SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535
Page 1 of 7
KONTROL KECEPATAN MOTOR DC DENGAN KONTROL
PID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535
Chardian Arguta1)
, Sulastri Rubiyanti2)
, Eko Sulistyo ST, MT3)
1,2
Teknik Elektronika, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
3
Dosen Prodi Teknik Elektronika, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
Kawasan Industri Air Kantung - Sungailiat,
Telp. (0717) 93586, Fax. (0717) 93585
email: chardian.arguta@gmail.com
email: lass_lullaby@yahoo.com
email: sulistyo.eko@gmail.com
Abstract
DC motors are widely used in small and large industrivers. DC motor speed is often unstable
due to interference from outside or change the parameters of the fabrication thus necessary to
design the controller. PID controller is designed using which consists of three types of controlling
combined, they are P for Proportional, I for Integral, and D for Derivative. In this observation, the
PID controller is used in a DC motor without load using close loop control with encoder feedback
and input -based microcontroller ATMega8535 be set on the keypad. The simulation results show
PID controller for DC motor speed control without the burden of generating a stable condition at the
time with Kp = 2.0, Ki = 0.5, and Kd = 0.1 at the beginning of the desired speed when approaching a
set point at the 0.5 second.
Keywords: encoder feedback, PID controller, DC motors, set point
Abstrak
Motor DC banyak digunakan di industri kecil dan besar. Kecepatan motor DC sering tidak stabil
akibat gangguan dari luar maupun perubahan parameter dari fabrikasinya sehingga perlu dilakukan
rancangan kontroller. Kontroller yang dirancang menggunakan PID yang terdiri dari tiga jenis
pengaturan yang dikombinasikan, yaitu kontrol P (Proportional), I (Integral), dan D (Derivatif).
Dalam penelitian ini, kontroller PID yang digunakan pada motor DC tanpa beban menggunakan
kontrol close loop dengan feedback encoder berbasis mikrokontroller ATMega8535 dan input disetting
pada keypad. Hasil simulasi menunjukkan kontroller PID untuk kendali kecepatan motor DC tanpa
beban menghasilkan kondisi yang stabil pada saat Kp= 2,0; Ki= 0,5; dan Kd= 0,1 dengan kecepatan
awal yang diinginkan saat mendekati set point pada detik ke-0,5.
Kata kunci : feedback encoder, kontroller PID, motor DC, set point
1. PENDAHULUAN
Motor DC telah dikenal lama sejak teori
gaya Lorentz dan induksi elektromagnetik
ditemukan. Motor DC sering digunakan karena
kemudahan dalam aplikasinya sehingga dipakai
pada berbagai macam keperluan, mulai dari
peralatan industri, rumah tangga, hingga didapati
Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535
Page 2 of 7
pada mainan anak-anak maupun piranti
pendukung dalam sistem instrumen elektronik.
Namun pada kenyataannya, kecepatan putar
motor DC sulit untuk dikendalikan dikarenakan
lajunya yang tidak stabil [1].
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan
suatu perancangan sistem kontrol kecepatan
motor DC agar motor DC tersebut bergerak
sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Yakni
kontroller Proportional Integral Derivatif (PID)
yaitu kontrol yang terdiri dari konfigurasi standar
Kp, Ki, dan Kd yang nilainya ditentukan / setting
agar mendapatkan hasil atau kecepatan yang
diinginkan yaitu kecepatan dengan stabilitas yang
baik dengan tingkat eror dan oershoot
(melampaui) yang kecil. Dalam penelitian ini,
sistem kontrol PID yang akan dibahas
menggunakan prinsip kerja feedback encoder
dengan optocoupler berbasis Mikrokontroller
ATMega8535 yang akan diaplikasikan pada
motor DC tanpa beban. Pembahasan dilakukan
dengan mengamati perubahan pada kontrol PID
yang disetting pada keypad serta waktu terbaik
(Time Sampling) yang diperoleh guna
mendapatkan kestabilan dari kecepatan motor DC
yang diinginkan.
1.1 Motor DC
Motor DC yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan motor DC 15-20 VDC dengan
RPM maksimal tanpa beban 2000 yang
merupakan motor DC magnet permanen.
1.2 Sensor Kecepatan
Sensor adalah proses mengkonversi energi
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sensor dapat
didefinisikan sebagai perangkat pengubah
pengukuran (apa yang akan diukur) menjadi
pengukuran yang diinginkan. Sensor kecepatan
digunakan rotary encoder dan pendeteksian
dilakukan oleh optocoupler sebagai penerima
cahaya. Setiap lubang yang terdeteksi akan
diakumulasikan pada rutin interupt timer 2.
Sensor optocoupler umumnya menggunakan
sensor optik untuk menghasilkan serial pulsa
yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi,
arah, dan kecepatan [2].
1.3 Mikrokontroller ATMega8535
Dalam penelitian ini, mikrokontroller yang
digunakan adalah ATMega8535 untuk
penghitungan RPM motor DC sekaligus
pengiriman nilai RPM kepada program CVAVR
dan pengiriman sinyal PWM kepada driver.
Kristal yang digunakan sebesar 16MHz.
ATMega8535 berfungsi sebagai pengolah data
dari sensor rotari dan kecepatan motor,
melakukan proses logika PID. ATMega8535
mempunyai saluran I/O 32 buah, ADC 10bit
sebanyak 8 saluran, 3 buah Timer/Counter, CPU
yang terdiri atas 32 register, SRAM sebesar
512byte, memori Flash sebesar 8 kB, serta
EEPROM sebesar 412 byte.
1.4 Driver Motor
Motor DC tidak dapat dikendalikan langsung
oleh mikrokontroller karena kebutuhan daya
listrik yang cukup besar pada motor DC
sedangkan keluaran pada mikrokontroller sangat
kecil. Sehingga mikrokontroller membutuhkan
rangkaian driver yang mampu memperbesar daya
dari 0 V - 5 V menjadi 0 V – 12 V. Ada beberapa
jenis driver motor yang dapat digunakan untuk
mengatur kecepatan motor, yaitu menggunakan
rangkaian H-Bridge Transistor, H-Bridge
