SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
PERKEMBANGAN DAN
PENGERTIAN EKONOMI WILAYAH,
RUANG DAN WILAYAH
DAN TEORI LOKASI
SUGENG BUDIHARSONO
Materi dipresentasikan pada kuliah Ekonomi Regional, Program
Magister Ilmu Administrasi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi,
Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN), 2013
BIODATA
Nama : Dr. Ir. Sugeng Budiharsono
Pendidikan : 1) Sarjana (Ir) Pertanian, IPB. 1983
2) Doktor Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB, 1995
3) Local Economic Development, ITC ILO, Italy, 2009
4) Local Governance, Wageningen UR, The Netherlands, 2010
5) Market Access for Sustainable Development, Wageningen UR, The
Netherlands, 2013
Pekerjaan : 1) Chief Technical Advisor for Local Economic Development,
BAPPENAS
2) Dosen pascasarjana di Magister Ilmu Kelautan, Universitas Indonesia
3) Dosen pascasarjana di Institut Pertanian Bogor
DEFINISI EKONOMI WILAYAH
• Secara sederhana Ilmu Ekonomi Wilayah merupakan
cabang ilmu ekonomi yang analisisnya menekankan aspek
ruang ke dalam analisis ekonomi. Ilmu Ekonomi Wilayah
merupakan gabungan antara ilmu ekonomi tradisional
dengan teori lokasi.
• Secara lebih luas, ilmu ekonomi wilayah sebagai disiplin
ilmu terpisah, yang menggabungkan antara geografi, ilmu
ekonomi, ilmu lingkungan, sosial dan lain sebagainya yang
disebut sebagai Ilmu Wilayah dengan pendirinya adalah
Walter Isard.
• Suatu ilmu yang membahas semua persoalan yang dihadapi
oleh suatu wilayah tertentu dari sudut pandang Ilmu
Ekonomi.
• Suatu cabang Ilmu Ekonomi yang menakankan analisisnya
pada aspek wilayah.
PERKEMBANGAN ILMU WILAYAH
• Ilmu Wilayah lahir ketika beberapa ekonom mulai menjadi
tidak puas terhadap ilmu ekonomi Neoklasik yang
mengabaikan dimensi ruang dalam analisisnya.
• Pada kurun waktu 1950-1960 (bahkan tahun 1970-an)
merupakan masa keemasan ilmu wilayah. Banyak negara-
negara industri, kecuali Amerika Serikat, membentuk
Departemen yang mandatnya adalah pembangunan wilayah.
Pada kurun waktu ini beberapa pakar ilmu wilayah
bermunculan seperti Perroux dengan teori Kurub
Pertumbuhannya. Pakar lainnya adalah Walter Isard, yang
merupakan Bapak Ilmu Wilayah, Hirschman, Boudeville dan
Friedmann.
• Pada tahun 1980-an, berfikir regional digantikan dengan
berfikir global. Pada kurun waktu ini terjadi penutupan
Jurusan Ilmu Wilayah di Univ. Pennsylvaniya dan Ilmu
Ekonomi Spasial di Univ. Rotterdam.
Pembangunan wilayah
pasca Perang Dunia ke II
Globalisasi Keberlanjutan Sosial
dan Lingkungan
1950 1980 2010
• Berfikir wilayah
• Masalah lokasi
• Program Perang Dingin
• Berfikir global
• Ruang fleksibel
• Neoliberalisme
• Berfikir keberlanjutan
• Kerjasama antar benua
• Kekuatan keuangan
Pendanaan
pemerintah
Pendanaan
pemerintah
berkurang
Pendanaan dari
pemerintah dan dunia
usaha yang lebih
banyak
(+)
(-)
PERKEMBANGAN ILMU PEMBANGUNAN WILAYAH
RUANG DAN WILAYAH
• Ruang merupakan salah satu komponen penting dalam
kehidupan manusia.
• Ruang sangat terkait erat dengan waktu. Karena sangat
pentingnya ruang dan waktu bagi kehidupan manusia,
maka filsafat ruang dan waktu telah menjadi perdebatan
sejak ribuan tahun yang lalu. Keterkaitan yang sangat erat
antara ruang dan waktu, dalam ilmu Fisika, keduanya
kemudian digabung menjadi ruangwaktu atau ruang-waktu
dalam suatu kontinum.
• Ruang-waktu biasanya ditafsirkan dengan ruang yang tiga-
dimensi dan waktu memainkan peran sebagai dimensi
keempat. Pada ilmu pengembangan ekonomi lokal, seperti
ilmu ekonomi berbasis wilayah lainnya, ruang mempunyai
posisi yang sangat sentral, dan ruang inilah yang
merupakan pembeda utama dengan ekonomi konvensional.
RUANG
• Teori ekonomi telah berhasil menjelaskan pertanyaan "apa",
"berapa", "bagaimana", "untuk siapa", dan "bilamana" dalam
konteks produksi. Namun belum menjelaskan "dimana"
aktivitas produksi tersebut dilaksanakan, dengan perkataan
lain bahwa analisis ilmu ekonomi berada pada alam tanpa
ruang (spaceless world). Padahal sudah jelas bahwa analisis
ekonomi apapun yang diletakan pada alam tanpa ruang, amat
jauh dari kenyataan hidup.
• Sumbangan terbesar tentang filsafat ruang dan waktu berasal
dari filsuf Islam, seperti: Al-Kindi (801–873 M), Al Ghazali
1058–19 December 1111 M), dan Ibnu Haitham atau Alhazen
(965 – 1040 H). Karya-karya mereka merupakan inspirasi bagi
filsuf-filsuf Barat seperti Immanuel Kant.
• Isaac Newton, ruang adalah absolut dalam arti bahwa ia ada
secara permanen dan independen.
Perkembangan Filsafat Ruang Abad 19-20
• Pada abad ke 19 dan 20, matematikawan mulai mengkaji
Geometri Non-Euclidean, dimana ruang dapat dikatakan
melengkung, bukan datar. Menurut teori Eistein tentang
Relativitas Umum, bahwa ruang di sekitar medan gravitasi
menyimpang dari ruang Euclidean.
• Michael Foucault yang menyatakan bahwa abad 19 adalah abad
waktu, ruang tak bergerak, ajeg dan mati. Zaman ruang akan
terjadi pada abad 20, dimana ruang akan aktif, bergerak, dan
subur. Kalau mengikuti pola piker Foucault tersebut, maka abad
ke-21 ini, merupakan abad ruang-waktu, menjalin ruang dan
waktu.
• Perkembangan pemikiran tentang ruang pada era abad banyak
dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx. Henri Lefebvre
merupakan filsuf dari Perancis yang memulai kerja tentang
ruang berdasarkan pemikiran Karl Marx. Karya-karya Lefebvre
kemudian menjadi inspirasi bagi penerusnya seperti Edward W.
Soja, David Harvey dan Rob Shield.
Konsep Ruang Menurut Lefebvre
• Menurut Lefebvre, ruang diproduksi dalam masyarakat melalui proses
triadic terdiri dari "Ruang Praktik", "Representasi Ruang," dan
"Representasional Ruang atau Ruang Representasi.
• Ruang Praktik (perçu Espace atau ruang yang dapat dirasakan) yaitu
ruang yang dihasilkan oleh produksi dan reproduksi kapitalis, yang
