentang peningkatan
karbon di alam dan kehidupan manusia:
“Merawat ekosistem mengandaikan
pandangan melampaui yang instan, karena
orang yang mencari keuntungan
cepat dan mudah, tidak akan tertarik pada
pelestarian alam.”
17. Demikian juga aborsi tidak dapat dilihat sebagai
pembenaran dengan alasan untuk perlindungan
alam.
Paus juga memuji prestasi dari gerakan
lingkungan, sementara pada saat yang
sama, mengkritik elemen-elemen di
dalamnya.
Paus terus terang menolak gagasan
bahwa pertumbuhan penduduk yang
harus disalahkan atas kerusakan
lingkungan; Gagasan ini hanyalah cara
menolak/menghindar kritik
berkelebihannya komsumsi oleh negara
makmur dan menolak untuk
menguranginya.
18. Ensiklik tegas berpendapat
bahwa pendekatan yang
benar-benar ekologis juga
terkait dengan soal sosial .
Inilah pendekatan yang secara
bersamaan mendengar jeritan
bumi dan jeritan orang miskin.
Paus mengambil contoh dari dunia
pertambangan sebagai contoh utama untuk
melihat keterkaitan dampak sosial dan
lingkungan .
19. Penghormatan terhadap alam hanya otentik jika
kita memiliki kasih sayang kepada sesama
manusia. Seseorang yang benar-benar peduli
tentang perdagangan satwa langka secara
otomatis juga peduli dengan perdagangan
manusia.
BAB DUA; KABAR BAIK PENCIPTAAN
Kitab suci mengajarkan bahwa dunia dengan
cara yang kehendaki Allah.
Tanggung jawab terhadap bumi milik Allah ini
menyiratkan bahwa manusia yang diberkati
dengan akalbudi, menghormati hukum alam
dan keseimbangan yanglembut di antara
makhluk-makhluk di dunia ini
Alkitab tidak mengizinkan
antroposentrisme diktatorial
yang tidak peduli terhadap
makhluk-makhluk lainnya.
20. BAB TIGA AKAR MANUSIAWI KRISIS EKOLOGIS
Ada dua masalah yang mendasar
a. paradigma teknokratik” : cara manusia mengadopsi teknologi dan
perkembangannya dengan paradigma yang seragam dan hanya dari satu sudut.
"mengagungkan konsep subjek yang dengan menggunakan prosedur yang logis
dan rasional, langkah demi langkah mendekati dan mengontrol objek
yang ada di luar.
b. "antroposentrisme modern : “tidak lagi merasakan alam sebagai norma yang
berlaku, atau sebagai tempat berlindung yang hidup. Ia melihat alam tanpa
prasyarat, sebagai objek, sebagai ruang dan bahan untuk dikerjakan. Segalanya
dibuang ke situ, tidak peduli apa yang terjadi”.
Alam dipandang sebagai sesuatu hanya diberikan, tanpa ada nilai spiritual atau
nilai transendentalnya.
.
21. pandangan murni materialistik realitas tidak
hanya mengakibatkan mengabaikan
lingkungan,
tetapi juga merusak nilai dari kehidupan
manusia, terutama yang dipandang sebagai
memiliki sedikit atau tidak ada gunanya ;
embrio manusia,
orang miskin,
atau orang-orang penyandang cacat.
Gagasan ini telah menyebabkan ide-ide salah
bahwa sumber daya bumi yang terbatas dan
bahwa pertumbuhan ekonomi dan teknologi
saja dapat memecahkan kelaparan global dan
kemiskinan.
22. Di jantung ideologi ekonomi konsumeris dan mengejar keuntungan adalah ide
yang salah jika dijadikan pijakan dari penguasaan. Ide ini memunculkan budaya
konsumerisme dan ekploatasi yang akhirnya merugikan manusia sendiri. Perlu
revolusi budaya, berani dalam sikap kita terhadap pembangunan dan
kemajuan.