MOSFET, dan IC driver motor. Pada penelitian
ini, driver motor menggunakan H-Bridge IRF540
berbasis H-Bridgde [2].
1.5 Kontroller PID
Kontroller otomatis membandingkan nilai
sebenarnya dari keluaran sistem secara
keseluruhan (plant) dengan mengacu pada nilai
masukan (nilai yang dikehendaki), menentukan
penyimpangan dan menghasilkan sinyal kontrol
yang akan mengurangi penyimpangan menjadi
nol atau nilai yang terkecil. Kontroller PID dapat
dituning dengan beberapa cara, antara lain
Zivergler-Nicholls tuning, loop tuning, metode
analitis, optimasi, pole placement, auto tuning,
dan direct tuning. Namun yang dipakai dalam
Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535
Page 3 of 7
penelitian untuk menentukan parameter aksi
kontrol PID ini adalah direct tuning [4].
1.5.1 Kontrol Proporsional
Kontroler adalah sebuah penguat input
sehingga output tidak semakin kecil pada suatu
sistem. Kontrol proposional berfungsi untuk
memperkuat sinyal kesalahan penggerak (sinyal
eror ), sehingga akan mempercepat keluaran
sistem mencapai titik referensi[5].
persamaan dalam bentuk pemrograman:
P(out) = Kp. Eror
Kp = Konstanta Proposional.
Keterangan :
Kontroler proporsional menghasilkan nilai
keluaran yang berbanding lurus dengan nilai
kesalahan. Responnya dapat diatur dengan
mengalikan kesalahan (eror) dengan konstanta Kp.
Diagram blok kontrol proporsional
ditunjukkan pada gambar 4 dibawah ini.
Gambar 1.5.1. Blok diagram Kp
Gambar 1.5.1 menunjukkan blok diagram
yang menggambarkan hubungan antara besaran
masukan (set point), besaran aktual (present
value) dengan besaran keluaran kontroller
proporsional. Sinyal kesalahan (eror) merupakan
selisih antara set point dengan present value.
Selisih ini akan mempengaruhi kontroler.
1.5.2 Kontrol Integral
Kontrol integral pada prinsipnya bertujuan
untuk menghilangkan offset (eror sistem pada
keadaaan tunak atau steady state) yang biasanya
dihasilkan oleh kontrol proposional[5].
Kontrol integral (I) adalah penjumlahan
dari eror sebelumnya. Proses penjumlahan eror
akan berlangsung sampai nilai dari output sistem
sama dengan nilai referensi yang diinginkan, dan
hasil ini dalam keadaan nilai eror yang tidak
berubah (stationary eror) ketika nilai referensi
stabil. Dalam artiannya keluaran kontroler sangat
dipergaruhi oleh perubahan yang sebanding
dengan nilai sinyal eror.
Hubungan antara output kontrol integral
dengan sinyal eror terlihat pada persamaan
dibawah ini:
persamaan dalam bentuk pemrograman:
I(out) = Ki.(Eror + Last Eror)
Ki = Konstanta integral
Keterangan :
Kontroler integral menghasilkan nilai keluaran
yang berbanding lurus dengan besar dan lamanya
eror. Integral dalam kontroler PI adalah jumlahan
eror setiap waktu dan mengakumulasi offset yang
sebelumnya telah dikoreksi. Eror terakumulasi
dikalikan dengan konstanta integral (Ki) dan
menjadi keluaran kontroler.
Diagram blok kontrol proporsional
ditunjukkan pada gambar 1.5.2 dibawah ini.
Gambar 1.5.2. Blok diagram Ki
Ketika sinyal kesalahan berharga nol,
keluaran kontroler akan bertahan pada nilai
sebelumnya. Sinyal. Jika sinyal kesalahan tidak
berharga nol, keluaran akan menunjukkan
kenaikan atau penurunan yang dipengaruhi oleh
besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki. Konstanta
integral Ki yang berharga besar akan
mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin
besar nilai konstanta Ki akan mengakibatkan
peningkatan osilasi dari sinyal keluaran kontroler.
Keluaran kontroler membutuhkan selang waktu
tertentu, sehingga kontroler integral cenderung
memperlambat respon.
1.5.3 Kontrol Derivatif
Kontrol derivatif dapat digunakan untuk
memperbaiki respon transivern dengan
Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535
Page 4 of 7
memprediksi eror yang akan terjadi. Kontrol
Derivatif hanya berubah saat ada perubahan eror
sehingga saat eror statis kontrol ini tidak akan
bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan
kontroler Derivatif tidak dapat dipakai sendiri
Ciri-ciri pengontrol derivatif :
1. Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran
jika tidak ada perubahan pada masukannya
(berupa perubahan sinyal kesalahan)
2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu,
maka keluaran yang dihasilkan pengontrol
tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan
sinyal kesalahan.
Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat
meningkatkan stabilitas sistem dan mengurangi
overshoot.
Berdasarkan karakteristik pengontrol ini,
pengontrol derivatif umumnya dipakai untuk
mempercepat respon awal suatu sistem, tetapi
tidak memperkecil kesalahan pada keadaan
tunaknya. Kerja pengontrol derivatif hanyalah
efektif pada lingkup yang sempit, yaitu pada
periode peralihan. Oleh sebab itu pengontrol
diferensial tidak pernah digunakan tanpa ada
kontroler lainnya.
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk
menyelesaikan penelitian ini terdiri dari beberapa
tahapan sesuai dengan Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Flowchart Penelitian
2.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan dan pengolahan data
dilakukan untuk mengetahui karakteristik
hardware yang dibuat meliputi karakteristik
motor DC yang digunakan, mikrokontroler
ATMega8535, dan prinsip kerja feedback encoder
dengan optocoupler.
2.2 Perancangan Alat
Metode yang digunakan untuk kendali
kecepatan motor DC disini yaitu menggunakan
kontroller PID.
Gambar 2.2 Blok diagram hardware kontrol
kecepatan motor DC
Perancangan sistem kontrol motor DC yaitu
sebagai berikut:
a. Encoder digunakan sebagai sensor untuk
mengetahui rpm kecepatan putaran dari
motor yang digunakan, prinsip kerja encoder
yang digunakan adalah incremental encoder