merupakan hasil dari kegiatan dan perilaku dan pengalaman manusia
atau merupakan bentuk ruang secara fisik, ruang nyata, ruang yang
dihasilkan dan digunakan.
• Representasi ruang (conçu Espace, ruang dipahami) adalah representasi
hegemonik ideologis terkait dengan ruang atau dapat juga dikatakan
sebagai ruang savoir (pengetahuan) dan logika atau ruang sebagai
konstruksi mental atau ruang dalam alam pikiran (dibayangkan) yang
merupakan representasi kekuasaan, ideologi, kontrol, dan
pengawasan.
• Representasional ruang atau ruang representasi (vécu Espace, ruang
hidup) terkait dengan gerakan perlawanan melakukan hal itu atau
melihat ruang sebagai sesuatu yang diproduksi dan dimodifikasi
sepanjang waktu dan melalui penggunaannya, ruang diinvestasikan
dengan simbolisme dan makna, ruang dari connaissance (kurang lebih
formal atau bentuk-bentuk pengetahuan lokal), ruang sebagai sesuatu
nyata-dan-dibayangkan.
Arti Ruang Menurut Lefebvre
No Ruang Arti
1. l'Espace
perçu
ruang
praktik
dirasakan fisik materialisme
2. l'Espace
conçu
representasi
ruang
dipahami mental idealisme
3. vécu
l'Espace
ruang
representasi
hidup sosial materialisme
dan
idealisme
Mata Kekuasaan
Konsep Ruang Edward Soja
• mengembangkan tiga konsep yang penting untuk dapat
memahami idenya tentang Ruang Ketiga (Thirdspace). Konsep
yang pertama adalah Thirding-as-Othering, yang kedua dan
ketiga adalah dua trialektika, yaitu Ontologis dan
Epistomologis.
• Ontologis – yaitu trialectics of being: kesejarahan (historicality),
kesosialan (sociality) dan keruangan (spatiality).
• Epistomologis – trialectics of spatiality: ruang dirasakan
(perceived space), ruang dipahami (conceived space), dan ruang
hidup (lived space).
• Konsep Ruang Ketiga dari Soja ini melampaui Konsep
Marxismenya Lefebvre dalam upaya untuk merangkul
kelompok atau individu yang terpinggirkan dan kehilangan
haknya, yang terus-menerus termarjinalkan karena keruangan
mereka diabaikan.
Trialetics of Spatiality and Being
Hubungan antara Konsep Ruang
Lefebvre dan Soja
Ruang
ke
Istilah
Levebre
Istilah
Soja
Arti
1 o Ruang dirasakan
o Ruang praktik
Firstspace Ruang fisik,
material
2 o Ruang dipahami
o Representasi ruang
Secondspace konsep/ gagasan
tentang ruang
3 o Ruang hidup
o Ruang representasi
Thirdspace ruang seperti yang
dialami (fisik,
emosional,
intelektual,
ideologis, dll)
WILAYAH
• Secara tradisional terdapat dua pengertian wilayah, yaitu
wilayah sebagai suatu konsep yang muncul dari benak
geograf dan wilayah sebagai instrumen untuk
mengklasikfikasikan fenomena nyata dari alam, budaya
dan masyarakat.
• Secara ontologis ini berarti bahwa wilayah dikategorikan
muncul dari salah satu sisi nyata dari disiplin ilmu geografi
dan di sisi lain sebagai agregat dari kegiatan perilaku
individu.
• Pandangan yang pertama memisahkan ruang dari proses
sosial, sedangkan pandangan yang terakhir mengurangi
proses sosial dan budaya terhadap kesadaran individual.
PENGERTIAN WILAYAH
• Definisi wilayah secara klasik atau tradisional adalah area
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain yang
disebabkan karena beberapa hal antara lain alam, ekonomi,
budaya, politik dan lain sebagainya atau area yang dibatasi
oleh criteria tertentu.
• Pendefinisian wilayah menggunakan empat kriteria (alam,
ekonomi, budaya dan politik) memang sangat sederhana
dan menyederhanakan untuk memahami kerumitan
konsep wilayah.
• Namun satu masalah muncul karena biasanya keempat
definisi wilayah tersebut tidak tumpang tindih secara
sempurna. Sebagai contoh, wilayah pembangunan
ekonomi, tidak mengikuti batas-batas politik, kelembagaan
maupun sosial budaya.
Wilayah secara fisik-alamiah
• Wilayah secara fisik-alamiah yang merupakan hasil proses
geologi dan geomorfologi dalam jangka panjang. Proses
ini, misalnya, menghasilkan daerah datar dan berbukit,
yang merupakan wilayah yang dibatasi secara alamiah.
Pembatas alamiah lainnya seperti sungai, laut dan gunung
masih digunakan untuk mendefinisikan wilayah.
• Pada beberapa kasus, misalnya batas-batas alam yang
digunakan seringkali membuat suatu wilayah menjadi
homogen, sehingga disebut juga wilayah homogen.
• Selain itu batas-batas alam juga seringkali membuat suatu
wilayah dalam kondisi yang dapat direncanakan sebagai
suatu kesatuan, misalnya daerah aliran sungai. Wilayah
dengan karakteristik yang mempunyai kesamaan yang
dapat direncanakan secara terpadu disebut dengan wilayah
perencanaan atau wilayah pemrograman.
WILAYAH HOMOGEN DAN PERENCANAAN
• Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari satu
aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama.
Sifat-sifat dan ciri-ciri kehomogenan itu misalnya dalam hal ekonomi
(seperti daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang
homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, dll),
geografi (seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang
sama), agama, suku dan sebagainya.
• Wilayah perencanaan (planning region atau programming region) sebagai
wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-
keputusan ekonomi.
• Wilayah perencanaan harus mempunyai ciri-ciri: (a) cukup besar
untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala
ekonomi; (b) mampu merubah industrinya sendiri dengan tenaga
kerja yang ada; (c) mempunyai struktur ekonomi yang homogen; (d)
mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point);
(e) menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan;
(f) masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama
terhadap persoalan-persoalannya.
Wilayah ekonomi-fungsional
• Wilayah ekonomi-fungsional, merupakan wilayah yang
menunjukkan koherensi secara fungsional, yang bagian-
bagiannya tergantung satu sama lain dalam suatu batas
dengan menggunakan kriteria tertentu.