Tidak ada yang menyarankan untuk
kembali ke zaman batu, namun sangat
penting untuk memperlambat langkah
dan melihat realitas dengan cara lain,
menyambut baik kemajuan yang
positif dan berkelanjutan, dan pada
saat yang sama memulihkan kembali
nilai-nilai dan tujuan-tujuan agung
yang hancur karena manusia
menganggap dirinya besar tanpa
adanya kendali.
23. Perlu dihidupkan lagi kesadaran akan
kehidupan yang harmonis seperti yang
dilakukan oleh masyarakat adat. Mereka
mensikapi dampak degradasi lingkungan
dengan menegakkan "ekologi budaya", yang
dialami dalam jaringan sosial dan cara hidup
yang terikat dengan lingkungan di mana
mereka hidup.
BAB EMPAT : EKOLOGI YANG INTEGRAL
BAB LIMA BEBERAPA PEDOMAN UNTUK ORIENTASI DAN AKSI
berbagai tindakan kolektif internasional yang bisa dikerjakan:
a.penting untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, dengan
penggunaan subsidi pemerintah mana yang sesuai.
b.Mengidentifikasi kebutuhan untuk perjanjian internasional dan undang-
undang tidak hanya dalam kaitannya dengan perubahan iklim tetapi juga
keanekaragaman hayati dan lautan.
c.Kredit karbon dikritik sebagai "Strategi jual-beli kredit karbon” yang dapat
dijadikan dalih/alasan komitmen terhadap lingkungan, tetapi sama sekali tidak
membawa perubahan radikal pada taraf yang dibutuhkan.
24. HimbauaN ini ditujukan kepada pada umat, keluarga dan masyarakat, dan
mengajak mereka untuk bertindak yang berbeda dengan cara kecil tapi nyata.
Pemilihan barang yang dikomsusi, budidaya kebajikan ekologi seperti
mengurangi pemborosan, dan pendidikan lingkungan bagi kaum muda
merupakan langkah-langkah praktis yang mengarah ke yang lebih dalam, yakni
spiritual "konversi ekologi”, sebagai jalan para murid Kristus untuk mengakui
nilai sebenarnya dari semua keberadaan yang diciptakan.
Allah menciptakan dunia dengan menuliskan di dalamnya tata tertib dan
dinamisme, dan manusia tidak berhak untuk mengabaikan hal itu.” , seperti
pemikiran dalam tradisi hukum alam Aristoteles dan Aquinas :setiap makhluk
memiliki sifat yang berakhir. Manusia harus menghormati dan membrikan
penghargaan kepadanya.
Tujuan akhir perjalanan alam semesta ditemukan dalam kepenuhan Allah, yang
telah dicapai oleh Kristus yang bangkit, adalah ukuran kematangan segala
sesuatu.
BAB ENAM PENDIDIKAN DAN SPIRITUALITAS EKOLOGIS
26. Usulan YANG MUNGKIN BISA KITA GERAKAN DI PAROKI
1.Penanaman sejuta Pohon di halaman yang memungkinkan
2.Gerakan tanam sayur organik di POT atau media sejenis
3.Gerakan LIMA M:
1. Merubah pola perilaku dalam hal produksi dan konsumsi suatu
barang (produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara melakukan
daur ulang terhadap produk tersebut.
2. mengurangi penggunaan barang-barang atau material yang
dipergunakan setiap hari karena semakin banyak barang yang digunakan
maka makin banyak juga sampah yang dihasilkan.
3. memilih barang-barang yang dapat digunakan kembali dan harus
menghindari penggunaan barang-barang yang sekali pakai). Hal ini
dilakukan untuk memperpanjang waktu penggunaan suatu barang
sebelum menjadi sampah.
4. mendadaur ulang memanfaatkan kembali sepertia plastik bekas
detergen bisa kita gunakan untuk membuat berbagai hasta karya yang
unik dan menarik.
5. Meneliti barang-barang yang dipakai sehari-hari kemudian
mengganti barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan l
ama.
MATUR NUWUN
stbudhipr@gmail.com