dimana terdapat lempengan dengan 36 buah
lubang yang akan dideteksi oleh optocoupler.
Dimana dalam 1 putaran penuh, sensor akan
menghasilkan sinyal 36 pulsa yang terbaca
oleh mikrokontroller melalui counter 1.
b. Kontrol motor DC yang akan digunakan
adalah dengan metode PWM ( Pulse Width
Modulation ) dengan tegangan input sebesar
12 volt, mikrokontroller bertindak sebagai
pengatur kecepatan dengan fitur PWM yang
ada pada mikrokontroller pada terhubung ke
PORTB.3, yang merupakan port untuk
PWM (PWM0) dengan range nilai antara 0-
255. Untuk mengaktifkan pulsa PWM
tersebut dengan menggunakan fitur timer 1
Tidak
Perancangan Alat
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Mulai
Ya
Selesai
Penarikan Kesimpulan
Kecepatan motor DC
sesuai dengan set
point?
Pembuatan Hardware dan Software
Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535
Page 5 of 7
pada mikrokontroller dengan resolusi 8 bit (0
s/d 255). Mikrokontroller mendapatkan
supply 5 volt dari usb connector yang
digunakan sebagai line komunikasi serial PC
dan mikrokontroller, sedangkan driver motor
menggunakan supply 12 volt dari power
supply.
c. Keypad (4x4) sebagai tombol input untuk
masukan nilai set point kecepatan maupun
parameter nilai PID (KI, Kp, Kd). Data akan
ditampilkan pada LCD (2x16) untuk
pencapaian nilai rpm dan dengan input dari
keypad untuk penentuan set point kecepatan
maupun parameter nilai PID (KI, Kp, Kd).
2.3 Pembuatan Hardware dan Software
Pembuatan hardware kontrol motor DC ini
meliputi pembuatan rangkaian kontrol motor DC,
sistem minimum ATMega8535, dan rangkaian
encoder. Sedangkan untuk pembuatan software
meliputi proses pemrograman yang berfungsi
untuk mengaktifkan keypad sebagai inputan,
mengontrol hardware motor DC agar dapat
bekerja sesuai dengan kontrol PID yang
diinginkan, dan menampilkan data tersebut
sekaligus output melalui LCD.
Gambar 2.3 Hardware rangkaian kontrol
Adapun flowchart software kontrol motor
DC dapat terlihat seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.4 Flowchart software kontrol
motor DC
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kontrol PID (Proporsional, Integral, dan
Derivatif)
PID merupakan kontroler untuk menentukan
presisi suatu sistem instrumentasi dengan
karakteristik adanya umpan balik pada sistem
tersebut. Komponen pada PID terdiri dari tiga
jenis yaitu Proporsional, Integral, dan Derivatif.
Ketiganya bisa dipakai bersamaan ataupun
Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535
Page 6 of 7
sendiri-sendiri, tergantung dari respon yang kita
inginkan dari suatu plant [3].
Berikut listting program utama:
void Control_PID()
{
TCCR2=0x00;
count++;
if(count>=20){
count=0;
TCCR1B=0x00;//counter1 off
counter1=TCNT1;//jumlah hole=36
rps=counter1*5;
rpm=rps*60/36;
Control_PID();
TCNT1=0;
TCCR1B=0x06;
sprintf (str,"%d rpm ",rpm);
lcd_gotoxy(2,1);
lcd_puts(str);
}
TCNT2=99;
TCCR2=0x07;
}
3.2 Pengujian Kontrol PID terhadap Motor
DC Tanpa Beban dengan Feedback Encoder
Pengaturan speed / kecepatan motor adalah
dengan menerapkan metode pengaturan
kecepatan menggunakan PWM ( Pulse Width
Modulation ), yaitu metode dengan merubah nilai
duty cycle pada driver motor , dengan begitu
tegangan yang dialirkan pada motor dapat diatur ,
PWM yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan fitur timer 0 pada mikrokontroller
dengan resolusi 8 bit ( 0 s/d 255 ) , berikut
perhitungan pwm yang digunakan :
Pengujian yang dilakukan menerapkan
control Proporsional, Integral, dan Derivatif
(PID) untuk memperbaiki nilai perbaikan
kecepatan terhadap nilai eror system yg didapat
dari perbedaan nilai set point terhadap present
value rpm motor. Dalam aplikasi ini akan
digunakan rpm 1000 dengan trial dan eror untuk
penentuan nilai Kp, Ki, dan Kd.
Tabel 3.2 Hasil waktu perbaikan kecepatan 1000
rpm motor tanpa beban dengan direct tunning Kp
diperbesar, Ki dan Kd
No Kp Ki Kd Ts
1. 1 0,5 0,1 2s
2. 1,5 0,5 0,1 1s
3. 2 0,5 0,1 0,5s
Analisa : semakin besar nilai Kp maka semakin
responsif kecepatan motor DC .
Gambar 3.1 Grafik kecepatan motor menuju
SP = 1000 dengan Kp =1; Ki=0,5; dan Kd=0,1.
Gambar 3.2 Grafik kecepatan motor menuju
SP = 1000 dngan Kp =1,5; Ki=0,5; dan Kd=0,1.
Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535
Page 7 of 7
Gambar 3.3 Grafik kecepatan motor menuju
SP = 1000 dengan Kp =2; Ki=0,5; dan Kd=0,1.
4. SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil :
1. Parameter P (Proporsional) berperan dalam
mempercepat waktu untuk kecepatan motor
meraih set poin yang diinginkan
2. Parameter I (Integral) digunakan untuk
menghilangkan eror sehingga sistem menjadi
stabil
3. Parameter D (Derivatif) berperan mengurangi
oershoot (melampaui)
4. Dengan nilai kontrol yang diberikan yaitu Kp
= 2, Ki = 0,5, dan Kd = 0,1 didapati kecepatan
motor DC tanpa beban yang mulai stabil
dengan set point 1000rpm dalam jangka waktu
0,5s.
6. REFERENSI
[1] Waluyo, Aditya F, dan Syahrial. 2012.
Analisis Penalaan Kontrol PID pada Simulasi
Kendali Kecepatan Putaran Motor DC
Berbeban menggunakan Metode Heuristik.
Jurnal Teknik Elektro Itenas, Vol. 1, No. 2.
http://
[2] Faishol A Muhamad. Sistem Kontrol
Kecepatan Motor DC D-6759 Berbasis
Arduino Mega.http://
[3] Ogata K. (1994). Solving Control
Engineering Problems with MATLAB. Prentice
Hall International, Inc: Prentice Hall.
[4] Giap, N. , Shin, J. and Kim, W. 2014. A
Study on Autotuning Controller for Servo
System. Intelligent Control and Automation, 5,
102-110.
[4] Jimmy. 2011. Pengendali Motor Servo DC
Menggunakan PI Untuk Diimplementasikan
Pada Mesin CNC. Di unduh pada tanggal 1
Agustus 2016, pukul 13.40 WIB di
http://researchdashboard.binus.ac.id/uploads/pa
per/document/publication/Journal/Teknik.