• Dickinson (1972) menggambarkan fenomena ini sebagai
"hubungan ekonomi", sementara Friedmann (1966)
menyebutnya daerah saling ketergantungan. Fisher (1967)
menyebutnya sebagai wilayah fungsional
• Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara
fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan
daerah belakangnya (hinterland). Tingkat ketergantungan ini
dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan
jasa, ataupun komunikasi dan transportasi.
Wilayah administratif-politis
• Wilayah administratif-politis, adalah wilayah yang batas-batasnya
ditentukan berdasarkan kepentingan adminsitrasi pemerintahan atau
politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan,
dan RT/RW.
• Dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah,
maka pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang
paling banyak digunakan. Lebih populernya penggunaan pengertian
tersebut disebabkan dua faktor, yakni: (a) dalam melaksanakan
kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan
tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintah, sehingga lebih
praktis apabila pembangunan wilayah didasarkan pada satuan
wilayah administrasi yang telah ada; dan (b) wilayah yang batasnya
ditentukan berdasarkan atas satuan adminsitrasi pemerintahan lebih
mudah dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data di berbagai
bagian wilayah berdasarkan pada satuan wilayah adminsitrasi
tersebut.
Wilayah sosial-budaya
• Wilayah sosial-budaya sulit untuk
mendefinisikannya dalam masyarakat modern
saat ini. Secara tradisional, wilayah
didefinisikan menurut lokasi masyarakat yang
mempunyai identitas bahasa-budaya dan
praktik sosial budaya yanag sama dan khas
yang berkaitan dengan wilayah spesifik. Hal
ini berarti berbicara tentang masyarakat
madani secara lokal, wilayah dengan etnik
tertentu atau wilayah dengan budaya yang
homogen dimana masyarakat saling berbagi
visi bersama pada wilayah tersebut.
PERKEMBANGAN PENDEFINISIAN WILAYAH
• Secara tradisional, definisi wilayah tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
wilayah hanya dilihat sebagai entitas nyata yang tidak bergantung dengan
interaksi manusia. Namun pada dekade delapan puluhan telah berkembang
definisi wilayah yang memperhatikan aspek sosial, budaya dan sejarah.
• Gilbert dalam Paasi (2000) menyatakan bahwa ada tiga pendekatan dalam
memahami atau mendefinisikan wilayah, yaitu: Pertama, wilayah sebagai
sebuah materialis, dihubungkan dengan organisasi spasial dari proses sosial
yang terkait dengan modus produksi tertentu dan yang berkonsentrasi pada
basis ekonomi-politik wilayah dan menekankan kepada peran sirkulasi modal
dalam proses ini. Pemahaman ini terutama dipengaruhi oleh sudut pandang
Marxis.
• Kedua, wilayah sebagai tempat untuk interaksi sosial yang memainkan
peranan penting dalam produksi dan reproduksi dari hubungan sosial.
Pemahaman ini biasanya terinspirasi oleh 'teori strukturasi' dari Anthony
Giddens pada tahun 1980-an. Pendekatan ketiga untuk wilayah menekankan
budaya sebagai titik keberangkatan utama berkonsentrasi pada masalah
seperti identifikasi wilayah dan identitas wilayah. Oleh karena itu wilayah
dipahami terutama sebagai seperangkat hubungan budaya antara kelompok
tertentu dan tempat tertentu.
DEFINISI WILAYAH MENURUT PAASI
1. Konsep Pra-keilmuan tentang Wilayah, wilayah dipahami terutama
sebagai sesuatu yang practical, tidak mencerminkan pilihan peneliti,
apakah itu sebuah desa, komunitas, propinsi atau apapun.
2. Interpretasi yang berpusat kepada Disiplin Keilmuan
• Wilayah sebagai obyek telah menjadi ciri khas dalam Lansekap atau
geografi Landscaft. wilayah telah dianggap sebagai organisme 'hidup'. It
can be argued that so-called territorial,
• Wilayah sebagai gambar lansekap (Landschaftsbild) yang telah menjadi ciri
khas dalam studi lansekap.
• Wilayah sebagai instrumen klasifikasi formal, yang berarti bahwa wilayah
digunakan sebagai alat untuk mengklasifikasikan fenomena alam dan
budaya. Prosedur ini biasanya menghasilkan pembagian wilayah yang
didasarkan pada satu atau lebih 'sifat' alam atau budaya.
• Wilayah sebagai instrumen klasifikasi fungsional berarti bahwa peneliti
menggunakan 'wilayah' dalam deskripsi struktur spasial fungsional
masyarakat, terutama ketika membentuk struktur wilayah yang
menjelaskan hubungan pusat-wilayah.
• Wilayah sebagai titik komunitas untuk unit spasial vernacular.
• Wilayah sebagai titik unit persepsi untuk unit spasial.
DEFINISI WILAYAH MENURUT PAASI
3. Konsep Kritis wilayah
• Wilayah sebagai titik bagian utama dari dunia kehidupan ke
interpretasi humanistik yang dimulai dari pengalaman manusia
dan memberi tekanan pada 'orang dalam sudut pandangnya.
• Wilayah sebagai manifestasi akumulasi modal adalah sebuah
interpretasi Marxis.
• Wilayah sebagai titik pengaturan untuk jalur praktek sosial ke
wilayah-wilayah sebagai media interaksi sosial (Thrift 1983).
• Sebuah ide yang sangat penting pada pertengahan 1980-adalah
untuk memahami wilayah sebagai proses historis yang tidak
terduga yang berarti bahwa wilayah dilihat sebagai kategori
dinamis.
• Taylor (1991) membahas historis wilayah, yang berarti bahwa
wilayah dianggap sebagai unit spasial yang telah diproduksi
secara sosial dan budaya untuk menjadi bagian dari sistem.
Proses Pelembagaan Wilayah
(1) Pembentukan teritorial; merujuk kepada lokalisasi dari praktik sosial
dan mengarah kepada pencapaian dari batas-batas wilayah dan
identifikasi dari sebuah unit yang berbeda dalam struktur keruangan.
(2) Pembentukan simbolik; Membentuk simbolik tidak hanya mencakup
nama, tetapi juga banyak unsur lainnya, seperti lambang, bendera, ritual
seperti parade, dan sebagainya. Demikian pula lagu, puisi, novel dan film