More Related Content

What's hot

Desain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon FrekuensiDesain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon FrekuensiRumah Belajar
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik TransistorRyan Aryoko
 
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKRL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKMuhammad Dany
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema theveninfaqihahkam
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingampas03
 
pengaturan frekuensi
pengaturan frekuensipengaturan frekuensi
pengaturan frekuensiridhomahendra
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pidSupar Ramah
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemrajareski ekaputra
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete timeRumah Belajar
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 

What's hot (20)

Desain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon FrekuensiDesain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
Desain Sistem Kendali dengan Respon Frekuensi
 
contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKRL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
 
Generator dc
Generator dcGenerator dc
Generator dc
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema thevenin
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keying
 
Mosfet
MosfetMosfet
Mosfet
 
1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
 
pengaturan frekuensi
pengaturan frekuensipengaturan frekuensi
pengaturan frekuensi
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pid
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete time
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 

Viewers also liked

Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDSupar Ramah
 
Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...
Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...
Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...Viki Alamsyah
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Puti Andini
 
Dasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-MatlabDasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-MatlabChardian Arguta
 
Signal conditioning
Signal conditioningSignal conditioning
Signal conditioningFani Hakim
 
Whistle blowing
Whistle blowingWhistle blowing
Whistle blowingReineM
 
правила безпечної поведінки на воді
правила безпечної поведінки на водіправила безпечної поведінки на воді
правила безпечної поведінки на водіPoltava municipal lyceum #1
 
Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...
Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...
Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...John Reardon
 
Positieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemma
Positieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemmaPositieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemma
Positieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemmamark de jonge
 
Constancia fallo
Constancia falloConstancia fallo
Constancia falloPlazasVega
 
Bab i%2 c vii%2c daftar pustaka
Bab i%2 c vii%2c daftar pustakaBab i%2 c vii%2c daftar pustaka
Bab i%2 c vii%2c daftar pustakaNurul Rohmah
 
Reddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5S
Reddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5SReddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5S
Reddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5SClaudia Bertanza
 
JACM2636_JacMax Lindsay Book Email FA
JACM2636_JacMax Lindsay Book Email FAJACM2636_JacMax Lindsay Book Email FA
JACM2636_JacMax Lindsay Book Email FAHilary Simmons
 
Un'altra difesa è possibile
Un'altra difesa è possibileUn'altra difesa è possibile
Un'altra difesa è possibileClaudia Bertanza
 
I Choose to Learn
I Choose to LearnI Choose to Learn
I Choose to Learnmm61315
 

Viewers also liked (20)

Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PID
 
Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...
Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...
Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis
 
Dasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-MatlabDasar Sistem Pengaturan-Matlab
Dasar Sistem Pengaturan-Matlab
 
Signal conditioning
Signal conditioningSignal conditioning
Signal conditioning
 
Whistle blowing
Whistle blowingWhistle blowing
Whistle blowing
 
правила безпечної поведінки на воді
правила безпечної поведінки на водіправила безпечної поведінки на воді
правила безпечної поведінки на воді
 
Khung soạn thảo wiki
Khung soạn thảo wikiKhung soạn thảo wiki
Khung soạn thảo wiki
 
Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...
Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...
Business Research - Corporations Shift from Facility Centric Operating Models...
 
Positieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemma
Positieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemmaPositieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemma
Positieve-psychologie-en-het-dertigers-dilemma
 
Constancia fallo
Constancia falloConstancia fallo
Constancia fallo
 
Tail recursion
Tail recursionTail recursion
Tail recursion
 
manik krish
manik krishmanik krish
manik krish
 
ME461 Final Presentation
ME461 Final PresentationME461 Final Presentation
ME461 Final Presentation
 
Bab i%2 c vii%2c daftar pustaka
Bab i%2 c vii%2c daftar pustakaBab i%2 c vii%2c daftar pustaka
Bab i%2 c vii%2c daftar pustaka
 
Programma parchi 2015
Programma parchi 2015 Programma parchi 2015
Programma parchi 2015
 
Reddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5S
Reddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5SReddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5S
Reddito di cittadinanza, la proposta di legge del M5S
 
JACM2636_JacMax Lindsay Book Email FA
JACM2636_JacMax Lindsay Book Email FAJACM2636_JacMax Lindsay Book Email FA
JACM2636_JacMax Lindsay Book Email FA
 
Un'altra difesa è possibile
Un'altra difesa è possibileUn'altra difesa è possibile
Un'altra difesa è possibile
 
I Choose to Learn
I Choose to LearnI Choose to Learn
I Choose to Learn
 

Similar to KontrolKecepatanMotorDC

Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroAndrie A Hamali
 
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axisRegiAdriana1
 
Skd 141311049 muflih adinata n_stand alone controller
Skd 141311049 muflih adinata n_stand alone controllerSkd 141311049 muflih adinata n_stand alone controller
Skd 141311049 muflih adinata n_stand alone controllerMuflih Negara
 
Skd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flow
Skd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flowSkd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flow
Skd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flowniel95
 
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusumaAryanti99
 
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babiiJbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babiikuyalumpat
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutPressa Surya
 
Makalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorMakalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorAip Goper
 
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 3   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3 Sistem Pengendali ElektronikAhmad Nawawi, S.Kom
 
Pengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin ListrikPengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin Listrikrezaza9535
 
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16Mochammadfinandika
 
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...RenataNoviene
 
Aplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptx
Aplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptxAplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptx
Aplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptxArifHendrawan9
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproceko dnero
 
alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC5223127190
 

Similar to KontrolKecepatanMotorDC (20)

Kendali level air
Kendali level airKendali level air
Kendali level air
 
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
 
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b100_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
 
Skd 141311049 muflih adinata n_stand alone controller
Skd 141311049 muflih adinata n_stand alone controllerSkd 141311049 muflih adinata n_stand alone controller
Skd 141311049 muflih adinata n_stand alone controller
 
Skd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flow
Skd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flowSkd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flow
Skd 141311039 -laporan akhir sistem kendali digital pada plant flow
 
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
 
Bab IV.ppt
Bab IV.pptBab IV.ppt
Bab IV.ppt
 
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babiiJbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjut
 
Makalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorMakalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesor
 
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 3   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
 
Pengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin ListrikPengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin Listrik
 
Abstraksi
AbstraksiAbstraksi
Abstraksi
 
Laporan vanny manpro suhu
Laporan vanny manpro suhuLaporan vanny manpro suhu
Laporan vanny manpro suhu
 
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
Rancang bangun conveyor Menggunakan Mikrokontroller atmega 16
 
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...RANCANG BANGUN  PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
RANCANG BANGUN PUTAR BALIK MOTOR DC CONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATME...
 
Aplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptx
Aplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptxAplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptx
Aplikasi kendali smart relay pada motor 3 fasa.pptx
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc
 
205
205205
205
 
alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC
 

More from Chardian Arguta

Bisnis Milenial-Sharing Usaha Homestay
Bisnis Milenial-Sharing Usaha HomestayBisnis Milenial-Sharing Usaha Homestay
Bisnis Milenial-Sharing Usaha HomestayChardian Arguta
 
Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1
Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1
Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1Chardian Arguta
 
Pengalaman membuat TDUP Rumah Charsy Homestay
Pengalaman membuat TDUP Rumah Charsy HomestayPengalaman membuat TDUP Rumah Charsy Homestay
Pengalaman membuat TDUP Rumah Charsy HomestayChardian Arguta
 
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka BelitungProposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka BelitungChardian Arguta
 
Perencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & Jasa
Perencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & JasaPerencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & Jasa
Perencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & JasaChardian Arguta
 
Keputusan Strategi Dalam Operasi
Keputusan Strategi Dalam OperasiKeputusan Strategi Dalam Operasi
Keputusan Strategi Dalam OperasiChardian Arguta
 
Micro Controller ATMEGA 8535
Micro Controller ATMEGA 8535Micro Controller ATMEGA 8535
Micro Controller ATMEGA 8535Chardian Arguta
 
Running Text on LCD ATMEGA 8535
Running Text on LCD ATMEGA 8535Running Text on LCD ATMEGA 8535
Running Text on LCD ATMEGA 8535Chardian Arguta
 
Presentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore SystemPresentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore SystemChardian Arguta
 
Proposal Rumah Charsy Homestay
Proposal Rumah Charsy HomestayProposal Rumah Charsy Homestay
Proposal Rumah Charsy HomestayChardian Arguta
 

More from Chardian Arguta (13)

Bisnis Milenial-Sharing Usaha Homestay
Bisnis Milenial-Sharing Usaha HomestayBisnis Milenial-Sharing Usaha Homestay
Bisnis Milenial-Sharing Usaha Homestay
 
Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1
Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1
Pengalaman Migrasi Tarif Listrik R1 ke B1
 
Pengalaman membuat TDUP Rumah Charsy Homestay
Pengalaman membuat TDUP Rumah Charsy HomestayPengalaman membuat TDUP Rumah Charsy Homestay
Pengalaman membuat TDUP Rumah Charsy Homestay
 
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka BelitungProposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
 
Perencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & Jasa
Perencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & JasaPerencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & Jasa
Perencanaan Kapasitas Perusahaan Manufaktur & Jasa
 
Keputusan Strategi Dalam Operasi
Keputusan Strategi Dalam OperasiKeputusan Strategi Dalam Operasi
Keputusan Strategi Dalam Operasi
 
Management Operasi
Management OperasiManagement Operasi
Management Operasi
 
K3 Kelistrikan Industri
K3 Kelistrikan IndustriK3 Kelistrikan Industri
K3 Kelistrikan Industri
 
Micro Controller ATMEGA 8535
Micro Controller ATMEGA 8535Micro Controller ATMEGA 8535
Micro Controller ATMEGA 8535
 
Buck Boost Converter
Buck Boost ConverterBuck Boost Converter
Buck Boost Converter
 
Running Text on LCD ATMEGA 8535
Running Text on LCD ATMEGA 8535Running Text on LCD ATMEGA 8535
Running Text on LCD ATMEGA 8535
 
Presentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore SystemPresentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore System
 
Proposal Rumah Charsy Homestay
Proposal Rumah Charsy HomestayProposal Rumah Charsy Homestay
Proposal Rumah Charsy Homestay
 

Recently uploaded

Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyEndarto Yudo
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 

Recently uploaded (11)

Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 

KontrolKecepatanMotorDC

  • 1. Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535 Page 1 of 7 KONTROL KECEPATAN MOTOR DC DENGAN KONTROL PID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Chardian Arguta1) , Sulastri Rubiyanti2) , Eko Sulistyo ST, MT3) 1,2 Teknik Elektronika, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung 3 Dosen Prodi Teknik Elektronika, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung Kawasan Industri Air Kantung - Sungailiat, Telp. (0717) 93586, Fax. (0717) 93585 email: chardian.arguta@gmail.com email: lass_lullaby@yahoo.com email: sulistyo.eko@gmail.com Abstract DC motors are widely used in small and large industrivers. DC motor speed is often unstable due to interference from outside or change the parameters of the fabrication thus necessary to design the controller. PID controller is designed using which consists of three types of controlling combined, they are P for Proportional, I for Integral, and D for Derivative. In this observation, the PID controller is used in a DC motor without load using close loop control with encoder feedback and input -based microcontroller ATMega8535 be set on the keypad. The simulation results show PID controller for DC motor speed control without the burden of generating a stable condition at the time with Kp = 2.0, Ki = 0.5, and Kd = 0.1 at the beginning of the desired speed when approaching a set point at the 0.5 second. Keywords: encoder feedback, PID controller, DC motors, set point Abstrak Motor DC banyak digunakan di industri kecil dan besar. Kecepatan motor DC sering tidak stabil akibat gangguan dari luar maupun perubahan parameter dari fabrikasinya sehingga perlu dilakukan rancangan kontroller. Kontroller yang dirancang menggunakan PID yang terdiri dari tiga jenis pengaturan yang dikombinasikan, yaitu kontrol P (Proportional), I (Integral), dan D (Derivatif). Dalam penelitian ini, kontroller PID yang digunakan pada motor DC tanpa beban menggunakan kontrol close loop dengan feedback encoder berbasis mikrokontroller ATMega8535 dan input disetting pada keypad. Hasil simulasi menunjukkan kontroller PID untuk kendali kecepatan motor DC tanpa beban menghasilkan kondisi yang stabil pada saat Kp= 2,0; Ki= 0,5; dan Kd= 0,1 dengan kecepatan awal yang diinginkan saat mendekati set point pada detik ke-0,5. Kata kunci : feedback encoder, kontroller PID, motor DC, set point 1. PENDAHULUAN Motor DC telah dikenal lama sejak teori gaya Lorentz dan induksi elektromagnetik ditemukan. Motor DC sering digunakan karena kemudahan dalam aplikasinya sehingga dipakai pada berbagai macam keperluan, mulai dari peralatan industri, rumah tangga, hingga didapati
  • 2. Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535 Page 2 of 7 pada mainan anak-anak maupun piranti pendukung dalam sistem instrumen elektronik. Namun pada kenyataannya, kecepatan putar motor DC sulit untuk dikendalikan dikarenakan lajunya yang tidak stabil [1]. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu perancangan sistem kontrol kecepatan motor DC agar motor DC tersebut bergerak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Yakni kontroller Proportional Integral Derivatif (PID) yaitu kontrol yang terdiri dari konfigurasi standar Kp, Ki, dan Kd yang nilainya ditentukan / setting agar mendapatkan hasil atau kecepatan yang diinginkan yaitu kecepatan dengan stabilitas yang baik dengan tingkat eror dan oershoot (melampaui) yang kecil. Dalam penelitian ini, sistem kontrol PID yang akan dibahas menggunakan prinsip kerja feedback encoder dengan optocoupler berbasis Mikrokontroller ATMega8535 yang akan diaplikasikan pada motor DC tanpa beban. Pembahasan dilakukan dengan mengamati perubahan pada kontrol PID yang disetting pada keypad serta waktu terbaik (Time Sampling) yang diperoleh guna mendapatkan kestabilan dari kecepatan motor DC yang diinginkan. 1.1 Motor DC Motor DC yang digunakan dalam penelitian ini merupakan motor DC 15-20 VDC dengan RPM maksimal tanpa beban 2000 yang merupakan motor DC magnet permanen. 1.2 Sensor Kecepatan Sensor adalah proses mengkonversi energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sensor dapat didefinisikan sebagai perangkat pengubah pengukuran (apa yang akan diukur) menjadi pengukuran yang diinginkan. Sensor kecepatan digunakan rotary encoder dan pendeteksian dilakukan oleh optocoupler sebagai penerima cahaya. Setiap lubang yang terdeteksi akan diakumulasikan pada rutin interupt timer 2. Sensor optocoupler umumnya menggunakan sensor optik untuk menghasilkan serial pulsa yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi, arah, dan kecepatan [2]. 1.3 Mikrokontroller ATMega8535 Dalam penelitian ini, mikrokontroller yang digunakan adalah ATMega8535 untuk penghitungan RPM motor DC sekaligus pengiriman nilai RPM kepada program CVAVR dan pengiriman sinyal PWM kepada driver. Kristal yang digunakan sebesar 16MHz. ATMega8535 berfungsi sebagai pengolah data dari sensor rotari dan kecepatan motor, melakukan proses logika PID. ATMega8535 mempunyai saluran I/O 32 buah, ADC 10bit sebanyak 8 saluran, 3 buah Timer/Counter, CPU yang terdiri atas 32 register, SRAM sebesar 512byte, memori Flash sebesar 8 kB, serta EEPROM sebesar 412 byte. 1.4 Driver Motor Motor DC tidak dapat dikendalikan langsung oleh mikrokontroller karena kebutuhan daya listrik yang cukup besar pada motor DC sedangkan keluaran pada mikrokontroller sangat kecil. Sehingga mikrokontroller membutuhkan rangkaian driver yang mampu memperbesar daya dari 0 V - 5 V menjadi 0 V – 12 V. Ada beberapa jenis driver motor yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan motor, yaitu menggunakan rangkaian H-Bridge Transistor, H-Bridge MOSFET, dan IC driver motor. Pada penelitian ini, driver motor menggunakan H-Bridge IRF540 berbasis H-Bridgde [2]. 1.5 Kontroller PID Kontroller otomatis membandingkan nilai sebenarnya dari keluaran sistem secara keseluruhan (plant) dengan mengacu pada nilai masukan (nilai yang dikehendaki), menentukan penyimpangan dan menghasilkan sinyal kontrol yang akan mengurangi penyimpangan menjadi nol atau nilai yang terkecil. Kontroller PID dapat dituning dengan beberapa cara, antara lain Zivergler-Nicholls tuning, loop tuning, metode analitis, optimasi, pole placement, auto tuning, dan direct tuning. Namun yang dipakai dalam