membawa simbolisme keruangan sebagai bagian dari kehidupan sehari-
hari, mentransformasikan simbolisme ini sebagai bagian penting dari
nasionalisme.
(3) Bentuk kelembagaan wilayah; dan Batas dan simbol penting dalam
membuat wilayah tapi juga yang dibutuhkan adalah kelembagaan (politik,
ekonomi, budaya) dan bahkan organisasi formal (seperti badan-badan
administratif) yang mampu mempertahankan dan mereproduksi
teritorialitas dan simbolisme yang melekat.
(4) pembentukan wilayah sebagai sebuah entitas dalam sistem wilayah
dan kesadaran sosial masyarakat bersangkutan. merupakan bagian dari
system wilayah dan kesadaran wilayah. Hal ini merujuk kepada
kelanjutan dari proses pelembagaan, setelah wilayah mencapai status
sebuah wilayah, dalam bentuk misalnya sebuah wilayah administrativ-
politis.
Teori Lokasi dan Relokasi Industri
Teori lokasi industri menurut perkembangannya
terdiri dari empat jenis pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Neoklasik atau dapat juga disebut
dengan Klasik (Pellenbarg, 1985 dam Meester,
2004) atau Marjinalis (Barnes, 1988 dalam
Meester, 2004);
2) Pendekatan Perilaku atau Teori Managerial;
3) Pendekatan Kelembagaan,
4) Pendekatan Evolusi (Meester, 2004, Pellenbarg,
Wissen dan Dijk, 2002, Brouwer, 2005, dan
Marrioti, 2005).
PENDEKATAN NEOKLASIK
• Teori lokasi neoklasik berfokus pada penyajian model normatif
umum untuk menemukan lokasi yang optimal untuk satu atau lebih
industri berdasarkan pertimbangan ekonomi.
• Hal ini didasarkan pada konsep pengusaha sebagai homo economicus
yang mempunyai informasi yang lengkap, dapat memanfaatkan
informasi yang optimal, dan mampu memaksimalkan keuntungan
sendiri.
• Manusia dan bahkan karakteristik pribadi pengambil keputusan
ekonomi tidak punya tempat dalam pendekatan yang didasarkan
pada model penjelas dimana faktor pengurang biaya (biaya
transportasi, biaya tenaga kerja dan ukuran pasar) merupakan
kekuatan utama yang mendorong terjadinya relokasi.
• Von Thunen (1826), Launhardt (1882), Weber (1909, 1929) and
Palander (1935)Von Thunen (1826), Launhardt (1882), Weber (1909,
1929) dan Palander (1935) may be considered as the founding fathers
of this fielddapat dianggap sebagai pendiri bidang ini.
TEORI LOKASI PERTANIAN
Pendekatan Biaya Terkecil
Asumsi:
1) Bahwa daerah yang menjadi obyek studi adalah
suatu daerah yang terisolasi, homogen dalam
iklim, dengan konsumen yang terkonsentrasi pada
pusat-pusat tertentu
2) Beberapa sumber daya alam seperti air, tanah
bersifat dapat diperoleh dimana saja (ubikuitas)
3) Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan
mineral lainnya hanya dapat diperoleh pada
tempat-tempat tertentu (sporadik)
4) Tenaga kerja tidak bersifat ubikuitas.
TEORI LOKASI WEBER
• Weber mengemukakan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi
lokasi industri, yaitu : (1) biaya transportasi; (2) biaya tenaga kerja;
dan (3) kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi.
• Weber menggambarkan teorinya dengan segitiga lokasi
• dimana titik lokasi optimum (T) adalah titik keseimbangan antara
gaya-gaya sumber bahan-bahan mentah (M1 dan M2) dengan pasar (C
atau Mk). Untuk menunjukkan bahwa lokasi tersebut optimum
terhadap sumber-sumber bahan mentah dengan pasar, Weber
mengemukakan suatu indeks yang disebut indeks bahan (material
index) yang dirumuskan sebagai berikut:
• Bila indeks bahan > 1 artinya bahwa perusahaan tersebut lebih
berorientasi ke bahan mentah (material oriented). Sedangkan bila
indeks bahan < 1 berarti perusahaan tersebut lebih berorientasi
kepada pasar (marked oriented).
Pendekatan
Daerah
Pemasaran
Pendekatan Keuntungan Maksimum
PENDEKATAN PERILAKU
Pendekatan Kelembagaan
• Pendekatan Kelembagaan berbeda dengan pendekatan Neoklasik
dan Perilaku, yaitu lebih menekankan kepada peran lembaga budaya
masyarakat yang didominiasi oleh sistem tata nilai.
• Dalam teori kelembagaan, faktor 'eksternal' atau faktor
'kelembagaan' (yaitu penyesuaian seperti ekspansi, merger, akuisisi
dan pengambilalihan, kepercayaan, resiprositas, kerjasama dan
konvensi) memainkan peran kunci pada semua tingkatan dalam
perekonomian, mulai dari struktur dan fungsi perusahaan, operasi
pasar, sampai dalam bentuk intervensi negara.
• Pendekatan Kelembagaan memfokuskan pada interaksi antar
perusahaan, bukan pada perilaku perusahaan secara individual.
Perilaku lokasi perusahaan adalah hasil dari investasi strategis
perusahaan dan merupakan hasil negosiasi dengan pemasok,
pemerintah, serikat pekerja dan lembaga lain tentang harga, upah,
pajak, subsidi, infrastruktur, dan faktor-faktor penting lainnya dalam
proses produksi perusahaan.
Pendekatan Evolusioner
• Pendekatan evolusioner untuk konsep lokasi dan
relokasi menerapkan konsep biologinya Darwin
seperti keberagaman, seleksi dan ketergantungan, di
ekonomi pembangunan keruangan.
• Kunci konsep evolusi ini dijabarkan dalam geografi
ekonomi sebagai inovasi, kompetisi dan bersifat
rutintinitas.
• Ketergantungan dan rutinitas mengacu pada
keengganan pengusaha untuk memasuki bidang baru
kegiatan (produk baru, teknik baru, pasar baru) di
mana mereka kekurangan pengalaman (Brons dan
Pellenbarg, 2003) atau untuk mengubah lokasi.
KARAKTERISTIK TEORI LOKASI DAN RELOKASI
KARAKTERISTIK TEORI LOKASI DAN RELOKASI
Perbedaan Pilihan Lokasi oleh UKM dan Usaha Besar
Pilihan untuk Proses Produksi
Berkelanjutan
Pilihan untuk Pengaturan Lokasi
Berkelanjutan
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTrijondro Purwanto
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Arthur Semseviera Rontini
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
konsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasikonsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasiagungkunaedi
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
 