  • 3. Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535 Page 3 of 7 penelitian untuk menentukan parameter aksi kontrol PID ini adalah direct tuning [4]. 1.5.1 Kontrol Proporsional Kontroler adalah sebuah penguat input sehingga output tidak semakin kecil pada suatu sistem. Kontrol proposional berfungsi untuk memperkuat sinyal kesalahan penggerak (sinyal eror ), sehingga akan mempercepat keluaran sistem mencapai titik referensi[5]. persamaan dalam bentuk pemrograman: P(out) = Kp. Eror Kp = Konstanta Proposional. Keterangan : Kontroler proporsional menghasilkan nilai keluaran yang berbanding lurus dengan nilai kesalahan. Responnya dapat diatur dengan mengalikan kesalahan (eror) dengan konstanta Kp. Diagram blok kontrol proporsional ditunjukkan pada gambar 4 dibawah ini. Gambar 1.5.1. Blok diagram Kp Gambar 1.5.1 menunjukkan blok diagram yang menggambarkan hubungan antara besaran masukan (set point), besaran aktual (present value) dengan besaran keluaran kontroller proporsional. Sinyal kesalahan (eror) merupakan selisih antara set point dengan present value. Selisih ini akan mempengaruhi kontroler. 1.5.2 Kontrol Integral Kontrol integral pada prinsipnya bertujuan untuk menghilangkan offset (eror sistem pada keadaaan tunak atau steady state) yang biasanya dihasilkan oleh kontrol proposional[5]. Kontrol integral (I) adalah penjumlahan dari eror sebelumnya. Proses penjumlahan eror akan berlangsung sampai nilai dari output sistem sama dengan nilai referensi yang diinginkan, dan hasil ini dalam keadaan nilai eror yang tidak berubah (stationary eror) ketika nilai referensi stabil. Dalam artiannya keluaran kontroler sangat dipergaruhi oleh perubahan yang sebanding dengan nilai sinyal eror. Hubungan antara output kontrol integral dengan sinyal eror terlihat pada persamaan dibawah ini: persamaan dalam bentuk pemrograman: I(out) = Ki.(Eror + Last Eror) Ki = Konstanta integral Keterangan : Kontroler integral menghasilkan nilai keluaran yang berbanding lurus dengan besar dan lamanya eror. Integral dalam kontroler PI adalah jumlahan eror setiap waktu dan mengakumulasi offset yang sebelumnya telah dikoreksi. Eror terakumulasi dikalikan dengan konstanta integral (Ki) dan menjadi keluaran kontroler. Diagram blok kontrol proporsional ditunjukkan pada gambar 1.5.2 dibawah ini. Gambar 1.5.2. Blok diagram Ki Ketika sinyal kesalahan berharga nol, keluaran kontroler akan bertahan pada nilai sebelumnya. Sinyal. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan menunjukkan kenaikan atau penurunan yang dipengaruhi oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki. Konstanta integral Ki yang berharga besar akan mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin besar nilai konstanta Ki akan mengakibatkan peningkatan osilasi dari sinyal keluaran kontroler. Keluaran kontroler membutuhkan selang waktu tertentu, sehingga kontroler integral cenderung memperlambat respon. 1.5.3 Kontrol Derivatif Kontrol derivatif dapat digunakan untuk memperbaiki respon transivern dengan
  • 4. Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535 Page 4 of 7 memprediksi eror yang akan terjadi. Kontrol Derivatif hanya berubah saat ada perubahan eror sehingga saat eror statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler Derivatif tidak dapat dipakai sendiri Ciri-ciri pengontrol derivatif : 1. Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran jika tidak ada perubahan pada masukannya (berupa perubahan sinyal kesalahan) 2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan pengontrol tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan. Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat meningkatkan stabilitas sistem dan mengurangi overshoot. Berdasarkan karakteristik pengontrol ini, pengontrol derivatif umumnya dipakai untuk mempercepat respon awal suatu sistem, tetapi tidak memperkecil kesalahan pada keadaan tunaknya. Kerja pengontrol derivatif hanyalah efektif pada lingkup yang sempit, yaitu pada periode peralihan. Oleh sebab itu pengontrol diferensial tidak pernah digunakan tanpa ada kontroler lainnya. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Flowchart Penelitian 2.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan untuk mengetahui karakteristik hardware yang dibuat meliputi karakteristik motor DC yang digunakan, mikrokontroler ATMega8535, dan prinsip kerja feedback encoder dengan optocoupler. 2.2 Perancangan Alat Metode yang digunakan untuk kendali kecepatan motor DC disini yaitu menggunakan kontroller PID. Gambar 2.2 Blok diagram hardware kontrol kecepatan motor DC Perancangan sistem kontrol motor DC yaitu sebagai berikut: a. Encoder digunakan sebagai sensor untuk mengetahui rpm kecepatan putaran dari motor yang digunakan, prinsip kerja encoder yang digunakan adalah incremental encoder dimana terdapat lempengan dengan 36 buah lubang yang akan dideteksi oleh optocoupler. Dimana dalam 1 putaran penuh, sensor akan menghasilkan sinyal 36 pulsa yang terbaca oleh mikrokontroller melalui counter 1. b. Kontrol motor DC yang akan digunakan adalah dengan metode PWM ( Pulse Width Modulation ) dengan tegangan input sebesar 12 volt, mikrokontroller bertindak sebagai pengatur kecepatan dengan fitur PWM yang ada pada mikrokontroller pada terhubung ke PORTB.3, yang merupakan port untuk PWM (PWM0) dengan range nilai antara 0- 255. Untuk mengaktifkan pulsa PWM tersebut dengan menggunakan fitur timer 1 Tidak Perancangan Alat Pengumpulan dan Pengolahan Data Mulai Ya Selesai Penarikan Kesimpulan Kecepatan motor DC sesuai dengan set point? Pembuatan Hardware dan Software