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahmohamad amsanudin
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 

What's hot (20)

6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
konsep ekonomi regional
konsep ekonomi regionalkonsep ekonomi regional
konsep ekonomi regional
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
konsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasikonsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasi
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 

Viewers also liked

Economic principles of land (real estate)
Economic principles of land (real estate)Economic principles of land (real estate)
Economic principles of land (real estate)Tanya Mukherjee
 
Chapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th Edition
Chapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th EditionChapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th Edition
Chapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th EditionParamita E.
 
1. urban economics and its scope
1.  urban economics and its scope1.  urban economics and its scope
1. urban economics and its scopeKokab Manzoor
 
Ekonomi wilayah
Ekonomi wilayahEkonomi wilayah
Ekonomi wilayahAry Ajo
 
Urban and economic geography
Urban and economic geographyUrban and economic geography
Urban and economic geographyAaron Carn
 
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahAnalisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahCut Ajja Hani
 
Urban Rent and Land Use Theory
Urban Rent and Land Use TheoryUrban Rent and Land Use Theory
Urban Rent and Land Use TheoryPuducheri Kumar
 
Chapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th Edition
Chapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th EditionChapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th Edition
Chapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th EditionParamita E.
 

Viewers also liked (8)

Economic principles of land (real estate)
Economic principles of land (real estate)Economic principles of land (real estate)
Economic principles of land (real estate)
 
Chapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th Edition
Chapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th EditionChapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th Edition
Chapter 6 Urban Land Rent - Urban Economics 6th Edition
 
1. urban economics and its scope
1.  urban economics and its scope1.  urban economics and its scope
1. urban economics and its scope
 
Ekonomi wilayah
Ekonomi wilayahEkonomi wilayah
Ekonomi wilayah
 
Urban and economic geography
Urban and economic geographyUrban and economic geography
Urban and economic geography
 
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahAnalisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
 
Urban Rent and Land Use Theory
Urban Rent and Land Use TheoryUrban Rent and Land Use Theory
Urban Rent and Land Use Theory
 
Chapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th Edition
Chapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th EditionChapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th Edition
Chapter 9 Zoning and Growth Controls - Urban Economics 6th Edition
 

Similar to EKONOMI WILAYAH

Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Mitha Ye Es
 
1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptx
1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptx1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptx
1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptxMonicaDichter
 
Pertemuan 1 filsafat geografi
Pertemuan 1 filsafat geografiPertemuan 1 filsafat geografi
Pertemuan 1 filsafat geografisony adi
 
pertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptx
pertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptxpertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptx
pertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptxyudaariwinata
 
Review epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiReview epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiAlfalfa Pratiwi
 
Uas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djokoUas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djokojuniato
 
bab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan desk
bab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan deskbab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan desk
bab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan deskdimas024
 
Materi geografi kelas x untuk dua semester
Materi geografi kelas x untuk dua semesterMateri geografi kelas x untuk dua semester
Materi geografi kelas x untuk dua semesterRizka Anindita
 
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai AlirannyaFilsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai AlirannyaAinina Sa'id
 
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu LingkunganEkologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu LingkunganRiska_21
 
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1eli priyatna laidan
 

Similar to EKONOMI WILAYAH (20)

Undergraduate Thesis Proposal
Undergraduate Thesis ProposalUndergraduate Thesis Proposal
Undergraduate Thesis Proposal
 
Filsafat geografi
Filsafat geografiFilsafat geografi
Filsafat geografi
 
Rrp x sem_i
Rrp x sem_iRrp x sem_i
Rrp x sem_i
 
Rrp x sem_i
Rrp x sem_iRrp x sem_i
Rrp x sem_i
 
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
 
1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptx
1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptx1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptx
1. a. Tonggak Sejarah dan Filsafat Geografi.pptx
 
Pertemuan 1 filsafat geografi
Pertemuan 1 filsafat geografiPertemuan 1 filsafat geografi
Pertemuan 1 filsafat geografi
 
pertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptx
pertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptxpertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptx
pertemuan1filsafatgeografi-180925020059.pptx
 
Review epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiReview epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologi
 
Sejarah filsafat
Sejarah filsafatSejarah filsafat
Sejarah filsafat
 
Cabang ips
Cabang ipsCabang ips
Cabang ips
 
Uas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djokoUas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djoko
 
bab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan desk
bab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan deskbab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan desk
bab-i-konsep-dasar-ilmu-sejarah dan desk
 
SOSIOLOGI DAN PERADABAN
SOSIOLOGI DAN PERADABANSOSIOLOGI DAN PERADABAN
SOSIOLOGI DAN PERADABAN
 
Materi geografi kelas x untuk dua semester
Materi geografi kelas x untuk dua semesterMateri geografi kelas x untuk dua semester
Materi geografi kelas x untuk dua semester
 
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai AlirannyaFilsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Ilmu ekologi
Ilmu ekologiIlmu ekologi
Ilmu ekologi
 
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu LingkunganEkologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
 
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 1
 

More from Sugeng Budiharsono

PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfPENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfPENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanSugeng Budiharsono
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Sugeng Budiharsono
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaSugeng Budiharsono
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021Sugeng Budiharsono
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationSugeng Budiharsono
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIASugeng Budiharsono
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Sugeng Budiharsono
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatSugeng Budiharsono
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahSugeng Budiharsono
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 

More from Sugeng Budiharsono (20)

PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfPENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfPENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesia
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 

Recently uploaded

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 

Recently uploaded (20)

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 

EKONOMI WILAYAH

  • 1. PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN EKONOMI WILAYAH, RUANG DAN WILAYAH DAN TEORI LOKASI SUGENG BUDIHARSONO Materi dipresentasikan pada kuliah Ekonomi Regional, Program Magister Ilmu Administrasi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN), 2013
  • 2. BIODATA Nama : Dr. Ir. Sugeng Budiharsono Pendidikan : 1) Sarjana (Ir) Pertanian, IPB. 1983 2) Doktor Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB, 1995 3) Local Economic Development, ITC ILO, Italy, 2009 4) Local Governance, Wageningen UR, The Netherlands, 2010 5) Market Access for Sustainable Development, Wageningen UR, The Netherlands, 2013 Pekerjaan : 1) Chief Technical Advisor for Local Economic Development, BAPPENAS 2) Dosen pascasarjana di Magister Ilmu Kelautan, Universitas Indonesia 3) Dosen pascasarjana di Institut Pertanian Bogor
  • 3. DEFINISI EKONOMI WILAYAH • Secara sederhana Ilmu Ekonomi Wilayah merupakan cabang ilmu ekonomi yang analisisnya menekankan aspek ruang ke dalam analisis ekonomi. Ilmu Ekonomi Wilayah merupakan gabungan antara ilmu ekonomi tradisional dengan teori lokasi. • Secara lebih luas, ilmu ekonomi wilayah sebagai disiplin ilmu terpisah, yang menggabungkan antara geografi, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, sosial dan lain sebagainya yang disebut sebagai Ilmu Wilayah dengan pendirinya adalah Walter Isard. • Suatu ilmu yang membahas semua persoalan yang dihadapi oleh suatu wilayah tertentu dari sudut pandang Ilmu Ekonomi. • Suatu cabang Ilmu Ekonomi yang menakankan analisisnya pada aspek wilayah.
  • 4. PERKEMBANGAN ILMU WILAYAH • Ilmu Wilayah lahir ketika beberapa ekonom mulai menjadi tidak puas terhadap ilmu ekonomi Neoklasik yang mengabaikan dimensi ruang dalam analisisnya. • Pada kurun waktu 1950-1960 (bahkan tahun 1970-an) merupakan masa keemasan ilmu wilayah. Banyak negara- negara industri, kecuali Amerika Serikat, membentuk Departemen yang mandatnya adalah pembangunan wilayah. Pada kurun waktu ini beberapa pakar ilmu wilayah bermunculan seperti Perroux dengan teori Kurub Pertumbuhannya. Pakar lainnya adalah Walter Isard, yang merupakan Bapak Ilmu Wilayah, Hirschman, Boudeville dan Friedmann. • Pada tahun 1980-an, berfikir regional digantikan dengan berfikir global. Pada kurun waktu ini terjadi penutupan Jurusan Ilmu Wilayah di Univ. Pennsylvaniya dan Ilmu Ekonomi Spasial di Univ. Rotterdam.
  • 5. Pembangunan wilayah pasca Perang Dunia ke II Globalisasi Keberlanjutan Sosial dan Lingkungan 1950 1980 2010 • Berfikir wilayah • Masalah lokasi • Program Perang Dingin • Berfikir global • Ruang fleksibel • Neoliberalisme • Berfikir keberlanjutan • Kerjasama antar benua • Kekuatan keuangan Pendanaan pemerintah Pendanaan pemerintah berkurang Pendanaan dari pemerintah dan dunia usaha yang lebih banyak (+) (-) PERKEMBANGAN ILMU PEMBANGUNAN WILAYAH
  • 6. RUANG DAN WILAYAH • Ruang merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia. • Ruang sangat terkait erat dengan waktu. Karena sangat pentingnya ruang dan waktu bagi kehidupan manusia, maka filsafat ruang dan waktu telah menjadi perdebatan sejak ribuan tahun yang lalu. Keterkaitan yang sangat erat antara ruang dan waktu, dalam ilmu Fisika, keduanya kemudian digabung menjadi ruangwaktu atau ruang-waktu dalam suatu kontinum. • Ruang-waktu biasanya ditafsirkan dengan ruang yang tiga- dimensi dan waktu memainkan peran sebagai dimensi keempat. Pada ilmu pengembangan ekonomi lokal, seperti ilmu ekonomi berbasis wilayah lainnya, ruang mempunyai posisi yang sangat sentral, dan ruang inilah yang merupakan pembeda utama dengan ekonomi konvensional.
  • 7. RUANG • Teori ekonomi telah berhasil menjelaskan pertanyaan "apa", "berapa", "bagaimana", "untuk siapa", dan "bilamana" dalam konteks produksi. Namun belum menjelaskan "dimana" aktivitas produksi tersebut dilaksanakan, dengan perkataan lain bahwa analisis ilmu ekonomi berada pada alam tanpa ruang (spaceless world). Padahal sudah jelas bahwa analisis ekonomi apapun yang diletakan pada alam tanpa ruang, amat jauh dari kenyataan hidup. • Sumbangan terbesar tentang filsafat ruang dan waktu berasal dari filsuf Islam, seperti: Al-Kindi (801–873 M), Al Ghazali 1058–19 December 1111 M), dan Ibnu Haitham atau Alhazen (965 – 1040 H). Karya-karya mereka merupakan inspirasi bagi filsuf-filsuf Barat seperti Immanuel Kant. • Isaac Newton, ruang adalah absolut dalam arti bahwa ia ada secara permanen dan independen.
  • 8. Perkembangan Filsafat Ruang Abad 19-20 • Pada abad ke 19 dan 20, matematikawan mulai mengkaji Geometri Non-Euclidean, dimana ruang dapat dikatakan melengkung, bukan datar. Menurut teori Eistein tentang Relativitas Umum, bahwa ruang di sekitar medan gravitasi menyimpang dari ruang Euclidean. • Michael Foucault yang menyatakan bahwa abad 19 adalah abad waktu, ruang tak bergerak, ajeg dan mati. Zaman ruang akan terjadi pada abad 20, dimana ruang akan aktif, bergerak, dan subur. Kalau mengikuti pola piker Foucault tersebut, maka abad ke-21 ini, merupakan abad ruang-waktu, menjalin ruang dan waktu. • Perkembangan pemikiran tentang ruang pada era abad banyak dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx. Henri Lefebvre merupakan filsuf dari Perancis yang memulai kerja tentang ruang berdasarkan pemikiran Karl Marx. Karya-karya Lefebvre kemudian menjadi inspirasi bagi penerusnya seperti Edward W. Soja, David Harvey dan Rob Shield.
  • 9. Konsep Ruang Menurut Lefebvre • Menurut Lefebvre, ruang diproduksi dalam masyarakat melalui proses triadic terdiri dari "Ruang Praktik", "Representasi Ruang," dan "Representasional Ruang atau Ruang Representasi. • Ruang Praktik (perçu Espace atau ruang yang dapat dirasakan) yaitu ruang yang dihasilkan oleh produksi dan reproduksi kapitalis, yang merupakan hasil dari kegiatan dan perilaku dan pengalaman manusia atau merupakan bentuk ruang secara fisik, ruang nyata, ruang yang dihasilkan dan digunakan. • Representasi ruang (conçu Espace, ruang dipahami) adalah representasi hegemonik ideologis terkait dengan ruang atau dapat juga dikatakan sebagai ruang savoir (pengetahuan) dan logika atau ruang sebagai konstruksi mental atau ruang dalam alam pikiran (dibayangkan) yang merupakan representasi kekuasaan, ideologi, kontrol, dan pengawasan. • Representasional ruang atau ruang representasi (vécu Espace, ruang hidup) terkait dengan gerakan perlawanan melakukan hal itu atau melihat ruang sebagai sesuatu yang diproduksi dan dimodifikasi sepanjang waktu dan melalui penggunaannya, ruang diinvestasikan dengan simbolisme dan makna, ruang dari connaissance (kurang lebih formal atau bentuk-bentuk pengetahuan lokal), ruang sebagai sesuatu nyata-dan-dibayangkan.
  • 10. Arti Ruang Menurut Lefebvre No Ruang Arti 1. l'Espace perçu ruang praktik dirasakan fisik materialisme 2. l'Espace conçu representasi ruang dipahami mental idealisme 3. vécu l'Espace ruang representasi hidup sosial materialisme dan idealisme