  • 5. Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535 Page 5 of 7 pada mikrokontroller dengan resolusi 8 bit (0 s/d 255). Mikrokontroller mendapatkan supply 5 volt dari usb connector yang digunakan sebagai line komunikasi serial PC dan mikrokontroller, sedangkan driver motor menggunakan supply 12 volt dari power supply. c. Keypad (4x4) sebagai tombol input untuk masukan nilai set point kecepatan maupun parameter nilai PID (KI, Kp, Kd). Data akan ditampilkan pada LCD (2x16) untuk pencapaian nilai rpm dan dengan input dari keypad untuk penentuan set point kecepatan maupun parameter nilai PID (KI, Kp, Kd). 2.3 Pembuatan Hardware dan Software Pembuatan hardware kontrol motor DC ini meliputi pembuatan rangkaian kontrol motor DC, sistem minimum ATMega8535, dan rangkaian encoder. Sedangkan untuk pembuatan software meliputi proses pemrograman yang berfungsi untuk mengaktifkan keypad sebagai inputan, mengontrol hardware motor DC agar dapat bekerja sesuai dengan kontrol PID yang diinginkan, dan menampilkan data tersebut sekaligus output melalui LCD. Gambar 2.3 Hardware rangkaian kontrol Adapun flowchart software kontrol motor DC dapat terlihat seperti gambar di bawah ini : Gambar 2.4 Flowchart software kontrol motor DC 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kontrol PID (Proporsional, Integral, dan Derivatif) PID merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tersebut. Komponen pada PID terdiri dari tiga jenis yaitu Proporsional, Integral, dan Derivatif. Ketiganya bisa dipakai bersamaan ataupun
  • 6. Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535 Page 6 of 7 sendiri-sendiri, tergantung dari respon yang kita inginkan dari suatu plant [3]. Berikut listting program utama: void Control_PID() { TCCR2=0x00; count++; if(count>=20){ count=0; TCCR1B=0x00;//counter1 off counter1=TCNT1;//jumlah hole=36 rps=counter1*5; rpm=rps*60/36; Control_PID(); TCNT1=0; TCCR1B=0x06; sprintf (str,"%d rpm ",rpm); lcd_gotoxy(2,1); lcd_puts(str); } TCNT2=99; TCCR2=0x07; } 3.2 Pengujian Kontrol PID terhadap Motor DC Tanpa Beban dengan Feedback Encoder Pengaturan speed / kecepatan motor adalah dengan menerapkan metode pengaturan kecepatan menggunakan PWM ( Pulse Width Modulation ), yaitu metode dengan merubah nilai duty cycle pada driver motor , dengan begitu tegangan yang dialirkan pada motor dapat diatur , PWM yang digunakan pada penelitian ini menggunakan fitur timer 0 pada mikrokontroller dengan resolusi 8 bit ( 0 s/d 255 ) , berikut perhitungan pwm yang digunakan : Pengujian yang dilakukan menerapkan control Proporsional, Integral, dan Derivatif (PID) untuk memperbaiki nilai perbaikan kecepatan terhadap nilai eror system yg didapat dari perbedaan nilai set point terhadap present value rpm motor. Dalam aplikasi ini akan digunakan rpm 1000 dengan trial dan eror untuk penentuan nilai Kp, Ki, dan Kd. Tabel 3.2 Hasil waktu perbaikan kecepatan 1000 rpm motor tanpa beban dengan direct tunning Kp diperbesar, Ki dan Kd No Kp Ki Kd Ts 1. 1 0,5 0,1 2s 2. 1,5 0,5 0,1 1s 3. 2 0,5 0,1 0,5s Analisa : semakin besar nilai Kp maka semakin responsif kecepatan motor DC . Gambar 3.1 Grafik kecepatan motor menuju SP = 1000 dengan Kp =1; Ki=0,5; dan Kd=0,1. Gambar 3.2 Grafik kecepatan motor menuju SP = 1000 dngan Kp =1,5; Ki=0,5; dan Kd=0,1.
  • 7. Kontrol Kecepatan Motor DC dengan Kontrol PID Bebasis Mikrokontroller ATMega 8535 Page 7 of 7 Gambar 3.3 Grafik kecepatan motor menuju SP = 1000 dengan Kp =2; Ki=0,5; dan Kd=0,1. 4. SIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil : 1. Parameter P (Proporsional) berperan dalam mempercepat waktu untuk kecepatan motor meraih set poin yang diinginkan 2. Parameter I (Integral) digunakan untuk menghilangkan eror sehingga sistem menjadi stabil 3. Parameter D (Derivatif) berperan mengurangi oershoot (melampaui) 4. Dengan nilai kontrol yang diberikan yaitu Kp = 2, Ki = 0,5, dan Kd = 0,1 didapati kecepatan motor DC tanpa beban yang mulai stabil dengan set point 1000rpm dalam jangka waktu 0,5s. 6. REFERENSI [1] Waluyo, Aditya F, dan Syahrial. 2012. Analisis Penalaan Kontrol PID pada Simulasi Kendali Kecepatan Putaran Motor DC Berbeban menggunakan Metode Heuristik. Jurnal Teknik Elektro Itenas, Vol. 1, No. 2. http:// [2] Faishol A Muhamad. Sistem Kontrol Kecepatan Motor DC D-6759 Berbasis Arduino Mega.http:// [3] Ogata K. (1994). Solving Control Engineering Problems with MATLAB. Prentice Hall International, Inc: Prentice Hall. [4] Giap, N. , Shin, J. and Kim, W. 2014. A Study on Autotuning Controller for Servo System. Intelligent Control and Automation, 5, 102-110. [4] Jimmy. 2011. Pengendali Motor Servo DC Menggunakan PI Untuk Diimplementasikan Pada Mesin CNC. Di unduh pada tanggal 1 Agustus 2016, pukul 13.40 WIB di http://researchdashboard.binus.ac.id/uploads/pa per/document/publication/Journal/Teknik.