  • 12. Konsep Ruang Edward Soja • mengembangkan tiga konsep yang penting untuk dapat memahami idenya tentang Ruang Ketiga (Thirdspace). Konsep yang pertama adalah Thirding-as-Othering, yang kedua dan ketiga adalah dua trialektika, yaitu Ontologis dan Epistomologis. • Ontologis – yaitu trialectics of being: kesejarahan (historicality), kesosialan (sociality) dan keruangan (spatiality). • Epistomologis – trialectics of spatiality: ruang dirasakan (perceived space), ruang dipahami (conceived space), dan ruang hidup (lived space). • Konsep Ruang Ketiga dari Soja ini melampaui Konsep Marxismenya Lefebvre dalam upaya untuk merangkul kelompok atau individu yang terpinggirkan dan kehilangan haknya, yang terus-menerus termarjinalkan karena keruangan mereka diabaikan.
  • 14. Hubungan antara Konsep Ruang Lefebvre dan Soja Ruang ke Istilah Levebre Istilah Soja Arti 1 o Ruang dirasakan o Ruang praktik Firstspace Ruang fisik, material 2 o Ruang dipahami o Representasi ruang Secondspace konsep/ gagasan tentang ruang 3 o Ruang hidup o Ruang representasi Thirdspace ruang seperti yang dialami (fisik, emosional, intelektual, ideologis, dll)
  • 15. WILAYAH • Secara tradisional terdapat dua pengertian wilayah, yaitu wilayah sebagai suatu konsep yang muncul dari benak geograf dan wilayah sebagai instrumen untuk mengklasikfikasikan fenomena nyata dari alam, budaya dan masyarakat. • Secara ontologis ini berarti bahwa wilayah dikategorikan muncul dari salah satu sisi nyata dari disiplin ilmu geografi dan di sisi lain sebagai agregat dari kegiatan perilaku individu. • Pandangan yang pertama memisahkan ruang dari proses sosial, sedangkan pandangan yang terakhir mengurangi proses sosial dan budaya terhadap kesadaran individual.
  • 16. PENGERTIAN WILAYAH • Definisi wilayah secara klasik atau tradisional adalah area yang berbeda antara yang satu dengan yang lain yang disebabkan karena beberapa hal antara lain alam, ekonomi, budaya, politik dan lain sebagainya atau area yang dibatasi oleh criteria tertentu. • Pendefinisian wilayah menggunakan empat kriteria (alam, ekonomi, budaya dan politik) memang sangat sederhana dan menyederhanakan untuk memahami kerumitan konsep wilayah. • Namun satu masalah muncul karena biasanya keempat definisi wilayah tersebut tidak tumpang tindih secara sempurna. Sebagai contoh, wilayah pembangunan ekonomi, tidak mengikuti batas-batas politik, kelembagaan maupun sosial budaya.
  • 17. Wilayah secara fisik-alamiah • Wilayah secara fisik-alamiah yang merupakan hasil proses geologi dan geomorfologi dalam jangka panjang. Proses ini, misalnya, menghasilkan daerah datar dan berbukit, yang merupakan wilayah yang dibatasi secara alamiah. Pembatas alamiah lainnya seperti sungai, laut dan gunung masih digunakan untuk mendefinisikan wilayah. • Pada beberapa kasus, misalnya batas-batas alam yang digunakan seringkali membuat suatu wilayah menjadi homogen, sehingga disebut juga wilayah homogen. • Selain itu batas-batas alam juga seringkali membuat suatu wilayah dalam kondisi yang dapat direncanakan sebagai suatu kesatuan, misalnya daerah aliran sungai. Wilayah dengan karakteristik yang mempunyai kesamaan yang dapat direncanakan secara terpadu disebut dengan wilayah perencanaan atau wilayah pemrograman.
  • 18. WILAYAH HOMOGEN DAN PERENCANAAN • Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat dan ciri-ciri kehomogenan itu misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, dll), geografi (seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama), agama, suku dan sebagainya. • Wilayah perencanaan (planning region atau programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan- keputusan ekonomi. • Wilayah perencanaan harus mempunyai ciri-ciri: (a) cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala ekonomi; (b) mampu merubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada; (c) mempunyai struktur ekonomi yang homogen; (d) mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point); (e) menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan; (f) masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan-persoalannya.
  • 19. Wilayah ekonomi-fungsional • Wilayah ekonomi-fungsional, merupakan wilayah yang menunjukkan koherensi secara fungsional, yang bagian- bagiannya tergantung satu sama lain dalam suatu batas dengan menggunakan kriteria tertentu. • Dickinson (1972) menggambarkan fenomena ini sebagai "hubungan ekonomi", sementara Friedmann (1966) menyebutnya daerah saling ketergantungan. Fisher (1967) menyebutnya sebagai wilayah fungsional • Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi.
  • 20. Wilayah administratif-politis • Wilayah administratif-politis, adalah wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan adminsitrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. • Dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah, maka pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak digunakan. Lebih populernya penggunaan pengertian tersebut disebabkan dua faktor, yakni: (a) dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintah, sehingga lebih praktis apabila pembangunan wilayah didasarkan pada satuan wilayah administrasi yang telah ada; dan (b) wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas satuan adminsitrasi pemerintahan lebih mudah dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data di berbagai bagian wilayah berdasarkan pada satuan wilayah adminsitrasi tersebut.
  • 21. Wilayah sosial-budaya • Wilayah sosial-budaya sulit untuk mendefinisikannya dalam masyarakat modern saat ini. Secara tradisional, wilayah didefinisikan menurut lokasi masyarakat yang mempunyai identitas bahasa-budaya dan praktik sosial budaya yanag sama dan khas yang berkaitan dengan wilayah spesifik. Hal ini berarti berbicara tentang masyarakat madani secara lokal, wilayah dengan etnik tertentu atau wilayah dengan budaya yang homogen dimana masyarakat saling berbagi visi bersama pada wilayah tersebut.
  • 22. PERKEMBANGAN PENDEFINISIAN WILAYAH • Secara tradisional, definisi wilayah tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa wilayah hanya dilihat sebagai entitas nyata yang tidak bergantung dengan interaksi manusia. Namun pada dekade delapan puluhan telah berkembang definisi wilayah yang memperhatikan aspek sosial, budaya dan sejarah. • Gilbert dalam Paasi (2000) menyatakan bahwa ada tiga pendekatan dalam memahami atau mendefinisikan wilayah, yaitu: Pertama, wilayah sebagai sebuah materialis, dihubungkan dengan organisasi spasial dari proses sosial yang terkait dengan modus produksi tertentu dan yang berkonsentrasi pada basis ekonomi-politik wilayah dan menekankan kepada peran sirkulasi modal dalam proses ini. Pemahaman ini terutama dipengaruhi oleh sudut pandang Marxis. • Kedua, wilayah sebagai tempat untuk interaksi sosial yang memainkan peranan penting dalam produksi dan reproduksi dari hubungan sosial. Pemahaman ini biasanya terinspirasi oleh 'teori strukturasi' dari Anthony Giddens pada tahun 1980-an. Pendekatan ketiga untuk wilayah menekankan budaya sebagai titik keberangkatan utama berkonsentrasi pada masalah seperti identifikasi wilayah dan identitas wilayah. Oleh karena itu wilayah dipahami terutama sebagai seperangkat hubungan budaya antara kelompok tertentu dan tempat tertentu.
  • 23. DEFINISI WILAYAH MENURUT PAASI 1. Konsep Pra-keilmuan tentang Wilayah, wilayah dipahami terutama sebagai sesuatu yang practical, tidak mencerminkan pilihan peneliti, apakah itu sebuah desa, komunitas, propinsi atau apapun. 2. Interpretasi yang berpusat kepada Disiplin Keilmuan • Wilayah sebagai obyek telah menjadi ciri khas dalam Lansekap atau geografi Landscaft. wilayah telah dianggap sebagai organisme 'hidup'. It can be argued that so-called territorial, • Wilayah sebagai gambar lansekap (Landschaftsbild) yang telah menjadi ciri khas dalam studi lansekap. • Wilayah sebagai instrumen klasifikasi formal, yang berarti bahwa wilayah digunakan sebagai alat untuk mengklasifikasikan fenomena alam dan budaya. Prosedur ini biasanya menghasilkan pembagian wilayah yang didasarkan pada satu atau lebih 'sifat' alam atau budaya. • Wilayah sebagai instrumen klasifikasi fungsional berarti bahwa peneliti menggunakan 'wilayah' dalam deskripsi struktur spasial fungsional masyarakat, terutama ketika membentuk struktur wilayah yang menjelaskan hubungan pusat-wilayah. • Wilayah sebagai titik komunitas untuk unit spasial vernacular. • Wilayah sebagai titik unit persepsi untuk unit spasial.
  • 24. DEFINISI WILAYAH MENURUT PAASI 3. Konsep Kritis wilayah • Wilayah sebagai titik bagian utama dari dunia kehidupan ke interpretasi humanistik yang dimulai dari pengalaman manusia dan memberi tekanan pada 'orang dalam sudut pandangnya. • Wilayah sebagai manifestasi akumulasi modal adalah sebuah interpretasi Marxis. • Wilayah sebagai titik pengaturan untuk jalur praktek sosial ke wilayah-wilayah sebagai media interaksi sosial (Thrift 1983). • Sebuah ide yang sangat penting pada pertengahan 1980-adalah untuk memahami wilayah sebagai proses historis yang tidak terduga yang berarti bahwa wilayah dilihat sebagai kategori dinamis. • Taylor (1991) membahas historis wilayah, yang berarti bahwa wilayah dianggap sebagai unit spasial yang telah diproduksi secara sosial dan budaya untuk menjadi bagian dari sistem.
  • 25. Proses Pelembagaan Wilayah (1) Pembentukan teritorial; merujuk kepada lokalisasi dari praktik sosial dan mengarah kepada pencapaian dari batas-batas wilayah dan identifikasi dari sebuah unit yang berbeda dalam struktur keruangan. (2) Pembentukan simbolik; Membentuk simbolik tidak hanya mencakup nama, tetapi juga banyak unsur lainnya, seperti lambang, bendera, ritual seperti parade, dan sebagainya. Demikian pula lagu, puisi, novel dan film membawa simbolisme keruangan sebagai bagian dari kehidupan sehari- hari, mentransformasikan simbolisme ini sebagai bagian penting dari nasionalisme. (3) Bentuk kelembagaan wilayah; dan Batas dan simbol penting dalam membuat wilayah tapi juga yang dibutuhkan adalah kelembagaan (politik, ekonomi, budaya) dan bahkan organisasi formal (seperti badan-badan administratif) yang mampu mempertahankan dan mereproduksi teritorialitas dan simbolisme yang melekat. (4) pembentukan wilayah sebagai sebuah entitas dalam sistem wilayah dan kesadaran sosial masyarakat bersangkutan. merupakan bagian dari system wilayah dan kesadaran wilayah. Hal ini merujuk kepada kelanjutan dari proses pelembagaan, setelah wilayah mencapai status sebuah wilayah, dalam bentuk misalnya sebuah wilayah administrativ- politis.
  • 26. Teori Lokasi dan Relokasi Industri Teori lokasi industri menurut perkembangannya terdiri dari empat jenis pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan Neoklasik atau dapat juga disebut dengan Klasik (Pellenbarg, 1985 dam Meester, 2004) atau Marjinalis (Barnes, 1988 dalam Meester, 2004); 2) Pendekatan Perilaku atau Teori Managerial; 3) Pendekatan Kelembagaan, 4) Pendekatan Evolusi (Meester, 2004, Pellenbarg, Wissen dan Dijk, 2002, Brouwer, 2005, dan Marrioti, 2005).
  • 27. PENDEKATAN NEOKLASIK • Teori lokasi neoklasik berfokus pada penyajian model normatif umum untuk menemukan lokasi yang optimal untuk satu atau lebih industri berdasarkan pertimbangan ekonomi. • Hal ini didasarkan pada konsep pengusaha sebagai homo economicus yang mempunyai informasi yang lengkap, dapat memanfaatkan informasi yang optimal, dan mampu memaksimalkan keuntungan sendiri. • Manusia dan bahkan karakteristik pribadi pengambil keputusan ekonomi tidak punya tempat dalam pendekatan yang didasarkan pada model penjelas dimana faktor pengurang biaya (biaya transportasi, biaya tenaga kerja dan ukuran pasar) merupakan kekuatan utama yang mendorong terjadinya relokasi. • Von Thunen (1826), Launhardt (1882), Weber (1909, 1929) and Palander (1935)Von Thunen (1826), Launhardt (1882), Weber (1909, 1929) dan Palander (1935) may be considered as the founding fathers of this fielddapat dianggap sebagai pendiri bidang ini.
  • 29. Pendekatan Biaya Terkecil Asumsi: 1) Bahwa daerah yang menjadi obyek studi adalah suatu daerah yang terisolasi, homogen dalam iklim, dengan konsumen yang terkonsentrasi pada pusat-pusat tertentu 2) Beberapa sumber daya alam seperti air, tanah bersifat dapat diperoleh dimana saja (ubikuitas) 3) Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral lainnya hanya dapat diperoleh pada tempat-tempat tertentu (sporadik) 4) Tenaga kerja tidak bersifat ubikuitas.
  • 30. TEORI LOKASI WEBER • Weber mengemukakan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu : (1) biaya transportasi; (2) biaya tenaga kerja; dan (3) kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. • Weber menggambarkan teorinya dengan segitiga lokasi • dimana titik lokasi optimum (T) adalah titik keseimbangan antara gaya-gaya sumber bahan-bahan mentah (M1 dan M2) dengan pasar (C atau Mk). Untuk menunjukkan bahwa lokasi tersebut optimum terhadap sumber-sumber bahan mentah dengan pasar, Weber mengemukakan suatu indeks yang disebut indeks bahan (material index) yang dirumuskan sebagai berikut: • Bila indeks bahan > 1 artinya bahwa perusahaan tersebut lebih berorientasi ke bahan mentah (material oriented). Sedangkan bila indeks bahan < 1 berarti perusahaan tersebut lebih berorientasi kepada pasar (marked oriented).
  • 31.
  • 32.
  • 36. Pendekatan Kelembagaan • Pendekatan Kelembagaan berbeda dengan pendekatan Neoklasik dan Perilaku, yaitu lebih menekankan kepada peran lembaga budaya masyarakat yang didominiasi oleh sistem tata nilai. • Dalam teori kelembagaan, faktor 'eksternal' atau faktor 'kelembagaan' (yaitu penyesuaian seperti ekspansi, merger, akuisisi dan pengambilalihan, kepercayaan, resiprositas, kerjasama dan konvensi) memainkan peran kunci pada semua tingkatan dalam perekonomian, mulai dari struktur dan fungsi perusahaan, operasi pasar, sampai dalam bentuk intervensi negara. • Pendekatan Kelembagaan memfokuskan pada interaksi antar perusahaan, bukan pada perilaku perusahaan secara individual. Perilaku lokasi perusahaan adalah hasil dari investasi strategis perusahaan dan merupakan hasil negosiasi dengan pemasok, pemerintah, serikat pekerja dan lembaga lain tentang harga, upah, pajak, subsidi, infrastruktur, dan faktor-faktor penting lainnya dalam proses produksi perusahaan.
  • 37. Pendekatan Evolusioner • Pendekatan evolusioner untuk konsep lokasi dan relokasi menerapkan konsep biologinya Darwin seperti keberagaman, seleksi dan ketergantungan, di ekonomi pembangunan keruangan. • Kunci konsep evolusi ini dijabarkan dalam geografi ekonomi sebagai inovasi, kompetisi dan bersifat rutintinitas. • Ketergantungan dan rutinitas mengacu pada keengganan pengusaha untuk memasuki bidang baru kegiatan (produk baru, teknik baru, pasar baru) di mana mereka kekurangan pengalaman (Brons dan Pellenbarg, 2003) atau untuk mengubah lokasi.
  • 40. Perbedaan Pilihan Lokasi oleh UKM dan Usaha Besar
  • 41. Pilihan untuk Proses Produksi Berkelanjutan
  • 42. Pilihan untuk Pengaturan Lokasi Berkelanjutan